Anda di halaman 1dari 9

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN HIV/AIDS

OLEH :

NAMA : NI KOMANG PUTRI LESTARI


KELAS : 3.4
NIM : P07120018134

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020
RESUME ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN HIV/AIDS
A. Pengertian

AIDS adalah sindroma yang menunjukkan defisiensi imun seluler pada seseorang
tanpa adanya penyebab yang diketahui untuk dapat menerangkan tejadinya defisiensi,
tersebut seperti keganasan, obat-obat supresi imun, penyakit infeksi yang sudah dikenal
dan sebagainya.

B. Etioogi

Penyebab adalah golongan virus retro yang disebut human immunodeficiency virus
(HIV). Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu :

1. Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi. Tidak ada
gejala.
2. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu likes illness.
3. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak ada.
4. Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat malam
hari, B menurun, diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi mulut.
5. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali
ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai system
tubuh, dan manifestasi neurologist.
AIDS dapat menyerang semua golongan umur, termasuk bayi, pria maupun wanita. Yang
termasuk kelompok resiko tinggi adalah :

1. Lelaki homoseksual atau biseks.


2. Orang yang ketagian obat intravena
3. Partner seks dari penderita AIDS
4. Penerima darah atau produk darah (transfusi).
5. Bayi dari ibu/bapak terinfeksi.
C. Patofisiologi
D. Pemeriksaan Diagnostik

1. Tes untuk diagnosa infeksi HIV :


- ELISA
- Western blot
- P24 antigen test
- Kultur HIV
2. Tes untuk deteksi gangguan system imun.
- Hematokrit.
- LED
- CD4 limfosit
- Rasio CD4/CD limfosit
- Serum mikroglobulin B2
- Hemoglobulin

E. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat : tes HIV positif, riwayat perilaku beresiko tinggi, menggunakan obat-obat.
b. Penampilan umum : pucat, kelaparan.
c. Gejala subyektif : demam kronik, dengan atau tanpa menggigil, keringat malam hari
berulang kali, lemah, lelah, anoreksia, BB menurun, nyeri, sulit tidur.
d. Psikososial : kehilangan pekerjaan dan penghasilan, perubahan pola hidup, ungkapkan
perasaan takut, cemas, meringis.
e. Status mental : marah atau pasrah, depresi, ide bunuh diri, apati, withdrawl, hilang
interest pada lingkungan sekitar, gangguan prooses piker, hilang memori, gangguan
atensi dan konsentrasi, halusinasi dan delusi.
f. HEENT : nyeri periorbital, fotophobia, sakit kepala, edem muka, tinitus, ulser pada bibir
atau mulut, mulut kering, suara berubah, disfagia, epsitaksis.
g. Neurologis :gangguan refleks pupil, nystagmus, vertigo, ketidakseimbangan , kaku
kuduk, kejang, paraplegia.
h. Muskuloskletal : focal motor deifisit, lemah, tidak mampu melakukan ADL.
i. Kardiovaskuler ; takikardi, sianosis, hipotensi, edem perifer, dizziness.
j. Pernapasan : dyspnea, takipnea, sianosis, SOB, menggunakan otot Bantu pernapasan,
batuk produktif atau non produktif.
k. GI : intake makan dan minum menurun, mual, muntah, BB menurun, diare,
inkontinensia, perut kram, hepatosplenomegali, kuning.
l. Gu : lesi atau eksudat pada genital,
m. Integument : kering, gatal, rash atau lesi, turgor jelek, petekie positif.

2. Diagnosa keperawatan
a. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunosupresi, malnutrisi dan pola hidup yang
beresiko.
b. Resiko tinggi infeksi (kontak pasien) berhubungan dengan infeksi HIV, adanya infeksi
nonopportunisitik yang dapat ditransmisikan.
c. Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan, pertukaran oksigen, malnutrisi,
kelelahan.
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang
kurang, meningkatnya kebutuhan metabolic, dan menurunnya absorbsi zat gizi.
e. Diare berhubungan dengan infeksi GI
f. Tidak efektif koping keluarga berhubungan dengan cemas tentang keadaan yang orang
dicintai
3 Perencanaan Keperawatan
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Tujuan dan criteria Intervensi Rasional
Keperawatan
hasil
Resiko tinggi Pasien akan bebas 1. Monitor tanda- Untuk pengobatan dini
infeksi infeksi oportunistik tanda infeksi baru. Mencegah pasien
berhubungan dan komplikasinya 2. gunakan teknik terpapar oleh kuman
dengan dengan kriteria tak aseptik pada patogen yang diperoleh
imunosupresi, ada tanda-tanda setiap tindakan di rumah sakit.
malnutrisi dan infeksi baru, lab invasif. Cuci
pola hidup yang tidak ada infeksi tangan sebelum Mencegah
beresiko. oportunis, tanda meberikan bertambahnya infeksi
vital dalam batas tindakan.
normal, tidak ada 3. Anjurkan pasien
luka atau eksudat. metoda mencegah Meyakinkan diagnosis
terpapar terhadap akurat dan pengobatan
lingkungan yang Mempertahankan kadar
patogen. darah yang terapeutik
4. Kumpulkan
spesimen untuk
tes lab sesuai
order.
5. Atur pemberian
antiinfeksi sesuai
order
Resiko tinggi Infeksi HIV tidak 1. Anjurkan pasien Pasien dan keluarga
infeksi ditransmisikan, tim atau orang mau dan memerlukan
(kontak kesehatan penting lainnya informasikan ini
pasien)
berhubungan memperhatikan metode
dengan infeksi universal mencegah Mencegah transimisi
HIV, adanya precautions dengan transmisi HIV infeksi HIV ke orang
infeksi kriteriaa kontak dan kuman lain
nonopportunisitik pasien dan tim patogen lainnya.
yang dapat kesehatan tidak 2. Gunakan darah
ditransmisikan. terpapar HIV, tidak dan cairan tubuh
terinfeksi patogen precaution bial
lain seperti TBC. merawat pasien.
Gunakan masker
bila perlu.
Intolerans Pasien 1. Monitor respon Respon bervariasi dari
aktivitas berpartisipasi fisiologis hari ke hari
berhubungan dalam kegiatan, terhadap
dengan dengan kriteria aktivitas Mengurangi kebutuhan
kelemahan, bebas dyspnea dan 2. Berikan bantuan energi
pertukaran takikardi selama perawatan yang
oksigen, aktivitas. pasien sendiri Ekstra istirahat perlu
malnutrisi, tidak mampu jika karena
kelelahan. 3. Jadwalkan meningkatkan
perawatan kebutuhan metabolik
pasien sehingga
tidak
mengganggu
isitirahat.

Perubahan nutrisi Pasien mempunyai 1. Monitor Intake menurun


kurang dari intake kalori dan kemampuan dihubungkan dengan
kebutuhan tubuh protein yang mengunyah dan nyeri tenggorokan dan
berhubungan adekuat untuk menelan. mulut
dengan intake memenuhi 2. Monitor BB, Menentukan data dasar
yang kurang, kebutuhan intake dan ouput Mengurangi muntah
meningkatnya metaboliknya 3. Atur antiemetik Meyakinkan bahwa
kebutuhan dengan kriteria sesuai order makanan sesuai dengan
metabolic, dan mual dan muntah 4. Rencanakan diet keinginan pasien
menurunnya dikontrol, pasien dengan pasien dan
absorbsi zat gizi. makan TKTP, orang penting
serum albumin dan lainnya.
protein dalam batas
n ormal, BB
mendekati seperti
sebelum sakit.
Diare Pasien merasa 1. Kaji konsistensi Mendeteksi adanya
berhubungan nyaman dan dan frekuensi darah dalam feses
dengan infeksi mengnontrol diare, feses dan adanya
GI komplikasi darah. Hipermotiliti mumnya
minimal dengan 2. Auskultasi dengan diare
kriteria perut lunak, bunyi usus Mengurangi motilitas
tidak tegang, feses 3. Atur agen usus, yang pelan,
lunak dan warna antimotilitas dan emperburuk perforasi
normal, kram perut psilium pada intestinal
hilang, (Metamucil) Untuk menghilangkan
sesuai order distensi
4. Berikan
ointment A dan
D, vaselin atau
zinc oside
Tidak efektif Keluarga atau 1. Kaji koping Memulai suatu
koping keluarga orang penting lain keluarga hubungan dalam
berhubungan mempertahankan terhadap sakit bekerja secara
dengan cemas suport sistem dan pasein dan konstruktif dengan
tentang keadaan adaptasi terhadap perawatannya keluarga.
yang orang perubahan akan 2. Biarkan keluarga Mereka tak menyadari
dicintai. kebutuhannya mengungkapkan bahwa mereka berbicara
dengan kriteria a perasaan secara bebas
pasien dan secara verbal Menghilangkan
keluarga 3. Ajarkan kepada kecemasan tentang
berinteraksi keluaraga transmisi melalui kontak
dengan cara yang tentang penyakit sederhana.
konstruktif dan
transmisinya.

Anda mungkin juga menyukai