NIM : 201100448
PRODI/SEMESTER : KEPERAWATAN/4
SOAL :
Kasus
Pertanyaan:
1. Kecurigaan Anda Sebagai Perawat yang bersangkutan masuk HIV stadium berapa? Pada Pasien
X dengan tanda gejala pegal linu yang sama dirasakan selama 6 bulan (Februari-Juli) dengan
keluhan yang sama, nafsu makan yang menurun menyebabkan berat badan pasien juga
menurun, diare yang dirasakan selama 2 minggu serta mengeluh mulut mengalami sariawan.
Dari tanda gejala dan kondisi pasien, dapat dilihat bahwa pasien telah memasuki stadium II.
2. Saran dan rencana Anda secara umum untuk pasien? Uraikan sampai detail laboratnya!
Apabila pasien X sudah melakukan tes untuk diagnosa HIV maka sebagai perawat tidak perlu
melakukan tes dari awal namun hanya perlu berkolaborasi dengan dokter atau tenaga medis
dalam pengobatan pasien X. misalnya dengan memberikan topical kortikosteroid,topical
tetrasiklin dan talidomid dan jika perlu dilakukan pemeriksaan biopsy dan pemeriksaan histologi
untuk menyingkirkan penyebab lain.
Namun apabila pasien X belum mengetahui tentang masalah kesehatan yang dialaminya maka
sebagai seorang perawat perlu menjelaskan terlebih dahulu kepada pasien.
Dimulai dengan Pasien harus menjalani proses VCT dan KTIP. Ketika pasien sudah sukarela untuk
melakukan pelayanan VCT maka harus menjamin kerahasiaan pasien, kemudian melakukan
konseling sebelum maupun sesudah dilakukan tes, dan diperlukan adanya persetujuan secara
tertulis yang disetujui oleh pasien. Kemudian Dilakukannya pemeriksaan Tes HIV melalui
pemeriksaan laboratorium dengan metode linked testing yaitu sampel darah dikirim ke lab
dengan identifikasi nama/nomor linked dengan pemilik sampel. Pada pemeriksaan laboratorium
HIV dilakukan untuk mendeteksi adanya pembiakan virus, antigen p24 dan DNA provirus/RNA
serta deteksi antibodi. Diperlukan deteksi antibodi pada pasien karena pasien tidak mengalami
gejala infeksi akut (12 minggu/lebih pendek dari itu) namun gejala yang dialami sudah >12
minggu.
Untuk mendeteksi apakah adanya diagnosis HIV pada pasien bisa dengan menggunakan Rapid
tes/ELISA yang memiliki sensitivitas tinggi, apabila pada tes pertama positif dan pada tes kedua
berlawanan, maka sebagai perawat perlu dilakukan pemeriksaan atau tes kembali.
Namun pemeriksaan laboratorium juga diperlukan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat,
yang mana pengambilan sampel yang diperlukan seperti darah
(Leukosit,eritrosit,hematocrit,trobosit), urine, feses, hemoglobin, CD4, Imunoserologi,
determine HIV dan selanjutnya bagian laboratorium (tim) akan menyampaikan kepada perawat
serta pasien sebagai tanda bukti bahwa pasien terdiagnosis HIV atau tidak.
3. Dari sisi profesional keperawatan, apa saja masalah utama keperawatan yang muncul?
a) Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan ditandai dengan
Nafsu makanan menurun yang mengakibatkan berat badan pasien menurun, sariawan
b) Diare berhubungan dengan proses infeksi virus ditandai dengan pasien diare selama 2
minggu yang mengakibatkan bising usus hiperaktif/meningkat, pola eliminasi terganggu,
pengeluaran feses tidak teratur/tanpa bantuan, feses lembek atau cair
c) Nyeri berhubungan dengan ganggguan imunitas (neuropati terkait HIV) ditandai dengan
pasien mengeluh pegal linu secara berulang
d) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan
pasien tidak mengetahui tentang tanda gejala yang ia alami dan terus melakukan
pengobatan secara berulang
e) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan sariawan ditandai dengan rusaknya
membran mukosa mulut pasien yang akibatnya menyebabkan luka.
4. Dari sisi profesional keperawatan evaluasi apa saja yang anda rencanakan untuk pasien ini?
a) Evaluasi yang direncanakan untuk diagnosa Defisit nutrisi berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna makanan adalah :
Management Nutrisi
Tentukan status gizi pasien dan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan gizi
Identifikasi adanya alergi atau intoleransi makanan yang dimiliki pasien
Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan oleh pasien X
Berikan pilihan makanan sambil menawarkan bimbingan terhadap pilihanan makanan
yang agar mudah dicerna
Lakukan pemberian medikasi (obat-obatan) sebelum makan
Kolaborasi dengan ahli gizi
b) Evaluasi yang direncanakan untuk diagnosa Diare berhubungan dengan proses infeksi virus
adalah :
Management diare
Monitor TTV
Monitor warna,volume,frekuensi dan konsistensi tinja
Identifikasi penyebab diare
Berikan asupan oral atau berikan cairan intravena
Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap agar asupan nutrisi terpenuhi
Kolaborasi pemberian obat
c) Evaluasi yang direncanakan untuk diagnosa Nyeri berhubungan dengan ganggguan imunitas
(neuropati terkait HIV) adalah :
Management nyeri
Identifikasi lokasi,karakteristik,durasi,intestitas nyeri, skala nyeri
Identifikasi faktor yang memperberat dan meringankan nyeri
Identifikasi respon nyeri non verbal
Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri pada pasien misalnya terapi
musik, pijatan,relaksasi
Kontrol lingkungan yang dapat memperberat rasa nyeri pasien
Fasilitasi istirahat dan tidur pasien
Jelaskan kepada pasien penyebab,dan pemicu nyeri
Jelaskan kepada pasien starategi meredakan nyeri
Anjurkan penggunaan analgetik secara tepat
Kolaborasi pemberian analgetik.
5. Dari sisi paripurna apa yang anda rencanakan, anda lakukan untuk anak 1 dan kandungan dari
isteri pasien? Uraikan.
a) Pada anak 1 usia 3 tahun, hal pertama yang saya rencanakan adalah melakukan komunikasi
terapeutik beserta orang tuanya untuk membangun ikatan agar dapat saling memahami,
kemudian dilakukan pemberian edukasi/penyuluhan. Apabila pasien x terbuktii terdiagnosa
HIV, maka anak 1 akan melakukan tes untuk mendiagnosis kemungkinan anak terkena HIV.
Tes yang dapat dilakukan adalah tes antibodi HIV dikarenakan anak sudah berusia 3 tahun/
tidak berusia <18 bulan, Dan anak sudah tidak memiliki antibody dari ibu. Apabila hasil tes
negative maka hal yang dilakukan selanjutnya adalah menjelaskan/memberikan informasi
kepada kedua orang tuanya. Selain itu memberikan edukasi tentang HIV, bagaimana
penularannya, penyebabnya serta hal-hal yang harus dilakukan untuk terhindar dari
penularan HIV.
Sebaliknya, apabila anak 1 mendapatkan hasil positif HIV, maka yang dapat dilakukan adalah
dengan memberikan edukasi atau pendidikan kepada kedua orang tuanya, serta perlu
dilakukan penindaklanjutan.
b) Pada anak yang sedang didalam kandungan, yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan
pendidikan kesehatan dan penyuluhan kepada kedua orang tuanya agar selama masa
kehamilan untuk tetap menjaga kesehatan tubuh, pola makan dan istirahat. Kemudian
apabila nantinya anak di dalam kandungan telah lahir, maka orang tua diharapkan menjaga
jarak kontak fisik terutama dengan sang ayah (pasien x). setelah bayi berusia >18 bulan
maka bisa dilakukan tes antibody HIV untuk mendiagnosis positif atau tidaknya bayi tersebut
dikarenakan pada bayi yang berusia >18 bulan sudah tidak memiliki antibody dari ibunya