Anda di halaman 1dari 8

Asuhan Keperawatan Teoritis

1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Pada tahap ini perawat perlu mengetahui tentang nama, usia, jenis kelamin, alamat
rumah, agama atau kepercayaan, suku bangsa, bahasa yang dipakai, status
pendidikan dan pekerjaan pasien.
b. Keluhan utama
Keluhan utama merupakan faktor utama yang mendorong pasien mencari
pertolongan atau berobat ke rumah sakit. Rasa sakit yang paling dominan yang
dirasakan pasien. Biasanya pada pasien dengan gejala virus covid 19 akan
mengalami demam yang tinggi, sesak nafas dan batuk .
c. Riwayat penyakit sekarang
Pasien dengan gejala virus covid 19 biasanya akan diawali dengan gejala
flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala.
Setelah itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita
dengan gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan
berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul
ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona. Perlu juga ditanyakan mulai kapan
keluhan itu muncul. Apa tindakan yang telah dilakukan untuk menurunkan atau
menghilangkan keluhan-keluhannya tersebut.
d. Riwayat penyakit dahulu
Tanyakan kepada pasien apakah pasien pernah menderita penyakit seperti penyakit
jantung, pneonomia ( infeksi paru-paru), diabetes, atau darah tinggi.
e. Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit-penyakit
yang disinyalir sebagai penyebab dari virus covid 19.
f. Pengkajian Pola-Pola Fungsi Kesehatan
1) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Adanya tindakan medis dan perawatan di rumah sakit mempengaruhi
perubahan persepsi tentang kesehatan, tapi kadang juga memunculkan
persepsi yang salah terhadap pemeliharaan kesehatan. Kemungkinan adanya
riwayat kebiasaan merokok, minum alkohol dan penggunaan obat-obatan bisa
menjadi faktor predisposisi timbulnya penyakit.
2) Pola nutrisi dan metabolisme
Mengukur tinggi badan dan berat badan untuk mengetahui status nutrisi
pasien, selain juga perlu ditanyakan kebiasaan makan dan minum sebelum
dan selama MRS serta jenis makanan dan frekuensi makan ataupun minum,
pasien akan mengalami penurunan nafsu makan akibat rasa sesak yang
dirasakanya.
3) Pola eliminasi
Dalam pengkajian pola eliminasi perlu ditanyakan mengenai kebiasaan
defekasi sebelum dan sesudah MRS. Karena keadaan umum pasien yang
lemah, pasien akan lebih banyak bed rest sehingga akan menimbulkan
konstipasi, selain akibat pencernaan pada struktur abdomen menyebabkan
penurunan peristaltik otot-otot tractus degestivus.
4) Pola aktivitas dan latihan
Karena adanya sesak napas pasien akan cepat mengalami kelelahan pada saat
aktivitas. Pasien juga akan mengurangi aktivitasnya karena merasa nyeri di
dada.
5) Pola tidur dan istirahat
Pasien menjadi sulit tidur karena sesak napas dan demam tinggi .
Hospitalisasi juga dapat membuat pasien merasa tidak tenang karena
suasananya yang berbeda dengan lingkungan di rumah.
6) Pola hubungan dan peran
Karena sakit, pasien akan mengalami perubahan peran. Baik peran dalam
keluarga ataupun dalam masyarakat. Contohnya: karena sakit pasien tidak
lagi bisa mengurus anak dan suaminya, atau tidak bisa bisa menjadi peran
sebagai kepala keluarga.
7) Pola persepsi dan konsep diri
Persepsi pasien terhadap dirinya akan berubah. Pasien yang tadinya sehat,
tiba-tiba mengalami sakit, sesak nafas, nyeri dada. Sebagai seorang awam,
pasien mungkin akan beranggapan bahwa penyakitnya adalah penyakit
berbahaya dan mematikan. Apalagi terjangkit virus covid-19 yang memang
sedang mewabah akan muncul ketakutan pasien dan dalam hal ini pasien
mungkin akan kehilangan gambaran positif terhadap dirinya.
8) Pola sensori dan kognitif
Fungsi panca indera pasien tidak mengalami perubahan, demikian juga
dengan proses berpikirnya.
9) Pola reproduksi seksual
Kebutuhan seksual pasien dalam hal ini hubungan seks akan terganggu untuk
sementara waktu karena pasien berada di rumah sakit dan kondisi fisiknya
masih lemah.
10) Pola koping
Pasien bisa mengalami stress karena belum mengetahui proses penyakitnya.
11) Pola tata nilai dan kepercayaan
Kehidupan beragama klien dapat terganggu karena proses penyakit.

2. Diagnosa Keperawatan
1. Infeksi yang berhubungan dengan kegagalan untuk menghindari
patogen akibat paparan COVID-19.
2. Pengetahuan yang kurang terkait dengan ketidaktahuan dengan
informasi penularan penyakit.
3. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme.
4. Gangguan pola pernapasan terkait dengan sesak napas. Ketidak
efeltifan pola nafas
5. Kecemasan terkait dengan etiologi penyakit yang tidak diketahui.

3. Intervensi

No DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


KEPETAWA
RATAN
1. Resiko Infeksi 1. Control infeksi :
1.1 isolasi orang yang
terkena penyakit menular
1.2 Dorong batuk dan
bernafas dalam yang tepat
1.3 tingkatkan intake
nutrisi yang tepat
1.4 ajarkan pasien dan
anggota,keluarga
mengenai Menghindari
infeksi

2. Hipertemia
1. perawatan demam :
1.1 pantau suhu dan
tanda-tanda vital
1.2 beri oba atau cairan Iv
( misalnya, antipiretik,agen
antibakteri, dan anti
mengigil.
1.3 dorong konsumsi
cairan

2. manajemen obat
2.1 tentukan obat apa
yang diperlukan, dan
kelola

3.monitor tanda-tanda vital


3.1 monitor tekanan
darah,nadi,suhu,da status
pernafasan dengan tepat

3. Ketidakefektif 1.manajemen jalan nafas :


an pola nafas 1.1 intruksikan bagaiman
agar bisa melakukan
batuk efektif.
1.2 posisikan untuk
meringankan sesak nafass
pernafasan dan
oksigenasi sebagai mana
semestinya.
2. monitor pernafasan
2.1 monitor kecepatan,
irama, kedalaman, dan
kesulitan nafas

3.Terapi Oksigen
3.1pertahankan kepatenan
jalan nafas.

4 Ansietas
1.Pengurangan
kecemasan
1.1 bantu klien
mengidentifikasi situasi
yang memicu kecemasan
1.2 berikan informasi
factual terkait diagnosis,
perawatan, dan prognosis
1.3 instruksi klien untuk
menggunakan teknik
rileksasi

2. Bimbingan Antisipatif
2.1 bantu klien
mengidentifikasi
kemungkinan
perkembangan situasi
krisis yang akan terjadi
dan efek dari krisis yang
bisa berdampak pada
klien dan keluarga
2.2 berikan informasi
mengenai harapan yang
realistis terkait dengan
prilaku pasien
4. IMPLEMENTASI

Implementasi dikerjakan sesuai intervensi keperawatan diatas.

5. EVALUASI

3. Perencanaan
1. Cegah penyebaran infeksi.
2.Pelajari lebih lanjut tentang penyakit dan penatalaksanaannya.
3.Tingkatkan suhu tubuh adekuat
4.Kembalikan pola pernapasannya kembali normal.
1. Kurangi kecemasan.
4. Intervensi Keperawatan
1. Pantau tanda-tanda vital. Pantau suhu pasien; infeksi biasanya dimulai
dengan suhu tinggi; pantau juga laju pernapasan pasien karena sesak napas
adalah gejala umum lainnya.
2. Pantau saturasi O2. Pantau saturasi O2 pasien karena gangguan
pernapasan dapat menyebabkan hipoksia.
3. Pertahankan isolasi pernafasan. Simpan tisu di samping tempat tidur pasien;
buang sekresi dengan benar; mengintruksikan pasien untuk menutup mulut
saat batuk atau bersin; menggunakan masker, dan menyarankan mereka
yang memasuki ruangan untuk memakai masker juga; letakkan stiker
pernapasan pada bagan, linen, dan sebagainya.
4. Terapkan kebersihan tangan yang ketat. Ajari pasien dan orang-orang untuk
mencuci tangan setelah batuk untuk mengurangi atau mencegah penularan
virus.
5. Kelola hipertermia. Gunakan terapi yang tepat untuk suhu tinggi untuk
mempertahankan normotermia dan mengurangi kebutuhan metabolisme.
6. Berikan penkes pada pasien dan keluarga. Berikan informasi tentang
penularan penyakit, pengujian diagnostik, proses penyakit, komplikasi, dan
perlindungan dari virus.
5. Evaluasi

1. Pasien dapat mencegah penyebaran infeksi yang dibuktikan dengan PHBS dan
isolasi pernafasan adekuat.
2. Pasien dapat belajar lebih banyak tentang penyakit dan penatalaksanaannya.
3. Pasien mampu meningkatkan level suhu tubuh yang adekuat.
4. Pasien mampu mengembalikan pola pernapasannya kembali normal.
5. Pasien tidak terlihat cemas.

Anda mungkin juga menyukai