Anda di halaman 1dari 15

SARS

(Severe Acute Respiratory


Syndrome)
DISUSUN KELOMPOK 3 :

1. Sekar Ayu Wigati (19.2.05.01.0002)


2. Nina Septi Rahmawati ( 2025050023)
3. Emmy Oktaviana Kirana (2025050018)
DEFINISI SARS
Severse acute respiratory syndrome adalah sebuah jenis penyakit pneumonia. SARS
pertama kali muncul pada November 2002 di provinsi Guang Dong, Tiongkok.
Severe Acute Respiratory Syndrom atau SARS adalah sindrom akut akibat infeksi
virus pada paru yang bersifat mendadak dan menunjukkan gejala gangguan
pernapasan pada pasien yang mempunyai riwayat kontak dengan pasien SARS dan
sampai saat ini belum diketahui pasti penyebabnya walaupun sering disebut
sindroma gawat pernafasan akut dewasa, keadaan ini dapat juga terjadi pada anak-
anak.
ETIOLOGI SARS

Etiologi SARS adalah infeksi oleh severse acute respiratory syndrome


coronavirus (SARS-Cov).Coronavirus merupakan kelompok virus yang
bisa menginfeksi saluran pernafasan. Saat terinfeksi virus ini, biasanya
akan terjadi gangguan pernafasan mulai dari ringan sampai berat. Para
ahli menduga bahwa virus penyebab SARS berasal dari kelelawar dan
luwak.Virus ini kemudian bermutasi menjadi virus baru yang bisa
menular dari hewan ke manusia dan dari manusia ke manusia.
Patofisiologi SARS
Penyebab penyakit SARS disebabkan oleh coronavirus yang pada
pemeriksaan dengan mikroskop electron. Virus ini stabil pada tinja dan urine
suhu kamar selama 1-2 hari dan dapat bertahan lebih dari 4 hari pada
penderita diare. Seperti virus lain, corona menyebar lewat udara, melalui
saluran pernafasan, lalu bersarang di paru-paru. Lalu berinkubasi dalam
paru-paru selama 1-10 hari kemudian menyebabkan paru-paru akan
meradang sehingga bernapas menjadi sulit. Metode penularannya melalui
udara serta kontak langsung dengan pasien atau terkena cairan pasien.
Misalnya terkena ludah (droplet) saat pasien bersin dan batuk. Dan
kemungkinan juga melalui pakaian dan alat-alat yang terkontaminasi
LANJUTAN….
Fase awal terjadi selama 10 hari pertama penyakit, pada fase ini terjadi proses akut yang mengakibatkab
diffuse alveolar damage (DAD) yang eksudatif. Fase ini dicirikan dengan adanya infiltrasi dari
campuran sel-sel inflamasi serta edema dan pembentukan membran hialin.
Fase selanjutnya tepat setelah 10 hari perjalanan penyakit dan ditandai dengan perubahan pada DAD
eksudatif menjadi DAD yang terorganisir. Pada periode ini, terdapat metaplasia sel epitel akuamosa
bronchial, bertambahnya ragam sel dan fibrolisis pada dinding dan lumen alveolus. Pada fase ini tampak
dominasi pneumosit tipe 2 dengan pembesaran nucleus, serta nucleol yang eosinofilik. Selanjutnya
sering kali ditemukan sel raksasa dengan banyak nucleus di dalam rongga elveoli. Seperti infeksi CoV
lainnya, maka sel raksasa tersebut awalnya diduga sebagai akibat langsung dari CoV SARS.
TANDA DAN GEJALA

Gejala awal SARS mirip seperti influenza Namun pada pasien SARS dengan kondisi
dan biasanya muncul 2-7 hari setelah infeksi imunitas yang menurun seperti penderita diabetes
virus, meliputi : mellitus atau gagal ginjal, gejala demam bisa
● Demam tinggi (38 C atau lebih) tidak terjadi di minggu pertama. Setelah gejala-
● Menggigil gejala awal, infeksi virus akan menyebar ke paru-
● Sakit kepala paru serta saluran pernafasan, kemudian
● Nyeri otot menyebabkan keluhan gangguan pernafasan
● Mencret atau diare berupa :
● Mual ● Batuk kering
● Muntah ● Sesak nafas atau kesulitan bernafas
● Mudah lelah ● Kadar oksigen dalam darah menurun drastis
● Nafsu makan menurun
PEMERIKSAAN PENUNJANG

● Pemeriksaan radiologi : foto toraks, CT-scan toraks,


USG toraks. ● Pemeriksaan laboratorium : leukosit
● Pada pemeriksaan fisik dengan menggunaka ● Pemeriksaan baktirologis : sputum, darah,
stetoskop, terdengar bunyi pernafasan abnormal aspirasi nasotrakeal atau transtrakeal,
seperti ronki atau wheezing. Tekanan darah aspirasi jarum trantorakal, torakosentesis,
seringkali rendah dan kulit, bibir, serta kuku bronskoskopi, biopsy
penderita tampak kebiruan (sianosis, karena ● Tes DNA sequencing bagi coronavirus
kekurangan oksigen). Pemeriksaan yang biasa yang dapat diperoleh hasilnya dalam 8
dilakukan untuk mendiagnosis SARS : jam dan sangat akurat. Test yang lama
1. Rontgen dada (menunjukkan adanya penimbunan hanya mampu mendeteksi antibody.
cairan di tempat yang seharusnya terisi udara)
2. Gas darah arteri
3. Hitung jenis darah dan kimia darah
4. Bronkoskopi
PATHWAY SARS
Konsep Asuhan
Keperawatan
PENGKAJIAN

Hal-hal yang petlu dikaji pada pasien dengan SARS:


● Kaji terhada nyeri, takipnea, penggunaan otot aksesori, nadi cepat bersambungan, batuk, sputum purulen,
dan auskultasi bunyi napas untuk menggetahui konsolidasi.
● Perhatikan perubahan suhu tubuh
● Kaji terhadap kegelisahan dan delirium dalam alkoholisme
● Kaji terhadap komplikasi yaitu demam berlanjut atau kambuhan, tidak berhasil untuk sembuh, atelektasis,
efusi plueral, komplikasi jantung, dan superinfeksi.
● Faktor perkembangan pasien: umur, tingkat perkembangan, kebiasaan sehari-hari, mekanisme koping,
kemampuan mengerti tindakan yang dilakukan.
● Pengetahuan pasien atau keluarga : pengalaman terkena penyakit pernafasan, pengetahuan tentang
penyakit pernafasan dan tindakan yang dilakukan.
Diagnosa keperawatan
● Defisit volume cairan berhubungan dengan intake oral tidak adekuat,
takipneu, demam.
● Ketidaksinambungan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketidakmampuan pemasukan berhubungan dengan faktor biologis.
● Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilas (RR>24x/menit,)
atau hipoventilasi (RR <16x/menit)
Asuhan keperawatan
Defisit Nutrisi berhubungan dengan factor psikologis

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


1. Defisit nutrisi b.d faktor Tujuan: setelah diberikan 1. Identifikasi status nutrisi 1. Untuk mengetahui status
psikologis (keengganan untuk Tindakan Keperawatan selama 2. Identifikasi makanan yang nutrisi pada pasien
makan) d.d nafsu makan 2x24 jam, diharapkan difisit disukai 2. Agar menambah nafsu
menurun, membran mukosa nutrisi membaik 3. Sajikan makanan secara makan pasien
pucat, Kriteria hasil: menarik dan suhu yang sesuai 3. Supaya pasien lebih tertarik
- nafsu makan membaik 4. Anjurkan posisi duduk jika perlu dengan makanan nya dan
- membran mukosa membaik 5. Kolaborasi dengan ahli gizi jika nyaman.
- frekuensi makan membaik perlu 4. Agar lebih mudah saat
- porsi makanan yang dihabiskan makan dan terhindari dari
meningkat. tersedak
  5. Untuk mengetahui makanan
apa yang dianjurkan untuk
pasien dan yang tidak
dianjurkan.
Hypovolemia berhubungan dengan kekurangan intake cairan
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
2. Hipovolemia b.d kekurangan Tujuan:setelah diberikan Tindakan 1. Periksa tanda dan gejala 1.Untuk menentukan tindakan
intake cairan d.d turgor kulit Keperawatan selama 2x24 jam, hipovolemia yang perlu diberikan pada
menurun, membran mukosa diharapkan status cairan 2. Monitor intake dan output cairan pasien
kering, suhu tubuh meningkat, (hipovolemia) membaik. 3. Hitung asupan cairan 2.Untuk memastikan cairan yang
perasaan lemah, frekuensi nadi Kriteria hasil: 4. Beri asupan cairan oral masuk serta keliar dari tubuh
meningkat. - kekuatan nadi cukup menurun 5. Anjurkan memper banyak asupan pasien
- turgor kulit menurun cairan 3. Agar memastikan asupan
- frekuensi nadi membaik 6. Kolaborasi pemberian cairan IV yang perlu diberikan untuk
- membran mukosa membaik isotonik. pasien.
- perasaan lemah menurun 4. Untuk memenuhi asupan
- suhu tubuh membaik. cairan pada pasien melalui oral
5. Agar terpenuhinya asupan
cairan pasien.
6. Untuk menambah cairan yang
diperlukan pada pasien.
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1. Pola napas tidak efektif b.d Tujuan: setelah diberikan Tindakan 1. Identifikasi kemampuan batuk 1. Agar kita tau seberapa
hiperventilasi d.d dispnea, Keperawatan selama 2x24 jam, 2. Monitor adanya retensi aputum kemampuan pasien untuk
pola napas abnormal, diharapkan status pola napas tidak 3. Atur posisi semi-fowler / fowler batuk
pernapasan cuping hidung efektif 4. Jelaskan tujuan dan prosedur 2. Untuk mengetahui seberapa
Kriteria hasil: batuk efektif retensi sputup pasien
- dispnea menurun 5. Kolaborasi pemberian mukolitik 3. Supaya pasien mendapatkan
- pernapasan cuping hidung atau ekspetoran, jika perlu posisi yang nyaman
menurun 4. Agar pasien mengetahui
- Frekuensi napas membaik bagaimana cara yang baik
  untuk batuk efektif
5. Mengurangi batuk
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.

Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai