Nama:_________________________________________Tanggal: ________________
Tingkat: ____________
memahami peran perawat dalam pemeriksaan Schreckenberger, PC., Winn, WC., Color Atlas and
penunjang pasien, terutama terkait pemeriksaan Textbook of Diagnostic Microbiology, 5th edition,
Lippincott Williams & Wilkins, USA, 1997
laboratorium. Kompetensi ini diperlukan untuk
4. Miller, JM, A Guide to Specimen Management in
mendukung asuhan keperawatan sebagai kompetensi
Clinical Microbiology, ASM Press, Washington DC,
umum. Guna mencapainya, maka Saudara
1996
diharapkan dapat menguasai kompetensi khusus
5. Forbes , BA., Sahm, DF., Weissfeld, AS., Diagnostic
yakni :
Microbiology : Bailey & Scott’s, 12th edition,
a. Mampu menjelaskan prosedur pengambilan Mosby, Missouri, 2007.
dan pengiriman spesimen.
b. Mampu menjelaskan metode pengambilan
spesimen berdasarkan jenis spesimen untuk
pemeriksaan laboratorium.
PENDAHULUAN
Dalam hal pemeriksaan laboratorium, kualitas spesimen yang baik sangat diperlukan
untuk membantu dalam menegakkan diagnosis yang dapat dipercaya. Spesimen untuk
pemeriksaan mikrobiologi, dalam hal ini biakan bakteri, jamur, atau virus harus mendapat
perhatian khusus mengingat mikroorganisme dapat mati selama transportasi atau sebaliknya
1. Jelaskan yang Saudara ketahui prinsip prosedur pengambilan dan pengiriman spesimen!
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………..
2. Jelaskan yang Saudara ketahui Jenis-Jenis spesimen untuk pemeriksaan laboratorium data
penunjang pasien !
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………..
3. Jelaskan yang Saudara ketahui tentang prinsip beberapa pemeriksaan laboratorium untuk
data penunjang diagnosis infeksi!
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………..
Misalnya dengan menggunakan alkohol 70% yang diikuti dengan larutan iodine
(larutan povidone- iodine 10%).
6. Wadah atau kontainer spesimen harus steril, tidak bocor dan bertutup ulir.
Wadah tersebut harus diberi label yang jelas. Label tersebut berisi nama pasien,
nomor rekam medik pasien, nomor ruang rawat pasien, jenis spesimen, tanggal
dan waktu pengambilan.
7. Volume spesimen yang diambil harus cukup untuk pemeriksaan. Spesimen
permintaan dicantumkan:
o Nama pasien, umur dan jenis kelamin.
sebelumnya).
o Data lain yang relevan: misal pasca operasi, imunodefisiensi.
agar diagnosis proses infeksi dapat ditegakkan lebih akurat. Jika tidak
mungkin, bahan dimasukkan dalam media transport (Stuart / Carry-Blair /
• Bila darah dikultur dalam kaldu, darah tersebut diinkubasi pada suhu 35-
37oC
terhadap suhu.
• Pada spesimen anaerob gunakan media anaerob, bila tidak ada media
segera kirim dalam suhu ruang dan hindarkan kontak spesimen dengan
udara.
• Prosedur untuk pengumpulan spesimen anaerob adalah:
o Septic thrombophlebitis
saline).
A. KULTUR DARAH
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan spesimen untuk
kultur darah adalah:
kultur darah yang diambil secara terpisah. Pengambilan spesimen darah lebih
dari 3 set tidak mempengaruhi tingkat sensifitas dan spesifitas deteksi bakteri.
Sebaliknya, satu kultur darah akan memberikan hasil negatif palsu terutama
pada bakterimia intermiten sehingga terjadi kesulitan dalam menginterpretasi
b. Endokarditis.
• Endokarditis akut Pada kasus dengan kecurigaan endokarditis akut,
terapi.
• Endokarditis subakut. Dilakukan pengambilan 3 kultur darah pada hari
• Terapi anti mikroba 1-2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Pada
keadaan ini, dilakukan pengambilan 2 kultur darah yang terpisah dan
berselang 3 hari.
c. Fever of unknown origin. Pengambilan spesimen dilakukan sebanyak 2 kali.
Kultur darah diambil terpisah paling tidak berselang 1 jam. Jika hasil
pembiakan negatif setelah 24-36 jam berikutnya, dilakukan kembali
2) Volume darah. Volume darah merupakan faktor yang paling penting, karena
a. Bayi. Volume darah yang diambil pada bayi sebanyak 1-3 ml.
b. Anak-anak. Pada anak-anak diperlukan 3-5 ml darah tiap 1 kali pengambilan.
kaldu BHI, TSB, atau BACTEC untuk aerob. Sedangkan untuk mengisolasi
mikroorganisme anaerob dapat digunakan kaldu tioglikolat, BHI anaerob, atau
4) Pengambilan darah. Darah diambil melalui vena atau arteri baik dari kateter
tangan.
a. Dilakukan disinfeksi pada tempat pengambilan (venipuncture), tutup botol
alkohol.
c. Swab secara melingkar dari dalam keluar (konsentris), dimulai dari bagian
dan colon.
a) Spesimen feses.
Pemeriksaan spesimen feses dilakukan dengan tujuan untuk mengisolasi
c. Jangan menggunakan kertas tisu untuk mengambil feses. Kertas tisu biasanya
mengandung barium yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme
laktosa untuk pencerna feses. Karena pada hari I terjadi perbedaan antara
mikroorganisme patogen dan non patogen dalam memfermentasi laktosa. Hari
pertama : LFC (Lacto Ferment Colony) dan NLFC (Non Lacto Ferment Colony)
adalah patogen. Mikroorganisme patogen akan dilakukan reaksi biokimia untuk
memiliki mulut besar, tidak mudah bocor, dan tutup ulir yang kuat.
Caranya adalah dengan memasukkan lidi kapas steril sepanjang 1 inci / 2,5 cm
ke dalam sfingter anus. Secara hati-hati, putar lidi kapas pada kripte anus searah
jarum jam dan putar balik lidi kapas. Bila tidak langsung ditanam, masukkan ke
dalam media transport Carey-Blair. Dilakukan pada pasien (dewasa dan bayi)
1. Swab tenggorok
• Tekan lidah dengan tongue spatel, masukkan lidi kapas steril melewati
• Usapkan swab pada daerah posterior laring, tonsil dan daerah inflamasi
atau yang mengalami ulserasi.
yang tidak terkontaminasi dengan flora normal yang berada pada saluran nafas
atas. Cara pengumpulan spesimen yang paling mudah untuk saluran nafas
bawah adalah dengan pengambilan sputum. Namun, bila cara pengumpulan
cairan dan sel yang berasal dari dasar vesikel. Bila aspirasi pertama gagal
mendapatkan spesimen, suntikkan NaCl 0,9% steril subkutan. Ulangi kembali
aspirasi.
• Ulkus dan nodul. Disinfeksi daerah lesi, lalu hilangkan pus diluar serta bagian
nekrosis (debris) yang menutupi ulkus terlebih dahulu. Lakukan kuretase pada
bagian dasar ulkus atau nodul. Bila eksudat timbul dari ulkus atau nodul,
kumpulkan dengan jarum atau swab steril, sampel yang terbaik adalah biopsi.
• Luka dalam atau abses internal. Disinfeksi permukaan kulit lalu aspirasi bagian
yang paling dalam dari lesi, untuk menghindari kontaminasi dari permukaan
• Semua spesimen yang diambil baik secara aspirasi atau swab langsung
dimasukkan ke pot steril dan disimpan pada suhu kamar.
itu, daerah uretra dan periuretra berada pada daerah yang berpotensial menjadi
sumber kontaminan. Karena itu, saat pengambilan spesimen urin dipastikan
daerah ujung uretra pada laki-laki dan vestibulum vagina pada wanita harus
dibersihkan sebelum dilakukan pengambilan spesimen. Dengan tindakan ini
jam, urin harus disimpan dalam lemari es, (hitung bakteri relatif stabil paling tidak
24 jam dalam suhu 4oC). Jangan diletakkan dalam freezer.
pemeriksaan anaerob, spesimen urin harus diambil secara pungsi suprapubik dan
disimpan dalam sistem transport anaerob.
Spesimen urin yang paling baik untuk pemeriksaan kultur adalah urin pagi.
Untuk pemeriksaan kultur mikrobakteria dalam urin dapat dilakukan dari spesimen
urin pagi 3 hari berturut-turut. Tidak direkomendasikan untuk pemeriksaan kultur
aspiration.
a. Pasien wanita :
• Bersihkan ujung uretra dan vestibulum vagina dengan air sabun atau
• Mulailah miksi beberapa saat dan tampunglah urin porsi tengah. dalam
pot steril, sisanya dibuang.
• Pot jangan sampai menyentuh daerah genitalia.
b. Pasien pria :
• Bersihkan bagian penis dan tarik kulit preputium ke belakang (bila tidak
disirkumsisi) dan cuci dengan sabun. Cuci bersih dengan air.
penuh.
• Kumpulkan urin 15-30 ml dan buang dari ujung kateter. Ambil urin porsi
tengah dan akhir dan masukkan ke pot steril.
F. SPESIMEN GENITAL
NaCl steril.
o Masukkan spekulum dengan hati-hati.
o Ambil sampel dari forniks posterior vagina atau endoserviks dengan lidi
kapas steril, ambil 2 swab.
• Lakukan urutan ringan dari pangkal ke ujung penis, dan ambil sekret yang
keluar dengan lidi kapas steril.
G. SPESIMEN CAIRAN
dan disimpan dalam pot steril. Untuk cairan thorak, pleura atau abdominal dapat
dilakukan aspirasi sebanyak 50-100 ml. Apabila spesimen tidak segera dikirim,
spesimen disimpan pada suhu kamar.
Diagnosis penyakit infeksi bervariasi mulai dari diagnosis klinis langsung hingga
menggunakan metode molekuler canggih. Di antara kedua metode ini ada banyak
penyakit menular yang diagnosisnya akurat dan tepat dengan menggunakan
untuk membuat diagnosis yang akurat dan tepat waktu. Hal ini sangat penting dalam
patologi penyakit infeksi. Status imunitas individu juga penting, karena beberapa
manifestasi infeksi berkaitan dengan status kekebalan tubuh. Oleh karena itu, jumlah
informasi yang diperlukan untuk diagnosis dan pengobatan penyakit infeksi dapat jauh
kombinasi metode diagnostik. Saat ini masih banyak digunakan metode klasik untuk
diagnosis penyakit infeksi di antaranya adalah pemeriksaan kasar spesimen, irisan
beku, aspirat smear, atau hematoxylin dan eosin (H & E) –dan metode pewarnaan.
Respon Inflamasi
Respon inflamasi terhadap mikroorganisme patogen dapat digunakan untuk
memprediksi atau mengidentifikasi bahwa ada infeksi yang sedang berlangsung. Jenis
respons inflamasi serta distribusinya dalam jaringan, cairan, dan organ juga dapat
digunakan untuk mengategorikan infeksi apakah disebabkan oleh bakteri, jamur,
mikobakteri, atau parasit. Inflamasi adalah respons jaringan hidup terhadap infeksi.
Inflamasi dapat dikenali secara kasar maupun histologis dan memiliki efek
termasuk virus, bakteri, protozoa, jamur, dan berbagai parasit. Virus menyebabkan
kematian sel-sel individual akibat multiplikasi intraseluler, dan menyebabkan sel
berhenti berfungsi dan mati, atau menyebabkan ledakan sel (cytolytic), dalam hal ini
juga mati. Bakteri melepaskan racun tertentu, baik eksotoksin atau endotoksin.
Efek Inflamasi
Efek inflamasi dapat bersifat lokal dan sistemik. Efek sistemik dari peradangan akut
termasuk demam, malaise, dan leukositosis. Efek lokal biasanya sangat bermanfaat,
misalnya penghancuran mikroorganisme yang menyerang, tetapi di lain waktu mereka
a. Leukositosis
Leukositosis adalah fitur umum dari reaksi inflamasi. Leukositosis berarti jumlah sel
Demam adalah respons sistemik umum terhadap inflamasi. Demam paling sering
dikaitkan dengan peradangan yang memiliki penyebab infeksi, meskipun beberapa
bisa terjadi pada penyakit yang tidak menular. Reaksi demam diatur oleh
Apa fungsi dari demam? Peningkatan suhu tubuh dianggap dapat meningkatkan
efisiensi kemampuan membunuh mikroorganisme patogen oleh leukosit dan juga
dapat mengganggu replikasi mikroorganisme yang menyerang.
c. Leukositosis
Leukositosis merupakan salah satu ciri dari reaksi peradangan, terutama yang
disebabkan oleh infeksi bakteri. Jumlah leukosit biasanya naik menjadi 15.000
atau 20.000 sel/ìl, tetapi kadang-kadang bisa mencapai jumlah yang tinggi
40.000 hingga 100.000 sel/ìl. Peningkatan ekstrim ini disebut sebagai reaksi
leukemoid karena mirip dengan jumlah sel darah putih yang diperoleh pada
leukemia. Leukositosis terjadi awalnya karena rilis dipercepat sel dari sumsum
tulang (yang disebabkan oleh sitokin, termasuk IL-1 dan TNF) dan karena itu
terkait dengan kenaikan jumlah neutrofil imatur dalam darah (pergeseran ke
penstimulasi koloni (CSFs). Dengan demikian, output sumsum tulang dari leukosit
meningkat untuk mengompensasi hilangnya sel-sel ini dalam reaksi inflamasi.
limfosit (limfositosis). Penyakit lain seperti asma bronkial, hay fever, dan infestasi
parasit, terjadi peningkatan absolut dalam jumlah eosinofil, dikenal sebagai
eosinofilia. Infeksi tertentu (demam tifoid dan infeksi yang disebabkan oleh virus,
rickettsiae, dan protozoa tertentu) berhubungan dengan penurunan jumlah sel
darah putih dalam irkulasi (leukopenia). Leukopenia juga ditemukan pada infeksi
yang menyerang pasien kanker yang metastase atau tuberkulosis yang
memberat.
Manifestasi lain dari respon fase akut antara lain peningkatan denyut nadi dan
tekanan darah; keringat berkurang, terutama karena pengalihan aliran darah dari
karena aksi
sitokin pada sel otak.
Perubahan Histopatologis
sangat bervariasi bahkan dalam satu penyakit. Contoh klasik dari variabilitas ini
adalah lepra; mungkin ada sejumlah besar bakteri di dalam kulit (Lepromatous
sel yang terinfeksi parasit (misalnya malaria) atau parasit itu sendiri adalah
karakteristik mutlak dari infeksi tertentu. Akibatnya, diagnosis infeksi parasit
Diagnostik Molekuler
Diagnostik molekuler adalah cabang dari ilmu laboratorium atau patologi klinis
yang memanfaatkan teknik biologi molekuler untuk mendiagnosis penyakit,
memprediksi perjalanan penyakit, memilih perawatan, dan memantau efektivitas
bersangkutan.
Diagnostik molekuler dapat digunakan untuk berbagai macam jenis diagnostik
seperti test DNA untuk keperluan identifikasi manusia dan 4) material genetik lain
seperti biomarker yang mempunyai hubungan dengan kesehatan. Karena metode
diagnostik molekuler dapat mendeteksi penanda yang sensitif, tes ini kurang
mengganggu daripada biopsi tradisional. Sebagai contoh, karena asam nukleat
sel-bebas ada dalam plasma manusia, cukup dengan sampel darah sudah cukup
untuk mengambil sampel informasi genetik dari tumor, transplantasi atau janin
yang belum lahir. Sebagian besar, tetapi tidak semuanya, metode diagnostik
molekuler berdasarkan deteksi asam nukleat yang menggunakan polymerase
chain reaction (PCR).
A. LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan
berikut
1. Sebutkan alat yang diperlukan untuk pengambilan sampel spesimen!
2. Sebutkan macam spesimen untuk pemeriksaan!
3. Jelaskan waktu pengambilan untuk spesimen darah!
4. Jelaskan hal yang harus ditulis dalam blanko pengiriman spesimen!
5. Jelaskan cara menjaga spesimen dari kerusakan selama pengiriman!
6. Jelaskan beberapa prinsip dasar beberapa jenis pemeriksaan laboratorium untuk data
penunjang diagnosis infeksi!
B. MENGECEK PEMAHAMAN
2. Informasi yang tidak diperlukan pada pelabelan tabung spesimen adalah ....
A. nama pasien
D. persayaratan pemeriksaan
3. Ketika diperlukan urine untuk pemerik saan kultur bakteri, pasien diberikan
tabung steril dan diintruksikan untuk mengumpulkan ....
A. sampel urine kateter bersih
B. spekulum
C. swab lidi
D. medium
B. Serologi
C. Biokimia Klinis
D. PCR
Sekarang Anda akan menandai (melingkari) sesi yang telah Anda selesaikan hari ini
di pelacak di bawah ini. Ini hanyalah visual untuk membantu Anda melacak berapa
banyak pekerjaan yang telah Anda selesaikan dan berapa banyak pekerjaan yang
tersisa untuk dilakukan.
Tuliskan 2 hal (materi/ dll) yang ingin anda pelajari terkait materi saat ini:
1. …………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………….
2. …………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………….
diambil dengan cara yang tepat, menggunakan peralatan steril dan teknik
aseptik, 6) wadah atau kontainer spesimen harus steril, tidak bocor dan
bertutup ulir, 7) wadah harus diberi label, 8) volume spesimen yang diambil
harus cukup, 9) permintaan pemeriksaan dibuat dengan jelas.
2. Prosedur pengambilan spesimen dan pengirimannya harus sesuai dengan
syarat- syarat yang telah dijelaskan di atas, agar hasil yang diharapkan dapat
tercapai.