Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN PNEUMONIA


DI RUANG ANAK RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 18-23 November 2019

Oleh :
Nur Azizah, S.Kep
NIM. 1930913320014

PROGRAM PREFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2019
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Nur Azizah, S.Kep

NIM : 1930913320014

JUDUL LP : - Laporan Pendahuluan pada Klien Dengan Pneumonia


- Asuhan Keperawatan pada Klien Dengan Pneumonia di
Ruang Anak RSUD Ulin Banjarmasin

Banjarmasin, 18 November 2019

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan Pembimbing Lahan

Eka Santi, S.Kep., Ns. M.Kep Taufik Akbar, S.Kep, Ns., M.Kep Noor Alfiatin Ni’mah, S.Kep., Ns
NIP. 19780615 200812 2 001 NIP. 198603132010011005 NIP. 19881218 201402 2 004
PNEUMONIA

ETIOLOGI PENGERTIAN MANIFESTASI KLINIS


1. Virus : virus influenza Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal
2. Bakteri : Streptokokus pneumonia, dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius 1. Dispnoe
Streptokokus aureus, Hemofilus influenza, dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan 2. Hemoptisis
Stafilokokus, Pneumokokus gangguan pertukaran gas setempat 3. Nyeri dada
3. Jamur : Pseudomonas, Candida albican 4. Takipnea
4. Aspirasi Klasifikasi 5. Demam, menggigil
A. Klasifikasi berdasarkan antaomi 6. Malaise
1. Pneumonia Lobaris, melibatkan seluruh atau satu bagian besar dari satu atau 7. Kepala pusing
lebih lobus paru.
PENATALAKSANAAN 2. Penumonia Lobularis (Bronkopneumonia) terjadi pada ujung akhir
8. Batuk produktif
bronkiolus, yang tersumbat oleh eksudat mukopurulen untuk membentuk berupa sputum
Pengobatan Nonfarmakologi bercak konsolidasi dalam lobus yang berada didekatnya, disebut juga 9. Peningkatan suhu
1. Penyuluhan. Penyuluhan ini ditujukan untuk pneumonia loburalis. tubuh
peningkatan pengetahuan klien tentang penyakit 3. Pneumonia Interstitial (Bronkiolitis) proses iflamasi yang terjadi di dalam 10. Hipoksemia
pneumonia sehingga klien secara sadar menghindari dinding alveolar (interstisium) dan jaringan peribronkial serta interlobural.
faktor-faktor pencetus, menggunakan obat secara benar B. Klasifikasi Pneumonia berdasarkaninang dan lingkungan:
dan berkonsultasi dengan ahli kesehatan. 1. Pneumonia Komunitas, dijumpai pada H. Influenza pada pasien perokok,
2. Menghindari factor pencetus. Klien perlu dibantu pathogen atipikal pada lansia, gram negative pada pasien dari rumah jompo,
mengidentifikasi pencetus pneumonia yang ada pada dengan adanya PPOK, penyakit penyerta kardiopolmonal/jamak, atau paska PEMERIKSAAN
lingkungannya terapi antibiotika spectrum luas.
3. Fisioterapi dada. Dapat digunakan untuk 2. Pneumonia Nosokomial, tergantung pada 3 faktor yaitu: tingkat bert sakit, 1. Pemeriksaan fisik
mempermudah pengeluaran mucus. Ini dapat dilakukan adanya resiko untukjenis pathogen tertentu, dan masa menjelang timbul onset
dengan postural drainase, perkusi, dan fibrasi dada.
2. Rontgen dada
pneumonia.
4. Tirah baring 3. Pemeriksaan kultur,
3. Pneumonia Aspirasi, disebabkan oleh infeksi kuman, pneumonitis kimia
akibat aspirasi bahan tosik, akibat aspirasi cairan inert misalnya cairan sputum                       
Pengobatan farmakologi makanan atau lambung edema paru, dan obstruksi mekanik simple oleh 4. Pemeriksaan
1. Antibiotik sesuai hasil biakan atau berikan : bahan padat. laboratorium
a. Untuk kasus pneumonia komuniti base: 4. Pneumonia pada Gangguan Imun, terjadi karena akibat proses penyakit dan
 Ampicilin 100 mg / kg BB / hari dalam 4 hari akibat terapi. Penyebab infeksi dapat disebabkan oleh kuman pathogen atau
pemberian mikroorganisme yang biasanya nonvirulen, berupa bakteri, protozoa, parasit,
 Kloramfenicol 75 mg / kg BB / hari dalam 4 virus, jamur dan cacing.
hari pemberian KOMPLIKASI PENCEGAHAN
b. Untuk kasus pneumonia hospital base :
1. Abses paru 1. Menjalani vaksinasi.
 Sevotaksim 100 mg / kg BB / hari dalam 2 kali
pemberian 2. Efusi pleura 2. Menjaga agar sistem kekebalan tubuh tetap
 Amikasim 10 - 15 mg / kg BB / hari dalam 2 3. Infeksi darah. Kondisi ini terjadi akibat kuat.
kali pemberian. adanya bakteri yang masuk ke dalam aliran 3. Menjaga kebersihan
2. Pemberian oksigen darah dan menyebarkan infeksi ke organ- 4. Hindari pajanan asap rokok
3. Pemberian nebulizer organ lain. Infeksi darah berpotensi
menyebabkan terjadinya gagal organ
PATHWAY Etiologi : jamur bakteri virus protozoa

Terhirup/teraspirasi
ansietas
Masuk ke paru-paru > alveoli

Proses peradangan (Pneumonia) keluarga

Pelepasan zat pirogen infeksi peningkatan konsentrasi protein


SDM dan leukosit PNM
mengisi alveoli cairan alveoli
Kerja sel goblet
Hipotalamus (set point)
menigkat
Eksudat dan serous masuk kedalam
alveoli
Tekanan hidrostatik meningkat ,
tekanan osmosis meningkat
Peningkatan suhu tubuh
Produksi sputum
meningkat
Konsolidasi di alveoli
Difusi menurun
hipertermi
Akumulasi sputum
dijalan napas Complience paru menurun
Akumulasi cairan di alveoli

Suplai O2 menurun
Ketidakefektifan
bersihan jalan napas Gangguan
pertukaran gas
Ketidakefektifan Pola
Intoleransi Aktivitas napas
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
DENGAN PNEUMONIA
Pengkajian Diagnosa keperawatan
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Identitas : Nama, Usia, Jenis kelamin, Tempat/Tanggal Ketidakefektifan Pola Napas
lahir, Alamat Gangguan Pertukaran Gas
Intoleransi Aktivitas
Keluhan Utama : sesak sudah berapa lama Hipertermia
Ansietas
Riwayat Kesehatan
Riwayat Penyakit Sekarang : batuk diderita sejak kapan,
ada panas atau tidak
Riwayat Penyakit Dahulu : pernah mengalami flu atau
Pemeriksaan Fisik
batuk lama
Inspeksi : Perlu diperhatikan adanya takipnea dispne, sianosis sirkumoral, pernapasan cuping hidung,
Riwayat Kehamilan Dan Kelahiran : ada penyulit
batuk semula nonproduktif menjadi produktif, serta nyeri dada pada waktu menarik napas..Perlu
persalinan, usia kehamilan, lama persalinan, bayi menangis
diperhatikan adanya tarikan dinding dada ke dalam pada fase inspirasi. Pada pneumonia berat, tarikan
atau tidak,
dinding dada kedalam akan tampak jelas.
Lingkungan : tempat tinggal berada dimana
Palpasi : fremitus raba mungkin meningkat pada sisi yang sakit, dan tachycardia
Pernafasan
Perkusi :Suara redup pada sisi yang sakit.
Auskultasi
Auskultasi sederhana dapat dilakukan dengan cara mendekatkan telinga ke hidung / mulut akan
terdengar stridor. Sementara dengan stetoskop, akan terdengar suara napas berkurang, ronkhi halus
pada sisi yang sakit, dan ronkhi basah pada masa resolusi. Pernapasan bronchial, egotomi,
bronkofoni, kadang terdengar bising gesek pleura
Ketidakefektifan Bersihan jalan Ketidakefektifan Pola Napas Gangguan pertukaran gas
napas NOC
NOC :
NOC : Respiratory Status: Airway Setelah dilakukan tindakan keperawatan Status pernapasan: pertukaran gas
Patency 3x24 jam diharapkan mampu Setelah dilakukan tindakan
Kriteria Hasil: mempertahankan kebersihan jalan nafas keperawatan selama 1 x 8 jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan kriteria : pertukaran gas klien teratasi dengan
selama 1x60 menit jalan nafas pasien 1. Mendemonstrasikan batuk efektif
menjadi lebih paten dengan kriteria hasil dan suara nafas yang bersih, tidak kriteria hasil:
klien akan: ada sianosis dan dyspneu (mampu 1. TTV dalam rentang normal
1. Mampu mengeluarkan sekret berlebih mengeluarkan sputum, mampu 2. Mendemonstrasikan peningkatan
2. Menunjukkan jalan nafas yang paten bernapas dengan mudah) ventilasi dan oksigenasi yang
(tidak ada suara napas abnormal) 2. Menunjukkan jalan nafas yang paten
(frekuensi pernafasan rentang adekuat
NIC: Airway Management normal, tidak ada suara nafas
1. Posisikan pasien untuk abnormal) NIC: Monitor pernafasan
memaksimalkan ventilasi 3. Tanda-tanda vital dalam rentang 1. Monitor
2. Auskultasi suara napas, identifikasi normal
adanya suara napas tambahan kecepatan,irama,kedalaman dan
3. Berikan oksigen jika diperlukan. NIC : Terapi oksigen kesulitan bernafas
4. Minta pasien untuk mengeluarkan  Bersihkan mulut, hidung, dan seckret 2. Monitor suara nafas tambahan
sekret berlebih trakea seperti ronchi atau whezing
 Pertahankan jalan napas yang paten 3. Monitor pola nafas seperti
 Monitor aliran oksigen
 Pertahankan posisi klien
bradipnue, takipnue
 Monitor TD, nadi, dan RR 4. Monitor saturasi oksigen
Catatan perubahan saturasi oksigen

Intoleransi Aktivitas Hipertermi Ansietas

NOC : Activity Tolerance NOC: NOC:


Setelah dilakukan tindakan Thermoregulation Tingkat kecemasan sosial.
keperawatan 3x24 jam diharapkan Kriteria Hasil: Setelah dilakukan tindakan keperawatan
klien dapat melakukan aktifitas Setelah dilakukan tindakan
dalam 2x24 jam, masalah keperawatan
dengan kriteria : keperawatan selama 1x24 jam
1. Dapat beraktifitas normal hipertermi teratasi dengan kriteria Ansietas dapat teratasi.
2. Saturasi oksogen saat hasil: 1. Antisipasi cemas pada situasi sosial tidak
beraktifitas dalam batas normal TTV dalam batas normal ada
3. Tanda-tanda vital dalam NIC: 2. Tidak nyaman selama menghadapi sosial
rentang normal Fever Treatment tidak ada
1. Monitor suhu dan warna kulit 3. Gangguan dalam fungsi peran tidak ada
NIC : Activity Therapy 2. Monitor kehilangan cairan 4. Gangguan dalam hubungan tidak ada.
1. Kaji tingkat kemampuan pasien 3. Berikan antipiretik jika NIC:
untuk berpindah dari tempat diperlukan Pengurangan kecemasan
tidur, berdiri, ambulasi 4. Monitor intake dan output
1. Pahami situasi krisis yang terjadi dari
2. Pantau respon oksigen pasien 5. Berikan cairan IV
6. Berikan kompres dengan
perspektif klien(orangtua)
terhadap aktivitas
handuk 2. Lakukan usapan pada punggung/leher
3. Pantau respon kardiorespiratori
terhadap aktivitas dengan cara yang tepat
4. Pantau respon oksigen pasien 3. Dengarkan orangtua
terhadap aktivitas 4. Dorong verbalisasi perasaan, persepsi,
5. Penggunaan teknik napas dan ketakutan
terkontrol selama aktivitas, jika 5. Kaji untuk tanda verbal dan non verbal
perlu kecemasan.
6. Penggunaan teknik napas 6. Gunakan pendekatan yang menenangkan
terkontrol selama aktivitas, jika 7. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap
perlu perilaku klien
7. Anjurkan pasien untuk 8. Jelaskan semua prosedur dan apa yang
melakukan aktifitas yang tidak dirasakan selama prosedur
berlebihan
DAFTAR PUSTAKA

Doctherman McCloskey Joanne, Bulecheck .N Gloria. 2008. Nursing interventions


Classification (NIC). United states of America : Mosby.

Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran edisi III jilid 1. Jakarta: FKUI

Moorhead Sue , Jonson Marion , L.Mass dkk. 2008 Nursing Outcomes Classification
(NOC). United states of America : Mosby .

Wong, Donna L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi: 4. Jakarta: EGC.

American Thoracic Society, 2016. What is Pneumonia: Patient Education. Am J Respir


Crit Care Med Vol. 193, P1-P2

Muttaqin A, 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai