Anda di halaman 1dari 43

KMB I

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PNEUMONIA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :


NAMA :
1. ANISUL UNSA
2. BAIQ SENJA MAGGRAENI
3. LINA DARA RISMALA
4. NUR LAELA DWI UTARI
5. ZATUL YATIN MASRI

KELAS : TK II A
NAMA DOSEN : R YUDI UTOMO, S.Kep, Ns, MM

AKADEMI PERAWAT KESEHATAN


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kelompok panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, kelompok dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan
dengan pneumonia”. Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas KMB 1.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena kesempurnaan
hanyalah milik-Nya. Dengan selesainya makalah ini kelompok mengharapkan makalah ini bisa
bermanfaat bagi para mahasiswa lainya.

Masbagik, 27 September 2018

                                                                                              Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar belakang


B.     Tujuan penulisan
C.    Metode penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

B. Klasifikasi

C. Faktor Resiko

D.  Etiologi

E. Phatofisiologi

F. Penyimpangan KDM
a. PEMERIKSAAN RONTGEN
b. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
c. KOMPLIKASI
d. PROGNOSIS
BAB III TINJAUAN KASUS

1. Pengkajian keperawatan

2. Diagnosa keperawatan

3. Intervensi keperawatan

4. Implementasi keperawatan

5. Evaluasi keperawatan
BAB IV PENUTUP

A.    Kesimpulan
B.     Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG


Pneumonia merupakan penyakit yang sering terjadi dan setiap tahunnya menyerang sekitar 1%
dari seluruh penduduk Amerika. Meskipun sudah ada kemajuan dalam bidang antibiotic,
pneumonia tetap merupakan penyebab keatian keenam di Amerika Serikat.

Pneumonia sering terjadi pada anak usia 2 bulan – 5 tahun, pada usia dibawah 2 bulan
pneumonia berat ditandai dengan frekuensi pernafasan sebanyak 60 kali/menit juga disertai
penarikan kuat pada dinding dada sebelah bawah kedalam.

Pada usia 2 bulan sampai kurang dari 1 tahun, frekuensi pernafasan sebanyak 50 kali/menit dan
pada usia 1 tahun sampai kurang dari 5 tahun frekuensi pernafasan sebanyak 40 kali/menit.

Pneumonia berat ditandai dengan adanya gejala seperti anak tidak bisa minum atau menetek,
selalu memuntahkan semuanya, kejang dan terdapat tarikan dinding dada kedalam dan suara
nafas bunyi krekels (suara nafas tambahan pada paru) saat inspirasi.

Kasus terbanyak terjadi pada anak dibawah 3 tahun dan kematian terbanyak pada bayi yang
berusia kurang dari 2 bulan. Apabila anak diklasifikasikan menderita pneumonia berat di
puskesmas atau balai pengobatan, maka anak perlu segera dirujuk setelah diberi dosis pertama
antibiotik yang sesuai.

Munculnya orhanisme nosokomial, yang resisten terhadap antibiotic, ditemukannya organism-


organisme baru (seperti Legionella), bertambahnya jumlah pejamu yang lemah daya tahan
tubuhnya dan adanya penyakit seperti AIDS semakin memperluas spectrum dan derajat
kemungkinan penyebab-penyebab pneumonia, dan ini juga menjelaskan mengapa pneumonia
masih merupakan masalah kesehatan yang mencolok.

Bayi dan anak kecil lebih rentan terhadap penyakit ini karena respon imunitas mererka masih
belum berkembang dengan baik. Pneumonia pada orang tua dan orang yang lemah akibat
penyakit kronik tertentu.

Pasien peminum alcohol, pasca bedah dan penderita penyakit pernapasan kronik atau infeksi
virus juga mudah terserang penyakit ini. Hamper 60% dari pasien-pasien yang kritis di ICU
dapat menderita pneumonia, dan setengah dari pasien-pasien tersebut

B. TUJUAN PENULISAN

~Tujuan Umum
Mahasiswa mendapat gambaran dan pengalaman tentang penetapan proses asuhan keperawatan
secara komprehensif terhadap klien pneumonia

~Tujuan Khusus

Setelah melakukan pembelajaran tentang asuhan keperawatan dengan pneumonia. Maka


mahasiswa/i diharapkan mampu :

a. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan pneumonia


b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan pneumonia
c. Merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan pneumonia
d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan pneumonia
e. Melaksanakan evaluasi keperawatan pada klien dengan pneumonia

C.    METODE PENULISAN


Penulisan makalah ini menggunakan metode deskriptif yaitu metode studi perpustakaan. Dalam
metode deskriptif pendekatan yang digunakan adalah studi kasus dimana peserta didik mengelola
satu kasus menggunakan proses keperawatan. Sedangkan studi  kepustakaan yaitu dengan
membaca bahan ilmiah yang berhubungan dengan judul makalah yang diambil dari bermacam-
macam sumber.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Pneumonia merupakan proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (Alveoli)
dan dapat dikenali berdasarkan pedoman tanda-tanda klinis serta pemeriksaan penunjang seperti
rontgen dan laboratorium (Wilson,2006).

B. Klasifikasi
       Pembagian pneumonia menurut dasar anatomis:
a. Pneumonia Infektif
               1. Pneumonia Lobaris
              2. Pneumonia lobularis(bronkopneumonia)
               3. Pneumonia khusus
b. Pneumonia Non-Infektif
               1. Aspirasi Pneumonia
               2. Lipid Pneumonia
               3. Eosinofilik Pneumonia
   ( Wijaya et al;2014)
Pembahasan

 Pneumonia Lobaris adalah pneumonia Pneumokokus khas mengenai orang dewasa


berumur antara 20 sampai 50 tahun . Pneumonia lobaris akibat Klebsiella mengenai
individu berusia lanjut.
 Aspirasi Pneumonia adalah pneumonia terjadi ketika cairan atau makanan terhisap masuk
ke dalam paru, dan terjadi konsolidasi dan radang sekunder. Keadaan klinis yang
merupakan resiko bagi penderita ialah pembiusan, operasi, koma, stupor karsinoma laring
dan kelemahan hebat. Bagian paru yang terkena bermacam-macam,tergantung posisi
tubuh penderita. Bila dalam keadaan tidur terlentang, daerah yang terkena adalah segmen
apikal lobus bawah. Bila dalam keadaan tidur miring ke sisi kanan, daerah yang terkena
ialah segmen posterior lobus atas.
 Lipid Pneumonia adalah disebabkan faktor endogen akibat obstruksi saluran nafas yang
menyebabkan terjadinya timbunan magkrofag dan sel raksasa disebelah distal. Keadaan
ini sering ditemukan disebelah distal dari karsinoma bronkus atau benda asing yang
terhirup.Lipid pneumonia dapat juga disebabkan oleh faktor eksogen, akibat terhirupnya
material yangmengandung konsentrasi lipid yang tinggi. Material seperti ini misalnya
paraffin cair atau tetes hidung berbentuk minyak.
 Eosinofilik Pneumonia adalah pneumonia yang ditandai oleh banyak Eosinofil dalam
interstisial dan alveoli. Dapat ditemukan sumbatan mukus pada bagian proksimal saluran
nafas, seperti yang ditemukan pada asma, atau oleh Aspergillus, seperti pada
bronkopulmoner aspergilosis.Kambuhnya radang bronkial dapat mengakibatkan destruksi
dinding disertai penggantian oleh jaringan granulasi dan sel raksasa disebut
Bronkosentrik Granulomatosis. Eosinofilik pneumonia dapat ditemukan sewaktu
mikrofilaria pindah melalui sirkulasi paru. Ini  bersifat idiopatik, yang berkaitan dengan
eosinofilia darah pada sindroma Loffler
 Pneumonia bakteri adalah pneumonia yang ditandai dengan eksudat intraalveolar
supuratif disertai konsolidasi
 Pneumonia virus adalah pneumonia yang ditandai dengan peradangan interstisial yang
disertai penimbunan infiltrat dalam dinding alveolus,meskipun rongga alveolar sendiri
bebas dari eksudat dan tidak ada konsolidasi. Agen infeksinya fungus/Mycobacterium
tuberculosis gambaran patologisà penyebaran granuloma berbecak yang dapat mengalami
nekrosis kaseosa disertai pembentukan kavitas.
 Pneumonia hipostatik adalah pneumonia yang sering timbul pada dasar paru yang
disebabkan oleh napas yang dangkal ,dan terus menerus berada dalam posisi yang sama.
Gaya gravitasi menyebabkan darah tertimbun pada bagian bawah paru ,dan infeksi
membantu timbulnya pneumonia.
 Pneumonia lobularis (bronkopneumonia) adalah Bronkopneumonia yang mempunyai
karakteristik bercak-bercak. Distribusinya terpusat pada bronkiolus dan bronkus yang
meradang disertai penyebaran ke alveoli sekitarnya. Sering terjadi pada orang usia lanjut,
bayi dan penderita yang sangat lemah.
C. Faktor Resiko
   Asap rokok mengandung partikel seperti hidrokarbon polisiklik, karbon monoksida, nikotin,
nitrogen oksida dan akrolein yang dapat menyebabkan kerusakan epitel bersilia, menurunkan
klirens mukosiliar serta menekan aktifitas fagosit dan efek bakterisida sehingga mengganggu
sistem pertahanan paru ( Sidhartani;1998)
  Imunisasi. WHO pada tahun 2006 menjelaskan terdapat tiga vaksin yang memiliki potensi
dalam mengurangi pneumonia yaitu vaksin campak, Hib dan pneumokokus.Untuk menilai status
imunisasi bagi bayi, biasanya dilihat dari cakupan imunisasi campak, karena imunisasi campak
merupakan imunisasi terakhir yang diberikan pada bayi dengan harapan imunisasi sebelumnya
sudah diberikan dengan lengkap  (Depkes;2009)
  Pemberian ASI. Nutrisi yang terkandung didalam ASI menjamin status gizi bayi sehingga
angka kesakitan dan kematian anak menurun. Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan
bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi salah satunya yaitu pneumonia. (Efni
et al; 2016)
  BBLR. Bayi dengan berat lahir rendah pembentukan zat anti kekebalan kurang sempurna, pert
umbuhan dan maturasi organ dan alat-alat tubuh belum sempurna akibatnya bayi dengan berat be
rat lahir rendah lebih mudah mendapatkan komplikasi dan infeksi, terutama pneumonia dan peny
akit pernafasan lainnya (Depkes;2010)

D. Etiologi

 Infeksi mikroorganisme
 Bakteri: Streptococus Pnemoniae, Staphylococus, Hemophillus Influenzae
 Virus: Influenza, CMV.
 Jamur: Candida, Aspergillus
 Protozoa: Pneumocystis, Toxoplasma  (At a Glance Ilmu Bedah Ed.3 Hal. 163)

E.   Patofisiologi
Menurut Chirstman (1995) dalam Asih & Effendy (2004), Dari berbagai macam penyebab
pneumonia, seperti virus, bakteri, jamur, dan riketsia, pneumonitis hypersensitive dapat
menyebabkan penyakit primer. Pneumonia juga dapat terjadi akibat aspirasi, yang paling jelas
adalah pada klien
yang diintubasi, kolonisasi trachea dan terjadi mikroaspirasi sekresi saluran pernafasan atas
yang terinfeksi, namun tidak semua kolonisasi akan mengakibatkan pneumonia.
   Menurut Asih & Effendy (2004), mikroorganisme dapat mencapai paru melalui beberapa
jalur, yaitu:
1)  Ketika individu terinfeksi batuk, bersin atau berbicara, mikroorganisme dilepaskan kedalam udara
dan terhirup oleh orang lain.
2)   Mikroorganisme dapat juga terinspirasi dengan aerosol (gas nebulasi) dari peralatan terapi
pernafasan yang terkontaminasi.
3)   Pada individu yang sakit atau hygiene giginya buruk, flora normal orofaring dapat menjadi
patogenik
4)    Staphylococcus dan bakteri gram-negatif dapat menyebar melalui sirkulasi dari infeksi sistemik,
sepsis, atau jarum obat IV yang terkontaminasi.
Pada individu yang sehat, pathogen yang mencapai paru dikeluarkan atau bertahan dalam
pipi melalui mekanisme perubahan diri seperti reflex batuk, kliens mukosiliaris, dan fagositosis
oleh makrofag alveolar. Pada individu yang rentan, pathogen yang masuk ke dalam tubuh
memperbanyak diri, melepaskan toksin yang bersifat merusak dan menstimulasi respon inflamasi
dan respon imun, yang keduanya mempunyai efek samping yang merusak.
Reaksi antigen-antibodi dan endotoksin yang dilepaskan oleh beberapa mikroorganisme
merusak membrane mukosa bronchial dan membrane alveolokapiler. Inflamasi dan edema
menyebabkan sel-sel acini dan bronkiales terminalisterisi oleh debris infeksius dan eksudat, yang
menyebabkan abnormalitas ventilasi-perfusi. Jika pneumonia disebabkan oleh staphilococcuc
atau bakteri gram-negatif dapat terjadi juga nekrosis parenkim paru.
Pada pneumonia pneumokokus, organism S. pneumonia meransang respons inflamasi, dan
eksudat inflamsi menyebabkan edema alveolar, yang selanjutnya mengarah pada perubahan-
perubahan lain . sedangkan pada pneumonia viral disebabkan oleh virus biasanya bersifat ringan
dan self-limited tetapi dapat membuat tahap untuk infeksin sekunder bakteri dengan memberikan
suatu lingkungan ideal untuk pertumbuhan bakteri dan dengan merusak sel-sel epitel bersilia,
yang normalnya mencegah masuknya pathogen ke jalan nafas bagian bawah.       
  
.  F.      Penyimpangan KDM
A. .     PEMERIKSAAN RONTGEN
Pemeriksaan ini dapat menunjukkan kelainan sebelum hal ini dapat ditemukan secara
pemeriksaan fisik. Pada bronchopneumonia bercak – bercak infiltrat didapatkan pada satu atau
beberapa lobus. Pada pneumonia lobaris terlihat adanya  konsosolidasi pada satu atau beberapa
lobus. Pada pneumonia lobaris terlihat adanya konsolidasi pada satu atau beberapa lobus. Foto
rongent dapat juga menunjukkan adanya komplikasi pada satu atau beberapa lobus. Foto rongent
dapat juga menunjukkan adanya komplikasi seperti pleuritis, abses paru, perikarditis dll.

B.    PEMERIKSAAN LABORATORIUM


Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leucosit, biasanya > 10.000/µl
kadang mencapai 30.000 jika disebabkan virus atau mikoplasma jumlah leucosit dapat normal,
atau menurun dan pada hitung jenis leucosit terdapat pergeseran kekiri juga terjadi peningkatan
LED. Kultur darah dapat positif pada 20 – 25 pada penderita yang tidak diobatai. Kadang
didapatkan peningkatan ureum darah, akan tetapi kteatinin masih dalah batas normal. Analisis
gas darah menunjukan hypoksemia dan hypercardia, pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis
respiratorik.

C.    KOMPLIKASI
Menurut Suyono (2003) komplikasi pneumonia antara lain Efusi pleura dan emfisema.
Terjadi pada sekitar 45% kasus, terutama pada infeksi bakterial akut berupa efusi para
pneumonik gram negatif sebesar 60%, staplilococus aureus 50%, S. Pneumoniae 40-60%, kuman
anaerob 35%. Sedang pada mycoplasma pneumoniae sebesar 20%. Cairannya transudat dan
sterill, Komplikasi sistemik, dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa
menungitis. Dapa juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia, anemia pada infeksi kronik,
peningkatan ureum dan enzim hati, Hipoksemia akibat gangguan difusi, Pneumonia kronis yang
dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6 minggu akibat kuman anaerob s. Aureus
dan kuman gram (-), Bronkietaksis. Biasanya terjadi karena pneumonia pada masa anakanak
tetapi dapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau
hipogamaglobulinemia, tuberkolosis, atau pneumonia nekrotikans.
D.     PROGNOSIS
Pada umumnya prognosis adalah baik, tergantung dari faktor penderita, bakteri penyebab
dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat. Perawatan yang baik dan intensif sangat
mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang dirawat. Angka kematian penderita
pneumonia komuniti kurang dari 5% pada penderita rawat jalan , sedangkan penderita yang
dirawat di rumah sakit menjadi 20%. Menurut Infectious Disease Society Of America ( IDSA )
angka kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I 0,1% dan
kelas II 0,6% dan pada rawat inap kelas III sebesar 2,8%, kelas IV 8,2% dan kelas V 29,2%. Hal
ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian penderita pneumonia komuniti dengan
peningkatan risiko kelas. Di RS Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998
adalah 13,8%, tahun 1999 adalah 21%, sedangkan di RSUD Dr. Soetomo angka kematian 20
-35%.
E.     DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG LAZIM MUNCUL
Diagnosa Keperawatan Menurut Nanda (2013) antara lain:
1.            Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas: spasme jalan nafas,
sekresi tertahan, banyaknya mukus, adanya jalan nafas buatan, sekresi bronkus, adanya eksudat
di alveolus, adanya benda asing di jalan nafas.
NOC                  : ventilasi, kepatenan jalan nafas
 Kriteria Hasil   : klien tidak merasa tercekik, irama, frekwency dalam  batas normal,
                            tidak ada bunyi abnormal.
NIC                  :
1)      Pastikan kebutuhan oral suctioning
2)      Auskultasi nafas sebelum dan sesudah suctioning
3)      Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning
4)      Lakukakn fisioterapi dada jika perlu
5)      Monitor status O2 pasien
2.            Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan apnea: ansietas, posisi tubuh, deformitas
dinding dada, gangguan koknitif, keletihan hiperventilasi, sindrom hipovnetilasi, obesitas,
keletihan otot spinal
NOC                    : ventilasi, kepatenan jalan nafas, status TTV
Kriteria Hasil       : mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah,
                                tidak ada pursed lips, klien tidak merasa tercekik, irama,
                               frekwency dalam batas normal, tidak ada bunyi abnormal.
NIC                     :
1)      Posisikan semi fowler
2)      Lakukan fisioterapi dada jika perlu
3)      Pasang mayo jika perlu
4)      Berikan bronkodilator
5)      Auskultasi suara nafas
6)      Monitor pola nafas
3.            Defisit volume cairan berhubungan dengan intake oral tidak adekuat, takipneu, demam,
kehilangan volume cairan secara aktif, kegagalan mekanisme pengaturan NOC    : fluid balance,
Hidration, Status Nutrisi; intake nutrisi dan cairan Kriteria Hasil  : mempertahankan urine output
sesuai dengan usia, dan BB, BJ
                               urine normal, HT normal, TTV normal, Tidak ada tanda dehidrasi
                               (turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus
                               berlebihan)
NIC                     : 
1)      Pertahankan intake dan output yang akurat
2)      Monitor status hidrasi
3)      Monitor Vital sign
4)      Monitor masukan makanan/ cairan dan hitung intake kalori
5)      Berikan cairan IV pada suhu ruangan
6)      Kolaborasikan pemberian cairan IV
4.            Intoleransi aktivitas berhubungan dengan isolasi respiratory: tirah baring atau imobilisasi,
kelemahan menyeluruh, ketidak seimbangan suplai O2 dengan kebutuhan.
NIC                     : ADL, pemulihan tenaga
Kriteria Hasil       : mampu melakukan aktivitas secara mandiri, berpartisipasi dalam
                             aktivitas fisik tanpa disretai peningkatan TTV
NIC :
1)      Kolaborasi dengan tenaga rehabilitasi medik dalam menyiapkan
program terapi yang tepat
2)      Bantu klien mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
3)      Kaji adanya faktor penyebab kelelahan
4)      Monitor respons kardiovaskuler terhadap aktivitas
5)      Monitor lama istirhatanya pasien
6)      Monitor nutrisi dan sumber tenaga adekuat

5.            Defisit pengetahuan berhubungan dengan keadaan penyakit keterbatasan kognitif, salah
interpretasi informasi, kurang paparan
NOC                    : proses penyakit, proses penyembuhan
Kriteria Hasil       : klien dan keluarga mengatakan pemahaman tentang penyakit,
                                prognosis dan program pengobatan
NIC  :
1)      Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang
prose penyakit yang spesifik
2)      Jelaskan patofisiologi tentang penyakit
3)      Gambarkan tanda dan gejala yang muncul pada penyakit
4)      Gambarkan proses penyakit
5)      Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat

ASUHAN KEPERAWATAN
1.      PENGKAJIAN
1.            Biodata / Data Biografi
Identitas Klien:
Nama                           : An. E             No Register : 08.110.900
Umur                           : 1 tahun
Suku/bangsa                : Jawa
Status Perkawinan        : -
Agama                         : Islam
Pendidikan                   : -
Pekerjaan                     : -
Alamat                         : jl.Cimanuk
Tanggal masuk RS       : 25 Mei 2012
Tanggal Pengkajian      : 26  Mei 2012
Catatan kedatangan      : Kursi roda (  ), Ambulan (  ), Brankar (  √ )

  Keluarga Terdekat yang dapat dihubungi:


Nama/Umur                 : Ny.N / 29                       No telepon : (0736)23145
Pendidikan                   : S1
Pekerjaan                     : PNS
Alamat                         : jl.Cimanuk
Sumber Informasi        : Pasien dan keluarga

2.            Riwayat Kesehatan/keperawatan


a.            Keluhan utama/alasan masuk RS
An E (59 th) datang ke RS dr. M. Yunus Bengkulu  pada tanggal 25 Mei 2012, jam 
10.20 wib dengan keluhan batuk berdahak dan sesak napas.
b.            Riwayat Kesehatan Sekarang (RKS) :
         Faktor pencetus: Orang tua anak mengatakan sesak napas didahului oleh batuk pilek seminggu
sebelum masuk RS.
         Muncul keluhan ( ekaserbasi) : Orang tua anak mengatakan sesak napas sejak 6 hari sebelum
masuk RS.
         Sifat keluhan : Orang tua anak mengatakan sesak napas timbul perlahan-lahan, sesak napas terus
menerus dan bertambah dengan aktivitas.
         Berat ringannya keluhan : Orang tua anak mengatakan sesak napas cenderung bertambah sejak 2
hari sebelum masuk RS.
         Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi : Orang tua anak mengatakan upaya untuk
mengatasi sesak adalah dengan istirahat dan minum obat batuk ( OBH ).
         Keluhan lain saat pengkajian : Orang tuan anak juga mengatakan batuk dengan dahak yang
kental dan sulit untuk dikeluarkan, sehingga terasa lengket di tenggorokkan. Orang tua
anak mengatakan kesulitan bernapas.Orang tua anak mengutarakan kondisi badan anak
nya terasa lemah dan ujung - ujung jarinya terasa dingin.
c.             Riwayat Kesehatan Dahulu (RKD) :
         Orang tua anak mengatakan tidak ada riwayat alergi terhadap makanan, debu, dan lain-lain.
d.            Riwayat kesehatan keluarga (RKK) :
Orang tua anak mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit sesak
napas seperti yang dialaminya dan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit
keturunan dan penyakit menular lainnya seperti penyakit jantung, hipertensi, asma,TB dan lain-
lain.

3.            Pola Fungsi kesehatan


a.         Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
  Persepsi terhadap penyakit:
Orang tua pasien tidak mengetahui penyakit yang dideritanya.
Penggunaan :
  Alergi (obat-obatan, makanan, plester, dll): pasien tidak ada alergi.
b.         Pola nutrisi dan metabolisme
  Diet/suplemen khusus: tidak ada
  Intruksi diet sebelumnya: -
  Nafsu makan (nomal, meningkat, menurun): menurun
  Penurunan sensasi kecap, mual-muntah, stomatitis : pasien mual-mual
  Fluktuasi BB 6 bulan terakhir (naik/turu) :
BB pasien menurun sebanyak 4 kg (65 kg menjadi 61).
  Kesulitan menelan (disfagia): tidak ada
  Gigi (lengkap/tidak, gigi palsu): lengkap
  Riwayat masalah kulit/penyembuhan (ruam,kering,keringat berlebihan, penyembuhan abnormal:
tidak ada
  Jumlah minimum/24 jam dan jenis (kehausan yang sangat): tidak ada
  Frekuensi makan: Normal (3X sehari)
  Jenis makanan : KH, protein, lemak
  Pantangan/alergi : tidak ada
c.          Pola Eliminasi
          Buang air besar (BAB) :
         Frekuensi         : 1x 2 hari               Waktu            : Pagi
         Warna              : Kuning                    Konsistensi : Lembek
         Kesulitan (diare, konstipasi, inkontinensia) : Tidak ada
Buang air kecil (BAK) :
         Frekuensi         : 2X sehari                   Warna  : pagi dan sore hari
         Kesulitan (disuria, nokturia, hematuria, retensi inkontinensia): Tidak ada
         Alat bantu (kateter intermitten, indwelling, kateter eksternal): tidak ada
         Lain-lain
d.         Pola aktivitas dan latihan
Kemampuan perawatan dari:
0 ═ Mandiri                                   3 ═ Dibantu orang lain dan peralatan
1 ═ Dengan alat bantu                   4 ═ ketergantungan/tidak mampu
2 ═ Dibantu orang lain
Kegiatan/aktivitas 0 1 2 3 4
Makan/minum √
Mandi √
Berpakaian/berdandan √
Toileting √
Mobilisasi di tempat √
tidur
Berpindah √
Berjalan √
Menaiki tangga √
Berbelanja √
Memasak √
Pemeliharaan rumah √
e.             Pola istirahat dan tidur
         Lama tidur : 7  jam/malam       Tidur siang: 2               Tidur sore: -
         Waktu        : 21.00 WIB
         Kebiasaan menjelang tidur : -
         Masalah tidur (insomnia, terbangun dini, mimpi buruk): Insomnia
         Lain-lain (merasa segar/tidak setelah bangun) : merasa segar

f.                Pola Kognitif Dan Persepsi


         Status mental (sadar/tidak, orientasi baik/tidak) : orientasi baik
         Bicara : Normal (√), tak jelas (    ), gagap (    ), aphasia ekspresif (    )
         Kemampuan berkomunikasi : Ya (   √ ), tidak (    )
         Kemampuan memahami : Ya (  √  ), tidak (    )
         Pendengaran : DBN ( √   ), tuli (    ), kanan/kiri, tinnitus (    ), alat bantu dengar (    )
         Penglihatan (DBN, buta, katarak, kacamata, lensa kontak, dll) : DBN
         Vertigo : Ada
         Ketidak nyamanan/nyeri (akut/kronik) : Pasien mengalami nyeri akut pada daerah dada
         Penatalaksanaan nyeri : Pasien beristirahat untuk mengurangi nyeri
         Lain-lain : -
g.               Persepsei Diri Dan Konsep Diri
            Perasaan klien tentang masalah kesehatan ini : Pasien merasa tidak nyaman
            Lain-lain : -
h.                  Pola Peran Hubungan
         Pekerjaan : -
         Sistem pendukung : pasangan (√     ), tetangga/teman (    ), tidak ada (    ), keluarga serumah 
(√), keluarga tinggal berjauhan (    )
         Masalah keluarga berkenaan dengan perawatan di RS : Tidak ada
         Kegiatan sosial :
         Sejak menderita penyakit pneumonia  pasien jarang bergaulo dengan teman sebaya nya.
         Lain-lain :
i.                 Pola Seksual Dan Reproduksi
         Masalah seksual b.d penyakit : -
j.                    Pola koping dan toleransi stress
         Perhatian utama tentang perawatan di RS atau penyakit (financial, perawatan diri) : Pasien tidak
mengalami kesulitan mengeanai biaya perawatan rumah sakit.
         Kehilangan/perubahan besar dimasa lalu : tidak ada
         Hal  yang dilakukan saat ada masalah (sumber koping) : pasien bersifat terbuka terhadap
masalahnya
         Penggunaan obat untuk menghilangkan stress : tidak ada
         keadaan emosi dalam sehari-hari (santai/tegang) : tegang
         lain-lain : -
k.                  Keyakinan agama dalam kehidupan
         Agama : Pasien beragama Islam
         Pengaruh agama dalam kehidupan : Pasien beranggapan bahwa penyakit yang dideitanya adalah
cobaan.
4.            Pemeriksaan Fisik
         Keadaan umum : Klien tampak lemah, klien tampak kesulitan bernapas dan klien tampak
gelisah.
-                    BB : 10 kg (turun 2 kg dari 60 kg menjadi 58 kg )
-                    TB : 70 cm
          TTV :
-                    TD : 130 / 90 mmHg
-                    ND : 120 x / i
-                    RR : 32 x / i
-                    S    : 39 ºC
         Sistem integumen (kulit) : turgor kulit buruk (tidak elastis) dan pucat
         Kepala : Simestris dan rambut warna hitam, tidak ada ketmbe, bersih.
         Mata : DBN, konjuntiva tidak anemis,ukuran pupil normal.
         Telinga : DBN
         Kuku : Kuku pucat dan sedikit sinosis
         Hidung : Pernapasan cuping hidung
         Mulut : Mukosa bibir kering dan pucat
         Thorak /paru
-                    Inspek : RR : 32x/i, penggunaan otot bantu pernapasan (+), takipnea (+),dispnea (+),pernapasan
dangkal, dan  rektrasi dinding dada tidak ada.
-                    Palpasi : fremitus menurun pada kedua paru
-                    Perkusi : redup
-                    Auskultrasi : bunyi napas bronkial, krekels (+),stridor (+).
         Vaskular periper : akral dingin, capilarry repille kembali dalam 5 detik
5.            Pemeriksaan Penunjang
a.              Hasil foto rontgen : menunjukkan infiltrasien  lobaris (sebagianlobus pada kedua paru).
b.              AGD :menunjukkan alkalosis respiratorik (pH naik,PCO2 turun,HCO3 normal)
c.              Pemeriksaan sputum: ditemukan kuman Stapilococcus aureus dan Diplococcus pneumonia
d.             Pemeriksaan darah rutin didapatkan :
              Leokosit = 16.000/mm3
              Hb = 10,5 gr/dl
              Trombosit =265.000/mm3
              Hematokrit = 44%
              Albumin = 3,01 gr/dl
              Protein total = 5,86 gr/dl
2.      ANALISA DATA
Nama klien              : An. E (59 th)
Ruang rawat             : Anggrek, RSUD M. Yunus Bengkulu
Diagnosa medik       :  Pneumonia

No Data Etiologi Masalah


1 DS: Inflamasi trakeo Bersihan Jalan
  Klien mengatakan batuk berdahak dan sesak bronkial dan farenkim nafas tidak efektif
napas paru,  pembentukkan
  Klien mengatakan batuk dengan dahak yang edema dan peningkatan
kental dan sulit untuk dikeluarkan produksi sputum.
  Klien mengatakan dahaknya terasa lengket di
tengorokkan
  Klien Mengatakan Kesulitan bernapas
DO:
Klien tampak kesulitan bernapas
TTV:
        TD: 130/90 mmHg
        N : 12X/i
        RR : 32x /i
Pernafasan Cuping Hidung
Takipnea (+)
Dispnea (+)
Pernafasan dangkal
Penggunaan otot bantu pernafasan (+)
Perfusi paru redup
Premetus menurun pada kedua paru
Bunyi nafas bronkial, kreleks (+), stridor (+)
Hasil Rontgen : menunjukkan infiltrasi lobaris
Pemeriksaan seputum : ditemukan kuman
stapilococcus aureus dan diplococcus
pneumonia
2 DS: Inflamasi parenkim Nyeri
Klien mengatakan nyeri dada paru, reaksi seluler
Klien mengatakan sakit kepala terhadap sirkulasi
Klien mengatakan sendi nyeri toksin dan batuk
DO: menetap.
  Klien tampak gelisah
  Klien tampak meringis kesakitan akibat nyeri
  Klien tampak memegang di daerah dada dan
melindungi daerah yang sakit
  TTV:
        TD : 130/90 mmhgs
        N    : 120x/i
        RR : 32x /i
  Akral dingin
  Kuku pucat dan sedikit sianosis
  Mukosa bibir kering dan pucat
  Kapilary reffill kembali dalam 5 detik
  Takipnea (+)
3 DS: Anoreksia, akibat Perubahan nutrisi
Klien mengatakan batuk berdahak toksin bakteri, bau dan kurang dari
Klien mengatakan dahaknya terasa lengket rasa sputum kebutuhan tubuh
ditenggorokkan
Klien mengatakan tidak nafsu makan dan
hanya mampu menghabiskan ½ porsi setiap
kali makan (pagi,siang dan malam)
Klien mengatakan mual
Klien mengatakan berat badan turun 4 Kg dari
65 Kg menjadi 64 Kg
Klien mengatakan lemah
DO:
Klien tampak mengeluarkan sputum saat
batuk
Klien tampak lemah
Klien tampak hanya mampu mengabiskan
makanan ½ porsi setiap kali makan
Kulit klien tampak kering
Turgor kulit buruk
Mukosa bibir klien kering
Hb : 10 gr / dl
Protein total : 5,86 gr / dl
Albumin 3,00 gr / dl 
BB : 61 kg
TTV:
        TD : 130/90 mmhgs
        N    : 120 x/i
        RR : 32x /i
Akral dingin
Kuku pucat dan sedikit sianosis
Mukosa bibir kering dan pucat
Kapilary reffill kembali dalam 5 detik
Takipnea (+)

3.      DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa data Tanggal Ditemukan Tanggal Teratasi


Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan Selasa, 25 Mei 2012 Jumat, 28 Mei 2012
dengan inflamasi trachea bronchial, peningkatan
produksi sputum
Nyeri berhubungan dengan inflamasi parenkim
paru, reaksi seluler terhadap sirkulasi toksin dan Selasa, 25 Mei 2012 Jumat, 28 Mei 2012
batuk menetap.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia, akibat toksin Selasa, 25 Mei 2012 Jumat, 28 Mei 2012
bakteri, bau dan rasa sputum

4.      INTERVENSI KEPERAWATAN


Diagnosa
Tujuan Rencana Rasional
keperawatan
Bersihan jalan Setelah Mandiri :
nafas tak efektif dilakukan 1.  Kaji frekuensi/kedalaman
1. Takipnue pernafasan dangkal dan
berhubungan intervensi pernapasan dan gerakan dada. gerakan dada tak simetris sering
dengan keperawatan terjadi karena ketidak
inflamasi selama 3 x   nyamanan. Simetris yang sering
trachea 24 jam, terjadi karena ketidaknyamanan
bronchial, diharapkan gerakan dinding dada dan/ atau
peningkatan jalan nafas cairan paru.
produksi kembali 2.         Auskultasi area paru, catat
2.      Penurunan aliran udara terjadi
sputum efektif area penurunan/tak ada aliran pada area konsolidasi dengan
udara dan bunyi napas cairan. Bunyi napas bronkial
adventisius, mis, krekels, (normal pada bronkus) dapat
mengi stridor. juga terjadi pada area
konsilidasi. Krekel, ronki, dan
mengi terdengar pada inspirasi
dan/atau ekpirasi pada respon
terhadap pengumpulan cairan,
sekret kental, dan spesme jalan
napas/obstruksi.
3.      Merangsang batuk atau
pembersihan nafas secara
3.         Bantu pasien latih napas mekanik pada pasien yang tidak
sering Tunjukan/bantu pasien mampu melakukan karena
mempelajari melakukan batuk tak efektif atau penurunan
batuk, mis., menekan dada tingkat kesadaran.
dan batuk efektif sementara
posisi duduk tinggi. 4.      Cairan (khususnya yang
hangat) memobilisasi dan
4.         Penghisapan  sesuai mengeluarkan sekret
indikasi. 5.      Cairan (khususnya yang
hangat) memobilisasi dan
5.         Berikan cairan paling mengeluarkan sekret.
sedikit 2500 ml/hari (Kecuali
kontra indikasi). Tawarkan air
hangat, daripada air dingin.
Kolaborasi : 6.      Alat untuk menurunkan
6.         Berikan obat sesuai spasme bronkus dengan
indikasi: mukolitik, mobilisasi sekret, analgetik
ekspektoran, bronkodolator, diberikan untuk memperbaiki
analgesik. batuk dengan menurunkan
ketidaknyamanan tetapi harus
digunakan secara hati-hati,
karena dapat menurunkan upaya
batuk/menekan pernafasan.
7.      Cairan diperlukan untuk
mengganti kehilangan dan
memobilisasi sekret.
7.         Berikan cairan tambahan
misalnya : Intravena,oksigen
humidifikasi, dan ruang
8.      Mengevaluasikan kemajuan
humidifikasi. dan efek proses penyakit dan
8.         Awasi sinar X dada, memudahkan pemilihan terapi
GDA, nadi oksimetri. yang diperlukan.
9.      Kadang-kadang diperlukan
untuk membuang perlengketan
mukosa. Mengeluarkan sekresi
9.         Bantu bronkostropi / purulen, mencegah atelektasis.
toresentesis bila
diindikasikan.
Nyeri Nyeri Mandiri :
berhubungan berhubungan1.      Tentukan karakteristik
1.      Nyeri dada biasanya ada
dengan dengan nyeri, misalnya : tajam, dalam beberapa derajat pada
inflamasi inflamasi konstan, selidiki perubahan peneumonia,juga dapat timbul
parenkim paru, parenkim karakter / lokasi nyeri dan  komplikasi pneumonia seperti
reaksi seluler paru, reaksi ditusuk. perikarditis dan indokarditis.
terhadap seluler 2.      perubahan frekuensi jantung
sirkulasi toksin terhadap 2.      Pantau tanda vital. atau TD menunjukkan bahwa
dan batuk sirkulasi pasien mengalami nyeri,
menetap. toksin dan khususnya bila alasan lain untuk
batuk perubahan tanda vital telah
menetap. terlihat.
3.      tindakan non analgesik
diberikan dengan sentuhan
3.      Berikan tindakan nyaman lembut dapat menghilangkan
misalnya, pijatan punggung, ketidak nyamanan dan
perubahan posisi, musik memperbesar efek terapi
tenang, relaksasi atau latihan analgesik.
napas. 4.      Pernapasan mulut dan terapi
oksigen dapat mengiritasi dan
4.      Tawarkan pembersihan mengeringkan membran
mulut dengan sering. mukosa, potensial ketidak
nyamanan umum.

5.      Alat untuk menontorl ketidak


nymanan dada sementara
meningkatkan keefektifan
5.      Anjurkan dan bantu pasien upaya batuk.
dalam teknik menekan dada
selama episode batuk.
6.      Obat ini digunakan untuk
menekan batuk non produktif
Kolaborasi : atau proksismal atau
6.      Berikan analgesik dan menurunkan mukosa
atitusip sesuai indikasi. berlebihan, meningkatkan
kenyamanan atau istirahat
umun.

Perubahan Setelah Mandiri :


nutrisi kurang dilakuakn 1.      Identifikasi faktor yang
1.      Pilihan intervensi
dari kebutuhan intervensi menimbulkan mual atau terganggung pada penyebab
tubuh keperawatan muntah misalnya: sputum masalah.u kebersihanmulut
berhubungan selama 3 x banyak, pengobatan aerosol, setelah muntah, setelah tindakan
dengan 24 jan, dispenea berat, nyeri. aerosol dan drainase postur
anoreksia, diharapkan sebelem maka.
akibat toksin kebutuhan 2.      Menghilangkan tanda bahaya,
bakteri dan rasa nutrisi dapat
2.      Berikan wadah tertutup rasa bau, dari lingkungan pasien
sputum . terpenuhi. untuk sputum dan buang dan dapat menurunkan mual.
sesering mungkin. Berikan
3.      Menurunkan efek mual yang
atau bantu. berhubungan dengan
3.      Jadwalkan pengobatan pengobatan ini.
pernapasan sedikitnya 1 jam
4.      Bunyi usus mungkin menurun
sebelum makan. / tak ada bila proses infeksi
4.      Auskultasi bunyi usus. memanjang. Distensi abdomen
Observasi atau palpasi terjadi sebagai akibat menelan
distensi abdomen. udara atau menunjukkan
pengaruh toksin, bakteri pada
saluran GI.
5.      Tindakan ini dapat
meningkatka masukkan
meskipun nafsu makan
5.      Berikan makan dengan pori mungkin lambat untuk kembali.
kecil dan sring termasuk
dengan makan kering ( roti
6.      Adanya kondisi kronis
panggang ) dan makanan ( PPOM atau alkoholisme ) atau
yang menarik untuk pasien. keterbatasan keuangan dapat
6.      Evaluasi status nutrisi menimbulkan malnutrisi,
umum, ukuran berat badan rendahnya tahanan terhadap
dasar. innfeksi lambatnya respon
terhadap terapi.

5.      IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


No.D
Tanggal Jam Implementasi Paraf/Nama
x
1 Rabu, 26 00.09        Mengkaji frekuensi/kedalaman pernapasan dan
Mei 2012 WIB gerakan dada.
Dengan Hasil : RR =  32x/i, pernapasan cepat
dan dangkal, fremitus menurun pada kedua paru.
        Mengukur TTV
Dengan hasil :
       TD : 130/90 mmhg
       N    : 120 x/i
       RR : 32x /i
        Mengauskultasi area paru, mencatat area
penurunan/tak ada aliran udara dan bunyi napas
adventisius, mis, krekels, mengi stridor.
Dengan hasil : bunyi nafas bronkial, krekels,
mengi, dan srtidor ada.
        Membantu pasien latihan napas dan
mengajarkan melakukan batuk efektif, Dengan
Hasil : Klien dapat melakukan  batuk efektif dan
mengeluarkan dahak.
        Melakukan Penghisapan  sekret sesuai indikasi.
Dengan Hasil : sekret bisa keluar
        Memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari
(Kecuali kontra indikasi) dan menaawarkan air
hangat
Dengan Hasil : Pasien mau minum air hangat
        Memberikan obat sesuai indikasi: mukolitik,
ekspektoran, bronkodolator, analgesik.
        Memberikan oksigen sesuai indikasi
        Mengawasi sinar X dada, GDA,
Dengan Hasil: Rontgen menunjukkan infiltrasi
meyebar, dan GDA tidak normal.
10.     Membantu bronkostropi  sesuai indikasi
Dengan Hasil : Perlengketan mukosa teratasi
2 Rabu, 26 00.09
1.       Mententukan karakteristik nyeri, misalnya :
Mei 2012 WIB tajam, konstan, selidiki perubahan karakter /
lokasi nyeri dan  ditusuk.
Dengan Hasil : Nyeri  Konstan dan lokasi di
bagian dada.
2.       Memantau tanda vital
Dengan hasil :
         TD : 130/90 mmhg
         N    : 120 x/i
         RR : 32x /i
3.       Memberikan tindakan nyaman misalnya, pijatan
punggung, perubahan posisi, musik tenang,
relaksasi atau latihan napas.
Dengan Hasil: Pasien sudah merasa agak
nyaman
4.       Menawarkan pembersihan mulut dengan sering.
Dengan Hasil: Pasien menerima tawaran
5.       Menganjurkan dan bantu pasien dalam teknik
menekan dada selama episode batuk.
Dengan Hasil: Pasien mematuhi anjuran
6.       Memberikan analgesik dan antitusip sesuai
indikasi.
3 Rabu, 26 09.00
1.      Mengidentifikasikan faktor yang menimbulkan
Mei 2012 WIB mual atau muntah misalnya: sputum banyak,
pengobatan aerosol, .dispenea berat, nyeri.
Dengan Hasil :  Klien mual dan muntah
disebabkan sputum banyak.
2.      Memberikan wadah tertutup untuk sputum dan
buang sesering mungkin.
Dengan Hasil : Klien membuang dahaknya di
wadah
3.      Menjadwalkan pengobatan pernapasan
sedikitnya 1 jam sebelum makan.
Dengan Hasil:                      
4.      Mengauskultasikan bunyi usus. Observasi atau
palpasi distensi abdomen.
Dengan Hasil: Terdapat bising usus
5.      Memberikan makan dengan pori kecil dan sering
termasuk dengan makan kering ( roti panggang )
dan makanan yang menarik untuk pasien.
Dengan Hasil: Klien mau makan dalam porsi
kecil
6.      Mengevaluasikan status nutrisi umum, ukuran
berat badan dasar.
Dengan Hasil:BB : 61 Kg

1 Kamis, 27 09.00
1.      Mengkaji frekuensi/ kedalaman pernapasan dan
Mei 2012 WIB gerakan dada.
Dengan Hasil : RR =  25x/i,
2.      Mengukur TTV
Dengan hasil :
         TD : 120/80mmhg
         N    : 80 x/i
         RR : 26x /i
3.      Mengauskultasi area paru, mencatat area
penurunan/tak ada aliran udara dan bunyi napas
adventisius, mis, krekels, mengi stridor.
Dengan hasil : bunyi nafas bronkial, krekels,
mengi, dan srtidor tidak ada.
4.    Membantu pasien latihan napas dan mengajarkan
melakukan batuk efektif, Dengan Hasil : Klien
melaksanakan latihan nafas sesuai yang
dianjurkan dan dapat melakukan  batuk efektif
dan mengeluarkan dahak.
5.    Melakukan Penghisapan  sekret sesuai indikasi.
Dengan Hasil : sekret bisa keluar
6.      Memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari
(Kecuali kontra indikasi) dan menaawarkan air
hangat
Dengan Hasil : intake cairan 2000 ml dan pasien
mau minum air hangat.
7.      Memberikan obat sesuai indikasi: mukolitik,
ekspektoran, bronkodolator, analgesik.
8.      Mengawasi sinar X dada, GDA,
Dengan Hasil: Rontgen menunjukkan infiltrasi
meyebar, dan GDA tidak normal.
2 Kamis, 27 09.00
1.     Mententukan karakteristik nyeri, misalnya :

Mei 2012 WIB tajam, konstan, selidiki perubahan karakter /


lokasi nyeri dan  ditusuk.
Dengan Hasil: nyeri tidak ada lagi
2.   Memantau tanda vital.
Dengan Hasil:TTV :
         TD : 120/80 mmHg
         N    : 80 x/i
         RR :  25x /i
3.     Menawarkan pembersihan mulut dengan sering.
Dengan Hasil: pasien mematuhi hal yang
dianjurkan
4.     Menganjurkan dan bantu pasien dalam teknik
menekan dada selama episode batuk.
Dengan Hasil : Klien mengikuti anjuran
Kolaborasi :
5.     Memberikan analgesik dan atitusip sesuai
indikasi.
3 Kamis, 27 09.00
1.     Mengidentifikasikan faktor yang menimbulkan

Mei 2012 WIB mual atau muntah misalnya: sputum banyak,


pengobatan aerosol, .dispenea berat, nyeri.
Dengan Hasil :  Klien dapat mengeluarkan
sputum
Memberikan wadah tertutup untuk sputum dan
buang sesering mungkin.
Dengan Hasil : Klien membuang dahaknya di
wadah          
2.     Mengauskultasikan bunyi usus. Observasi atau
palpasi distensi abdomen.
Dengan Hasil: Terdapat bising usus
3.     Memberikan makan dengan pori kecil dan sering
termasuk dengan makan kering (roti panggang)
dan makanan yang menarik untuk pasien.
Dengan Hasil:  Klien menghabiskan makanan
dalam porsi kecil
4.     Mengevaluasikan status nutrisi umum, ukuran
berat badan dasar.
Dengan Hasil: BB = 61 Kg
1 Jumat, 28 09.001.    Mengkaji frekuensi/ kedalaman pernapasan dan
Mei 2012 WIB gerakan dada.
Dengan Hasil : RR =  24x/i.
2.    Mengukur TTV
Dengan hasil :
       TD : 120/80 mmhg
       N    : 80 x/i
       RR : 24x /i
3.    Mengauskultasi area paru, mencatat area
penurunan/tak ada aliran udara dan bunyi napas
adventisius, mis, krekels, mengi stridor.
Dengan hasil : Bunyi nafas bronkial, krekels,
mengi, dan srtidor tidak ada
4.    Memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari
(Kecuali kontra indikasi) dan menaawarkan air
hangat
Dengan Hasil : Pasien mau minum air hangat
dan intake 2500 ml
5.    Memberikan obat sesuai indikasi: mukolitik,
ekspektoran, bronkodolator, analgesik.
6.    Memberikan oksigen sesuai indikasi
7.    Mengawasi sinar X dada, GDA,
Dengan Hasil: Rontgen menunjukkan infiltrasi
meyebar, dan GDA  normal.
2 Jumat, 28 09.00
1.     Memantau tanda vital.

Mei 2012 WIB Dengan Hasi l: TTV :


        TD : 120/80 mmHg
        N    : 80 x/i
        RR :  25x /i
2.     Menawarkan pembersihan mulut dengan sering.
Dengan Hasil: pasien mematuhi hal yang
dianjurkan
3.     Memberikan analgesik dan atitusip sesuai
indikasi.
3 Jumat, 28 09.001.    Mengidentifikasikan faktor yang menimbulkan
Mei 2012 WIB mual atau muntah misalnya: sputum banyak,
pengobatan aerosol, .dispenea berat, nyeri.
Dengan Hasil : Klien tidak mual lagi         
2.    Mengauskultasikan bunyi usus. Observasi atau
palpasi distensi abdomen.
Dengan Hasil: tidak terdapat bising usus
3.    Memberikan makan dengan porsi kecil dan sering
termasuk dengan makan kering (roti panggang)
dan makanan yang menarik untuk pasien.
Dengan Hasil: Klien menghabiskan makanan 1
porsi penuh
4.    Mengevaluasikan status nutrisi umum, ukuran
berat badan dasar.
Dengan Hasil: BB = 62 Kg
6.                  EVALWASI
No.D
Tanggal Jam Perkembangan SOAP Paraf/Nama
x
1 Rabu, 26 13.30 S:
Mei 2012 Wib         Klien mengatakan sudah dapat mengeluarkan
dahak
         Klien mengatakan sesaknya sudah berkurang
O:
         Klien dapat mengeluarkan dahaknya
         Krekels dan stredor (+)
         Dispnea berkurang
         TTV:
        TD : 125/80 mmHg
        N   : 100x/i
        RR : 27x /i
         Klien masih mendapat oksigen

A : Masalah teratasi sebagian : klien dapat


          mengeluarkan dahak dengan efektif dan
          sesak nafas berkurang.

P : Intervensi dilanjutkan :
        Kaji frekuensi kedalaman nafas
        Pantau terus TTV
        Auskultasi area paru
        Ingatkan kembali pasien untuk latihan nafas
dan batuk efektif
        Lanjutkan pemberian obat sesuai indikasi
        Lanjutkan pemberian oksigen sesuai indikasi
        Awasi GDA

2 Rabu, 26 13.30 S:
Mei 2012 Wib        Klien mengatakan nyeri berkurang
        Klien mengatakan badannya masih lemah
O:              
        Klien tampak agak nyaman
        Gelisah berkurang
        Dispneu berkurang
        TTV:
        TD : 125/80 mmHg
        o   N    : 100 x/i
        RR :  27x /i
        Mukosa bibir masih kering dan pucat
        Dispnea (+)
        Perfusi paru redup
        Premetus menurun pada kedua paru
        Akral hangat sianosis
        Kapilari refile kembali dalam 2-3 detik
        Klien masih pucat dan sianosis

A : Masalah teratasi sebagian : klien


mengatakan nyeri berkurang, klien merasa agak
nyaman.
P : Intervensi dilanjutkan :
         Kaji terus karekteristik nyeri
         Pantau terus TTV
         Ingatkan kembali pasien untuk latihan nafas
dan batuk efektif
      Lanjutkan pemberian obat sesuai indikasi
3 Rabu, 26 13.30 S :    
Mei 2012 Wib         Klien mengatakan batuk berdahak
         Klien mengatakan dahaknya terasa lengket
ditenggorokkan
         Klien mengatakan tidak nafsu makan dan
hanya mampu menghabiskan ½ porsi setiap kali
makan (pagi,siang dan malam)
         Klien mengatakan mual
         Klien mengatakan lemah
O:
        Klien tampak mengeluarkan sputum saat batuk
        Klien tampak lemah
        Klien tampak hanya mampu mengabiskan
makanan ½ porsi setiap kali makan
        Kulit klien tampak kering
        Turgor kulit buruk
        Hb : 10 gr / dl
        Protein total : 5,86 gr / dl
        Albumin 3,00 gr / dl 
        BB : 61 kg
        TTV:
        TD : 125/80 mmhgs
        o   N    : 100 x/i
        RR : 27x /i
        Akral hangat
        Kuku pucat dan sedikit sianosis
        Mukosa bibir kering dan pucat
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi Keperawatan dilanjutkan
         Indentifikasi mual
         Menjadwalkan pengobatan
         Memberikan makanan dengan porsi kecil tapi
sering
         Evaluasi terus status nutrisi
1 Kamis, 27 13.30 S :
Mei 2012 Wib        Klien mengatakan sudah dapat mengeluarkan
dahak
        Klien mengatakan sudah tidak sesak

O:
        Klien dapat mengeluarkan dahaknya
        Krekels dan stredor (-)
        Dispnea tidak ada
        TTV:
        TD : 120/80 mmHg
        N   : 80x/i
        RR : 25x /i

A : Masalah teratasi sebagian : klien dapat


mengeluarkan dahak dengan efektif, dispnuea
tidak ada

P : Intervensi dilanjutkan :
         Pantau terus TTV
         Auskultasi area paru
         Ingatkan kembali pasien untuk latihan nafas
dan batuk efektif
         Lanjutkan pemberian obat sesuai indikasi
      Awasi GDA
2 Kamis, 27 13.30 S:
Mei 2012 Wib         Klien mengatakan tidak nyeri lagi
         Klien mengatakan badannya sudah merasa
segar
O :              
         Klien merasa nyaman
         TTV:
        TD : 120/80 mmHg
        N    : 80 x/i
        RR :  25x /i
         Mukosa bibir masih kering dan pucat
         Dispnea (-)
         Perfusi paru redup
         Akral hangat
         Kapilari refile kembali dalam 2-3 detik
         Klien masih pucat dan sianosis

A : Masalah teratasi sebagian : klien


mengatakan
nyeri tidak ada, klien merasa nyaman, badan
pasien segar,

P : Intervensi dilanjutkan :
         Pantau terus TTV
         Ingatkan kembali pasien untuk latihan nafas
dan batuk efektif
      Lanjutkan pemberian obat sesuai indikasi
3 Kamis, 27 13.30 S:
Mei 2012 Wib         Klien mengatakan saat batuk sputum keluar.
         Klien mengatakan masih blum nafsu makan
dan hanya mampu menghabiskan ½ porsi setiap
kali makan (pagi, siang dan malam)
O:
         Klien tampak mengeluarkan sputum saat batuk
dan sudah berkurang
         Klien tampak  mengabiskan makanan dalam ½
porsi setiap kali makan
         Kulit klien masih tampak kering
         Hb : 10 gr / dl
         Protein total : 5,86 gr / dl
         Albumin 3,00 gr / dl 
         BB : 61 kg
         TTV:
        TD : 120/80 mmhgs
        N    : 80 x/i
        RR : 25x /i
         Akral hangat
A : Masalah teratasi sebagian : 
Mengidentifikasi
pengeluaran sputum, observasi  distensi
abdomen, dan status gizi
P : Intervensi Keperawatan dilanjutkan
       Indentifikasi mual
       Menjadwalkan pengobatan
       Memberikan makanan dengan porsi kecil tapi
sering
      Evaluasi terus status nutrisi
1 Jumat, 28 13.30 S:
Mei 2012 Wib         Klien mengatakan sudah tidak batuk
         Klien mengatakan sudah tidak sesak

O:
         Klien mengatakan tidak ada sputum
         Krekels dan stredor (-)
         TTV:
        TD : 120/80 mmHg
        N   : 80x/i
        RR : 24x /i

A : Masalah teratasi : klien tidak batuk. Tidak


lagi
sesak, tidak ada lagi sputum, auskultasi area
paru normal, intake cairan tercukupi

P : Intervensi dihentikan
2 Jumat, 28 13.30 S:
Mei 2012 Wib         Klien mengatakan tidak nyeri lagi
         Klien mengatakan badannya sudah segar

O :             
         Klien merasa nyaman
         TTV:
        TD : 120/80 mmHg
        o   N    : 80 x/i
        RR :  24x /i
         Mukosa bibir normal dan tidak pucat lagi
         Dispnea (-)
         Perfusi paru Normal
         Akral hangat
         Kapilari refile kembali dalam 2 detik

A : Masalah teratasi.

P : Intervensi dihentikan.
3 Jumat, 28 13.30 S:
Mei 2012 Wib         Klien mengatakan tidak batuk lagi
         Klien mengatakan sudah nafsu makan dan
mampu menghabiskan 1 porsi penuh setiap kali
makan (pagi, siang dan malam)
O:
         Klien tidak tampak batuk lagi dan tidak ada
sputum
         Klien tampak  mengabiskan makanan dalam 1
porsi penuh setiap kali makan
         Kulit klien sudah normal
         Hb : 14 gr / dl
         Protein total : 7,5 gr / dl
         Albumin 3,4gr / dl 
         BB : 62 kg
         TTV:
        TD : 120/80 mmhg
        N    : 80 x/i
        RR : 24x /i
         Akral hangat

A : Masalah teratasi.

P : Intervensi Keperawatan dihentikan

DAFTAR PUSTAKA
http://montanitalyano.blogspot.com/2013/12/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan.html
http://retnopuspasari.blogspot.com/2014/04/asuhan-keperawatan-pada-pasien-pneumonia.html
http://chandwicaksono.blogspot.com/2013/09/askep-pneumonia.html
http://sehati11022012.blogspot.com/2013/11/makalah-askep-pneumonia-lengkap.html
http://eprints.ums.ac.id/25860/18/NASKAH_PUBLIKASI.pdf

Anda mungkin juga menyukai