Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTEK KLINIK

KSM NON-BEDAH

Nomor Dokumen:
Revisi :0/0 Halaman :1/2
017-I/MI/MEDIS/RSIABC/I/2023

TGL TERBIT : Ditetapkan Oleh


31 Januari 2023

Dr. Siti Muliana, MM


Direktur RSIA Bunda Ciputat
JUDUL PENYAKIT TB PARU DEWASA ICD 10 : N.39.0

KEWENANGAN KLINIS / 4A
TINGKAT KOMPETENSI

A. Pengertian Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi bersifat kronik dan menular
(Definisi) disebabkan oleh mycobacterium tuberkulosis

1. Batuk berdahak > 2-3 minggu


B. Anamnesis
2. Batuk darah
3. Sesak nafas
Konjungtiva anemis, auskultasi suara bronkial, dapat ditemukan ronkhi basah
C. Pemeriksaan Fisik
kasar/nyaring. Bila infiltrat penebalan pleura, suara nafas jadi vesikuler
melemah, bila terdapat kavitas besar ditemukan perkusi hipersonor,
auskultasi suara amphorik.
1. Anamnesa
D. Kriteria Diagnosis
Berdasarkan buku nasional pengendalian tuberkulosis, DEPKES, 2014
terbagi menjadi 2 kategori :
a. Kategori
Panduan OAT ini diberikan untuk pasien baru :
1) Penderita TB paru terkonfirmasi bakteriologis
2) Penderita TB paru diagnosis klinis
3) Penderita TBC ekstra paru
b. Kategori 2
Panduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang pernah
diobati sebelumnya
1) Pasien kambuh
2) Pasien gagal pada pengobatan dengan panduan OAT kategori
1 sebelumnya
3) Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan sputum SPS BTA (sewaktu-pagi-sewaktu)
4. Pemeriksaan foto thoraks PA/Lateral. Tampak infiltrat, pembesaran
KGB hilus / KGB paratrakeal, milier, atelektasis, efusi pleura,
kalsifikasi, bronkiektasis, kavitas, destroyed lung.
TB Paru
E. Diagnosis Kerja
1. Bronkopneumania
F. Diagnosis Banding
2. Bronkiektasis
3. Mikosis (infeksi jamur) paru
4. Tumor paru
1. Pameriksaan bakteriologis : sputum SPS BTA (sewaktu-pagi-sewaktu)
G. Pemeriksaan
2. Pemeriksaan radiologis : fotothoraks PA/Lateral
Penunjang
3. Pemeriksaan khusus : kultur mycobacterium tuberculosis danuji
resistant.
Panduan OAT dan peruntukkannya
H. Terapi
1. Kategori -1 (2HRZE/4H3R3)
2. Kategori -2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3)
Pengobatan suportif dan simtomatis yang diberikan sesuai dengan
keadaan klinis dan indikasi rawat :
1. Perbaikkan gizi
2. Pendidikan kesehatan
3. Rehabilitasi medik
1. meningkatkan Gizi
I. Edukasi
2. edukasi kontrol lingkungan (cara batuk, masker, ventilasi)
3. cara penularan melalui udara
4. edukasi tentang terapi OAT dan efek sampingnya
5. PMO (pengawasan makan obat)
6. Evaluasi terapi (pemeriksaan sputum dan foto thoraks sesuai
program)
7. Edukasi kontrol rutin poli rawat jalan
8. Edukasi sosial (pencarian kontak serumah)
Dubia ad bonam
J. Prognosis
1
K. Tingkat Evidens
KSM Non Bedah
L. Penelaah Kritis
Pasien dilakukan perawatan selama 3 Hari
M. Indikator Medis
Nicole LE (2009). Urinary Tract Infection. In : Primer on kidney Diseases 5 th ed.
N. Kepustakaan
Greenberg A, Cheung AK, Coff man TM, et all eds.Sunders Elsevier, pp389-396

Ciputat, 31 Januari 2022

Mengetahui Oleh : disetujui Oleh :

Ketua Komite Medik Ketua KSM Non Bedah

Dr. Yulia Hernawati, SpA Dr. Dewi Kartika, SpA

Anda mungkin juga menyukai