Anda di halaman 1dari 3

DIAGNOSIS PENYAKIT

TUBERCULOSIS (TB)
No.Dok : SOP/C/VII/TB/195

No. Rev :
SOP

Tgl terbit : 10 Juli 2017

PUSKESMAS
dr.Oktoviana I.E.Sihombing
TANAH MIRING
NRPTT.01.1.64.133
KABUPATEN MERAUKE

1. Pengertian Penemuan pasien TB melalui serangkaian kegiatan mulai dari


penjaringan terhadap terduga pasien TB, pemeriksaan fisik dan
laboratorium, menentukan diagnosis, menentukan klasifikasi
penyakit serta tipe pasien TB.
2. Tujuan 1. Supaya bisa melakukan pengobatan sesuai dengan klasifikasi
penyakit dan tipe pasien TB
2. Kesembuhan supaya tidak menularkan penyakitnya kepada
orang lain.
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala Kesehatan Puskesmas Tanah Miring
tentang penetapan Penanggung jawab UKM.
2. Surat Keputusan Kepala Kesehatan Puskesmas Tanah Miring
tentang pengelolaan dan pelaksanaan UKM Puskesmas.
3. Surat Keputusan Kepala Kesehatan Puskesmas Tanah Miring
tentang monitoring pengelolaan dan pelaksanaan UKM
Puskesmas.
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
296/Menkes/SK/III/2008 tentang pedoman pengbatan dasar di
Puskesmas
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Alat dan Bahan 1. Pot dahak
2. Buku TB 06
6. Prosedur 1. Petugas melakukan penjaringan pasien TB secara pasif tetapi
aktif dalam promosi
2. Petugas melakukan tahap awal penemuan dengan menjaring
pasien yang batuk lebih 2 minggu dan memiliki gejala
tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak
nafas, badan kurus, badan lemas, nafsu makan menurun, berat
badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan
fisik, demam meriang lebih dari satu bulan
Diagnosis Tuberculosis pada orang dewasa
1. Diagnosis Tuberculosis Paru
a. Petugas melakukan diagnosis TB paru dengan
pemeriksaan dahak mikroskopis langsung yaitu dahak
sewaktu pagi sewaktu (SPS)
S (sewaktu) : dahak ditampung pada saat terduga pasien
TB datang berkunjung pertama kali ke Fasyankes, pada
saat pulang pasien membawa pot untuk menampung
dahak.
P (pagi) : pasien menampung dahak dirumah pada hari
kedua, segera setelah bangun tidur.
S (sewaktu) : dahak di tampung di Fasyankes pada hari
kedua saat menyerahkan dahak pagi.
b. Petugas menetapkan sebagai pasien TB apabila minimal
satu dari pemeriksaan dahak SPS hasilnya positif.
c. Apabila hasil dahak SPS negative, maka petugas
memberikan terapi antibiotic non OAT selama 2 minggu.
Bila dalam 2 minggu ada perbaikan maka bukan TB. Bila
7-14 hari tidak ada perbaikan maka petugas melakukan
pemeriksaan klinis ulang dan SPS
d. Bila salah satu hasil SPS positif maka dinyatakan pasien
TB, bila hasil SPS negative dan pasien tidak membaik
maka petugas harus merujuk ke RS untuk dilakukan
pemeriksaan yang lain.
2. Diagnosis Tuberculosis Ekstra Paru
a. Gejala dan keluhan pasien tergantung pada organ yang
terkena, misalnya kaku kuduk pada meningitis TB, nyeri
dada pada TB Pleura (pleunitis), pembesaran kelenjar
limfa superfasialis TB dan lainya.
b. Petugas melakukan diagnosis pasti pada pasien TB
ekstra paru ditegakkan dengan pemeriksaan klinis,
bakteriologis, dan atau histopatologis dari contoh uji
yang diambil dari organ tubuh yang terkena.
c. Petugas melakukan pemeriksaan bakteriologis apabila
juga ditemukan keluhan dan gejala yang sesuai, untuk
menemukan kemungkinan adanya TB paru.

Diagnosis Tuberculosis pada anak


Petugas mendiagnosa TB pada anak dengan Sistim Skoring
(Scoring System) gejala dan pemeriksaan penunjang TB dengan
parameter sebagai berikut :
a. Kontak TB BTA negative / tidak tahu skor 2, BTA
positif skor 3
b. Uji Tuberkulin (test mantoux) negative skor 0, positif
skor 3
c. Berat badan / keadaan gizi BB / TB < 90 % skor 1,
klinis gizi buruk atau Bb / TB <70% skor 2
d. Demam yang tidak diktehaui penyebabnya 2 minggu
skor 1
e. Batuk kronik 3 minggu skor 1
f. Pembesaran kelenjar limfe kolli, aksida, inguinal 1
cm, lebih dari 1 KGB, tidak nyeri skor 1
g. Ada pembengkakan tulang / sendi panggul, lutut, falang
skor 1
h. Foto toraks ada gambaran sugestif (mendukung TB)
skor 1
Kesimpulan :
1. Skor 6 diberi OAT 2 bulan terapi kemudian di evaluasi
a. Bila respon positif terapie TB diteruskan
b. Respon negative dirujuk ke RS untuk evalusi lebih lanjut
2. Jika petugas menemukan salah satu keadaan dibawah ini,
petugas merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan :
a. Foto toraks menunjukkan gambaran efusi pleura atau
milier atau kavitas.
b. Gibbus, koksitis
c. Tanda bahaya pasien mengalami kejang, kaku kuduk,
penurunan kesadaran, kegawatan lain, misalnya sesak
nafas.
7. Unit terkait 1. Poli Umum
2. Laboratorium
3. MTBS
4. UGD
5. KIA
6. Poli TB
8. Dokumen terkait 1. Rekam medis pasien
2. Hasil pemeriksaan dahak ( TB 05 )

Anda mungkin juga menyukai