Anda di halaman 1dari 4

TUBERKULOSIS (TB) PARU DEWASA

No. Dokumen : 017/PMKP/VI/2023


No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 17 Juni 2023
Halaman : 1/3

KLINIK POLRES SOLOK


KOTA
Jl. Ks. Tubun No.02,
Tanjung Harapan, Kota drg. YANTI FITRIA
Solok

1. Pengertian Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan


oleh kuman TB yaitu Mycobacterium tuberculosis (Mtb). TB Paru
Dewasa adalah pasien TB berumur >15 tahun dengan kelainan/
gangguan fungsi organ akibat infeksi mycobacterium tuberculosis yang
terjadi pada parenkim paru dan atau tracheobronchial tree.
2. Tujuan Sebagai acuan penanganan pasien dengan TB Paru di Klinik Polres
Solok Kota
3. Kebijakan Keputusan Penanggung Jawab Klinik Polres Solok Kota Nomor
Kep/005/PMKP/VI/2023 tentang Pelaksanaan Pelayanan Klinis di Klinik
Polres Solok Kota
4. Referensi Panduan Praktik Klinis (PPK) bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Tingkat
Pertama (FKTP) oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Tahun 2022.
5. Prosedur Pengelompokan pasien:
a. Pasien TB Paru Terkonfirmasi:
Terduga TB Paru yang sudah mendapatkan konfirmasi hasil
pemeriksaan bakteriologis positif dengan ditemukannya Mtb dari
sampel uji.
b. Pasien TB Paru Terdiagnosis Klinis:
Pasien TB Paru dengan hasil pemeriksaan bakteriologis negatif
Mtb, tetapi memiliki hasil sugestif TB berdasarkan pemeriksaan
penunjang dan evaluasi klinis.

1. Anamnesis
Gejala umum:
Batuk produktif lebih dari 2 minggu disertai:
a. Gejala pernapasan (nyeri dada, sesak napas, hemoptisis)
dan/atau
b. Gejala sistemik (demam, tidak nafsu makan, penurunan berat
badan, keringat malam, mudah lelah)

2. Pemeriksaan fisik
Tergantung luas kerusakan paru
a. Auskultasi : suara napas bronkhial/amforik, ronkhi basah, suara
napas melemah di apex paru
b. Tanda-tanda penarikan paru, diafragma dan mediastinum.
TUBERKULOSIS (TB) PARU DEWASA

No. Dokumen : 017/PMKP/VI/2023


No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 17 Juni 2023
Halaman : 2/3

3. Pemerikaan penunjang
a. Pemeriksaan utama diagnosis pasti: pemeriksaan bakteriologis
yaitu pemeriksaan TCM atau pemeriksaan BTA sputum
b. Pemeriksaan penunjang lain: darah rutin, gula darah

4. Diagnosis
Memenuhi kriteria anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
bakteriologis dan pemeriksaan penunjang. Penulisan diagnosis pasti
TB berdasarkan urutan:
a. Letak anatomis penyakit: Paru atau Ekstra Paru
b. Riwayat pengobatan TB: Baru atau Pengobatan ulang
c. Status HIV: Positif, Negatif atau tidak diketahui
d. Status resistansi OAT: Sensitif atau Resistan Obat.

5. Tatalaksana
Prinsip pengobatan:
a. Diberikan dalam bentuk paduan OAT yang tepat mengandung
minimal 4 macam obat untuk mencegah terjadinya resistensi.
b. Diberikan dalam dosis yang tepat.
c. Ditelan secara teratur dan diawasi secara langsung oleh PMO
(Pengawas Menelan Obat) sampai selesai pengobatan.
d. Pengobatan diberikan dalam jangka waktu yang cukup, terbagi
dalam dua (2) tahap yaitu tahap awal serta tahap lanjutan.
e. Dilakukan pemeriksaan bakteriologis follow up pada akhir tahap
awal, sebulan sebelum akhir pengobatan dan pada akhir
pengobatan.
Tahapan pengobatan:
1. Tahap Awal:
- Pengobatan diberikan setiap hari
- Pengobatan tahap awal pada semua pasien baru, harus
diberikan selama 2 bulan. Dengan pengobatan secara teratur
dan tanpa adanya penyulit, daya penularan umumnya sudah
sangat menurun setelah pengobatan selama 2 minggu
pertama.
2. Tahap Lanjutan:
Bertujuan membunuh sisa sisa kuman yang masih ada dalam
tubuh, khususnya kuman persister sehingga pasien dapat sembuh
dan mencegah terjadinya kekambuhan

Paduan OAT TB Sensitif Obat (SO) standar 6 bulan yaitu: 2HRZE/4HR


a. Paduan ini disediakan dalam bentuk paket obat kombinasi dosis
tetap harian (OAT-KDT) dan paket OAT lepasan dosis harian.
TUBERKULOSIS (TB) PARU DEWASA

No. Dokumen :017/PMKP/VI/2023


No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 17 Juni 2023
Halaman : 3/3

b. Paket Kombipak adalah paket obat lepas yang terdiri dari:


Isoniasid (H), Rifampisin(R), Pirazinamid (Z) dan Etambutol (E)
yang dikemas dalam bentuk blister.

c. Pengobatan intermitten pada tahap lanjutan sudah tidak


dianjurkan lagi. Hanya boleh diberikan pada situasi dimana OAT
dosis harian tidak tersedia.
d. Jika tidak tersedia paduan dosis harian, dapat dipakai paduan
2RHZE/4R3H3 dengan syarat harus disertai pengawasan yang
lebih ketat secara langsung untuk setiap dosis obat

6. Konseling dan edukasi


a. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang
penyakit tuberculosis
b. Pengawasan ketaatan minum obat dan kontrol secara teratur.
c. Kemampuan mengenali munculnya efek samping OAT.
d. Pola hidup sehat dan sanitasi lingkungan
e. Menghubungkan pasien dengan kelompok dukungan sebaya.
f. Pemberian motivasi dan mengupayakan akses dukungan
psikososial.

7. Rujukan
a. Pasien TB Paru dengan hasil pemeriksaan bakteriologis negatif
untuk dilakukan foto thorax dan assessment klinis
b. Pasien TB Paru usia lanjut (>65 tahun)
c. Pasien yang memiliki kemungkinan gagal pengobatan, yaitu
selama 3 bulan tidak menunjukkan adanya perbaikan klinis,
atau terjadi reverse, atau munculnya efek samping berat.
d. TB dengan komplikasi/keadaan khusus (TB dengan komorbid)
yang tidak terkontrol.
e. TB Resisten Obat
6. Diagram alir -

7. Unit terkait Poli Umum

Anda mungkin juga menyukai