No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
KLINIK
PRTAMA
RAWAT INAP dr. Dedi Aprianto
SAYANG
KELUARGA
1. Pengertian Tuberculosis (TB) adalah penyakit menular yang menyerang saluran nafas
atas dan paru-paru disebabkan oleh bakteri M. Tuberculosis.
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam memberikan tata laksana yang tepat pada
pasien TB
3. Kebijakan SK Kepala Klinik Pratama Rawat Inap Sayang Keluarga No.
……………………….. tentang .....................................................
1
panjang
Usia <5 tahun
Kontak erat dengan pasien TB aktif yang infeksius
Berada di tempat yang memiliki resiko tinggi terinfeksi TB
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dapat ditemukan :
Kondisi umum tampak kurus
Febris
Suara paru normal/rhonki
Retraksi otot pernafasan
4. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang berupa tes cepat
molekuler (TCM), bila tidak tersedia atau tidak dapat diambil
spesimennya maka dilakukan pemeriksaan rontgen dan atau uji
tuberculin untuk selanjutnya mengisi system skoring TB.
5. Petugas menegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang dengan kriteria :
a. Hasil TCM menunjukkan MTB positif (TB anak terdiagnosis
bakteriologis)
b. Hasil skoring TB ≥ 6 (TB anak terdiagnosis klinis)
c. Hasil skoring TB < 6 disertai uji tuberculin dan kontak dengan
pasien TB dewasa positif (TB anak terdiagnosis klinis)
d. Hasil skoring TB < 6 disertai uji tuberculin dan kontak dengan
pasien TB dewasa negative, tetapi setelah diobservasi 2
minggu keluhan pasien menetap (TB anak terdiagnosis klinis)
e. Pasien tidak diuji tuberculin atau dirontgen, tetapi berkontak
erat dnegan pasien TB dewasa aktif (TB anak terdiagnosis
klinis)
f. Pasien tidak diuji tuberculin atau dirontgen, dan tidak
berkontak erat dengan pasien TB dewasa aktif serta sudah
diobeservasi 2 minggu namun keluhan pasien menetap (TB
anak terdiagnosis klinis)
6. Petugas memberikan penatalaksanaan sebagai berikut :
a. Untuk pasien TB anak terdiagnosa bakteriologis (TCM positif)
- Terapi OAT fase intensif 2RHZE diminum setiap hari
2
selama 2 bulan, dilanjutkan
- Terapi OAT fase lanjutan 4RH diminum setiap hari
selama 4 bulan.
b. Untuk pasien TB anak terdiagnosa bakteriologis
- Terapi OAT fase intensif 2HRZ diminum setiap hari
selama 2 bulan, dilanjutkan
- Terapi OAT fase lanjutan 4HR diminum setiap hari
selama 4 bulan
7. Petugas melakukan pemantauan berkala, yakni per 2 minggu saat
fase intensif dan per 4 minggu saat fase lanjutan. Penilaiannya
meliputi kepatuhan minum obat, penilaian gejala, efek samping obat
dan pengukuran berat badan.
8. Untuk pasien TB anak terdiagnosa bakteriologis (TCM positif)
dilakukan pemantauan dahak di akhir bulan ke-2, ke-5 dan ke-6.
Sedangkan, pasien TB anak terdiagnosis klinis tidak perlu
pemantauan sputum.
9. Petugas memberikan konseling dan edukasi :
Rumah harus memenuhi persyaratan rumah sehat terutama
pencahayaan dan ventilasi yang cukup.
Etika batuk dan pemakaian masker.
Peningkatan higiene dan sanitasi lingkungan.
Pencegahan dengan Terapi Pencegahan Tuberculosis (TPT)
bagi kontak serumah dan kontak erat yang terbukti ada
Infeksi Laten TB (ILTB)
Motivasi untuk patuh minum obat
10. Petugas memberikan rujukan bila didapatkan tanda-tanda
perburukan atau pasien tidak menunjukkan perbaikan selama
diterapi OAT
3
6. Diagram Alir
7.Hal yang -
perlu
diperhatikan
8. Unit terkait a. Pendaftaran
b. Poli
c.
4
9. Dokumen -
terkait
10. Rekaman No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
histori diberlakukan
perubahan