Anda di halaman 1dari 6

TES MANTOUX

No. Dokumen : SOP- /UKP/PANCORAN


No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : XX September 2016
Halaman : 1 dari 4
Puskesmas drg.
Kecamatan Pancoran KEPALA PUSKESMAS : MelvinSijabat
NIP:196408141998031004

1. Pengertian Tes Mantoux atau uji tuberkulin merupakan pemeriksaan paling bermanfaat untuk
menunjukkan sedang/pernah terinfeksi Mikobakterium tuberkulosa dan sering
digunakan dalam "Screening TBC".
2. Tujuan 1. Prosedur ini sebagai acuan dalam melaksanakan Test Mantoux.
2. mendeteksi infeksi TB dengan sensitifitas lebih dari 90 %
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Kecamatan Pancoran Nomor: xx Tahun 2016 tentang Test
Mantoux
4. Referensi 1. Manajemen TB Anak, Dirjen P2PL Kemenkes RI, 2013

5. Prosedur / 1. NAMA PEKERJAAN


langkah- Tes Mantoux
langkah
2. KOMPETENSI
a. Bidan
b. Perawat
3. ALAT DAN BAHAN
3.1 PPD ( Purified Protein Derivative tuberculin ) RT-23 TU
3.2 Semprit Tuberculin 1 cc, dg 2 jarum berukuran 26 atau 27 gauge, yang
panjangnya 1cm dan 20⁰ bevel.
3.3 Kapas
3.4 Alkohol 70 %

4. INDIKASI TES MANTOUX


a. Anak dengan gejala dan tanda sakit TB aktif
b. Kontak erat dengan pasien TB dewasa aktif
c. Anak dengan faktor risiko tinggi terpapar TB (tuna wisma, alkoholik, pengguna
narkoba suntik)
d. Pasien imunokompromais (infeksi HIV, sindroma nefrotik, keganasan) dan
pasien yang akan mendapat imunosupresan jangka panjang
e. Bayi yang akan mendapat BCG di atas usia 3 bulan
5. KONTRA INDIKASI TES MANTOUX
Pasien dengan riwayat terjadi reaksi kulit yang hebat pada uji tuberkulin sebelumnya.
Pasien dengan luka bakar atau kelainan kulit yang luas
Pasien dengan infeksi virus yang berat atau mendapat vaksinasi yang mengandung
virus hidup (seperti MMR) dalam satu bulan terakhir.
6. KOMPLIKASI TES MANTOUX
Reaksi hebat (nekrosis, blistering, syok anafilaksis, atau ulserasi)
7. PENYIMPANAN PPD
a. PPD harus disimpan di tempat yang dingin (suhu 2-8 ⁰C) yaitu dalam refrigerator
(lemari es) atau dalam cool box atau vaccine carrier dengan cool pack.
b. Jangan simpan dalam freezer sebab PPD tidak boleh beku. PPD yang beku,
tidak dapat digunakan untuk uji tuberkulin dan harus dibuang.
c. Simpan PPD ditempat yang terlindung dari sinar matahari. Jika PPD tersebut
Terpapar dengan sinar matahari untuk suatu jangka waktu yang lama, PPD
tersebut tidak dapat digunakan lagi.
d. Tulis tanggal pada setiap vial PPD yang dibuka. Jangan menggunakan PPD
yang sudah dibuka lebih dari 30 hari.

1
TES MANTOUX
No. Dokumen : SOP- /UKP/PANCORAN
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : XX September 2016
Halaman : 2 dari 4
Puskesmas drg.
Kecamatan Pancoran KEPALA PUSKESMAS : MelvinSijabat
NIP:196408141998031004

8. PERSIAPAN TES MANTOUX


a. Bahan dan dan Perlengkapan
b. Perhatikan tanggal kadaluarsa dari PPD dan tanggal pembukaan vial PPD.
c. Jangan mengisap PPD ke dalam semprit sekali pakai (disposible syringe) bila
belum akan disuntikkan.
d. Hisap PPD bila sudah siap untuk dilakukan uji tuberkulin.
e. Jangan memindahkan sisa PPD dari satu vial ke vial lainnya
f. Cegah pemberian PPD secara subkutan. Hal ini dapat mengakibatkan reaksi
Berupa demam atau inflamasi akut di sekitar lesi TB sebelumnya.
g. Jika sebelum uji tuberkulin orang tersebut mendapat imunisasi dengan vaksin
yang mengandung virus hidup (seperti campak atau MMR), maka harus
ditunggu paling kurang 4-6 minggu sebelum pemberian uji tuberkulin diberikan
(sebab reaksi negatif palsu dapat terjadi)
h. Alat suntik (semprit) yang digunakan untuk uji tuberkulin ini adalah semprit Sekali
pakai khusus untuk tuberkulin yaitu semprit 1 cc dengan jarum 26-27 gauge
yang panjangnya 1 cm dan 20⁰ bevel.
i. Setiap pasien menggunakan 1 semprit dengan 2 jarum (1 jarum untuk
mengambil dan 1 jarum untuk menyuntik)
j. Setiap kali mengambil PPD dari vial harus melakukan tindakan aseptis
(menggunakan usapan dengan kapas alkohol 70 %)
Anamnesa dengan keluarga pasien hal-hal yang berkaitan dengan akan dilakukan uji
tuberkulin, antara lain :
- Pernahkah dilakukan uji tuberkulin sebelumnya, apa hasilnya?
(Tidak perlu diulang pada anak yang telah di uji tuberkulin sebelumnya dengan
hasil positif)
- Pernahkah mendapat imunisasi dengan virus hidup, vaksinasi apa dan kapan
dilakukan?
- Pernahkah mendapat BCG dan kapan mendapatkannya?
Beri penjelasan kepada pasien hal-hal penting yang perlu diketahui pasien :
- Maksud dari uji tuberkulin
- Jelaskan kepada pasien untuk tidak menggosok-gosok atau menekan dengan
kapas pada bekas suntikan. Perdarahan sedikit tersebut dapat dibiarkan saja
atau digunakan sepotong kapas bersih (cotton balls) untuk mengisap darahnya.
- Jangan gunakan plester untuk menutup bekas suntikan uji tuberkulin tersebut
- Beritahukan dengan jelas kapan pasien harus kembali untuk pembacaan uji
tuberkulin ini.

9. TEKNIK PENYUNTIKAN TUBERKULIN


a. Pemilihan lokasi penyuntikan, a dan antisepsis
b. Lokasi pada volar/fleksor lengan bawah 5-10 cm di bawah lipatan siku atau
c. daerah 1/3 tengah dari lengan bawah
d. Pilih area yang bersih dari luka, lesi kulit atau jaringan parut
e. Lakukan asepsis dan annti sepsis dengan kapas alkohol
Penyiapan semprit
1. Cek tanggal kadaluarsa semprit .
2. Gunakan semprit sekali pakai 1 ml dengan 0.1 ml PPD
Penyuntikan secara Intra Kutan / Intra Dermal
1. Masukkan jarum secara perlahan, lubang ujung jarum menghadap ke atas,

2
TES MANTOUX
No. Dokumen : SOP- /UKP/PANCORAN
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : XX September 2016
Halaman : 3 dari 4
Puskesmas drg.
Kecamatan Pancoran KEPALA PUSKESMAS : MelvinSijabat
NIP:196408141998031004

membentuk sudut 5-15 ⁰ dengan permukaan lengan


2. Lubang ujung jarum harus masuk tepat di dalam permukaan kulit (sampai sebatas
lubang ujung jarum)

Pengecekan suntik
a. Setelah dilakukan injeksi yang benar, akan terlihat intradermal wheal (penonjolan
di tempat penyuntikan berwarna pucat dengan gambaran pori-pori seperti kulit
jeruk) dengan diameter 5-6 mm.
b. Setelah jarum suntik dicabut, daerah penyuntikan jangan diusap atau ditekan
dengan kapas atau alat lain.
c. Jika tidak berhasil (tidak terlihat intradermal wheal), lakukan ulangan pada lokasi
paling sedikit berjarak 5 cm dari tempat suntikan sebelumnya.
d. Jangan dilingkari dengan pulpen/spidol, karena dapat menghalangi pembacaan
hasil. Data-data dicatat dalam catatan medis.
Pencatatan Data
Catat data yang diperlukan pada catatan medis, yaitu berupa tanggal dan jam
dilakukannya penyuntikan, lokasi penyuntikan dan nomor lot PPD

10. PEMBACAAN TES MANTOUX


Hasil uiji tuberkulin harus dibaca 48-72 jam (terutama 72 jam) setelah penyuntikan.
Pasien yang tidak datang kembali dalam waktu 72 jam perlu diperhatikan :
 Jika pasien datang dalam 7 hari pertama setelah penyuntikan, maka tetap
dilakukan pembacaan tuberkulin dan dicatat tanggal pembacaannya.
 Jika pasien datang lebih dari 7 hari pertama setelah penyuntikan, maka harus
dijadwal kembali untuk penyuntikan tuberkulin ulang.
Indurasi yang baik dan dapat dinilai adalah indurasi yang bulat, permukaan rata dan
berwarna merah.
Jika permukaan indurasi tidak rata atau terdapat ronjolan di tengahnya, maka indurasi
tidak dapat dibaca karena merupakan tanda adanya infeksi di lokasi penyuntikan dan
dinilai ulang 2 hari lagi.
Bila indurasi berwarna biru atau kehitaman berarti menunjukkan ada hematom
sehingga tidak dapat dinilai dan harus dilakukan uji tuberkulin ulang setelah 2 minggu.
Inspeksi
Secara visual lakukan inspeksi pada lokasi penyuntikan di tempat yang terang dengan
pencahayaan yang baik, dan yang akan diukur adalah indurasinya bukan
kemerahan pada kulit (eritema)
Reaksi hipersensitivitas cepat (kemerahan, edema, gatal, panas) dapat timbul segera
setelah penyuntikan dan biasanya menghilang dalam 24 jam.
Hal ini tidak bermakna secara klinis dan tidak dianggap sebagai hasil yang positif.
Palpasi
Gunakan ujung jari untuk meraba batas/tepi indurasi. Palpasi jari dilakukan dari area
luar ke arah indurasi.
Tandai Indurasi
- Ujung jari digunakan sebagai petunjuk untuk menandai tepi indurasi, tandai
dengan pena.
- Dapat juga menggunakan metode ballpoint, yaitu ujung pena ditarik dari area
di luar kemerahan menuju ke arah indurasi sampai ujung pena terasa mengenai
tepi indurasi.

3
TES MANTOUX
No. Dokumen : SOP- /UKP/PANCORAN
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : XX September 2016
Halaman : 4 dari 4
Puskesmas drg.
Kecamatan Pancoran KEPALA PUSKESMAS : MelvinSijabat
NIP:196408141998031004

Ukur diameter indurasi menggunakan penggaris elastis yang transparan


- Tempatkan ” nol/0 ” dari penggaris di sisi kiri batas indurasi
- Baca nilai di tepi kanan indurasi

Catat diameter indurasi


Pengukuran indurasi dilakukan secara transversal terhadap sumbu panjang lengan dan
catat sebagai pengukuran tunggal.
Jangan mencatat hasil indurasi sebagai ” positif ” atau ” negatif ”
Catatlah hasil dalam skala ” mm ”
Jika tidak ada indurasi, catat hasil : ” 0 mm ”
Catat juga tanggal pembacaan, dan bubuhkan nama dan tanda tangan pembaca.

11. INTERPRETASI HASIL TES MANTOUX


a. Hasil uji tuberkulin dinyatakan positif apabila diameter indurasi ≥ 10 mm (tanpa
melihat status BCG).
b. Pada keadaan tertentu, yaitu tertekannya sistem imun (imunokompromais),
maka cut off point hasil positif yang digunakan adalah ≥ 5 mm.
c. Keadaan imunokompromais ini dapat dijumpai pada pasien dengan gizi buruk,
infeksi
d. HIV, keganasan, morbili, pertusis, varisela, atau pasien-pasien yang mendapat
imunosupresan jangka panjang (≥ 2 minggu)

12. INSTRUKSI
1. Menerima Rujukan Internal dari poli BPU/Balita/TB/Layanan 24 jam dan
Rujukan Masuk dari layanan medis di luar Puskesmas Kecamatan Pancoran.
2. Membaca instruksi dokter dan mencatat data pasien di Buku Register Tes
Mantoux.
3. Melakukan anamnesa dan menerangkan kepada pasien/keluarga pasien Tes
yang akan dilakukan.
4. Meminta pasien/keluarga pasien untuk menandatangani buku informed consent,
bila pasien / keluarga pasien setuju untuk dilakukan Tes.

4
TES MANTOUX
No. Dokumen : SOP- /UKP/PANCORAN
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : XX September 2016
Halaman : 5 dari 4
Puskesmas drg.
Kecamatan Pancoran KEPALA PUSKESMAS : MelvinSijabat
NIP:196408141998031004

5. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan Tes Mantoux,
yang terdiri dari :
 PPD RT23 2 TU
 Spuit 1cc (Tuberkulin)
 Jarum suntik sekali pakai
 Kapas yang sudah dibasahi dengan Alkohol 70%
6. Cek tanggal kadaluarsa dari PPD dan tanggal pembukaan vial PPD
7. Cek tanggal kadaluarsa semprit dan jarum yang digunakan
8. Lakukan tindakan aseptis menggunakan kapas alkohol 70 %
9. Masukkan Tuberculin ke dalam Tabung Spuit sebanyak 0,1 cc.

10. Ganti jarum yang telah dipakai untuk mengambil PPD dengan jarum baru yang
sudah disediakan siapkan pasien untuk dilakukan Tes.
11. Lakukan asepsis dan anti sepsis dengan kapas alkohol pada lokasi
penyuntikan.

12. Setelah alkohol kering, lakukan penyuntikan dengan bevel jarum diarahkan ke
atas untuk memasukkan 0,1 cc PPD secara intrakutan sampai terbentuk
benjolan kecil (intradermal wheal) dengan diameter 5-6 mm.

5
TES MANTOUX
No. Dokumen : SOP- /UKP/PANCORAN
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : XX September 2016
Halaman : 6 dari 4
Puskesmas drg.
Kecamatan Pancoran KEPALA PUSKESMAS : MelvinSijabat
NIP:196408141998031004

a. Selama beberapa detik, jarum hendaknya tidak dilepaskan untuk memperkecil


kemungkinan kebocoran.
b. Setelah jarum dicabut, bekas tusukan tidak boleh di tekan/gosok, dan tidak perlu
ditutup dengan kapas.
c. Catat tanggal dan jam dilakukannya penyuntikan, lokasi penyuntikan dan
nomor lot PPD pada catatan medis pasien (buku register tes mantoux/status
pasien)
d. Kemudian, Isi Kartu Kontrol Pembacaan Tes Mantoux dengan Identitas Pasien
(Nama Pasien, No. MR, Alamat, No. Telepon).
Pada kolom penyuntikan PPD isi dengan, tanggal dan jam penyuntikan, lokasi
penyuntikan serta Nama dan paraf pelaksana penyuntikan.
Pada kolom tanggal kontrol isi dengan tanggal pasien harus datang untuk
pembacaan hasil Mantoux (48-72 jam setelah penyuntikan)
e. Serahkan Kartu Kontrol kepada pasien dan ingatkan pasien kembali untuk
pembacaan hasil tes sesuai tanggal yang tercantum di kartu kontrol, ke dokter
yang akan melakukan pembacaan tes mantoux.
f. Bila pasien kembali untuk pembacaan tes mantoux, dokter yang melakukan
pembacaan harus mengisi pada kolom pembacaan hasil, tanggal dan jam
pembacaan , diameter indurasi (dalam mm), serta nama dan paraf dokter.

13. Unit 1. Poli Balita


Terkait
2. Poli BPU
3. Poli TB
4. UGD / Pelayanan 24 Jam
5. Layanan medis luar puskesmas kecamatan pancoran

14. Dokumen 1. Kerangka acuan program KA.


Terkait 2. SOP penatalaksanaan pasien di poli KA
3. SOP Pengisian Status KA

Anda mungkin juga menyukai