Anda di halaman 1dari 9

TES MANTOUX

No. Dokumen : 440/7.2.1.3-


Pkm.PSJY 2022
SOP No. Revisi
Tanggal terbit
:
:
Halaman : 1/5

PUSKESMAS
PASIR JAYA NIP.19720130 200604
1009
1. Pengertian Tes Mantoux atau uji tuberkulin merupakan pemeriksaan paling
bermanfaat untuk menunjukkan sedang/pernah terinfeksi
Mikobakterium tuberkulosa dan sering digunakan dalam "Screening
TBC".

2. Tujuan 1. Prosedur ini sebagai acuan dalam melaksanakan Test


Mantoux.
2. mendeteksi infeksi TB dengan sensitifitas lebih dari 90 %
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Kecamatan Curug Nomor: xx Tahun 2016
tentang Test Mantoux
4. Referensi .Manajemen TB Anak, Dirjen P2PL Kemenkes RI, 2013
5. Prosedur/ 1. NAMA PEKERJAAN
Langkah- Tes Mantoux

langkah 2. KOMPETENSI
a. Bidan
b. Perawat
3. ALAT DAN BAHAN
3.1 PPD ( Purified Protein Derivative tuberculin ) RT-23 TU
3.2 Semprit Tuberculin 1 cc, dg 2 jarum berukuran 26 atau 27
gauge, yang panjangnya 1cm dan 20⁰ bevel.
3.3 Kapas
3.4 Alkohol 70 %

4. INDIKASI TES MANTOUX


a. Anak dengan gejala dan tanda sakit TB aktif
b. Kontak erat dengan pasien TB dewasa aktif
c. Anak dengan faktor risiko tinggi terpapar TB (tuna wisma,
alkoholik, pengguna narkoba suntik)
d. Pasien imunokompromais (infeksi HIV, sindroma nefrotik,

1/5
keganasan) dan pasien yang akan mendapat
imunosupresan jangka panjang
e. Bayi yang akan mendapat BCG di atas usia 3 bulan
5. KONTRA INDIKASI TES MANTOUX
Pasien dengan riwayat terjadi reaksi kulit yang hebat pada uji
tuberkulin sebelumnya. Pasien dengan luka bakar atau kelainan
kulit yang luas
Pasien dengan infeksi virus yang berat atau mendapat vaksinasi
yang mengandung virus hidup (seperti MMR) dalam satu bulan
terakhir.
6. KOMPLIKASI TES MANTOUX
Reaksi hebat (nekrosis, blistering, syok anafilaksis, atau ulserasi)
7. PENYIMPANAN PPD
a. PPD harus disimpan di tempat yang dingin (suhu 2-8 ⁰C) yaitu
dalam refrigerator
(lemari es) atau dalam cool box atau vaccine carrier dengan
cool pack.
b. Jangan simpan dalam freezer sebab PPD tidak boleh beku.
PPD yang beku, tidak dapat digunakan untuk uji tuberkulin
dan harus dibuang.
c. Simpan PPD ditempat yang terlindung dari sinar matahari.
Jika PPD tersebut Terpapar dengan sinar matahari untuk
suatu jangka waktu yang lama, PPD tersebut tidak dapat
digunakan lagi.
Tulis tanggal pada setiap vial PPD yang dibuka. Jangan
menggunakan PPD yang sudah dibuka lebih dari 30 hari.
8. PERSIAPAN TES MANTOUX
a. Bahan dan dan Perlengkapan
b. Perhatikan tanggal kadaluarsa dari PPD dan tanggal
pembukaan vial PPD.
c. Jangan mengisap PPD ke dalam semprit sekali pakai
(disposible syringe) bila belum akan disuntikkan.
d. Hisap PPD bila sudah siap untuk dilakukan uji tuberkulin.
e. Jangan memindahkan sisa PPD dari satu vial ke vial lainnya
f. Cegah pemberian PPD secara subkutan. Hal ini dapat
mengakibatkan reaksi Berupa demam atau inflamasi akut di
sekitar lesi TB sebelumnya.
g. Jika sebelum uji tuberkulin orang tersebut mendapat
imunisasi dengan vaksin yang mengandung virus hidup
(seperti campak atau MMR), maka harus ditunggu paling
kurang 4-6 minggu sebelum pemberian uji tuberkulin
diberikan (sebab reaksi negatif palsu dapat terjadi)
h. Alat suntik (semprit) yang digunakan untuk uji tuberkulin ini
adalah semprit Sekali pakai khusus untuk tuberkulin yaitu
semprit 1 cc dengan jarum 26-27 gauge yang panjangnya 1
cm dan 20⁰ bevel.

2/5
i. Setiap pasien menggunakan 1 semprit dengan 2 jarum (1
jarum untuk mengambil dan 1 jarum untuk menyuntik)
j. Setiap kali mengambil PPD dari vial harus melakukan
tindakan aseptis (menggunakan usapan dengan kapas
alkohol 70 %)
Anamnesa dengan keluarga pasien hal-hal yang berkaitan dengan
akan dilakukan uji tuberkulin, antara lain :
- Pernahkah dilakukan uji tuberkulin sebelumnya, apa hasilnya?
(Tidak perlu diulang pada anak yang telah di uji tuberkulin
sebelumnya dengan hasil positif)
- Pernahkah mendapat imunisasi dengan virus hidup,
vaksinasi apa dan kapan dilakukan?
- Pernahkah mendapat BCG dan kapan mendapatkannya?
Beri penjelasan kepada pasien hal-hal penting yang perlu diketahui
pasien :
- Maksud dari uji tuberkulin
- Jelaskan kepada pasien untuk tidak menggosok-gosok atau
menekan dengan kapas pada bekas suntikan. Perdarahan
sedikit tersebut dapat dibiarkan saja atau digunakan
sepotong kapas bersih (cotton balls) untuk mengisap
darahnya.
- Jangan gunakan plester untuk menutup bekas suntikan uji
tuberkulin tersebut
- Beritahukan dengan jelas kapan pasien harus kembali
untuk pembacaan uji tuberkulin ini.

9. TEKNIK PENYUNTIKAN TUBERKULIN


a. Pemilihan lokasi penyuntikan, a dan antisepsis
b. Lokasi pada volar/fleksor lengan bawah 5-10 cm di bawah
lipatan siku atau
c. daerah 1/3 tengah dari lengan bawah
d. Pilih area yang bersih dari luka, lesi kulit atau jaringan parut
e. Lakukan asepsis dan annti sepsis dengan kapas alkohol
Penyiapan semprit
1. Cek tanggal kadaluarsa semprit .
2. Gunakan semprit sekali pakai 1 ml dengan 0.1 ml PPD
Penyuntikan secara Intra Kutan / Intra Dermal
1. Masukkan jarum secara perlahan, lubang ujung jarum
menghadap ke atas, membentuk sudut 5-15 ⁰ dengan permukaan
lengan
2. Lubang ujung jarum harus masuk tepat di dalam permukaan
kulit (sampai sebatas lubang ujung jarum)

Pengecekan suntik
a. Setelah dilakukan injeksi yang benar, akan terlihat intradermal
wheal (penonjolan di tempat penyuntikan berwarna pucat

3/5
dengan gambaran pori-pori seperti kulit jeruk) dengan diameter
5-6 mm.
b. Setelah jarum suntik dicabut, daerah penyuntikan jangan diusap
atau ditekan dengan kapas atau alat lain.
c. Jika tidak berhasil (tidak terlihat intradermal wheal), lakukan
ulangan pada lokasi paling sedikit berjarak 5 cm dari tempat
suntikan sebelumnya.
d. Jangan dilingkari dengan pulpen/spidol, karena dapat
menghalangi pembacaan hasil. Data-data dicatat dalam catatan
medis.
Pencatatan Data
Catat data yang diperlukan pada catatan medis, yaitu berupa
tanggal dan jam
dilakukannya penyuntikan, lokasi penyuntikan dan nomor lot PPD

10. PEMBACAAN TES MANTOUX


Hasil uiji tuberkulin harus dibaca 48-72 jam (terutama 72 jam)
setelah penyuntikan. Pasien yang tidak datang kembali dalam
waktu 72 jam perlu diperhatikan :
 Jika pasien datang dalam 7 hari pertama setelah penyuntikan,
maka tetap dilakukan pembacaan tuberkulin dan dicatat
tanggal pembacaannya.
 Jika pasien datang lebih dari 7 hari pertama setelah
penyuntikan, maka harus dijadwal kembali untuk penyuntikan
tuberkulin ulang.
Indurasi yang baik dan dapat dinilai adalah indurasi yang bulat,
permukaan rata dan berwarna merah.
Jika permukaan indurasi tidak rata atau terdapat ronjolan di
tengahnya, maka indurasi tidak dapat dibaca karena merupakan
tanda adanya infeksi di lokasi penyuntikan dan dinilai ulang 2 hari
lagi.
Bila indurasi berwarna biru atau kehitaman berarti menunjukkan
ada hematom sehingga tidak dapat dinilai dan harus dilakukan uji
tuberkulin ulang setelah 2 minggu.
Inspeksi
Secara visual lakukan inspeksi pada lokasi penyuntikan di tempat
yang terang dengan pencahayaan yang baik, dan yang akan
diukur adalah indurasinya bukan kemerahan pada kulit
(eritema)
Reaksi hipersensitivitas cepat (kemerahan, edema, gatal, panas)
dapat timbul segera setelah penyuntikan dan biasanya menghilang
dalam 24 jam.
Hal ini tidak bermakna secara klinis dan tidak dianggap sebagai
hasil yang positif.
Palpasi
Gunakan ujung jari untuk meraba batas/tepi indurasi. Palpasi jari
dilakukan dari area luar ke arah indurasi.
4/5
Tandai Indurasi
- Ujung jari digunakan sebagai petunjuk untuk menandai
tepi indurasi, tandai dengan pena.
- Dapat juga menggunakan metode ballpoint, yaitu ujung pena
ditarik dari area
di luar kemerahan menuju ke arah indurasi sampai ujung pena
terasa mengenai tepi indurasi.

Ukur diameter indurasi menggunakan penggaris elastis yang


transparan
- Tempatkan ” nol/0 ” dari penggaris di sisi kiri batas indurasi
Baca nilai di tepi kanan indurasi

Catat diameter indurasi


Pengukuran indurasi dilakukan secara transversal terhadap sumbu
panjang lengan dan catat sebagai pengukuran tunggal.
Jangan mencatat hasil indurasi sebagai ”
positif ” atau ” negatif ” Catatlah hasil dalam
skala ” mm ”
Jika tidak ada indurasi, catat hasil : ” 0 mm ”
Catat juga tanggal pembacaan, dan bubuhkan nama dan tanda
tangan pembaca.

5/5
11. INTERPRETASI HASIL TES MANTOUX
a. Hasil uji tuberkulin dinyatakan positif apabila diameter
indurasi ≥ 10 mm (tanpa melihat status BCG).
b. Pada keadaan tertentu, yaitu tertekannya sistem imun
(imunokompromais), maka cut off point hasil positif yang
digunakan adalah ≥ 5 mm.
c. Keadaan imunokompromais ini dapat dijumpai pada pasien
dengan gizi buruk, infeksi
d. HIV, keganasan, morbili, pertusis, varisela, atau pasien-
pasien yang mendapat imunosupresan jangka panjang (≥ 2
minggu)

12. INSTRUKSI
1. Menerima Rujukan Internal dari poli BPU/Balita/TB/Layanan
24 jam dan Rujukan Masuk dari layanan medis di luar
Puskesmas Kecamatan Pancoran.
2. Membaca instruksi dokter dan mencatat data pasien di Buku
Register Tes Mantoux.
3. Melakukan anamnesa dan menerangkan kepada
pasien/keluarga pasien Tes yang akan dilakukan.
4. Meminta pasien/keluarga pasien untuk menandatangani
buku informed consent, bila pasien / keluarga pasien setuju
untuk dilakukan Tes.
5. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan Tes Mantoux, yang terdiri dari :
 PPD RT23 2 TU
 Spuit 1cc (Tuberkulin)
 Jarum suntik sekali pakai
 Kapas yang sudah dibasahi dengan Alkohol 70%
6. Cek tanggal kadaluarsa dari PPD dan tanggal pembukaan
vial PPD
7. Cek tanggal kadaluarsa semprit dan jarum yang digunakan
8. Lakukan tindakan aseptis menggunakan kapas alkohol 70 %
9. Masukkan Tuberculin ke dalam Tabung Spuit sebanyak 0,1
cc.

6/5
5. Ganti jarum yang telah dipakai untuk mengambil PPD
dengan jarum baru yang sudah disediakan siapkan pasien
untuk dilakukan Tes.
6. Lakukan asepsis dan anti sepsis dengan kapas alkohol pada
lokasi penyuntikan.

Setelah alkohol kering, lakukan penyuntikan dengan bevel jarum


diarahkan ke atas untuk memasukkan 0,1 cc PPD secara intrakutan
sampai terbentuk benjolan kecil (intradermal wheal) dengan
diameter 5-6 mm.

7/5
a. Selama beberapa detik, jarum hendaknya tidak dilepaskan
untuk memperkecil kemungkinan kebocoran.
b. Setelah jarum dicabut, bekas tusukan tidak boleh di
tekan/gosok, dan tidak perlu ditutup dengan kapas.
c. Catat tanggal dan jam dilakukannya penyuntikan, lokasi
penyuntikan dan nomor lot PPD pada catatan medis pasien
(buku register tes mantoux/status pasien)
d. Kemudian, Isi Kartu Kontrol Pembacaan Tes Mantoux dengan
Identitas Pasien (Nama Pasien, No. MR, Alamat, No.
Telepon).
Pada kolom penyuntikan PPD isi dengan, tanggal dan jam
penyuntikan, lokasi penyuntikan serta Nama dan paraf
pelaksana penyuntikan.
Pada kolom tanggal kontrol isi dengan tanggal pasien harus
datang untuk pembacaan hasil Mantoux (48-72 jam setelah
penyuntikan)
e. Serahkan Kartu Kontrol kepada pasien dan ingatkan pasien
kembali untuk pembacaan hasil tes sesuai tanggal yang
tercantum di kartu kontrol, ke dokter yang akan melakukan
pembacaan tes mantoux.
Bila pasien kembali untuk pembacaan tes mantoux, dokter yang
melakukan pembacaan harus mengisi pada kolom pembacaan hasil,
tanggal dan jam pembacaan , diameter indurasi (dalam mm),
serta nama dan paraf dokter.

8/5
6. Unit Terkait 1. Poli Anak
2. Poli BPU
3. Poli TB
4. UGD / Pelayanan 24 Jam
5. Poli Gizi

7. Hal – hal 1. SOP


yang perlu 2. Evaluasi hasil tes mantoux, Kriteria merujuk pada pasein TB
diperhatikan
8. Unit terkait Bp Dewasa, Bp Anak, Poli Gizi, dan Farmasi.
9. Dokumen Rekam medis, bangko pemeriksaan Laboratorium, blangko rujukan,
terkait
10. Rekam Tanggal mulai
historis No Yang dirubah Isi Perubahan diberlakukan
perubahan

9/5

Anda mungkin juga menyukai