Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BULAKAMBA
Jalan Raya Bulakamba – Brebes No. 27 Bulakamba,
Brebes Kode Pos 52253, Telepon (0283) 870093
e-mail : bulakambapuskesmas@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PROGRAM TB PARU

A. PENDAHULUAN

Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB

(Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besarkuman TB menyerang paru, tetapi

dapat juga mengenai organ tubuh lainya. TB disebarkan melaluidroplet pernafasan

transmisi timbul akibat kontak erat dengan individu yang terinfeksi. Kontak dengan

pasien yang telah terbukti memiliki TB dalam sputumnya memiliki resiko 25% untuk

tertular TB.Sekali batuk dapat menyebarkan sekitar 3.500 kuman dan ketika bersin

menyebarkan 4.500-1.000.000 kuman yang terkandung dalam percikan dahaknya.

Penularan terjadi melalui dahak yang dapat bertahan selama beberapa jam dalam

ruangan yang tidak terkena sinar matahari dan lembab. Pengobatan TB bertujuan

untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuhan,

memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap

Obat Anti Tuberkulosis.

Pengobatan TB Paru membutuhkan waktu 6-8 bulan sehingga dimungkinkan

pasien tidak patuh dalam menelanobat. Untuk menanggulangi masalah tersebut peran

masyarakat sebagai Pengawas Menelan Obat sangatlah penting.

Diharapkan Dengan peran aktif Pengawas Menelan Obat dalam pendampingan di

Masyarakatakan menurunkan angka droup out/Default dan meningkatkan

kesembuhan. Peran PMO adalah memastikan penderita menelan obat sesuai aturan,

mendampingi dan memberikan dukungan moral, mengingatkan pasien, menemukan

dan mengenali gejala efek samping obat, mengisi kartu kontrol, serta memberikan
penyuluhan. PMO diperlukan untuk menjamin keteraturan pengobatan sehingga

Penderita TB Paru sembuh, pengobatan lengkap, tidakdroup out/default, dan tidak

gagal. Kegagalan pengobatan TB Paru mengakibatkan Penderita mengalami TB

MDR yaitu Penderita menjadi resisten dengan OAT. Pengobatan TB MDR

membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya yang cukup besar. Untuk mencegah

terjadinya kegagalan pengobatan Penderita memerlukan pengawasan langsung dalam

menelan Obat yang dilakukan oleh PMO.

B. LATAR BELAKANG

Penyakit TB merupakan masalah utama kesehatan,tahun 1995 menunjukan bahwa

penyakit Tb merupakan penyebab kematian nomor 3 dan nomor 1dari golongan

penyakit infeksi.

Diperkirakan setiap 100.000 penduduk Indonesia terdapat 130 penderita paru TB

BTA Positif. Penderita penyakit Tb sebagian besar kelompok usia produktif,

kelompok ekonomi lemah dan berpendidikan rendah.

Pada Tahun 2016, jumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas Bulakamba 53.521

jiwa, dari jumlah tersebut diperkirakan suspek sebanyak 107 orang dan Bta positif 29

orang. Target pencapaian program Tb paru di Puskesmas Bulakamba tahun

2016,porporsi suspek yang di periksa 170.6 % atau 107 orang. Sedangkan dari 29

orang yang di obati,hanya 16 orang yang sembuh.Target capaian hanya 75

%.Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penemuan suspek belum mencapai target


2. Penemuan penderita BTA Positif belum mencapai target
3. Capaian kesembuhan juga belum mencapai target, berdasarkan estimasi dari
Dinas kesehatan.
4. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang TB paru.

1. Tujuan umum

Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian penyakit TBC dengan cara

memutus rantai penularan sehingga penyakit TBC tidak lagi merupakan masalah

kesehatan masyarakat kecamatan Bulakamba.


2. Tujuan khusus.

a. Tercapainya angka kesembuhan minimal 85% dari semua penderita baru BTA

positif yang ditemukan.

b. Tercapainya cakupan penemuan penderita secara bertahap sehingga dapat

mencapai 85% dari perkiraan semua penderita baru BTA positif.

c. Mengurangi pasien TB Mangkir.

C. RENCANA KEGIATAN

Upaya untuk pencapaian target program Tb paru di Puskesmas Bulakamba,

direncanakan akan di lakukan kegiatan sebagai berikut:

1. Penyuluhan tentang TB Paru di masyarakat melalui kelompok masyarakat

maupun perorangan berkoordinasi dengan promkes.

2. Memberikan leaflet maupun pemasangan poster TB Paru pada tempat –

tempat layanan kesehatan .

3. Kunjungan rumah pada pasien TB yang mangkir minum obat.

4. Koordinasi dengan petugas BP untuk mengirimkan BTA pasien dengan

gejala batuk 3 minggu atau dengan gejala lainnya.

D. EVALUASI PELAKSANAAN

Evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menilai keberhasilan

pelaksanaan program. Pemantauan dilaksanakan secara berkala dan terus menerus,

untuk dapat segera mendeteksi bila ada masalah dalam melaksanakan kegiatan yang

telah direncanakan supaya dapat dilakukan tindakan perbaikan.

Hasil evaluasi sangat berguna untuk kepentingan perencanaan program,

pemantauan dengan mengolah laporan, pengamatan dan wawancara dengan petugas

pelaksana maupun dengan masyarakat.


Evaluasi berguna untuk menilai sejauh mana tujuan dan target yang telah

ditetapkan, evaluasi dilakukan satu periode waktu tertentu dan biasanya setiap 6

bulan hingga 1 tahun.

E. PENCATATAN DAN PELAPORAN

Sistem pencatatan dan pelaporan digunakan untuk sistematika evaluasi kemajuan

pasien dan hasil pengobatan.

Sistem pencatatan dan pelaporan terdiri dari:

1. Pasien baru dicatat pada register TB 01, TB 03

2. Pelaporan tiap tribulan

Anda mungkin juga menyukai