No. Dokumen :
Tanggal Terbit :
SOP No. revisi :
Halaman : 1/2
1. Pengertian Adalah cara untuk menentukan diagnose Tuberculosis pada orang dewasa
1/2
7. Bagan Alir Petugas menyapa dengan Petugas melakukan anamnesa
5S(Senyum,salam sapa,sopan dan dan pemeriksaan fisik
santun
Apabila hasil tes BTA positif pada pasien Bila tidak membaik,
kambuh, gagal atau putus berobat, di obati
sarankan pasien untuk foto
katagori II
thorax
2/2
Dianosa TB Anak
No. Dokumen :
Tanggal terbit :
SOP No. Revisi :
Halaman : 1/2
1. Pengertian Merupakan cara untuk menentukan diagnose Tuberculosis pada anak, dengan
menggunakan cek dahak (BTA) atau dengan matoux test (Tubercolin test)
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah diagnose TB Anak
SK Kepala UPTD Puskesmas Poto Tano No. 052 Tahun 2016
3. Kebijakan Tentang penyusunan Indikator Klinis dan Indikator Perilaku Pemberi Layanan
Klinis Penilaiannya
Buku Pedoman Penanggulangan Tuberculosis Tahun 2008
4. Referensi Standart Puskesmas, Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinkes Propinsi NTB 2014
ISOO9001,2008 klausul 7.5.1 tentang pengendalian produksi dan penyedia jasa
Alat
1. Buku register pasien
5. Prosedur
2. Formulir pemeriksaan laboratorium
3. Alat tulis
6. Langkah-langkah 1. Petugas menyapa pasien dengan 5S(Senyum,Salam,Sapa,Sopan dan santun)
2. Petugas menganamnesa pasien dan melakukan pemeriksaan fisik
3. Apabila dari anamnesa dan pemeriksaan, orang tua atau keluarga mengatakan
bahwa pasien sudah menderita batuk lama, sarankan pasien untuk pemeriksaan
dahak apabila memungkinkan.
4. Apabila pasien tidak batuk atau tidak dapat mengeluakan dahak namun dari
pemeriksaan fisik pasien menunjukkan tanda dan gejala TB, maka petugas
melakukan mantoux test (Tubercolin test)
5. Apabila dari hasil pemeriksaan dahak atau mantoux tes menyatakan bahwa
pasien menderita TB, maka berikan pengobatan sesuai dengan TB Katagori
anak
6. Apabila dari hasil pemeriksaan dahak atau mantoux tes negative, berarti bukan
TB
3/2
7. Bagan Alir Menyapa pasien dengan 5S
menganamnesa pasien
dan melakukan
pemeriksaan fisik
8. Hal yang perlu 1. Apakah pasien bisa mengeluarkan dahak atau tidak
diperhatikan 2. Jenis obat yang di berikan harus sesuai dengan katagori TB yang di derita
pasien
9. Unit terkait 1. Ruang pemeriksaan
2. Laboratorium
1. Buku register pemeriksaan
10. Dokumen terkait 2. Formulir pemeriksaan laboratorium
3. Kertas resep
4. Buku register harian
4/2
Pengantaran Slide TB ke PRM
No. Dokumen :
Tanggal Terbit :
SOP No. Revisi :
Halaman : 1/2
5/2
7. Bagan Alir
membuat SPT untuk dibawa ke
PRM tujuan
6/2
7/2
Kontak Serumah Penderita TB BTA Positif
No. Dokumen :
Tanggal terbit :
SOP No. Revisi :
Halaman : 1/ 2
1. Pengertian Petugas melakukan kontak serumah dan kontak lingkungan dengan pasien penderita
TB BTA positife
2. Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah kontah serumah dan kontak lingkungan
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Poto Tano No. 052 Tahun 2016
Tentang penyusunan Indikator Klinis dan Indikator Perilaku Pemberi Layanan
Klinis Penilaiannya
4. Referensi Buku Pedoman Penanggulangan Tuberculosis Tahun 2008
Standart Puskesmas, Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinkes Propinsi NTB 2014
ISOO9001,2008 klausul 7.5.1 tentang pengendalian produksi dan penyedia jasa
5. Prosedur Alat
1. Buku
2. Alat tulis
3. Pot dahak
6. Langkah-langkah 1. Petugas menyapa dengan 5S
2. Petugas menjelaskan kepada penderita atau masyarakat setempat tujuan
melakukan kontak serumah dan kontak lingkungan karena ada pasien TB BTA
Positif
3. Petugas melakukan wawancara dengan penderita dan keluarga yang serumah
dengan penderita, dan menjelaskan kepada anggota keluarga tentang penyakit
dan cara mengurangi kemungkinan penularan penyakit yang di derita oleh
penderita
4. Apabila dari hasil wawancara/anamnesa ada anggota keluarga yang menderita
batuk lama seperti yang di derita penderita, sarankan untuk melakukan
pemeriksaan dahak SPS
5. Petugas memberikan pot dahak kepada tersangka penderita dan menjelaskan cara
pengambilan dahak kepada tersangka penderita, dan meminta pasien untuk
mengantar dahak yang sudah di ambil ke puskesmas
6. Petugas mencatat hasil kontak serumah ke dalam form hasil pelaksanaan tugas
8/2
7. Bagan Alir Menyapa dengan 5S menjelaskan kepada
penderita tujuan melakukan
kontak serumah
berikan pot dahak kepada tersangka penderita dan catat hasil kontak serumah ke dalam
menjelaskan cara pengambilan dahak kepada form hasil pelaksanaan tugas
tersangka penderita, dan meminta pasien untuk
mengantar dahak yang sudah di ambil ke
puskesmas
8. Hal yang perlu 1. Jika ada anggota keluarga yang batuk lama, sudah berapa lama menderita batuk
diperhatikan 2. Lingkungan tempat tinggal penderita
9. Unit terkait Rumah tempat tinggal penderita
10. Dokumen terkait 1. SPT (Surat Perintah Tugas)
2. Form laporan hasil pelaksanan tugas
11. Rekaman historis No Yang diubah Tanggal mulai diberlakukan
perubahan
9/2
Kontak Lingkungan Penderita TB BTA
Positif
No. Dokumen :
Tanggal Terbit :
SOP No. Revisi :
Halaman :½
10/2
menjelaskan kepada
warga/keluarga yang Menyapa
menjadi sasaran kontak dengan5S 5S
lingkungan tentang tujuan
melakukan kontak Ya
Melakukan
wawancara/menganamnesa
warga/keluarga yang menjadi Tidak
sasaran kontak lingkungan
8. Hal yang perlu 1. Jika ada anggota keluarga yang batuk lama, sudah berapa lama menderita batuk
diperhatikan 2. Lingkungan tempat tinggal
9. Unit terkait Lingkungan tempat tinggal penderita
1. SPT (Surat Perintah Tugas)
10. Dokumen terkait
2. Form laporan hasil pelaksanan tugas
11. Rekaman historis No Yang diubah Tanggal mulai diberlakukan
perubahan
11/2
Pengobatan TB Paru
No. Dokumen :
Tanggal Terbit :
SOP No. Revisi :
Halaman : 1/ 2
12/2
Apabila hasil tes BTA positif,
berikan pasien pengobatan
Apabila hasil tes BTA negative namun
berikan obat TB dengan dosis sesuai OAT katagori 1
hasil foto thorax menunjukkan bahwa
berdasarkan katagori pengobatannya bahwa pasien menderita TB Paru,
berikan pengobatan OAT katagori 3
sesuai dengan berat badan pasien
7. Bagan Alir
Tahap awal (Intensif)
Pengobatan TB diberikan
dalam 2 tahap, yaitu
Tahap Lanjutan
13/2
Pengambilan Dahak Suspek TB
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah-langkah
7. Bagan Alir
14/2
Pengumpulan dahak
No. Dokumen :
Tanggal Terbit :
SOP No. Revisi :
Halaman :½
15/2
7. Bagan Alir Pot dahak ini harus Dahak dikumpulkan dalam pot dahak
tersedia di fasilitas yang transparan, bermulut lebar,
kesehatan berpenampang 5-6 cm, tutup berulir,
tidak mudah pecah dan bocor
16/2
Penemuan suspek TB
No. Dokumen :
Tanggal Terbit :
SOP No. Revisi :
Halaman : 1/2
1. Pengertian Menemukan orang yang sakit memiliki tanda dan gejala TB Paru
17/2
7. Bagan Alir Apabila saat melakukan penjaringan
Petugas melakukan petugas menemukan pasien yang
penjaringan disetiap desa memiliki tanda dan gejala TB Paru,
maka petugas menyarankan tersangka
TB untuk memeriksakan dahak
perubahan
18/2
Penatalaksanaan efek samping OAT pada
penderita TB
No. Dokumen :
Tanggal Terbit :
SOP No. Revisi :
Halaman : 1/2
1. Pengertian Merupakan cara menangani efek samping dari OAT yang dikonsumsi oleh penderita
TB
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penatalaksanaan efek samping OAT
2. Tujuan
pada penderita TB
SK Kepala UPTD Puskesmas Poto Tano No. 052 Tahun 2016
3. Kebijakan Tentang penyusunan Indikator Klinis dan Indikator Perilaku Pemberi Layanan
Klinis Penilaiannya
Buku Pedoman Penanggulangan Tuberculosis Tahun 2008
4. Referensi Standart Puskesmas, Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinkes Propinsi NTB 2014
ISOO9001,2008 klausul 7.5.1 tentang pengendalian produksi dan penyedia jasa
5. Prosedur OAT
6. Langkah-langkah 1. Perhatikan jenis efek samping yang ditimbulkan oleh OAT, apakah termasuk
efek samping ringan OAT atau efek samping berat OAT
2. Apabila pasien dalam pengobatan OAT mulai mengeluh gatal-gatal singkirkan
dulu kemungkinan penyebab lain. Berikan anti-histamin, sambil meneruskan
OAT dengan pengawasan ketat
3. Apabila gatal-gatal tidak hilang dan menjadi kemerahan pada kulit, hentikan
semua OAT sampai semua kemerahan itu hilang
4. Apabila gejala efek samping ini bertambah berat, maka pasien perlu dirujuk
Pada UPK Rujukan penanganan kasus-kasus efek samping OAT dapat
dilakukan dengan cara :
1. Apabila jenis obat penyebab efek samping belum diketahui, maka pemberian
OAT dilakukan dengan cara drug challenging dengan menggunakan obat lepas
untuk menentukan obat mana yang menjadi penyebab efek samping tersebut
2. Efek samping hepatotoksisitas bisa terjadi karena reaksi hipersesitivitas atau
kelebihan dosis
3. Untuk membedakannya semua OAT dihentikan dulu kemudian diberikan lagi
sesuai dengan prinsip dechallenge-rechallenge
4. Bila dalam proses rechallenge yang dimulai dengan dosis rendah sudah timbul
reaksi, berarti reaksi hepatotoksisitas karena reaksi hipersensitivitas
5. Bila penyebab dari reaksi efek samping itu sudah diketahui, maka pengobatan
TB dapat diberikan lagi tanpa obat tersebut
6. Bila mungkin, ganti obat penyebab reaksi efek smping tersebut dengan obat lain
7. Lamanya pengobatan mungkin perlu ditambah, tapi hal ini akan menurunkan
terjadinya resiko kambuh
8. Bila pasien dengan reaksi hipersensitivitas terhadap Isoniasid atau Rifampisin
tersebut HIV negative, mungkin dapat dilakukan desensitisasi
9. Jangan lakukan desensitisasi pada pasien TB dengan HIV positif, karena
memiliki resiko terjadinya keracuan berat
19/2
7. Bagan Alir Perhatikan jenis efek samping yang ditimbulkan oleh Apabila pasien dalam pengobatan OAT
OAT, apakah termasuk efek samping ringan OAT mulai mengeluh gatal-gatal singkirkan dulu
atau efek samping berat OAT kemungkinan penyebab lain. Berikan anti-
histamin, sambil meneruskan OAT dengan
pengawasan ketat
Apabila jenis obat penyebab efek samping Pada UPK Rujukan penanganan
belum diketahui, maka pemberian OAT kasus-kasus efek samping OAT dapat
dilakukan dengan cara drug challenging dilakukan dengan cara :
dengan menggunakan obat lepas untuk
menentukan obat mana yang menjadi
penyebab efek samping tersebut
8. Hal yang perlu 1. Jenis obat yang menyebabkan yang menyebabkan reaksi efek samping
diperhatikan 2. Apa gejala yang ditimbulkan oleh reaksi efek samping obat tersebut
9. Unit terkait Ruang pemeriksan
1. Buku register
10. Dokumen terkait 2. Form TB 01
3. Form TB 02
20/2
11. Riwayat historis No Yang diubah Tanggal mulai diberlakukan
perubahan
21/2
Halaman : 1/2
1. Pengertian Mengontrol dan mengawasi apakah pasien meminum obat teratur atau tidak
22/2
7. Bagan Alir Petugas yang menjadi PMO adalah
yang dipercaya dan disetujui oleh
petugas kesehatan maupun pasien
23/2
Jejaring Internal P2TB
No. Dokumen :
Tanggal Terbit :
SOP No. Revisi :
Halaman : 1/3
1. Pengertian Jejaring kerja antar semua unit yang terkait dalam menangani pasien TB didalam
faskes baik di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FTKP)
Sebagai acuan untuk menentukan jejaring kerja di fasilitas kesehatan, agar setiap
2. Tujuan pasien TB mendapatkan kemudahan akses pelayanan dengan strategi DOTS yang
berkualitas
SK Kepala UPTD Puskesmas Poto Tano No. 052 Tahun 2016
3. Kebijakan Tentang penyusunan Indikator Klinis dan Indikator Perilaku Pemberi Layanan
Klinis Penilaiannya
4. Referensi Kemenkes RI. Direktoral Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan. Jakarta Revisi 2015
1. Tim DOTS
5. Prosedur
2. Tersangka pasien TB
6. Langkah-langkah 1. Melakukan pertemuan dengan pihak manajemen dan tim DOTS dalam
mempersiapkan jejaring internal, materi yang dibahas meliputi :
1. Kesiapan masing-masing unit terkait dalam menerapkan strategi DOTS
2. Alur koordinasi dan komunikasi antar unit pelayanan langsung terkait
meliputi unit laboratorium, pencatatan pelaporan, logistic, farmasi dll.
3. Penunjukkan penanggung jawab jejaring kerja dari masing-masing unit
2. Penerapannya disesuaikan dengan situasi, kondisi dan keperluan dari masing-
masing rumah sakit
3. Penjelasan alur penatalaksanaan pasien tuberculosis di rumah sakit
1. Tersangka TB atau pasien TBdari poli maupun rawat inap dikirim untuk
dilakukan pemeriksaan penunjang PK, PA dan radiologi
2. Hasil pemeriksaan penunjang dikirim ke dokter yang bersangkutan.
Diagnosis dan klasifikasi dilakukan oleh dokter poliklinik/rawat inap atau
unit DOTS pengirim
Untuk pasien rawat jalan, setelah diagnosis TB ditegakkan, pasien
dikirim ke unit DOTS untuk diregistrasi (bila pasien meneruskan
pengobatan di RS tersebut)
Untuk pasien rawat inap, petugas rawat inap menghubungi unit
DOTS untuk registrasi pasien
3. Bagi pasien TB pasca rawat inap yang memutuskan untuk melanjutkan
pengobatan TB di faskes lain, diberikan surat rujukan pindah pengobatan
24/2
mmelalui unit DOTS
7. Bagan Alir
Kesiapan masing-masing unit
terkait dalam menerapkan
strategi DOTS
meliputi :
Penunjukkan
penanggung jawab
Penerapannya disesuaikan jejaring kerja dari
dengan situasi, kondisi dan masing-masing unit
keperluan dari masing-masing
rumah sakit
Hasil pemeriksaan penunjang dikirim Untuk pasien rawat jalan, setelah diagnosis TB
25/2
perubahan
Jejaring kerja yang dibangun antara Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
1. Pengertian dengan FKTP lainnya, atau antara FKTP dengan Fasilitas Kesehatan Rujukan
Tingkat Lanjutan ( FKRTL)
Sebagai acuan untuk menentukan jejaring kerja di fasilitas kesehatan, agar setiap
2. Tujuan pasien TB mendapatkan kemudahan akses pelayanan dengan strategi DOTS yang
berkualitas
SK Kepala UPTD Puskesmas Poto Tano No. 052 Tahun 2016
3. Kebijakan Tentang penyusunan Indikator Klinis dan Indikator Perilaku Pemberi Layanan Klinis
Penilaiannya
Kemenkes RI. Direktoral Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
4. Referensi
Lingkungan. Jakarta Revisi 2015
5. Prosedur
6. Langkah-langkah
1. Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengadakan pertemuan dengan semua
faskes yang telah melaksanakan strategi DOTS dan seluruh pemangku
kepentingan, materi yang dibahas meliputi :
1. Sosialisasi dan desiminasi tentang jejaring kerja ekternal TB
2. Kesiapan masing-masing faskes yang melaksanakan strategi DOTS
3. Alur koordinasi dan komunikasi antar faskes terkait pemeriksaan
laboratorium, pencatatan dan pelaporan dan logistic
4. Penunjukan penanggung jawab jejaring kerja eksternal P2TB dari masing-
masing faskes
5. Kesepakatan dari setiap faskes dan organisasi terkait dalam mendukung sarana
dan prasarana pelaksanaan jejaring kerja eksternal secara optimal
2. Lembaga terkait dalam penerapan jejaring kerja eksternal P2TB adalah :
Fasyankes meliputi Rumah Sakit, B/BKPM/BP4, Puskesmas, DPS dengan Dinas
Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota setempat
27/2
7. Bagan Alir Sosialisasi dan desiminasi
tentang jejaring kerja
ekternal TB
Kesiapan masing-masing
faskes yang melaksanakan
strategi DOTS
28/2
Tes Mantoux
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah-langkah
7. Bagan Alir
8. Hal yang perlu
diperhatikan
9. Unit terkait
10. Dokumen terkait
11. Riwayat historis No Yang diubah Tanggal mulai diberlakukan
perubahan
29/2
Penyiapan paket OAT
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1/1
30/2
7. Bagan Alir Menegakkan diagnosis Petugas menyiapkan 1 paket
TB OAT untuk 1 pasien sesuai
dengan kategori pengobatan
31/2
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah-
langkah
7. Bagan Alir
8. Hal yang perlu
diperhatikan
9. Unit terkait
10. Dokumen
terkait
11. Riwayat historis No Yang diubah Tanggal mulai diberlakukan
perubahan
32/2
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah-
langkah
7. Bagan Alir
8. Hal yang perlu
diperhatikan
9. Unit terkait
10. Dokumen
terkait
11. Riwayat historis No Yang diubah Tanggal mulai diberlakukan
perubahan
33/2
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah-
langkah
7. Bagan Alir
8. Hal yang perlu
diperhatikan
9. Unit terkait
10. Dokumen
terkait
11. Riwayat historis No Yang diubah Tanggal mulai diberlakukan
perubahan
34/2
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah-langkah
7. Bagan Alir
35/2
8. Hal yang perlu
diperhatikan
9. Unit terkait
10. Dokumen terkait
No Yang di ubah Isi perubahan Tgl di berlakukan
perubahan
11. Rekam histori
36/2
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1/1
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah-langkah
7. Bagan Alir
8. Hal yang perlu
diperhatikan
9. Unit terkait
10. Dokumen terkait
11. Riwayat historis No Yang diubah Tanggal mulai diberlakukan
perubahan
37/2
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah-langkah
7. Bagan Alir
8. Hal yang perlu
diperhatikan
9. Unit terkait
10. Dokumen terkait
11. Riwayat historis No Yang diubah Tanggal mulai diberlakukan
perubahan
38/2
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah-langkah
7. Bagan Alir
8. Hal yang perlu
diperhatikan
9. Unit terkait
10. Dokumen terkait
11. Riwayat historis No Yang diubah Tanggal mulai diberlakukan
perubahan
39/2
No. Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman :
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah-
langkah
7. Bagan Alir
8. Hal yang perlu
diperhatikan
9. Unit terkait
10. Dokumen
terkait
11. Riwayat historis No Yang diubah Tanggal mulai diberlakukan
perubahan
40/2