TANGERANG SELATAN
2022
BAB I
DEFINISI
1. Peraturan internal staf keperawatan (Nursing Staff Bylaws) adalah kebijakan yang
mengatur tata kelola klinik untuk menjaga profesionalisme tenaga keperawatan di RSIA
Bunda ciputat.
2. Rumah Sakit adalah Rumah sakit ibu dan anak bunda ciputat.
3. Komite keperawatan adalah wadah non struktural rumah sakit yang mempunyai fungsi
utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme staf keperawatan dan
kebidanan melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi dan pemeliharaan
etika dan disiplin profesi.
4. Klien adalah perseorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat yang menggunakan jasa
Pelayanan Keperawatan.
5. Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam
maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan dan telah memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) yang masih aktif.
6. Bidan adalah seseorang Bidan adalah seseorang yang lulus dari pendidikan bidan sesuai
dengan peraturan perundang –undangan dan telah memiliki Surat Tanda Registrasi (STR)
yang masih aktif.
7. Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu kiat keperawatan
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat baik sehat maupun sakit.
8. Asuhan keperawatan adalah rangkaian interaksi perawat dengan klien dan lingkungannya
untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian klien dalam merawat
dirinya.
9. Praktik keperawatan adalah pelayanan yang diselenggarakan oleh perawat dalam bentuk
asuhan keperawatan.
10. Kredensial (Credentialing) adalah proses evaluasi terhadap staf keperawatan/kebidanan
untuk menentukan kelayakan pemberian kewenangan klinis dan status jenjang karir
perawat/bidan (clinical privilege) menjalankan tindakan medis / keperawatan tertentu
dalam lingkungan rumah sakit tersebut untuk suatu periode tertentu yang meliputi
pengumpulan porto folio, evaluasi diri (self evaluation) dan uji kompetensi.
11. Rekredensial (Re-Credentialing) adalah proses reevaluasi terhadap staf keperawatan yang
telah memiliki kewenangan klinis untuk menentukan kelayakan pemberian kewenangan
klinis tersebut.untuk suatu periode tertentu
12. Sub Komite Kredensial adalah sub komite yang bertugas untuk melakukan kredensial
yang meliputi tahapan review, verifikasi dan evaluasi terhadap dokumen-dokumen
sebagai bahan rekomendasi kepada kepala RS untuk menetapkan Penugasan Klinis untuk
membuat Surat penugasan Kewenangan Klinis dan Rincian Kewenangan Klinis.
13. Kewenangan klinis (Clinical Prevelige) adalah uraian intervensi keperawatan/kebidanan
yang dilakukan oleh staf keperawatan/kebidanan sesuai dengan area prakteknya.
14. Surat Penugasan klinis (Clinical Appointment) adalah surat yang diterbitkan oleh Kepala
RSIA Bunda ciputat terhadap staf keperawatan di RSIA Bunda ciputat untuk melakukan
asuhan keperawatan atau asuhan kebidanan berdasarkan daftar kewenangan klinis yang
ditetapkan baginya
15. Mitra bestari (Peer Group) adalah kelompok staf keperawatan dengan reputasi dan
kompetensi profesi yang baik untuk menelaah segala sesuatu yang terkait dengan profesi
keperawatan dibawah naungan PT. Bundamedik
16. Asesor adalah seseorang yang memiliki kualifikasi yang relevan dan kompeten untuk
melaksanakan asesmen kompetensi.
17. Log Book adalah alat bukti untuk mengukur pencapaian kegiatan pelatihan yang harus
diikuti oleh perawat dan bidan sesuai target kompetensi setiap jenjangnya
18. Catatan kegiatan pelatihan adalah alat bukti untuk mengukur pencapaian kegiatan
pelatihan yang harus diikuti oleh perawat dan bidan sesuai target kompetensi setiap
jenjangnya
BAB II
RUANG LINGKUP
LATAR BELAKANG
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan di rumah sakit dan
merupakan komponen yang menentukan kualitas pelayanan suatu rumah sakit karena staf
keperawatan merupakan jumlah terbesar dari tenaga kesehatan di Rumah Sakit dan sebagai
profesi yang berhubungan langsung dengan klien dan keluarganya setiap saat. Undang undang 44
tahun 2009 tentang rumah sakit menyiratkan bahwa Tugas dan tanggung jawab RS untuk
menjaga keselamatan klien di rumah sakit. Keselamatan klien dapat diwujudkan apabila perawat
mempunyai kemampuan sebagai perawat professional yang dapat memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan standar asuhan keperawatan profesional. Untuk ini diperlukan
tenaga keperawatan yang memiliki kompetensi yang selalu dipertahankan dan dikembangkan
sesuai area tanggung jawabnya.
Salah satu upaya Rumah Sakit dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya untuk
menjaga keselamatan pasiennya dan menjaga kualitas pelayanan adalah dengan menjaga standar
profesi dan kompetensi para perawat yang melakukan tindakan medis dan / Keperawatan
terhadap pasien di Rumah Sakit. Hal ini sesuai dengan amanat Peraturan Mentri Kesehatan RI
nomor 49 tahun 2013 tentang Komite Keperawatan Rumah Sakit, bahwa semua asuhan
keperawatan dan kebidanan yang dilakukan di Rumah Sakit dilakukan atas surat penugasan klinik
di Rumah Sakit. Rumah Sakit mengatur agar setiap tindakan keperawatan yang dilakukan
terhadap pasien hanya dilakukan oleh perawat yang benar – benar kompeten.
Persyaratan kompetensi ini meliputi dua komponen (1) komponen kompetensi keprofesian yang
terdiri dari pengetahuan, ketrampilan dan perilaku professional; dan (2) komponen kesehatan
yang meliputi kesehatan fisik dan mental. Walaupun seorang perawat telah mendapatkan
pendidikan selama kuliah, namun Rumah Sakit wajib melakukan verifikasi kembali kompetensi
seseorang untuk melakukan tindakan perawat dalam lingkup spesialisasi tersebut, hal ini dikenal
dengan istilah kredensial.
Proses kredensial ini dilakukan dengan dua alasan utama. Alasan pertama, banyak faktor yang
mempengaruhi kompetensi setelah seseorang mendapatkan pendidikan. Perkembangan ilmu
dibidang keperawatan untuk suatu tindakan medi dan / Keperawatan tertentu sangat pesat,
sehingga kompetensi yang diperoleh dapat berubah sewaktu waktu, bahkan dapat dianggap
sebagai tindakan yang tidak aman bagi pasien. Alasan kedua, kesehatan seseorang dapatsaja
menurun akibat penyakit tertentu atau bertambahnya usia sehingga mengurangi keamanan
tindakan medis yang dilakukan. Kompetensi fisik dan mental dinilai melalui uji kelayakan
kesehatan baik fisik maupun mental. Tindakan verifikasi kompetensi profesi medis tersebut oleh
rumah sakit disebut sebagai mekanisme Re-credentialing, dan hal ini dilakukan demi keselamatan
pasien. Tindakan verifikasi kompetensi ini juga dilakukan pada profesi lain untuk keamanan.
Perawat dinyatakan kompeten melalui suatu proses kredensial yang dilakukan oleh komite
keperawatan.
Demi dan keselamatan pasien, maka rumah sakit perlu mengambil langkah langkah
pengamanan dengan cara pemberian kewenangan klinis melalui mekanisme kredensial yang
dilaksanakan oleh komite keperawatan. Kredensial atau rekredensial dapat menjamin perawat
kompeten dalam melaksanakan tugasnya memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit dan
menjamin keselamatan pasien pada setiap tindakan keperawatan atau kebidanan yang
dilakukannya. Berdasarkan latar belakang diatas, perlu dibuat Panduan kredensial perawat dan
bidan RSIA Bunda ciputat.
TUJUAN
Tujuan Umum
Panduan ini diterbitkan dengan tujuan utama untuk melindungi keselamatan pasien melalui
mekanisme kredensial perawat di RSIA Bunda ciputat.
Tujuan Khusus
a. Memberikan panduan mekanisme kredensial dan re-kredensial bagi tenaga perawat di RSIA
Bunda ciputat.
b. Memberikan panduan bagi komite Keperawatan untuk menyusun jenis – jenis kewenangan
klinis (clinical privilege) bagi setiap Perawat yang melakukan tindakan medis / Keperawatan
di RSIA Bunda ciputat
c. Memberikan panduan bagi kepala rumah sakit untuk menerbitkan kewenangan klinis (clinical
privilege) bagi setiap Perawat untuk melakukan tindakan medis/Keperawatan di RSIA Bunda
ciputat.
d. Meningktkan profesionalisme dan akuntabilitas tenaga Keperawatan di RSIA Bunda ciputat.
e. Meningkatkan reputasi dan kredibilitas perawat dan institusi rumah sakit dihadapan pasien,
penyandang dana, dan stake holder rumah sakit lainnya.
f. Menumbuh kembangkan motivasi para profesional keperawatan untuk selalu menempuh
dan menambah pengetahuan serta kompetensi dengan sesuai dengan laju pertumbuhan
IPTEK.
g. Sebagai alat pembinaan dan pengembangan jangka panjang bagi para profesional
keperawatan, guna memanfaatkan kompetensi penyelenggaraan asuhan keperawatan.
h. Adanya kesamaan persepsi berbagai pihak tentang profil kompetensi keperawatan dan area
praktek keperawatan di RSIA Bunda ciputat sesuai level jenjang karir.
i. Bahan dalam menentukan job deskripsi perawat berdasarkan area praktik keperawatan.
j. Bahan dalam mengidentifikasi job mapping, rekrutmen, seleksi, orientasi, pembinaan dan
pengembangan SDM keperawatan berdasarkan jenjang karir perawat.
DASAR HUKUM
Dasar hukum yang mendasari proses kredensial profesi keperawatan di RSIA Bunda ciputat
adalah:
1. Undang-undang RI No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 148 tahun 2010 Tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Perawat
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1464 Tahun 2010 tentang Izin Dan Penyelenggaraan
Praktik Bidan
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1691 tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 46 tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 17 tahun 2013 tentang perubahan 148 ijin praktek
keperawatan
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 49 tahun 2013 tentang Komite Keperawatan Rumah
Sakit
9. Peraturan menteri kesehatan RI No 40 tahun 2017 tentang pengembangan jenjang karir
profesional perawat klinis
PERANAN KOMITE KEPERAWATAN SUB KOMITE KREDENSIAL PERAWAT RUMAH SAKIT IBU DAN
ANAK BUNDA CIPUTAT
Komite keperawatan memiliki peran sentral dalam mekanisme kredensial para perawat
karena tugas utamanya menjaga profesionalisme tenaga perawat dan melindungi pasien rumah
sakit untuk hal hal yang berkaitan dengan tindakan medis dan / keperawatan. Ketua komite
keperawatan bekerjasama dengan sub komite kredensial membentuk panitia adhoc yang berguna
menyeleksi dan melakukan proses kredensial dan re kredensial terhadap perawat di rumah sakit.
Evaluasi setiap 3 tahun dilakukan oleh panitia kredensial untuk mengetahui perkembangan secara
skill maupun attitude seorang perawat.
Setiap keputusan yang diambil akan dilakukan persetujuan langsung oleh Kepala Rumah
Sakit. Lingkup kerja komite keperawatan dan sub komite kredensial ini langsung dibawah
pengawasan kepala Rumah Sakit. Setiap kegiatan yang dilakukan harus mendapatkan persetujuan
secara tertulis oleh kepala Rumah Sakit. Harapan yang ingin dicapai dari panitia ini adalah
membantu kepala Rumah Sakit dalam hal ini rumah sakit mendapatkan tenaga perawat yang
professional dan berkualitas prima. Rumah sakit melalui komite keperawatan menerapkan
berbagai kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap petugas kesehatan, dalam hal ini adalah
Perawat. Penetapan dari komite dan disetujui oleh kepala rumah sakit menjadikan tenaga
keperawatan di RSIA Bunda ciputat secara tertulis mempunyai kewenangan klinis keperawatan.
RUANG LINGKUP
a. Menetapkan metode dan alur kredensial dan asesmen kompetensi
b. Menetapkan instrumen kredensial dan asesmen
c. Melaksanakan kredensial dan rekredensial dan asesmen
d. Melakukan analisa, evaluasi rekomendasi hasil kredensial dan asesmen kompetensi
e. Melaporkan hasil kredensial asesmen kompetensi
f. Membuat rekomendasi kewenangan klinis
SASARAN
1. Kredensial
a. Seluruh perawat/bidan rawat inap dan rawat jalan di lingkungan RSIA Bunda ciputat.
b. Kredensial dilakukan pada setiap perawat baru, dimulai saat calon perawat mengikuti
proses seleksi dan setelah dinyatakan dapat bergabung dengan RSIA Bunda ciputat.
c. Proses kredensial diakhiri dengan asesmen kompetensi sebelum perawat menyelesaikan
masa orientasi tiga bulan.
d. Kredensial dilakukan untuk menetapkan jenjang kompetensi dan mendapatkan Surat
Penugasan Kerja Klinik (SPKK)/Clinical Privillage Keperawatan
2. Re-Kredensial
Seluruh perawat/ bidan rawat inap dan rawat jalan di lingkungan RSIA Bunda ciputat yang
akan meningkatkan jenjang kompetensinya sesuai dengan panduan pola jenjang kompetensi
yang berlaku di RSIA Bunda ciputat.
BAB III
TATA LAKSANA
Syarat – syarat tersebut meliputi mengisi Form permohonan STR, SIPP, Sertifikat kompetensi,
ijasah pendidikan, dan Loog Book. Setelah formulir lengkap rumah sakit menyerahkan
kepada komite keperawatan untuk ditindak lanjuti Staf perawat mengajukan permohonan
kewenangan klinis kepada Kepala Rumah Sakit dengan mengisi formulir daftar rincian
kewenangan klinis yang telah disediakan Rumah Sakit dengan dilengkapi bahan-bahan
pendukung.
3.2 Tahap Kedua : Verifikasi berkas oleh Komite Keperawatan, Mitra Bestari dan
Panitia Adhoc
Semua staf keperawatan yang memohon permintaan kredensial di lakukan verifikasi
berkas oleh Komite Keperawatan. Komite Keperawatan melalui Sub Komite Kredensial akan
melakukan kajian terhadap formulir daftar kewenangan klinis yang telah diisi oleh
pemohon. Dalam melakukan kajian sub komite kredensial dapat membentuk panitia adhoc
dengan melibatkan mitra bestari dari disiplin yang sesuai dengan kewenangan klinis yang
diminta berdasarkan buku putih (white paper). Kemudian Susun jadwal kredensial.
Kewenangan Klinik
Daftar kewenangan klinis perawat dapat dimodifikasi setiap saat. Seorang perawat dapat saja
mengajukan tambahan kewenangan klinis yang tidak dimiliki sebelumnya dengan mengajukan
permohonan kepada kepala rumah sakit. Selanjutnya komite keperawatan akan melakukan
proses kredensial khusus untuk tindakan tersebut, dan akan memberikan rekomendasinya
kepada kepala rumah sakit. Namun sebaliknya, kewenangan klinis tertentu dapat saja dicabut,
baik untuk sementara atau seterusnya karena alasan tertentu seperti akan diuraikan pada bab
berakhirnya kewenangan klinis. Kewenangan klinis akan berakhir bila surat penugasan (clinical
appointment) habis masa berlakunya atau dicabut oleh kepala rumah sakit.
Surat penugasan untuk setiap perawat memiliki masa berlaku untuk tiga tahun. Pada akhir masa
berlakunya surat penugasan tersebut rumah sakit harus melakukan rekredensial ini lebih
sederhana dibandingkan dengan proses kredensial awal sebagaimana diuraikan diatas karena
rumah sakit telah memiliki informasi setiap perawat yang melakukan tindakan keperawatan
dirumah sakit tersebut. Penerbitan ulang surat penugasan (reappointment). Surat penugasan
dapat berakhir setiap saat bila perawat tersebut dinyatakan tidak kompeten untuk melakukan
tindakan keperawatan tertentu. Walaupun seorang perawat pada awalnya telah memperoleh
kewenangan klinis untuk melakukan tindakan keperawatan tertentu, namun kewenangan itu
dapat dicabut oleh rumah sakit berdasarkan pertimbangan komite keperawatan.
Pertimbangan pencabutan kewenangan klinis tertentu tersebut didasarkan pada kinerja
profesi dilapangan, misalnya perawat yang bersangkutan terganggu kesehatannya, baik fisik
maupun mental. Selain itu, pencabutan kewenangan klinis juga dapat dilakukan bila terjadi
kecelakaan medis yang diduga karena inkompetensi atau karena tindakan disiplin dari komite
keperawatan. Namun demikian, kewenangan klinis yang dicabut tersebut dapat diberikan kembali
bila perawat tersebut dianggap telah pulih kompetensinya. Dalam hal kewenangan klinis tertentu
seorang perawat diakhiri, komite keperawatan akan meminta subkomite peningkatan mutu
profesi untuk melakukan berbagai upaya pembinaan agar merekomendasikan kepada kepala
rumah sakit pemberian kembali kewenangan klinis tertentu setelah melalui proses pembinaan.
Dalam rangka menunjang keberhasilan penerapan proses kredensial dan pemberian kewenangan
klinis diperlukan dukungan seperangkat dokumentasi yang meliputi:
A. Standar prosedur operasional / SPO kredensial
Sebagai acuan perawat dalam melaksanakan tugas sesuai dengan standar yang sudah di
tentukan.
B. Formulir aplikasi kredensial (Dokumen terlampir)
semua proses kredensial dan rekredensial harus tercatat dan di simpan dalam file masing-
masing dalam data karyawan
BAB V
PENUTUP
Kredensialing perawat merupakan suatu system untuk menilai kompetensi perawat dan
profesionalisme sesuai dengan kewenangan klinisnya. Salah satu upaya meningkatkan
kompetensi adalah meningkatkan kemampuan hard skill dan soft skill, jenjang karir yang jelas,
dan system reward. Karir diartikan sebagai suatu jenjang yang di pilih oleh individu untuk dapat
memenuhi kepuasan kerja, sehingga pada akhirnya akan memberikan kontribusi terhadap bidang
profesi yang dipilihnya.
Komite keperawatan mempunyai tujuan mempertahankan dan mengembangkan
frofesionalisme perawat sehingga mampu dan berwenang memberikan asuhan keperawatan di
rumah sakit.
Dalam melaksanakan kewenangan klinis, perawat perlu memiliki surat penugasan klinis.
Surat penugasan klinis ini berlaku sampai 3 tahun. Pada akhir masa berlakunya surat penugasan
tersebut rumah sakit harus melakukan rekredensial. Surat penugasan dapat berakhir setiap saat
bila di nyatakan tidak kompeten. Kewenangan klinis untuk melakukan Tindakan tertentu dapat di
cabut berdasarkan pertimbangan komite keperawatan berdasarkan kinerja profesi di lapangan.
Kewenangan klinis yang di cabut tersebut dapat diberikan Kembali bila dianggap telah pulih
kompetensinya. Setelah dilakukan pembinaan oleh sub komite pengembangan mutu frofesi / sub
komite etik.
FORMULIR
PENGAJUAN KREDENSIALING / REKREDENSILING PERAWAT
b. Data Pendidikan (hanya di isi dengan Pendidikan formal terakhir dan dilampiri bukti
dokumen)
Nama Lembaga Pendidikan :
Jurusan / Program : DIII Keperawatan Ners
Tahun lulus Pendidikan :
Nomor Ijazah :
c. Data pekerjaan sekarang
Unit kerja :
Tanggal join :
Jabatan dan tahun :
Bekerja di RS :
(lengkap dengan tahun)
Level kompetensi (*) : Pra PK / PK I / PK II / PK III / PK IV / PK V
No STR : Berlaku s.d
No SIPP : Berlaku s.d
d. Status Kredensialing yang diusulkan (berikan cek list pada salah satu kotak)
Kredensial pemulihan kewenangan
Rekredensial
Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa segala hal yang tertulis didalam
dokumen ini adalah benar adanya. Apabila di kemudian hari terbukti ada hal yang tidak
benar maka saya bersedia menanggung segala konsekuensi sesuai dengan aturan hukum
yang berlaku.
Nama : (tulis dengan huruf cetak)
Unit Kerja :
(…………………………………………………)
Mengetahui
PJ unit kerja Kepala Bidang Keperawatan
(………………………………………) (…………………………………………………………
FORMULIR PEMBERIAN KEWENANGAN KLINIS
NO:…../KOMKEP/RS……./…/…….
B. PROSES KREDENSIAL
Isi dengan tanda ceklist (√)
No KOMPONEN KREDENSIAL HASIL KETERANGAN
YA TIDAK
1 Portofolio
1.1. FC Ijazah
1.2. FC STR
1.3. FC SIPP
1.4. sertifikat pelatihan 12 KDK
1.5. FC sertifikat pelatihan BTCLS
2 Kewenangan klinis (terlampir)
C. HASIL KREDENSIAL
1. Semua kewenangan yang di usulkan sebagai perawat klinik / bidan praktisi 1 (satu)
dapat diberikan dan dilaksanakan selama praktik di area kamar operasi
2. Kewenangan dapat diberikan sebagai berikut :
a. Kewenangan klinis semua point dapat diberikan dan dilaksanakan sesuai lampiran
RKK (*)
b. Kewenangan klinis poin …………………, dapat diberikan dan dilaksanakan dengan
bimbingan (*)
c. Kewenangan klinis poin ……………….., belum dapat diberikan dan tidak boleh
dilaksanakan dalam praktik keperawatan (*)
(*) coret yang tidak perlu, contoh : perawat
NOTE :
Tangerang Selatan, …………………………… 2022
Mengetahui
Kepada Yth :
Dari : Ketua Komite Keperawatan
Perihal : Pengajuan rekomendasi SPK
Lampiran : 1 berkas RKK PK….
Kepada yang bersangkutan berhak dan dapat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien
sesuai rincian kewenangan klinis keperawatan PK …. / BP …..
Berlaku mulai ……………….. sampai dengan ………………….
Demikian pengajuan rekomendasi kewenangan klinis ini.
(…………………………………………)
MEMUTUSKAN
Menetapkan : NAMA : …………………………………
NIP : ………………………………….
UNIT KERJA : ………………………………….
KUALIFIKASI : ………………………………….
BERLAKU : ………………… SD …………
PERTAMA : Rincian kewenangan klinis sebagaimana terlampir dalam
keputusan ini
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam
penetapan ini akan diadakan perbaikkan sebagaimana
mestinya.
Dikeluarkan di :
Pada tanggal :
DIREKTUR RS ………………………………..
Dr. ………………………………………….
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ………………….
NOMOR …/KEP/DIR/RS ………………./V/2022
TENTANG PENUGASAN KLINIS PERAWAT