Pengertian: Tuberkulosis adalah suatu penyakit kronik menular yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini berbentuk batang,
bersifat aerob dan bersifat tahan asam sehingga sering dikenal dengan
Basil Tahan Asam (BTA). Sebagian besar kuman TB sering ditemukan
menginfeksi parenkim paru dan menyebabkan TB paru, namun bakteri
ini juga memiliki kemampuan menginfeksi organ tubuh lainnya (TB
ekstra paru) seperti pleura, kelenjar limfe, tulang, dan organ ekstra paru
lainnya.
Diagnosis - Pneumonia
Banding: - Tumor/keganasan paru
- Jamur paru
- Penyakit paru akibat kerja
- Asma
1. Tahap Awal
Pengobatan diberikan setiap hari. Paduan pengobatan pada tahap
ini adalah dimaksudkan untuk secara efektif menurunkan jumlah
kuman yang ada dalam tubuh pasien dan meminimalisir pengaruh
dari sebagian kecil kuman yang mungkin sudah resistan sejak
sebelum pasien mendapatkan pengobatan. Pengobatan tahap awal
pada semua pasien baru, harus diberikan selama 2 bulan. Pada
umumnya dengan pengobatan secara teratur dan tanpa adanya
penyulit, daya penularan sudah sangat menurun setelah
pengobatan selama 2 minggu pertama.
2. Tahap lanjutan
Pengobatan tahap lanjutan bertujuan membunuh sisa-sisa kuman
yang masih ada dalam tubuh, khususnya kuman persisten
sehingga pasien dapat sembuh dan mencegah terjadinya
kekambuhan. Durasi tahap lanjutan selama 4 bulan. Pada fase
lanjutan seharusnya obat diberikan setiap hari.
Untuk menunjang kepatuhan berobat, paduan OAT lini pertama telah
dikombinasikan dalam obat Kombinasi Dosis Tetap (KDT). Satu tablet
KDT RHZE untuk fase intensif berisi Rifampisin 150 mg, Isoniazid 75
mg, Pirazinamid 400 mg, dan Etambutol 275 mg. Sedangkan untuk fase
lanjutan yaitu KDT RH yang berisi Rifampisin 150 mg + Isoniazid 75
mg diberikan setiap hari. Jumlah tablet KDT yang diberikan dapat
disesuaikan dengan berat badan pasien. Secara ringkas perhitungan dosis
pengobatan TB menggunakan OAT KDT dapat dilihat pada
Indikasi Pasien dapat dipulangkan apabila komplikasi dan efek samping telah
Dipulangkan: teratasi
Prognosis: Prognosis pada umumnya baik apabila pasien melakukan terapi sesuai
dengan ketentuan pengobatan. Untuk Tb dengan komorbid, prognosis
menjadi kurang baik.
Lampiran: -
Kepustakaan: 1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Pedoman
Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana Tuberkulosis.
Jakarta : Kementerian Kesehatan RI
2. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2021. Tuberkulosis :
Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta :
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia