Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA An.

A DENGAN DIAGNOSA
MEDIS BRONCHOPNEMONIA DI POLI ANAK
RSUDZA KOTA BANDA ACEH

Disusun Oleh :
Siti Hamidah S.Tr.Kep
NIM: P1337420921233

Dosen pembimbing:
Ns. Asniah Syamsuddin, S.Kep., M.Kep

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEMARANG
2022
Definisi: Pneumonia adalah penyakit peradangan akut pada Manifestasi Klinis: Demam,
paru yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme dan meningsimus, anoreksia, muntah, diare,
sebagian kecil disebabkan oleh penyebab non infeksi yang akan nyeri abdomen, sumbatan nasal,
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan keluaran nasal, batuk, bunyi pernapasan
pertukaran gas setempat tambahan, sakit tenggorokan, keadaan
berat bayi tidak dapat menyusu, batuk
dan kesulitan bernafas.
Etiologi: Bakteri, virus, jamur, aspirasi makanan,
kerosene(bensin, minyak tanah), cairan aminion, dan benda
asing. Faktor lainyang mempengaruhi timbulnya pneumonia Pemeriksaan penunjang:
adalah daya tahan tbuh yang menurun misalnya: akibat a. Pemeriksaan Laboratorium
malntrisi energi protein (MEP), penyakit menahun, pengobatan b. Pemeriksaan Mikroskopik
antibiotik yang tidak sempurna. Faktor risiko: status gizi buruk, c. Pemeriksaan Imunologis
riwayat imunisasi buruk atau tidak lengkap, riwayat wheezing d. Pemeriksaan Radiologis
berulang, riwayat BBLR, kepadatan penghuni rumah, sosial
ekonomi rendah. Penatalaksaan:
WEB OF a. Pemberian antibiotik
CAUTION per-oral/melalui infus seperti
Klasifikasi:
PNEUMONIA ampisilin, kloramfenikol,
1. Secara morfologis: pneumonia lobaris, pneumonia
sefatoksim, amikasin, dan lain-lain
loburalis, pneumonia interstisial.
b. Pemberian oksigen tambahan sesuai
2. Agen penyebab: pneumonia virus, atipikal, dan bakterial.
kebutuhan
3. Berdasarkan inang dan lingkungan: pneumonia komunitas,
c. Pemeriksaan sensitivitas untuk
nosokomial, aspirasi, dan gangguan imun.
pemberian antibiotik
4. Berdasarkan penanganan usia: pneumonia dan bukan
d. Cairan, kalori dan elektrolit glukosa
pneumonia.
10%: NaCl 0,9% = 3:1 ditambah
larutan KCL 10mEq/500ml cairan
Pengkajian keperawatan:
infus
1) Riwayat pasien berupa panas, batuk, nasal discharge,
e. Obta-obatan seperti antibiotika
perubahan pola makan, kelemahan, penyakit respirasi
f. Kemotherapi untuk mycoplasma
sebelumnya, perawatan di rumah, penyakit lain di deritayang
pneumonia
di derita anggota kelurga di rumah.
2) Pemeriksaan fisik berupa demam, dyspnea, takipnea,
sianosis, penggunaan oto pernafasan tambahan, suara nafas Pengkajian keperawatan:
tambahan, rales, menaikkan sel darah putih(bakteri 4) Pengetahuan keluarga: pemahaman akan
pneumonia), arterial blood gas, X-Ray dada. kebutuhan intervensi pada distress
3) Psikosisial dan faktor perkembangan pernafasan
5) Data subjektif yang dirasakan pasien dan
data objektif yang terlihat oleh pasien
A. IDENTITAS
Nama : An. A
Umur : 0 Tahun 3 bulan 25 hari
Tanggal lahir : 10-05-2022
Suku : Aceh
Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : Tidak/Belum Sekolah
Alamat : Aceh Selatan
Diagnose Masuk : Bronchopneumonia
Tanggal rawat

B. PENGKAJIAN
1. Keluhan utama :
Orang tua memgatakan anaknya saat ini mempunyai keluhan sesak sesekali,
batuk sesekali, dan mencret sesekali.
2. Riwayat penyakit sekarang:
Pasien dari poli jantung, pasien masuk rumah sakit tapaktuan dan dirujuk
kepoli anak RSUDZA Banda Aceh pada tanggal 23 agustus 2022. Klien menderita
penyakit pneumonia. Pasien dengan keluhan sesak sesekali, dan batuk sesekali yang
sudah dialami sejak 1 minggu yang lalu. Pada tanggal 23 agustus 2022 saat dilakukan
pengkajian pasien terlihat berbaring digendong ibu, klien tampak sedang tidur
dipangkuan ibu.
3. Riwayat kehamilan dan kelahiran :
Pasien merupakan anak kedua dari 2 bersaudara, lahir secara sectio cesarea,
berat lahir 2800 gram. Pasien tidak ada riwayat NICU.
4. Riwayat Kesehatan keluarga :
Ibu pasien mengatakan dari keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit
seperti An.A alami.
5. Riwayat Tumbuh Kembang:
BB : 5,8 kg
TB : 60 cm
LILA : 14 cm
LK : 37 cm
Observasi
Kadaan umum : Compos mentis
Kesadaran : GCS : E5M4V4
Pemeriksaan TTV : HR : 105 kali/menit
RR : 26 kali/menit
T : 36,5ºC
SpO2 : 100%

C. PEMERIKSAAN FISIK
a) Pemeriksaan kepala
- Kepala dan rambut : Kulit kepala bersih, tidak ada lesi. Penyebaran rambut
tidak merata, rambut tipis, halus dan tidak ada benjolan dikepala.
- Mata : mata lengkap, simetris kiri dan kanan, konjungtiva
anemis dan sklera tidak ikterik. Kelopak mata tidak ada pembengkakan.
Adanya reflek cahaya pada pupil dan bentuk isokor kiri dan kanan, iris kiri
dan kanan warna coklat tua, tidak ada kelainan
- Hidung : tidak ada pernafasan cuping hidung, lubang hidung
bersih, tidak ada secret, tidak ada pembekakan
- Mulut & lidah : keadaan mukosa bibir kering dan pucat.
- Telinga : bentuk telinga sedang, simetris kiri dan kanan. Lubang
telinga bersih.
- Leher : kelenjar getah bening tidak terada, tiroid tidak teraba,
posisi trakea ditengah tidak ada kelainan
b) Pemeriksaan Thorak
- Inspeksi thorak : ada sesak nafas, dan batuk. Bentuk dada simetris, terlihat
dinding intercosta, pola nafas tidak normal
- Palpasi : vocal permitus dan ekspansi paru anterior dan posterior dada
normal
- Perkusi : Sonor
- Auskultasi : suara nafas vasikuler
c) Pemeriksaan jantung
- Inspeksi dan Palpasi : tidak ada sianosis dan iktus kordis teraba hangat
- Perkusi : batas jantung normal
- Auskultasi : bumyi jantung I saat auskultasi normal dan regular, bunyi
jantung II : saat auskultasi normal dan regular, tidak ada penambahan bunyi
suara jantung, dan kelainan
d) Pemeriksaan abdomen
- Inspeksi : bentuk abdomen datar, terlihat tulang rusuk, tidak ada
benjolan pada perut, tampak banyangan pembuluh darah pada abdomen dan
tidak ada asites.
- Palpasi : tegang
- Auskultasi : peristaltic 20 kali/menit normal
- Perkusi : tidak ada nyeri tekan
e) Pemeriksaan system ginetalis
Kebersihan genitalia bersih, tidak ada kelainan dan pasien memakai pempes.
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Hasil laboratorium tanggal 08/08/2022
Hemoglobin : 10,7 g/dl * (9,0-14,0)
Hematokrit : 31% * (53-63)
Leukosit : 7,3 103/mm3 (5,0-19,5)
Eritrosit : 4,5 106/mm3 * (4,4-5,8)
Trombosit : 863 103/mm3 ** (150-450)

E. PENATALAKSANAAN TERAPI
- Cefixim tablet capsul 15,00 2xsehari 30 mg
- Alerfed
- Zink 1x ½ tablet
ANALISA MASALAH

No Data Masalah
1 DS: Bersihan jalan nafas tidak efektif
- Ibu pasien mengatakan anaknya saat ini berhubungan dengan hambatan
sesak sesekali dan batuk sesekali upaya nafas
DO:
- Keadaan umum lemah
- TTV:
HR : 105 kali/menit
RR : 26 kali/menit
T : 36,5ºC
SpO2 : 100%
- Pola nafas tidak teratur
- Irama tidak teratur
- Dyspepnea
- Batuk
- Menggunakan OGT
2 DS: Defisit nutrisi berhubungan
- Ibu mengatakan anaknya mencret dan dengan peningkatan kebutuhan
lemah metabolisme
DO:
- Keadaan umum lemah
- Hasil laboratorium tanggal 08/08/2022
- Hemoglobin : 10,7 g/dl * (9,0-14,0)
- Hematokrit : 31% * (53-63)
- Leukosit : 7,3 10 3/mm3 (5,0-19,5)
- Eritrosit : 4,5 10 6/mm3 *(4,4-5,8)
- Trombosit :863 10 3/mm3 **(150-450)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme
INTERVENSI

No Diagnosa SLKI SIKI


Keperawatan
1. Bersihan jalan Setelah dilakukan Observasi
nafas tidak efektif tindakan keperawatan a. Identifikasi
berhubungan selama 1x 24 jam kemampuan batuk
dengan hambatan bersihan jalan nafas b. Monitor adanya retensi
upaya nafas tidak efektif sputum
berhubungan dengan c. Monitor tanda dan
hambatan upaya nafas gejala infeksi saluran
meningkat nafas
SLKI Kriteria Hasil: d. Monitor pola nafas
a. Batuk efektif (frekuensi, kedalaman,
b. Produksi sputum usaha nafas)
menurun e. Auskultasi bunyi nafas
c. Megi menurun Terapeutik
d. Wheezing menurun a. Atur posisi semi
e. Dispnea menurun fowler atau fowler
f. Ortopnea menurun b. Berikan minum hangat
g. Gelisah menurun c. Lakukan fisioterapi
h. Frekuensi nafas dada, jika perlu
membaik Edukasi:
i. Pola nafas membaik - Jelaskan tujuan dan
prosedur merawat bayi
saat sesak pada ibu
dengan cara
memonitor pola nafas
bayi setiap saat
Kolaborasi:
- kolaborasi pemberian
bronkodilator,
mukolitik atau
ekspektoran, jika perlu
2. Defisit nutrisi Setelah dilakukan Observasi:
berhubungan intervensi, maka a) identifikasi status
dengan diharapkan status nutrisi nutrisi
peningkatan membaik dengan kriteria b) monior asupan ASI
kebutuhan hasil: yang diberikan
metabolisme a. bayi menghisap c) monitor berat badan
dengan kuat bayi
b. mecret menurun Terapetik:
c. berat badan - anjurkan ibu tetap
membaik memberikan bayi ASI
d. indeks massa ekslusif
tubuh membaik Kolaborasi:
a) kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
gizi dan nutrisi cukup
pada bayi
b) kolaborasi pemberian
antibiotik yang
dibutuhkan, jika perlu
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Tgl Kode Implementasi Evaluasi


DX
23/0 1 - mengkaji suhu, nadi, dan respirasi S:
8/22 - mengauskultasi area paru - ibu pasien mengatakan
- memberikan posisi semi fowler anaknya masih sesak
- mengajarkan pada ibu pasien sesekali dan batuk
pentingnya pemberian ASI sesekali
- memberikan terapi obat yang O: Keadaan umum lemah
diberikan oleh dokter - HR : 105 kali/menit
- mengajarkan fisioterapi dada dan RR : 26 kali/menit
batukpada ibu pada saat bayi T : 36,5ºC
sesak SpO2 : 100%
- Pola nafas tidak teratur
- Irama tidak teratur
- Dyspepnea
- Sudah tidak sering batuk
lagi
- Aff OGT
A: Bersihan jalan nafas tidak
efektif berhubungan dengan
hambatan upaya nafas teratasi
sebagian
P: intervensi dihentikan
2 - Menanyakan pada ibu apakah S:
memberikan ASI setiap 2 jam
-
sekali pada anaknya
- memonitor asupan ASI yang O:
diberikan
- Menangis kuat
- menimbang berat badan bayi
- menganjurkan ibu untuk tetap - Gerakan lemah
memberikan bayi ASI ekslusif
- Anjurkan ibu untuk tetap
memberikan ASI
- Kolaborasi ke tim ahli
gizi
- Kolaborasi pemberian
antibiotik
A: Defisit nutrisi berhubungan
dengan peningkatan kebutuhan
metabolisme teratasi sebagian
P: intervensi dihentikan
Jurnal Ebnp

Dampak Fisioterapi Dada Terhadap Status Pernapasan Anak Balita Pneumonia


Di Rsud Koja Dan Rsud Pasar Rebo Jakarta

Manifestasi pneumonia pada anak antara lain adanya peningkatan

produksi sputum yang kental dan sulit dikeluarkan. Salah satu terapi supportif yang

diberikan adalah fisioterapi dada. Fisioterapi dada diberikan untuk mengalirkan

dan mengeluarkan sekresi yang ada di saluran pernapasan. Tujuan dari

penelitian ini adalah mengetahui dampak fisioterapi dada terhadap status

pernapasan denyut nadi/ HR dan saturasi oksigen/ SaO2 anak balita

pneumonia. Desain penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan

pre test dan post test without control. Metode sampling consecutif sampling,

dengan 35 jumlah responden di RSUD Koja dan RSUD Pasar Rebo Jakarta.

Hasil analisis penelitian menunjukkan adanya perbedaan sebelum dan sesudah

intervensi pada HR dan SaO2 dengan signifikansi P = 0.001. Hasil penelitian ini

merekomendasikan penelitian selanjutnya untuk menggunakan sampel lebih

banyak lagi dan menggunakan desain time series pada fisioterapi dada.

Fisioterapi dada sebagai terapi supportif memiliki dampak positif

terhadap status pernapasan anak balita, oleh karena itu hendaknya tindakan

fisioterapi dada ini dapat dijadikan kebijakan rumah sakit. Kebijakan yang ada

hendaknya dilaksanakan secara rutin dan bila memungkinkan lebih dari

satu kali setiap harinya. Penelitian ini merupakan kajian ilmiah yang

merupakan pengembangan evidence based practiceterhadap dampak fisioterapi

dada dan status pernapasan HR, dan SaO2. Penelitian ini diharapkan
menambah manfaat dan memperkaya keilmuan akan ragam tindakan

fisioterapi dada sampai akhirnya ditemukan jenis fisioterapi dada yang paling

tepat untuk balita. Penelitian ini dapat mempercepat proses penyembuhan anak

dan menurunkan morbiditas anak sehingga dapat pula menurunkan tingkat

kecemasan orang tua akan penyakit yang diderita anaknya.


Referensi

Manurung, S., Zuriati, Z., Dewi, NA, Setiawan, C., & Rachmat, A.
(2021). EFEKTIFITAS FISIOTERAPI DADA DENGAN POSISI TRIPOD
DAN FOWLER TERHADAP PENINGKATAN SATURASI
OKSIGEN. Jurnal Keperawatan Islam , 6 (2), 73-78.

Melati, R., Nurhaeni, N., & Chodidjah, S. (2018). Dampak Fisioterapi Dada


Terhadap Status Pernapasan Anak Balita Pneumonia Di Rsud Koja Dan
Rsud Pasar Rebo Jakarta: Fisioterapi. Jurnal Ilmiah Keperawatan
Altruistik , 1 (1), 40-50.

Muliasari, Y., & Indrawati, I. (2018). Efektifitas Pemberian Terapi Pursed Lips


Breathing Terhadap Status Oksigenasi Anak Dengan Pneumonia. NERS
Jurnal Keperawatan , 14 (2), 92-101.

Nurma, N. (2022). Analisis Asuhan Keperawatan pada Pasien TB Paru dengan


Masalah Bersih Jalan Napas Tidak Efektif Menggunakan Intervensi
Fisioterapi Dada dan Batuk Efektif di RSUD Labuang Baji
Makassar (Disertasi Doktor, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).

Suhartono, C., Tambajong, HF, & Lalenoh, DC (2013). PENANGANAN


PERIOPERATIF PADA ASMA. Jurnal Biomedik: JBM , 5 (1).
FORM PORTOFOLIO KEPERAWATAN ANAK

Nama : Siti Hamidah


NIM : P1337420921233

1. Uraikan mengenai pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang sudah anda


peroleh selama menempu stase keperawatan anak!
Dalam mengikuti praktik stase anak dipoli anak banyak sekali mendapatkan ilmu
dan pengalaman yang menarik, seperti mengetahui diagnose- diagnose yang
belum diketahui menjadi tahu, kemudian mendapatkan pengalaman dimana kita
bisa mengetahui proses orang berobat kepoli dengan mengontrol ulang
penyakitnya agar mencegah anak yang tidak sakit untuk sakit dan megetahui
proses penyembuhan anak yang mengalami sakit dan mengobati anak yang sakit.
Juga dapat memperdalam diagnose pasien kelolaan maupun resume klien seperti
diare akut, dapat mengedukasi pasien rawat jalan seperti pasien yang sedang
mengalami penyakit seperti dapat merawat anak kasus anemia, pneumonia,
epilepsy, gizi buruk dan lainnya.

2. Uraikan kemajuan/perkembangan yang anda peroleh selama menjadi mahasiswa


keperawatan serta penilaian mahasiswa mengenai kemajuan/perkembangan
tersebut!
Kemajuan dan perkembangan yang sudah diperoleh yaitu dapat beradaptasi
dengan keluarga pasien yaitu bapak, ibu, kakek, nenek yang sedang menjaga,
kemudaian tidak hanya itu mahasiswa dapat mengkaji pasien anak yang rawat
jalan atau mungkin akan dirawat dirumah sakit yang mungkin dulu sebelum
masuk stase anak kurang mampu mengkaji anak distase rawat jalan sekarang
sudah mampu mengkaji benar baiknya anak saat dipoli. Mahasiswa selama
praktik di stase anak dipoli anak juga menerapkan prinsip family centered care
serta penerapan traumatic care seperti terapi bermain pada anak dimana anak
diajarkan untuk tidak takut pada tenaga medis saat ke rumah sakit atau dirawat
dirumah sakit. Selain belajar tentang kesehatan keperawatan mahasiswa juga
belajar keperawatan anak tidak hanya keperawatan itu mahasiswa dapat
menenagkan anak pada saat anak menangis distase keperawatan anak saat dipoli.

3. Pendapat mahasiswa mengenai hal-hal yang menarik dan tidak menarik dalam
proses mendapatkan pengetahuan /pengalaman tersebut!
Hal-hal yang menarik bagi mahasiswa adalah dapat mengenal banyak orang dapat
mengetahui banyak sisi baik dan buruk orang tua saat berobat dan konsul tentang
penyakit anak dipoli, kebanyakan gelisah takut anaknya lama diobati, nah disini
perawat dan mahasiswa harus menerapkan edukasi pada ibu juga dimana keluarga
atau orang tua berpengaruh juga terhadap mental anak saat berobat dalam
menrawat/menjaga anak atau bayinya. Tetapi semua itu sudah didapatkan dan
dibimbing baik oleh senior yaitu kakak-kakak dan ibu-ibu perawat yang berdinas
di poli anak ini. Hal yang tidak menarik sampai saat ini belum ada hal yang tidak
disukai.

Anda mungkin juga menyukai