BRONKOPNEUMONIA
Disusun Oleh :
010117A103
2019
A. Pengertian
A. Etiologi
C. Patofisiologi
Bronkopneumonia selalu didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas yang
disebabkan oleh bakteri staphylococus, Haemophillus influenza atau karena aspirasi
makanan dan minuman.
1. Infeksi saluran nafas bagian bawah menyebabkan tiga hal, yaitu dilatasi pembuluh
darah alveoli, peningkatan suhu, dan edema antara kapiler dan alveoli
2. Ekspansi kuman melalui pembuluh darah kemudia masuk ke dalam saluran
pencernaan dan menginfeksi mengakibatkan terjadinya peningkatan flora normal
dalam usus, peristaltik meningkat akibat usus mengalami malabsorbsi dan kemudian
terjadilah diare yang beresiko terhadap gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
B. Manifestasi Klinis
Bronchopneumonia biasanya didahului oleh infeksi traktusrespiratoris bagian
atas selama beberapa hari suhu tubuh naik sangat mendadak sampai 39-40 derajat
celcius dan kadang disertai kejang karena demam yang tinggi, anak sangat gelisah,
dispenia pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung serta
sianosis sekitar hidung dan mulut, kadang juga disertai muntah dan diare. Batuk
biasanya tidak ditemukan pada permulaan penyakit tapi setelah beberapa hari mula-
mula kering kemudian menjadi produktif. Pada stadium permulaan sukar dibuat
diagnosis dengan pemeriksaan fisik tetapi dengan adanya nafas dangkal dan cepat,
pernafasan cuping hidung dan sianosis sekitar hidung dan mulut dapat diduga adanya
pneumonia. Hasil pemeriksaan fisik tergantung luas daerah auskultasi yang terkena,
pada perkusi sering tidak ditemukan kelainan dan pada auskultasi mungkin hanya
terdengar ronchi basah nyarinng halus dan sedang.
C. Gejala Bronkopneumonia
Gejala bronkopnemonia sedikit berbeda antara yang ditimbulkan oleh anak-anak dan
orang dewasa. Gejala bronkopneumonia pada anak-anak yaitu :
D. Komplikasi
Atelektasis adalah pengembangan paru yang tidak sempurna atau kolaps paru yang
merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau reflek batuk hilang
Empyema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga pleura
yang terdapat disatu tempat atau seluruh rongga pleura
Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang
Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial
Meningitis yaitu infeksi yang menyerang pada setiap katup endokardial
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah
Pada kasus bronkopneumonia oleh bakteri akan terjadi leukositosis
meningkatnya jumlah neutrofil
b. Pememeriksaan sputum
Bahan pemeriksaan diperoleh dari batuk yang spontan dan dalam.
Digunakan untuk pemeriksaan mikroskopis dan untuk kultur serta tes
sensifitas untuk mendeteksi agen infeksius
c. Analisa gas darah untuk mengevaluasi status oksigenasi dan status basa
d. Kultur darah untuk mendeteksi bakterima
e. Sampel darah, sputum, dan urin untuk tes imunologi untuk mendeteksi
antigen mikriba
2. Pemeriksaan Radiologi
a. Rontgenogram thoraks
Menunjukkan konsolidasi lobar yang seringkali dijumpai pada infeksi
pnemokokal atau klebsiella. Infilrate multiple serigkali pada infeksi
stafilokokus dan haemofilus
b. Laringoskopi atau bronkoskopi untuk menentukan apakah jalan nafas
tersumbat oleh benda padat.
E. Penatalaksanaan
1. Oksigen 1-2 liter per menit
2. Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makan eksternal bertahap
melalui selang nasogastrik dengan feeding drip
3. Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin
noemal dan betagonis untuk transport muskusilier
4. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa elektrolit
2. ANAMNESE
a. PEMERIKSAAN FISIK
b. Keadaan umum
Menggigil.
Kulit pecah.
Pengeluaran keringat berebihan.
Tampak lemah.
Bibir kering.
Tingkat kesadaran composmentis
GCS: mata = 4
Verbal =5
Motorik =6
c. Tanda-tanda vital
Tanda vital : 105/65 mmHg–125 /80 mmHg dibawah / diatas normal.
Nadi : 70-110 x/menit dibawah/ diatas normal.
Respirasi : 19-23 x/menit.
Suhu : > 370C Perlu dikaji untuk
menilai apakah reaksi fisiologis terhadap penyakit klien menglami kehilangan
penurunan berat badan,asupan nutrisi yang tidak adekuat ataupun reaksi
psikologis.
Nurarif & Kusuma 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
edisi3Salemba:Medika.