2016
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/18462
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
1
SKRIPSI
Oleh :
SHAFIRA HAZMI ARIF
130100146
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
SKRIPSI
“Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan
Sarjana Kedokteran”
Oleh :
SHAFIRA HAZMI ARIF
130100146
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
ABSTRAK
Malnutrisi merupakan satu dari sekian banyak permasalahan yang terjadi pada
lanjut usia. Tingginya prevalensi malnutrisi pada lansia serta banyaknya dampak
yang ditimbulkan membuat penilaian status nutrisi menjadi penting untuk
dilakukan sebagai langkah awal untuk mempertahankan atau memperbaiki status
nutrisi lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status nutrisi lansia di
RSUP H. Adam Malik.
Hasil penelitian diperoleh bahwa 32% lansia berstatus nutrisi normal dan 68%
lansia mengalami malnutrisi. Berdasarkan jenis kelamin 53% kasus malnutrisi
terjadi pada laki-laki dan 47% kasus terjadi pada perempuan. Berdasarkan usia
82.4% kasus malnutrisi terjadi pada kelompok usia elderly dan 17.6% kasus
terjadi pada kelompok usia old. Berdasarkan IMT 61.8% kasus malnutrisi terjadi
pada pasien dengan Indeks Massa Tubuh underweight dan 38.2% kasus terjadi
pada pasien dengan Indeks Massa Tubuh normoweight.
ABSTRACT
This research aimed to figure out nutrition status of the elderly in RSUP H. Adam
Malik Medan. The research design used was descriptive involving 57 people.
Data collection was carried out by consecutive sampling technique with the
criterions of elderly aged at least 60 years of old, cooperative, and able to
communicate in Bahasa.
Result obtained was that 68.4% elderly were categorized normal and 31.6%
elderly was categorized having malnutrition issue. By sex 53% cases of
malnutrition occur in men and 47% of cases occur in women. By age 82.4%
cases of malnutrition occur in the elderly age and 17.6% of cases occur in old
age. 61.8% based on BMI malnutrition cases occurred in patients with an
underweight and 38.2% of cases occurred in patients with a normoweight.
Nutrition status of the elderly was caused by Mid Upper Arm Circumference Body
of the elderly ability to stay active and illness condition suffered by the elderly for
the past the months.
iii
Universitas Sumatera Utara
6
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya,
penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulisan Skripsi ini dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana di Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari sangatlah sulit untuk
dapat menyelesaikan Skripsi ini tanpa bimbingan dari berbagai pihak .
1. Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum, selaku Rektor Universitas Sumatra Utara.
2. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S(K), selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatra Utara.
3. Dr. dr. Imam Budi Putra, Sp.KK(K), selaku Wakil Dekan I Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatra Utara.
4. Dr. Zaimah Z. Tala, MS, Sp.GK, selaku Wakil Dekan II Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatra Utara.
5. Dr. dr. Dina Kemala Sari, MS, Sp.GK, selaku Wakil Dekan III Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatra Utara.
6. dr. Sumi Ramadani, Sp.PD, selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan banyak arahan dan masukan kepada peneliti sehingga skripsi
ini dapat terlaksanakan dengan baik.
7. dr. Denny R. Siregar, SpB(K)Onk, M.Kes, selaku dosen pembimbing II
yang sangat membantu dan membimbing penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
8. dr. Sri Suryani Widjaya, M.Kes dan dr. Mahrani Lubis, M.Ked.(Ped),
Sp.A., selaku penguji yang telah memberikan arahan dan membantu
penulis dalam menyempurnakan skripsi ini.
9. Keluarga tercinta yaitu Ayah, Muhammad Arif MS, SE, MM, Mama,
Asga Dewi Lubis, SE, serta Adik penulis, M. Hafidz Yazid Arif, M.
Hanafi Azra Arif, dan M. Fadlan Fadillah atas segala hal, cinta, kasih
sayang, doa serta dukungan yang tidak ada habis-habisnya untuk
menyelesaikan skripsi ini.
10. Rekan satu dosen pembimbing penulis, Milki Suci Purwanti yang saling
membantu dan memberikan masukan terhadap penulisan skripsi ini.
11. Sahabat-sahabat penulis, Ade Ayu Lanniari Harahap, Yulitami Annisa
Pandia, Annisa Maghfirah, Ditha Mayasari Utami, Syahirah Ismah, Helmi
Fauzi Situmorang, Egy Frien Situmorang, Muhammad Ridho Lubis, Ardy
Batubara, dan Dinna Rosa Qisthina atas bantuan, semangat dan motivasi
untuk menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna karena keterbatasan ilmu pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki
oleh penulis. Oleh sebab itu, kritik dan saran sangat diharapkan untuk
meningkatkan kualitas penelitian ini.
Akhir kata, penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua orang
dalam bidang pengetahuan khususnya di bidang Kedokteran. Terima Kasih.
NIM. 130100146
v
Universitas Sumatera Utara
8
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i
ABSTRAK....................................................................................................... ii
ABSTRACT ..................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL........................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xi
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 34
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
viii
Universitas Sumatera Utara
11
DAFTAR GAMBAR
ix
Universitas Sumatera Utara
12
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul
x
Universitas Sumatera Utara
13
DAFTAR SINGKATAN
BAB 1
PENDAHULUAN
Status Gizi pada lanjut usia dipengaruhi oleh berbagai hal. Perubahan
fisiologis, komposisi tubuh, asupan nutrisi dan keadaan ekonomi merupakan hal-
hal yang dapat memicu terjadinya berbagai masalah gizi pada lanjut usia. 2
1
Universitas Sumatera Utara
2
pengukuran yaitu pengukuran berat badan (BB), tinggi badan (TB) dan lingkar
lengan atas (LLA).4
1. Bidang Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar untuk
penelitian lebih lanjut mengenai prevalensi malnutrisi berdasarkan
antropometri pada pasien lansia dan selanjutnya dapat digunakan sebagai
rujukan dalam upaya mengontrol malnutrisi pada lansia.
2. Bidang Pendidikan
Penelitian ini diharapkan sebagai sarana untuk melatih berfikir secara
logis dan sistematis serta mampu menyelenggarakan suatu penelitian
berdasarkan metode yang baik dan benar.
3. Bidang Pelayanan Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang
benar bagi masyarakat, khususnya lansia mengenai informasi yang
berhubungan dengan malnutrisi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Malnutrisi
2.1.1 Definisi
Malnutrisi adalah keadaan dimana tubuh tidak mendapat asupan gizi yang
cukup, malnutrisi dapat juga disebut keadaan yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan di antara pengambilan makanan dengan kebutuhan gizi untuk
mempertahankan kesehatan. Hal ini terjadi karena asupan makan terlalu sedikit
ataupun pengambilan makanan yang tidak seimbang. Selain itu, kekurangan gizi
dalam tubuh juga berakibat terjadinya malabsorpsi makanan atau kegagalan
metabolik.5
2.1.2 Epidemiologi
Malnutrisi merupakan masalah yang sering terjadi pada pasien lansia serta
menjadi suatu masalah kesehatan karena angka prevalensinya cukup tinggi tidak
hanya di negara berkembang tetapi juga negara maju. 6 Berdasarkan hasil berbagai
penelitian yang dilakukan di Negara maju maupun berkembang, ditemukan
angka prevalensi malnutrisi mencapai 40%, Swedia 17- 47%, Denmark 28%,
Amerika dan Inggris antara 40-50% di Australia 40%. Studi di Indonesia
yang dilakukan di Jakarta, menghasilkan data bahwa dari sekitar 20-60%
pasien yang telah menyadang status malnutrisi dan 69%-nya mengalami
penurunan status gizi selama rawat inap di rumah sakit.1
4
Universitas Sumatera Utara
5
Masalah gizi disebabkan oleh banyak faktor yang saling terkait baik secara
langsung maupun tidak langsung. Kemiskinan dan kurang gizi merupakan suatu
fenomena yang saling terkait, oleh karena itu meningkatkan status gizi suatu
masyarakat erat kaitannya dengan peningkatan ekonomi. Tingkat social
ekonomi mempengaruhi kemampuan berpengaruh tidak saja pada macam
makanan tambahan dan waktu pemberian, tetapi juga pada kebiasaan hidup sehat
dan kualitas sanitasi lingkungan.10
Gizi berasal dari bahasa Arab “Qizzi” adalah suatu proses organisme
menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melaui proses digesti,
absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang
tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi
normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.11
Status gizi adalah suatu kondisi tubuh sebagai akibat keseimbangan dari
intake makanan dan penggunaannya oleh tubuh yang dapat diukur dari berbagai
dimensi. Status gizi dapat dinilai dari setiap jenis zat gizi baik zat gizi makro
maupun mikro. Zat gizi mikro yang utama adalah energi, protein, lemak, dan
karbohidrat. Lemak dan karbohidrat adalah unsur utama penghasil energi,
sehingga ukuran status gizi untuk zat gizi untuk zat gizi makro adalah energi dan
protein, disebut juga dengan status energi dan protein.12
Gizi dan masalah gizi selama ini dipahami sebagai hubungan sebab-akibat
antara makanan (input) dan kesehatan (outcome). Pada satu pihak masalah gizi
dapat dilihat sebagai masalah input, tetapi juga sebagai outcome. Dalam
menyusun kebijakan harus jelas mana yang dipakai sebagai titik tolak apakah
input atau outcome.13
Penilaian status gizi pada pasien di rumah sakit sangat penting untuk
dilakukan, terutama pasien dengan resiko malnutrisi yang tinggi. Identifikasi dan
skrining malnutrisi secara dini dapat mendukung ketepatan intervensi gizi oleh
ahli gizi terhadap pasien sehingga outcome pasien yang lebih baik dan efektivitas
biaya kesehatan secara keseluruhan dapat diwujudkan. 14
2.3. Lansia
2.3.1 Definisi
a. Komposisi Tubuh
Akibat penuaan pada lansia massa otot berkurang sedangkan massa lemak
bertambah. Massa tubuh yang tidak berlemak berkurang sebanyak 6,3%,
Hilangnya gigi geligi akan mengganggu hubungan oklusi gigi atas dan
bawah dan akan mengakibatkan daya kunyah menurun yang semula maksimal
dapat mencapai 300 poinds per square inch dapat mencapai 50 pound per square
inch. Selain itu, terjadinya atropi gingiva dan procesus alveolaris yang
menyebabkan akar gigi terbuka dan sering menimbulkan rasa sakit semakin
memperparah penurunan daya kunyah. Pada lansia saluran pencernaan tidak dapat
mengimbangi ketidaksempurnaan fungsi kunyah sehingga akan mempengaruhi
kesehatan umum.18
d. Gastrointestinal
Berat total usus halus (di atas usia 40 tahun) berkurang, namun penyerapan
zat gizi pada umumnya masih dalam batas normal, kecuali kalsium dan zat besi
(di atas usia 60 tahun). Di usus halus juga ditemukan adanya kolonisasi bakteri
pada lansia dengan gastritis atrofi yang dapat menghambat penyerapan vitamin B.
Selain itu, motilititas usus halus dan usus besar terganggu sehingga menyebabkan
konstipasi sering terjadi pada lansia.16
e. Hematologi
Berbagai kelainan hematologi dapat terjadi pada usia lanjut sebagai akibat
dari proses menua pada sistem hematopoetik. Berdasarkan pengamatan klinik dan
laboratorik, didapatkan bukti bahwa pada batas umur tertentu, sumsum tulang
mengalami involusi, sehingga cadangan sumsum tulang pada usia lanjut menurun.
Beberapa variabel dalam pemeriksaan darah lengkap (full blood count) seperti
kadar hemoglobin, indeks sel darah merah (MCV, MCH, MCHC), hitung
leukosit, trombosit menunjukkan perubahan yang berhubungan dengan umur.
Anemia kekurangan zat besi adalah salah satu bentuk kelainan hematologi
yang sering dialami pada lansia . Penyebab utama anemia kekurangan zat besi
pada usia lanjut adalah karena kehilangan darah yang terutama berasal dari
perdarahan kronik sistem gastrointestinal akibat berbagai masalah pencernaan
seperti tukak peptik, varises esofagus, keganasan lambung dan kolon.18
Menurunnya cairan saluran cerna (sekresi pepsin) dan enzim-enzim pencernaan
proteolitik mengakibatkan pencernaan protein tidak efisien.
i. Keunggulan antropometri4:
1. Prosedurnya sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel
yang besar.
2. Relative tidak membutuhkan tenaga ahli, tetapi cukup dilakukan oleh
tenaga yang dilatih.
1. Tidak sensitive sebab tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu yang
singkat disamping itu tidak dapat membedakan kekurangan gizi tertentu
seperti defisiensi besi.
2. Faktor di luar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi)
dapat menurunkan spesifikasi dan sensitivitas pengukuran.
3. Kesalahan yang terjadi pada pengukuran dapat mempengaruhi presisi,
akurasi, dan validitas pengukuran.
4. Kesalahan ini dapat terjadi pada pengukuran, analisis dan asusmsi
yang salah
5. Kesalahan biasanya bersumber dari kurang terlatihnya petugas
pengukur, kesalahan alat atau alat yang tidak tertera, dan kesulitan dalam
pengukuran.
a. Berat badan
b. Tinggi badan
IMT merupakan indikator status gizi yang cukup peka digunakan untuk
menilai status gizi orang dewasa diatas umur 18 tahun dan mempunyai hubungan
yang cukup tinggi dengan persen lemak dalam tubuh.22 IMT juga merupakan
sebuah ukuran “berat terhadap tinggi” badan yang umum digunakan untuk
menggolongkan orang dewasa ke dalam kategori Underweight (kekurangan berat
badan), Overweight (kelebihan berat badan) dan Obesitas (kegemukan). Rumus
atau cara menghitung IMT yaitu dengan membagi berat badan dalam kilogram
dengan kuadrat dari tinggi badan dalam meter (kg/m2).
BAB 3
Status gizi adalah keadaan kesehatan akibat proses antara makanan, tubuh
manusia, dan lingkungan hidup manusia. Untuk mengetahui status gizi seseorang
diperlukan parameter yang dalam penelitian ini adalah secara antropometrik.
Karakteristik Lansia
Fungsi Budaya - Umur
- Adat Istiadat - Pendidikan akhir
- Geografis - Pekerjaan akhir
Agama/Kepercayaan - Agama
- Pantangan / larangan
- Status perkawinan
Status ekonomi
- Pemilihan makanan
- Pembelian makanan
Pola Makan Status Gizi
Psikososial
- Menarik diri
- Kepercayaan diri - Penggunaan obat
- Motivasi diri dan alkohol
- Perasaan dan emosi Malnutrisi
- Gangguan motorik
- Dukungan Keluarga
- Perubahan
Personal preference
psikologis (kesepian)
- Perasaan suka terhadap makanan
- Pensiun
- Perasaan tidak suka terhadap
- Pikun
makanan
Kesehatan - Kurang aktifitas
- Gigi berkurang
Gambar 1.1 Skema Kerangka Teori
Sumber: Depkes RI, dan modifikasi dari beberapa sumber
17
Universitas Sumatera Utara
18
Motivasi diri
Kejadian malnutrisi pada lansia
Perasaan dan
berdasarkan antropometri
Emosi
Kondisi Lansia
Keterangan : diteliti
: tidak diteliti
BAB 4
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan selama dua bulan, yaitu mulai bulan September
2016 sampai dengan bulan Oktober 2016.
19
Universitas Sumatera Utara
20
( )
: Jumlah sampel
𝛼2 : tingkat kepercayaan 1,96%
P : Perkiraan proporsi kejadian pada sampel 50%
Q : 1-P = 0,5
D : ketepatan relatif 0,1
1. Data Primer
b. Cara Pengukuran :
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari keterangan pasien yang
datang ke RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2016.
4.5.1. Variabel
1. Antropometrik
Definisi : adalah ukuran tubuh pasien yang meliputi lingkar lengan atas
berdasarkan jenis kelamin
2. Malnutrisi
a. Definisi : adalah keadaan gizi yang terdiri dari gizi kurang dan gizi
buruk yang diperoleh dari pemeriksaan LLA
b. Alat Ukur : pengukuran LLA
c. Cara Ukur : melihat pengukuran LLA
d. Hasil Ukur : 1. Gizi kurang <23,5 cm
2. Gizi baik 23,5 cm
a. Definisi : LLA adalah lingkar lengan atas pasien yang diukur pada saat
penelitian
b. Alat ukur : insertion tape (meteran)
c. Cara ukur : LLA dilakukan pada pertengahan antara pangkal lengan
atas dan ujung siku dalam ukuran cm (centi meter).
Langkah-langkah pengukuran LLA secara urut yaitu:
Tetapkan posisi bahu (acromion) dan siku (olecranon),
tangan harus ditekuk 90 derajat, letakkan pita pengukur
antara bahu dan siku, tentukan titik tengah lengan,
lingkarkan pita LLA tepat pada titik tengah lengan, pita
jangan terlalu ketat,
5. Jenis Kelamin
6. Usia
7. Status Gizi
8. Lansia
Definisi : adalah tahap siklus kehidupan yang dimulai pada usia 60 tahun
(4) cleaning,
pengecekan kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya
kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian
dilakukan pembetulan atau koreksi.
(5) Data yang dikumpulkan kemudian diolah menggunakan program SPSS
(Statistical Product and Service Solution).
(6) Hasil disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, table tabulasi
silang, serta diagram sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk
mengetahui prevalensi malnutrisi berdasarkan antropometri pada pasien
lansia di RSUP H. Adam Malik Medan pada September 2016 sampai
oktober 2016.
No. Kegiatan Apl Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1. Menyusun
proposal
2. Presentasi
proposal
3. Mengumpulkan
data
4. Analisis data
5. Pembuatan
laporan
6. Presentasi hasil
BAB 5
Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan yang berlokasi
di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan
Tuntungan. Rumah sakit tersebut merupakan Rumah Sakit Tipe A sesuai dengan
SK Menkes No. 355/Menkes/SK/VII/1990. RSUP Haji Adam Malik Medan telah
memiliki fasilitas kesehatan yang memenuhi standar dan tenaga kesehatan yang
kompeten. Selain itu, RSUP Haji Adam Malik Medan juga merupakan Rumah
Sakit Pusat Rujukan untuk daerah pembangunan A yang meliputi propinsi
Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau sehingga dapat dijumpai pasien-
pasien dengan latar belakang yang bervariasi. Selain alasan diatas, berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.502/Menkes/IX/1991 tanggal 6 September
1991, RSUP Haji Adam Malik Medan ditetapkan sebagai Rumah Sakit
Pendidikan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
26
Universitas Sumatera Utara
27
Jenis Kelamin
1. Laki-laki 25 50
2. Perempuan 25 50
Total 50 100.0
Usia (Tahun)
1. Elderly (60-74) 42 84
2. Old (75-90) 8 16
Total 50 100.0
LLA (cm)
1. <23,5 34 68
2. >23,5 16 32
Total 50 100.0
IMT
1. Underweight (<18.5) 22 44
Total 50 100.0
Berdasarkan usia, mayoritas responden lansia adalah elderly (60-74 tahun), yaitu
42 orang (84%), sedangkan old (70-90 tahun) sebanyak 8 orang (16%).
Pada tabel diatas, distribusi responden di RSUP H. Adam Malik tahun
2016 berdasarkan status gizi, dapat dilihat bahwa lansia dengan status gizi baik
sebanyak 16 orang (32%), sedangkan lansia dengan status gizi kurang sebanyak
34 orang (68%).
5.1.4.2 Usia
Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat distribusi malnutrisi paling banyak
terdapat pada kelompok usia Elderly (60-74 tahun) dengan persentase sebesar
87.5%. Sedangkan pada kelompok usia Old (75-90) memiliki persentase sebanyak
12.5%.
5.1 Pembahasan
Status gizi berdasarkan umur, persentase gizi kurang mayoritas pada pasien
lanjut usia berumur 60-74 tahun (82.4%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Pablo yang menunjukkan bahwa pada pasien lanjut usia kelompok
elderly memiliki prevalensi malnutrisi yang paling tinggi dibandingkan kelompok
usia lainnya. Hal tersebut terbukti oleh karena orang lanjut usia menagalami
penuranan asupan makanan karena perubahan kadar hormon dan fungsi
pencernaan, atau obat-obatan, yang dapat mengurangi nafsu makan mereka.
Kurangnya rasa lapar dapat diperburuk dengan adanya masalah mengunyah atau
kesehatan gigi yang buruk. Gizi kurang pada pasien usia lanjut juga berhubungan
dengan penurunan status fungsional, gangguan fungsi otot, penurunan massa
tulang, gangguan sistem kekebalan tubuh, anemia, penurunan fungsi kognitif,
penyembuhan luka yang buruk, perlambatan penyembuhan luka bedah, lama dan
tingkat perawatan, perawatan ulang rumah sakit, peningkatan morbiditas dan
mortalitas, serta penggunaan sumber daya kesehatan yang lebih besar.
Status gizi berdasarkan IMT, persentase gizi kurang mayoritas pada pasien
yang memiliki Indeks Massa Tubuh underweight (<18,5) yakni sebesar 61.8%.
Sedangkan normoweight (18,5 – 22,5) sebanyak 38.2%. Hal ini nerkaitan dengan
teori yang mengemukakan bahwa Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass
Index (BMI) merupupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status
gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan
berat badan.
BAB 6
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian kaarkteristik malnutrisi pada pasien lansia di
RSUP H. Adam Malik tahun 2016 diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Prevalensi malnutrisi berdasarkan LLA pada pasien lansia di RSUP H.
Adam Malik Medan Tahun 2016 sebesar 68%.
2. Prevalensi malnutrisi berdasarkan umur di RSUP H. Adam Malik
Medan Tahun 2016 sebesar 82.4% pada kelompok usia Elderly.
3. Prevalensi malnutrisi berdasarkan jenis kelamin di RSUP H. Adam
Malik Medan Tahun 2016 sebesar 53% pada pasien dengan jenis
kelamin laki-laki.
4. Status gizi berdasarkan IMT di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun
2016 sebesar 61.8% pada pasien lansia yang memiliki Indeks Massa
Tubuh underweight.
6.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat disampaikan adalah :
1. Peneliti merasa perlunya dilakukan pencatatan sumber-sumber data
yang lebih lengkap sehingga dapat membantu kebutuhan penelitian
lain yang akan datang.
2. Untuk institusi rumah sakit sebagai pusat rujukan, untuk
mempersiapkan sarana dan prasarana dalam perawatan malnutrisi dan
komplikasinya.
3. Diharapkan melalui penelitian ini, petugas gizi dan tenaga kesehatan
yang terkait lebih memperhatikan nutrisi dan sumber pangan pada
pasien lansia.
4. Diharapkan kepada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dan
Instansi terkait lainnya lebih dapat mengoptimalkan terlaksananya
32
Universitas Sumatera Utara
33
DAFTAR PUSTAKA
34
Universitas Sumatera Utara
35
18. Darmojo,B. Geriatri, Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Edisi ke-4. Balai
Penerbit FK UI; 2010.
19. Seymour,R. „Masalah Farmakologi Gigi pada Lansia dalam Hutauruk, C
(editor), Perawatan gigi Terpadu untuk Lansia. EGC; 2006.
20. Satriono. Diktat Ilmu Gizi. Ujung Pandang: Universitas Hasanuddin;
1998. H:36-71.
21. Ali O, Isa MZ. Nutritional Status Of The Rural Population in Malaysia,
especially Women And Children. Asia Pacific Journal Clinic Nutrition;
1995.
22. Fatmah. Gizi Usia Lanjut. Erlangga: Jakarta; 2000.
23. Kusmayanti, IGA dkk. Faktor yang mempengaruhi kejadian malnutrisi
pasien dewasa di ruang rawat inap rumah sakit. Jurnal gizi Klinik
Indonesia; 2013. Vol.1 P-11.
24. Pujo. Pengaruh Pelaksanaan Asuhan Gizi dengan Pendekatan Terapi Gizi,
Universitas Gadjah Mada; 2013.
25. Pablo. Prevalensi Malnutrisi Pada Kelompok Lansia; 2003.
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 5