2020
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/24966
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
KARAKTERISTIK PENDERITA KISTA OVARIUM YANG
DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.
PIRNGADI MEDAN TAHUN 2016-2018
SKRIPSI
Oleh
SKRIPSI
Oleh
ii
Pernyataan Keaslian Skripsi
Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan Tahun 2016-2018” beserta seluruh isinya
adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang
berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas pernyataan ini, saya siap
menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau
iii
Abstrak
iv
Abstract
Ovarian cysts are still a reproductive health problem and play a role as a cause of
death when reaching ovarian cancer or cancer until death in Indonesia.In Turkey,
in 2011-2014, 13.1% of women were exposed to ovarian cysts. The prevalence of
ovarian cyst patients in Haji Adam Malik General Hospital Medan was 12.18%.
This study aimed to determine the characteristics of ovarian cyst patients who
were hospitalized at the Regional Hospital Dr. Pirngadi Medan in 2016-2018 is
descriptive with a case series design. Data were analyzed using Chi Square test.
Patients with ovarian cysts with the highest proportion in the age group of 43-49
years were equal to (26.5%), the Batak tribe was (80.4%), Islam was (74.5%),
senior high school education was equivalent to (78, 4%), the work does not work
for (71.6%), the marriage marital status is (55.9%) and the origin of the area
outside the city of Medan is (53.9%), the main complaint is lower abdominal pain
(55.9%) ), menarchic history in the age group > 12 years is (80,4%), does not use
contraception (72.5%), ovarian susp cyst type. maglinancy is (52.9%), medical
management is surgical + hormonal therapy for (74.5%), the source of BPJS
costs (99%), the average treatment time is 6.26 days (6 days), the condition when
returning home is cured (81.4%), ovarian cyst patients in 2016 amounted to
(52.9%), CFR in 3 years (4.90%). The highest proportion of patients with ovarian
cysts at age pada 35 years in the type of ovarian cysts musinosum is equal to
83.3%. It is expected that reproductive age women (15-49 years) should pay
more attention to the symptoms and risk factors for ovarian cysts.
v
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan Tahun 2016-2018”. Skripsi
ini adalah salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana
Utara.
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Pada
kepada:
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum., selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si., selaku Dekan Fakultas Kesehatan
FKM USU.
5. dr. Rahayu Lubis, M.Kes., Ph.D., selaku dosen penguji 1 yang telah
vi
6. Sri Novita Lubis, S.K.M., M.Kes., selaku dosen penguji 2 yang telah
8. Para Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat USU atas ilmu yang telah
9. Pegawai dan Staf Fakultas Kesehatan Masyarakat USU yang telah banyak
Departemen Epidemiologi.
10. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan, Kepala bagian
Rekam Medik Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan, beserta
11. Teristimewa untuk orang tua (Alm. Sasmito dan Masriani) dan orangtua asuh
(Parlaungan dan Khairani) yang telah memberikan kasih sayang yang begitu
besar dan kesabaran dalam mendidik dan memberi dukungan kepada penulis.
13. Sepupu (Maya dan Widya) yang selalu menyemangati dan mendukung
15. Teman-teman seperjuangan skripsi (Anggita, Husnah, Indah, Isna, Putri, Tia,
Zura) yang selalu saling menyemangati satu sama lain dalam penyelesaian
skripsi.
vii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh
sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis
berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang positif dan bermanfaat
bagi pembaca.
viii
Daftar Isi
Halaman
Halaman Persetujuan i
Halaman Penetapan Tim Penguji ii
Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii
Abstrak iv
Abstract v
Kata Pengantar vi
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xii
Daftar Gambar xiv
Daftar Lampiran xvii
Riwayat Hidup xviii
Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 4
Tujuan Penelitian 4
Tujuan umum 4
Tujuan khusus 4
Manfaat Penelitian 6
Tinjauan Pustaka 7
Definisi Kista Ovarium 7
Anatomi Ovarium 8
Patofisiologi Kista Ovarium 8
Jenis-Jenis Kista Ovarium 9
Gejala Kista Ovarium 12
Gejala secara umum 12
Gejala secara klinis 13
Epidemiologi Kista Ovarium 13
Distribusi frekuensi berdasarkan orang 13
Distribusi frekuensi berdasarkan tempat dan waktu 14
Determinan kista ovarium 14
Pencegahan Kista Ovarium 16
Pencegahan primer 16
Pencegahan sekunder 16
Pencegahan tersier 19
Kerangka Konsep 20
Metode Penelitian 21
Jenis Penelitian 21
Lokasi dan Waktu Penelitian 21
ix
Populasi dan Sampel 21
Variabel dan Definisi Operasional 21
Metode Pengumpulan Data 25
Metode Pengukuran Data 25
Metode Analisis Data 25
Hasil Penelitian 27
Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian 27
Analisis Deskriptif 28
Sosiodemografi 28
Keluhan utama 30
Riwayat menarch 31
Penggunaan kontrasepsi 31
Kadar hemoglobin 32
Jenis-jenis kista ovarium 32
Penatalaksanaan medis 33
Sumber biaya 34
Lama rawatan rata- rata 34
Keadaan sewaktu pulang 35
Angka kesakitan dan kematian 36
Umur penderita berdasarkan jenis kista 37
Keluhan utama berdasarkan jenis kista 38
Penatalaksanaan medis berdasarkan jenis kista 39
Pembahasan 41
Sosiodemografi Penderita Kista Ovarium 41
Umur 41
Suku 42
Agama 43
Pendidikan 44
Pekerjaan 44
Status perkawinan 45
Asal daerah 47
Keluhan utama 47
Riwayat menarch 49
Penggunaan Kontrasepsi 50
Kadar hemoglobin 51
Jenis kista 52
Penatalaksanaan medis 53
Sumber biaya 54
Lama rawatan rata-rata 55
Keadaan sewaktu pulang 55
Angka kesakitan dan kematian kista ovarium 56
Umur berdasarkan jenis kista 57
Keluhan utama berdasarkan jenis kista 58
Penatalaksanaan medis berdasarkan jenis kista 59
x
Keterbatasan Penelitian 60
Daftar Pustaka 64
Daftar Lampiran 66
xi
Pendahuluan
Latar Belakang
manusia menjadi lebih baik, salah satunya adalah kesehatan yang baik dan
kesejahteraan untuk semua usia. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan,
jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Bagian integral kesehatan merupakan satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur
reproduksi adalah sebagai hasil akhir keadaan sehat, sejahtera secara fisik, mental,
social dan tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala hal yang
terkait dengan sistem, fungsi serta proses reproduksi (ICPD Cairo, 1994).
merupakan kantong yang berisi cairan yang tumbuh di dalam ovarium (Owen,
2005). Penyakit ini terjadi pada wanita yang sudah memasuki usia reproduksi
yaitu antara 20-30 tahun. Penyakit ini sangat berpengaruh dengan konsumsi
1
2
wanita. Resiko yang paling ditakuti dari kista ovarium yaitu terjadi torsi sehingga
kanker ovarium serta kematian. Oleh karena itu, penyakit ini memerlukan
Salah satu faktor risiko kejadian kanker ovarium adalah riwayat kesehatan
data WHO pada tahun 2012, ditemukan 14 juta kasus kanker baru dengan jumlah
kematian karena kanker sebanyak 8,2 juta jiwa. Dimana setiap tahun terdapat
ovarium diawali pertumbuhan sel abnormal pada ovarium seperti kista dan juga
tumor yang gejala awalnya tidak terdeteksi. Berdasarkan data The American
Cancer tahun 2014 ditemukan 21.980 kasus kanker ovarium dan meninggal
Universitas Gazi Turki tahun 2011-2014 dari 1009 perempuan yang memiliki
(Emeksiz, 2017).
India, tahun 2009-2013 yaitu sebanyak 402 penderita, diantaranya kista ovarium
jinak sebesar 78,6% dan kista ovarium ganas sebesar 20,65% (Yoghambal, 2014).
3
Haji Adam Malik, Medan Periode Januari 2012–Desember 2013 adalah 12,18%.
Dengan kelompok usia yang terbanyak menderita kista ovarium adalah kelompok
usia 20-51 tahun yaitu sebanyak 65 orang (71,4%). Sementara kelompok usia
yang paling rendah jumlah penderita kista ovarium adalah kelompok usia > 51
merupakan kasus urutan kedua pada gangguan reproduksi. Angka kejadian kista
ovarium 2 tahun terakhir meningkat yaitu pada tahun 2015 tercatat ada 14%
kejadian kista ovarium dan tahun 2016 terdapat 39% angka kejadian kista
ovarium. Angka kematian yang tinggi disebabkan karena penyakit ini bersifat
pasti akan tetapi sebagai gambaran di Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan tahun
2010 terdapat 34 penderita (Safitri, 2010). Di Rumah Sakit Elisabeth Medan tahun
2012 sebanyak 116 penderita (Dumaris, 2013). Di Rumah Sakit Vita Insani
Pematang Siantar pada tahun 2013 sebanyak 124 penderita (Fadhilla, 2015).
Kemudian Di Rumah Sakit Haji Medan pada tahun 2014-2015 terdapat 126
mengenai karakteristik penderita kista ovarium yang dirawat inap di Rumah Sakit
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
wanita yang dirawat inap di Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan tahun 2016-2018.
keluhan.
riwayat menarch.
penggunaan kontrasepsi.
hemoglobin.
kista.
5
penatalaksanaan medis.
sumber biaya.
jenis kista.
kista.
Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pihak RSUD DR. Pirngadi
ovarium.
Kista Ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling
sering dijumpai pada wanita di masa reproduksinya (Depkes RI, 2011). Kista
ovarium adalah suatu kantong berisi cairan seperti balon berisi air yang terdapat di
ovarium (Owen, 2005). Sebagian besar kista terbentuk akibat dari perubahan
hormon pada siklus haid, produksi dan pelepasan sel telur dari ovarium.
Kista ovarium adalah tumor ovarium yang bersifat neoplastik dan non
neoplastik. Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun yang besar
kistik atau padat, jinak atau ganas yang berada di ovarium. Pada kehamilan, tumor
ovarium yang paling sering dijumpai adalah kista dermoid, kista coklat atau kista
lutein. Tumor ovarium yang cukup besar dapat menyebabkan kelainan letak janin
(Wiknjosastro, 2005).
Kista ovarium adalah rongga berbentuk kantong yang berisi cairan dalam
ovarium yang berukuran kecil dan dapat terbentuk kapan saja yaitu pada masa
Kista ovarium adalah kantong berisi bahan cair atau setengah cair pada
ovarium yang menyebabkan kecemasan pada wanita karena sebagian dari kista
kecemasan pada wanita karena sebagian dari kista tersebut dapat menyebabkan
7
8
Sumber :http://www.wajibbaca.com/2018/08/kista-ovarium.html
Gambar 1. Ovarium dengan kista
Anatomi Ovarium
kenari berwarna putih dan konsistensinya agak padat. Ovarium memiliki ukuran
sekitar 5-8 gram, terletak di kiri dan di kanan, dekat pada dinding pelvis di fossa
Setiap Ovarium berisi ribuan telur atau ovum yang masih mudah atau
folikel yang setiap bulannya membesar dan satu diantaranya akan menjadi telur
matang.Pada peristiwa ovulasi, telur yang matang akan pecah kemudian bergerak
ke rahim melalui tuba falopi. Namun jika terjadi gangguan pada pra ovulasi akan
membentuk kista. Kista tersebut tejadi akibat fungsi ovarium yang abnormal
menyebabkan penimbunan folikel atau ovum yang tidak sempurna dan gagal
folikel (FSH) rendah dan hormon luteinizing (LH) tinggi pada keadaan yang tetap
1. Kista Ovarium Non Neoplastik. Kista ovarium non neoplastik, antara lain :
a. Kista Folikel
Kista ini berasal dari folikel yang tidak mengalami ovulasi, namun
tumbuh terus dan menjadi kista folikel. Kista ini berdiameter 1-1 ½ cm
(sebesar jeruk nipis). Kista folikel berisi cairan yang jernih dan sering
kali mengandung estrogen. Oleh karena itu, kista ini dapat menyebabkan
gangguan haid. Kista jenis ini lama kelamaan akan mengecil dan dapat
menghilang.
dan nyeri pinggul. Biasanya kista korpus luteum akan hilang dalam
Kista teka lutein biasanya terjadi pada wanita yang mengalami kehamilan
Kehamilan ektopik adalah keadaan tidak normal dari pembuahan sel telur
yang dibuahi di luar uterus. Biasanya dibuahi pada salah satu tuba falopi.
(Ratnawati, 2018)
banyak terjadi pada lanjut usia dan biasanya memiliki diameter sekitar 1
dindingnya terdiri atas satu lapisan epitel kubik atau torak rendah serta
e. Kista Endometrium
wanita muda dan tidak mempunyai banyak anak. Kista ini berupa kista-
kista biru kecil dan kista besar yang berisi darah tua berwarna coklat.
2008).
11
Kistoma ovarii simpleks adalah kista yang permukaannya rata dan halus
serta berdinding tipis. Kista ini berisi cairan jernih yang serosa dan
memicu keganasan.
yang berisi cairan kental seperti ingus dan bersifat lengket seperti lem.
Kista ini memiliki diameter 16-17 cm dan berat > 70 kg serta terjadi pada
kelompok umur 10-30 tahun dan >40 tahun. Kista ini dapat
Kista jenis ini berisi cairan berwarna kuning dan kadang-kadang coklat
d. Kista Endometrioid
epitel endometrium. Kista ini ditemukan oleh Sartesson tahun 1969, kista
e. Kista Dermoid
Kista dermoid dapat menyerang semua jenis umur bahkan sejak lahir.
Kista ini memiliki banyak kandungan yaitu cairan seperti mentega, gigi,
tulang, rambut, dan sisa kulit. Dinding kista kelihatan putih dan keabu-
Gejala secara umum. Menurut Yatim Faisal, (2005) gejala kista secara
umum, yaitu :
2. Rasa nyeri sewaktu bersetubuh atau nyeri rongga panggul kalau tubuh
bergerak.
13
3. Rasa nyeri saat siklus menstruasi selesai, pendarahan menstruasi tidak seperti
biasa. Mungkin perdarahan lebih lama, lebih pendek atau tidak keluar darah
4. Perut membesar
berbahaya kecuali bila dijumpai pada ibu yang menopause atau setelah
buang air besar terasa berat di bagian bawah perut, dan teraba tumor di perut.
berbentuk infeksi kista ovarium dengan gejala demam, perut sakit, tegang dan
nyeri, penderita tampak sakit. Mengalami torsi pada tangkai dengan gejala
perut mendadak sakit hebat dan keadaan umum penderita cukup baik.
(Manuaba, 2009)
kista sering terjadi pada wanita berusia produktif dan jarang sekali di bawah umur
14
medik di Rumah sakit Vita Insani pematang Siantar tahun 2011-2013, wanita
yang mengalami kista ovarium sekitar 25,8% terjadi pada wanita yang berumur
28-35 tahun (Fadhilla, 2015). Kista ovarium di Rumah Sakit Haji Medan tahun
2014-2015, penderita kista ovarium sekitar 19,9% terjadi pada kelompok umur
Angka kejadian kista ovarium di Sumatera utara belum diketahui dengan pasti
akan tetapi sebagai gambaran di Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan tahun 2010
terdapat 34 penderita (Safitri, 2010). Di Rumah Sakit Elisabeth Medan tahun 2012
sebanyak 116 penderita (Dumaris, 2013). Di Rumah Sakit Vita Insani Pematang
Siantar pada tahun 2013 sebanyak 124 penderita (Fadhilla, 2015). Kemudian Di
Rumah Sakit Haji Medan pada tahun 2014-2015 terdapat 126 penderita. (Apriani,
2016).
belum diketahui secara pasti.Akan tetapi salah satu pemicunya adalah faktor
hormonal. Penyebab terjadinya kista ovarium ini dipengaruhi oleh banyak factor
merangsang pada ovulasi atau misalkan pola hidup yang tidak sehat itu bisa
5. Gaya hidup yang tidak sehat. Gaya hidup yang tidak sehat dapat memicu
dengan merokok, risiko dari merokok mungkin meningkat lebih lanjut dengan
tidak sehat seperti konsumsi tinggi lemak, rendah serat, konsumsi zat
penderita kista ovarium (Bustam, 2007). Pada wanita yang sudah menopause
(Manuaba, 2010).
16
6. Gangguan siklus haid. Gangguan siklus haid yang sangat pendek atau lebih
panjang harus diwaspadai. Menstruasi di usia dini yaitu 11 tahun atau lebih
siklus haid tidak teratur juga merupakan faktor resiko kista ovarium
(Manuaba, 2010).
kontrasepsi hormonal juga merupakan faktor resiko kista ovarium, yaitu pada
tetapi pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal berupa pil
2005).
pada orang sehat yang sudah memiliki faktor risiko untuk terkena kista ovarium.
keterpaparan berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat seperti
tidak merokok, menkonsumsi makanan yang kaya serat dan mengandung zat anti
oksidan yang tinggi, serta hindari zat kimia tambahan yang berbahaya pada
makanan.
upaya diagnosa dini serta pengobatan yang tepat (Asmadi, 2008). Kista non
arah peradangan genital. Kista non neoplastik umumnya tidak menjadi besar, dan
diantaranya pada suatu waktu biasanya menghilang sendiri. Jika kista ovarium itu
bersifat neoplastik, maka perlu pemeriksaan yang cermat dan analisis yang tajam
dari gejala gejala yang ditemukan dapat membantu dalam pembuatan diagnosis
Pertanyaan tentang rasa nyeri, lokasi, dan derajat nyeri serta kapan mulai
uterus.
smear.
dengan:
18
tumor berasal dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan sifat-sifat
tumor tersebut.
batas tumor, apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung
kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapat dibedakan pula antara
hidrotoraks.
4. CA-125 yaitu memeriksa kadar protein di dalam darah yang disebut CA-
125. Kadar CA-125 juga meningkat pada perempuan subur, meskipun tidak
(0-35 u/ml).
Adapun penatalaksanaan kista ovarium dibagi atas dua metode yaitu terapi
asetat yang akan mengurangi ukuran besar kista. Untuk kemandulan dan
laser.
penderita, ukuran kista, dan keluhan. Kista yang besarnya kurang dari 5 cm
sekalian mengangkat ovarium dan saluran tuba serta jaringan lemak sekitar
beraktivitas kembali. Upaya rehabilitasi yakni berupa dukungan moril dari oorang
terdekat terhadap penderita kista ovarium pasca operasi karena penderita akan
Triyanto (2009), terdapat hubungan antara dukungan suami dengan tingkat stres
istri yang menderita kista ovarium. Dimana dukungan suami atau keluarga
diperlukan sepanjang kehidupan seorang wanita. Apabila tidak ada tindakan atau
dukungan dari keluarga, maka wanita yang menderita kista ovarium akan
Kerangka Konsep
Jenis Penelitian
series.
Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan menyediakan data tentang kista ovarium,
karakteristik penderita kista ovarium yang dirawat Inap di rumah sakit Dr.
2019.
ovarium yang dirawat inap di Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan tahun 2016-2018
Sampel. Sampel pada penelitian ini adalah data penderita kista ovarium
yang dirawat inap di Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan tahun 2016-2018. Besar
21
22
2. CFR adalah jumlah kematian akibat kista ovarium per jumlah seluruh kasus
kista ovarium selama 3 tahun yang dirawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan
umur, suku, agama, pendidikan, pekerjaan dan tempat tinggal sesuai tercatat
4. Umur adalah lama hidup penderita kista ovarium yang dihitung berdasarkan
tahun sejak dilahirkan hingga saat penderita menjadi pasien di RSUD Dr.
a. 15-21 tahun
b. 22-28 tahun
c. 29-35 tahun
d. 36-42 tahun
e. 43-49 tahun
f. 50-56 tahun
g. 57-63 tahun
h. 64-70 tahun
5. Suku adalah etnik yang melekat pada penderita kista ovarium tercatat sesuai
a. Batak
b. Melayu
c. Jawa
6. Agama adalah kepercayaan yang dianut penderita kista ovarium yang tercatat
a. Islam
b. Kristen protestan
c. Kristen khatolik
23
penderita kista ovarium yang tercatat sesuai di kartu status pasien yang
dikategorikan atas:
a. Tidak sekolah
b. SD/sederajat
c. SMP/sederajat
d. SMA/sederajat
e. Akademi/Perguruan Tinggi
a. Tidak bekerja
b. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
c. Pegawai Swasta
d. Wiraswasta
e. Pensiunan
f. Lain-lain
penderita kista ovarium sesuai tercatat pada kartu status dikategorikan atas:
a. Belum kawin
b. Kawin
10. Tempat tinggal/asal daerah adalah tempat dimana penderita tinggal menetap
a. Kota Medan
b. Luar Kota Medan
11. Keluhan utama adalah pernyataan pasien yang menjelaskan alasan mencari
12. Riwayat menarch adalah riwayat usia pertama kali menstruasi penderita kista
ovarium yang tercatat sesuai rekam medik pasien yang dikategorikan atas
(Sumber : WHO):
a. < 12 tahun
b. 12 tahun
c. > 12 tahun
13. Penggunaan kontrasepsi adalah pemakaian obat pil wanita sebagai usaha
atas:
a. Ya
b. Tidak
14. Kadar hemoglobin adalah protein dalam darah yang dapat menunjukkan ada
kelainan pada pasien dan tercatat pada rekam medik dikategorikan atas
(Sumber : WHO):
a. < 12 gr/dL
b. ≥ 12 gr/dL
15. Jenis kista adalah kalsifikasi kista yang dialami penderita kista ovarium yang
a. Kista folikel
b. Endometrium
c. Kista teka lutein
d. Endometrioid
e. Kistadenoma ovarii musinosum
f. Kista ovarium suspek maglinancy
a. Terapi hormonal
25
17. Sumber biaya adalah asal biaya yang digunakan penderita selama masa
a. BPJS
b. Biaya sendiri
18. Lama rawatan adalah jumlah hari penderita kista ovarium dirawat dari
tanggal masuk sampai keluar (baik dengan izin dokter, atas permintaaan
19. Keadaan sewaktu pulang adalah kondisi penderita kista ovarium sewaktu
keluar dari rumah sakit yang tercatat sesuai di status rekam medis pasien ,
1) Sembuh
2) Pulang berobat jalan
3) Meninggal
peroleh dari kartu status pasien yang menderita kista ovarium di Rumah Sakit Dr.
untuk diteliti.
dianalisa secara deskriptif dan statistik, disajikan dalam bentuk narasi, tabel
distribusi proporsi dan gambar (diagram bar dan diagram pie). Untuk melihat
square.
Hasil Penelitian
Agustus 1928 oleh pemerintah Kolonial Belanda dengan nama “Gementa Zieken
Huis” dimana peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Maria Constantia Macky
anak dari Walikota Medan saat itu dan pengangka tan Direktur pertama yaitu Dr.
W. Bays. Dengan masuknya Jepang ke Indonesia, Rumah sakit diambil alih dan
dipercayakan merupakan putra Indonesia yaitu Dr. Raden Pirngadi Gonggo Putro.
Tahun 1950 nama Rumah Sakit ini berganti nama menjadi Rumah Sakit
Umum Pusat Besar, pimpinannya adalah dr. Paruhum Daulay. Tahun 1969
Rumah Sakit Umum Pusat Medan dipimpin oleh dr. Zainal Rasyid Siregar, SKM
dan semasa kepemimpinan beliau nama Rumah Sakit Umum Pusat Medan
berubah nama lagi menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Propinsi (Provincial Top
tanggal 25 juni 1979, Rumah Sakit Umum Pusat Umum Medan ditetapkan
menjadi Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi Medan berasal dari nama seorang putra
Motto dari RSU Dr. Pirngadi Medan ialah Aegroti Salus Lex Suprema
yang artinya kepentingan penderita adalah yang utama. Rumah Sakit Umum Dr.
Pirngadi Medan menetapkan visi sebagai berikut yaitu “Rumah sakit umum
27
Dr.Pirngadi MANTAP (Mandiri, Tanggap dan Profesional)” dimana artinya
sebagai berikut
28
28
masyarakat
Misi Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan adalah sebagai berikut :
timbul kepercayaan dan harapan serta rasa aman dan kenyamanan bagi
para penderita.
Analisis Deskriptif
ovarium yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan
ini:
29
Tabel 1
Sosiodemografi n %
Umur
15-21 8 7,8
22-28 15 14,7
29-35 18 17,6
36-42 20 19,6
43-49 27 26,5
50-56 8 7,8
57-63 2 2,0
64-70 4 3,9
Suku
Batak 82 80,4
Melayu 7 6,9
Jawa 13 12,7
Agama
Islam 76 74,5
Kristen Protestan 24 23,5
Kristen Katholik 2 2,0
Pendidikan
SD/Sederajat 6 5,9
SLTP/Sederajat 12 11,8
SLTA/Sederajat 80 78,4
Sarjana 4 3,9
Status Perkawinan
Belum kawin 18 17,6
Kawin 57 55,9
Cerai Mati/Hidup 27 26,5
penderita kista ovarium yang dirawat inap berdasarkan umur adalah kelompok
umur 43-49 tahun yaitu sebesar 26,5% (27 orang), sedangkan proporsi terendah
kelompok umur 57-63 tahun adalah 2,0% (2 orang). Proporsi tertinggi penderita
30
kista ovarium rawat inap berdasarkan suku adalah Batak sebesar 80,4% (82
orang), sedangkan proporsi terendah yaitu suku Melayu sebesar 6,9% (7 orang)
.Proporsi tertinggi penderita kista ovarium rawat inap berdasarkan agama adalah
Islam sebesar 74,5% (76 orang), sedangkan proporsi terendah yaitu agama Kristen
katholik sebesar 2,0% (2 orang). Proporsi tertinggi penderita kista ovarium rawat
tertinggi penderita kista ovarium rawat inap berdasarkan pekerjaan adalah tidak
bekerja sebesar 71,6% (73 orang), sedangkan proporsi terendah yaitu Pegawai
inap berdasarkan status perkawinan adalah kawin sebesar 55,9% (57 orang),
sedangkan proporsi terendah yaitu belum kawin sebesar 17,6% (18 orang).
Proporsi tertinggi penderita kista ovarium rawat inap berdasarkan asal daerah
adalah luar Kota Medan sebesar 53,9% (55 orang), sedangkan proporsi asal
yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan tahun
2016-2018 berdasarkan keluhan utama dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2
Keluhan Utama N %
nyeri abdomen bawah 57 55,9
terjadi pendarahan 15 14,7
perut membesar 30 29,4
31
penderita kista ovarium rawat inap berdasarkan keluhan utama adalah nyeri
abdomen bawah sebesar 55,9% (57 orang), sedangkan proporsi terendah yaitu
ovarium yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan
Tabel 3
Riwayat Menarch n %
< 12 tahun 5 4,9
12 tahun 15 14,7
>12 tahun 82 80,4
penderita kista ovarium rawat inap berdasarkan riwayat menarch adalah pada
kelompok umur > 12 tahun sebesar 80,4% (82orang), sedangkan proporsi pada
ovarium yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan
ini:
32
Tabel 4
Penggunaan Kontrasepsi n %
Ya 28 27,5
Tidak 74 72,5
ovarium yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan
Tabel 5
Kadar Hemoglobin n %
< 12 gr/dL 73 71,6
≥12 gr/dL 29 28,4
penderita kista ovarium rawat inap berdasarkan kadar hemoglobin adalah pada <
12 gr/dL sebesar 71,6% (73 orang), sedangkan proporsi terendah yaitu pada ≥ 12
dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan tahun 2016-2018
Tabel 6
Jenis Kista n %
kista folikel 17 16,7
endometrium 8 7,8
kista teka lutein 12 11,8
endometrioid 5 4,9
kistadenoma ovarii musinosum 6 5,9
kista ovarium suspek maligna 54 52,9
penederita kista ovarium rawat inap berdasarkan jenis kista adalah kista ovarium
suspek maligna sebesar 52,9% (54 orang), sedangkan proporsi terendah yaitu
ovarium yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan
bawah ini:
Tabel 7
Penatalaksanaan Medis n %
terapi hormonal 26 25,5
terapi pembedahan + hormonal 76 74,5
34
yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan tahun
2016-2018 berdasarkan sumber biaya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 8
Sumber Biaya n %
BPJS 101 99,0
biaya sendiri 1 1,0
kista ovarium rawat inap berdasarkan sumber biaya adalah Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) sebesar 99,0% (101 orang), sedangkan pasien yang
ovarium yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan
tahun 2016-2018 berdasarkan lama rawatan rata-rata dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 9
Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kista Ovarium yang Dirawat Inap di Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan Tahun 2016-2018
Mean 6,25
SD (standart Deviasi) 3,500
(Bersambung)
Tabel 9
Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kista Ovarium yang Dirawat Inap di Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan Tahun 2016-2018
penderita kista ovarium rawat inap adalah 6,25 hari (6 hari) dengan Standar
Deviasi 3,500 hari. Lama rawatan minimum adalah 1 hari dan lama rawatan
kista ovarium yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Medan tahun 2016-2018 berdasarkan keadaan sewaktu pulang dapat dilihat pada
Tabel 10
penderita kista ovarium rawat inap berdasarkan keadaan sewaktu pulang adalah
36
sembuh sebesar 81,4% (83 orang), pulang berobat jalan dengan proporsi 13,7%
ovarium yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan
tahun 2016-2018 berdasarkan tahun dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 11
penderita kista ovarium yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Pirngadi Medan adalah pada tahun 2016 sebesar 52,9% (54 orang) dan proporsi
terendah yaitu pada tahun 2018 sebesar 21,6% (22 orang). Case Fatality Rate
ovarium yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Haji Medan tahun 2016-2018
Tabel 12
Distribusi Proporsi Umur Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Jenis Kista yang
Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan Tahun 2016-
2018
n % N % n %
Kista folikel 8 47,1 9 52,9 17 100
(Bersambung)
Tabel 12
folikel pada kelompok umur < 35 tahun sebesar 47,1%, sedangkan pada kelompok
kelompok umur < 35 tahun sebesar 50% sedangkan pada kelompok umur ≤ 35
tahunsebesar 50%. Kemudian penderita kista teka lutein pada kelompok umur <
41,7%. Kemudian penderita kista endometrioid pada kelompok umur < 35 tahun
sebesar 40% sedangkan pada kelompok umur ≤ 35 tahun sebesar 60%. Kemudian
penderita kistadenoma ovarii musinosum pada kelompok umur < 35 tahun sebesar
penderita kista ovarium suspek maligna pada kelompok umur < 35 tahun sebesar
utama penderita kista ovarium yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah
Dr. Pirngadi Medan tahun 2016-2018 berdasarkan jenis kista dapat dilihat pada
Tabel 13
folikel dengan keluhan nyeri abdomen bawah sebesar 47,1%, terjadi pendarahan
sebesar 5,9% dan perut membesar sebesar 47,1%, Selanjutnya penderita kista
penderita kista teka lutein dengan keluhan nyeri abdomen bawah sebesar 50%,
terjadi pendarahan sebesar 41,7% dan perut membesar sebesar 8,3%. Penderita
ovarii musinosum dengan keluhan nyeri abdomen bawah sebesar 50%, terjadi
kista ovarium suspek maligna dengan keluhan nyeri abdomen bawah sebesar
53,7%, terjadi pendarahan sebesar 14,8% dan perut membesar sebesar 31,5%.
penatalaksanaan medis penderita kista ovarium yang dirawat inap di Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan tahun 2016-2018 berdasarkan jenis kista dapat
Tabel 14
kista folikel yang terapi hormonal sebesar 23,5% dan terapi pembedahan +
yang terapi hormonal sebesar 25% dan terapi pembedahan + hormonal sebesar
75%. Penderita dengan jenis kista teka lutein yang terapi hormonal sebesar 8,3%
40
dan terapi pembedahan + hormonal sebesar 92,7%. Penderita dengan jenis kista
sebesar 100%. Dan penderita dengan jenis kista ovarium suspek maligna yang
terapi hormonal sebesar 33,3% dan terapi pembedahan + hormonal sebesar 66,7%
Pembahasan
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan tahun 2016-2018 berdasarkan
Umur
26.5
30
19.6
Proporsi (%)
14.7 17.6
20
7.8 7.8
10 2 3.9
0
15-21 22-28 29-35 36-42 43-49 50-56 57-63 64-70
Umur (tahun)
penderita kista ovarium yang dirawat inap berdasarkan umur adalah kelompok
umur 43-49 tahun yaitu sebesar 26,5% (27 orang), sedangkan proporsi terendah
kelompok umur 57-63 tahun adalah 2,0% (2 orang). Penyakit ini merupakan
penyakit yang terjadi pada wanita usia subur yang telah memiliki kemampuan
untuk bereproduksi. Kista ovarium dapat mengecil dan hilang dengan sendirinya,
demikian pula yang terjadi pada wanita yang sudah menopause kista jarang
antara 20-50 tahun dan produktivitas yang tinggi. Pada usia reproduktif
41
42
Dila (2015) di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan Tahun 2012-
2013 menunjukkan bahwa proporsi penderita kista ovarium pada kelompok umur
40-49
sebesar 25%.
Pada penelitian ini pada usia 15-21 tahun ditemukan 7,8% terkena kista
ovarium. Usia tersebut merupakan masa pubertas dimana terjadi perubahan organ
reproduksi dan perubahan hormon tubuh. Penyebab kista pada usia ini adalah
gangguan pada siklus menstruasi. Kista yang paling sering terjadi yaitu kista
folikel yang terjadi akibat penimbunan folikel atau ovum yang tidak sempurna
dan gagal mengalami ovulasi. Hal tersebut terjadi karena kadar hormon
perangsang folikel rendah dan hormon luteinizing tinggi sehingga folikel atau
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan tahun 2016-2018 berdasarkan
Suku 6,9%
12,7%
80,4%
proporsi Jawa sebesar 12,7% dan proporsi terendah yaitu Melayu sebesar 6,9%.
Pada penelitian ini bahwa suku lainnya, hal ini terjadi karena jumlah penderita
kista ovarium yang datang berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Medan tahun 2016-2018 adalah mayoritas suku Batak. Hal ini bukan menunjukan
bahwa suku Batak lebih berisiko untuk menderita kista ovarium, di mana suku
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan tahun 2016-2018 berdasarkan
Agama
Islam Kristen Protestan Kristen Katholik
2%
23,4%
74,5%
kista ovarium berdasarkan agama adalah agama Islam sebesar 74,5% sedangkan
44
proporsi Kristen protestan sebesar 23,4% dan proporsi Kristen katholik sebesar
2%.
Hal ini terjadi karena pasien yang datang berobat ke Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Pirngadi Medan mayoritas beragama Islam. Hal ini tdak menunjukkan
di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan tahun 2016-2018 berdasarkan
Pendidikan
100
78.4
80
Proporsi (%)
60
40
20 11.8
5.9 3.9
0
SLTA/Sederajat SLTP/Sederajat SD/Sederajat Sarjana
Pendidikan
Gambar 6. Diagram pie distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan
pendidikan yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan
tahun 2016-2018.
penelitian ini sejalan dengan penelitian Apriani (2016) di Rumah Sakit Haji
45
di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan tahun 2016-2018 berdasarkan
Pekerjaan
Tidak Bekerja wiraswasta
lain-lain Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Pegawai Swasta
4,9% 1%
7,8%
14,7%
71,6%
kista ovarium berdasarkan pekerjaan adalah tidak bekerja sebesar 71,6% dan
yang berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan adalah tidak
bekerja. Hasil penelitian ini sesuai dengan Apriani (2016) di Rumah Sakit Haji
dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan tahun 2016-2018
Status Perkawinan
Kawin Cerai Hidup/Mati Belum Kawin
17,6%
26,5% 55,9%
kista ovarium berdasarkan status perkawinan adalah kawin sebesar 55,9% dan
Pada penelitian ini penderita kista ovarium lebih banyak terjadi pada
wanita yang berstatus kawin, hal ini disebabkan karena wanita yang berstatus
kawin lebih banyak pada usia reproduksi. Hasil penelitian ini sesuai dengan
Apriani (2016) di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2014-2015 menyatakan bahwa
Kista ovarium bisa saja muncul di rahim meskipun wanita belum menikah.
Pada penelitian ini terdapat penderita kista ovarium yang belum menikah sebesar
17,6%. Usia produktif dan sudah menstruasi merupakan faktor risiko terjadinya
kista ovarium. Penyebab kista ovarium pada wanita yang belum menikah
48
memiliki dua faktor utama yang harus diperhatikan, yakni riwayat genetik
keluarga dan pola hidup termasuk makanan, lingkungan dan pola tidur.
inap berdasarkan asal daerah di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan
tahun 2016-2018 berdasarkan asal daerah dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Asal Daerah
Luar Kota Medan Kota Medan
46,1%
53,9%
kista ovarium berdasarkan asal daerah adalah yang berasal dari luar Kota Medan
sebesar 53,9% sedangkan proporsi penderita kista ovarium yang berasal dari Kota
berobat sebagian besar berasal dari luar Kota Medan. Hal ini disebabkan penderita
kista ovarium yang berobat merupakan pasien rujukan dari rumah sakit
daerahnya. Hal ini tidak menunjukkan bahwa wanita yang berasal dari luar kota
yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan tahun
2016-2018 berdasarkan keluhan utama dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Keluhan Utama
nyeri abdomen bawah perut membesar terjadi pendarahan
14,7%
29,4%
55,9%
Gambar 10. Diagram pie distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan
keluhan utama yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Medan tahun 2016-2018.
kista ovarium berdasarkan keluhan utama yaitu nyeri abdomen bawah sebesar
abdomen bawah, hal ini dikarenakan seseorang mencari pengobatan apabila sudah
mencapai tingkat keparahan yang tidak bisa ditahan oleh penderita, dan apabila
hanya memiliki keluhan ringan penderita masih mencoba alternatif lain tanpa
bantuan medis.
Penyakit ini juga disebut silent killer atau secara diam-diam menyebabkan
banyak wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah terserang penyakit kista
ovarium. Kista ovarum bersifat tanpa gejala dan tidak menimbulkan keluhn
Hasil penelitian ini sesuai dengan Apriani (2016) di Rumah Sakit Haji
kista ovarium berdasarkan keluhan utama adalah nyeri abdomen bawah 56,20%.
ovarium yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan
bawah ini:
Riwayat Menarch
> 12 tahun 12 tahun < 12 tahun
4,9%
14,7%
80,4%
Gambar 11. Diagram pie distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan
riwayat menarch yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Medan tahun 2016-2018.
kista ovarium berdasarkan riwayat menarch yaitu pada kelompok umur > 12
dan terendah yaitu pada kelompok umur < 12 tahun sebesar 4,9%. Riwayat
menarch merupakan faktor risiko kejadian kista ovarium karena mereka yang
mengalami lebih banyak pertumbuhan folikel dan ovulasi sehingga rentan terjadi
Hal ini sejalan dengan penelitian Apriani (2016) di Rumah Sakit Haji
51
Medan Tahun 2014-2015 yaitu proporsi tertinggi penderita kista ovarium pada
kelompok menarch dini < 12 tahun sebesar 57,9%. Menstruasi di usia dini yaitu
11 tahun atau lebih muda merupakan faktor risiko berkembangnya kista ovarium,
wanita dengan siklus haid tidak teratur juga merupakan faktor risiko kista ovarium
(Manuaba, 2010).
Pada penelitian Eriyanti (2016) di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik
ovarium yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan
di bawah ini:
Penggunaan Kontrasepsi
tidak ya
27,5%
72,5%
Gambar 12. Diagram pie distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan
penggunaan kontrasepsi yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Pirngadi Medan tahun 2016-2018.
Hasil penelitian ini sesuai dengan Eriyanti (2016) di Rumah Sakit Haji
ovarium yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan
bawah ini:
Kadar Hemoglobin
< 12 gr/dl ≥ 12 gr/dl
28,4%
71,6%
Gambar 13. Diagram pie distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan
kadar hemoglobin yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Medan tahun 2016-2018.
kista ovarium berdasarkan kadar hemoglobin yaitu pada kadar < 12 gr/dL sebesar
53
diluar siklus menstruasi yang mungkin perdarahan yang lebih lama sehingga
terjadi penurunan kadar darah dalam tubuh penderita. Beberapa kasus kista
membuat kehilangan banyak darah. Dimana aliran darah yang menuju ke organ
(Wiknjosastro, 2008).
dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan tahun 2016-2018
Jenis Kista
60 52.9
50
Proporsi (%)
40
30
20 16.7
11.8
7.8 5.9
10 4.9
0
kista ovarium kista folikel kista teka endometrium kistadenoma endometrioid
suspek lutein ovarii
maligna musinosum
Jenis Kista
Gambar 14. Diagram bar distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan
jenis kista yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan
tahun 2016-2018.
kista ovarium berdasarkan jenis kista yaitu kista ovarium suspek maligna sebesar
Pada penderita kista ovarium sulit mengenali jenis kista yang ada
dikarenakan gejala yang hampir sama disetiap jenisnya. Oleh karena itu, proporsi
jenis kista ovarium paling banyak yaitu kista ovarium suspek maglinan (diduga
ganas).
Pada penelitian Riskita Dila (2015) di Rumah Sakit Haji Adam Malik
Medan tahun 2012-2013 menyatakan bahwa proporsi tertinggi jenis kista ovarium
ovarium yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan
bawah ini:
Penatalaksanaan Medis
Terapi Pembedahan + Hormonal Terapi Hormonal
74,5%
25,5%
Gambar 15. Diagram pie distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan
penatalaksanaan medis yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Pirngadi Medan tahun 2016-2018.
hormonal sebesar 74,5% dan terendah yaitu terapi hormonal sebesar 25,5%.
55
Hasil penelitian ini sesuai dengan Fadhilah (2015) di Rumah Sakit Vita
yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan tahun
2016-2018 berdasarkan sumber biaya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Sumber Biaya
1% BPJS Biaya Sendiri
99%
Gambar 16. Diagram pie distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan
sumber biaya yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Medan tahun 2016-2018.
kista ovarium berdasarkan sumber biaya yaitu BPJS sebesar 99% dan terendah
kemungkinan disebabkan karena Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan
merupakan salah satu rumah sakit yang menerima pasien dengan BPJS sehingga
banyak pasien yang sudah memiliki BPJS berobat dan dirujuk ke RSUD Dr.
Pirngadi Medan.
56
adalah 6,25 hari (6 hari) dengan Standar Deviasi (SD) 3,500 hari. Lama rawatan
Pasien kista ovarium yang paling lama dirawat 21 hari berjumlah 1 orang
dengan pekerjaan tidak bekerja dengan keluhan nyeri abdomen bawah, jenis kista
ovarium suspek maligna, sumber baiya BPJS, keadaan sewaktu pulang sembuh.
dengan pekerjaan tidak bekerja, dengan keluhan utama perut membesar, jenis
sirosis hati yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan
tahun 2016-2018 berdasarkan keadaan sewaktu pulang dapat dilihat di bawah ini:
sembuh
pulang berobat jalan
Meninggal
81,4%
Gambar 17. Diagram pie distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan
keadaan sewaktu pulang yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Pirngadi Medan tahun 2016-2018.
kista ovarium berdasarkan keadaan sewaktu pulang adalah sembuh sebesar 81,4%
dokter.
sebesar 4,9%. Hal ini disebabkan beberapa kista ovarium menimbulkan gejala
yang serius diantaranya kista yang bertangkai dan mudah pecah. Jika hal tersebut
terjadi akan menimbulkan nyeri yang hebat, perdarahan, dan infeksi dinding perut
(Manjoer, 2000).
ovarium yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan
Angka Kesakitan
60 52.9
Proporsi (%)
50
40
30 25.5
21.6
20
10
0
2016 2017 2018
Tahun Kejadian
Gambar 18. Diagram pie distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan
tahun yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan tahun
2016-2018.
kista ovarium berdasarkan tahun yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Pirngadi Medan adalah pada tahun 2016 sebesar 52,9%, pada tahun 2017 sebesar
58
ovarium yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan
tahun 2016-2018 berdasarkan jenis kista dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
70 60 58.3
60 52.9 50 50
47.1
50 40 41.7
40 31.5
30 16.7
20
10
0
KO KO suspek endometrioid kista folikel endometrium kista teka
Musinosum maligna lutein
Jenis Kista
Gambar 19. Diagram bar distribusi proporsi umur penderita kista ovarium
berdasarkan jenis kista yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Pirngadi Medan tahun 2016-2018.
ovarium pada umur ≥ 35 tahun tertinggi pada jenis kista ovarium musinosum
yaitu sebesar 83,3%. Proporsi penderita kista ovarium pada umur < 35 tahun
musinosum karena kista berjenis ini paling sering terjadi pada umur 30-40 tahun
dan sifatnya dapat berkembang menjadi kanker ovarium. Oleh karena itu, pada
usia tua sering mengalami kista berjenis kista ovarii musinosum. Sedangkan pada
umur < 35 tahun paling banyak ditemukan jenis kista teka lutein karena kista ini
kebanyakan wanita mengalami kehamilan pada umur < 35 tahun. Oleh karena itu,
pada usia-usia muda sering mengalami kista berjenis kista teka lutein.
Kemudian pada jenis kista endometrium dapat dialami oleh siapa saja baik
pada usia tua maupun muda. Dimana kista tersebut paling sering sering ditemukan
utama penderita kista ovarium yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah
Dr. Pirngadi Medan tahun 2016-2018 berdasarkan jenis kista dapat dilihat pada
80 75
Jenis Kista
Gambar 20. Diagram bar distribusi proporsi keluhan utama penderita kista
ovarium berdasarkan jenis kista yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah
Dr. Pirngadi Medan tahun 2016-2018.
dengan keluhan utama nyeri abdomen bawah tertinggi pada jenis kista
keluhan utama terjadi pendarahan tertinggi pada jenis kista teka lutein yaitu
sebesar 41,7%. Proporsi penderita kista ovarium dengan keluhan utama perut
membesar tertinggi pada jenis kista ovarii musinosum yaitu sebesar 50%.
Pada gambar ini menunjukkan bahwa penderita dengan semua jenis kista
perut membesar sudah pasti oleh penderita karena ukuran kista yang terus
menerus membesar. Semakin parah jenis kista semakin banyak keluhan yang
pertumbuhan kista yang berawal dari kista folikel berubah menjadi kista
endometrioid. Hal ini terjadi karena kista folikel yang tidak hilang dan menjadi
berkembang akibat dari trauma atau terjadi kebocoran dari pembuluh darah yang
sangat kecil ke dalam ovarium. Dalam proses perubahan tersebut timbul nyeri.
Pada jenis kista teka lutein ditemukan paling banyak dengan keluhan utama
terjadi pendarahan disebabkan kista ini terjadi pada kehamilan ektopik yang
keadaannya tidak normal dari pembuahan sel telur yang dibuahi di luar uterus.
Jenis kista ovarii musinosum ditemukan paling banyak dengan keluhan utama
perut membesar disebabkan karena ukuran kista ini sekitar diameter 16-17 hingga
penatalaksanaan medis penderita kista ovarium yang dirawat inap di Rumah Sakit
61
Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan tahun 2016-2018 berdasarkan Jenis Kista
60
40 33.3
20 23.5 25
20 8.3
0
0
KO kista teka endometrioid kista folikel endometrium KO suspek
Musinosum lutein maligna
Jenis Kista
ovarium dengan terapi pembedahan + hormonal tertinggi pada jenis kista ovarii
musinosum yaitu sebesar 100%. Proporsi penderita kista ovarium dengan terapi
hormonal tertinggi pada jenis kista suspek maligna yaitu sebesar 33,3%.
pembedahan + hormonal disebabkan karena kista jenis ini bersifat mudah pecah
dan jika sudah terdeteksi harus segera diangkat. Kemudian, jenis kista suspek
maligna lebih banyak ditangani dengan terapi hormonal disebabkan karena masih
Keterbatasan Penelitian
terjadi diluar kendali peneliti. Dalam penelitian ini peneliti mengalami kesulitan
62
dengan data pada kartu status rekam medik yang tidak lengkap sehingga peneliti
harus mengahapus beberapa variabel yang harus di deskripsikan pada skripsi ini.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
yaitu pada kelompok umur 43-49 tahun yaitu sebesar 26,5%, suku Batak
sebesar 78,4%, tidak bekerja sebesar 71,6%, kawin sebesar 55,9% dan asal
9. Lama rawatan rata-rata penderita kista ovarium adalah 6,25 hari (6 hari)
62
63
11. Proporsi tertinggi penderita kista ovarium yang dirawat inap di Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan adalah pada tahun 2016 sebesar
52,9%. Case Fatality Rate (CFR) dalam 3 tahun adalah sebesar 4,90%.
12. Proporsi penderita kista ovarium pada umur ≥ 35 tahun tertinggi pada jenis
13. Proporsi penderita kista ovarium dengan keluhan utama nyeri abdomen
Saran
Adriani, P. (2018). Hubungan paritas dan usia ibu dengan kista ovarium di RSUD
Dr. R. Goeteng Tarunadibrata Purbalingga. Journal of Publikasi
Kebidanan, 9(1), 58-59. Diakses dari http://ojs.akbidylpp. ac.id/index.php/
prada /article/viewfile/398/48484854.
Eriyanti, D. (2016). Prevalensi kista ovarium di RSUP Haji Adam Malik Medan
periode Januari 2012 – Desember 2013 (Skripsi, Universitas Sumatera
Utara). Diakses dari
http://repository.usu.c.id/bitstream/handle/123456789/
61982/chapter%21iivi.pdf?sequence=3&isallody.
64
64
Owen, E. (2005). Panduan kesehatan bagi wanita (Edisi 1). Jakarta: PT. Prestasi
Pustakaraya.
Susanti, I. (2017). Aplikasi teori model calista roy dalam pemberian asuhan
keperawatan pada Ny. S dengan kista ovarium di Suka Maju Bengkulu.
Journal of JNPH, 5(2), 43-44. Diakses dari https://jurnal. unived.ac.id /in
dex .php jnph/article/view/575.
Yatim, F. (2005). Penyakit kandungan (Edisi 1). Jakarta: Penerbit Pustaka Obor.
Alur/Tahapan Penelitian
MASTER DATA
72
Ket :
No_rm : nomor rekam medik Hb: kadar hemoglobin
U : umur Thn: tahun kejadian
SK : suku Jen: jenis kista
Ag : agama K_U1 : kelompok umur 1
Pdk: pendidikan K_U2 : kelompok umur 2
Pkr: Pekerjaan K_M : kelompok menarch
Stts: status K_hb : kelompok kadar hb
Tt: tempat tinggal SB : sumber biaya
Kel_U: keluhan utama LR : lama rawatan
PM : penatalaksanaan medis M : usia menarch
K_P: keadaan sewaktu pulang Ktsp : penggunaan kontrasepsi
73
pengelompokkan umur1
suku penderita
agama penderita
pekerjaan penderita
status perkawinan
asal daerah
pengelompokkan menarch
jenis kista
penatalaksanaan medis
terapi pembedahan +
Valid 76 74,5 74,5 100,0
hormonal
sumber biaya
Descriptive Statistics
a
Statistic Bootstrap
Lower Upper
Minimum 1
a. Unless otherwise noted, bootstrap results are based on 1000 bootstrap samples
tahun kejadian
< 35 >= 35
Count 8 9 17
kista folikel
% within jenis kista 47,1% 52,9% 100,0%
Count 4 4 8
Endometrium
% within jenis kista 50,0% 50,0% 100,0%
Count 7 5 12
kista teka lutein
% within jenis kista 58,3% 41,7% 100,0%
jenis kista
Count 2 3 5
Endometrioid
% within jenis kista 40,0% 60,0% 100,0%
Chi-Square Tests
Count 8 1 8 17
kista folikel % within jenis
47,1% 5,9% 47,1% 100,0%
kista
Count 6 1 1 8
endometrium % within jenis
75,0% 12,5% 12,5% 100,0%
kista
Count 6 5 1 12
kista teka lutein % within jenis
50,0% 41,7% 8,3% 100,0%
kista
jenis kista
Count 5 0 0 5
endometrioid % within jenis
100,0% 0,0% 0,0% 100,0%
kista
Count 3 0 3 6
kistadenoma ovarii
% within jenis
musinosum 50,0% 0,0% 50,0% 100,0%
kista
Count 29 8 17 54
kista ovarium susp.
% within jenis
maglinancy 53,7% 14,8% 31,5% 100,0%
kista
Count 57 15 30 102
Total % within jenis
55,9% 14,7% 29,4% 100,0%
kista
Chi-Square Tests
Count 4 13 17
kista folikel
% within jenis kista 23,5% 76,5% 100,0%
Count 2 6 8
endometrium
% within jenis kista 25,0% 75,0% 100,0%
Count 1 11 12
kista teka lutein
% within jenis kista 8,3% 91,7% 100,0%
jenis kista
Count 1 4 5
endometrioid
% within jenis kista 20,0% 80,0% 100,0%
Chi-Square Tests
Count 17 0 0 17
kista folikel % within jenis
100,0% 0,0% 0,0% 100,0%
kista
Count 7 1 0 8
Endometrium % within jenis
87,5% 12,5% 0,0% 100,0%
kista
Count 9 3 0 12
kista teka lutein % within jenis
75,0% 25,0% 0,0% 100,0%
jenis kista
kista Count 4 1 0 5
Endometrioid % within jenis
80,0% 20,0% 0,0% 100,0%
kista
Count 4 2 0 6
kistadenoma ovarii
% within jenis
musinosum 66,7% 33,3% 0,0% 100,0%
kista
Count 42 7 5 54
kista ovarium susp.
% within jenis
Maglinancy 77,8% 13,0% 9,3% 100,0%
kista
Count 83 14 5 102
Total % within jenis
81,4% 13,7% 4,9% 100,0%
kista
Chi-Square Tests