SKRIPSI
OLEH :
OLIVIA HIZKYANA
NIM. 141000393
OLEH :
OLIVIA HIZKYANA
NIM. 141000393
H.Adam Malik Medan Tahun 2014-2017" ini beserta seluruh isinya adalah
benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan dalam masyarakat
keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang
keilmuan dalam karya saya ini atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya
saya ini.
Olivia Hizkyana
iii
iv
Puji serta Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah
Rawat Inap di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2014-2017”. Skripsi ini
telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini, terutama kepada orang tua
penulis terkasih, Ayahanda Hotlan Simbolon, dan Ibunda Tiorli Sinaga yang telah
mendidik penulis hingga menjadi seperti sekarang ini serta memberikan semangat,
Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan
Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si. selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Utara.
6. Direktur RSUP H.Adam Malik Medan dan seluruh staf, khususnya bagian
rekam medik yang telah membantu penulis dalam proses pengumpulan data.
Sinaga, terimakasih atas dukungan, semangat serta doa, sehingga penulis bisa
8. Untuk Dewi Naibaho, S.Ked selaku tentor yang telah mengajari, menjelaskan
dengan sabar, membimbing penulis hingga paham dengan materi yang penulis
9. Untuk Rio Setiadi Silalahi, S.H yang telah menemani penulis di perantauan.
10. Untuk sahabat terkasih, Meliza Swandi, Intania Ramadhani, Ivan Christian,
12. LKP Bromoers Squad Intania, Novi Asita, Faya Boang dan Annisa Syahfitri.
13. Teman-teman PBL FKM USU 2017 Desa Kuala Lama Kecamatan Pantai
Cermin Kab. Serdang Bedagai, Kak Rizka, Ulfa, Riri dan Indri.
14. Teman-teman yang sangat membantu dalam hal yang tidak terduga,
15. Paduan Suara Gloria USU, Keluarga kedua penulis di perantauan yang telah
vi
penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat dan ilmu kepada pembaca.
Apabila terdapat kesalahan baik dalam penulisan maka penulis mohon kritik dan
Olivia Hizkyana
vii
Halaman
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAAN SKRIPSI .................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
ABSTRAK ..................................................................................................... iii
ABSTRACK..................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ xvi
viii
ix
xi
xii
xiii
xiv
xv
xvi
bayi yang baru lahir terdapat kemungkinan untuk terjadinya kelainan kongenital
lahir mati, keguguran atau kematian segera setelah lahir. Kelainan kongenital,
Akibat dari kelainan kongenital, sekitar 260.000 kematian bayi terjadi hampir di
faktor atau biasanya disebut multiple congenital. Pada tahun 2009, insiden
dengan kelainan kongenital dan angka ini bisa mencapai 4 – 5% hingga neonatus
berusia 24 bulan. Pada periode 1994–2005 sekitar 2,55% proporsi untuk kelainan
kongenital dari bayi yang baru lahir (Sitepu, 2011). Salah satu kelainan kongenital
oleh faktor genetik maupun non genetik. Hidrosefalus berkaitan erat dengan
ventrikel yang ada didalam otak. Kondisi ini mengakibatkan cairan bertambah
banyak dan selanjutnya akan menekan jaringan otak disekitar otak, khususnya
1991 sampai 2000, ditemukan 3.151 bayi baru lahir yang di diagnosis dengan
dilaporkan di Amerika Serikat yaitu 5,4 per 10.000 dan beberapa wilayah Eropa
4,65 per 10.000. Sementara prevalensi hidrosefalus kongenital di Swedia 6,6 per
10.000 dan Denmark 11.3 per 10.000 per kelahiran hidup pertahun.
antara 6,9 sampai 9,2 per 10.000 kelahiran. Berdasarkan data dari Jaringan
CBDMN), tingkat prevalensi keseluruhan 7,03 per 10.000 dan tren kenaikan
diamati selama tahun 1996-2004. Variasi yang cukup besar dalam penelitian
sebelumnya dapat dijelaskan oleh beberapa faktor seperti etnisitas, faktor sosial
hidup untuk hidrosefalus kongenital dan non kongenital selama tahun 2005
10.000, lebih tinggi dari pada di Kanada 4,84 per 10.000, dan lebih rendah dari
pada di Texas 7,88 per 10.000, Jepang 7,81 per 10.000 dan India 7.24 per 10.000
(Yi dkk, 2017). Tingkat kelahiran kasar di Mozambik Utara adalah 416 per 10.000
hidrosefalus, diperoleh 480 kasus hidrosefalus kongenital dan dari 2.900 sampai
Kelainan bawaan (Stenosis aquaduktus sylvii, Spina bifida dan cranium bifida,
merupakan salah satu masalah yang sering ditemui di bidang bedah saraf, yaitu
sekitar 40% hingga 50% (Apriyanto, dkk 2013). Hidrosefalus banyak terjadi pada
bayi tetapi tidak menutup kemungkinan untuk terjadi pada orang dewasa. Pada
bayi gejala klinis hidrosefalus lebih terlihat dikarenakan ubun-ubun bayi yang
masih terbuka sehingga terlihat pembesaran pada lingkar kepala bayi yang masih
bayi, penyebabnya masih sulit dikenali karena pasien sering datang setelah
yang terdapat pada bagian fossa posterior. Hidrosefalus menjadi kasus yang
penularan bakteri yang begitu cepat karena padatnya penduduk. Selain itu, di
hamil yang seharusnya memakan makanan yang bergizi dan bernutrisi agar
dari setiap 10.000 kelahiran di Indonesia (Ageng, 2017). Dari penelitian yang
dilakukan oleh Rahmayani dkk (2017) tentang Profil klinis dan faktor risiko
berjenis kelamin laki-laki yaitu 54 orang (67.5%) dan menurut kategori umur
jumlah pasien terbanyak berada pada rentang umur 1 bulan - 2 tahun yaitu
(5%). Penelitian lain yang dilakukan oleh Saputra dkk (2014) di RSUP H. Adam
Malik Medan dengan desain penelitian kohort retrospektif dalam kurun waktu
Januari 2010 sampai Desember 2012 diperoleh 169 pasien dan telah di tindak
waktu tahun 2005 sampai dengan 2009 sebanyak 141 kasus. Dari hasil survei
penderita hidrosefalus kongenital pada tahun 2013 sebanyak 4 orang, tahun 2014
sebanyak 25 orang, tahun 2015 sebanyak 16 orang, tahun 2016 sebanyak 28 orang
sebagai data dasar, namun hal tersebut belum diketahui. Berdasarkan latar
2014-2017.
klasifikasi hidrosefalus.
klasifikasi hidrosefalus.
pantalaksanaan medis.
kelamin.
biaya.
b. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain jika ingin melanjutkan penelitian
tentang hydrocephalus.
di FKM USU.
bagian fontanel (bagian lunak yang berada diantara pelat tengkorak kepala bayi
bagian atas dan belakang) bayi dan sutura kranial yang belum tertutup, akan
Hidrosefalus berasal dari bahasa Yunani: hydro (water atau air) dan cephalus
memiliki banyak definis untuk dipahami oleh ilmuwan ataupun dokter (Tully,
pada minggu ke 5 massa embrio. Sistem ventrikel otak terdiri dari ruangan-
ruangan yang saling berhubungan. Adapun ruangan tersebut ialah sistem ventrikel
itu sendiri, sisterna magna dan ruang subaraknoid. Pleksus koroideus berada pada
ventrikel Lateral, ventrikel III dan ventrikel IV. Cairan serebrospinal yang
diproduksi oleh peleksus koroideus akan ditemukan pada semua komponen otak.
banyak berada pada ventrikel lateral, dan yang lebih sedikit terdapat pada
kecil. Lubang-lubang inilah yang dilalui oleh cairan serebrospinal. Lubang ini
disebut foramen akuaduktus Sylvii dan foramen Luschka. Lalu cairan akan masuk
atas otak. Di sepanjang bagian lingkaran otak pada bagian ruang subaraknoid akan
10
(rata-rata 104 ml) dengan tingkat volume cairan serebrospinal dalam neonatus
±50ml. Cairan serebrospinal terbentuk sekitar 0,5ml/hari dengan laju sekitar 0,3ml
per menit dan proses pergantian sebanyak 3 kali dalam sehari. Aliran cairan
11
bedah saraf pediatris yang paling sering dan mulai terlihat segera setelah bayi
lahir. Pada umumnya terjadi penyempitan aqueductus Sylvii sehingga pada waktu
pembentukan cairan pada kedua ventrikel lateral dan ventrikel ketiga dari pleksus
serebrospinal yang disertai dengan penyumbatan pada sistem ventrikel itu sendiri.
atau sumbatan yang terdapat pada aliran cairan serebrospinal di dalam foramen
(Afdhalurrahman, 2013).
tidak dapat bersatu akibatnya saraf-saraf spinal menjadi susunan yang tidak
12
b. Hidrosefalus Komunikans
serebrospinal yang tanpa disertai dengan penyumbatan pada sistem ventrikel itu
bagian distal sistem ventrikel yaitu ruang subarakhnoid atau pada granulatio
(Afdhalurrahman, 2013).
13
Keadaan ini biasanya terjadi secara sekunder akibat meningitis (Price, 2009).
14
a. Hidrosefalus Kongenital
kelainan susunan saraf pusat seperti stenosis akuaduktus, dandy walker, dan
(Varmezani, 2015).
b. Hidrosefalus Acquired
setelah masa kelahiran tiba, tidak tampak gejala apapun yang berhubungan dengan
a. Hidrosefalus Akut
b. Hidrosefalus Kronik
15
a. Pseudohidrosefalus
badan bayi. Kepala neonatus berkembang lebih cepat dari biasanya selama
minggu ke-8 sampai minggu ke 32. Sesudah itu ketidakseimbangan ini akan
ventrikel otak dan pembesaran sister basilar tetapi tekanan cairan serebrospinal
dalam batas normal. Hidrosefalus tekanan normal biasanya banyak terjadi pada
lanjut usia, yaitu 60 tahun ke atas. Gejala yang sering muncul yaitu demensia,
kesulitan dalam berjalan, parkonson, atau infeksi saluran kemih (Toma, 2015).
sirkulasi cairan serebrospinal yang terdapat di dalam sistem ventrikel atau dapat
terjadi juga oleh karena produksi cairan serebrospinal yang melebihi batas normal.
Penyebab lain hidrosefalus juga berkaitan dengan penyumbatan yang terjadi pada
lubang yang ada diantara ventrikel 3 dan ventrikel 4 yaitu foramen Luschka dan
juga dapat terjadi karena penyempitan pada akuaduktus sylvii (Khalilullah, 2011).
Beberapa faktor risiko terkait hidrosefalus misalnya ibu yang dalam masa
16
mengandung atau seorang ibu yang sedang hamil suka mengkonsumsi minuman
beralkohol. Kedua hal tersebut dapat mempengaruhi janin yang ada didalam
Sekitar 60% hingga 90%, Stenosis akuaduktus Sylvii dapat terjadi pada
masa bayi. Stenosis akuaduktus Sylvii merupakan penyebab yang paling umum
cairan serebrospinal yang mengalir. Hal ini disebabkan karena penyempitan pada
bagian akuaduktus sylvii (Canady, 2002). Stenosis akuaduktus Sylvii terjadi pada
10% kasus pada neonatus yang baru lahir. Hidrosefalus yang terjadi biasanya 11-
b. Spina bifida
Spina bifida adalah suatu defek neural tube kongenital yang ditandai
tonjolan mirip kista (Kurnia dkk, 2017). Spina bifida dapat menyebabkan
gangguan fisik dan intelektual yang bervariasi dari ringan sampai berat (Saputra,
2017). Pada spina bifida, kelainan ini mirip dengan sindrom Arnold-Chiari yaitu
2013).
17
10.000 kelahiran sementara di Cina 4 per 10.000 kelahiran (Jallo, 2015). Jumlah
anak-anak dengan spina bifida telah jauh menurun sejak zaman suplementasi
asam folat pada ibu hamil, namun myelomeningocele masih tetap merupakan
2015). Dandy Walker Syndrome, merupakan suatu keadaan tidak adanya lubang
pada Luschka yang terdapat diantara ventrikel 3 dan ventrikel ke 4 serta pada
Dandy Walker ini adalah kelainan kongenital yang jarang terjadi dengan
karakteristik lainnya ditandai dengan adanya agenesis atau hipoplasia dari vermis
serebelum, dilatasi kistis dari ventrikel 4 dan pembesaran fosa posterior. Sindroma
ini tidak jarang disertai dengan banyak kelainan (Rosalina, 2007). Sekitar 2 - 4 %
18
Kista araknoid adalah keadaan dimana membran yang terisi dengan cairan
artinya kista ini bisa saja tidak terhubung dengan ruang subaraknoid. Bila kista
(Canady, 2002).
adanya sumbatan pada bagian akuaduktus, misalnya adanya obstuksi pada bagian
1. Infeksi TORCH
Cytomegalovirus, Herpes Simplex. Pada infeksi TORCH, gejala klinis sering kali
2009).
a. Toksoplasmosis
mudah terpapar atau terinfeksi dengan virus, bakteri atau protozoa yang ada
19
hubungan positif yang sangat bermakna antara isolasi toksoplasma dari jaringan
plasenta dan infeksi pada neonatus. Sekitar setengah dari wanita yang terinfeksi
Transmisi penyakit ke janin lebih jarang terjadi pada awal kehamilan, namun
infeksi pada awal kehamilan ini dapat menyebabkan gejala yang lebih parah pada
janin, meskipun ibunya tidak merasakan tanda dan gejala infeksi toksoplasma.
b. CMV (Cytomegalovirus)
mortalitas pada manusia yang terinfeksi virus ini. Virus ini pertama kali diisolasi
penelitian yang dilakukan Zhang dkk (2014) di China, diperoleh angka kejadian
cytomegalovirus pada wanita hamil yaitu 42%-68%, hal ini dikarenakan populasi
padat penduduk di negara ini sehingga penyebaran virus lebih banyak terjadi.
melalui paparan air liur, air mata, urine, tinja, ASI, air mani atau seluruh sekresi
20
2. Meningitis Bakterial
demam dengan awitan akut (>38,5ºC rektal atau 38ºC aksilar) disertai dengan satu
atau lebih gejala kaku kuduk, penurunan kesadaran, dan tanda Kernig atau
Kerusakan neuron disebabkan bakteri atau derivat leukosit, dan elemen toksik
akhir adalah radikal bebas. oksigen reaktif intermediate dan nitrogen reaktif
inetrmediate yang mempunyai efek toksik langsung pada neuron. Aktivasi sel
perjalanan klinis yang disebabkan oleh sifat patogen (spesifikasi bakteri atau
peningkatan jumlah resistensi obat), derajat gejala klinis awal, yaitu komplikasi
sistem saraf pusat misalnya edema otak, hidrosefalus dan abses otak (Novariani,
2008).
21
yang dapat terjadi pada aliran cairan serebrospinal di dalam ventrikel. Neoplasma
atau tumor sering terjadi pada ventrikel ke 4 yaitu dengan memblokir jalan keluar
cairan serebrospinal. Tumor ini juga dapat menghalangi saluran cairan sehingga
2.4.4 Perdarahan
Perdarahan yang terjadi sebelum dan sesudah lahirnya neonatus, dapat
basal otak selain penyumbatan yang terjadi akibat aktivitas dari darah itu sendiri
(Sitepu, 2011).
2.5 Patofisiologi
terjadinya dilatasi ventrikel pada hidrosefalus sebagai akibat dari: (Zahl, 2011)
b. Villi Araknoid tidak mampu lagi dalam menyerap cairan serebrospinal yang di
produksi terus-menerus.
22
subaraknoid.
kranial.
yang terlihat yang paling umum ialah pembesaran ukuran kepala yang abnormal.
Oleh sebab itu perlu dilakukan pengukuran lingkar kepala bayi untuk melihat
terdapat edema papil saraf kranialis pada pemeriksaan funduskopi. Sering kali
anak tidak mau makan atu minum bahkan terkadang kesadaran menurun ke arah
letargi. Selain itu, gejala khas lainnya tidak tampak oleh sebab itu apabila
ditemukan gejala sepeti yang dipaparkan tadi sebaiknya perlu di curigai adanya
23
anak normal lainnya dimana akan tampak dahu yang membesar tidak
proporsional.
intelektual dan bisa terjadi pada masa perkembangan bayi. Reterdasi mental atau
cacat intelektual adalah suatu kondisi yang ditandai dengan gangguan dalam
faktor risiko multicausal artinya ada berbagai macam faktor yang mengakibatkan
faktor lingkungan, faktor risiko prenatal non genetik, penggunaan alkohol pada
24
adalah interaksi antara anak dengan lingkungan yang tidak dapat terpenuhi. Oleh
karena itu, penting untuk mengetahui penyebab reterdasi mental, yang salah
2.7 Epidemiologi
berkisar 1 per 1.000 kelahiran hidup (Toma, 2015). Di Amerika pernah dilakukan
penelitian mengenai kasus hidrosefalus, di peroleh data bahwa orang dengan kulit
putih dan kulit hitam tidak menentukan terjadinya hidrosefalus dan terdapat
2017). Penderita hidrosefalus terbanyak berada pada kategori infant yaitu pasien
dengan usia terbanyak antara 1-5 bulan. Sementara studi di Afrika dilaporkan
bahwa usia 2-3 bulan merupakan usia puncak terjadinya hidrosefalus. Penelitian
yang di lakukan oleh Salvador dkk (2014) di Mozambik Utara pada Januari 2010
neonate, 35% berusia 1 bulan - 1 tahun, 28% berusia 1-5 tahun dan 6.7% berusia
6-13 tahun (Rahmayani dkk, 2017). Kejadian hidrosefalus pada spina bifida
biasanya bervariasi antara 15 dan 25%, namun tingkatannya mampu hingga 40%
apabila tidak di tatalaksana dengan baik. Komplikasi lain yang ditakuti dari spina
25
2.8 Pencegahan
dilakukan melalui :
terjadinya cacat pada tabung saraf bayi, mencegah kelainan saraf tulang
penyakit infeksi
seimbang dan mencegah atau mengurangi kelainan pada perkembangan otak yang
26
(Guerra, 2017).
- Dengan memeriksa lingkar kepala apakah terlihat berbeda dari ukuran normal.
- CT Scan: biasanya digunakan untuk mengukur dilatasi ventrikel serta dapat juga
mampu menentukan lokasi serta ukuran dari temuan tersebut. Hasil dari MRI
lebih akurat.
a. Terapi Sementara
merupakan perawatan non bedah yang berfungsi untuk menekan sekresi dari
dilakukan oleh Elvidge pada tahun 1956 ditemukan bahwa acetazolamide oral
27
Acetazolamide juga dapat dikonsumsi oleh orang dewasa terutama bagi mereka
b. Operasi shunting
hidrosefalus dengan sistem shunt terdapat tabung yang fleksibel (Canady, 2002).
Sebelum akhir abad ke-19 shunt tidak diperkenalkan di dalam bidang kedokteran
yang lebih akurat terhadap hidrosefalus. Dengan dibantu oleh Wernicke, prosedur
dan pengenalan shunt dimulai. Shunt yang pertama kali dibuat memiliki tingkat
28
rentan dan tidak memadai. Kausch pertama kali berhasil melakukan operasi vp
shunt pada tahun 1905. Dalam kebanyakan kasus yang terjadi, vp-shunt berhasil
(Kim, 2015).
agar progresi penyakit tidak ke arah yang lebih buruk, dengan tujuan memperbaiki
kualitas hidup pasien. Pencegahan tersier ini biasanya dilakukan pasca operasi vp-
perawatan yang cukup intensif agar tidak terjadi infeksi pasca operasi
(Sugengmedica, 2012).
29
1. Sosiodemografi
-Jenis Kelamin
-Suku
-Agama
-Tingkat Pendidikan Orang Tua
-Pekerjaan Orang Tua
2. Alasan dibawa ke Rumah Sakit
3. Klasifikasi Hidrosefalus
4. Riwayat Persalinan
5. Tingkat Kesadaran Penderita
6. Riwayat Cedera/Jatuh
7. Penatalaksanaan medis
8. Sumber biaya
9. Lama rawatan rata-rata
10. Keadaan sewaktu pulang
11. Asal Rujukan
30
Utara. Pemilihan lokasi penelitian ini dengan pertimbangan bahwa data yang
diperlukan dalam penelitian ini tersedia. Selain itu rumah sakit ini merupakan
rumah sakit pusat rujukan dimana seluruh lapisan masyarakat datang untuk
berobat ke rumah sakit RSUP H. Adam Malik serta belum pernah di lakukan
Penelitian ini dilakukan di bulan Januari 2018 sampai dengan Juli 2018.
3.3.1 Populasi
orang.
31
rawat inap di RSUP H.Adam Malik Medan tahun 2014-2017, besar sampel sama
dengan jumlah populasi yaitu sebanyak 94 orang. Sampel dalam penelitian yang
3.5.2 Sosiodemografi
lainnya dan tercatat pada kartu status yang ada di rekam medik.
1. Perempuan
2. Laki-laki
atau ciri khas dan tercatat pada kartu status yang ada di rekam medik.
1. Batak
2. Jawa
3. Minang
4. Aceh
32
1. Islam
2. Kristen Protestan
3. Kristen Katolik
4. Budha
5. Hindu
e. Pekerjaan Orang Tua adalah Kegiatan yang dilakukan oleh orang tua
kongenital dan tercatat pada kartu status yang ada di rekam medik.
1. PNS
2. Wiraswasta
3. Petani
4. TNI/POLRI
5. Pegawai Swasta
6. Nelayan
7. Dan lain-lain
3.5.3 Alasan dibawa ke Rumah Sakit adalah alasan orang tua membawa anaknya
33
1. Kepala Membesar
2. Kejang
3. Penglihatan kabur dan berair
4. Gangguan Pendengaran
5. Penurunan Kesadaran
6. Sulit Bernapas
7. Benjol Pada Punggung
1. Hidrosefalus Komunikans
2. Hidrosefalus Non Komunikans
3.5.5 Riwayat Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
1. Operasi Sesar
2. Normal
3.5.6 Tingkat Kesadaran Penderita adalah keadaan pasien, yang terbagi menjadi
empat jenis yaitu Kompos mentis (keadaan seseorang sadar penuh), Apatis
terhadap rangsangan verbal, tetapi reflex kornea dan pupil masih baik).
1. Compos Mentis
2. Apatis
3. Somnolen
4. Semi-coma
34
atau jatuh.
1. Ya
2. Tidak
dirawat, terhitung dari tanggal mulai dirawat sampai keluar dan tercatat
3.5.9 Sumber biaya adalah biaya yang digunakan penderita hidrosefalus dan
1. BPJS
2. Mandiri
penderita hidrosefalus kongenital dan tercatat pada kartu status yang ada di
rekam medik.
1. Operasi
2. Operasi dan obat-obatan
hidrosefalus ketika keluar dari rumah sakit dan tercatat pada kartu status
35
1. Medan
2. Luar Medan
disajikan dalam bentuk narasi, tabel distribusi proporsi, dan diagram batang.
36
Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik berlokasi di Jalan Bunga Lau
No.17 Km 12 Kecamatan Medan Tuntungan Kotamadya Medan dan di bangun
diatas tanah seluas ± 10 Ha. Rumah sakit ini berdiri pada tanggal 21 Juli 1993.
Rumah sakit ini adalah rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes
No.355/Menkes/SK/VII/1990 yang telah memiliki fasilitas kesehatan yang
memenuhi standar dan tenaga kesehatan yang kompeten. Rumah sakit ini
ditetapkan menjadi Rumah Sakit Pendidikan sesuai dengan SK Menkes
No.502/Menkes/SKIX/1991jjjjserta berdasarkan surat keputusan
HK.02.02/MENKES/390/2014 sebagai pusat rujukan wilayah pembangunan yaitu
Wilayah A (Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Riau dan
Provinsi Aceh).
Visi tersebut diwujudkan melalui Misi RSUP H.Adam Malik Medan yaitu :
37
Cepat, Akurat, Terjangkau, Efisien, Nyaman. Adapun nilai-nilai yang dianut oleh
maka pelayanan medis harus diberikan dengan cara benar dan tanpa membedakan
golongan, agama, suku, dan kemampuan sesuai dengan azas keadilan sosial.
2. Memegang teguh dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika profesi dan norma-
norma religius.
3. Seluruh keputusan dan tindakan akan diambil sesuai dengan peraturan dan
dipertanggungjawabkan.
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dilengkapi berbagai
38
No Tahun f %
1 2017 25 26,6
2 2016 28 29,8
3 2015 16 17
4 2014 25 26,6
Total 94 100
diatas: menurut waktu tertinggi berada pada tahun 2016 yaitu 28 orang (29,8 %),
selanjutnya pada tahun 2017 dan 2014 yaitu 25 ( 26,6 %) dan terendah berada
39
Jenis Kelamin f %
Laki-laki 54 57,4
Perempuan 40 42,6
Total 94 100
Suku f %
Melayu 10 10,6
Batak 40 42,6
Aceh 9 9,6
Jawa 19 20,2
Minang 8 8,5
Tidak Tercatat 8 8,5
Total 94 100
Agama f %
Islam 68 72,3
Kristen Protestan 18 19.2
Katolik 8 8,5
Buddha 0 0
Hindu 0 0
Total 94 100
Pendidikan Orangtua f %
SD/sederajat 10 10,6
SMP/sederajat 16 17
SMA/sederajat 61 64,9
Akademik/Perguruan Tinggi 7 7,5
Total 94 100
Pekerjaan Orangtua f %
Wiraswasta 60 63,8
Petani 12 12,8
TNI/Polri 1 1,1
PNS 4 4,2
Pegawai Swasta 15 16
Nelayan 2 2,1
Total 94 100
40
kongenital berdasarkan jenis kelamin yang tertinggi ialah pada laki-laki sebanyak
berdasarkan suku yang tertinggi ialah suku Batak sebanyak 40 orang (42,6%) dan
terendah ialah suku Minang yaitu 8 orang (8,5%). Proporsi penderita hidrosefalus
orang (72,3%) dan terendah ialah Katolik yaitu 8 orang (8,5%), berdasarkan
tua yang terbanyak ialah wiraswasta yaitu 60 orang (63,8%) dan terendah ialah
2017 berdasarkan alasan dibawa ke rumah sakit dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
41
kongenital berdasarkan alasan di bawa ke rumah sakit yang tertinggi ialah kepala
sebanyak 2 orang (2,1%) dan terendah ialah penglihatan kabur dan berair serta
2017 berdasarkan klasifikasi hidrosefalus dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Klasifikasi Hidrosefalus f %
Hidrosefalus Obstruktif 48 51,1
Hidrosefalus Komunikans 46 48,9
Total 94 100
42
2017 berdasarkan riwayat persalinan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Riwayat Persalinan f %
Operasi Sesar 46 48,9
Normal 25 26,6
Tidak Tercatat 23 24,5
Total 94 100
persalinan operasi sesar sebanyak 45 orang (47,9%), dan riwayat persalinan yang
orang (28,7%).
2017 berdasarkan tingkat kesadaran penderita dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
43
sebanyak 8 orang (8,5%) dan terendah ialah somnolen yaitu 4 orang (4,3%).
2017 berdasarkan riwayat cedera/jatuh penderita dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Riwayat Cedera/Jatuh f %
Ya 20 21,3
Tidak 74 78,7
Total 94 100
44
2017 berdasarkan lama rawatan rata-rata dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata penderita
hidrosefalus kongenital 13,64 hari atau 14 hari. Standar deviasi sebesar 11,216
hari atau 11 hari dengan minimun lama rawatan 2 hari dan maksimum lama
rawatan 72 hari.
2017 berdasarkan penatalaksanaan medis dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Penatalaksanaan Medis f %
Operasi + Obat-obatan 50 53,2
Obat-obatan 44 46,8
Total 94 100
orang (46,8%).
45
2017 berdasarkan sumber biaya penderita dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Sumber Biaya f %
BPJS 80 85,1
Mandiri 14 14,9
Total 94 100
Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa proporsi penderita hidrosefalus
orang (85,1%) dan yang terendah ialah mandiri yaitu 14 orang (14,9%).
2017 berdasarkan keadaan sewaktu pulang penderita dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
berdasarkan keadaan sewaktu pulang yang tertinggi ialah pulang berobat jalan
46
2017 berdasarkan keadaan asal rujukan penderita dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Asal Rujukan f %
Medan 38 40,4
Luar Kota Medan 56 59,6
Total 94 100
berdasarkan asal rujukan yang tertinggi berasal dari luar kota medan sebanyak 56
orang (59,6%) dan terendah berasal dari medan yaitu 38 orang (40,4%).
47
Tabel 4.13 Distribusi Proporsi Alasan Dibawa Ke Rumah Sakit Penderita Hidrosefalus Berdasarkan Klasifikasi Hidrosefalus
di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2014-2017
Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat bahwa dari 48 orang penderita hidrosefalus kongenital dengan klasifikasi hidrosefalus
obstruktif, proporsi alasan dibawa ke rumah sakit tertinggi adalah alasan kepala membesar sebanyak 25 orang (52 %), kejang
sebanyak 11 orang (22,9%), sulit bernapas sebanyak 8 orang (16,7%), penurunan kesadaran 3 orang (6,3%), benjol pada punggung
sebanyak 1 orang (2,1%) dan gangguan pendengaran dan penglihatan kabur dan berair tidak ada. Dari 48 orang penderita
hidrosefalus kongenital dengan klasifikasi hidrosefalus Komunikans, proporsi alasan dibawa ke rumah sakit tertinggi dengan alasan
kepala membesar sebanyak 29 orang (63%), kejang sebanyak 9 orang (19,6%), penurunan kesadaran yaitu 1 orang (2,2%), kesulitan
48
gangguan pendengaran 1 0rang (2,2%) dan penglihatan kabur dan berair 1 orang
(2,2%).
orang (58,7%).
dengan klasifikasi hidrosefalus. Hal ini diperoleh dari hasil uji chi-square dengan
p < 0,05.
49
proporsi keadaan sewaktu pulang tertinggi adalah pulang berobat jalan sebanyak
(28%), meninggal sebanyak 5 orang (10%%) dan terendah ialah sembuh yaitu 1
pulang atas permintaan sendiri sebanyak 8 orang (18,2%), dan terendah ialah
pulang dengan penatalaksanaan medis. Hal ini diperoleh dari hasil uji chi-square
50
hidrosefalus dengan jenis kelamin. Hal ini diperoleh dari hasil uji chi-square
51
hidrosefalus dengan sumber biaya berasal dari BPJS memiliki lama rawatan rata-
rata 13,69 hari atau 14 hari dengan standar deviasi 11,802. Dari 14 orang
penderita hidrosefalus dengan sumber biaya mandiri memiliki lama rawatan rata-
Tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara lama rawatan rata-
rata dengan sumber biaya. Hal ini diperoleh dari hasil uji chi-square dengan p >
0,05.
52
kongenital tertinggi pada tahun 2016 (30%) dan yang terendah berada pada tahun
2015 (17%). Pada tahun 2016, penderita hidrosefalus yang berjenis kelamin laki-
laki ada 18 orang dan perempuan ada 10 orang. Pada tahun 2015, penderita
hidrosefalus yang berjenis kelamin laki-laki ada 6 orang dan perempuan ada 10
orang.
53
a. Jenis Kelamin
terbanyak pada jenis kelamin laki-laki. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sitepu (2011) di RSUP H. Adam Malik Medan. Hal ini sesuai juga
dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami (2013), dengan judul Initial brain
54
(57%) yang berjenis kelamin laki-laki dan 25 orang (43%) yang berjenis kelamin
perempuan. Namun bukan berarti jenis kelamin laki-laki lebih berisiko terkena
hidrosefalus dari pada perempuan. Umumnya, insidensi sama pada pria dan
b. Suku
hidrosefalus kongenital berdasarkan suku adalah suku batak (42,6%) dan suku
55
c. Agama
kongenital tertinggi berdasarkan agama adalah agama islam (72,3%) dan terendah
adalah agama katolik (8,5%). Hal ini bukan berarti bahwa agama islam lebih
serta kunjungan terbanyak ke RSUP H. Adam Malik Medan yaitu yang beragama
islam.
56
anak menderita hidrosefalus, karena seperti yang kita ketahui bahwa hidrosefalus
57
ini:
dan yang terendah adalah TNI/Polri (1,1%). Belum ada penelitian yang
hidrosefalus, karena seperti yang kita ketahui bahwa hidrosefalus ini merupakan
kelainan kongenital.
58
berdasarkan alasan dibawa ke rumah sakit dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
berdasarkan alasan dibawa ke rumah sakit adalah kepala membesar (57,2%). Hal
ini sesuai dengan jurnal oftalmologi Indonesia oleh Rosalina (2007), di mana 90%
59
kelamin laki-laki ada 35 orang dan perempuan ada 19 orang. Untuk alasan dibawa
ke rumah sakit yaitu kejang, yang berjenis kelamin laki-laki ada 9 orang dan
berjenis kelamin perempuan ada 11 orang. Untuk alasan dibawa ke rumah sakit
yaitu sulit bernapas yang berjenis kelamin laki-laki ada 8 orang dan perempuan
ada 4 orang. Untuk alasan dibawa ke rumah sakit yaitu penurunan kesadaran yang
berjenis kelamin laki-laki ada 1 orang dan perempuan ada 3 orang. Untuk alasan
dibawa ke rumah sakit yaitu benjol pada punggung dan gangguang pendengaran
Untuk alasan dibawa ke rumah sakit yaitu penglihatan kabur dan berair yaitu 1
kepala membesar rata-rata berusia 5 bulan. Pada alasan dibawa ke rumah sakit
yaitu kepala membesar ada satu keterangan yang menyatakan ibu melakukan
aborsi dengan memakan obat-obatan. Bayi tersebut tidak berhasil di aborsi dan
kini bayi tersebut menderita hidrosefalus obstruktif. Bayi ini berjenis kelamin
laki-laki dan berusia 1 bulan ketika pertama kali datang ke rumah sakit.
60
adalah hidrosefalus komunikans yaitu 49%. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Rahmayani (2017) tentang Profil Klinis dan Faktor Risiko
komunikans sebanyak 41,25%. Hal ini sama juga dengan penelitian yang
61
Yaeni (2013) Operasi sesar merupakan persalinan buatan di mana janin dilahirkan
melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan saraf rahim
dalam keadaan utuh serta berat di atas 500 gram. Beberapa indikasi yang
mengharuskan ibu melakukan operasi sesar salah satunya ialah partus lama
disebabkan oleh kontraksi uterus yang tidak kuat, tulang panggul yang sempit,
62
berdasarkan tingkat kesadaran penderita dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
compos mentis 80%. Compos mentis berarti keadaan seseorang sadar penuh dan
obstruktif.
63
(96%). Menurut Apriyanto (2013) etiologi hidrosefalus pada anak terbagi menjadi
terjadi akibat masa prenatal, namun tidak menutup kemungkinan untuk terjadi
pada masa prenatal disertai postnatal misalnya bayi tersebut sudah terkena
stenosis pada akuaduktus Sylvii, namun tidak timbul gejala. Gejala baru timbul
64
terkena hidrosefalus. Tidak menutup kemungkinan gejala yang timbul cukup lama
akibat hidrosefalus kongenital. Hal inilah diperlukan pengawasan yang penuh dari
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014-2017 berdasarkan lama rawatan rata-
rata yaitu dengan lama rawatan rata-rata penderita hidrosefalus kongenital 13,64
hari atau 14 hari. Simpangan baku (SD) sebesar 11,216 hari atau 11 hari dengan
minimun lama rawatan 2 hari dan maksimum lama rawatan 72 hari. Karakteristik
penderita hidrosefalus yang lama rawatannya 2 hari ada 3 orang (3,2%) dengan 2
65
Dari gambar di atas dapat kita lihat bahwa penatalaksanaan medis tertinggi
adalah operasi dan obat-obatan (53%) dan yang terendah adalah obat-obatan
(47%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Imron (2015) di
mana penderita yang datang berobat ke Rumah Sakit Hasan Sadikin sebanyak 102
operasi akan memperkecil angka kejadian infeksi karena apabila semakin tua
66
jenis obat yang digunakan yaitu acetazolamide (jenis obat yang diminum) dan
furosemide (jenis obat suntik). Dalam penelitian yang dilakukan Bigio (2016)
67
berdasarkan sumber biaya yang digunakan untuk berobat adalah BPJS (85,1%),
dan yang terendah adalah mandiri (14,9%). Hal ini sama dengan penelitian yang
RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2011, yang menyatakan bahwa penderita
yang besar yaitu bagi pasien yang melakukan operasi serta perawatan pasca
sumber biaya yaitu BPJS ada 8 orang yang meninggal. Pada sumber biaya mandiri
ada 4 orang pasien hidrosefalus yang meninggal dengan 3 orang penderita telah
melakukan operasi, hal tersebut dikarenakan tidak adanya biaya orang tua pasien
untuk melakukan pengobatan lebih lanjut berupa perawatan luka sehabis operasi
vp-shunt dan kondisi terakhir yang di alami penderita tersebut yaitu gagal napas.
68
berdasarkan keadaan sewaktu pulang dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
pada penderita hidrosefalus yaitu pulang berobat jalan sebesar 61% dan yang
paling rendah adalah meninggal yaitu 1%. Hal ini dikarenakan masih
yang menjalankan operasi Vp shunt. Pada operasi Vp shunt, komplikasi bisa saja
infeksi implan shunt yang berujung pada infeksi otak, penggumpalan darah,
karena VP shunt dan hernia inguinalis (Kim, 2015). Oleh karena itu, perlu
69
perempuan ada 4 orang dan laki-laki ada 10 orang, rata-rata usia penderita
hidrosefalus yang meninggal yaitu 5 bulan. Selain itu, penderita hidrosefalus yang
tekanan parsial normal O2 dan atau CO2 di dalam darah sehingga mengakibatkan
kematian. Penderita hidrosefalus yang sembuh ada 1 orang, penderita ini berusia
laki-laki. Penderita ini melakukan operasi, dan keadaan terakhir jumlah cairan
70
kongenital tertinggi berdasarkan asal rujukan yaitu berasal dari luar kota medan
yaitu 60%, dan dari kota medan yaitu 40 %. Hal ini karena RSUP H. Adam Malik
merupakan rumah sakit tipe A, di mana dari provinsi lain selain sumatera utara
seperti provinsi sumatera barat, provinsi riau dan provinsi aceh datang untuk
berobat terutama untuk jenis penyakit yang hanya lengkap fasilitasnya di rumah
sakit tipe A. Asal Rujukan dari luar kota Medan meliputi daerah yaitu Serdang
Bedagai, Aceh, Labuhan Batu, Langkat, Binjai, Pulau Siantar, Tobasa, Asahan,
71
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa dilihat bahwa dari seluruh
banyak ialah kepala membesar yaitu 52%, pada hidrosefalus komunikans alasan
membawa ke rumah sakit yang paling banyak adalah kepala membesar 63%. Hal
ini sesuai dengan penelitian Sitepu (2011) pada hidrosefalus obstruktif, keluhan
72
yaitu pembesaran kepala 84,9%. Untuk alasan dibawa ke rumah sakit yaitu kepala
ada 10 orang dan laki-laki ada 15 orang. Untuk alasan dibawa ke rumah sakit
akan tampak pembesaran kepala karena sutura belum menutup secara sempurna.
Hal inilah yang menyebabkan gejala awal kepala yang membesar pada penderita
hidrosefalus perlu di perhatikan oleh para orang tua. Orang tua harus berperan
aktif dalam melihat masa pertumbuhan dan perkembangan anak terutama pada
bagian lingkar kepala. Pembesaran kepala ini harus dipantau dari waktu ke waktu,
dengan mengukur lingkar kepala (Harsono, 2011). Ukuran lingkar kepala normal
untuk usia 0-2 tahun pada laki-laki dan perempuan adalah 31-38 cm (WHO,
2014).
73
74
upaya mengurangi sekresi cairan dari pleksus khoroid atau upaya meningkatkan
absorpsinya dan tidak dapat mengatasi obstruksi yang menjadi sumber masalah
utama yang menjadi penyebab pada kelainan ini untuk itu lebih disarankan
medis berdasarkan klasifikasi hidrosefalus. Hal ini diperoleh dari hasil uji chi-
75
pulang tertinggi adalah pulang berobat jalan sebanyak 60%, dan penderita
keadaan sewaktu pulang tertinggi adalah pulang berobat jalan sebanyak 61,3%.
dan obat-obatan sebesar 10% dikarenakan orang tua pasien tidak efektif dalam
Sementara dalam hal pasca operasi, diperlukan follow up yang rutin sesuai
anjuran dokter agar tidak terjadi hal buruk misalnya infeksi pasca operasi.
pulang berdasarkan penatalaksanaan medis. Hal ini diperoleh dari hasil uji chi-
76
yang tertinggi adalah obstruktif sebanyak 60%. Dalam Espay (2010) dijelaskan
maupun yang komunikans. seperti halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh
rahmayani (2017) tentang profil klinis dan faktor risiko hidrosefalus komunikans
obstruktif yaitu 62,96% dari 54 orang laki-laki, sementara untuk yang berjenis
77
hidrosefalus berdasarkan jenis kelamin. Hal ini diperoleh dari hasil uji chi-square
hidrosefalus berdasarkan sumber biaya yaitu BPJS adalah 14 hari dan Mandiri
adalah 13 hari. Tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara antara lama
78
79
6.1 Kesimpulan
tahun 2016.
suku yaitu suku batak, berdasarkan agama yaitu agama islam, berdasarkan tingkat
yaitu wiraswasta.
rata, diperoleh lama rawatan rata-rata yaitu 13,64 hari atau 14 hari.
80
13. Tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara alasan dibawa ke rumah
15. Tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara keadaan sewaktu pulang
16. Tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara klasifikasi hidrosefalus
17. Tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara lama rawatan rata-rata
81
shunt.
TORCH untuk mengetahui apakah terjadi infeksi agar dapat diobati sedini
mungkin dan apabila ibu sudah hamil sebaiknya tetap dilakukan pemeriksaan
tersebut.
3. .Diharapkan bagi pihak RSUP H.Adam Malik Medan terkhusus bagian rekam
medis, agar melengkapi pencatatan rekam medik, baik yang di komputer ataupun
82
Apriyanto., Rhonaz PA., dan Fadillah S., 2013. Hydocephalus Pada Anak.
Volume_1,Nomor_1,Mei_2013.Jambi.https://media.neliti.com/media/ ID-
hidrosefalus-pada-anak.pdf. Diakses tanggal 4 januari 2018.
83
Gautam,Vinod K., Ravinder S., Sarbjeet K., 2014. Hydrocephalus Treated With
Vp Shunt: A Clinical Audit. International Journal Of Health 2 (2) 2014
26-29. Departemen of Neurosurgery and Departement of Epidemiology,
University of Delhi. http://www.sciencepubco.com.php.IJH._Diakses
tanggal 18 Mei 2018
84
Jeng, S., Gupta N., Wrensch M., Zhao S., dan Wu YW., 2011. Prevalence of
Congenital Hydrocephalus in California, 1991-2000.Volume_45,Issue
2, August__2011._https://www.ncbi.nlm.nih.gov/._Pages:67-71._Diakses
tanggal 21 Januari 2018.
Kadia, BM., Desmond A., Frank LT., Ndemazie NB., dan Christian SD., 2017.
Spina Bifida Cystica And Severe Congenital Bilateral Talipes
Equinovarus In One Twin Of A Monoamniotic Pair: A Case Report.
PMC:_US_National_Library_Of_Medicine.https://www.ncbi.nlm.nih.
Diakses tanggal 21 Januari 2018.
Kalyvas, AV., Theodosis K., Mantha O., Georgios DL., George S., Gorge AA.,
2016. Maternal Enviromental Risk Factors For Congenital
Hydrocephalus: A Systematic Review. Department of Neurosurgery
Evangelismos Hospital, University of Athens. Jurnal Of Neurosurgery
Volume 41(5):E3 November 2016. http://www.thejns.10.3171/ Diakses
tanggal 20 Mei 2018.
Kim, YT., Jung YK., Young TK., 2015. Shunt For The Hydrocephalus: The
Past an The Present. South Korea, Department of Brain and Cognitive
Engineering, Korea University, Seoul. https://cyberleninka.run/shunt-
for-the-hydrocephalus. Diakses tanggal 16 Mei 2018.
85
Kurnia, DA., Ayah AP., dan Melfi R., 2017. Holoprosensefali. Kepaniteraan
Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas
Riau.https://kupdf.com/downloadFile/59faa526e2b6f51977289770.
Diakses tanggal 17 Januari 2018.
Nemerimana, M., Margaret NC., dan Eunice AO., 2017. Risk Factors Associated
With Severity of Intellectual Disability (Mental Reterdation)
Attending Kenyatta National Hospital. Department of Nursing Sciences,
University of Nairobi Kenya. Neurology Research International.
https://www.ncbi.nlm.nih./PMC5932422. Diakses tanggal 20 Mei 2018.
Novariani., M., Elisabeth SH., dan Suryono YP.,2008. Faktor Risiko Sekuele
Meningitis Bakterial pada Anak. SMF Ilmu Kesehatan Anak FK-
UGM/RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta. Sari Pediatri, Vol.9, No.5.
https://www.researchgate_Faktor_Risiko_Sekuele_Meningitis//._Diakses
tanggal 18 Maret 2018.
86
Rahmayani, DD., Prastiya IG., dan Budi U., 2017. Profil Klinis dan Faktor
Risiko Hidrosefalus komunikans dan Non Komunikans pada Anak di
RSUD dr. Soetomo. Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
Volume 19, Nomor 1, Juni 2017.https://saripediatri.org/index.php/sari-
pediatri/article/download/1085/pdf.Diaksestanggal 13 Desember 2017.
Rosalina, D., Lina PH., Uyi U., dan Diany Y., 2007. Dandy Walker Syndrome
In 7 Month-Old Boy. Department of Ophthalmology. Medical Faculty
Airlangga University, Dr.Soetomo Hospital. Surabaya. Jurnal Oftalmologi
Indonesia Vol.5. No 3.Hal: 227-230. http://journal.unair.ac.id/. Diakses
tanggal 19 Februari 2018.
Salvador, SF., Joao SH., Missae M., Rui MCV., dan Henrique PB., 2014.
Hydrocephalus in Children Less Than 1 Year Of Age in Northern
Mozambique.Surgical.Neurology.International.https://www.ncbi.nlm.nih-
gov. Diakses tanggal 17 Maret 2018.
87
Sugengmedica.,_2012._Pencegahan_Hydrocephalus._https://sugengmedica.
Diakses tanggal 22 Januari 2018
Sunarwati, TS., dan Muzal K., 2000. Reterdasi Mental. Sari Pediatri, Vol.2
No.3 Desember 2000: 170-177. https://saripediatri.org/index.php/sari-
pediatri/download/1036/966.Diakses tanggal 26 januari 2018.
Titlic, M., Stanko A., Kresimir K., Anamarija S., dan Ana BT., 2015.
Morphological Manifestations of Dandy Walker Syndrome in Female
Members of a Family. University of Split, Hospital Center Split,
Department of Neurology and Department of Radiology, Croatia.
http://ncbi.nlm.nih.gov. Diakses tanggal 12 Februari 2018.
88
Yusuf, AS., Habeeb KO., Nurudeen AA., Rukeme OA., Sikiru OA., Hakeem GI.,
2017. Management and Outcome of Infantile Hydrocephalus in a
Tertiary Health Institution in Nigeria. Journal of Neurosciences in
Rural Practice Apr-Jun; 8(2): 249-253. Http://www.ncbi.nml.nih.gov/pmc.
Diakses tanggal 20 Mei 2018.
Yi, L., Chaomin W., Changfei D., Xiaohong L., Kui D., Yi M., Jun Z., Yanping
W dan Li D., 2017. Changes In Prevalence And Perinatal Outcomes Of
Congenital Hydrocephalus Among Chinese Newborns: A
Retrospective Analysis Based On The Hospital-Based Birth Defects
Surveillance System. PMC : US National Library of_Medicine.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/. Diakses tanggal 21 Januari 2018.
89
Zahl, SM., Arild E., Eirik H., Knut W., 2011. Benign External Hydrocephalus:
A Review With Emphasis On Management. Department of
Neurosurgery Haukeland University Hospital, Bergen Norway. Neurosurg
Rev (2011) 34:417-432. http://www/ncbi.nml.nih.gov/PMC3171. Diakses
tanggal 20 Mei 2018.
Zhang, S., Lingqing H., Jie C., Biyun X., Yi HZ., dan Yali H., 2014.
Cytomegalovirus Seroprevalence in Pregnant Women and Association
with Adverse Pregnancy/Neonatal Outcomes in Jiangsu Province,
China. Department of Obstetrics and Gynecology, Nanjing Drum Tower
Hospital, Nanjing University Medical School, Jiangsu, China. September
2014 Vol:9 Issue 9 e107645. https://www.ncbi.nlm.nih.//_PMC4161444.
Diakses tanggal 20 Mei 2018.
90
91
92
93
94
96
Jenis Kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1 54 57,4 57,4 57,4
2 40 42,6 42,6 100,0
Total 94 100,0 100,0
Suku
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Melayu 10 10,6 10,6 10,6
batak 40 42,6 42,6 53,2
aceh 9 9,6 9,6 62,8
jawa 19 20,2 20,2 83,0
minang 8 8,5 8,5 91,5
tdk trctt 8 8,5 8,5 100,0
Total 94 100,0 100,0
Agama
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1 68 72,3 72,3 72,3
3 8 8,5 8,5 80,9
2 18 19,2 19,2 100,0
Total 94 100,0 100,0
Pendidikan Orangtua
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 4 7 7,5 7,5 7,5
1 10 10,6 10,6 18,1
3 61 64,9 64,9 83,0
2 16 17,0 17,0 100,0
Total 94 100,0 100,0
98
Pekerjaan orangtua
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 6 2 2,1 2,1 2,1
5 15 16,0 16,0 18,1
2 12 12,8 12,8 30,9
4 4 4,2 4,2 35,1
3 1 1,1 1,1 36,2
1 60 63,8 63,8 100,0
Total 94 100,0 100,0
Alasan_Dibawa ke RS
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 7 2 2,1 2,1 2,1
3 1 1,1 1,1 3,2
2 20 21,3 21,3 24,5
1 54 57,4 57,4 81,9
4 1 1,1 1,1 83,0
5 4 4,2 4,2 87,2
6 12 12,8 12,8 100,0
Total 94 100,0 100,0
Klasifikasi_hidrosefalus
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Obstruktif 48 51,1 51,1 51,1
Komunikans 46 48,9 48,9 100,0
Total 94 100,0 100,0
99
Riwayat Cedera/Jatuh
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 2 74 78,7 78,7 78,7
1 20 21,3 21,3 100,0
Total 94 100,0 100,0
100
Penatalaksanaan medis
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Operasi+Obat-
50 53,2 53,2 53,2
obatan
Obat-obatan 44 46,8 46,8 100,0
Total 94 100,0 100,0
Pembiayaan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1 80 85,1 85,1 85,1
2 14 14,9 14,9 100,0
Total 94 100,0 100,0
101
Asal_Rujukan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 2 56 59,6 59,6 59,6
1 38 40,4 40,4 100,0
Total 94 100,0 100,0
102
Chi-Square Tests
Asymptotic
Value df Significance (2-sided)
Pearson Chi-Square 4,789a 6 ,571
Likelihood Ratio 5,633 6 ,466
Linear-by-Linear Association 1,517 1 ,218
N of Valid Cases 94
a. 8 cells (57,1%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,49.
103
Chi-Square Tests
104
105
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 3,569a 3 ,312
Likelihood Ratio 3,977 3 ,264
Linear-by-Linear
,634 1 ,426
Association
N of Valid Cases 94
a. 2 cells (25,0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is ,47.
d. Klasifikasi Hidrosefalus Berdasarkan Jenis Kelamin
106
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig.
Value df (2-sided) sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 2,225a 1 ,136
Continuity Correctionb 1,646 1 ,199
Likelihood Ratio 2,236 1 ,135
Fisher's Exact Test ,150 ,100
Linear-by-Linear
2,201 1 ,138
Association
N of Valid Cases 94
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19,57.
b. Computed only for a 2x2 table
107
108
109
110