SKRIPSI
OLEH
YUNI ALVIONITA BR. TARIGAN
NIM : 121000291
OLEH
YUNI ALVIONITA BR. TARIGAN
NIM : 121000291
2014-2015” ini beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan saya
tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan
ini saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
karya saya ini atau klaim dari pihak lain terhadap karya saya ini.
i
HALAMAN FENGESAHAN
Disahkan oleh:
Komisi Pembimbing
Asma Bronkial adalah salah satu penyakit kronik yang menyerang antara
100-150 juta orang di seluruh dunia. Berdasarkan data RISKESDAS tahun 2013
prevalensi asma di Sumatera Utara sebesar 2,4%.
Tujuannya mengetahui karakteristik penderita Asma Bronkial yang
dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015. Penelitian
deskriptif dengan desain case series dan analisis data menggunakan Chi-Square,
Fisher’s Exact Test, dan Mann-Whitney. Populasi adalah semua penderita Asma
Bronkial Dewasa pada tahun 2014-2015 yang berjumlah 91 orang dan sampel
adalah total populasi.
Proporsi tertinggi penderita Asma Bronkial Dewasa tahun 2014-2015 pada
kelompok umur 45-54 tahun berdasarkan jenis kelamin laki-laki sebesar 24,2%
dan pada kelompok umur 45-54 tahun dan 55-64 tahun berdasarkan jenis kelamin
perempuan sebesar 24,1%, suku Batak (56,0%), pekerjaan Ibu Rumah Tangga
(29,7%), tingkat pendidikan SMA (41,8%), tempat tinggal Luar Kota Medan
(64,8%), faktor pencetus non alergen (53,8%), riwayat serangan berulang
(86,8%), tidak ada riwayat keluarga (63,7%), lama rawatan rata-rata (10 hari),
bukan biaya sendiri (93,4%), dan pulang berobat jalan (89,0%). Tidak terdapat
perbedaan proporsi umur berdasarkan riwayat keluarga (p=0,119), umur
berdasarkan riwayat serangan (p=1,000), jenis kelamin berdasarkan riwayat
keluarga (p=0,359), jenis kelamin berdasarkan riwayat serangan (p=0,525), lama
rawatan rata-rata berdasarkan umur (p=0,258), lama rawatan rata-rata berdasarkan
jenis kelamin (p=0,480). Terdapat perbedaan proporsi jenis kelamin berdasarkan
faktor pencetus (p=0,005).
Pihak rumah sakit diharapkan agar melengkapi pencatatan kartu status
pasien terutama data suku, pekerjaan, pendidikan, faktor pencetus, dan riwayat
keluarga. Aktivitas promosi kesehatan tentang upaya preventif tentang asma
bronkial harus diintensifkan oleh petugas kesehatan.
iii
ABSTRACT
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas kasih dan anugerahnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang
penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Dalam pembuatan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu dalam kesempatan
1. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan
USU dan Dosen Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu dan
petunjuk, saran, dan bimbingan kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
5. Bapak Prof. Dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH selaku Dosen Penguji I.
v
6. Ibu dr. Fazidah A Siregar, M.Kes, PhD selaku Dosen Penguji II.
7. Ibu DR. dr. Linda Trimurni Maas, MPH selaku Dosen Pembimbing
Akademik.
penelitian ini.
9. Adik tercinta Ari Firdaus Tarigan dan Wahyu Satri Gatra Tarigan, terima
Valencia, Welsa, dan Yakinken. Terima kasih atas kesetiaan dan perhatian
Oleh karena itu, kritik dan saran sangat peneliti harapkan untuk perbaikan.
Peneliti
vi
DAFTAR ISI
Halaman
vii
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 26
3.1 Desain Penelitian ............................................................... 26
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................ 26
3.2.1 Lokasi penelitian ................................................... 26
3.2.2 Waktu penelitian ................................................... 26
3.3 Populasi dan Sampel ......................................................... 26
3.3.1 Populasi ................................................................. 26
3.3.2 Sampel ................................................................... 26
3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................... 27
3.5 Definisi Operasional Variabel Penelitian .......................... 27
3.6 Teknik Analisis Data ......................................................... 30
viii
5.1.1 Distribusi Proporsi Umur dan Jenis Kelamin ........ 46
5.1.2 Distribusi Proporsi Berdasarkan Sosiodemo-
grafi ....................................................................... 48
5.1.3 Distribusi Proporsi Berdasarkan Faktor
Pencetus ................................................................. 53
5.1.4 Distribusi Proporsi Berdasarkan Riwayat
Serangan ................................................................ 54
5.1.5 Distribusi Proporsi Berdasarkan Riwayat
Keluarga ................................................................ 55
5.1.6 Lama Rawatan Rata-rata Penderita Asma
Bronkial Dewasa yang Dirawat Inap di RSUP
H. Adam Malik Medan Tahun 2014-2015 ............ 56
5.1.7 Distribusi Proporsi Berdasarkan Sumber Biaya .... 56
5.1.8 Distribusi Proporsi Berdasarkan Keadaan
Sewaktu Pulang ..................................................... 58
5.2 Analisa Statistik ................................................................ 59
5.2.1 Umur Berdasarkan Riwayat Keluarga ................... 59
5.2.2 Umur Berdasarkan Riwayat Serangan .................. 61
5.2.3 Jenis Kelamin Berdasarkan Faktor Pencetus ........ 62
5.2.4 Jenis Kelamin Berdasarkan Riwayat Keluarga ..... 63
5.2.5 Jenis Kelamin Berdasarkan Riwayat Serangan ..... 64
5.2.6 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Umur ........ 66
5.2.7 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Jenis
Kelamin ................................................................. 67
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
x
Tabel 4.11 Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Faktor
Pencetus Penderita Asma Bronkial Dewasa yang Dirawat
Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014-2015 ..... 42
Tabel 4.12 Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Riwayat
Keluarga Penderita Asma Bronkial Dewasa yang Dirawat
Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014-2015 ..... 42
Tabel 4.13 Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Riwayat
Serangan Penderita Asma Bronkial Dewasa yang Dirawat
Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014-2015 ..... 43
Tabel 4.14 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Umur Penderita
Asma Bronkial Dewasa yang Dirawat Inap di RSUP H.
Adam Malik Medan Tahun 2014-2015 ................................. 44
Tabel 4.15 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Jenis Kelamin
Penderita Asma Bronkial Dewasa yang Dirawat Inap di
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014-2015.................. 45
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xii
Gambar 5.11 Diagram Bar Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan
Riwayat Keluarga Penderita Asma Bronkial Dewasa
Yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan
Tahun 2014-2015................................................................. 60
Gambar 5.12 Diagram Bar Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan
Riwayat Serangan Penderita Asma Bronkial Dewasa
yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan
Tahun 2014-2015................................................................. 61
Gambar 5.13 Diagram Bar Distribusi Proporsi Jenis Kelamin
Berdasarkan Faktor Pencetus Penderita Asma Bronkial
Dewasa yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik
Medan Tahun 2014-2015 .................................................... 62
Gambar 5.14 Diagram Bar Distribusi Proporsi Jenis Kelamin
Berdasarkan Riwayat Keluarga Penderita Asma Bronkial
Dewasa yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik
Medan Tahun 2014-2015 .................................................... 63
Gambar 5.15 Diagram Bar Distribusi Proporsi Jenis Kelamin
Berdasarkan Riwayat Serangan Penderita Asma Bronkial
Dewasa yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik
Medan Tahun 2014-2015 .................................................... 65
Gambar 5.16 Diagram Bar Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan
Umur Penderita Asma Bronkial Dewasa yang Dirawat
Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun
2014-2015 ............................................................................ 66
Gambar 5.17 Diagram Bar Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan
Jenis Kelamin Penderita Asma Bronkial Dewasa yang
Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun
2014-2015 ............................................................................ 67
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Master Data
Lampiran 2 : OutPut SPSS
Lampiran 3 : Surat Permohonan Penelitian
Lampiran 4 : Ethical Clearance (Klirens Etik)
Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 6 : Surat Selesai Penelitian
xiv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Pendidikan Formal
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Asma bronkial adalah salah satu penyakit kronik yang menyerang antara
100-150 juta orang di seluruh dunia (Junaidi, 2010). Asma bronkial bukan hanya
Initiative for Asthma) pada kongres asma sedunia di Barcelona tahun 1998
menetapkan tanggal 7 Mei 1998 sebagai “Hari Asma Sedunia” untuk pertama
kalinya (Depkes, 2009). Data dari GINA pada tahun 2000-2003, prevalensi asma
pada anak usia 13-14 tahun tertinggi adalah di negara Pulau Man (dalam bahasa
Inggris : Isle of Man) yaitu sebesar 15,6% dan terendah adalah di negara Nepal
Allergies in Childhood) tahun 2010, untuk kelompok usia 13-14 tahun, dilaporkan
prevalensi asma dengan gejala mengi dalam 12 bulan sangat besar, mulai
Pada kelompok usia 6 dan 7 tahun, orangtua melaporkan prevalensi asma dalam
12 bulan dengan gejala mengi sebesar 4,1-32,1% dengan kasus terendah di India,
Indonesia, Iran dan Malaysia dan tertinggi di Australia, Brazil, Costa Rica,
1
2
7,8% dan terendah di provinsi Lampung sebesar 1,6%, sedangkan prevalensi asma
di Sumatera Utara adalah sebesar 2,4%. Prevalensi asma menurut umur, tertinggi
adalah pada umur 25-34 tahun sebesar 5,7% dan terendah adalah pada umur <1
tahun sebesar 1,5%. Prevalensi asma menurut jenis kelamin, tertinggi adalah pada
jenis kelamin perempuan sebesar 4,6% dan terendah pada jenis kelamin laki-laki
sebesar 4,4%.
penyakit asma tertinggi adalah di Kabupaten Nias Selatan sebesar 5,9% dan
Medan adalah sebesar 2,6%. Prevalensi asma menurut umur, tertinggi adalah pada
umur ≥75 tahun sebesar 10,2% dan terendah adalah pada umur <1 tahun sebesar
0,6%. Prevalensi asma menurut jenis kelamin, tertinggi adalah pada jenis kelamin
laki-laki sebesar 1,9% dan terendah adalah pada jenis kelamin perempuan sebesar
1,7%.
Fauziah Bireuen, yang dirawat inap di ruang penyakit dalam, tahun 2002 terdapat
42 penderita asma bronkial (1,49%) dan pada tahun 2003 terdapat 95 penderita
asma bronkial (2,73%). Sedangkan dari penelitian Julienson Sipayung tahun 2005
di RSU Pirngadi Medan, yang dirawat inap di bagian penyakit dalam, tahun 2002
terdapat 86 penderita asma bronkial (21,4%), dan pada tahun 2003 terdapat 89
Data dari Puskesmas Medan Johor tahun 2015 terdapat 214 penderita asma
Penderita terbanyak adalah pada usia 45-54 tahun yaitu sebesar 42 kasus dan
Data dari RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2011 terdapat 103
penderita, tahun 2012 terdapat 99 penderita dan tahun 2013 terdapat 124 penderita
Data yang diperoleh dari RSUP H. Adam Malik Medan pada survei
pendahuluan tercatat penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap pada
tahun 2014-2015 sebanyak 91 orang. Mengacu pada latar belakang di atas maka
antara lain: umur, jenis kelamin, suku, pekerjaan, pendidikan, dan daerah
asal/tempat tinggal.
4
keluarga.
serangan.
1. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pihak RSUP H. Adam Malik
3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian
yang sama.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Sejarah
Asma adalah penyakit yang setua artefak. Kertas papirus Mesir yang
ditemukan sekitar tahun 1870 berisi resep untuk asma yang ditulis dalam huruf
hieroglif yang menuliskan campuran herbal yang dipanaskan di atas batu agar
Yunani “Hippocrates” adalah orang yang pertama kali menggunakan istilah “asma
(asthma)”, asma berasal dari bahasa Yunani, yakni azein yang artinya “sulit
lebih dari 2.000 tahun yang lalu, tetapi sampai sekarang penyakit ini masih
dianggap sebagai penyakit yang disebabkan oleh “roh”. Pada abad ke-17 dan ke-
napas. Pada tahun 1678, dokter Thomas Willis mendeskripsikan asma sebagai
obstruksi dari luar tubuh”. Sir John Floyer pada tahun 1698 pertama kali
menyatakan bahwa asma disebabkan oleh spasme (kejangnya) otot polos bronkus.
6
7
2.1.2 Definisi
saluran napas yang reversibel baik secara spontan maupun dengan pengobatan; 2)
yang sudah tidak memiliki kerangka cincin-cincin tulang rawan, sehingga terjadi
Penyebab asma adalah alergi atau peka terhadap berbagai bahan seperti: butir-
butir sari bunga, bulu kucing, spora jamur, dan sebagainya. Pada waktu serangan
asma, sering ekspirasinya disertai bunyi: “ngiik, ngiiiik” yang panjang, karena
udara yang dihembuskan keluar melalui pipa yang sangat sempit. Dengan adanya
bunyi tersebut, di daerah Jawa penyakit asma dinamakan pula sakit mengi
(Irianto, 2014).
Adapun definisi asma bronkial, ada 3 hal yang penting yaitu sebagai
2.2 Epidemiologi
Angka kejadian asma pada anak dan bayi lebih tinggi daripada orang
dewasa, meskipun demikian asma dapat timbul sembarang waktu. Ada bayi
berumur kurang dari satu tahun sudah menderita asma, tetapi tidak heran bila ada
kakek atau nenek yang berumur 80 tahun baru menderita asma. Jika pada masa
sedangkan penderita asma usia dewasa dan orang tua rata-rata berkisar antara 2-
asma. Walaupun belum ada angka-angka yang resmi dari penelitian yang pernah
asma. Tinggi rendahnya angka kejadian ini dipengaruhi oleh banyak faktor, antara
lain faktor umur penderita, jenis kelamin, bakat alergi, bangsa, keturunan,
melaporkan bahwa pada tahun 2008, sekitar 38,4 juta orang (10,2 juta anak-anak
dan 28,2 juta orang dewasa) di Amerika Serikat telah didiagnosis asma pada suatu
saat dalam hidup mereka. Di Amerika Serikat, 3.816 orang meninggal akibat asma
9
pada tahun 2004 dan diperkirakan sebesar 3.587 orang meninggal pada tahun
2005. Terdapat variasi menurut usia pada data tersebut, yaitu pasien yang berusia
diatas 65 tahun lebih sering meninggal akibat asma dibandingkan kelompok umur
lainnya. Pasien wanita biasanya lebih sering meninggal akibat gejala asma yang
mereka alami, dan 64% kematian akibat asma pada tahun 2004 terjadi pada wanita
(Clark, 2013).
2.2.2 Determinan
Determinan dari Asma Bronkial dapat dilihat dari host dan environment
i. Host
genetika dimana yang diturunkan adalah bakat alergi dan hipersensitifitas saluran
pernafasan, jenis kelamin wanita pada usia dewasa lebih berisiko menderita asma
bronkial, dan pada individu obesitas (indeks massa tubuh > 30 kg/m2) dapat
menderita asma bronkial akibat terjadinya perubahan fungsi jalan napas karena
dimana environment ini juga merupakan agent dari penyakit asma bronkial
tersebut. Beberapa faktor pencetus asma bronkial antara lain (Ayres, 2003):
1. Ekstrinsik (alergik)
pencetus yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan
10
(antibiotik dan aspirin), dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering dihubungkan
dengan adanya suatu predisposisi genetik terhadap alergi. Oleh karena itu jika ada
faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang disebut di atas, maka akan terjadi
Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus
yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga
disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi. Serangan asma ini
menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat
2.3. Patogenesis
Sampai saat ini patogenesis dan etiologi asma belum diketahui dengan
pasti, namun berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa dasar gejala asma
adalah inflamasi dan respon saluran napas yang berlebihan (Sundaru & Sukamto,
2010).
Inflamasi ditandai dengan adanya kalor (panas dengan vasodilatasi) dan rubor
(kemerahan karena vasodilatasi), tumor (eksudasi plasma dan edema), dolor (rasa
sakit karena rangsangan sensoris), dan functio laesa (fungsi yang terganggu).
Akhir-akhir ini syarat terjadinya radang harus disertai satu syarat lagi yaitu
11
infiltrasi sel-sel radang. Ternyata keenam syarat tadi dijumpai pada asma tanpa
dijumpai adanya inflamasi dan hipereaktivitas saluran napas. Oleh karena itu
paling tidak dikenal 2 jalur untuk mencapai kedua keadaan tersebut. Jalur
imunologis yang terutama didominasi oleh IgE dan jalur saraf autonom. Pada jalur
IgE, masuknya alergen ke dalam tubuh akan diolah oleh APC (Antigen Presenting
Cells = sel penyakit antigen), untuk selanjutnya hasil olahan alergen akan
membentuk IgE, serta sel-sel radang lain seperti mastosit, makrofag, sel epitel,
inflamasi, juga merangsang sistem saraf autonom dengan hasil akhir berupa
Yang membedakan asma dengan organ normal adalah sifat saluran napas
pasien asma yang sangat peka terhadap berbagai rangsangan seperti iritan (debu),
12
zat kimia (histamin, metakolin) dan fisis (kegiatan jasmani). Pada asma alergik,
selain peka terhadap rangsangan tersebut di atas pasien juga sangat peka terhadap
alergen yang spesifik. Sebagian HSN diduga didapat sejak lahir, tetapi sebagian
seseorang yaitu:
erat dengan gejala asma dan HSN. Konsep ini didukung oleh fakta bahwa
gejala asma.
2. Kerusakan epitel
kerusakan bervariasi dari yang ringan sampai berat. Perubahan struktur ini akan
ujung-ujung saraf autonom sering lebih mudah terangsang. Sel-sel epitel bronkus
3. Mekanisme neurologis
4. Gangguan intrinsik
Otot polos saluran napas dan hipertrofi otot polos pada saluran napas diduga
Meskipun bukan faktor utama, obstruksi saluran napas diduga ikut berperan pada
HSN.
2.4 Klasifikasi
1. Ekstrinsik (alergik)
pencetus yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan
(antibiotik dan aspirin), dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering dihubungkan
dengan adanya suatu predisposisi genetik terhadap alergi. Oleh karena itu jika ada
faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang disebut di atas, maka akan terjadi
Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus
yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga
disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi. Serangan asma ini
menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat
3. Asma gabungan
Tipe asma gabungan merupakan bentuk asma yang paling umum. Asma
Asma umumnya dimulai semasa anak-anak, tetapi dapat terjadi pada usia
berapa pun. Pasien mungkin memiliki riwayat yang menunjukkan atopi, termasuk
Pasien seperti itu dikatakan menderita asma alergika. Banyak pasien seperti itu
15
mengalami peningkatan IgE serum total, peningkatan IgE spesifik, dan eosinofilia
darah tepi. Jika tidak ada riwayat umum tentang alergi dan tidak ada alergen
eksternal yang dapat dikenal, digunakan istilah asma nonalergika (West, 2010).
yang menyebabkan gejala akibat iritan non spesifik, seperti asap, udara dingin,
(konsentrasi provoaktif 20). Serangan dapat terjadi setelah olahraga, terutama saat
hawa dingin. Konsumsi aspirin adalah penyebab pada beberapa individu karena
ansietas yang berat. Otot napas tambahan menjadi aktif. Paru mengalami
hiperinflasi, dan ronki nyaring terdengar di semua lapangan. Nadi menjadi cepat
dan mungkin terdapat pulsus paradoksikus (tekanan sistolik dan nadi yang sangat
menurun sewaktu inspirasi). Sputum sedikit dan kental. Foto toraks menunjukkan
dehidrasi, dan takikardia yang jelas. Dada mungkin menjadi senyap, tetapi
2010).
2.6 Pencegahan
asma lebih ditujukan pada mereka yang sudah divonis menderita asma, sedangkan
pencegahan asma ini lebih bersifat umum dan ditujukan terhadap mereka yang
tidak menderita asma. Usaha pencegahan ditujukan agar orang yang sehat tidak
terkena asma, di mana tindakan-tindakan yang dilakukan lebih umum dan lebih
Seseorang dengan pola hidup dan makan sehat umumnya memiliki kesehatan
yang lebih terjaga. Stamina tubuh juga lebih terjamin sehingga lebih mudah
mencegah diri dari berbagai penyakit, termasuk mencegah asma (Mumpuni &
Wulandari, 2013).
ii. Berolahraga
dan menjaga stabilitas pernapasan. Berolahraga setiap hari sangatlan penting, baik
mereka yang terkena asma maupun tidak (Mumpuni & Wulandari, 2013). Latihan
17
pemanasan dapat membantu mengatasi gejala asma yang dipicu oleh olahraga saat
Stres, makanan tinggi kolesterol, bekerja siang malam tanpa henti, minuman
keras, maupun narkoba adalah berbagai hal tidak baik yang merusak kesehatan.
Tubuh yang lemah akan mudah terserang penyakit, termasuk rentan alergi dan
Rumah sebaiknya tidak lembab, cukup ventilasi dan cahaya matahari. Seluruh
pembuangan air harus lancar. Kamar tidur merupakan tempat yang perlu
sekitar yang bersih dan sehat akan membantu kita terhindar dari berbagai
penyakit. Bersihkan rumah setiap hari dengan membebaskan rumah dari debu,
hal-hal lain yang merusak kebersihan dan kesehatan (Mumpuni & Wulandari,
2013).
Wortel, pepaya, tomat, ikan, beras merah, dan lain-lain yang menjadi penguat
stamina tubuh. Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mengetahui
secara pasti berapa kebutuhan kalori untuk menguatkan stamina tubuh (Mumpuni
Bagi yang tidak menderita asma, ada baiknya menghindari segala hal pemicu
asma, seperti tungau, debu, bulu binatang (kucing, anjing, burung, kelinci, kecoak,
ramai atau penuh sesak, kehujanan, pergantian suhu udara yang ekstrem, aktivitas
fisik berlebihan atau olahraga yang melelahkan, uap zat-zat kimia dan polusi
udara lainnya (asap rokok, asap mobil, uap bensin, uap cat, dan lain-lain), zat
aditif buatan. Hal ini dikarenakan semua itu dapat memicu penyakit asma
Pada serangan penyakit asma yang ringan dan jarang, penderita dapat memakan
obat-obatan seperti bronkodilator, baik dalam bentuk tablet, kapsul, maupun sirup
2.6.2.1 Diagnosa
1. Anamnesis (wawancara)
bagian yang amat penting dalam membuat diagnosis penyakit pada umumnya,
Beberapa hal yang harus ditanyakan dari pasien asma antara lain (Depkes,
2009):
a. Apakah ada batuk yang berulang terutama pada malam menjelang dini hari?
19
b. Apakah pasien mengalami mengi atau dada terasa berat atau batuk setelah
terpajan alergen atau polutan (pencetus)?
c. Apakah pada waktu pasien mengalami selesma (commond cold) merasakan
sesak di dada dan selesmanya menjadi berkepanjangan (10 hari atau lebih)?
d. Apakah ada mengi atau rasa berat di dada atau batuk setelah melakukan
aktivitas atau olahraga?
e. Apakah gejala-gejala tersebut di atas berkurang/hilang setelah pemberian obat
pelega (bronkodilator)?
f. Apakah ada batuk, mengi, sesak di dada jika terjadi perubahan musim/cuaca
atau suhu yang ekstrim (perubahan yang tiba-tiba)?
g. Apakah ada penyakit alergi lainnya (rinitis, dermatitis atopi, konjunktivitis
alergi)?
h. Apakah dalam keluarga (kakek/nenek, orang tua, anak, saudara kandung,
saudara sepupu) ada yang menderita asma atau alergi?
2. Pemeriksaan fisik
asma sendiri. Asma yang berat pada anak sering mengganggu pertumbuhannya
seseorang menderita asma atau tidak. Tetapi ada beberapa penyakit yang kadang-
kadang sulit dibedakan dengan asma atau penyakit asma sendiri yang gejalanya
sianosis dapat dijumpai pada pasien asma. Dalam praktek jarang dijumpai
kesulitan dalam membuat diagnosis asma, tetapi sering pula dijumpai pasien
20
belum dapat memastikan diagnosis asma karena banyak keadaan atau penyakit
(Sundaru, 2002):
i. Spirometri
spirometri tidak saja berguna untuk diagnosis asma, tetapi juga bermanfaat untuk
hasil pengobatan asma, saat ini tersedia alat yang disebut Flow Meter, salah
satunya adalah Mini Wright Peak Flow Meter. Alat ini sangat praktis karena
hasil pengukuran dengan flow meter tidak seteliti pemeriksaan spirometri, tetapi
alat ini cukup membantu penderita dalam memantau penyakitnya di rumah atau
dimana saja.
napas. Tujuan pemeriksaan rontgen pada asma ialah untuk melihat adanya
21
penyakit paru lain seperti tuberkulosis atau komplikasi asma, seperti infeksi paru
Pemeriksaan ini bertujuan selain untuk melihat adanya infeksi atau anemi (kurang
sel darah merah), juga untuk melihat adanya tanda-tanda penyakit alergi yang
berhubungan dengan asma seperti pemeriksaan jumlah eosinofil (jenis sel darah
putih tertentu), kadar zat anti IgE dan kadar IgE spesifik.
Tes ini bertujuan untuk membantu diagnosis asma khususnya dalam hal
histamin, metakolin atau hawa dingin atau kegiatan jasmani, dalam beberapa
menit saluran napas penderita asma yang tadinya normal akan menyempit. Pada
orang normal, tes provokasi ini tidak memberikan reaksi penyempitan saluran
napas, tetapi pada penderita asma selain menunjukkan penyempitan saluran napas
kadang-kadang sampai menimbulkan gejala asma seperti sesak, batuk, dan mengi.
22
2.6.2.2 Pengobatan
i. Asma Intermitten
Terjadi karena serangan jarang, serta fungsi parunya normal, pasien tidak
memerlukan obat jangka panjang. Obat penghilang sesak hanya dipakai kalau
perlu saja seperti bila ada gejala atau bila mau olahraga atau masuk ke lokasi yang
akan menyebabkan sesak seperti gudang atau tempat berdebu. Obat yang
atau Ventolin). Obat yang lain sebagai alternatif dapat dipakai seperti teofilin,
agonis beta 2 oral tetapi efeknya lambat dan efek sampingnya lebih besar
(Sundaru, 2002).
adalah teofilin lepas lambat (Quibron, Euphyllin). Agonis beta 2 hirup hanya
dipakai untuk menghilangkan gejala dan pemakaiannya tidak boleh melebihi 3-4
ditambahkan agonis beta 2 hirup aksi panjang baik formoterol atau salmeterol.
23
Obat kombinasi tersebut telah beredar di Indonesia dengan nama Seretide dan
Symbicort. Kedua jenis obat ini menurut penelitian sangat baik selain
memberikan perbaikan gejala asma dan fungsi paru juga meningkatkan kepatuhan
makan obat. Hal ini karena 2 sediaan obat dijadikan satu, sehingga membuat
kortikosteroid hirup dan agonis beta 2 aksi panjang merupakan terapi yang paling
efektif dan paling dianjurkan. Tentu saja tersedia alternatif lain seperti teofilin
lepas lambat agonis beta 2 oral aksi panjang, dan antilekotrin sebagai pengganti
kadang diberikan empat kali sehari untuk memberikan hasil yang lebih baik
(Sundaru, 2002).
segera diobati dengan obat-obat antiasma yang dapat menghilangkan gejala asma.
Obat-obat yang termasuk dalam kelompok untuk asma akut terdiri atas
i. Simpatomimetik
suatu hormon yang dihasilkan kelenjar adrenal anak ginjal, sehingga obatnya
ampuh, tetapi sayangnya mempunyai banyak efek samping dan hanya dapat
Tujuan dari pemberian obat teofilin adalah untuk melebarkan saluran napas
dengan cara melemaskan otot saluran napas yang mengerut. Meskipun efeknya
(Sundaru, 2002).
iii. Atropin
obat utama antiasma. Usaha penelitian di bidang farmasi telah berhasil membuat
bagian kortek (tepi luar) anak ginjal. Sistemik berarti cara kerja obat melalui
25
aliran darah. Tujuan dari pemberian obat tersebut adalah untuk melebarkan
pertimbangan alasan adalah RSUP H. Adam Malik merupakan salah satu pusat
fasilitas yang tersedia dan masyarakat atau penderita dengan berbagai penyakit
datang berobat ke RSUP H. Adam Malik sehingga dapat dijaring sesuai dengan
unit yang tersedia. Dengan demikian dijumpai kasus asma bronkial dan tersedia
3.3.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah semua penderita asma bronkial dewasa yang
orang.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah seluruh populasi dalam penelitian ini (total sampling) pada
26
27
Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diperoleh dari kartu
status penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap yang berasal dari bagian
1. 15-24 tahun
2. 25-34 tahun
3. 35-44 tahun
4. 45-54 tahun
5. 55-64 tahun
6. 65-74 tahun
7. 75+ tahun
asma bronkial sesuai dengan yang tertulis di kartu status yang ada
1. Laki-laki
2. Perempuan
c. Suku adalah ras atau etnik yang melekat pada diri penderita asma
1. Aceh
2. Batak
3. Jawa
4. Melayu
5. Tidak tercatat
1. Tidak Sekolah
2. Tamat SD
3. Tamat SMP
4. Tamat SMA
5. Tamat D1-D3/PT
6. Tidak Tercatat
29
1. Kota Medan
2. Luar Kota Medan
3.5.3 Faktor pencetus penyakit asma adalah hal-hal yang dapat memicu
1. Serangan Berulang
2. Serangan Pertama
3.5.5 Riwayat keluarga adalah didasarkan pada ada tidaknya riwayat asma
dibedakan atas:
3.5.6 Lama rawatan rata-rata adalah waktu rata-rata penderita asma bronkial
yang tertulis di kartu status yang ada di rekam medik, dibedakan atas:
3.5.8 Keadaan sewaktu pulang adalah keadaan penderita pada waktu pulang
sesuai dengan yang tertulis di kartu status yang ada di rekam medik,
dibedakan atas:
menggunakan uji statistik uji Chi-Square, Fisher exact test, dan Mann-Whitney.
Selanjutnya, data univariat dan bivariat disajikan dalam bentuk tabel distribusi
4.1.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik adalah Pusat Rujukan untuk
Nanggroe Aceh Darussalam, Provinsi Sumatera Barat, dan Provinsi Riau yang
dengan pelayanan rawat jalan sedangkan untuk pelayanan rawat inap baru dimulai
tanggal 2 Mei 1992. Pada tanggal 1 Januari 1993 secara resmi Pusat Pendidikan
Pelayanan Periode Juli 2010 s/d Juli 2013. Berdasarkan Surat Keputusan Menkes
31
32
2. Misi
Visi tersebut diwujudkan melalui Misi RSUP H. Adam Malik Medan yaitu:
Berkesinambungan.
3. Motto
P = Pelayanan Cepat
A = Akurat
T = Terjangkau
E = Efisien
N = Nyaman
33
kelamin, suku, pekerjaan, pendidikan, dan tempat tinggal) dapat dilihat pada tabel
Pada tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa ada 33 orang penderita asma
bronkial pada jenis kelamin laki-laki, proporsi tertinggi pada kelompok umur
asma bronkial dengan jenis kelamin laki-laki adalah pada kelompok umur 25-34
tahun sebanyak 1 orang (3,0%) dan 75+ tahun sebanyak 1 orang (3,0%). Terdapat
tertinggi pada kelompok umur 45-54 tahun sebanyak 14 orang (24,1%) dan 55-64
Pada tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita asma bronkial
dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015
berdasarkan suku tertinggi adalah suku Batak sebanyak 51 orang (56,0%) dan
yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015 tertinggi
35
adalah Ibu Rumah Tangga sebanyak 27 orang (29,7%), terendah Pegawai Swasta
sebanyak 1 orang (1,1%). Terdapat sebanyak 19 orang (20,9%) yang tidak tercatat
dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015
tertinggi adalah Tamat SMA sebanyak 38 orang (41,8%), terendah Tidak Sekolah
sebanyak 1 orang (1,1%). Terdapat sebanyak 23 orang (25,3%) yang tidak tercatat
dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015 yang
berdomisili di Luar Kota Medan sebanyak 59 orang (64,8%) sedangkan dari Kota
faktor pencetus penyakit asma di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014-2015
Pada tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita asma bronkial
dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015
berdasarkan faktor pencetus tertinggi yaitu diakibatkan oleh non alergen sebanyak
49 orang, terbanyak adalah karena cuaca dan aktivitas sebanyak 18 orang (36,7%)
dan kemudian faktor aktivitas sebanyak 14 orang (28,6%), dan cuaca sebanyak 9
orang (18,4%). Faktor pencetus oleh karena alergen sebanyak 17 orang, dapat
dilihat bahwa debu merupakan faktor terbanyak sebagai pencetus asma sebanyak
sebanyak 1 orang (5,6%), terdapat pasien yang tidak tercatat faktor pencetus asma
riwayat serangan asma di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014-2015 dapat
Pada tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita asma bronkial
dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015
riwayat keluarga di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014-2015 dapat dilihat
Pada tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita asma bronkial
dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015
38
Lama rawatan rata-rata penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap
di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014-2015 dapat dilihat pada tabel 4.6 di
bawah ini.
Tabel 4.6 Lama Rawatan Rata-rata Penderita Asma Bronkial Dewasa yang
Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014 - 2015
Lama Rawatan Rata-rata
Mean 9,86
Standar Deviasi (SD) 9,860
95% Confidence Interval 7,8-11,91
Minimum 1
Maksimum 50
Pada tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita asma bronkial
dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015
berdasarkan lama rawatan rata-rata adalah 9,86 hari (10 hari) dan standar deviasi
9,860 hari (10 hari). Lama rawatan minimum 1 hari dan maksimum 50 hari.
sumber biaya di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014-2015 dapat dilihat
Pada tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita asma bronkial
dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015 yang
bukan biaya sendiri sebanyak 85 orang (93,4%) dan yang menggunakan biaya
keadaan sewaktu pulang di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014-2015 dapat
Pada tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita asma bronkial
dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015
berdasarkan keadaan sewaktu pulang tertinggi adalah Pulang Berobat Jalan (PBJ)
sebanyak 81 orang (89,0%) dan terendah Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS)
dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015
Pada tabel 4.9 dapat dilihat bahwa terdapat 14 orang penderita asma
bronkial dengan ada riwayat keluarga, terdapat 8 orang (57,1%) pada kelompok
umur 15-49 tahun dan 6 orang (42,9%) pada kelompok umur ≥50 tahun. Terdapat
58 orang penderita asma bronkial dengan tidak ada riwayat keluarga, yaitu 20
orang (34,5%) pada kelompok umur 15-49 tahun dan 38 orang (65,5%) pada
nilai p>0,05, artinya tidak terdapat perbedaan proporsi umur berdasarkan riwayat
keluarga.
dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014-2015
Pada tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa ada 79 orang penderita asma
kelompok umur 15-49 tahun dan 49 orang (62,0%) pada kelompok umur ≥50
berulang, yaitu 4 orang (33,3%) pada kelompok umur 15-49 tahun dan 8 orang
bahwa tabel 2 x 2 diatas tidak layak diuji dengan uji Chi-Square karena sel yang
nilai expected-nya kurang dari lima ada 25%. Oleh karena itu, uji yang dipakai
bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014-
Pada tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa ada 17 orang penderita asma
bronkial dengan faktor pencetus alergen, terdapat 1 orang (5,9%) pada jenis
kelamin laki-laki dan 16 orang (94,1%) pada jenis kelamin perempuan. Terdapat
49 orang penderita asma bronkial dengan faktor pencetus non alergen, yaitu 21
orang (42,9%) pada jenis kelamin laki-laki dan 28 orang (57,1%) pada jenis
kelamin perempuan.
Dari hasil analisa statistik dengan uji Chi-Square diperoleh nilai p<0,05,
bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun
Pada tabel 4.12 di atas dapat dilihat bahwa dari 14 orang penderita asma
bronkial dengan ada riwayat keluarga, terdapat 3 orang (21,4%) pada jenis
kelamin laki-laki dan 11 orang (78,6%) pada jenis kelamin perempuan. Terdapat
58 penderita asma bronkial dengan tidak ada riwayat keluarga, yaitu 21 orang
(36,2%) pada jenis kelamin laki-laki dan 37 orang (63,8%) pada jenis kelamin
perempuan.
bahwa tabel 2 x 2 diatas tidak layak diuji dengan uji Chi-Square karena sel yang
nilai expected-nya kurang dari lima ada 25%. Oleh karena itu, uji yang dipakai
Dari hasil analisa statistik dengan uji Fisher’s Exact diperoleh nilai
riwayat keluarga.
bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun
Pada tabel 4.13 di atas dapat dilihat bahwa ada 79 orang penderita asma
bronkial dengan riwayat serangan pertama, terdapat 30 orang (38,0%) pada jenis
kelamin laki-laki dan ada 49 orang (62,0%) pada jenis kelamin perempuan.
yaitu 3 orang (25,0%) pada jenis kelamin laki-laki dan 9 orang (75,0%) pada jenis
kelamin perempuan.
bahwa tabel 2 x 2 diatas tidak layak diuji dengan uji Chi-Square karena sel yang
nilai expected-nya kurang dari lima ada 25%. Oleh karena itu, uji yang dipakai
diperoleh nilai p>0,05, artinya tidak terdapat perbedaan proporsi jenis kelamin
dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014-2015
Pada tabel 4.14 di atas dapat dilihat bahwa penderita asma bronkial pada
kelompok umur 15-49 tahun memiliki lama rawatan rata-rata 9,09 hari (9 hari)
45
dengan standar deviasi 10,379 hari. Penderita pada kelompok umur ≥50 tahun
memiliki lama rawatan rata-rata 10,32 hari (10 hari) dengan standar deviasi 9,601
hari.
ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata pada kelompok umur
15-49 tahun dan lama rawatan rata-rata pada kelompok umur ≥50 tahun.
dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014-2015
Pada tabel 4.15 di atas dapat dilihat bahwa penderita asma bronkial pada
jenis kelamin laki-laki memiliki lama rawatan rata-rata 11,21 hari (11 hari)
dengan standar deviasi 10,688 hari. Penderita asma bronkial pada jenis kelamin
perempuan memiliki lama rawatan rata-rata 9,09 hari (9 hari) dengan standar
ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata pada jenis kelamin
Proporsi umur dan jenis kelamin penderita asma bronkial dewasa yang
dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015 dapat dilihat pada
Perempuan Laki-laki
Gambar 5.1 Diagram Bar Proporsi Umur dan Jenis Kelamin Penderita
Asma Bronkial Dewasa yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam
Malik Medan Tahun 2014-2015
Pada gambar 5.1 dapat dilihat jenis kelamin laki-laki mulai dari kelompok
umur 35-44 tahun mengalami peningkatan sampai kelompok umur 45-54 tahun,
Pada jenis kelamin perempuan mulai dari kelompok umur 35-44 tahun
penurunan pada kelompok umur 65-74 tahun sampai kelompok umur 75+.
46
47
Terjadinya peningkatan pada kelompok umur 35-44 tahun sampai kelompok umur
meningkat. Pada kelompok umur tersebut dapat dikaitkan dengan dengan kategori
pekerjaan dalam penelitian ini, paling banyak perempuan yang bekerja sebagai ibu
rumah tangga. Pada kelompok umur tersebut aktivitas perempuan yang tinggi
mengurus rumah tangga dapat menjadi faktor pencetus munculnya asma. Hal ini
juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Anriyani di RSUD Langsa tahun
2013, bahwa proporsi penderita asma bronkial yang dirawat inap di RSUD Langsa
Di masa kecil, jenis kelamin laki-laki merupakan faktor risiko untuk asma.
Sebelum usia 14 tahun, prevalensi asma hampir dua kali lebih besar pada anak
perbedaan prevalensi antara kedua jenis kelamin menyempit, dan pada orang
dewasa prevalensi asma lebih besar pada perempuan dibandingkan pada laki-laki.
Alasan untuk perbedaan yang berhubungan dengan jenis kelamin ini tidak jelas,
salah satu kontribusi yang berpotensi adalah perbedaan ukuran paru-paru dan
saluran napas, yang lebih kecil pada laki-laki daripada perempuan pada saat bayi
(GINA, 2016).
48
a. Suku
Adam Malik Medan tahun 2014-2015 berdasarkan suku dapat dilihat pada gambar
Suku
60 56,0%
50
40
30,8%
30
20
7,7%
10 3,3% 2,2%
0
Batak Tidak Tercatat Jawa Aceh Melayu
bronkial paling banyak adalah Suku Batak 56,0%, kemudian Suku Jawa 7,7%,
Suku Aceh 3,3%, Suku Melayu 2,2%, sedangkan ada 30,8% suku penderita asma
Hal ini bukan berarti Suku Batak memiliki risiko menderita asma bronkial,
tetapi hanya menunjukkan bahwa proporsi penderita asma bronkial yang berobat
ke Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan, lebih tinggi Suku Batak
(56,0%).
49
penderita di RSUP H. Adam Malik Medan yang tidak dilengkapi oleh petugas
kesehatan.
b. Pekerjaan
Adam Malik Medan tahun 2014-2015 berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada
Pekerjaan
35 29,7%
30 24,2%
25 20,9%
17,6%
20
15
10 3,3% 3,3%
5 1,1%
0
bronkial berdasarkan pekerjaan paling banyak adalah ibu rumah tangga sebesar
Hal ini bukan berarti ibu rumah tangga lebih berisiko untuk menderita
asma bronkial. Pada proporsi pekerjaan ibu rumah tangga lebih tinggi karena pada
penelitian ini penderita asma bronkial ditemukan paling banyak pada perempuan
dan pada usia dewasa asma bronkial lebih banyak terjadi pada perempuan.
50
Hal ini kemungkinan bisa dikaitkan dengan debu rumah dan tungau yang
merupakan salah satu faktor pencetus asma bronkial yang bersifat alergen, dimana
aktivitas membersihkan rumah lebih sering dilakukan ibu rumah tangga, sehingga
dalam debu rumah apalagi di daerah yang lembab. Berkembang biak sangat cepat
terutama di kamar tidur karena makanannya adalah serpih kulit manusia yang
terlepas sewaktu tidur (kulit manusia diganti dengan yang baru secara teratur)
(Sundaru, 2002). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Anriyani di RSUD
Langsa tahun 2009-2012 dengan desain case series menemukan bahwa proporsi
pelajar/mahasiswa sebesar 11,4%, tidak bekerja sebesar 7%, dan pegawai swasta
penderita di RSUP H. Adam Malik Medan yang tidak dilengkapi oleh petugas
kesehatan.
c. Pendidikan
Adam Malik Medan tahun 2014-2015 berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada
Pendidikan
45 41,8%
40
35
30 25,3%
25
20 14,3%
15 12,1%
10 5,5%
5 1,1%
0
Tamat SMA Tidak Tamat SMP Tamat SD Tamat D1- Tidak
Tercatat D3/PT Sekolah
pendidikan terakhir penderita asma bronkial dewasa paling banyak adalah tingkat
Tamat SMA sebesar 41,8% dan proporsi terendah adalah tingkat Tidak Sekolah
dengan proporsi 1,1%. Proporsi yang Tidak Tercatat sebesar 25,3%. Tingginya
angka kejadian pada tingkat Tamat SMA bukan berarti pada tingkat pendidikan
tersebut lebih berisiko terkena asma bronkial tetapi karena penderita yang datang
berobat dan dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan lebih banyak yang
35,2%
Luar Kota Medan
Kota Medan
64,8%
tinggal penderita asma bronkial paling banyak adalah berasal dari Luar Kota
Medan sebesar 64,8%, sedangkan yang berasal dari Kota Medan sebesar 35,2%.
Hal ini dapat dikaitkan dengan RSUP H. Adam Malik Medan merupakan rumah
sakit pusat rujukan untuk wilayah Provinsi Sumatera Utara, Nanggroe Aceh
Darussalam, Sumatera Barat, dan Riau, sehingga banyak penderita asma bronkial
yang berasal dari Luar Kota Medan datang berobat ke RSUP H. Adam Malik
Medan.
53
Adam Malik Medan tahun 2014-2015 berdasarkan faktor pencetus dapat dilihat
Faktor Pencetus
18,7%
Non Alergen
Tidak Tercatat
53,8%
27,5% Alergen
asma bronkial yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun
asma bronkial adalah non alergen (cuaca, aktivitas, dan merokok) sebanyak 53,8%
kemudian alergen (debu, makanan, dan obat) sebanyak 18,7%. Sedangkan ada
sebanyak 27,5% tidak tercatat faktor pencetus yang dialami oleh penderita asma
bronkial.
penderita di RSUP H. Adam Malik Medan yang tidak dilengkapi oleh petugas
alergen dapat dikaitkan dengan usia pada penelitian ini, dimana usia 15-64 tahun
termasuk ke dalam usia produktif sehingga pada usia tersebut terdapat banyak
Adam Malik Medan tahun 2014-2015 berdasarkan riwayat serangan dapat dilihat
Riwayat Serangan
13,2%
Serangan Berulang
Serangan Pertama
86,8%
asma bronkial yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun
yang sebelumnya pernah mengalami serangan asma bronkial (86,8%) dan yang
penyakit dalam Rumah Sakit Umum Dr. Fauziah Bireuen menemukan bahwa
55
penderita asma yang dirawat inap lebih banyak yang serangannya berulang
Adam Malik Medan tahun 2014-2015 berdasarkan riwayat keluarga dapat dilihat
Riwayat Keluarga
15,4%
Tidak Ada Riwayat Keluarga
asma bronkial yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun
yang tidak ada riwayat keluarga pernah mengalami asma bronkial (63,7%) dan
yang ada riwayat keluarga menderita asma bronkial (15,4%). Sedangkan ada
sebanyak 20,9% penderita asma bronkial yang tidak tercatat riwayat keluarga ada
Dulalowo menemukan bahwa proporsi penderita asma yang datang berobat lebih
banyak yang tidak ada riwayat keluarga dengan proporsi sebesar 60%.
Lama rawatan rata-rata penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap
di RSUP H. Adam Malik Medan adalah 10 hari, dengan standar deviasi (SD)
9,860 hari, hal ini menunjukkan lama rawatan rata-rata penderita asma bronkial
dewasa bervariasi dimana minimum 1 hari dan maksimum 50 hari, dengan 95%
confidence interval artinya pada tingkat kepercayaan 95% lama rawatan rata-rata
Adam Malik Medan tahun 2014-2015 berdasarkan sumber biaya dapat dilihat
Sumber Biaya
6,6%
93,4%
yang paling banyak digunakan penderita Asma Bronkial Dewasa yang Dirawat
menggunakan biaya sendiri ada 85 orang (93,4%) dan yang menggunakan biaya
swasta dan pasien dengan pekerjaan lainnya sangat membantu dalam hal
jenis asuransi kesehatan yang digunakan penderita asma bronkial yang dirawat
Jamsostek, TNI/POLRI.
Meskipun demikian masih ada penderita asma bronkial yang dirawat inap
Adam Malik Medan tahun 2014-2015 berdasarkan keadaan sewaktu pulang dapat
6,6%
4,4%
Pulang Berobat Jalan (PBJ)
Meninggal
Asma Bronkial Dewasa yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun
pulang berobat jalan sebesar 89,0%, meninggal 6,6%, dan pulang atas permintaan
sendiri 4,4%.
penderita sudah dinyatakan membaik oleh dokter yang merawat dan tetap
dilanjutkan dengan pengobatan rawat jalan agar keadaan penderita terus terkontrol
59
dengan baik. Pada penderita yang pulang atas permintaan sendiri, kemungkinan
sendiri pengobatannya di rumah sakit dan meminta izin untuk pulang kepada
dokter yang merawat dan kondisi pasien memungkinkan untuk dirawat jalan. Pada
data dapat dilihat bahwa ada 6 orang penderita asma bronkial yang meninggal, hal
itu disebabkan karena 1 orang penderita menderita sakit jantung dan 5 orang
medis berupa serangan asma berat yang semakin berat dan refrakter setelah diberi
obat 1-2 jam untuk serangan asma akut. Dimana pada penderita status asmatikus
terjadi penyumbatan jalan napas. Keluhan pokok status asmatikus sama dengan
tertinggi berdasarkan keadaan sewaktu pulang adalah pulang berobat jalan (PBJ)
dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015
50 42,9%
40 34,5%
15-49
30
≥50
20
10
0
Ada Tidak Ada
asma bronkial dewasa yang ada riwayat keluarga pada kelompok umur 15-49
tahun sebesar 57,1% dan pada kelompok umur ≥50 tahun sebesar 42,9%. Proporsi
penderita asma bronkial dewasa yang tidak ada riwayat keluarga pada kelompok
umur 15-49 tahun sebesar 34,5% dan pada kelompok umur ≥50 tahun sebesar
65,5%. Hasil uji Chi-Square didapat nilai p>0,05 (p=0,119), artinya tidak terdapat
perempuan dan dapat dialami pada saat anak-anak maupun dewasa. Penyakit
alergi didapatkan pada usia yang berbeda-beda, contohnya alergi makanan dan
dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015
asma bronkial dewasa yang mengalami serangan pertama pada kelompok umur
15-49 tahun sebesar 38,0% dan pada kelompok umur ≥50 tahun sebesar 62,0%.
Proporsi penderita asma bronkial dewasa yang mengalami serangan berulang pada
kelompok umur 15-49 tahun sebesar 33,3% dan pada kelompok umur ≥50 tahun
sebesar 66,7%. Hasil uji Fisher’s Exact Test diperoleh nilai p>0,05 (p=1,000),
riwayat serangan.
bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun
80
57,1%
60
42,9% Laki-laki
40 Perempuan
20
5,9%
0
Alergen Non Alergen
asma bronkial dewasa pada jenis kelamin laki-laki yang faktor pencetus asmanya
alergen sebesar 5,9% dan yang faktor pencetusnya non alergen sebesar 42,9%.
Pada jenis kelamin perempuan yang faktor pencetus asmanya alergen sebesar
94,1% dan yang faktor pencetus asmanya non alergen sebesar 57,1%. Hasil uji
Chi-Square didapat nilai p<0,05 (p=0,005) artinya ada perbedaan proporsi antara
faktor pencetus.
merupakan yang tertinggi pada faktor alergen dan non alergen, hal ini
kemungkinan berhubungan dengan usia pada penelitian ini, yaitu usia dewasa.
Dimana pada orang dewasa prevalensi asma bronkial lebih besar pada perempuan
dibandingkan pada laki-laki. Sebelum usia 14 tahun, prevalensi asma hampir dua
kali lebih besar pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan (GINA, 2016).
bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun
asma bronkial dewasa yang ada riwayat keluarga pada jenis kelamin laki-laki
sebesar 21,4% dan pada jenis kelamin perempuan sebesar 78,6%. Proporsi
penderita asma bronkial dewasa yang tidak ada riwayat keluarga pada jenis
kelamin laki-laki sebesar 36,2% dan pada jenis kelamin perempuan sebesar
63,8%. Hasil uji Fisher’s Exact Test diperoleh nilai p>0,05 (p=0,359), artinya
keluarga dapat diturunkan kepada anggota keluarga dengan jenis kelamin laki-laki
bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun
asma bronkial dewasa yang mengalami serangan asma pertama pada jenis kelamin
laki-laki sebesar 38,0% dan pada jenis kelamin perempuan 62,0%. Proporsi
penderita asma bronkial dewasa yang mengalami serangan asma berulang pada
jenis kelamin laki-laki sebesar 25,0% dan pada jenis kelamin perempuan 75,0%.
Hasil uji Fisher’s Exact Test diperoleh nilai p>0,05 (p=0,525), artinya tidak
Penyakit Dalam RSU Dr. Pirngadi Medan menemukan bahwa berdasarkan analisa
statistik dengan uji t-test diperoleh nilai p=0,078, artinya tidak ada perbedaan
yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015 dapat dilihat
Mean
≥50 10,32
Mean
15-49 9,09
0 2 4 6 8 10 12
asma bronkial yang berumur ≥50 tahun, lama rawatan rata-rata 10,32 hari (10
hari) dan terdapat 34 orang penderita yang berumur 15-49 tahun, lama rawatan
Dari hasil uji Mann-Whitney didapat nilai p>0,05 (p=0,258), artinya tidak
ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata pada kelompok umur
15-49 tahun dan lama rawatan rata-rata pada kelompok umur ≥50 tahun.
Penyakit Dalam RSU Dr. Pirngadi Medan menemukan bahwa berdasarkan analisa
67
statistik dengan uji t-test diperoleh nilai p=0,078, artinya tidak ada perbedaan
dewasa yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2014-2015
Mean
Perempuan 9,09
Mean
Laki-laki 11,21
0 2 4 6 8 10 12
penderita asma bronkial yang berjenis kelamin laki-laki, lama rawatan rata-rata
11,21 hari (11 hari) dan terdapat 58 orang penderita yang berjenis kelamin
Dari hasil uji Mann-Whitney didapat nilai p>0,05 (p=0,480), artinya tidak
ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata pada jenis kelamin
Penyakit Dalam RSU Dr. Pirngadi Medan menemukan bahwa berdasarkan analisa
statistik dengan uji t-test diperoleh nilai p=0,341, artinya tidak ada perbedaan
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Proporsi kelompok laki-laki tertinggi terdapat pada umur 45-54 tahun
45-54 tahun (24,1%) dan umur 55-64 tahun (24,1%). Proporsi penderita
yaitu Suku Batak 56,0%, pekerjaan ibu rumah tangga 29,7%, pendidikan
terakhir Tamat SMA 41,8%, dan berasal dari Luar Kota Medan 64,8%.
6.1.2 Proporsi penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H.
6.1.3 Proporsi penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H.
6.1.4 Proporsi penderita asma bronkial dewasa yang dirawat inap di RSUP H.
6.1.5 Lama rawatan rata-rata penderita asma bronkial dewasa yang dirawat
inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2014-2015 selama 9,86 hari
(10 hari).
69
70
kelamin (p=0,480).
(p=0,005).
6.2 Saran
6.2.1 Kepada pihak RSUP H. Adam Malik Medan sebaiknya melengkapi data-
6.2.2 Kepada penderita asma bronkial, baik yang pulang berobat jalan (PBJ)
khususnya bagi Ibu Rumah Tangga untuk menjaga kebersihan rumah dari
debu dan alergen lain yang dapat memicu terjadinya serangan Asma.
6.2.3 Kepada FKM USU, supaya dapat membuat komisi etika clearance untuk
No Umur UmurUni UmurBi JK Suku Pekerjaan Pendidikan TT FktPencetus JnsPencetus RwySerangan RwyKeluarga LmDirwt SbrBiaya KSP
1 55 5 2 2 2 4 3 1 2 4 1 2 14 1 1
2 36 3 1 2 5 7 6 2 1 1 1 2 8 1 1
3 24 1 1 1 5 6 4 1 3 11 1 1 4 1 1
4 21 1 1 1 5 6 3 1 2 6 1 2 4 1 1
5 19 1 1 2 5 5 4 2 2 5 1 2 1 1 1
6 57 5 2 2 2 7 6 2 1 1 1 2 3 1 1
7 53 4 2 2 2 7 5 1 2 5 1 2 8 2 1
8 70 6 2 1 4 7 5 1 3 11 1 2 27 2 1
9 49 4 1 2 2 1 6 2 1 1 1 2 27 2 1
10 60 5 2 2 2 4 3 1 1 1 1 1 4 2 1
11 70 6 2 2 2 1 2 1 3 11 1 3 50 2 1
12 69 6 2 2 5 4 4 1 3 11 1 2 5 2 3
13 47 4 1 1 2 1 4 1 2 5 1 2 4 2 1
14 61 5 2 2 2 1 4 1 2 7 1 2 5 2 1
15 66 6 2 2 2 1 4 1 1 1 1 2 2 2 1
16 70 6 2 2 2 4 2 2 2 5 1 3 4 2 1
17 75 7 2 2 2 4 4 2 2 5 1 2 5 2 1
18 54 4 2 1 5 1 4 1 2 4 1 2 10 2 1
19 51 4 2 2 2 4 4 2 2 5 1 2 8 2 1
20 71 6 2 2 2 1 4 1 1 1 1 2 5 2 1
21 50 4 2 2 2 1 4 1 1 2 1 1 6 2 1
22 70 6 2 2 1 7 6 1 1 1 1 2 6 2 1
23 60 5 2 1 5 7 4 2 3 11 1 2 5 2 1
24 66 6 2 1 1 1 4 2 3 11 2 2 34 2 1
25 93 7 2 2 2 4 2 1 3 11 1 1 15 2 1
26 66 6 2 1 2 1 4 2 2 9 2 2 8 2 1
27 38 3 1 1 2 3 4 1 3 11 1 2 6 2 1
28 60 5 2 2 2 3 4 2 2 5 1 2 10 2 3
29 71 6 2 2 2 7 6 2 1 1 1 2 13 2 1
30 73 6 2 2 5 3 4 2 3 11 2 2 22 2 1
31 30 2 1 2 2 1 4 2 2 7 1 1 10 2 1
32 65 6 2 2 2 4 4 1 3 11 1 2 4 2 3
33 52 4 2 1 2 3 4 2 3 11 1 2 9 2 1
34 64 5 2 2 3 4 6 2 1 1 1 3 6 2 1
35 53 4 2 2 2 4 6 2 2 7 1 3 2 2 1
36 56 5 2 1 4 3 4 2 3 11 1 3 27 2 1
37 62 5 2 2 2 4 3 2 3 11 2 2 2 2 2
38 53 4 2 1 2 1 5 2 1 3 1 3 2 2 2
39 32 2 1 1 3 1 5 2 3 11 1 2 8 2 1
40 61 5 2 2 2 1 4 2 3 11 2 2 2 2 1
41 35 3 1 2 3 4 6 1 2 7 1 1 4 2 1
42 73 6 2 1 2 1 5 1 2 5 1 2 2 2 2
43 44 3 1 2 2 7 6 2 2 7 1 3 5 2 1
44 60 5 2 2 5 4 2 1 3 11 1 3 15 2 1
45 61 5 2 2 2 3 4 2 3 11 2 2 7 2 1
46 42 3 1 2 3 4 3 1 2 5 1 3 8 2 1
47 44 3 1 2 5 4 3 2 3 11 2 2 4 2 1
48 42 3 1 2 5 4 3 2 3 11 1 2 6 2 1
49 64 5 2 1 5 7 6 2 2 4 1 3 5 2 1
50 37 3 1 2 2 3 1 2 2 6 2 2 6 2 1
51 18 1 1 1 5 7 6 2 2 5 1 1 21 2 1
52 56 5 2 1 2 7 6 2 2 7 1 3 27 2 1
53 63 5 2 1 2 3 2 2 2 6 1 3 9 2 1
54 38 3 1 1 5 7 6 2 2 7 1 3 7 2 1
55 69 6 2 1 2 3 3 2 3 11 1 2 27 2 1
56 18 1 1 2 5 5 4 1 1 1 1 1 5 2 1
57 50 4 2 1 5 7 6 1 2 7 1 2 5 2 1
58 54 4 2 1 2 3 2 2 3 11 1 2 7 2 2
59 53 4 2 2 5 7 6 2 2 7 1 2 5 2 1
60 52 4 2 2 5 4 4 1 2 4 1 2 20 2 1
61 38 3 1 2 5 4 3 2 1 2 1 2 5 2 1
62 52 4 2 2 1 4 2 2 2 7 1 2 9 2 1
63 36 3 1 2 2 4 3 2 2 7 1 2 10 2 1
64 39 3 1 1 5 6 3 1 2 4 1 2 10 2 1
65 46 4 1 1 5 3 4 1 2 5 1 2 5 2 1
66 35 3 1 2 5 4 6 1 2 4 1 2 4 2 1
67 62 5 2 2 3 4 6 2 2 4 1 2 4 2 1
68 51 4 2 2 2 3 4 1 1 1 1 1 11 2 1
69 58 5 2 2 2 4 2 2 2 5 1 1 12 2 1
70 56 5 2 1 2 3 2 2 2 9 1 2 8 2 1
71 75 7 2 1 2 3 4 2 2 7 1 2 13 2 1
72 51 4 2 2 5 4 3 2 2 7 1 3 6 2 1
73 47 4 1 2 3 4 6 2 2 4 1 3 8 2 1
74 46 4 1 2 2 7 6 1 1 1 1 3 45 2 1
75 50 4 2 1 5 3 4 2 2 4 1 3 17 2 1
76 23 1 1 2 5 5 4 1 1 1 1 1 15 2 1
77 74 6 2 1 2 7 6 2 2 7 1 3 1 2 1
78 24 1 1 1 5 3 4 2 2 8 1 1 44 2 1
79 55 5 2 2 2 3 4 2 2 7 2 1 4 2 1
80 71 6 2 2 2 3 3 2 2 7 1 2 29 2 3
81 40 3 1 1 2 3 4 2 2 10 1 3 2 2 3
82 36 3 1 2 2 7 6 2 1 1 1 2 4 2 1
83 36 3 1 1 3 7 6 2 2 5 1 2 4 2 1
84 55 5 2 1 2 2 4 2 2 6 1 2 4 2 1
85 50 4 2 2 2 7 6 2 2 7 1 2 5 2 1
86 33 2 1 2 5 4 4 2 3 11 1 2 5 2 1
87 42 3 1 1 2 3 2 2 3 11 2 2 4 2 3
88 46 4 1 2 5 4 4 2 2 7 1 1 4 2 1
89 85 7 2 2 2 3 2 2 3 11 2 2 9 2 1
90 43 3 1 2 2 3 4 2 2 5 2 2 2 2 1
91 59 5 2 2 2 1 4 1 3 11 1 2 4 2 1
Crosstabs
Cases
JK
25-34 Count 1 2 3
35-44 Count 6 12 18
45-54 Count 8 14 22
55-64 Count 7 14 21
Expected Count 7.6 13.4 21.0
65-74 Count 6 10 16
75+ Count 1 3 4
Total Count 33 58 91
Frequencies
Statistics
Valid Missing
Suku 91 0
Pekerjaan 91 0
Pendidikan 91 0
Tempat_tinggal 91 0
Faktor_pencetus 91 0
Jenis_pencetus 91 0
Riwayat_serangan 91 0
Riwayat_keluarga 91 0
Lama_dirawat 91 0
Sumber_biaya 91 0
Keadaan_pulang 91 0
Frequency Table
Suku
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pendidikan
Tempat_tinggal
Faktor_pencetus
Jenis_pencetus
Riwayat_keluarga
Lama_dirawat
Sumber_biaya
Keadaan_pulang
Explore
Case Processing Summary
Cases
Median 6.00
Variance 97.213
Minimum 1
Maximum 50
Range 49
Interquartile Range 6
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Jenis_pencetus
Total Count 14 2 1 17
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Jenis_pencetus
Cuac
a,
Aktivit Aktivit
as as
Cuaca Cuaca dan dan
Aktivita Meroko dan dan Merok Merok
Cuaca s k Aktivitas Merokok ok ok Total
Expected Count 9.0 14.0 4.0 18.0 1.0 2.0 1.0 49.0
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Jenis_pencetus
Total Count 25 25
Cases
UmurBi
Total Count 28 44 72
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 72
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,44.
Crosstabs
Cases
UmurBi
Total Count 34 57 91
N of Valid Cases 91
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,48.
Crosstabs
Cases
Faktor_pencetus * JK Crosstabulation
JK
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 66
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,67.
Crosstabs
Cases
Cases
JK
Total Count 24 48 72
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 72
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,67.
Cases
Riwayat_serangan * JK Crosstabulation
JK
Total Count 33 58 91
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 91
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,35.
Explore
UmurBi
Case Processing Summary
Cases
Descriptives
Median 5.00
Variance 107.719
Minimum 1
Maximum 45
Range 44
Interquartile Range 5
Median 7.00
Variance 92.184
Minimum 1
Maximum 50
Range 49
Interquartile Range 9
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Catatan:
1. Hasil uji Shapiro-Wilk dipakai untuk uji normalitas lama dirawat
pada kelompok umur 15-49 tahun (p=0,0001), sedangkan untuk
kelompok umur ≥50 tahun memakai hasil uji Kolmogorov-Smirnov
(p=0,0001).
2. Oleh karena nilai p<0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa
distribusi data kedua kelompok tidak normal, maka tidak dilakukan
uji t tidak berpasangan.
Lama_dirawat
Histograms
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
Total 91
a
Test Statistics
Lama_dirawat
Mann-Whitney U 832.000
Wilcoxon W 1427.000
Z -1.131
JK
Case Processing Summary
Cases
Descriptives
Median 7.00
Variance 114.235
Std. Deviation 10.688
Minimum 1
Maximum 44
Range 43
Interquartile Range 11
Median 6.00
Variance 87.694
Minimum 1
Maximum 50
Range 49
Interquartile Range 6
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Catatan:
1. Hasil uji Shapiro-Wilk dipakai untuk uji normalitas lama dirawat
pada jenis kelamin laki-laki (p=0,0001), sedangkan untuk jenis
kelamin perempuan memakai hasil uji Kolmogorov-Smirnov
(p=0,0001).
2. Oleh karena nilai p<0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa
distribusi data kedua kelompok tidak normal, maka tidak dilakukan
uji t tidak berpasangan.
Lama_dirawat
Histograms
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
Total 91
a
Test Statistics
Lama_dirawat
Mann-Whitney U 872.000
Wilcoxon W 2583.000
Z -.706
a. Grouping Variable: JK
-1
Yth.
Direktur Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
di-
Tempat
Dengan hormat, dalam rangka memenuhi kewajiban/tugas sebagai syarat menyelesaikan studi
pada Fakultas Kesehatan Masyarukat USU, kami mohon bantuan Saudara kepada mahasiswa
tersebut di bawah ini:
Nama Yuni Alvionita Br Tarigan
NIM 121000291
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat/Tgl. Lahir Bandung/ 17 Juni1994
Peminatan q Epidemiologi
diberi izin mengadakan Penelitian (Riset) di tempat yang Saudara pimpin untuk penulisan
skripsi dengan judul:
"KARAKTERISTIK PENDERITA ASMA BRONKIAL DEWASA YANG DIRAWAT
INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2OI4-20I5'.
Kami sangat mengharapkan bantuan Saudara agar berkenan memberikan bantuan dalam
bentuk keterangan, brosur, buku (referensi) serta penjelasan lainnya.
Bahan dan keterangan yang diperoleh akan digunakan semata-mata demi perkembangan ilmu
pengetahuan. .Selanjutnya setelah mahasiswa yang bersangkutan menyelesaikan penelitian,
akan menyerahkan 1(satu) eksemplar skripsi ke instansi atau unit kerja Saudara.
Demikian disampaikan atas bantuan dan kerjasama yang baik diucapkan terima kasih.
Tembusan:
Kepala Bagian Rekam Medik RSUP H. Adam Malik Medan
a
Tembusan:
:2. Direktur Utama. (SebagaiLaporan)
Direktur Keuangan.
3. Kepala lnstalasi Litbang,
6)
{-7
-5. 'Penelrti.
. Pertinggal.
Nomor :1052D(SP/2016
Hal : Penetujuan Komisi Etik Peneli$an Kesehatan Fakultas Keperawatan USU
telah dikaji dan diputuskan bahrva proposal penelitian tersebut tidak beilentangan dengan nilai dan
nonne kemanusiaan.
7 Oktober 2016
Keperawahn USU
, S.Kp, MNS
122001
RSUP H.ADAN{ I\{ALIK
DIREKTORAT SDM DAN PENDIDIKAN
INSTALASI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Jl. Bunga Lau No. 17 Medan Tuntungan Km. 12 Kotak Pos 247 Airphone 142
MEDAN .20136
Kepada Yth :
Perlu kami informasikan Surat Izin Penelitian ini berlaku selama l(satu) bulan terhitung sejak
tanggal surat ini dikeluarkan.
lasi Litbang
ST]RAT KETERANGAT\I
NOMOR : DM.01,04/11.4M2016
Nama : Dr.Purnamawati,MARs
NIP : 19570331 1985 01 2001
Jabatan : Direktn SDM & Pendidikan RSIJP H. Adam Malik Medan
Alamat : Jln.BungalauNo.lT Medan
Dengan ini menerangkan bahwa Mahasiswa / Peneliti :
a
N Am : YUNI ALVIONITA BR TARIGAN
NIM :1.2fi00291
Institusi : FKM -USU Medan.
Judu I :Karakteristik Penderita Asma Bronkial Dewasa Yang Dirawat
Inap Di RSUP H Adam Malik Medan Tahun 2014-2015
Benar telah melaksanakan penelitian dan telah mengikuti prosedur dan ketentuan penelitian
dan ketentuan yang berlaku di RSLIP H.Adam Matik Medan.
Demikianlah surat keterangan ini dibuat sesuai dengan sebenarnya unhrk dapat
dipergunakan seperlunya.
3l 198501 2001.