Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
OLEH :
UMMI ZULAIKHAH
NIM: 109104000037
ii
iii
iv
vi
RIWAYAT HIDUP
Nama
: Ummi Zulaikhah
Status Pernikahan
: Belum menikah
Alamat
No.63
Kelurahan
Paninggilan,
Ciledug-
: 08979787006
: ummi.zulaikhah18@gmail.com
Riwayat Pendidikan
1. MI Darunnajah
[1997-2003]
[2003-2006]
[2006-2009]
viii
PERSEMBAHAN
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati,
padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orangorang yang beriman. (Q.S. Al-Imran: 139)
Seluruh keluarga besarku terutama Ibu, Bapak, Mbak Nur, Mbak Siti dan
Mba Fitri yang telah memberikan motivasi, fasilitas dan doa yang tiada
hentinya untukku.
Hendri Arfian sebagai orang terdekat yang selalu memberikan aku semangat
dan nasihat selama ini.
Untuk sahabat dan teman- temanku tercinta khususnya untuk walidatul laili
mardliyah dan Rusmanto yang tiada hentinya memberikanku motivasi, kritik
dan saran selama skripsi, serta tidak lupa Ares, Eva, Anggi, Desi, Nami, Sri
Inggar, Nining, serta seluruh keluarga besar PSIK.
Kehadiran kalian memberikan semangat disaat keputusasaanku, memberi
ix
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya dan shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Hubungan Pengetahuan
Masyarakat Terhadap Praktik Pencegahan Demam Berdarah Dengue Pada
Masyarakat di RW 022 kelurahan Pamulang Barat sebagai salah satu syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) .
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak- pihak yang memberikan dukungan serta
bantuan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini, yaitu kepada:
1.
2.
Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, MKM selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan
3.
Ns. Eni Nuraini Agustini, S.Kep, MSc selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Keperawatan
4.
Jamaludin, S.Kp, M.Kep selaku dosen pembimbing 1 dan Bapak Ns. Waras
Budi Utomo, S.Kep, MKM selaku dosen pembimbing 2 yang telah
memberikan banyak ilmu, kritik dan saran selama penyusunan skripsi ini.
5.
6.
7.
Ibu, Bapak serta saudara- saudaraku tercinta yang telah memberikan doa,
dukungan dan fasilitas selama penulis menempuh pendidikan.
8.
dari sempurna, namun penulis harapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi
yang memerlukan.
Ummi Zulaikhah
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...........................................................i
PERNYATAAN PERSETUJUAN...................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................iii
ABSTRAK .........................................................................................................v
ABSTRACT .......................................................................................................vi
RIWAYAT HIDUP ...........................................................................................vii
LEMBAR PERSEMBAHAN ...........................................................................ix
KATA PENGANTAR .......................................................................................x
DAFTAR ISI ......................................................................................................xii
DAFTAR BAGAN.............................................................................................xv
DAFTAR TABEL .............................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
xii
BAB VI PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat
1. Gambaran Karakteristik Responden di RW 022 Pamulang
Barat ........................................................................................60
a. Umur ..................................................................................60
b. Pendidikan ..........................................................................60
c. Jenis Kelamin .....................................................................61
2. Gambaran Pengetahuan Masyarakat tentang Demam
Berdarah Dengue di RW 022 Pamulang Barat .......................62
3. Gambaran Praktik Masyarakat Terhadap Pencagahan
Demam Berdarah Dengue di RW 022 Pamulang Barat .........63
B. Hubungan antara Pengetahuan Masyarakat tentang Demam
Berdarah dan Praktik Pencegahan Demam Berdarah Dengue di
RW 022 Pamulang Barat ...............................................................64
C. Keterbatasan Penelitian..................................................................66
xiv
DAFTAR BAGAN
Nomor Bagan
Judul Bagan
Hal
2.1
Kerangka Teori.........
3.1
Kerangka Konsep.............. 35
xv
34
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Judul Tabel
2.1
Hal
3.1
Definisi Operasional..36
4.1
5.1
5.1
5.3
5.4
5.5
5.7
5.8
5.9
5.10
xvi
5.12
5.13
LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Kuisoner Penelitian
Lampiran 3
Lampiran 4
Hasil SPSS
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu
penyakit infeksi yang ditularkan
Udik 11 kasus dan Kelurahan Pondok Cabe Ilir terdapat 2 kasus DBD. Tahun
2012 terjadi peningkatan kasus menjadi 81 kasus yaitu Kelurahan Pamulang
Barat sebanyak 21 kasus, Kelurahan Pamulang Timur 23 kasus, Kelurahan
Pondok Cabe Udik 25 kasus dan Pondok Cabe Ilir 12 kasus DBD dan terhitung
sampai bulan april 2013 sudah terdapat 27 kasus DBD yaitu Kelurahan
Pamulang Barat 9 kasus, Pamulang Timur 7 kasus, Pondok Cabe Udik 9 kasus
dan Pondok Cabe Ilir 2 kasus. Hal ini menandakan bahwa kelurahan Pamulang
Barat merupakan salah satu daerah dengan kasus DBD tertinggi di wilayah
binaan Puskesmas Pamulang.
Seiring dengan semakin banyaknya kasus DBD, pemerintah membuat
beberapa kebijakan terhadap pencegahan DBD yaitu dengan meningkatkan
Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) dan pengendalian vektor yang dilakukan
dengan baik, terpadu dan berkesinambungan. Pengendalian vektor melalui
surveilans vektor diatur dalam Kepmenkes No.581 tahun 1992, bahwa kegiatan
pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dilakukan secara periodik oleh
masyarakat yang dikoordinir oleh RT/RW dalam bentuk PSN dengan
menekankan kegiatan 3M plus (mengubur kaleng kaleng bekas, menguras
tempat penampungan air secara teratur dan menutup tempat penyimpanan air
dengan rapat serta penggunaan bubuk abate). Keberhasilan terhadap kegiatan
PSN ini dapat diukur dengan Angka Bebas Jentik (ABJ). Apabila ABJ lebih
atau sama dengan 95% diharapkan penularan DBD dapat dicegah atau
dikurangi. (Depkes RI, 2010)
Pemerintah juga menambahkan kegiatan upaya promosi kesehatan
dengan membentuk Desa Siaga, dimana masyarakat desa dilatih untuk
B. Rumusan Masalah
WHO (2013) menjelaskan bahwa, angka terjadinya kasus DBD
mengalami peningkatan secara drastis diseluruh dunia, diperkirakan 50-100
juta orang di seluruh dunia terinfeksi demam berdarah dengue setiap tahunnya.
Negara Indonesia sebagai salah satu negara tropis merupakan daerah
endemik untuk penyakit DBD. Seiring dengan permasalahan tersebut,
pemerintah membuat beberapa kebijakan terkait pencegahan DBD melalui
pengendalian vektor yang diatur dalam Kepmenkes No.581 tahun 1992 dengan
lebih menekankan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang dilakukan secara
periodik oleh masyarakat yang dikoordinir oleh RT/RW, untuk Dinas
Kesehatan Tangerang Selatan sendiri telah melakukan upaya terhadap
pencegahan DBD yaitu dengan cara penyelidikan epidemiologi, kegiatan PSN,
Fogging fokus, penyuluhan tentang DBD, membentuk kader Jumantik untuk
mengawasi program PSN di masyarakat dan memeriksa keberadaan jentik
nyamuk di masyarakat, namun dari data- data yang diperoleh penulis, angka
kejadian DBD masih cukup tinggi jika di bandingkan kelurahan lain di wilayah
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana pengetahuan masyarakat di RW 022 kelurahan Pamulang
Barat tentang pencegahan demam berdarah dengue?
2. Bagaimana praktik masyarakat di RW 022 kelurahan Pamulang Barat
terhadap pencegahan demam berdarah dengue?
3. Bagaimana
hubungan
pengetahuan
masyarakat
terhadap
praktik
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hubungan pengetahuan
masyarakat di RW 022 Pamulang Barat terhadap praktik pencegahan
demam berdarah dengue .
2. Tujuan khusus
a.
b.
c.
E. Manfaat
1. Bagi peneliti
Hasil
penelitian
ini
sebagai
salah
satu
syarat
dalam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian DBD
World Health Organization Demam berdarah dengue (DBD)
merupakan penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes yang
terinfeksi dengan salah satu dari empat virus dengue. Virus tersebut dapat
menyerang bayi, anak-anak dan orang dewasa (WHO, 2013). Sedangkan
menurut Depkes RI, DBD adalah penyakit akut yang disebabkan oleh
Virus DBD dan ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk
(Aedes aegypti atau Aedes albopictus) yang terinfeksi virus DBD.
(Depkes RI, 2011)
Demam dengue adalah demam virus akut yang disertai sakit
kepala, nyeri otot, sendi dan tulang, penurunan jumlah sel darah putih
dan ruam- ruam. Demam berdarah dengue/ dengue hemorraghagic fever
(DHF) adalah demam dengue yang disertai pembesaran hati dan
manifestasi perdarahan. Pada keadaan yang parah bisa terjadi kegagalan
sirkulasi darah dan pasien jatuh dalam syok hipovolemik akibat
kebocoran plasma. Keadaan ini disebut dengue shock syndrome (DSS)
(Mardiana, 2010).
2.
10
11
disebut penyakit demam 5 hari. Wabah demam dengue terjadi pada tahun
1871- 1873 di Zanzibar kemudian di Pantai Arab dan terus menyebar ke
Samudra Hindia. Quintos dkk, pada tahun 1953 melaporkan kasus
demam berdarah dengue di Philipina, kemudian disusul negara- negara
lain seperti Thailand dan Vietnam. Pada dekade 60-an penyakit ini mulai
menyebar ke negara- negara Asia Tenggara, antara lain Singapura,
Malaysia, Srilangka dan Indonesia. Pada dekade 70-an, penyakit ini
menyerang di kawasan Pasifik termasuk di kepulauan Polinesia. Dekade
80-an demam berdarah menyerang negara- negara Amerika Latin, yang
dimulai dengan negara Kuba pada tahun 1981. Penyakit demam berdarah
hingga saat ini terus menyebar luas di negara- negara tropis dan sub
tropis. (Nisa, 2007)
Kasus DBD di Indonesia, pertama kali terjadi di Surabaya pada
tahun 1968, tetapi konfirmasi pasti melalui isolasi virus baru didapat
pada 1970. Di Jakarta, kasus pertama dilaporkan pada 1969. Kemudian,
DBD berturut-turut dilaporkan di Bandung dan Yogyakarta pada 1972.
Epidemi pertama di luar Jawa dilaporkan pada 1972 di Sumatra Barat
dan Lampung, disusul oleh daerah Riau, Sulawesi
12
3.
13
berkisar
antara
40-100
meter
dari
tempat
14
4.
5.
15
6.
Patogenesis DBD
Virus dengue masuk kedalam tubuh manusia melalui perantara
gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Virus dengue
tersebut akan masuk kedalam sirkulasi darah dengan masa inkubasi virus
terjadi selama 3-15 hari (rata-rata 7-10 hari). Selama masa inkubasi, virus
akan memperbanyak diri dengan cara replikasi. (Nasronudin, 2007)
WHO (2005) menjelaskan bahwa patogenesis DHF menyebabkan
perubahan pada fisiologis manusia yaitu:
a. Meningkatnya
permeabilitas
pembuluh
darah
mengakibatkan
16
7.
Macam-macam DBD
Menurut Hoirunnisa (2007), infeksi virus dengue dapat bersifat
asimptomatik atau mengakibatkan penyakit demam biasa (sindrom
virus), demam dengue (DF), atau demam berdarah dengue (DHF)
termasuk sindrom syok dengue (DSS).
17
Berikut ini adalah perbedaan dari demam biasa (sindrom virus), demam dengue (DF), dan demam berdarah
dengue (DHF) atau sindrom syok dengue (DSS):
Tabel 2.1 Perbandingan Demam biasa, demam dengue, DHF atau DSS
Usia
Demam biasa
Demam dengue
Gejala awal
Sama seperti demam biasa Sakit kepala, sakit punggung, Peningkatan suhu tiba- tiba dapat
akibat virus lain
Gejala umum
Ruam makupopular
Nyeri
retroorbital,
kejang demam.
fotofobia, Sakit tenggorokan, faring merah,
hepatomegali,
18
Normal
Normal
Penurunan trombosit
Perjalanan penyakit
Peningkatan
permeabilitas
19
8.
(Mardiana,
2010)
Tanda atau gejala DBD yang muncul seperti bintik-bintik merah
pada kulit. Selain itu suhu badan lebih dari 38C, badan terasa lemah dan
lesu, gelisah, ujung tangan dan kaki dingin berkeringat, nyeri ulu hati,
dan muntah. Dapat pula disertai pendarahan seperti mimisan dan buang
air besar bercampur darah serta turunnya jumlah trombosit hingga
100.000/mm3 (Depkes RI, 2012).
Berdasarkan gejala DHF dikelompokkan menjadi 4 tingkatan:
a.
Derajat 1
Derajat 2
Derajat 3
Derajat 4
teraba dan tekanan darah tidak dapat diperiksa. Fase kritis pada
penyakit ini terjadi pada akhir masa demam. (WHO, 2005)
20
9.
Diagnosa DBD
Rentang variasi klinis infeksi virus dengue sedemikian luas, maka
WHO (2005), membuat kriteria diagnosis DBD yang dapat ditegakkan
bila semua hal dibawah ini terpenuhi:
a.
b.
c.
d.
Syok ditandai dengan denyut yang cepat dan lemah disertai tekanan
denyut yang menurun atau hipotensi, kulit lembap, dingin dan
gelisah.
e.
f.
21
b.
c.
d.
Catat
intake
dan
output
pasien,
amati
terhadap
adanya
f.
Observasi tanda dan gejala syok seperti gelisah, tangan dan kaki
terasa dingin dan terdapat sianosis sirkumoral, oliguri, denyut cepat
dan lemah atau hipotensi dll. (Hadinegoro, 2004).
22
Tindakan kolaborasi:
a. Pemberian antipiretik untuk menjaga suhu tubuh dibawah 40C.
Pemberian aspirin tidak dianjurkan karena dapat mengakibatkan
gastritis, perdarahan dan asidosis sebaiknya berikan parasetamol.
b. Pemberian cairan intra vena (sebagai contoh cairan kristaloid
maupun cairan koloid) jumlah cairan diberikan tergantung dari
derajat dehidrasi dan kehilangan elektrolit serta diperhatikan umur
dan berat badan pasien.
c. Pemberian sedatif jika pasien tampak gelisah
d. Pemberian oksigen pada semua pasien yang mengalami syok
dengan menggunakan masker oksigen
e. Transfusi darah diinstruksikan pada kasus yang menampakkan
perdarahan yang signifikan dan diberikan sesuai indikasi.
f. Pemeriksaan kadar hematokrit diukur setiap dua jam selama 6 jam
pertama dan sesudahnya setiap 4 jam sampai kondisi pasien stabil
(WHO, 2005)
23
1992,
yang
ditetapkan
sebagai
Program
Nasional
sarang
nyamuk
(PSN),
yaitu
menghindari
24
rapat tempat penampungan air (bak mandi, kolam hias, drum, wadah
air minum hewan, pot bunga) dan mengubur atau menyingkirkan
barang bekas (ban, kaleng serta ember bekas) yang dapat menjadi
sarang nyamuk.
b. Perlindungan diri
Pakaian mengurangi risiko tergigit nyamuk jika pakaian itu
cukup tebal atau longgar. Baju lengan panjang dan celana panjang
dengan kaus kaki dapat melindungi tangan dan kaki, yang
merupakan tempat yang paling sering terkena gigitan nyamuk WHO
(2005). Selain itu untuk menghindari gigitan nyamuk Aedes Aegypti
dapat menggunakan kelambu bila tidur, memasang kawat kassa pada
ventilasi udara, memakai obat nyamuk bakar/semprot serta obat
nyamuk oles (repellent) di dalam maupun di luar rumah pada pagi
dan sore hari (Depkes RI, 2012).
c. Abatisasi
Abatisasi dilaksanakan didesa/ kelurahan endemis terutama
disekolah dan tempat- tempat umum. Semua tempat penampungan
air dirumah dan bangunan yang ditemukan jentik nyamuk ditaburi
bubuk abate sesuai dengan dosis yaitu 10 gram abate untuk 100 liter
air (WHO, 2005).
d. Pengendalian biologis
Pengendalian secara biologis merupakan upaya pemanfaatan
agen biologi untuk pengendalian vektor DBD. beberapa agen
biologis yang sudah digunakan dan terbukti mampu mengendalikan
25
populasi larva vektor DBD ialah ikan pemakan jentik yang terbukti
efektif dan telah digunakan salah satunya dikota Palembang adalah
ikan cupang. (Depkes RI, 2012)
Penelitian yang dilakukan oleh Taviv.Y dkk (2010), tentang
pengendalian DBD melalui pemanfaatan pemantauan jentik dan ikan
cupang mendapatkan hasil bahwa intervensi dengan pemanfaatan
ikan
cupang
plus
pemantauan
jentik
lebih
efektif
untuk
Depkes RI (2012)
26
ABJ
dan
penurunan
HI,
BI,
dan
CI dengan
Fogging Fokus
Fogging
fokus
merupakan
kegiatan
menyemprotkan
B. Perilaku
1.
Pengertian Perilaku
Perilaku menurut Suryani (2003) dalam Fitriani (2011) merupakan
aksi dari individu terhadap reaksi dari hubungannya, sedangkan menurut
Notoatmodjo (2007) menjelaskan bahwa perilaku ialah tindakan atau
aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang
sangat luas mulai dari berjalan, bicara, menangis, tertawa, dapat
27
2.
b.
28
a.
b.
3.
atau
mempertahankan
kesehatannya
tanpa
29
4.
b.
c.
Perilaku
terhadap
lingkungan
kesehatan
merupakan
respon
kesehatannya
yaitu
dengan
cara
mengelola
5.
Domain Perilaku
Menurut Bloom (1968) dalam Notoatmodjo (2007) menjelaskan
bahwa, pengukuran terhadap perilaku kesehatan dapat dilihat dari domain
perilaku, yakni ada pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan
tindakan atau praktik (practice) ialah berikut:
a. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan melalui panca indera manusia
30
tepat
terhadap
objek
yang
diketahui
dan
dapat
31
6) Evaluasi
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini didasarkan
pada kriteria yang dilakukan sendiri ataupun menggunakan kriteria
yang ada.
Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Sungkar
dkk
(2010)
baik, 35,8%
32
6.
33
C. Penelitian Terkait
Penelitian terkait telah dilakukan oleh Supriyanto (2011), penelitian
ini menggunakan pendekatan penelitian analitik observasional dengan
pendekatan case control tentang pengetahuan, sikap dan praktik keluarga
tentang pemberantasan nyamuk (PSN) terhadap kejadian demam berdarah
dengue. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 50 responden kelompok
kasus dan 50 responden kelompok kontrol. Pengambilan data dilakukan
dengan cara wawancara menggunkan kuisioner. Hasil penelitian ini
didapatkan hasil bahwa pada responden kelompok kasus didapatkan 50%
berpengetahuan PSN buruk, 76% tidak mendukung PSN , dan 36% memiliki
praktik PSN buruk. Sedangkan pada responden kelompok kontrol didapatkan
76% berpengetahuan PSN baik, 94% mendukung PSN dan 96% memiliki
praktik PSN baik. Sehingga, didapatkan hasil bahwa ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan (p= 0,007, OR= 3,17), sikap (p= 0,000, OR=
49,61), praktik (p= 0,000, OR= 13,5).
34
D. Kerangka Teori
Bagan 2.1 Kerangka Teori
Faktor predisposisi
-
Pengetahuan
Sikap
Praktik
Persepsi
Usia
Budaya
Faktor Pemungkin :
Perilaku
-
Sarana dan
Prasarana
Faktor Pendukung:
-
Kebijakan
Pemerintah
kesehatan
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Sesuai dengan tujuan penelitian yang bersifat korelatif atau
menghubungkan variabel-variabel yang akan diteliti. Penelitian ini
meneliti variabel independent yaitu pengetahuan masyarakat tentang DBD,
sedangkan variabel dependent yang akan diteliti yaitu praktik pencegahan
DBD.
Bagan 3.1 Kerangka konsep penelitian tentang pengetahuan
masyarakat tentang demam berdarah dengue terhadap praktik pencegahan
demam berdarah dengue pada masyarakat di kelurahan Pamulang Barat
Variabel independent
Variabel dependent
Pengetahuan
masyarakat tentang
pencegahan demam
berdarah dengue
Praktik pencegahan
demam berdarah
dengue
Bagan 3.1
35
36
B. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel
Definisi Operasional
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala ukur
Pengetahuan
masyarakat
tentang
DBD
Pengetahuan
masyarakat
tentang
DBD
adalah
kemampuan masyarakat dalam
mengerti tentang penyakit
DBD yang berkaitan dengan
etiologi,
manifestasi
dan
pencegahan DBD
Ordinal
Praktik
pencegahan
DBD
Ordinal
37
C. Hipotesis
Berdasarkan kerangka konsep yang telah dibuat, maka hipotesis
penelitian yang muncul adalah:
1.
BAB IV
METODELOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kuantitatif dengan
desain correlation, yang bertujuan untuk memperoleh hubungan pengetahuan
masyarakat tentang demam berdarah dengue terhadap praktik pencegahan
demam berdarah dengue pada masyarakat di RW 022 kelurahan Pamulang
Barat. Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena data
penelitian berupa angka-angka dan analisis mengunakan statistik (Sugiyono,
2012). Penelitian ini dilakukan dalam satu waktu sehingga disebut cross
sectional.
38
39
Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Populasi yang akan dijadikan
penelitian untuk dipelajari adalah populasi masyarakat diwilayah
Kelurahan Pamulang.
2.
Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto, 2006). Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat di
wilayah kelurahan Pamulang Barat yang diambil dengan menggunakan
teknik proporsionate clustering sampling. Penghitungan sample dalam
masing-masing cluster dilakukan dengan perbandingan jumlah masingmasing RT yaitu:
40
01
100
2.
02
83
3.
03
65
4.
04
200
Jumlah
RT 1 =
54 = 12 orang
RT 2 =
54 = 10 orang
RT 3 =
54 = 8 orang
RT 4 =
54 = 24 orang
b.
c.
41
Keterangan:
n
= jumlah sampel
Z1-/2
Z1-
P1
= 0,40 (proporsi
= (P1+P2) /2 = 0,575
1- P
= 1 0,575 = 0,425
0.575
0.25 + 0.40
0.6 }2
(0,75 0.40)2
= 49
Jadi, total
sampel dalam
42
D. Instrumen Penelitian
Instrumen
penelitian
yang
digunakan
oleh
peneliti
untuk
b.
Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu
benar-benar mengukur apa yang diukur. Suatu kuisioner dikatakan
valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan
sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Dalam hal ini,
beberapa item pertanyaan dapat digunakan untuk mengungkapkan
variabel yang diukur tersebut. Uji ini dilakukan dengan menghitung
korelasi antara masing-masing skor item pertanyaan dari setiap
variabel dengan total skor variabel tersebut (Hidayat, 2007).
43
44
2. Reabilitas
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini
berarti menunjukan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten
bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang
sama dengan menggunakan alat ukur yang sama. Pengukuran
reliabilitas menggunakan bantuan software computer dengan rumus
Alpha Cronbach. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan
nilai Alpha Cronbach > 0,50 (Azwar, 2012). Hasil uji reabilitas pada
penelitian ini didapatkan hasil untuk variabel pengetahuan yaitu 0,404
sedangkan untuk variabel praktik yaitu 0,475, kedua instrumen ini
belum reliabel akan tetapi akan diuji kembali reabilitas kuisioner ini
pada saat penelitian. Setelah dilakukan penelitian, didapatkan hasil uji
reabilitas untuk variabel pengetahuan adalah 0,532 sedangkan untuk
variabel praktik adalah 0,72 dan keduanya valid.
b.
Tahap kedua yaitu pada saat penelitian peneliti dibantu oleh 2 orang
numerator yang telah diberikan pengarahan sebelumnya untuk
45
masing-masing
cluster.
Peneliti
memperkenalkan
diri,
G. Etika Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menekankan masalah etika yang perlu
diperhatikan selama penelitian yaitu:
1.
46
responden, tetapi
H. Pengolahan Data
Pengolahan data/manajemen data terdiri dari serangkaian tahapan
yang harus dilakukan agar data siap untuk diuji statistik dan dilakukan
analisis/interpretasi (Amran, 2012) Adapun tahap-tahap pengolahan data
meliputi:
1. Data Coding
Data coding merupakan kegiatan mengklasifikasi data dan memberi
kode untuk masing-masing kelas sesuai dengan tujuan dikumpulkannya
data. Dalam coding, data yang berbentuk huruf diubah menjadi data
berbentuk angka atau bilangan.
2. Data Editing
Tahap ini merupakan tahap kegiatan pengecekan data yang telah diisi.
Kegiatan yang dilakukan dalam editing adalah pengecekan dari sisi
47
jenis
perangkat
lunak
yang
dipergunakan.
Pada
saat
I. Analisa Data
Setelah dilakukan proses pengolahan/ manajemen data, langkah
selanjutnya adalah melakukan proses analisis data. Tujuan analisis data
48
univariat
merupakan
suatu
analisis
untuk
yang
diambil
dalam
penelitian,
dimana
akan
49
BAB V
HASIL PENELITIAN
B. Karakteristik Responden
1. Umur
Data
umur
responden
disajikan
50
dalam
bentuk
tabel
dan
51
3,7%
30-34
9,3%
35-39
16
29,6%
40-44
16
29,6%
45-49
14,8%
50-54
11,1%
55-59
1,9%
Total
54
100%
3,7%
SMP/sederajat
9,3%
SMA/sederajat
22
40,7%
Perguruan Tinggi
25
46,3%
Total
54
100%
52
Frekuensi
Prosentase %
Laki-laki
21
38,9%
Perempuan
33
61,1%
Total
54
100%
C. Pengetahuan responden
Karakteristik responden berdasarkan pengetahuan dapat dilihat pada
tabel 5.4
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Pengetahuan Tentang DBD di RW 022 Kelurahan Pamulang Barat
Tahun 2013
53
Tingkat pengetahuan
Frekuensi
Prosentase %
Baik
37
68,5%
Cukup
16
29,6%
Kurang
1,9%
Total
54
100%
Frekuensi
Prosentase %
Baik
20
37,0
Cukup
30
55,6
Kurang
7,4
Total
54
100%
54
Pengetahuan
Salah
Benar
Total
Tidak
pernah
1
(1,8%)
27
(50%)
28
kadang
Praktik
sering
selalu
total
3
0
0
4
(5,6%)
(0%)
(0%)
(7,4%)
10
5
8
50
(18,6%) (9,3%) (14,8%) (92,6%)
13
5
8
54
dengan
variabel
pernyataan
praktik
responden
terhadap
mencegah
pertumbuhan
jentik
ditempat
penampungan
air,
55
dan untuk
Pengetahuan
Salah
Benar
Total
Tidak
pernah
0
(0%)
3
(5,6%)
2
kadang
0
(0%)
6
(11,1%)
6
Praktik
sering
selalu
total
0
0
0
(0%)
(0%)
(0%)
16
29
54
(29,6%) (53,7%) (100%)
16
29
54
56
Salah
Benar
Total
Tidak
pernah
0
(0%)
4
(7,4%)
4
kadang
Praktik
sering
0
(0%)
15
(27,8%)
15
selalu
total
0
0
0
(0%)
(0%)
(0%)
4
31
54
(7,4%) (57,4%) (100%)
4
31
54
Salah
Benar
Total
Tidak
pernah
0
(0%)
11
(20,4%)
11
Praktik
kadang sering
0
(0%)
7
(13%)
7
selalu
total
0
0
0
(0%)
(0%)
(0%)
5
31
54
(9,2%) (57,4%) (100%)
5
31
54
57
Salah
Benar
Total
Tidak
pernah
0
(0%)
13
(24%)
13
Praktik
kadang sering
2
(3,7%)
28
(52%)
30
selalu
total
1
0
3
(1,9%) (0%)
(5,6%)
5
5
51
(9,2%) (9,2%) (94,4%)
6
5
54
58
Salah
Benar
Total
Tidak
pernah
0
(0%)
1
(1,8%)
1
kadang
Praktik
sering
3
(5,6%)
12
(22,2%)
15
selalu
total
7
12
2
(3,7%) (13%) (22,3%)
2
27
42
(3,7%) (50%) (77,7%)
4
34
54
59
7.
Hubungan
antara
Pengetahuan
Masyarakat
Terhadap
Praktik
0
(0%)
1
(1,9%)
3
(5,5%)
4
(7,4%)
0
(0%)
13
(24,1%)
17
(31,4%)
30
(55,6%)
1
(1,9%)
2
(3,7%)
17
(31,4%)
20
(37,0%)
1
(1,9%)
16
(29,6%)
37
(68,5%)
54
(100%)
0,05
0.13
Hasil yang diperoleh dari tabel 5.6, dapat dilihat bahwa responden
terbanyak adalah responden dengan pengetahuan baik dengan praktik cukup
sebanyak 17 (31,4%) responden dan responden dengan pengetahuan baik
dan praktik baik yaitu 17 (31,4) responden selanjutnya disusul dengan
responden dengan pengetahuan yang cukup dan praktik pencegahan cukup
sebanyak 13 (24,1%) responden, selanjutnya disusul dengan pengetahuan
responden dengan pengetahuan baik dan praktik pencegahan demam
berdarah yang kurang sebanyak 3 (5,5%) responden, kemudian untuk
responden dengan pengetahuan cukup dan praktik baik sebanyak 2 (3,7%)
responden dan responden dengan pengetahuan kurang dengan praktik baik
60
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini akan menjelaskan interpretasi hasil penelitian dan keterbatasan
penelitian. Interpretasi hasil akan membahas terkait hasil penelitian yang
dikaitkan dengan teori yang ada pada tinjauan pustaka, sedangkan keterbatasan
penelitian akan menjabarkan keterbatasan yang terjadi selama pelaksaan
penelitian.
A. Analisa Univariat
1.
penelitian
menunjukan
bahwa
sebagian
besar
61
62
(2005)
menyatakan
bahwa
tingkat
pendidikan
Jenis Kelamin
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar
responden dalam penelitian ini adalah berjenis kelamin perempuan
sebanyak 33 responden (61,1%) dan responden laki- laki hanya
berjumlah 21 orang (38,9%).
Menurut teori Green menjelaskan bahwa jenis kelamin
merupakan salah satu predisposing faktor terjadinya perubahan
perilaku seseorang. Akan tetapi, hasil yang diperoleh dalam
penelitian menunjukan tidak ada perbedaan signifikan antara jenis
kelamin dengan pengetahuan dan praktik responden tentang DBD.
63
2.
responden
yaitu
sejumlah
25
orang
responden
(46,3%)
64
3.
dengan
kategori baik hanya sebagian kecil yaitu 13 responden (17,8%), hal ini
menyebabkan masih tingginya angka kejadian DBD di RW 09 Kelurahan
65
B. Analisa Bivariat
1.
66
pendukung
melalui
kebijakan
pemerintah
yang
dapat
67
yaitu, pada saat survei jentik awal tanpa peran serta kader
tersebut
dapat
disimpulkan
bahwa,
dengan
adanya
C. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian
ini. Keterbatasan penelitian tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
1. Adanya kemungkinan bias dalam penilaian praktik pencegahan DBD di
masyarakat RW 022 Pamulang Barat. Hal ini dikarenakan peneliti tidak
68
mengobservasi
secara
langsung
melainkan
hanya
mengajukan
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan
dan dijabarkan pada bab-bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat ditarik
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Gambaran karakteristik masyarakat di RW 022 Pamulang Barat yang
menjadi responden dalam penelitian ini yaitu: presentase jenis kelamin
antara laki-laki dan perempuan masing-masing sebesar 38,9% dan
61,1%, umur berkisar antara 27-57 tahun, presentase pendidikan
responden adalah perguruan tinggi 46,3%, diikuti dengan responden
yang berpendidikan setingkat SMA 40,7% dan hanya sebagian kecil
responden yang berpendidikan setingkat SMP 9,3% dan terakhir
responden yang berpendidikan SD yaitu 3,7%.
2. Sebagian besar dari 68,5% responden
mempunyai pengetahuan
dengan kategori baik tentang DBD. Hal ini sesuai dengan tingkat
pendidikan yang ditempuh oleh responden yang menyatakan sebagian
besar responden berlatar belakang pendidikan setingkat perguruan
tinggi.
3. Sebagian besar dari 55,6% responden hanya melakukan praktik
pencegahan DBD dengan cukup, hal ini tidak sejalan dengan
tingginya tingkat pengetahuan responden terhadap DBD karena pada
pelaksanaannya praktik pencegahan DBD responden hanya sebatas
cukup,
hal
ini
dikarenakan,
69
responden
hanya
menggunakan
70
B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam
mengenai faktor-faktor lain yang berhubungan dengan praktik
pencegahan DBD dan peneliti selanjutnya diharapkan dapat
mengobservasi secara langsung terhadap praktik pencegahan DBD
yang dilakukan oleh masyarakat.
2. Bagi Puskesmas
Puskesmas diharapkan dapat membuat suatu kebijakan terkait
dengan pengawasan terhadap praktik pencegahan DBD seperti
memfasilitasi penyediaan kader juru pemantau jentik (JUMANTIK),
sehingga dapat memantau secara langsung praktik pencegahan DBD
pada
masyarakat
diwilayah
kerjanya.
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1
INFORM CONSENT
Tangerang, Juni 2013
Nama
: Ummi Zulaikhah
NIM
: 109104000037
Assalamualaikum wr. wb.
Saya mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Tertanda
Responden
Lampiran 2
KUISIONER PENELITIAN
Hubungan Pengetahuan Masyarakat Tentang Demam Berdarah Dengue
Terhadap Praktik Pencegahan Demam Berdarah Dengue Pada Masyarakat
di RW 022 kelurahan Pamulang Barat
A. Petunjuk Pengisian:
1. Bacalah semua pernyataan yang tertera di lembar kuisioner ini dengan
seksama.
2. Pilihlah salah satu kolom yang tersedia dengan memberi tanda
checklist () sesuai dengan Bapak/ Ibu/ Saudara/i lakukan dengan
sejujur-jujurnya.
3. Jika dalam menjawab pernyataan lembar kuisioner ini terjadi
kesalahan dalam pengisian, harap jawaban yang salah tersebut di coret
dan ganti dengan jawaban yang Bapak/ Ibu/ Saudara/ i anggap paling
benar atau sesuai dengan tindakan yang dilakukan.
4. Bila ada pertanyaan yang tidak dimengerti silakan tanyakan langsung
pada peneliti
B. Data Demografi
1.
Nomor responden :
2.
a.
Tidak sekolah
b.
c.
d.
e.
3.
Perguruan Tinggi
Jenis Kelamin
a.
Laki- laki
b.
Perempuan
4. Usia
a. 25-29
b. 30- 34
c. 35-39
d. 40-44
e. 45-49
f. 50- 54
g. 55-59
Pernyataan Pengetahuan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Ya
Tidak
1.
2.
3.
4.
Saya menaburkan
bubuk abate pada
tempat penampungan
air
5.
6.
Selalu
Sering
Kadang-
Tidak
kadang
pernah
nyamuk
7.
Saya menggunakan
obat nyamuk
bakar/semprot
8.
Saya menggunakan
obat nyamuk oles
9.
Saya senantiasa
melakukan pemeriksaan
jentik nyamuk pada
tempat-tempat
penampungan air
10.
11.
12.
HASIL PENELITIAN
UNIVARIAT
Pendidikan
Frequency
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Percent
SD
3.7
3.7
3.7
SMP
9.3
9.3
13.0
SMA
22
40.7
40.7
53.7
PT
25
46.3
46.3
100.0
Total
54
100.0
100.0
Jenis Kelamin
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Laki-laki
21
38.9
38.9
38.9
Perempuan
33
61.1
61.1
100.0
Total
54
100.0
100.0
Usia
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
25-29
3.7
3.7
3.7
30-34
9.3
9.3
13.0
35-39
16
29.6
29.6
42.6
40-44
16
29.6
29.6
72.2
45-49
14.8
14.8
87.0
50-54
11.1
11.1
98.1
55-59
1.9
1.9
100.0
Total
54
100.0
100.0
Pengetahuan
Frequency
Valid
Kurang
cukup
baik
1
16
37
Percent
1.9
29.6
68.5
Cumulative
Percent
Valid Percent
1.9
29.6
68.5
1.9
31.5
100.0
praktik new
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
kurang
7.4
7.4
7.4
cukup
30
55.6
55.6
63.0
baik
20
37.0
37.0
100.0
Total
54
100.0
100.0
salah
benar
Total
Count
Expected
Count
Count
Expected
Count
Count
Expected
Count
tidak pernah
2
2.2
praktik 4
kadang
sering
4
2
5.6
2.0
selalu
4
2.2
Total
12
12.0
8
7.8
21
19.4
7
7.0
6
7.8
42
42.0
10
10.0
25
25.0
9
9.0
10
10.0
54
54.0
salah
benar
Total
tidak pernah
1
27
28
praktik 5
kadang
sering
3
0
10
5
13
5
selalu
Total
0
8
8
4
50
54
Benar
Tidak Pernah
3
3
praktik 1
Kadang
Sering
6
16
6
16
Selalu
29
29
Total
54
54
Benar
tidak pernah
4
4
praktik 2
Kadang
sering
15
4
15
4
selalu
Total
31
31
54
54
Benar
tidak pernah
11
11
praktik 3
Kadang
sering
7
5
7
5
selalu
Total
31
31
54
54
salah
benar
Total
tidak pernah
0
13
13
praktik 11
kadang
sering
2
1
28
5
30
6
selalu
Total
0
5
5
3
51
54
salah
benar
Total
tidak pernah
0
1
1
praktik 15
Kadang
sering
3
2
12
2
15
4
selalu
Total
7
27
34
12
42
54
BIVARIAT
Crosstab pengetahuan masyarakat terhadap praktik pencegahan DBD
Pengetahuan * praktik new Crosstabulation
Count
praktik new
kurang
Pengetahuan
cukup
baik
Total
Kurang
cukup
13
16
baik
17
17
37
30
20
54
Total
Pengetahuan
Correlation Coefficient
1.000
.206
.136
54
54
Correlation Coefficient
.206
1.000
Sig. (2-tailed)
.136
Sig. (2-tailed)
N
praktik new
praktik new
Correlations
Pengetahuan
Spearman's rho
Pengetahuan
Correlation Coefficient
1.000
.206
.136
54
54
Correlation Coefficient
.206
1.000
Sig. (2-tailed)
.136
54
54
Sig. (2-tailed)
N
praktik new
praktik new
Pearson
p2
1
p3
.579
**
p4
.388
**
p5
-.296
p6
p7
**
.003
-.218
.240
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
p2
Pearson
.000
.000
.006
.981
.046
.028
84
84
84
84
84
84
84
**
**
-.204
-.074
.063
.000
.063
.501
.569
.000
84
84
84
84
84
84
**
-.161
.182
.168
.144
.097
.126
.000
.579
.483
.384
**
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
p3
Pearson
.000
84
.388
**
.483
.388
**
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
p4
Pearson
Correlation
.000
.000
84
84
84
84
84
84
84
**
-.204
-.161
.087
.190
-.047
-.296
Sig. (2-tailed)
N
p5
Pearson
.006
.063
.144
.434
.083
.672
84
84
84
84
84
84
84
.003
-.074
.182
.087
.122
.078
.981
.501
.097
.434
.270
.482
84
84
84
84
84
84
84
.063
.168
.190
.122
.167
.046
.569
.126
.083
.270
84
84
84
84
84
84
84
**
-.047
.078
.167
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
p6
Pearson
-.218
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
p7
Pearson
.240
.384
**
.388
.130
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
p8
Pearson
.028
.000
.000
.672
.482
.130
84
84
84
84
84
84
84
-.123
.055
.009
-.243
-.157
-.222
.045
.265
.618
.933
.026
.154
.043
-.219
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
p9
Pearson
84
84
84
84
84
84
84
-.135
-.042
.124
-.120
-.076
.096
-.025
.220
.704
.262
.279
.491
.386
.824
84
84
84
84
84
84
84
.035
.218
.138
.088
.250
.749
.046
.010
.211
.426
.022
.010
84
84
84
84
84
84
84
.113
.169
**
-.092
.228
.127
.107
.306
.125
.000
.405
.037
.249
.333
84
84
84
84
84
84
84
.214
.078
**
.022
**
.212
.051
.481
.000
.841
.010
.053
.001
84
84
84
84
84
84
84
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
p10
Pearson
.279
.278
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
p11
Pearson
.382
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
p12
Pearson
.424
.280
.344
**
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
p13
Pearson
.217
.420
**
.285
**
-.136
.141
.149
-.026
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
p14
Pearson
.047
.000
.009
.218
.200
.176
.812
84
84
84
84
84
84
84
.002
.120
.125
.056
.092
.344
**
.273
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
p15
Pearson
.406
.001
.012
.986
.278
.255
.611
84
84
84
84
84
84
84
**
.043
.015
.160
-.053
.092
.141
.001
.695
.890
.146
.633
.403
84
84
84
84
84
84
84
**
.079
.162
.345
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Jumlah
Pearson
.364
**
.604
**
.738
.364
**
.375
**
.498
**
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.001
.000
.000
.475
.001
.000
.000
84
84
84
84
84
84
84
Correlations
p8
p1
p13
p14
.113
.214
.217
.092
.045
.220
.749
.306
.051
.047
.406
84
84
84
84
84
84
84
-.123
-.042
.218
.169
.078
.265
.704
.046
.125
.481
.000
.001
84
84
84
84
84
84
84
Pearson Correlation
.055
.124
.279
Sig. (2-tailed)
.618
.262
.010
.000
.000
.009
.012
84
84
84
84
84
84
84
Pearson Correlation
.009
-.120
.138
-.092
.022
-.136
.002
Sig. (2-tailed)
.933
.279
.211
.405
.841
.218
.986
84
84
84
84
84
84
84
-.076
.088
.228
**
.141
.120
Pearson Correlation
N
p5
p12
.035
Sig. (2-tailed)
p4
p11
-.135
p3
p10
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
p2
p9
Pearson Correlation
-.219
-.243
.382
**
.424
.280
**
.420
.285
**
**
.344
**
.273
Sig. (2-tailed)
N
p6
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
p7
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
p8
Pearson Correlation
.026
.491
.426
.037
.010
.200
.278
84
84
84
84
84
84
84
-.157
.096
.250
.127
.212
.149
.125
.154
.386
.022
.249
.053
.176
.255
84
84
84
84
84
84
84
-.025
.278
.107
**
-.026
.056
.043
.824
.010
.333
.001
.812
.611
84
84
84
84
84
84
84
-.016
-.023
-.172
-.101
-.117
-.146
.887
.832
.118
.362
.289
.185
84
84
84
84
84
84
84
-.016
-.075
.008
-.077
-.158
.499
.945
.485
.152
.007
84
84
84
**
.130
.184
-.222
Sig. (2-tailed)
N
p9
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
p10
Pearson Correlation
.887
84
84
84
84
-.023
-.075
.215
.344
.284
-.290
**
Sig. (2-tailed)
N
p11
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
p12
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
p13
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
p14
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
p15
Pearson Correlation
.832
.499
84
84
-.172
.008
.215
.118
.945
.050
84
84
84
-.101
-.077
.362
.485
.009
.008
84
84
84
84
-.117
-.158
.130
.177
.289
.152
.239
.108
.001
84
84
84
84
84
**
.184
.153
.178
.185
.007
.095
.166
.106
.000
84
84
84
84
84
84
-.146
-.096
.182
.207
.081
.149
-.146
-.290
.050
.009
.239
.095
84
84
84
84
84
**
.177
.153
.008
.108
.166
84
84
84
84
**
**
.178
.001
.106
84
84
84
**
.284
**
.286
.286
.342
.342
.594
**
.000
84
84
**
.594
84
.331
**
Sig. (2-tailed)
.185
.386
.097
.059
.465
.175
.002
84
84
84
84
84
84
84
-.096
-.007
.383
.949
.000
.000
.000
.000
.000
84
84
84
84
84
84
84
N
Jumlah
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Correlations
p15
p1
.162
Sig. (2-tailed)
.141
.001
84
84
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
p3
Pearson Correlation
.345
**
.364
**
Pearson Correlation
N
p2
jumlah
.604
**
.001
.000
84
84
.043
.738
**
.555
**
.494
**
.611
**
.489
**
.470
**
Sig. (2-tailed)
.695
.000
84
84
Pearson Correlation
.015
.079
Sig. (2-tailed)
.890
.475
84
84
N
p4
N
p5
.160
Sig. (2-tailed)
.146
.001
84
84
N
p6
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
p7
.375
**
.633
.000
84
84
.092
Sig. (2-tailed)
.403
.000
84
84
-.146
-.096
Pearson Correlation
.498
**
Pearson Correlation
N
p8
-.053
.364
**
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
p9
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
p10
84
-.096
-.007
.386
.949
84
84
.555
**
Sig. (2-tailed)
.097
.000
84
84
.494
**
Pearson Correlation
.207
Sig. (2-tailed)
.059
.000
84
84
.081
Sig. (2-tailed)
.465
.000
84
84
Pearson Correlation
.149
.611
**
Pearson Correlation
N
p13
84
.182
N
p12
.383
Pearson Correlation
N
p11
.185
.489
**
Sig. (2-tailed)
N
p14
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
p15
Pearson Correlation
.175
.000
84
84
.331
**
Jumlah
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
**
.002
.000
84
84
Sig. (2-tailed)
N
.470
.403
**
.000
84
84
**
.403
.000
84
84
N of Items
.729
13
Pearson Correlation
p2
1
p3
p2
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
84
.
p5
p6
p7
p8
.203
-.038
-.100
-.012
-.012
-.136
.064
.731
.367
.913
.913
.216
84
84
84
84
84
84
84
Sig. (2-tailed)
N
p4
N
p3
84
84
84
84
.273
-.091
.203
-.059
-.148
.012
.409
.064
.592
.180
84
84
84
84
84
84
**
-.038
.042
.005
.003
.731
.703
84
84
84
84
84
**
.121
-.100
.241
.274
.367
.027
.064
84
84
Pearson Correlation
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
p7
84
Sig. (2-tailed)
p6
84
.203
Sig. (2-tailed)
p5
84
Pearson Correlation
N
p4
84
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
-.038
.273
.304
**
.317
.731
.012
84
84
84
-.091
.367
.409
.005
84
84
84
84
84
84
84
84
.203
**
.121
-.012
-.136
.913
.064
.003
.274
.913
.216
84
84
84
84
84
84
84
84
-.059
-.038
-.100
-.012
-.136
.592
.731
.367
.913
-.100
-.012
-.012
.913
.304
.317
.216
N
p8
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
p9
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
p10
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
p11
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
p12
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
84
84
84
84
84
84
84
84
-.148
.042
.241
-.136
-.136
.216
.180
.703
.027
.216
.216
84
84
84
84
84
84
84
84
-.214
.185
.274
.133
-.091
.216
.413
.051
.092
.012
.227
.413
.048
84
84
84
84
84
84
84
84
.107
.245
-.049
-.164
-.136
-.091
-.049
.369
**
.258
.657
.001
.018
.333
.024
.657
.137
84
84
84
84
84
84
84
84
**
.053
.212
-.030
-.030
-.061
-.030
.292
.783
.007
.630
.053
.783
.783
.582
84
84
84
84
84
84
84
84
.186
.079
-.029
.269
-.045
.050
.090
.477
.791
.013
.686
.653
-.045
.686
N
p13
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
p14
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
p15
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Jumlah
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
84
.
84
.
84
.
84
.
84
.
84
.
84
.
84
.
84
84
84
84
84
84
84
84
.049
-.067
-.175
-.021
-.021
-.108
.849
.656
.547
.112
.849
.849
.329
84
84
84
84
84
84
84
84
.203
.101
.108
.210
-.057
-.115
.605
.064
.363
.327
.055
.605
.299
84
84
84
84
84
84
84
84
**
-.099
-.021
-.057
-.031
.422
**
.539
**
.549
**
.373
.304
**
.778
.000
.000
.000
.000
.372
.005
84
84
84
84
84
84
84
84
Correlations
p9
p1
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
p2
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
p3
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
p11
p12
p13
-.057
-.031
.686
.849
.605
.778
84
84
84
84
84
-.030
-.045
.413
.657
.783
84
84
84
Jumlah
-.021
-.049
p15
-.091
p14
84
84
84
84
84
84
84
84
**
.186
.049
.203
-.214
.369
**
.292
.422
**
.051
.001
.007
.090
.656
.064
.000
84
84
84
84
84
84
84
84
Pearson Correlation
.185
.258
.053
.079
-.067
.101
Sig. (2-tailed)
.092
.018
.630
.477
.547
.363
.000
84
84
84
84
84
84
84
84
N
p4
p10
.539
**
p5
Pearson Correlation
.274
.107
.212
-.029
Sig. (2-tailed)
.012
.333
.053
84
84
Pearson Correlation
.133
.245
Sig. (2-tailed)
N
p6
N
p7
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
p8
-.175
.108
.791
.112
.327
.000
84
84
84
84
84
84
-.030
.269
-.021
.210
.227
.024
.783
.013
.849
.055
.000
84
84
84
84
84
84
84
84
-.091
-.049
-.030
-.045
-.021
-.057
-.099
.413
.657
.783
.686
.849
.605
.372
84
84
84
84
84
84
84
84
-.108
-.115
.549
.373
**
**
Pearson Correlation
.216
-.164
-.061
.050
Sig. (2-tailed)
.048
.137
.582
.653
.329
.299
.005
84
84
84
84
84
84
84
84
-.043
-.135
.079
-.028
.101
.695
.222
.474
.800
.359
.000
84
84
84
84
84
84
84
N
p9
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
84
.304
.435
**
**
p10
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
p11
-.086
.156
.409
.436
.157
.000
84
84
84
84
-.053
.170
.630
.005
.001
84
84
.091
1.000
.402
**
84
84
-.135
.000
.151
.222
1.000
84
84
84
84
84
84
Pearson Correlation
.079
.091
.151
-.079
Sig. (2-tailed)
.474
.409
.170
.477
.009
.000
84
84
84
84
84
84
84
Pearson Correlation
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
p14
.695
.000
84
p13
84
Sig. (2-tailed)
p12
-.043
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
84
.
84
84
84
84
-.028
-.086
-.053
-.079
.800
.436
.630
.477
84
84
84
84
84
.306
.284
**
**
.347
.427
**
**
84
84
84
84
**
.063
.001
.567
84
84
84
.369
p15
Jumlah
.359
.157
.005
.009
.001
84
84
84
84
84
84
.063
Sig. (2-tailed)
N
**
.402
**
.538
N of Items
5
**
**
84
84
**
.546
.001
.000
.567
.000
84
84
84
84
84
84
84
Cronbach's Alpha
.427
.546
.000
.000
Reliability Statistics
**
.000
.347
.369
**
Sig. (2-tailed)
.435
.156
Pearson Correlation
.284
**
.101
.306
**
Pearson Correlation
84
Skor Pengetahuan
nores
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
pengetahuan
3
4
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
5
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
6
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
Skor
7 total
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
5
4
7
7
5
5
7
7
6
7
7
6
6
6
5
6
4
6
7
7
5
7
7
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
7
7
7
7
6
7
5
4
7
7
4
5
6
3
7
5
6
6
5
6
5
6
6
6
6
5
6
51
52
53
54
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
6
6
6
4
Skor praktik
Nores 1
1 1
2 3
3 3
4 2
5 2
6 3
7 2
8 3
9 2
10 1
11 2
12 0
13 2
14 3
15 1
16 0
17 3
18 3
2
3
3
3
2
1
3
2
1
2
1
1
0
1
3
3
0
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
0
2
0
3
3
1
0
0
0
4
0
0
0
2
3
0
1
3
3
1
0
0
0
3
1
0
1
0
5
3
0
0
0
2
1
1
1
0
0
3
0
2
0
3
0
0
0
pengetahuan
6 7 8 9
3 3 3 3
3 3 1 3
2 2 0 1
2 1 1 2
2 2 1 2
1 2 1 2
0 3 3 3
2 2 1 3
2 2 0 2
0 3 0 0
1 2 1 3
1 3 1 0
1 1 0 3
3 3 2 3
2 3 0 1
0 0 0 0
1 1 0 0
0 0 0 0
10 11
3 3
3 3
2 2
1 3
2 2
3 3
3 3
2 2
2 3
3 3
3 3
0 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
12
3
3
1
3
1
1
3
2
3
3
0
3
1
3
3
1
3
1
Total skor
31
28
19
22
23
23
27
24
24
15
21
11
20
32
24
7
18
13
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
3
2
2
0
1
2
2
3
1
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
1
3
2
3
1
1
0
3
1
1
1
0
3
3
1
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
0
0
3
3
0
0
1
0
1
2
3
1
2
3
3
1
1
3
3
3
3
3
3
1
3
3
3
1
1
3
3
0
0
0
0
1
1
3
0
3
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
3
1
3
2
1
1
0
0
0
0
3
2
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
0
1
2
0
2
2
3
1
1
3
3
1
1
1
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
0
3
1
0
0
0
3
1
0
0
1
1
1
1
1
3
3
0
1
1
2
2
3
2
1
1
1
0
0
1
3
1
2
3
1
0
0
1
1
1
1
1
3
2
3
2
3
1
3
3
1
0
0
1
0
1
1
3
3
3
1
2
0
1
1
3
1
1
1
2
2
3
2
1
2
1
1
3
3
1
1
3
3
2
3
3
3
3
3
1
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
1
3
3
3
2
1
3
3
2
3
3
2
3
3
1
0
3
3
3
3
3
3
1
3
3
3
2
1
3
3
3
3
1
1
3
1
3
0
0
3
1
3
2
3
3
3
3
3
3
1
3
3
3
2
1
3
3
17
12
14
7
24
18
27
16
17
29
23
11
11
23
27
23
23
23
28
21
25
27
25
17
14
27
28
46
47
48
49
50
51
52
53
54
3
3
3
3
2
1
3
3
3
3
3
3
0
3
0
3
2
1
3
1
0
1
1
1
3
0
3
3
1
2
1
1
1
1
2
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
3
3
0
1
1
1
3
1
1
1
1
2
3
2
2
1
3
1
1
0
0
3
0
1
0
3
1
0
2
2
1
1
0
1
3
3
2
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
25
21
23
16
24
15
23
21
27