NI KETUT ARNITI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014
TESIS
NI KETUT ARNITI
NIM 1292161021
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014
NI KETUT ARNITI
NIM 1292161021
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014
ii
Lembar Pengesahan
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Mengetahui
Direktur
Program Pascasarjana
Universitas Udayana,
iii
Anggota :
1. dr. Luh Putu Lila Wulandari, MPH
2. Prof. Dr. dr. Tuti Parwati Merati, SpPD
3. Prof. Dr. dr. Mangku Karmaya, M.Repro, PA(K)
4. Dr. dr. Dyah Pradnyaparamita Duarsa, MSi
iv
Nama
: Ni Ketut Arniti
NIM
: 1292161021
Program Studi
Judul Tesis
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah *tesis/disertasi ini bebas plagiat.
Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmuah ini, maka
saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI Nomor : 17 tahun
2010 dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar,
Ni Ketut Arniti
NIM. 1292161021
Pertama-tama
perkenankanlah
penulis
memanjatkan
puji
syukur
kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya
atas asung kerta wara nugraha-Nya, tesis dapat diselesaikan.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Prof.dr. Dewa Nyoman Wirawan, MPH sebagai
pembimbing I yang dengan penuh perhatian telah memberi dorongan, semangat,
bimbingan, dan saran selama penulis mengikuti program magister, khususnya
dalam penyelesaian tesis ini. Terima kasih sebesar-besarnya pula penulis
sampaikan kepada dr. Luh Putu Lila Wulandari, MPH sebagai pembimbing II
yang telah dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan
dan saran kepada penulis.
Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana
Prof. Dr. dr. I Ketut Suatika, SpPD(KEMD) atas kesempatan dan fasilitas yang
diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat di Universitas Udayana. Ucapan
terima kasih ini juga ditujukan kepada Direktur Program Pasca Sarjana
Universitas Udayana yang dijabat oleh Prof. Dr. dr. A.A.Raka Sudewi, Sp.S(K)
atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa
Program Magister pada Program Pasca Sarjana Universitas Udayana. Tidak lupa
penulis ucapkan terima kasih kepada Prof. dr. Dewa Nyoman Wirawan, MPH
selaku ketua Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas
Udayana. Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan terima kasih kepada
Kordinator Peminatan KIA-Kespro Program Studi Magister Ilmu Kesehatan
Masyarakat Universitas Udayana dan semua dosen serta staf di Program Studi
Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan
pula kepada para penguji tesis ini, yaitu Prof. Dr. dr. Tuti Parwati Merati, Sp.PD,
Prof. Dr. dr. Mangku Karmaya, M.Repro PA(K) dan Dr. dr. Dyah
Pradnyaparamita Duarsa, M.Si yang telah memberikan masukan dan koreksi.
vi
Denpasar,
Penulis
vii
ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PENERIMAAN TES HIV OLEH IBU HAMIL
DI PUSKESMAS KOTA DENPASAR
HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia termasuk
Indonesia. Jumlah kasus HIV/AIDS di Indonesia terus mengalami peningkatan
begitupula kasus HIV pada perempuan dan anak. Tes HIV selama kehamilan
merupakan salah satu upaya untuk mencegah penularan HIV dari ibu ke anak.
Berdasarkan wawancara awal, diketahui bahwa berbagai faktor dapat
mempengaruhi penerimaan ibu hamil terhadap tes HIV. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui alasan ibu hamil menerima atau tidak menerima tes HIV serta
faktor-faktor yang berhubungan dengan penerimaan tes HIV oleh ibu hamil.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan penelitian
cros-sectional dan besar sampel penelitian adalah 120 ibu hamil. Data
dikumpulkan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner terstruktur.
Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dengan uji chi-square dan
analisis multivariat dengan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (67,5%)
menerima tes HIV. Faktor yang ditemukan berhubungan dengan penerimaan tes
HIV oleh ibu hamil adalah faktor dukungan suami atau keluarga
(OR=8,711;95%CI=2,88726,279), faktor persepsi keparahan penyakit
HIV/AIDS
(OR=3,392;95%CI=1,076-10,692)
serta
faktor
pekerjaan
(OR=2,816;95%CI=1,0707,416). Faktor usia, pendidikan, paritas, frekuensi
ANC, pengetahuan tentang HIV MTCT dan PMTCT, persepsi kerentanan,
persepsi manfaat, persepsi halangan, dukungan petugas kesehatan dan dukungan
teman tidak berhubungan secara signifikan dengan penerimaan tes HIV oleh ibu
hamil. Alasan menerima tes adalah karena mengikuti anjuran petugas kesehatan,
ingin tahu status HIV nya saja dan hanya sebagian kecil alasan untuk melindungi
anak. Alasan tidak menerima tes yang diungkapkan responden adalah takut
diambil darah, takut hasil yang akan diterima dan tidak mendapat persetujuan
untuk tes HIV dari suami.
Simpulan dari penelitian adalah dukungan suami atau keluarga, persepsi
keparahan penyakit HIV/AIDS dan pekerjaan merupakan faktor yang ditemukan
berhubungan dengan penerimaan tes HIV oleh ibu hamil. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat berguna bagi petugas kesehatan di tempat pelayanan antenatal
care dan dapat dipakai sebagai dasar penelitian lebih lanjut.
Kata Kunci : penerimaan tes HIV, ibu hamil, denpasar
viii
ABSTRACT
FACTORS RELATED TO ACEPTENCE OF HIV TESTING BY
EXPECTANT MOTHERS IN COMMUNITY HEALTHCEARE
CENTRES IN DENPASAR
HIV/AIDS is a health problem throughout the world, including Indonesia.
HIV is becoming an increasing concern in Indonesia, particularly among women
of reproductive age. HIV testing during pregnancy is one way to prevent the
transmission of HIV from mother to child. This study aims to determine the
reasons behind the acceptance of pregnant women in undergoing HIV testing and
the factors associated with the client willingness.
This study was quantitative methods study design was cross sectional with a
large sample of 120 expectant mothers. Data were collected by interviews using a
structured questionnaire. Univariate data analysis, bivariate chi-square test and
multivariate analysis with logistic regression was used to assess findings
The results showed that the majority of respondents (67.5%) would be willing
to undergo HIV testing. Factors associated with the acceptance of HIV testing by
expectant mothers were husband/family support (OR=8.711,95%CI=2.88726.279), perceived severity of HIV (OR = 3.392, 95% CI = 1.076 to 10.692) and
employment status (OR = 2.816, 95% CI = 1.070 to 7.416). Factors of age,
education, parity, frequency of ANC, knowledge, perception of susceptibility,
perceived benefits, perceived barrier, support health workers and peer support
were not significantly associated with acceptance of HIV testing by expectant
mothers. Supporting factors include encouragement and advice from healthcare
providers, concern about HIV status, and a minority were accepting because of
concern for future children. Reasons behind non-acceptance of HIV testing
included fear of the use of syringe in sample extraction, fear of results and lack of
agreement from partner.
The conclusions of the study is factors associated with the acceptance of HIV
testing by expectant mothers were husband/family support perceived severity of
and employment status. The results of this study are expected to be useful for
health workers in the antenatal care and can be used as a basis for further research.
Keywords: acceptance of HIV testing, expectant mothers, Denpasar
ix
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul Dalam......
iii
vi
Abstrak
vii
Abstract
ix
Daftar Isi x
Daftar Gambar.
xiii
Daftar Tabel.
xiv
Daftar Singkatan.
xv
Daftar Lampiran.
xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah... 6
1.3 Tujuan Penelitian
10
11
2.3 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penerimaan Tes HIV oleh Ibu
Hamil..........................................................................................................................
12
22
26
28
28
30
30
30
30
31
31
34
34
34
34
35
36
37
xi
37
40
42
43
44
5.3 Hubungan Penerimaan Tes HIV oleh Ibu Hamil dengan Variabel
Independen.
50
53
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Penerimaan Tes HIV oleh Ibu Hamil..
55
6.2 6.2 Faktor-faktor yang berhubungan dengan Penerimaan Tes HIV oleh Ibu Hamil
di Kota Denpasar..................................................................................................
59
68
70
7.2 Saran
71
DAFTAR PUSTAKA
72
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Model Prilaku Green (1980)...........................................................23
Gambar 3.2 Konsep Penelitian diadopsi dari Teori Lawrence Green dan Teori
Health Belief Model..28
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Table 4.1 Perhitungan Besar Sampel..32
Tabel Tabel 4.2 Definisi Operasional Variabel34
Tabel 5.2.1 Penerimaan Tes HIV Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Kota
Denpasar..44
Tabel 5.2.2 Karakteristik Responden Penelitian di Puskesmas Kota
Denpasar..44
Tabel 5.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban mengenai Sumber
Informasi HIV/AIDS, MTCT, PMTCT, Alasan Menerima dan
Menolak Tes HIV ...47
Tabel 5.3 Analisis Bivariat Hubungan Penerimaan Tes HIV oleh Ibu Hamil
dengan Variabel Independen.50
Tabel 5.4 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penerimaan
Tes HIV oleh Ibu Hamil.....53
xiv
DAFTAR SINGKATAN
AIDS
ARV
=Antiretroviral
ANC
= Antenatal Care
ARR
CI
=Confodent Interval
Dinkes
=Dinas Kesehatan
Depkes RI
=dan kawan-kawan
HIV
KB
=Keluarga Berencana
Kemkes RI
KIA
KPA
LKB
MTCT
ODHA
OR
=Odds Ratio
PITC
xv
PMTCT
PPIA
Puskesmas
RR
=Rate Ratio
UNAIDS
VCT
WHO
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Output SPSS .................................................................76
Lampiran 2 : Kuesioner Pengumpulan Data ......................................98
Lampiran 3 : Keterangan Kelaikan Etik.............................................109
Lampiran 4 : Ijin Penelitin dari Kesbanglinmas.................................110
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome
(HIV/AIDS) merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. World Health
Organization (WHO) menyatakan bahwa HIV/AIDS menjadi ancaman global dan
mengakibatkan dampak merugikan di semua sektor. Penyakit HIV/AIDS
merupakan penyakit infeksi penyebab kematian peringkat atas dengan angka
kematian dan angka kejadian penyakit yang tinggi serta membutuhkan diagnosis
serta terapi yang cukup lama (WHO, 2006).
Laporan Epidemi HIV Global UNAIDS tahun 2012 menunjukan terdapat 34
juta orang dengan HIV di seluruh dunia dan 50% di antaranya adalah perempuan
dan 2,1 juta anak berusia kurang dari 15 tahun. Di Asia Selatan dan Tenggara,
terdapat kurang lebih 4 juta orang dengan HIV dan AIDS dan 1,3 juta orang atau
37% adalah perempuan (WHO, 2011). Jumlah perempuan yang terinfeksi HIV
dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, seiring dengan meningkatnya jumlah
laki-laki yang melakukan hubungan seksual tidak aman, yang selanjutnya akan
menularkan pada pasangan seksualnya.
Infeksi HIV pada ibu hamil dapat mengancam kehidupan ibu dan selain itu
juga dapat menularkan virus kepada bayinya. Virus HIV dapat ditularkan dari ibu
yang terinfeksi HIV kepada anaknya selama kehamilan saat persalinan dan
menyusui. Risiko penularan HIV dari ibu ke anak tersebut diperkirakan 5-10%
selama kehamilan, 10-20% selama persalinan dan 5-20% selama menyusui. Lebih
dari 90% kasus anak yang terinfeksi HIV, ditularkan melalui proses penularan
dari ibu ke anak atau mother to child HIV transmission (MTCT) (Kemenkes,
2012). UNAIDS tahun 2009 memperkirakan 22.000 anak di wilayah Asia Pasifik
terinfeksi HIV dan tanpa pengobatan dan setengah dari anak yang terinfeksi
tersebut akan meninggal sebelum berusia dua tahun.
Di Indonesia, infeksi HIV merupakan salah satu masalah kesehatan utama
dan merupakan penyakit menular yang dapat mempengaruhi kematian ibu dan
anak. HIV telah ada di Indonesia sejak kasus pertama ditemukan di Bali tahun
1987. Indonesia juga merupakan salah satu negara di dunia dengan estimasi
peningkatan insidens rate infeksi HIV lebih dari 25% (UNAIDS, 2012). Saat ini
Indonesia merupakan negara dengan tingkat epidemi HIV terkonsentrasi, karena
terdapat beberapa daerah dengan prevalensi HIV lebih dari 5% pada subpopulasi
tertentu, dan prevalensi HIV 2,4% pada populasi umum 15-49 tahun yang terjadi
di Provinsi Papua dan Papua Barat.
Jumlah kasus HIV/AIDS di Indonesia terus mengalami peningkatan
begitupula kasus HIV pada perempuan dan anak. Seiring dengan meningkatnya
proporsi HIV pada perempuan yaitu 28%, terjadi pula peningkatan jumlah kasus
AIDS pada ibu rumah tangga dari 172 orang pada tahun 2004 menjadi 3.368
orang sampai bulan Juni 2012. Jumlah anak dengan AIDS yang tertular HIV dari
ibunya meningkat pula dari 48 orang pada tahun 2004 menjadi 912 sampai bulan
Juni 2012 (Kemenkes RI, 2012).
Meskipun angka prevalensi dan penularan HIV dari ibu ke bayi masih
terbatas, jumlah ibu hamil yang terinfeksi HIV cenderung meningkat. Prevalensi
HIV pada ibu hamil diproyeksikan meningkat dari 0,38% tahun 2012 menjadi
0,49% pada tahun 2016. Infeksi HIV dari ibu ke anak dapat dicegah, melalui
upaya pencegahan penularan dari ibu ke anak yang merujuk dari rekomendasi
WHO tahun 2010, dimana pada dasarnya semua ibu hamil ditawarkan tes HIV.
Penawaran tes HIV pada ibu hamil bisa dilakukan saat ibu datang untuk
kunjungan antenatal. Hal ini sebagai wujud layanan integrasi Pencegahan
Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) dengan pelayanan Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA) (Kemenkes, RI, 2012).
Data WHO melaporkan bahwa cakupan ibu hamil yang sudah melakukan tes
HIV mengalami peningkatan, kecuali Indonesia yang masih tetap paling rendah
yaitu < 1% sedangkan Thailand pencapainnya paling tinggi yaitu 94%, China
64%, Vietnam 52% dan Cambodia 41% (WHO, 2012). Data Kementerian
Kesehatan juga menyebutkan bahwa hingga tahun 2012 kejadian penularan dari
ibu ke anak sudah mencapai 2,6 persen dari seluruh kasus HIV/AIDS yang
dilaporkan di Indonesia (Kemenkes RI, 2012).
Di Provinsi Bali kasus kumulatif HIV/AID sejak di temukan di Bali tahun
1987 sampai dengan bulan Mei 2013 adalah sebesar 7.856 orang dan 35,5 % dari
keseluruhan kasus adalah perempuan. Pada tahun 2012 jumlah ibu hamil yang
sudah melakukan tes HIV sebanyak 1.284 orang atau 1,8% dari sasaran ibu hamil
sebanyak 72.713 orang. Dari ibu hamil yang melakukan tes HIV tersebut 53 orang
dinyatakan positif HIV (Dinkes Provinsi Bali, 2013).
Data dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Bali menyatakan bahwa
berdasarkan perhitungan secara statistik epidemiologi menunjukan bahwa sekitar
500 ibu hamil di Bali diperkirakan positif HIV/AIDS setiap tahun. Pola penularan
HIV pada ibu hamil tersebut, adalah penularan dari suami yang berganti-ganti
pasangan seksual kepada istrinya. Penularan tersebut tidak hanya pada ibu hamil
yang terinfeksi HIV dari suami saja, namun berlanjut kepada anak yang
dikandungnya (Wirawan, 2012).
Di Provinsi Bali, kota Denpasar merupakan penyumbang angka HIV/AIDS
tertinggi dibandingkan dengan 8 kabupaten lainnya. Jumlah kumulatif kasus
HIV/AIDS sejak ditemukan tahun 1978 sampai dengan bulan Mei 2013 di Kota
Denpasar sebanyak 3.146 orang atau 40,05% dari seluruh kasus HIV di Provinsi
Bali. Sedangkan cakupan ibu hamil yang melakukan pemeriksaan HIV baru
mencapai 2,58% dari 17.552 orang sasaran ibu hamil tahun 2012 (Dinkes Provinsi
Bali, 2013).
Terkait pelaksanaan Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi (PPIA)
yang terintegrasi pada layanan KIA, Bali mempunyai peluang untuk mengatasi
permasalahan penularan HIV dari ibu ke bayi. Hal ini dapat kita lihat dari cakupan
K1 atau akses layanan kesehatan bagi ibu hamil mencapai 97,58% pada tahun
2012 (Dinkes Provinsi Bali, 2012).
Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan terdepan, dan penawaran tes
HIV bagi ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC dimulai dari unit layanan
pemerintah salah satunya puskesmas. Dengan penawaran tes HIV secara aktif
dilakukan oleh petugas kesehatan bagi ibu hamil di Puskesmas maka harapan
untuk penemuan dan pengobatan kasus HIV/AIDS menjadi lebih besar dan risiko
penularan HIV dari ibu ke bayi dapat diturunkan.
Penawaran tes HIV secara aktif oleh petugas kesehatan bagi seluruh ibu hamil
yang melakukan pemeriksaan ANC di Puskesmas di Bali khususnya Denpasar
sebagian besar dilakukan sejak tahun 2012 dan ditingkatkan terus pada tahun
2013. Namun seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa cakupan ibu hamil
yang melakukan pemeriksaan HIV masih belum mencapai target yang
diharapakan.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap 8 ibu hamil yang melakukan
kunjungan ANC di 4 Puskesmas Kota Denpasar, berbagai alasan dikemukaan oleh
ibu hamil untuk menerima dan menolak tes HIV. Alasan menerima tes HIV
adalah karena mengikuti anjuran petugas kesehatan dan merasa memiliki risiko.
Alasan menolak tes HIV oleh ibu hamil, karena merasa tidak memiliki faktor
risiko untuk tertular HIV, takut dengan hasil jika dilakukan tes, takut dengan
pandangan negatif orang yang melihat ketika mengunjungi klinik VCT, khawatir
pandangan masyarakat bila ketahuan positif HIV, ibu bekerja sehingga tidak ada
waktu untuk melakukan tes HIV serta tidak mendapatkan ijin dari pasangan atau
suami.
Pemeriksaan HIV pada ibu hamil merupakan peluang yang baik dalam upaya
mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi. Namun dari hasil wawancara awal,
diketahui bahwa berbagai faktor dapat mempengaruhi penerimaan ibu hamil
terhadap tes HIV. Sejauh ini, belum pernah dilakukan kajian lebih lanjut
mengenai faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi penerimaan tes HIV oleh
ibu hamil. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengkaji secara mendalam
faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan penerimaan tes HIV oleh ibu
hamil.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa alasan ibu hamil untuk menerima atau tidak menerima tes HIV?
1.2.2 Apakah usia berhubungan dengan penerimaan tes HIV oleh ibu hamil di
Puskesmas Kota Denpasar?
1.2.3 Apakah pekerjaan berhubungan dengan penerimaan tes HIV oleh ibu
hamil di Puskesmas Kota Denpasar?
1.2.4 Apakah pendidikan berhubungan dengan penerimaan tes HIV oleh ibu
hamil di Puskesmas Kota Denpasar?
1.2.5 Apakah status perkawinan berhubungan dengan penerimaan tes HIV oleh
ibu hamil di Puskesmas Kota Denpasar?
1.2.6 Apakah paritas berhubungan dengan penerimaan tes HIV oleh ibu hamil di
Puskesmas Kota Denpasar?
1.2.7 Apakah jumlah kunjungan ANC berhubungan dengan penerimaan tes HIV
oleh ibu hamil di Puskesmas Kota Denpasar?
1.2.8 Apakah pengetahuan tentang HIV, MTCT, dan PMTCT berhubungan
dengan penerimaan tes HIV oleh ibu hamil di Puskesmas Kota Denpasar ?
1.2.9 Apakah persepsi kerentanan (perceived susceptibility) terhadap HIV dan
AIDS berhubungan dengan penerimaan tes HIV oleh ibu hamil di
Puskesmas Kota Denpasar ?
serta HIV/AIDS
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pelayanan
kesehatan
dalam
strategi
Layanan
Komprehensif
10
11
Provider Initiated HIV Testing and Counseling (PITC) adalah layanan tes dan
konseling HIV terintegrasi di sarana kesehatan, yaitu tes dan konseling diprakarsai
oleh petugas kesehatan ketika pasien mencari layanan kesehatan. Persyaratan
penting bagi penerapan PITC tersebut adalah adanya lingkungan yang
12
13
HIV salah satunya dilihat dari karakteristik ibu hamil yaitu usia. Seperti penelitian
yang dilakukan oleh Thior dkk. (2006), tentang konseling dan tes sukarela di
Botswana. Penelitian tersebut menyatakan bahwa penerimaan tes HIV secara
sosiodemografi dipengaruhi oleh usia ibu.
Hasil penelitia oleh Thior dkk. (2006) menemukan Ibu dengan usia 21 atau
lebih muda lebih mungkin untuk menerima tes HIV daripada ibu dengan usia 32
tahun atau lebih tua (OR=2,5;95%CI=1,8-3,7). Dalam penelitian ini dijelaskan
ibu yang lebih tua lebih mungkin terkena HIV karena riwayat praktek-praktek
seksual sebelumnya. Hasil penelitian ini sejalan pula dengan hasil penelitian
untuk menilai prediktor ibu hamil untuk tes HIV di antara peserta antenatal di
Lusaka, Zambia, oleh Thierman dkk. (2006). Dalam penelitian tersebut
menemukan bahwa wanita yang lebih muda dari 20 tahun (ARR=1,14), lebih
mungkin untuk menjalani tes HIV. Usia telah terbukti menjadi faktor yang
signifikan dalam penentuan apakah ibu akan menerima tes HIV karena persepsi
risiko lebih tinggi pada wanita yang lebih tua. Namun penelitian oleh Bajunirwe
dan Muzoora, (2005) di Uganda dengan menganalisis usia sebagai dikotomis
variabel menggunakan 25 tahun sebagai cut off, usia tidak terkait dengan
kesediaan untuk menerima tes HIV (OR=0,87;95%CI=0,47-1,62). Penelitian oleh
Demissie dkk. (2009) dalam PS, dkk (2012) mengatakan bahwa perilaku ibu
hamil untuk tes HIV tidak hanya berhubungan dengan umur, namun berhubungan
dengan pekerjaan, pengetahuan, persepsi risiko, persepsi manfaat dan keterlibatan
suami.
14
dengan
mereka
yang
pasangannya
tinggal
jauh
pendidikan
adalah
proses
dimana
seseorang
mengembangkan
15
untuk menerima tes HIV dibandingkan ibu yang hanya berpendidikan dasar atau
tidak sekolah (OR=2,88;95%CI=1,43-5.84). Namun berbeda dengan hasil
penelitian oleh Paoli dkk. (2004) yang mengatakan bahwa perilaku ibu hamil
untuk mengikuti tes HIV tidak hanya berhubungan dengan pendidikan, namun
berhubungan dengan persepsi kerentanan, persepsi keparahan, persepsi halangan,
petunjuk berperilaku dan keterlibatan suami.
Selain pendidikan, dalam penelitian Thior dkk. (2006),
juga disebutkan
bahwa pekerjaan berhubungan dengan penerimaan tes HIV oleh ibu hamil.
Penelitian oleh Moges dan Ambarbir (2011) menegaskan bahwa status pekerjaan
wanita itu ditemukan menjadi faktor penting dalam penerimaan tes HIV. Ibu yang
bekerja di sektor swasta ataupun pemerintah 4 kali lebih mungkin untuk
meneriama tes HIV dibandingkan dengan ibu rumah tangga. Hal ini disebabkan
karena ibu yang bekerja lebih banyak terpapar informasi tentang VCT di tempat
kerja mereka sementara ibu rumah tangga sebagian besar waktu mereka di rumah.
Berbeda dengan hasil penelitian oleh Kwofie (2008) bahwa pekerjaan tidak
signifikan berhubungan dengan penerimaan konseling dan tes HIV oleh ibu hamil
(OR=0,83;95%CI=0,41-1,68;P=0,71). Penelitian sejenis oleh PS, dkk (2012) di
Semarang Indonesia, menemukan bahwa sebagian besar responden tidak bekerja
dan proporsi yang menerima tes HIV sebagian besar adalah ibu hamil yang tidak
bekerja. Namun, secara statistik tidak ditemukan adanya hubungan penerimaan
tes HIV oleh ibu hamil dengan pekerjaan.
Jumlah kunjungan ANC juga berhubungan dengan penerimaan tes HIV oleh
ibu hamil. Saat ANC ibu mendapatkan informasi-informasi penting tentang
16
ibu
yang
hadir
kurang
dari
dua
kunjungan
antenatal
17
Ethiopia bahwa selain sosiodemografi ibu, pengetahuan ibu tentang HIV, VCT,
PMTCT, pengobatan HIV dan penularan HIV, persepsi terhadap HIV dan sikap
ibu hamil, bahwa peran pasangan untuk pengambilan keputusan dan reaksi
pasangan terhadap hasil tes yang positif mempengaruhi ibu untuk menerima tes
HIV. Penelitian ini menyebutkan bahwa 74,1% ibu hamil bersedia untuk
dikonseling dan melakukan tes HIV (Ambaye, 2006).
Sejalan pula dengan penelitian oleh Paoli dkk. (2004) bahwa dukungan dari
pasangan dan atau anggota keluarga akan menjadi faktor penting dalam
menentukan apakah seorang wanita mampu sepenuhnya berpartisipasi dalam tes
HIV untuk mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi. Sama seperti penelitian
yang dilakukan oleh PS dkk. (2012) di Semarang Indonesia bahwa faktor yang
paling dominan berpengaruh terhadap prilaku ibu hamil untuk tes HIV adalah
dukungan suami. Dukungan suami yang baik, 15,711 kali lebih memungkinkan
ibu untuk menerima tes HIV dibandingkan ibu hamil yang tidak mendapat
dukungan suami. Begitu pula dukungan petugas kesehatan khususnya bidan juga
berpengaruh terhadap penerimaan tes HIV oleh ibu hamil. Dalam penelitian ini
ditemukan dukungan petugas kesehatan secara statistik mempunyai hubungan
yang signifikan dengan prilaku tes HIV
Informasi-informasi serta dukungan dari teman juga berhubungan dengan
penerimaan tes HIV oleh ibu hamil. Ibu hamil bisa berbagi informasi dan
pengalaman mereka selama kehamilan. Kondisi seperti ini akan menambah
pengetahuan ibu tentang berbagai informasi kehamilan termasuk tes HIV.
18
19
terhadap manfaat tes HIV tersebut. Pendapat dan penilaian inilah yang kemudian
mendorong individu untuk melaksanakan dan mempraktekkan apa yang diketahui
atau disikapi atau dinilai baik. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Fernandez
dkk. (2000) bahwa penerimaan tes HIV oleh ibu hamil ditemukan berkaitan
dengan persepsi yang kuat tentang manfaat tes HIV.
Persepsi halangan tes HIV timbul sebagai akibat stigma dan diskriminasi
yang ditujukan kepada penderita HIV/AIDS. Hal ini semakin membuat ibu hamil
tidak mau melakukan pemeriksaan HIV. Penelitian yang dilakukan oleh Meiberg
dkk, dalam Sitepu (2008) di Afrika Selatan menunjukkan bahwa ketakutan untuk
menerima stigma dan ketakutan untuk mengetahui status HIV positif merupakan
penghambat utama seseorang melakukan tes HIV. Kondisi seperti ini membawa
konsekuensi negatif terhadap tindakan pencegahan dan pengobatan HIV/AIDS.
Akibatnya sebagian masyarakat terutama mereka yang pernah melakukan perilaku
beresiko tinggi tertular HIV/AIDS masih enggan untuk memeriksakan dirinya ke
klinik VCT karena merasa takut mendapatkan hasil yang positif. Hal ini sejalan
dengan penelitian PS dkk. (2012) serta Paoli dkk.(2004) yang menyatakan bahwa
ada hubungan persepsi halangan terhadap prilaku tes HIV.
Persepsi kerentanan terhadap HIV/AIDS
penerimaan ibu hamil terhadap tes HIV. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh PS
dkk. (2012) dalam hasil penelitianya disebutkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara persepsi kerentanan terhadap HIV dengan prilaku tes HIV.
Begitu pula persepsi keparahan HIV dan AIDS berhubungan dengan penerimaan
tes HIV oleh ibu hamil.
20
Studi terkait tentang penolakan tes HIV oleh ibu hamil yang melakukan ANC
juga dilakukan di Ethiopia tepatnya di Gambella tahun 2008. Penelitian dengan
rancangan gabungan cross sectional dan kualitatif ini, menyatakan ibu hamil
dengan 2-3 kelahiran hidup di masa lalu, menyatakan perceraian sebagai respon
yang diberikan oleh suami mereka setelah hasil tes yang diterima ibu adalah HIV
positif. Begitu pula ketika tidak mengungkapkan dan mencari persetujuan dari
suami mereka untuk tes HIV (Fanta dan Worku, 2008).
Sebuah penelitian yang menggunakan pendekatan Health Belief Model di
Northwestern Ethiopia tahun 2011 menyebutkan alasan yang diungkapkan oleh
responden untuk menolak tes HIV adalah ketidaksetujuan pasangan, takut diambil
darah dan mengetahui status HIV mereka, serta stigma dan diskriminasi yang
diterima ODHA yang disebutkan sebagai hambatan (Moges dan Amberbir, 2011).
Veloso dkk. (2008) dalam studinya di Brazil menyatakan hubungan antara
penerimaan ibu hamil untuk ikut tes HIV berbeda disetiap kota. Perbedaan
penerimaan ini dipengaruhi oleh frekuensi dan kualitas ANC, ras, konseling, serta
pengetahuan ibu sebelum tes HIV.
Selain di Afrika penelitian terkait juga dilakukan di negara maju seperti
Amerika. Penelitian dilakukan di Florida, Connecticut, dan New York City.
Dalam penelitian ini menemukan 86% ibu hamil melaporkan telah melakukan tes
HIV. Penerimaan tes ditemukan berkaitan dengan keyakinan yang kuat tentang
manfaat tes, pengetahuan tentang penularan vertikal, adanya dukungan penyedia
layanan tes, dan dukungan sosial. Wanita yang menolak tes mengatakan bahwa
mereka melakukannya karena mereka tidak menganggap diri mereka berada pada
21
risiko untuk HIV atau mereka menghadapi kesulitan administrasi dengan beberapa
aspek dari proses tes misalnya penjadwalan, dan terbatasnya ketersediaan pre-test
koseling (Fernandez dkk, 2000).
Di Bali pernah dilakukan penelitian untuk mengetahui alasan ibu hamil
menolak untuk tes HIV. Penelitian dengan rancangan kualitatif ini dilakukan oleh
Ariasih (2012) di Singaraja. Dalam penelitiannya Ariasih menyebutkan alasan ibu
hamil tidak melakukan tes HIV adalah dikarenakan kuatnya budaya patriarki
mempengaruhi penerimaan ibu hamil terhadap tes HIV, masih adanya stigma di
masyarakat tentang HIV dan persepsi ibu hamil bahwa dirinya kurang berisiko
tertular HIV.
Hasil-hasil penelitian diatas menunjukan bahwa prilaku seseorang selain
dipengaruh oleh faktor dari dalam individu itu sendiri juga dipengaruhi oleh faktor
yang berasal dari luar individu. Perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada
didalam diri seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia dalam
hidupnya mempunyai keinginan mempunyai kesehatan yang optimal sehingga
jika tubuh merasakan timbulnya gejala yang menganggu kesehatannya maka akan
berusaha untuk melakukan tindakan pencegahan atau pengobatan. Munculnya
keinginan untuk melakukan tindakan tersebut menjadi bagian dari perilaku
kehidupan manusia. Menurut Sudarman (2008), bahwa dengan adanya dorongan
dari dalam diri manusia maka menimbulkan keinginan seseorang untuk
melakukan tindakan atau perilaku khusus yang mengarah kepada tujuannya.
Seperti yang diuraikan diatas bahwa sudah banyak dilakukan penelitian yang
dilakukan terkait faktor-faktor penerimaan tes HIV oleh ibu hamil. Namun
22
Pendorong)
merupakan
faktor-faktor
yang
23
Predisposing Factors
Keyakinan tentang prilaku
Nilai-nilai yang diperoleh
dari prilaku
Keyakinan normatif
Motivasi untuk mengikuti
dorongan orang lain
Reinfocing Factors
Sikap dan prilaku tenaga
kesehatan
Dukungan suami atau
keluarga dan tokoh
masyarakat
Enabling Factors
Ketersediaan sumber daya
Aksesbilitas
Rujukan
Aturan yang berlaku
Keterampilan
Prilaku individu,
kelompok atau
kmunitas
Faktor lingkungan
menerima
usaha-usaha
pencegahan
dan
penyembuhan
yang
24
2.
3.
25
5.
Cues to action bisa sebagai isyarat atau tanda-tanda dengan melakukan aksi
kegiatan sehubungan dengan mempromosikan pelayanan kesehatan melalui
media tertentu yang benar. Diperlukan isyarat beberapa faktor eksternal untuk
mendapat tindakan penerimaan yang benar. Faktor ekstenal tersebut misalnya
adanya pesan-pesan pada media
masa,
nasihat
BAB III
KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Berpikir
Penyakit HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia termasuk
Indonesia. Memeriksakan diri untuk tes HIV merupakan langkah yang penting
dalam kehidupan seseorang terutama bagi ibu hamil karena bukan hanya untuk
ibu tetapi juga bermanfaat untuk janin yang dikandung. Dengan mengetahui status
HIV lebih awal maka risiko penularan HIV dari ibu ke bayi dapat diturunkan.
Pemerintah telah membuat program sebagai upaya untuk menurunkan risiko
penularan HIV dari ibu ke bayi. Salah satu bentuk program tersebut adalah
penawaran tes HIV bagi setiap ibu hamil yang melakukan ANC di pelayanan
kesehatan dasar maupun rujukan. Namun sampai saat ini cakupan pemeriksaan
HIV pada ibu hamil masih sangat rendah. Banyak penelitian telah dilakukan di
berbagai negara untuk menganalisis faktor-faktor penerimaan tes HIV oleh ibu
hamil. Dari penelitian-penelitian tersebut diketahui banyak faktor yang
berhubungan dengan tes HIV oleh ibu hamil .
Faktor-faktor tersebut antara lain karakteristik ibu hamil yaitu faktor
sosiodemografi baik itu usia, pekerjaan, pendidikan, status perkawinan, jumlah
kunjungan ANC dan paritas. Kepercayaan, nilai-nilai keyakinan, kebiasaan,
norma social dan budaya juga dikatakan sebagai faktor predisposisi perubahan
prilaku untuk menerima tes HIV. Disamping faktor sosiodemografi tersebut,
faktor predisposisi lainnya dari penerimaan tes HIV oleh ibu hamil adalah
26
27
28
Keterangan :
= diteliti
= tidak diteliti
Gambar 3.2 Konsep Penelitian diadopsi dari Teori Lawrence Green dan Teori
Health Belief Model
3.3 Hipotesis Penelitian
3.3.1 Ada hubungan usia terhadap penerimaan tes HIV oleh ibu hamil.
3.3.2 Ada hubungan pekerjaan terhadap penerimaan tes HIV oleh ibu hamil.
3.3.3 Ada hubungan pendidikan, terhadap penerimaan tes HIV oleh ibu hamil.
29
3.3.4
Ada hubungan status perkawinan, terhadap penerimaan tes HIV oleh ibu
hamil.
3.3.5 Ada hubungan paritas terhadap penerimaan tes HIV oleh ibu hamil.
3.3.6 Ada hubungan jumlah kunjungan ANC terhadap penerimaan tes HIV oleh
ibu hamil.
3.3.7 Ada hubungan pengetahuan ibu hamil tentang HIV, MTCT dan PMTCT
terhadap penerimaan tes HIV oleh ibu hamil.
3.3.8 Ada hubungan persepsi kerentanan HIV dan AIDS terhadap penerimaan
tes HIV oleh ibu hamil.
3.3.9 Ada hubungan persepsi keparahan HIV dan AIDS terhadap penerimaan tes
HIV oleh ibu hamil.
3.3.10 Ada hubungan persepsi manfaat tes HIV terhadap penerimaan tes HIV
oleh ibu hamil.
3.3.11 Ada hubungan persepsi halangan tes HIV terhadap penerimaan tes HIV
oleh ibu hamil.
3.3.12 Ada hubungan dukungan suami atau keluarga terhadap penerimaan tes
HIV oleh ibu hamil.
3.3.13 Ada hubungan dukungan petugas kesehatan terhadap penerimaan tes HIV
oleh ibu hamil.
3.3.14 Ada hubungan dukungan teman terhadap penerimaan tes HIV oleh ibu
hamil.
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan menggunakan desain
cross sectional , yaitu penelusuran sesaat, artinya subjek diamati hanya sesaat
atau satu kali. Untuk memperoleh informasi tentang variabel dependen dan
variabel independen maka pengukuruannya dilakukan bersama-sama pada saat
penelitian (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di dua Puskesmas di Kota Denpasar yaitu
Puskesmas II Denpasar Selatan dan Puskesmas I Denpasar Utara. Penelitian
dilaksanakan dari tanggal 26 Maret 2014 sampai dengan 22 April 2014.
4.3 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian adalah bidang Kesehatan Ibu dan Anak.
Penelitian ini membahas beberapa faktor yang berhubungan dengan
penerimaan tes HIV oleh ibu hamil sebagi upaya pencegahan penularan HIV
dari ibu ke anak.
4.4 Sumber Data
Sumber data penelitian adalah dengan wawancara langsung pada subjek
penelitian. Data tentang karakteristik subjek dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan penerimaan tes HIV oleh ibu hamil diperoleh dari
30
31
32
33
34
Kuesioner
Skala
Pengukuran
Interval
Skala
Analisis
Kategorikal
Kuesioner
Nominal
Kategorikal
Pendidikan
Kuesioner
Ordinal
Kategorikal
Status
Perkawinan
Kuesioner
Nominal
Kategorikal
Jumlah
Kunjungan
ANC
Kuesioner
Interval
Kategorikal
Paritas
Kuesioner
Interval
Kategorikal
Variabel
Definisi Operasional
Usia
Pekerjaan
Alat Ukur
35
Definisi Operasional
Alat Ukur
Persepsi
Pandangan ibu hamil tentang
Kuesioner
kerentanan
besarnya risiko untuk terkena HIV
terhadap HIV dan AIDS
dan AIDS
Persepsi
keparahan
HIV /AIDS
Persepsi
Manfaat
HIV
Skala
Pengukuran
Interval
Skala
Analisis
Kategorikal
Kuesioner
Interval
Kategorikal
Kuesioner
Interval
Kategorikal
Persepsi
halangan tes
HIV
Kuesioner
Interval
Kategorikal
Dukungan
suami atau
keluarga
Kuesioner
Nominal
Kategorikal
Dukungan
petugas
Kesehatan
Kuesioner
Nominal
Katagorikal
Dukungan
teman
Kuesioner
Nominal
Kategorikal
Penerimaan
Pernah melakukan tes HIV selama Kuesioner
tes HIV oleh kehamilan ini
dan CM
ibu hamil
pasien
Nominal
Kategorikal
36
situasi
di
Bali
dan
variabel
penelitian.
Untuk
memastikan
bahwa
37
38
dijumlahkan
dan
selanjutnya
dihitung
skor
rata-rata
39
40
dan dukungan suami atau keluarga dikategorikan kurang bila skor yang
diperoleh < skor rata-rata.
8) Variabel dukungan petugas kesehatan, variabel ini memiliki 3 pertanyaan
yaitu nomor 502 sampai dengan 504. Responden dikategorikan mendapat
dukungan yang baik untuk melakukan tes HIV, bila skor yang diperoleh
rata-rata skor keseluruhan responden dan dukungan dikategorikan kurang
bila skor yang diperoleh < skor rata-rata.
9) Variabel dukungan teman untuk tes HIV. Variabel ini memiliki 3
pertanyaan yaitu nomor 508 sampai dengan 510. Responden dikategorikan
mendapat dukungan yang baik dari teman untuk melakukan tes HIV, bila
skor yang diperoleh rata-rata skor keseluruhan responden dan dukungan
dikategorikan kurang bila skor yang diperoleh < skor rata-rata.
c. Entering
Data yang telah dikategorikan kemudian dimasukkan ke dalam Microsoft
Excel, kemudian dibuatkan ke dalam softwere analisis data.
d. Tabulating
Data kemudian dianalisis dengan softwere dan disajikan secara deskriptif
dalam bentuk tabel dan diinterpretasikan.
4.8.2 Teknik Analisis Data
1. Analisis univariat
Analisis ini dilakukan secara deskriptif dengan tabel distribusi frekuensi
yang meliputi karakteristik responden, variabel bebas dan variabel terikat.
Analisis ini untuk mengetahui gambaran distribusi frekuensi dan proporsi dari
41
42
BAB V
HASIL PENELITIAN
43
44
n (%)
81(67,5)
39(32,5)
120(100)
Pada analisis univariat dapat dilihat bahwa ibu hamil yang menerima tes
HIV sebanyak 67,7% dan yang tidak menerima tes HIV sebanyak 32,5%. Ibu
hamil yang menerima tes HIV lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak
menerima atau menolak tes HIV.
Tabel 5.2.2 Karakteristik Responden Penelitian
di Puskesmas Kota Denpasar
Karakteristik Responden
Umur
<25 tahun
25 tahun
Pekerjaan
Tidak Bekerja
Bekerja
Pendidikan
SMA
< SMA
Status Perkawinan
Kawin
n=120
40
80
33,3
66,7
66
54
55,0
45,0
60
60
50,0
50,0
120
100
45
n=120
78
42
65,0
35,0
107
13
89,2
10,8
74
46
61,7
38,3
100
20
83,3
16,7
87
33
72,5
27,5
113
7
94,2
5,8
81
39
67,5
32,5
57
63
47,5
52,5
109
11
90,8
9,2
13
107
10,9
89,2
Berdasarkan tabel 5.2.2 diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar (66,7%)
responden berumur diatas atau lebih dari 25 tahun. Begitupula dilihat dari
pekerjaan, sebagian besar (55%) responden adalah tidak bekerja atau sebagai
ibu rumah tangga. Setengah (50%) responden adalah berpendidikan tinggi.
46
responden
ditemukan
bawa
61,7%
responden
memiliki
47
n=120
43
95
29
10
73
2
35,8
74,2
24,2
8,3
60,8
1,7
106
22
41
57
11
1
88,3
18,3
34,2
47,5
9,2
0,8
54
7
29
56
0
45,0
5,8
24,2
46,7
0,0
10
14
4
93
3
8,3
11,7
3,3
77,5
2,5
48
n=120
10
14
4
93
3
8,3
11,7
3,3
77,5
2,5
23
3
74
2
79
0
0
19,2
2,5
61,7
1,7
65,8
0,0
0,0
0
0
6
28
22
1
0,0
0,0
5,0
23,3
18,3
0,8
1
20
1
0,8
16,7
0,8
49
HIV, Sedangkan cara penularan dari ibu hamil ke bayi yang dikandung sebesar
47,5%.
Sebanyak 46,7% responden adalah tidak tahu kapan saat penularan virus
HIV dari ibu ke bayi, 45,0% mengatakan sejak kehamilan dan 24,2%
menjawab saat menysui. Mengenai cara mengurangi penularan HIV/AIDS dari
ibu ke bayi sebanyak 77,5% responden menjawab tidak tahu. Hanya sebagian
kecil responden menjawab dengan benar mengenai cara mengurangi penularan
HIV dari ibu ke bayi.
Sebanyak 65,8% responden mengatakan melakukan tes HIV oleh karena
mengikuti anjuran petugas kesehatan. Alasan lainnya yang cukup banyak yaitu
61,7% responden mengatakan alasan tes HIV adalah oleh karena ingin tahu
ststus HIV nya sendiri. Sedangkan responden yang menjawab alasan tes oleh
karena untuk melindungi anak hanya sebesar 19,2%.
Sebanyak 23,3% responden tidak menerima tes HIV oleh karena takut
diambil darah. Selain takut diambil darah, takut hasil tes yang akan diterima
merupakan alasan kedua untuk tidak menerima tes HIV (18,3%). Alasan lain
yang dinyatakan responden untuk tidak tes HIV adalah karena tidak mendapat
persetujuan suami (16,7%) dan sebanyak 5,0% responden menjawab waktu tes
tidak sesuai jam kerja. Alasan tidak menerima tes oleh karena stigma yang
dirasakan seperti adanya pandangan negatif orang yang melihat saat
mengunjungi tempat tes HIV ataupun takut dikucilkan bila hasil tes positif
hanya sebagian kecil dinyatakan responden.
50
5.3 Hubungan Penerimaan Tes HIV oleh Ibu Hamil dengan Variabel
Independen
Hubungan penerimaan tes HIV oleh ibu hamil dengan variabel independen
menggunakan uji chi-square disajikan pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3 Analisis Bivariat Hubungan Penerimaan Tes HIV
oleh Ibu Hamil dengan Variabel Independen
Variabel
Independen
Usia
< 25 tahun
25tahun
Pekerjaan
Tidak bekerja
Bekerja
Pendidikan
SMA
< SMA
Paritas
Multigravida
Primigravida
Kunjungan ANC
2
<2
Pengetahuan
Baik
Kurang
Persepsi kerentanan
HIV/AIDS
Ada
Tidak ada
Persepsi keparahan
HIV/AIDS
Tinggi
Rendah
Persepsi manfaat tes
HIV
Ada
Tidak ada
Nilai p*
30(75,0)
51(63,8)
10(25,0)
29(36,3)
50(75,8)
31(57,4)
16(24,2)
23(42,6)
0,033
41(68,3)
40(66,7)
19(31,7)
20(33,3)
0,845
52(66,7)
29(69,0)
26(33,3)
13(31,0)
0,791
74(69,2)
7(53,8)
33(30,8)
6(42,6)
0,266
58(78,4)
23(50,0)
16(21,6)
23(50,0)
0,001
72(72,0)
9(45,0)
28(28,0)
11(55,0)
0,019
67(77,0)
14(42,4)
20(23,0)
19(57,6)
<0,001
80(70,8)
1(14,3)
33(29,2)
6(85,7)
0,002
0,215
51
Variabel Independen
Nilai p*
81(100)
0(0,0)
0(0,0)
39(100)
50(87,7)
7(12,3)
31(49,2)
32(50,8)
74(67,9)
7(63,6)
35(32,1)
4(36,4)
0,774
8(61,5)
73(68,2)
5(38,5)
34(31,8)
0,627
<0,001
<0,001
Kurang
Dukungan petugas
kesehatan
Baik
Kurang
Dukungan teman
Baik
Kurang
*Chi-Square test
52
responden berpengetahuan baik dan menerima tes HIV. Hasil uji statistik chi
square diperoleh nilai, p=0,001 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara pengetahuan tentang HIV, MTCT dan PMTCT dengan
penerimaan tes HIV oleh ibu hamil.
Hasil analisis persepsi kerentanan HIV dan AIDS dengan penerimaan tes
HIV pada ibu hamil diperoleh bahwa ada sebanyak 72,0% responden
menyatakan ada kerentanan terhadap HIV dan AIDS dan menerima tes HIV.
Hasil uji statistik menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
persepsi kerentanan terhadap HIV dan AIDS dengan penerimaan tes HIV oleh
ibu hamil (p=0,019).
Hasil analisis persepsi keparahan HIV dan AIDS dengan penerimaan tes
HIV pada ibu hamil diperoleh bahwa ada sebanyak 77,0% responden memiliki
keparahan yang tinggi terhadap HIV dan AIDS dan menerima tes HIV
nilai p<0,001 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara persepsi keparahan HIV dan AIDS dengan penerimaan tes HIV oleh ibu
hamil.
Hasil analisis persepsi manfaat tes HIV dengan penerimaan tes HIV pada
ibu hamil diperoleh bahwa ada sebanyak 70,8% responden memiliki persepsi
ada manfaat tes HIV dan AIDS dan menerima tes HIV dan nilai p=0,002, maka
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara persepsi
manfaat tes HIV dengan penerimaan tes HIV oleh ibu hamil.
Hasil analisis persepsi halangan tes HIV dengan penerimaan tes HIV pada
ibu hamil diperoleh bahwa ada sebanyak 81(100%) responden memiliki
53
persepsi halangan yang rendah atau tidak ada halangan untuk tes HIV. Hasil uji
statistik chi square diperoleh nilai p<0,001, maka dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan yang signifikan antara persepsi halangan tes HIV dengan
penerimaan tes HIV oleh ibu hamil.
Tabel 5.3 diatas menunjukkan bahwa dukungan suami atau keluarga,
memiliki hubungan yang signifikan dengan penerimaan tes HIV oleh ibu hamil
dengan nilai p<0,001.
5.4 Hasil Analisis Multivariat
Dari hasil uji bivariat, semua variabel yang mempunyai nilai p<0,25 maka
disertakan dalam uji multivariat. Hasil uji multivariat dengan regresi logistik
disajikan dalam table 5.4 berikut.
Tabel 5.4 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penerimaan
Tes HIV oleh Ibu Hamil
Variabel
Pekerjaan
Tidak bekerja
Bekerja
Pengetahuan
Baik
Kurang
Persepsi kerentanan
Ada
Tidak ada
Persepsi keparahan
Tinggi
Rendah
Persepsi manfaat
Ada
Tidak ada
Dukungan suami
atau keluarga
Baik
Kurang
OR
95% C.I.
Nilai p
2,816
1,070 7,416
0,036
1,614
0,508 5,128
0,417
1,574
0,405 6,118
0,512
3,392
1,076 10,692
0,037
4,901
0,472 50,946
0,183
8,711
2,887 26,279
<0,001
54
analisis
multivariat
menunjukkan
OR
pekerjaan
=2,816
(95%CI;1,0707,416), berarti ibu hamil yang tidak bekerja 2,816 kali lebih
mungkin untuk menerima tes HIV daripada ibu hamil yang bekerja.
OR
persepsi
keparahan
terhadap
HIV/AIDS
adalah
3,392
dukungan
suami
atau
keluarga
adalah
8,711
BAB VI
PEMBAHASAN
55
56
57
lingkungan terdekatnya seperti suami atau kelurga. Dukungan yang baik dari
orang sekitar dan pengobatan, dapat
kepada orang lain termasuk penularan HIV dari ibu ke anak. Salah satu bentuk
kegiatan pengurangan infeksi HIV dari ibu ke anak adalah dengan melakukan
deteksi dini berupa tes HIV pada ibu hamil.
Dukungan suami juga merupakan salah satu hal yang harus mendapat
perhatian dalam pelaksanaan Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak
(PPIA) oleh Kementerian Kesehatan. Program PPIA menjelaskan bahwa
sangat perlu partisipasi suami untuk mendukung keberhasilan upaya
Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak.
Penelitian sejenis dengan rancangan kualitatif di Singaraja, Bali oleh
Ariasih menyebutkan alasan ibu hamil tidak melakukan tes HIV adalah
dikarenakan kuatnya budaya patriarki yang mempengaruhi penerimaan ibu
hamil terhadap tes HIV.
Hasil pnelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Semarang,
Indonesia oleh PS dkk. pada tahun 2012. Dalam penelitian PS juga
menemukan bahwa sebagian besar (51,1%) ibu hamil menerima tes HIV dan
dukungan suami ditemukan sebagai faktor yang memiliki hubungan paling
dominan terhadap prilaku penerimaan tes HIV oleh ibu hamil. Dalam
penelitian tersebut dinyatakan ibu hamil dengan dukungan suami yang baik
15,711 kali lebih mungkin untuk menerima tes HIV daripada ibu hamil yang
memiliki dukungan yang kurang.
58
Penerimaan terhadap tes HIV oleh ibu hamil yang tinggi juga terjadi di
negara maju seperti Amerika. Penelitian yang dilakukan di Florida,
Connecticut, dan New York City menemukan 86% ibu hamil melaporkan telah
melakukan tes HIV. Sejalan pula penelitian yang dilakukan di Ethiophia oleh
Ambaye tahun 2006 menyebutkan bahwa 74,1% ibu hamil bersedia untuk
dikonseling dan melakukan tes HIV. Dalam penelitiannya juga menyebutkan
bahwa peran pasangan untuk pengambilan keputusan dan reaksi pasangan
terhadap hasil tes yang positif mempengaruhi ibu untuk menerima tes HIV.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori perubahan perilaku. Dukungan
suami atau keluarga sesuai dengan teori Lawrence Green (1980) merupakan
salah satu faktor penguat terjadinya perubahan perilaku.
Hasil penelitian juga menemukan selain dukungan suami atau keluarga
faktor yang ditemukan berhubungan secara signifikan dengan penerimaan tes
HIV oleh ibu hamil adalah pekerjaan. Ibu hamil yang tidak bekerja memiliki
kemungkinan lebih besar untuk menerima tes HIV dibandingkan dengan ibu
yang bekerja.
Faktor persepsi keparahan penyakit juga ditemukan berhubungan secara
signifikan dengan penerimaan tes HIV. Sesui dengan teori Health Belief Model
seseorang akan melakukan tindakan pengobatan atau pencegahan bila diancam
oleh penyakit yang dirasakan lebih parah dibandingkan dengan penyakit yang
dirasakan lebih ringan. Begitupula persepsi keparahan yang tinggi tentang
penyakit HIV/AIDS akan membuat seseorang mengambil tindakan pencegahan
atau deteksi dini terhadap penyakit tersebut.
59
60
Penelitian oleh Demissie et.al (2009) dalam PS, dkk (2012) yang
mengatakan bahwa perilaku ibu hamil untuk mengikuti tes HIV tidak hanya
berhubungan
dengan
umur,
namun
berhubungan
dengan
pekerjaan,
61
HIV daripada ibu yang bekerja. Hal ini erat kaitannya dengan waktu yang
dimiliki oleh ibu untuk melakukan tes HIV pada saat kunjungan ANC. Waktu
yang terbatas yang dimiliki ibu bekerja membuat keenggan ibu untuk tes HIV.
Hasil tabulasi silang antara pekerjaan dengan alasan bahwa waktu tes HIV
yang tidak sesuai dengan jam kerja, diperoleh bahwa alasan waktu tidak sesuai
jam keja merupakan alasan yang diungkapkan oleh ibu hamil yang bekerja.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa ibu hamil dengan pendidikan tinggi
sedikit lebih tinggi (68,3%) penerimaannya terhadap tes HIV bila dibandingkan
dengan ibu hamil yang berpendidikan rendah (66,7%). Hasil uji statistik
menunjukkan bahwa pendidikan tidak berhubungan secara signifikan dengan
penerimaan tes HIV oleh ibu hamil. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian
oleh Banjurniwe dan Muzoora, (2005) dalam analisisnya menyebutkan, ibu
yang memiliki pendidikan lebih dari tujuh tahun hampir 3 kali lebih mungkin
untuk melaporkan kesediaan untuk di tes HIV dibandingkan dengan mereka
yang belum tamat pendidikan dasar atau belum berpendidikan sama sekali
(OR=2,8;95%CI 1,2-6,9). Hasil yang sama juga ditemukan dalam penelitian
oleh Worku (2005). Wanita dengan pendidikan sekunder dan tersier adalah 3-5
kali lebih mungkin untuk menerima tes HIV dibandingkan ibu yang hanya
berpendidikan dasar atau tidak sekolah (OR=2,88, 95%CI=1,43-5,84).
Selain memang masih ada hasil penelitian yang berbeda namun, hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Paoli, dkk (2004) yang
mengatakan bahwa penerimaan ibu hamil terhadap tes HIV tidak hanya
berhubungan dengan pendidikan, namun berhubungan dengan persepsi
62
ANC
juga
dikatakan
berpengararuh terhadap
penerimaan tes HIV oleh ibu hamil. Semakin banyak ANC yang dilakukan
oleh ibu hamil semakin banyak pula informasi yang didapat oleh ibu hamil di
tiap-tiap kunjungannya termasuk informasi tentang HIV/AIDS. Namun hasil
penelitian ini berbeda karena menemukan bahwa jumlah kunjungan ANC tidak
berhubungan dengan penerimaan tes HIV oleh ibu hamil (p=0,266).
63
tes
HIV
dibandingkan
dengan
mereka
yang
tidak
(OR=3,26;95%CI=1,02-11,55).
Perbedaan ini kemungkinan diakibatkan oleh penerimaan tes HIV tidak
hanya dipengaruhi oleh faktor pendidikan tetapi juga oleh faktor lainnya seperti
adanya dukungan suami atau keluarga, persepsi tentang keparahan penyakit
yang akan diderita bila tidak melakukan tes HIV dan faktor pekerjaan.
64
65
(77,0%) lebih besar daripada persepsi keparahan rendah (42,4%). Hasil uji
statistik menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara persepsi
keparahan
dengan
penerimaan
(OR=3,392;95%CI=1,076-10,692).
tes
Ibu
HIV
hamil
yang
oleh
ibu
memiliki
hamil
persepsi
keparahan yang tinggi 3,392 kali lebih mungkin untuk menerima tes HIV
daripada ibu yang memiliki persepsi keparahan yang rendah tentang
HIV/AIDS. Hal ini sesuai dengan teori Health Belief Model yang menyatakan
bahwa persepsi keparahan merupakan perasaan yang serius tertular penyakit
atau meninggal karena tidak diobati. Sehingga menemukan kesulitan dalam
pengobatan. Seseorang akan melakukan tindakan pengobatan atau pencegahan
bila diancam oleh penyakit yang dirasakan lebih parah dibandingkan dengan
penyakit yang dirasakan lebih ringan. Begitupula persepsi keparahan yang
tinggi tentang penyakit HIV/AIDS akan membuat seseorang mengambil
tindakan pencegahan atau deteksi dini terhadap penyakit tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi penerimaan tes HIV oleh
ibu hamil yang memiliki persepsi adanya manfaat tes HIV jauh lebih besar
(70,8%) daripada ibu hamil yang tidak memiliki persepsi bahwa tes HIV
bermanfaat (14,3%). Hasil uji statistik juga menunjukkan ada hubungan yang
signifikan antara persepsi manfaat tes HIV dengan penerimaan tes HIV oleh
ibu hamil (0,002). Namun setelah dilakukan uji statistik secara multivariat
persepsi tentang manfaat tes HIV tidak berhubungan dengan penerimaan tes
HIV (OR=4,901;95%CI=0,472-50,946).
66
67
Alasan takut diambil darah dan takut hasil tes yang akan diterima juga
ditemukan sebagai alasan untuk tidak menerima tes HIV dalam sebuah
penelitian yang menggunakan pendekatan Health Belief Model di Northwestern
Ethiopia (Moges dan Amberbir, 2011).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa responden yang memiliki
dukungan suami yang baik dan menerima tes HIV sebesar 87,7%. Hasil uji
statistik dengan chi-square menunjukan ada hubungan yang signifikan antara
dukungan yang baik dari suami atau keluarga terhadap penerimaan tes HIV
oleh ibu hamil dengan nilai p<0,001. Uji statistik multivariat menunjukan
bahwa ibu hamil yang mendapat dukungan yang baik dari suami atau kelurga
8,711 kali lebih mungkin untuk menerima tes HIV dibandingkan ibu hamil
yang
mendapat
dukungan
kurang
baik
dari
suami
atau
keluarga
(OR=8,711;CI=2,887-26,279).
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori perubahan perilaku. Dukungan
suami atau keluarga sesuai dengan teori Lawrence Green (1980) merupakan
salah satu faktor penguat terjadinya perubahan perilaku
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Paoli dkk. (2004) bahwa
dukungan dari pasangan dan atau anggota keluarga akan menjadi faktor
penting dalam menentukan apakah seorang wanita mampu sepenuhnya
berpartisipasi dalam tes HIV untuk mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi.
Sejalan pula dengan penelitian yang dilakukan oleh PS dkk. (2012) di
Semarang Indonesia yang menyatakan bahwa faktor yang paling dominan
berpengaruh terhadap prilaku ibu hamil untuk tes HIV adalah dukungan suami.
68
Dukungan suami yang baik, 15,711 kali lebih memungkinkan ibu hamil untuk
mengikuti tes HIV dibandingkan ibu hamil yang tidak mendapat dukungan
suami. Senada pula dengan hasil penelitian yang dilakukan di Ethiopia, bahwa
peran pasangan untuk pengambilan keputusan dan reaksi pasangan terhadap
hasil tes yang positif mempengaruhi ibu untuk menerima tes HIV (Ambaye,
2006).
Dukungan petugas kesehatan, dan dukungan teman dalam penelitian ini
tidak berhubungan dengan penerimaan tes HIV oleh ibu hamil. Hal ini berbeda
dengan penelitian oleh PS, dkk (2012) di Semarang, Indonesia yang
menyatakan dukungan petugas kesehatan khususnya bidan berpengaruh
terhadap penerimaan tes HIV oleh ibu hamil. Dukungan petugas kesehatan
secara statistik mempunyai hubungan yang signifikan dengan prilaku tes HIV
(p<0,001).
Kodisi ini disebabkan oleh penerimaan tes HIV oleh ibu hamil dominan
dikarenakan dukungan suami atau keluarga terdekat mereka. Begitu pula
dukungan dari teman, hanya sedikit responden yang mendapat dukungan dari
teman baik untuk dukungan informasi, anjuran untuk tes HIV maupun untuk
mengantar ibu ke tempat tes HIV. Informasi-informasi yang diterima oleh ibu
hamil terkait HIV/AIDS lebih banyak bersumber dari media elektonik.
69
setelah dilakukan pengumpulan data ternyata tidak ada variasi sehingga tidak
bisa disebut sebagai variabel. Variabel yang dimaksud adalah adalah status
perkawinan. Status perkawinan yang ditemukan pada seluruh responden adalah
semua menikah. Selain itu dalam penelitian ini masih ada faktor-faktor yang
ditemukan memperoleh hasil yang berbeda dari penelitian yang sudah ada
sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut dengan metode yang berbeda
ataupun jumlah sampel yang lebih besar.
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
1. Alasan yang diungkapkan oleh ibu hamil untuk menerima tes HIV adalah
oleh karena mengikuti anjuran petugas kesehatan, ingin tahu status HIV
nya saja dan hanya sebagian kecil alasan untuk melindungi anak yang
dikandung yang sesungguhnya merupakan tujuan tes HIV selama
kehamilan. Alasan idak menerima tes HIV adalah karena takut diambil
darah, takut hasil tes yang akan diterima tidak mendapat ijin dari suami
dan alasan waktu yang tidak sesuai dengan jam kerja.
2. Faktor yang ditemukan berhubungan dengan penerimaan tes HIV oleh ibu
hamil adalah dukungan suami atau keluarga, persepsi keparahan penyakit
HIV/AIDS dan faktor bekerja atau tidaknya ibu.
3. Masih ada faktor-faktor yang ditemukan tidak ada hubungan secara
signifikan dengan penerimaan tes HIV oleh ibu hamil seperti usia,
pendidikan, paritas, jumlah kunjungan ANC, pengetahuan tentang HIV,
MTCT dan PMTCT, persepsi kerentanan terhadap HIV/AIDS, persepsi
manfaat tes HIV, persepsi halangan tes HIV, dukungan petugas kesehatan,
serta dukungan teman.
70
71
7.2 Saran
1. Bagi
petugas
kesehatan
agar
memberikan
informasi
yang
72
DAFTAR PUSTAKA
Aryasih, P.T. 2012 Peran, Hambatan dan Tantangan Bidan di Layanan
Antenatal Care (ANC) untuk Merujuk Ibu Hamil dalam Penemuan Kasus HIV di
Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng Tahun 2011 (tesis). Denpasar :
Universitas Udayana.
Bajunirwe, F. dan Muzoora, M. 2005, Barriers to the Implementation of
Programs for the Prevention of Mother-to-Child Ttransmission of HIV: a Crosssectional Survey in Rural and Urban Uganda, (AIDS Research and Therapy 2005,
2:10), Available from : http://www.aidsrestherapy.com/content/2/1/10 (Accessed
: 2013, October 27).
Departemen Kesehatan RI. 2006. Pedoman pelayanan Konseling dan
Testing HIV/AIDS Secara Sukarela (Vouluntary Counselling and Testin) Jakarta :
Depkes RI
Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2013. Laporan Bulanan Konseling dan
Testing Sukarela (KTS/VCT). Denpasar
Dinas Kesehatan Kota Denpasar, 2012. Laporan Bulanan Konseling dan
Testing Sukarela (KTS/VCT). Denpasar
Fanta, W. dan Worku, A. 2012. Determinants for refusal of HIV testing
among women attending for antenatal care in Gambella Region, Ethiopia,
(Reproductive Health, 9:8) Available from : http://www.reproductive-healthjournal.com/content/9/1/8 (Accessed 2013, September 25).
Fernandez, M.I., Wilson, T.E., Ethier, K.A., Walter, E.B., Gay, C.L., Moore,
J. 2000. Acceptance of HIV Testing During Prenatal Care, (Public Health
Reports September-October 2000, 460 Volume 115), Available From :
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1308602/pdf/pubhealthrep000200066.pdf (Accessed : 2014, Januari 24).
Kawichai, S., Celentano, D.D., Chariyalertask, S., Visturtartna, S., Short,
O., Ruangyuttikarn, C., Chariyalertask, C., Genberg, B., Beyrer, C. 2007.
Community-based Voluntary Counseling and Testing Services in Rural
Communities of Chiang Mai Province, Northern Thailand, (AIDS Behav DOI
10.1007/s10461-007-9242-7),
Available
From
:
http://www.cbvct.med.ucla.edu/pubs/kawichai2.pdf (Accessed : 2013 September
27).
Kementerian Kesehatan RI, 2010. Tes dan Konseling HIV Terintegrasi di
Sarana Kesehatan/PITC Jakarta : Kemenkes RI.
73
74
PS, T.L., Shaluhiyah, Z., Suryoputro, A. 2012. Prilaku Ibu Hamil untuk Tes
HIV di Kelurahan bandarharjo dan Tanjung Mas Kota Semarang, Jurnal Promosi
Kesehatan Indonesia Vol, 7/No.2/Agustus 2012 Available from :
ejournal.undip.ac.id/index.php/jpki/article/download/5560/4942 (Accessed : 2014,
Januari 15).
Rosenstock, I.M., Strecher, V.J., Becker, M.H., 1988. Sosial Learning
theory and health Belief Model. Health Education Quarterly, Vol 15 (2) : 175-183
Sarafino, E.P. 2006. Health Psychology : Biopsychosocial Interactions.
Fifth Edition.USA : John Wiley & Sons.
Sastroasmoro dan Ismael. 2011. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Jakarta : Sagung Seto
Setiawan, B. 2011. Determinan Pemanfaatan pelayanan klinik Voluntary
Counseling and Testing (VCT) keliling bagi Wanita Pekerja Seks (WPS) di
kabupaten Pelalawan-Propinsi Riau tahun 2011 (tesis). Jakarta : Universitas
Indonesia.
Sitepu, M. 2012. Pengaruh Pengetahuan Persepsi Dan Motivasi PSK
Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Klinik IMS/HIV-AIDS Di Puskesmas Bandar
Baru(tesis). Medan : Universitas Sumatera Utara.
Sulastomo. 2007. Manajemen Kesehatan, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta
Thierman, S., Chi, B.H., Levy, J.W., Srinkala, M., Goldenberg, R.L.,
Stinger, J. 2006. Individual-Level Predictors for HIV Testing Among Antenatal
Attendees in Lusaka, Zambia, (American Journal of the Medical Sciences Volume
332
issue
1),
Available
from
:
http://journals.lww.com/amjmedsci/Abstract/2006/07000/Individual_Level_Predi
ctors_for_HIV_Testing_Among.3.aspx (Accessed : 2014, Januari 15).
Thior, I., Lesago, G., Grimes, J., Shaporo, R., Lockman, S., Kim, S.,
Kabaabetswe, P., Garmey, E., Montono, M., Peter, T., Chang, S.Y., Marlink, R.,
Essex, M. 2006. Voluntary counseling and testing among post-partum women in
Botswana, (National Institutes Of Health Patient Educ Couns. 2007 March ;
65(3): 296302), Available from : http://www.pec-journal.com/article/S0738
3991(06)00290/abstrac (Accessed : 2013 Juli 20).
UNAIDS. 2010. Getting to Zero 2011-2015 Strategy Available at
:http://www.unaids.org/en/media/unaids/contentassets/documents/unaidspublicati
on/2010/jc2034_unaids_strategy_en.pdf
75
76
Lampiran 1
Output SPSS
1. Hasil Analisis Univariat
Frequencies
Statistics
Valid
Missing
Mean
Median
Minimum
Maximum
Frequency Table
umur
120
0
27.81
27.00
17
42
pendidikan
120
0
3.36
3.50
1
5
pekerjaan
120
0
5.07
6.00
1
7
status_perka
winan
120
0
paritas
120
0
1.94
2.00
1
4
umur
Frequency
Valid
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
42
Total
2
1
2
4
3
10
10
8
10
8
8
6
5
7
1
6
5
6
1
6
4
2
4
1
120
Percent
1.7
.8
1.7
3.3
2.5
8.3
8.3
6.7
8.3
6.7
6.7
5.0
4.2
5.8
.8
5.0
4.2
5.0
.8
5.0
3.3
1.7
3.3
.8
100.0
Valid Percent
1.7
.8
1.7
3.3
2.5
8.3
8.3
6.7
8.3
6.7
6.7
5.0
4.2
5.8
.8
5.0
4.2
5.0
.8
5.0
3.3
1.7
3.3
.8
100.0
Cumulative
Percent
1.7
2.5
4.2
7.5
10.0
18.3
26.7
33.3
41.7
48.3
55.0
60.0
64.2
70.0
70.8
75.8
80.0
85.0
85.8
90.8
94.2
95.8
99.2
100.0
Pendidikan
Frequency
Valid
Tidak Sekolah
SD/sederajat
SMP/sederajat
SMA/sederajat
Akademi/Universitas
Total
2
22
36
51
9
120
Percent
1.7
18.3
30.0
42.5
7.5
100.0
Valid Percent
1.7
18.3
30.0
42.5
7.5
100.0
Cumulative
Percent
1.7
20.0
50.0
92.5
100.0
banyaknya_
anc
120
0
3.13
4.00
1
4
77
pekerjaan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
PNS
2
1.7
1.7
1.7
Karyawati Swasta
31
25.8
25.8
27.5
Buruh
4
3.3
3.3
30.8
Dagang
9
7.5
7.5
38.3
Ibu Rumah Tangga
66
55.0
55.0
93.3
Lainnya
8
6.7
6.7
100.0
Total
120
100.0
100.0
Sataus Perkawinan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
Menikah
120
100.0
100.0
100.0
paritas
Cumulative
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
Valid
Kehamilan Pertama
42
35.0
35.0
35.0
Kehamilan Kedua
47
39.2
39.2
74.2
Kehamilan Ketiga
27
22.5
22.5
96.7
Kehamilan Keempat atau Lebih
4
3.3
3.3
100.0
Total
120
100.0
100.0
banyaknya_anc
Cumulative
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
Valid
Pemeriksaan Pertama
13
10.8
10.8
10.8
Pemeriksaan Kedua
22
18.3
18.3
29.2
Pemeriksaan Ketiga
21
17.5
17.5
46.7
Pemeriksaan Keempat atau
64
53.3
53.3
100.0
Lebih
Total
120
100.0
100.0
Statistics
Skor_Pengetahuan
Skor_Kerentanan
Skor_Keparahan
Skor_Manfaat
Skor_Hambatan
N
Valid
120
120
120
120
120
Missing
0
0
0
0
0
Mean
5.38
1.69
3.09
2.47
.68
Median
5.00
2.00
4.00
3.00
.00
Minimum
1
0
0
0
0
Maximum
16
4
4
5
4
Statistics
Skor_dukungan_s Skor_dukungan_n Skor_dukungan_tema
uami
akes
n
N
Valid
120
120
120
Missing
0
0
0
Mean
1.51
2.91
.17
Median
1.00
3.00
.00
Minimum
0
2
0
Maximum
3
3
3
78
Frequency Table
Skor_Pengetahuan
Frequency
Valid
Valid
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
16
Total
0
1
2
3
4
Total
Percent
Valid Percent
8
6.7
6.7
20
16.7
16.7
9
7.5
7.5
9
7.5
7.5
16
13.3
13.3
13
10.8
10.8
18
15.0
15.0
13
10.8
10.8
5
4.2
4.2
5
4.2
4.2
1
.8
.8
1
.8
.8
1
.8
.8
1
.8
.8
120
100.0
100.0
Skor_Kerentanan
Frequency
20
33
38
22
7
120
Frequency
Valid
0
1
2
3
4
Total
5
11
17
22
65
120
Frequency
Valid
Valid
0
1
2
3
4
5
Total
7
32
6
50
23
2
120
0
1
2
3
4
Total
Frequency
81
8
22
7
2
120
Percent
Valid Percent
16.7
16.7
27.5
27.5
31.7
31.7
18.3
18.3
5.8
5.8
100.0
100.0
Skor_Keparahan
Percent
Valid Percent
4.2
4.2
9.2
9.2
14.2
14.2
18.3
18.3
54.2
54.2
100.0
100.0
Skor_Manfaat
Percent
Valid Percent
5.8
5.8
26.7
26.7
5.0
5.0
41.7
41.7
19.2
19.2
1.7
1.7
100.0
100.0
Skor_Hambatan
Percent
67.5
6.7
18.3
5.8
1.7
100.0
Valid Percent
67.5
6.7
18.3
5.8
1.7
100.0
Cumulative
Percent
6.7
23.3
30.8
38.3
51.7
62.5
77.5
88.3
92.5
96.7
97.5
98.3
99.2
100.0
Cumulative
Percent
16.7
44.2
75.8
94.2
100.0
Cumulative
Percent
4.2
13.3
27.5
45.8
100.0
Cumulative
Percent
5.8
32.5
37.5
79.2
98.3
100.0
Cumulative
Percent
67.5
74.2
92.5
98.3
100.0
79
Skor_dukungan_suami
Valid
Valid
0
1
2
3
Total
Frequency
Percent
Valid Percent
46
38.3
38.3
17
14.2
14.2
7
5.8
5.8
50
41.7
41.7
120
100.0
100.0
Skor_dukungan_nakes
2
3
Total
Frequency
Percent
Valid Percent
11
9.2
9.2
109
90.8
90.8
120
100.0
100.0
Skor_dukungan_teman
Cumulative
Percent
38.3
52.5
58.3
100.0
Cumulative
Percent
9.2
100.0
Cumulative
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
Valid
0
107
89.2
89.2
89.2
1
7
5.8
5.8
95.0
2
5
4.2
4.2
99.2
3
1
.8
.8
100.0
Total
120
100.0
100.0
[DataSet1] D:\HASIL PENELITIAN\DATA PENELITIAN arniti.sav revisi kode.sav
Statistics
Klp_pekerjaanBar
status_perkawina
Klp_umur
u2
Klp_Pendidikan
n
N
Valid
120
120
120
120
Missing
0
0
0
0
Mean
1.45
1.45
1.50
Median
1.00
1.00
1.50
Minimum
1
1
1
Maximum
2
2
2
Valid
Missing
Mean
Median
Minimum
Maximum
Valid
Missing
Mean
Median
Minimum
Maximum
Frequency Table
Valid
< 25 tahun
25 tahun
Total
Klp_ANC2
120
0
1.11
1.00
1
2
Statistics
Persepsi_kerenta persepsi_kepara Persepsi_manfaa
pengetahuan
nan2
han
t2
120
120
120
120
0
0
0
0
1.38
1.17
1.27
1.06
1.00
1.00
1.00
1.00
1
1
1
1
2
2
2
2
Statistics
Persepsi_hambat
an2
dukungan_suami2
120
120
0
0
1.33
1.53
1.00
2.00
1
1
2
2
Frequency
40
80
120
Klp_Paritas
120
0
1.26
1.00
1
2
dukungan_petuga
s_kesehatan
120
0
1.09
1.00
1
2
Klp_umur
Percent
Valid Percent
33.3
33.3
66.7
66.7
100.0
100.0
dukungan_teman
120
0
1.89
2.00
1
2
Cumulative Percent
33.3
100.0
80
Klp_Pekerjaan2
Frequency
66
54
120
Valid
Tidak bekerja
Bekerja
Total
Valid
Pendidikan Tinggi
Pendidikan Rendah
Total
Percent
Valid Percent
55.0
55.0
45.0
45.0
100.0
100.0
Klp_Pendidikan
Frequency
Percent
Valid Percent
60
50.0
50.0
60
50.0
50.0
120
100.0
100.0
status_perkawinan
Percent
Valid Percent
Frequency
Valid
Menikah
120
100.0
Cumulative Percent
55.0
100.0
Cumulative Percent
50.0
100.0
Cumulative Percent
100.0
100.0
Klp_Paritas
Frequency
Valid
Valid
2
>2
Total
89
31
120
Klp_ANC2
Frequency
107
13
120
Percent
74.2
25.8
100.0
Percent
89.2
10.8
100.0
Valid Percent
74.2
25.8
100.0
Valid Percent
89.2
10.8
100.0
Cumulative
Percent
74.2
100.0
Cumulative
Percent
89.2
100.0
pengetahuan
Valid
Valid
Valid
Valid
Pengetahuan Baik
Pengetahuan Kurang
Total
ada
tidak
Total
Frequency
100
20
120
Frequency
74
46
120
Percent
61.7
38.3
100.0
Valid Percent
61.7
38.3
100.0
Persepsi_kerentanan2
Percent
Valid Percent
83.3
83.3
16.7
16.7
100.0
100.0
persepsi_keparahan
Cumulative
Percent
61.7
100.0
Cumulative Percent
83.3
100.0
Cumulative
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
Persepsi Keparahan Tinggi
87
72.5
72.5
72.5
Persepsi Keparahann Rendah
33
27.5
27.5
100.0
Total
120
100.0
100.0
Persepsi_manfaat2
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Ada
113
94.2
94.2
94.2
Tidak ada
7
5.8
5.8
100.0
Total
120
100.0
100.0
81
Persepsi_hambatan2
Percent
Valid Percent
81
67.5
67.5
39
32.5
32.5
120
100.0
100.0
dukungan_suami2
Frequency
Valid
Tidak ada
Ada hambatan
Total
Valid
baik
kurang
Total
Frequency
57
63
120
Percent
Valid Percent
47.5
47.5
52.5
52.5
100.0
100.0
dukungan_petugas_kesehatan
Cumulative Percent
47.5
100.0
109
Valid Percent
90.8
Cumulative
Percent
90.8
11
9.2
9.2
100.0
100.0
100.0
120
dukungan_teman
Frequency
Valid
67.5
100.0
Percent
90.8
Frequency
Valid
Cumulative Percent
13
107
120
Percent
10.8
89.2
100.0
Valid Percent
10.8
89.2
100.0
Cumulative
Percent
10.8
100.0
Statistics
Valid
Missing
P302_A
120
0
P302_B
120
0
Valid
Missing
p305_B
120
0
p305_C
120
0
Valid
Missing
p307c
120
0
p307d
120
0
Valid
Missing
P310E
120
0
P412A
120
0
Valid
Missing
P414A
120
0
Valid
Missing
P412G
120
0
Statistics
P414G
120
0
P302_C
120
0
Statistics
p305_D
120
0
Statistics
p307e
120
0
Statistics
P412B
120
0
Statistics
P414B
120
0
P414H
120
0
P414I
120
0
P302_D
120
0
P302_E
120
0
P302_F
120
0
p305_A
120
0
p305_E
120
0
p305_F
120
0
p307a
120
0
p307b
120
0
P310A
120
0
P310B
120
0
P310C
120
0
P310D
120
0
P412C
120
0
P412D
120
0
P412E
120
0
P412F
120
0
P414C
120
0
P414D
120
0
P414E
120
0
P414F
120
0
82
Frequency Table
P302_A
Valid
Valid
Ya
Tidak
Total
YA
TIDAK
Total
Frequency
43
77
120
Frequency
95
25
120
Percent
35.8
64.2
100.0
P302_B
Percent
79.2
20.8
100.0
Valid Percent
35.8
64.2
100.0
Valid Percent
79.2
20.8
100.0
Cumulative
Percent
35.8
100.0
Cumulative
Percent
79.2
100.0
P302_C
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
YA
TIDAK
Total
YA
2
Total
YA
TIDAK
Total
Frequency
29
91
120
Frequency
10
110
120
Percent
24.2
75.8
100.0
P302_D
Percent
8.3
91.7
100.0
P302_E
Valid Percent
24.2
75.8
100.0
Valid Percent
8.3
91.7
100.0
Frequency
73
47
120
Percent
60.8
39.2
100.0
P302_F
Valid Percent
60.8
39.2
100.0
Frequency
Percent
1.7
98.3
100.0
p305_A
Valid Percent
1.7
98.3
100.0
YA
TIDAK
Total
2
118
120
YA
TIDAK
Total
Frequency
106
14
120
Percent
88.3
11.7
100.0
p305_B
Valid Percent
88.3
11.7
100.0
YA
TIDAK
Total
Frequency
22
98
120
Percent
18.3
81.7
100.0
p305_C
Valid Percent
18.3
81.7
100.0
YA
TIDAK
Total
Frequency
41
79
120
Percent
34.2
65.8
100.0
Valid Percent
34.2
65.8
100.0
Cumulative
Percent
24.2
100.0
Cumulative
Percent
8.3
100.0
Cumulative
Percent
60.8
100.0
Cumulative
Percent
1.7
100.0
Cumulative
Percent
88.3
100.0
Cumulative
Percent
18.3
100.0
Cumulative
Percent
34.2
100.0
83
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
YA
TIDAK
Total
Frequency
57
63
120
Percent
47.5
52.5
100.0
p305_E
Valid Percent
47.5
52.5
100.0
YA
TIDAK
Total
Frequency
11
109
120
Percent
9.2
90.8
100.0
p305_F
Valid Percent
9.2
90.8
100.0
Frequency
Percent
Valid Percent
YA
TIDAK
Total
1
119
120
.8
99.2
100.0
p307a
.8
99.2
100.0
YA
TIDAK
Total
Frequency
54
66
120
Percent
45.0
55.0
100.0
p307b
Valid Percent
45.0
55.0
100.0
Frequency
Percent
5.8
94.2
100.0
p307c
Valid Percent
5.8
94.2
100.0
YA
TIDAK
Total
7
113
120
YA
TIDAK
Total
Frequency
29
91
120
Percent
24.2
75.8
100.0
p307d
Valid Percent
24.2
75.8
100.0
YA
TIDAK
Total
Frequency
56
64
120
Percent
46.7
53.3
100.0
p307e
Valid Percent
46.7
53.3
100.0
TIDAK
Frequency
120
Percent
100.0
P310A
Valid Percent
100.0
YA
TIDAK
Total
Frequency
10
110
120
Percent
8.3
91.7
100.0
P310B
Valid Percent
8.3
91.7
100.0
YA
TIDAK
Total
Frequency
14
106
120
Percent
11.7
88.3
100.0
Valid Percent
11.7
88.3
100.0
Cumulative
Percent
47.5
100.0
Cumulative
Percent
9.2
100.0
Cumulative
Percent
.8
100.0
Cumulative
Percent
45.0
100.0
Cumulative
Percent
5.8
100.0
Cumulative
Percent
24.2
100.0
Cumulative
Percent
46.7
100.0
Cumulative
Percent
100.0
Cumulative
Percent
8.3
100.0
Cumulative
Percent
11.7
100.0
84
P310C
Frequency
Valid
Valid
Valid
Percent
3.3
96.7
100.0
P310D
Valid Percent
3.3
96.7
100.0
YA
TIDAK
Total
4
116
120
YA
TIDAK
Total
Frequency
93
27
120
Percent
77.5
22.5
100.0
P310E
Valid Percent
77.5
22.5
100.0
Frequency
Percent
2.5
97.5
100.0
Valid Percent
2.5
97.5
100.0
YA
TIDAK
Total
3
117
120
Cumulative
Percent
3.3
100.0
Cumulative
Percent
77.5
100.0
Cumulative
Percent
2.5
100.0
412A
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
YA
TIDAK
Total
Frequency
23
97
120
Percent
19.2
80.8
100.0
P412B
Valid Percent
19.2
80.8
100.0
Frequency
Percent
2.5
97.5
100.0
P412C
Valid Percent
2.5
97.5
100.0
YA
TIDAK
Total
3
117
120
YA
TIDAK
Total
Frequency
74
46
120
Percent
61.7
38.3
100.0
P412D
Valid Percent
61.7
38.3
100.0
Frequency
Percent
1.7
98.3
100.0
P412E
Valid Percent
1.7
98.3
100.0
Cumulative
Percent
19.2
100.0
Cumulative
Percent
2.5
100.0
Cumulative
Percent
61.7
100.0
Cumulative
Percent
YA
TIDAK
Total
2
118
120
1.7
100.0
YA
TIDAK
Total
Frequency
79
41
120
Percent
65.8
34.2
100.0
P412F
Valid Percent
65.8
34.2
100.0
TIDAK
Frequency
120
Percent
100.0
P412G
Valid Percent
100.0
Cumulative
Percent
100.0
TIDAK
Frequency
120
Percent
100.0
Valid Percent
100.0
Cumulative
Percent
100.0
Cumulative
Percent
65.8
100.0
85
P414A
Valid
Valid
TIDAK
Frequency
120
Percent
100.0
P414B
Valid Percent
100.0
Cumulative
Percent
100.0
TIDAK
Frequency
120
Percent
100.0
P414C
Valid Percent
100.0
Cumulative
Percent
100.0
Frequency
Valid
Valid
Valid
Valid
YA
2
Total
6
114
120
Valid
Valid
Valid Percent
5.0
95.0
100.0
1
TIDAK
Total
Frequency
28
92
120
Percent
23.3
76.7
100.0
P414E
Valid Percent
23.3
76.7
100.0
YA
TIDAK
Total
Frequency
22
98
120
Percent
18.3
81.7
100.0
P414F
Valid Percent
18.3
81.7
100.0
Frequency
Percent
Valid Percent
YA
TIDAK
Total
1
119
120
Frequency
Valid
Percent
5.0
95.0
100.0
P414D
.8
99.2
100.0
P414G
Percent
.8
99.2
100.0
Valid Percent
YA
TIDAK
Total
1
119
120
.8
99.2
100.0
P414H
.8
99.2
100.0
YA
TIDAK
Total
Frequency
20
100
120
Percent
16.7
83.3
100.0
P414I
Valid Percent
16.7
83.3
100.0
Frequency
Percent
Valid Percent
YA
TIDAK
Total
1
119
120
.8
99.2
100.0
.8
99.2
100.0
Cumulative
Percent
5.0
100.0
Cumulative
Percent
23.3
100.0
Cumulative
Percent
18.3
100.0
Cumulative
Percent
.8
100.0
Cumulative
Percent
.8
100.0
Cumulative
Percent
16.7
100.0
Cumulative
Percent
.8
100.0
86
P414C
YA
Klp_pekerjaanBaru
2
Tidak
bekerja
Bekerja
Total
2.
Count
% within Klp_pekerjaanBaru2
% within P414C
Count
% within Klp_pekerjaanBaru2
% within P414C
Count
% within Klp_pekerjaanBaru2
% within P414C
0
.0%
.0%
6
11.1%
100.0%
6
5.0%
100.0%
Total
66
100.0%
57.9%
48
88.9%
42.1%
114
95.0%
100.0%
66
100.0%
55.0%
54
100.0%
45.0%
120
100.0%
100.0%
Klp_umur * menerima_tes
Klp_pekerjaanBaru2 *
menerima_tes
Klp_Pendidikan * menerima_tes
Klp_Paritas * menerima_tes
Klp_ANC2 * menerima_tes
pengetahuan * menerima_tes
Persepsi_kerentanan2 *
menerima_tes
persepsi_keparahan *
menerima_tes
Persepsi_manfaat2 *
menerima_tes
Persepsi_hambatan2 *
menerima_tes
dukungan_suami2 *
menerima_tes
dukungan_petugas_kesehatan
* menerima_tes
dukungan_teman *
menerima_tes
Total
N
120
120
Percent
100.0%
100.0%
120
120
120
120
120
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
0
0
0
0
0
.0%
.0%
.0%
.0%
.0%
120
120
120
120
120
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
120
100.0%
.0%
120
100.0%
120
100.0%
.0%
120
100.0%
120
100.0%
.0%
120
100.0%
120
100.0%
.0%
120
100.0%
120
100.0%
.0%
120
100.0%
120
100.0%
.0%
120
100.0%
Klp_umur * menerima_tes
Crosstab
Klp_umur
< 25 tahun
25 tahun
Total
Count
% within Klp_umur25
% within menerima_tes
Count
% within Klp_umur25
% within menerima_tes
Count
% within Klp_umur25
% within menerima_tes
menerima_tes
Menerima Tes
Tidak Menerima
HIV
Tes HIV
30
10
75.0%
25.0%
37.0%
25.6%
51
29
63.8%
36.3%
63.0%
74.4%
81
39
67.5%
32.5%
100.0%
100.0%
Total
40
100.0%
33.3%
80
100.0%
66.7%
120
100.0%
100.0%
87
Value
.323a
.139
.322
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2df
sided)
1
.570
1
.710
1
.570
Pearson Chi-Square
Continuity Correction b
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association
.320
1
.572
N of Valid Cases
120
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17.55.
b. Computed only for a 2x2 table
.696
.354
Risk Estimate
Value
1.249
1.075
.835
1.385
.861
.515
1.441
120
Klp_pekerjaanBaru2 * menerima_tes
Crosstab
Total
Count
% within Klp_pekerjaanBaru2
% within menerima_tes
Count
% within Klp_pekerjaanBaru2
% within menerima_tes
Count
% within Klp_pekerjaanBaru2
% within menerima_tes
Value
4.559a
3.761
4.560
df
menerima_tes
Tidak
Menerima Tes
Menerima
HIV
Tes HIV
50
16
75.8%
24.2%
61.7%
41.0%
31
23
57.4%
42.6%
38.3%
59.0%
81
39
67.5%
32.5%
100.0%
100.0%
Total
66
100.0%
55.0%
54
100.0%
45.0%
120
100.0%
100.0%
Pearson Chi-Square
1
Continuity Correction b
1
Likelihood Ratio
1
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association
4.521
1
.033
N of Valid Cases
120
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17.55.
c. Computed only for a 2x2 table
.049
Exact Sig.
(1-sided)
.026
88
Risk Estimate
Value
2.319
1.320
1.010
1.724
.569
.336
.964
120
Klp_Pendidikan * menerima_tes
Crosstab
Klp_Pe
ndidika
n
Pendidikan Tinggi
Pendidikan Rendah
Total
menerima_tes
Menerima
Tidak Menerima
Tes HIV
Tes HIV
Count
41
19
% within Klp_Pendidikan
68.3%
31.7%
% within menerima_tes
50.6%
48.7%
Count
40
20
% within Klp_Pendidikan
66.7%
33.3%
% within menerima_tes
49.4%
51.3%
Count
81
39
% within Klp_Pendidikan
67.5%
32.5%
% within menerima_tes
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2sided)
.845
1.000
.845
Value
df
Pearson Chi-Square
.038a
1
Continuity Correction b
.000
1
Likelihood Ratio
.038
1
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association
.038
1
.846
N of Valid Cases
120
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19.50.
d. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
1.079
1.025
.800
1.314
.950
.567
1.591
120
Total
60
100.0%
50.0%
60
100.0%
50.0%
120
100.0%
100.0%
1.000
Exact
Sig. (1sided)
.500
89
Crosstab
Klp_Pa
ritas
Total
menerima_tes
Menerima Tes
Tidak Menerima
HIV
Tes HIV
62
27
69.7%
30.3%
76.5%
69.2%
19
12
61.3%
38.7%
23.5%
30.8%
81
39
67.5%
32.5%
100.0%
100.0%
Count
% within Klp_Paritas
% within menerima_tes
Count
% within Klp_Paritas
% within menerima_tes
Count
% within Klp_Paritas
% within menerima_tes
Total
89
100.0%
74.2%
31
100.0%
25.8%
120
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2sided)
.391
.526
.396
Value
df
Pearson Chi-Square
.735a
1
Continuity Correction b
.403
1
Likelihood Ratio
.721
1
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association
.729
1
.393
N of Valid Cases
120
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.08.
b. Computed only for a 2x2 table
Exact
Sig. (1sided)
.505
.261
Risk Estimate
Value
1.450
1.137
.832
1.552
.784
.455
1.349
120
Klp_ANC2 * menerima_tes
Crosstab
Klp_ANC2
Total
Kunjungan
ANC 2 kali
atau lebih
Count
% within Klp_ANC2
% within menerima_tes
Kunjungan
Count
ANC pertama % within Klp_ANC2
% within menerima_tes
Count
% within Klp_ANC2
% within menerima_tes
menerima_tes
Menerima Tes
Tidak Menerima
HIV
Tes HIV
74
33
69.2%
30.8%
91.4%
84.6%
7
6
53.8%
46.2%
8.6%
15.4%
81
39
67.5%
32.5%
100.0%
100.0%
Total
107
100.0%
89.2%
13
100.0%
10.8%
120
100.0%
100.0%
90
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2sided)
.266
.424
.277
Exact
Sig. (1sided)
Value
df
Pearson Chi-Square
1.239a
1
Continuity Correction b
.639
1
Likelihood Ratio
1.180
1
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association
1.229
1
.268
N of Valid Cases
120
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.23.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value
Lower
Upper
Odds Ratio for Klp_ANC2
1.922
.600
6.162
(Kunjungan ANC 2 kali atau
lebih / Kunjungan ANC
pertama)
For cohort menerima_tes =
1.284
.764
2.158
Menerima Tes HIV
For cohort menerima_tes =
.668
.348
1.283
Tidak Menerima Tes HIV
N of Valid Cases
120
.348
.209
pengetahuan * menerima_tes
Crosstab
pengetah
uan
Pengetahuan Baik
Pengetahuan
Kurang
Total
Count
% within pengetahuan
% within menerima_tes
Count
% within pengetahuan
% within menerima_tes
Count
% within pengetahuan
% within menerima_tes
Value
10.413a
9.160
10.303
menerima_tes
Tidak
Menerima Tes
Menerima
HIV
Tes HIV
58
16
78.4%
21.6%
71.6%
41.0%
23
23
50.0%
50.0%
28.4%
59.0%
81
39
67.5%
32.5%
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2df
sided)
1
.001
1
.002
1
.001
Pearson Chi-Square
Continuity Correctionb
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
10.327
1
.001
Association
N of Valid Cases
120
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.95.
.002
Total
74
100.0%
61.7%
46
100.0%
38.3%
120
100.0%
100.0%
Exact Sig.
(1-sided)
.001
91
Risk Estimate
Value
3.625
1.147
2.143
.257
.728
Crosstab
Persepsi_ker
entanan2
ada
tidak
Total
Count
% within Persepsi_kerentanan2
% within menerima_tes
Count
% within Persepsi_kerentanan2
% within menerima_tes
Count
% within Persepsi_kerentanan2
% within menerima_tes
Value
5.538a
4.376
5.223
menerima_tes
Menerima Tes
Tidak Menerima
HIV
Tes HIV
72
28
72.0%
28.0%
88.9%
71.8%
9
11
45.0%
55.0%
11.1%
28.2%
81
39
67.5%
32.5%
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2df
sided)
1
.019
1
.036
1
.022
Pearson Chi-Square
Continuity Correction b
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association
5.492
1
.019
N of Valid Cases
120
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.50.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
3.143
1.600
.971
2.637
.509
.307
.844
120
.034
Total
100
100.0%
83.3%
20
100.0%
16.7%
120
100.0%
100.0%
Exact Sig.
(1-sided)
.020
92
persepsi_keparahan * menerima_tes
Crosstab
persepsi_k
eparahan
Persepsi Keparahan
Tinggi
Persepsi Keparahann
Rendah
Total
Count
% within persepsi_keparahan
% within menerima_tes
Count
% within persepsi_keparahan
% within menerima_tes
Count
% within persepsi_keparahan
% within menerima_tes
menerima_tes
Menerima Tes
Tidak Menerima
HIV
Tes HIV
67
20
77.0%
23.0%
82.7%
51.3%
14
19
42.4%
57.6%
17.3%
48.7%
81
39
67.5%
32.5%
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2df
sided)
1
.000
1
.001
1
.000
Value
13.047a
11.518
12.542
Pearson Chi-Square
Continuity Correction b
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association
12.938
1
.000
N of Valid Cases
120
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.73.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
4.546
1.815
1.200
2.745
.399
.246
.647
120
.000
Total
87
100.0%
72.5%
33
100.0%
27.5%
120
100.0%
100.0%
.000
93
Persepsi_manfaat2 * menerima_tes
Crosstab
Persepsi_m Ada
anfaat2
Tidak ada
Total
Count
% within Persepsi_manfaat2
% within menerima_tes
Count
% within Persepsi_manfaat2
% within menerima_tes
Count
% within Persepsi_manfaat2
% within menerima_tes
Value
9.596a
7.192
9.102
menerima_tes
Tidak
Menerima Tes
Menerima Tes
HIV
HIV
80
33
70.8%
29.2%
98.8%
84.6%
1
6
14.3%
85.7%
1.2%
15.4%
81
39
67.5%
32.5%
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2df
sided)
1
.002
1
.007
1
.003
Pearson Chi-Square
Continuity Correction b
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association
9.516
1
.002
N of Valid Cases
120
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.28.
b. Computed only for a 2x2 table
Total
113
100.0%
94.2%
7
100.0%
5.8%
120
100.0%
100.0%
.005
.005
Risk Estimate
Value
14.545
4.956
.804
30.538
.341
.225
.517
120
Crosstab
Persepsi_hambata
n2
Tidak ada
Ada hambatan
Total
Count
% within Persepsi_hambatan2
% within menerima_tes
Count
% within Persepsi_hambatan2
% within menerima_tes
Count
% within Persepsi_hambatan2
% within menerima_tes
menerima_tes
Tidak
Menerima
Menerima
Tes HIV
Tes HIV
81
0
100.0%
.0%
100.0%
.0%
0
39
.0%
100.0%
.0%
100.0%
81
39
67.5%
32.5%
100.0%
100.0%
Total
81
100.0%
67.5%
39
100.0%
32.5%
120
100.0%
100.0%
94
Value
120.000a
115.485
151.339
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2df
sided)
1
.000
1
.000
1
.000
Pearson Chi-Square
Continuity Correction b
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association
119.000
1
.000
N of Valid Cases
120
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.68.
b. Computed only for a 2x2 table
.000
.000
Risk Estimate
Value
a
Odds Ratio for
Persepsi_hambatan2 (Tidak
ada / Ada hambatan)
a. Risk Estimate statistics cannot be
computed. They are only computed for a
2*2 table without empty cells.
dukungan_suami2 * menerima_tes
Crosstab
dukungan_suami2
baik
kurang
Total
menerima_tes
Menerima Tes
Tidak Menerima
HIV
Tes HIV
50
7
87.7%
12.3%
61.7%
17.9%
31
32
49.2%
50.8%
38.3%
82.1%
81
39
67.5%
32.5%
100.0%
100.0%
Count
% within dukungan_suami2
% within menerima_tes
Count
% within dukungan_suami2
% within menerima_tes
Count
% within dukungan_suami2
% within menerima_tes
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
20.233a
1
.000
18.516
1
.000
21.556
1
.000
Pearson Chi-Square
Continuity Correction b
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association
20.064
1
.000
N of Valid Cases
120
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18.53.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
7.373
1.783
1.362
2.333
.242
.116
.504
120
.000
Total
57
100.0%
47.5%
63
100.0%
52.5%
120
100.0%
100.0%
.000
95
dukungan_petugas_kesehatan * menerima_tes
Crosstab
dukungan_petugas
_kesehatan
Dukungan Petugas
Kesehatan Baik
Dukungan Petugas
Kesehatan Kurang
Total
Count
% within dukungan_petugas_kesehatan
% within menerima_tes
Count
% within dukungan_petugas_kesehatan
% within menerima_tes
Count
% within dukungan_petugas_kesehatan
% within menerima_tes
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2sided)
Exact Sig. (2-sided)
.774
1.000
.776
.747
.775
Value
df
Pearson Chi-Square
.082a
1
Continuity Correction b
.000
1
Likelihood Ratio
.081
1
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
.082
1
Association
N of Valid Cases
120
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.58.
b. Computed only for a 2x2 table
menerima_tes
Tidak
Menerima
Menerima
Tes HIV
Tes HIV
74
35
67.9%
32.1%
91.4%
89.7%
7
4
63.6%
36.4%
8.6%
10.3%
81
39
67.5%
32.5%
100.0%
100.0%
Total
109
100.0%
90.8%
11
100.0%
9.2%
120
100.0%
100.0%
.507
Risk Estimate
Value
1.208
1.067
.670
1.698
.883
.386
2.021
120
dukungan_teman * menerima_tes
Crosstab
dukungan_teman
Dukungan
Teman Baik
Dukungan
Teman
Kurang
Total
Count
% within dukungan_teman
% within menerima_tes
Count
% within dukungan_teman
% within menerima_tes
Count
% within dukungan_teman
% within menerima_tes
menerima_tes
Menerima Tes
Tidak Menerima Tes
HIV
HIV
8
5
61.5%
38.5%
9.9%
12.8%
73
34
68.2%
31.8%
90.1%
87.2%
81
39
67.5%
32.5%
100.0%
100.0%
Total
13
100.0%
10.8%
107
100.0%
89.2%
120
100.0%
100.0%
96
Value
.236a
.030
.230
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2df
sided)
1
.627
1
.863
1
.631
Pearson Chi-Square
Continuity Correction b
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
.234
1
.628
Association
N of Valid Cases
120
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.23.
b. Computed only for a 2x2 table
.755
.421
Risk Estimate
Value
.745
.902
.576
1.413
1.210
.577
2.541
120
Percent
120
100.0
0
.0
120
100.0
Unselected Cases
0
.0
Total
120
100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Dependent Variable Encoding
Original Value
Internal Value
Menerima Tes HIV
0
Tidak Menerima Tes HIV
1
Included in Analysis
Missing Cases
Total
Step 0
menerim
a_tes
Predicted
menerima_tes
Tidak Menerima
Menerima Tes HIV
Tes HIV
81
0
39
0
Percentage Correct
100.0
.0
67.5
97
B
Step 0
Step 0
C
o
ns
ta
nt
-.731
Sig.
.000
df
1
1
1
1
1
1
6
Exp(B)
.481
Sig.
.033
.001
.019
.000
.002
.000
.000
98
Lampiran 2
Persetujuan untuk Berpartisipasi dalam Penelitian
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PENERIMAAN TES HIV OLEH IBU HAMIL
DI PUSKESMAS KOTA DENPASAR
TAHUN 2014
Anda diminta mengambil bagian dalam suatu penelitian. Penelitian ini sedang
dilaksanakan oleh peneliti dari Mahasiswi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Udayana Denpasar yang sedang menyelesaikan tugas akhir. Peneliti pertamatama akan menjelaskan penelitian ini kepada Anda, kemudian meminta kesediaan Anda
untuk berpartisipasi. Anda akan diminta menandatangani persetujuan ini yang
menyatakan bahwa penelitian telah dijelaskan, bahwa pertanyaan Anda telah dijawab dan
bahwa Anda setuju untuk berpartisipasi.
Peneliti akan menjelaskan tujuan penelitian ini. Ia akan menjelaskan pelaksanaan
penelitian dan apa yang diharapkannya dari Anda. Peneliti juga akan menjelaskan
kemungkinan manfaat dari keikutsertaan Anda dalam penelitian. Anda diharapkan
menanyakan kepada peneliti setiap pertanyaan yang Anda miliki tentang penelitian ini
sebelum Anda memutuskan apakah Anda ingin berpartisipasi dalam penelitian ini. Proses
ini disebut informed consent.
Formulir ini juga menjelaskan penelitian ini. Silahkan membaca formulir ini dan
sampaikan kepada peneliti tentang berbagai pertanyaan yang Anda miliki. Jika Anda
memutuskan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, mohon menandatangani dan
memberi tanggal formulir ini di depan orang yang menjelaskan penelitian ini kepada
Anda. Anda akan diberi salinan formulir ini untuk disimpan.
1.
Peneliti sebagai pelaksana penelitian ini ingin mengetahui faktor-faktor apa saja
yang berhubungan dengan penerimaan tes HIV oleh ibu hamil. Hasil penelitian ini
akan menjadi masukan yang sangat berharga bagi pemegang kebijakan bidang
kesehatan khusunya Dinas Kesehatan Kota Denpasar dalam upaya
penanggulangan penyakit HIV/AIDS dan institusi pendidikan khususnya
Universitas Udayana Denpasar
2.
Penjelasan Prosedur
Jika Anda memutuskan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, maka anda akan
ditanyakan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penerimaan tes HIV oleh ibu hamil.
99
3.
Keuntungan
Menjadi bagian dari penelitian ini membuat Anda berpartisipasi memberi masukan dalam
program upaya penanggulangan penyakit HIV/AIDS khusunya penularan HIV dari ibu ke
anak. Hasil dari penelitian ini akan membantu dalam mengembangkan strategi
pelaksanaan program integrasi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan program
penanggulangan HIV/AIDS yang lebih baik.
5.
Kerahasiaan
Semua catatan tentang Anda dan dalam penelitian ini akan diperlakukan sebagai
catatan medik rahasia dan disimpan dalam kabinet yang terkunci dan hanya
peneliti yang mempunyai akses untuk membuka kabinet tersebut. Beberapa data
juga akan disimpan di komputer, dimana hanya peneliti yang mempunyai akses
untuk membuka komputer tersebut.
Meskipun hasil penelitian ini kemungkinan akan dibagi dengan orang lain dan
mungkin dipublikasikan dalam laporan ilmiah, nama Anda dan kenyataan bahwa
Anda terlibat dalam penelitian ini tetap akan dirahasiakan.
6.
Penolakan/Pemutusan Partisipasi
Jika Anda masih mempunyai pertanyaan mengenai penelitian ini, Anda dapat
menghubungi Ni Ketut Arniti, SKM (087862847906/0361-8769018) selaku peneliti.
Jika anda memiliki keluhan tentang partisipasi Anda dalam penelitian ini, atau
membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai peraturan-peraturan dalam penelitian atau
hak-hak dari orang-orang yang terlibat dalam penelitian. Anda dapat menghubungi Prof.
Dr. dr. Putu Astawa, Sp.OT.,M.Kes Kepala Komisi Etik RSUP Sanglah/FK Unud,
Denpasar, nomor telepon (0361) 244534
100
Tanggal
SAYA
MENYATAKAN
BAHWA
SAYA
TELAH
MENJELASKAN
SEPENUHNYA KEPADA PASIEN DI ATAS TENTANG GAMBARAN DAN
TUJUAN, PROSEDUR DAN KEMUNGKINAN RISIKO DAN KEMUNGKINAN
MANFAAT DARI PENELITIAN INI
Tanggal
*Jika ditandatangani oleh orang yang bukan relawan penelitian, mohon dijelaskan
dibawah ini