SKRIPSI
KORELASI PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS DENGAN
KEJADIAN HIV/AIDS
DI RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG
TAHUN 2014
ii
iii
iv
vi
vii
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
kasih karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Berbagai pihak telah
banyak membantu membimbing dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr. A. A. Heru Tjahyono, SpOG selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Nusa Cendana.
2. dr. S.M.J. Koamesah, MMR, MMPK selaku dosen pembimbing I yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis sampai
selesainya skripsi.
3. dr.Werenfridus R.R Wangi,MH.Kes selaku dosen pembimbing II yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis sampai
selesainya skripsi.
4. Direktur RSUD Prof. W. Z. Johannes Kupang yang telah memberikan izin
kepada penulis selama penelitian.
5. Kepala Poliklinik VCT dan para konselor yang telah memberi izin dan
membantu penulis selama penelitian.
6. Teman-teman Kelompok Dukungan Bersama Perjuangan yang telah
membantu penulis selama penelitian.
7. Seluruh responden yang secara sukarela bersedia sebagai subyek dalam
penelitian yang dilakukan penulis.
ix
Penulis
RIWAYAT HIDUP
Nama
Jenis Kelamin
: Laki-laki
: Kristen Katolik
Alamat Rumah
Alamat Email
: rises_banggut@yahoo.com
Pendidikan formal
Taman Kanak-Kanak (1998-1999) : TK Kartika Bhayangkara, Dili-Timor Leste
Sekolah Dasar (1999-2005) : SD Inpres Bertingkat Kelapa Lima 2 Kota Kupang
SMP (2005-2008) : SMP Negeri 2 Kota Kupang
SMA (2008-2011) : SMA Katolik Giovani Kota Kupang
Perguruan Tinggi (2011-2015) : Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana Kota
Kupang
Pengalaman Organisasi
-
Prestasi
-
xi
xii
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL LUAR ...........................................................................
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................
HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ..........................................
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS...............................................
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.....................................................
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI MANUSKRIP ............................
HALAMAN PENGESAHAN MANUSKRIP ...................................................
KATA PENGANTAR .........................................................................................
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................
ABSTRAK ...........................................................................................................
ABSTRACT .........................................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................
DAFTAR TABEL................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................
DAFTAR SINGKATAN .....................................................................................
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
xi
xii
xiii
xiv
xvi
xvii
xviii
xix
1
1
6
6
6
6
6
7
8
8
8
9
10
12
12
13
14
14
18
19
xiv
20
21
21
22
23
25
28
31
31
32
32
32
32
32
32
33
34
34
35
35
35
37
38
38
39
39
39
40
41
41
42
42
42
48
49
52
53
53
53
54
56
xv
DAFTAR TABEL
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
43
44
44
45
45
46
46
47
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
56
59
60
64
71
76
79
DAFTAR SINGKATAN
UNAIDS
TTU
TTS
T4
CD4+
RNA
DNA
SD
SMP
SMA
PT
S1
S2
IPA
IPS
IRT
PNS
PSK
Jl.
VCT
xix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
AIDS merupakan salah satu permasalahan kesehatan yang memerlukan
penanganan serius. Penyebab penyakit ini adalah Human Immunodeficiency Virus
(HIV) yaitu virus penurun kekebalan tubuh pada manusia yang menyebabkan
tubuh mencapai masa AIDS. AIDS merupakan penyakit yang telah meluas hingga
menjadi masalah internasional. Pertambahan kasus dan penyebaran yang cepat
serta belum ditemukannya obat dan vaksin yang efektif terhadap HIV telah
menimbulkan keresahan dan keprihatinan di seluruh dunia akan perkembangan
penyakit ini.Pada tahun 2001, HIV/AIDS menjadi pembunuh ke-4 di seluruh
dunia setelah penyakit saluran pernafasan, gangguan saluran cerna, dan
tuberkulosis (TBC).(1)
Sejak pertama kali dilaporkan pada tahun 1981 di Amerika Serikat, epidemi
HIV/AIDS telah berkembang pesat di seluruh dunia termasuk Indonesia.
Berdasarkan data dari Joint United Nation Program on HIV/AIDS (UNAIDS)
tahun 2013, 35,3 juta orang menderita HIV/AIDS di dunia dengan 3,3 juta orang
diantaranya adalah anak-anak <15 tahun. Angka kematian (Case Fatality Rate)
sebanyak 1,6 juta orang (4,53%) dengan 1,4 juta orang (87,5%) diantaranya
adalah orang dewasa.(2)
Asia merupakan wilayah dengan penduduk terinfeksi HIV terbesar kedua di dunia
setelah Sub-Sahara Afrika. Berdasarkan data UNAIDS tahun 2012, di Asia
terdapat 4,8 juta orang terinfeksi HIV, dengan CFR 6,7%. Jumlah kasus baru
21
350.000 orang (7,44%) dengan 21.000 orang (6%) diantaranya adalah anakanak.(3)
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012, terdapat 5.686 kasus baru
AIDS sehingga jumlah kumulatif kasus AIDS sejak pertama kali ditemukan tahun
1987 meningkat menjadi 42.887 kasus. Jumlah kematian (CFR) pada tahun 2012
sebanyak 1.359 orang (3,17%). Sebesar 51,6% penderita AIDS adalah laki-laki,
33% perempuan dan 15,4% tidak tercatat jenis kelaminnya. 25,20% berada pada
usia produktif yaitu kelompok umur 20-29 tahun.(4)
Berdasarkan data dari Ditjen PP & PL Depkes RI tahun 2012, tercatat 42.887
kumulatif kasus AIDS terjadi di 33 provinsi dan 300 kabupaten/kota di seluruh
Indonesia. Provinsi dengan jumlah kumulatif kasus AIDS tertinggi adalah Papua
dengan 7.795 kasus, Jawa Timur 6.900 kasus, DKI Jakarta 6.299 kasus, Jawa
Barat 4.098 kasus, Bali 3.344 kasus, sedangkan NTT berada pada posisi 15
dengan 420 kasus.(5)
Berdasarkan Profil Kesehatan Nusa Tenggara Timur tahun 2012, terdapat 261
kasus baru HIV dan 51 kasus diantaranya terdapat di Kota Kupang, 2 kasus di
Kabupaten Kupang, 20 kasus di Kabupaten TTU, 68 kasus di Kabupaten Belu, 21
kasus di Kabupaten Alor, 11 kasus di Kabupaten Flores Timur, 16 kasus di
Kabupaten Sikka, 11 kasus di Kabupaten Ende, 8 kasus di Kabupaten Manggarai,
1 kasus di Kabupaten Manggrai Barat, 3 kasus di Kabupaten Manggarai Timur, 20
kasus di Kabupaten Sumba Barat Daya, 9 kasus di Kabupaten Sumba Barat, 4
kasus di Kabupaten Sumba Tengah, 16 kasus di Kabupaten Sumba Timur, dan
masing- masing 0 kasus di Kabupaten TTS, Kabupaten Lembata, Kabupaten
22
23
kasus HIV/AIDS dan keterbatasan peneliti dalam mengakses lokasi yang lebih
jauh, penelitian dilakukan di klinik VCT RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang.
Kasus HIV/AIDS tidak terlepas dari perkembangan globalisasi. Perkembangan
globalisasi mengakibatkan adanya perubahan sosial dan gaya hidup masyarakat
saat ini terutama di daerah perkotaan. Pembangunan yang pesat di Kota Kupang
menjadi faktor pendukung yang dapat menjerumuskan masyarakat terhadap
perilaku berisiko HIV/AIDS. Tersedianya fasilitas hiburan seperti klub malam,
diskotik, griya pijat dan mandi uap merupakan dampak globalisasi yang dapat
meningkatkan perilaku berisiko pada masyarakat. Daerah perkotaan cenderung
melakukan perilaku berisiko seperti hubungan seksual dengan berganti-berganti
pasangan, hubungan seks pranikah, serta penyalahgunaan narkoba. Gaya hidup
seperti ini membahayakan kesehatan reproduksi terutama kemungkinan terjadinya
penularan penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS pada pasangannya.(8)
Daerah perkotaan dihubungkan dengan risiko HIV/AIDS yang lebih besar
karena penduduknya telah terpajan dengan orang yang telah terinfeksi, norma
perilaku terkait dengan risiko HIV/AIDS dan masalah lain seperti tunawisma yang
kemudian meningkatkan risiko infeksi.(8)Kenyataannya, Kota Kupang memiliki
kasus baru HIV tertinggi kedua setelah Kabupaten Belu yakni sebanyak 51 kasus
pada tahun 2011 dan terus meningkat setiap tahunnya.(9)
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk membentuk
tindakan seseorang, sebab dari pengalaman dan hasil penelitian ternyata perilaku
yang didasari oleh pengetahuan akan lebih baik dibandingkan dengan perilaku
yang tidak didasari oleh pengetahuan. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan
24
Indonesia (SDKI) 2012 menunjukan bahwa persentase wanita umur 15-49 tahun
yang pernah mendengar tentang HIV/AIDS sebesar 76% sedangkan pria sebesar
82,3%. Dari hasil penelitian tersebut menunjukan tingkat pengetahuan penduduk
Indonesia akan HIV/AIDS masih sangat rendah dikarenakan masih ada sebagian
penduduk yang sama sekali belum pernah mendengar tentang HIV/AIDS. (4)
Terlepas dari fasilitas hiburan yang ada di Kota Kupang, Kota Kupang juga
termasuk daerah perkotaan yang protektif terkait HIV/AIDS. Penduduk Kota
Kupang memiliki keuntungan untuk mengakses pengetahuan lebih banyak tentang
HIV/AIDS dan pendidikan dibandingkan dengan orang yang tinggal di pedesaan.
Intervensi pemerintah Kota Kupang untuk mengurangi endemi HIV/AIDS adalah
dengan membentuk lembaga KPA Kota Kupang, bekerja sama dengan berbagai
pihak termasuk JOTHI (Jaringan Orang Terinveksi HIV/AIDS) untuk melakukan
sosialisasi melalui media cetak maupun elektronik kepada berbagai lapisan
masyarakat tentang bahaya HIV/AIDS, menyediakan layanan bimbingan dan
konseling secara gratis, dan juga pembentukan Perda Kota Kupang tentang
penanggulangan HIV/AIDS. Intervensi dan dukungan pemerintah ini diharapkan
agar adanya pengurangan endemi dan penderita penyakit IMS dan HIV/AIDS.
Namun berbagai usaha tersebut belum memberikan dampak secara signifikan
pada peningkatan pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS. Dalam laporan
Dinas Kesehatan Kota Kupang terkait kasus HIV/AIDS, jumlah masyarakat
terinfeksi HIV terus meningkat setiap tahunnya.(9)
Apabila permasalahan yang dihadapi masyarakat tersebut tidak segera
ditangani, maka akan berdampak pada makin tingginya angka HIV/AIDS dan
25
hilangnya masa produktif dari penderita, sehingga pada akhirnya berdampak pada
kehilangan usia produktif di Indonesia. Oleh karena itu, pengkajian pengetahuan
masyarakat tentang HIV/AIDS yang mengarah pada penularan HIV/AIDS perlu
dilakukan sejak usia dini.(8)
1.2. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan
pertanyaan penelitian sebagai berikut: Adakah hubungan tingkat pengetahuan
masyarakat tentang HIV/AIDS terhadap kejadian HIV/AIDS di RSUD Prof. Dr.
W. Z. Johannes tahun 2014
1.3. Batasan Masalah
Ruang lingkup penelitian ini ialah peneliti ingin mengetahui hubungan
pengetahuan responden tentang HIV/AIDS dengan kejadian HIV/AIDS di RSUD
Prof. Dr. W. Z. Johannes tahun 2014.
1.4. Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pengetahuan responden tentang HIV/AIDS dengan
kejadian HIV/AIDS di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannestahun 2014.
1.4.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengetahuan responden RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannestentang
HIV/AIDS tahun 2014.
26
dan
preventif
terhadap
penyakit
HIV/AIDS.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. HIV/AIDS
2.1.1. Definisi HIV
HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan
kemudian dapat menimbulkan AIDS karena sistem kekebalan tubuh yang
menurun. Virus ini menyerang organ-organ vital sistem kekebalan tubuh manusia,
seperti sel T4 CD4+ makrofag, dan sel dendritik. HIV merusak sel T4 CD4+ secara
langsung dan tidak langsung, sel T4 CD4+ dibutuhkan agar sistem kekebalan
tubuh dapat berfungsi baik.(1)
Sejak dilaporkan adanya kasus AIDS yang pertama oleh Gottlieb dkk. di Los
Angeles pada tangal 5 Juni 1981, pada bulan Januari 1983 Luc Montagnier dkk.
menemukan virus penyebab penyakit AIDS ini dan disebut dengan LAV
(Lymphadenopathy Virus). Hasil penelitian Gallo, Maret 1984 di Amerika
menyatakan penyebab penyakit ini adalah Human T LymphotropicVirus Type III,
disingkat dengan HTLV III dan tahun 1984 berdasarkan hasil penemuannya,
J.Levy menamakan AIDS Related Virus (ARV) sebagai penyebab penyakit ini.
Pada bulan Mei 1986 Komisi Taksonomi Internasional menetapkan nama virus
penyebab AIDS adalah Human Immunodeficiency Virus, disingkat dengan
HIV.(10)
HIV adalah virus RNA yang termasuk dalam famili Retroviridae subfamili
Lentivirinae. Retrovirus mempunyai kemampuan menggunakan RNA-nya dan
DNA pejamu untuk membentuk virus DNA dan dikenali selama periode inkubasi
28
yang panjang.(11) Satu kali terinfeksi oleh retrovirus, maka infeksi ini akan bersifat
permanen, seumur hidup.(1)
HIV merupakan retrovirus yang terdiri dari sampul dan inti. Virus HIV terdiri dari
2 sub-tipe, yaitu HIV-1 dan HIV-2. HIV-1 bermutasi lebih cepat karena replikasi
nya lebih cepat. Secara struktural morfologinya, bentuk HIV terdiri atas sebuah
silinder yang dikelilingi pembungkus lemak yang melingkar. Pada pusat lingkaran
terdapat untaian RNA. HIV mempunyai 3 gen yang merupakan komponen
fungsional dan struktural yaitu gag (group antigen), pol (polymerase), danenv
(envelope).(1)
2.1.2 Definisi AIDS
AIDS merupakan singkatan dari Aquired Immune Deficiency Syndrome.
Syndrome berarti kumpulan gejala-gejala dan tanda-tanda penyakit. Deficiency
berarti kekurangan, Immune berarti kekebalan, dan Aquired berarti diperoleh atau
didapat, dalam hal ini diperoleh mempunyai pengertian bahwa AIDS bukan
penyakit keturunan. Oleh karena itu, AIDS dapat diartikan sebagai kumpulan
tanda dan gejala penyakit akibat hilangnya atau menurunnya sistem kekebalan
tubuh seseorang.(12)
AIDS merupakan suatu sindroma yang amat serius, dan ditandai oleh adanya
kerusakan sistem kekebalan tubuh penderitanya. (13)Dapat diartikan sebagai
kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan
tubuh akibat infeksi oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). AIDS
merupakan tahap akhir dari infeksi HIV.(14)
29
30
31
32
33
HIV tidak menular melalui peralatan makanan, pakaian, handuk, sapu tangan,
toilet yang dipakai secara bersama-sama, ciuman pipi, berjabat tangan, hidup
serumah dengan penderita HIV yang bukan mitra seksual dan hubungan sosial
lainnya. Saliva/air liur, air mata, urin serta gigitan nyamuk belumterbukti dapat
menularkan HIV/AIDS.(11)
2.1.5Determinan HIV/AIDS
2.1.5.1 Faktor Pejamu (Host)
Infeksi HIV/AIDS saat ini telah mengenai semua golongan masyarakat, baik
kelompok risiko tinggi maupun masyarakat umum. Kelompok masyarakat yang
mempunyai risiko tinggi adalah pengguna narkoba suntik (Injecting Drug Use),
kelompok masyarakat yang melakukan promiskuitas (hubungan seksual dengan
banyak mitraseksual) misalnya WPS (wanita penjaja seks), dari satu WPS dapat
menular ke pelanggan-pelanggannya selanjutnya pelanggan-pelanggan WPS
tersebut dapat menularkan kepada istri atau pasangannya. Laki-laki yang
berhubungan seks dengan sesamanya atau lelaki seks lelaki (LSL). Narapidana
dan anak-anak jalanan, penerima transfusi darah, penerima donor organ tubuh dan
petugas pelayan kesehatan juga mejadi kelompok yang rawan tertular HIV. (18)
a. Umur dan Jenis Kelamin
Berdasarkan data dari Ditjen PP & PL Depkes RI tahun 2012, terdapat 42.887
jumlah kumulatif kasus AIDS dengan 35,2% terdapat pada kelompok umur 20-29
tahun, 28,1% pada kelompok umur 30-39 tahun, 10,00% pada kelompok umur 4049 tahun, 3,3% pada kelompok umur 15-19 tahun, 2,9% pada kelompok umur 5059 tahun, 0,9% pada kelompok umur > 60 tahun, 3,00% pada kelompok umur <15
34
tahun dan 16,7% tidak diketahui. Rasio kasus AIDS antara laki-laki dan
perempuan adalah 3:1.(5)
Berdasarkan hasil penelitian Erledis Simanjuntak pada tahun 2010,
menunjukkan bahwa proporsi kasus HIV/AIDS ditemukan tertinggi pada Umur
25-34 tahun (54,8%), 35-44 tahun (23,5%) dan lebih tinggi pada laki-laki
sejumlah (83,5%), dibanding dengan perempuan sejumlah (16,5%). Usia remaja,
dan usia produktif sangat beresiko terhadap penularan HIV/AIDS. Infeksi
HIV/AIDS sebagian besar (>80%) diderita oleh kelompok usia produktif (15-49
tahun) dan didominasi oleh laki-laki namun jumlah kasus pada perempuan
cenderung meningkat. Banyak faktor yang menyebabkan tingginya kasus
HIV/AIDS pada kelompok usia remaja, usia produktif. Remaja sangat rentan
dengan HIV/AIDS, oleh karena usia remaja identik dengan semangat bergelora,
terjadi peningkatan libido. Selain itu resiko ini disebabkan faktor lingkungan
remaja.(19)
b. Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan
Dalam masyarakat dimana taraf kecerdasan masih rendah, masyarakat belum
berpartisipasi dalam pencegahan penyakit dan baru mencari pemecahan persoalan
bila masalah sudah nyata. Tingkat pendidikan individu dan masyarakat dapat
berpengaruh terhadap penerimaan pendidikan kesehatan.Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Hamdan di kota Batam pada tahun 2003 menunjukan jumlah
kasusHIV/AIDS berpendidikan SLTP 33,5%, SLTA 32,3%, SD 19,5%, tidak
sekolah 12,2% dan berpendidikan Akademi/PT 2,4%.(20)
35
36
dengan banyak pasangan seks namun tidak sesederhana itu. Contoh lain dari
perilaku seks berisiko adalah ketidakkonsistenan penggunaan kondom, baik dalam
berhubungan seks oral, vaginal dan anal, berposisi sebagai insertif maupun
reseptif, perilaku berganti ganti pasangan seks, banyaknya pasangan seks, dan
hubungan seks dengan orang asing. Konsekuensi terbesar perilaku seks berisiko
bukan hanya sekedar terkena penyakit menular seksual semata namun juga
kemungkinan besar tertular HIV-AIDS.(21)
Dengan semakinbanyaknya perilaku hubungan sex bebas, tempat pelacuran, serta
kemiskinan moral sangat berpotensi menularkan HIV. Adanya kebiasaan bergantiganti pasangan dan melakukan anal sex menyebabkan rentan tertular HIV.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Erledis Simanjuntak tahun 2010,
memperlihatkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara hubungan sex bebas
dengan HIV/AIDS. Resiko sampel yang melakukan hubungan sex bebas 9,966
lebih tinggi menderita HIV/AIDS dibandingkan dengan Sampel yang tidak
melakukan hubungan sex bebas.(19)
e. Transmisi Parenteral
Melalui parenteral, misalnya alat suntik yang telah tercemar HIV, atau tranfusi
darah yang telah tercemar HIV, penggunaan narkoba suntik dan lain-lain
(akupuntur, tindik, tatto). Yaitu akibat penggunaan jarum suntik dan alat tusuk
lainnya (alat tindik) yang telah terkontaminasi misalnya pada penyalahgunaan
narkotika suntik yang menggunakan jarum suntik yang tercemar secara bersamasama. Disamping itu dapat juga terjadi melalui jarum suntik yang dipakai oleh
petugas kesehatan tanpa disterilkan terlebih dahulu. Tingginya kasus HIV-AIDSdi
37
kalangan pengguna narkoba suntik atau IDU (>91% laki-laki muda usia 16-25
tahun) dikhawatirkan akan terjadi penularan kepada pasangan perempuannya yang
pada gilirannya dapat berakibat terjadinya penularan HIV dari ibu ke bayi. (22)
f. Transmisi Ibu ke Anak
Transmisi secara vertikal dapat terjadi dari ibu yang terinfeksi HIV kepada
janinnya sewaktu hamil, persalinan, dan setelah melahirkan melalui pemberian
Air Susu Ibu (ASI). Angka penularan selama kehamilan sekitar 5-10%, sewaktu
persalinan 10-20%, dan saat pemberian ASI 10-20%. Berdasarkan laporan
Centers for disease control (CDC) Amerika, prevalensi penularan HIV dari ibu ke
bayi adalah 0,01% sampai 0,7%. Ibu yang baru terinfeksi HIV dan belum ada
gejala AIDS, kemungkinan bayi terinfeksi sebanyak 20% sampai 35%, sedangkan
jika gejala AIDS sudah jelas pada ibu kemungkinannya mencapai 50%. Penularan
juga terjadi selama proses persalinan melalui tranfusi fetomaternal atau kontak
antara kulit atau membran mukosa bayi dengan darah atau sekresi maternal saat
melahirkan. Semakin lama proses melahirkan, semakin besar risiko penularan.
Transmisi lain terjadi selama periode postpartum melalui ASI. Risiko bayi tertular
melalui ASI dari ibu yang positif sekitar 10%.(21)
2.1.5.2 Faktor Agent
Virus HIV secara langsung maupun tidak langsung akan menyerang sel CD4+.
Infeksi HIV akan menghancurkan sel-sel T, sehingga menggangu sel-sel efektor
imun yang lainnya, daya tahan tubuh menurun sehingga orang yang terinfeksi
HIV akan jatuh kedalam stadium yang lebih lanjut. (11)
38
Selama infeksi primer jumlah limfosit CD4+ dalam darah menurun dengan cepat.
Target virus ini adalah limfosit CD4+ pada nodus limfa dan thymus, yang
membuat individu yang terinfeksi akan terkena infeksi opurtunistik. Jumlah virus
HIV yang masuk sangat menentukan penularan, penurunan jumlah sel limfosit T
berbanding terbalik dengan jumlah virus HIV yang ada dalam tubuh. (11)
AIDS adalah suatu penyakit yang sangat berbahaya karena mempunyai Case
Fatality Rate 100% dalam lima tahun, artinya dalam waktu lima tahun setelah
diagnosis AIDS ditegakkan, semua penderita akan meninggal.(16)
2.1.5.3 Faktor Lingkungan (Environment)
Menurut data UNAIDS tahun 2013, dalam survei yang dilakukan di negara bagian
Sub-Sahara Afrika antara tahun 2001 dan 2005, prevalensi HIV lebih tinggi di
daerah perkotaan daripada di daerah pedesaan, dengan rasio prevalensi HIV di
kota : pedesaan yaitu 1,7:1. Misalnya di Ethiopia, orang yang tinggal di areal
perkotaan 8 kali lebih mudah terinfeksi HIV dari pada orang-orang yang tinggal di
pedesaan.(3)
Penelitian Silverman, dkk pada tahun 2006 desain Case records di Mumbai,
pada 175 orang perempuan korban perdagangan seks di rumah pelacuran di India,
54,3% diantaranya berasal dari India, 29,7% berasal dari Nepal, 4% berasal dari
Bangladesh dan 12% tidak diketahui asalnya. Dari 28,4% perempuan India korban
perdagangan seks yang positif HIV, perempuan yang berasal dari Kota Karnataka
dan Maharashtra lebih mungkin terinfeksi HIV daripada perempuan yang berasal
dari Kota Bengal Barat dengan Odds Ratio (OR) 7,35. Hal ini dikarenakan Kota
Karnataka dan Maharashtra merupakan daerah dengan prevalensi HIV yang
39
tinggi. Jadi perempuan korban perdagangan seks yang berasal dari daerah dengan
prevalensi HIV yang tinggi kemungkinan untuk telah terinfeksi HIV sebelumnya
lebih besar.(23)
2.1.6 Diagnosis(10)
Seseorang dinyatakan terinfeksi HIV apabila dengan pemeriksaan laboratorium
terinfeksi HIV, baik dengan metode pemeriksaan antibodi atau pemeriksaan untuk
mendeteksi adanya virus dalam tubuh. Pemeriksaan laboratorium untuk
mengetahui secara pasti apakah seseorang terinfeksi HIV sangatlah penting,
karena pada infeksi HIV gejala klinisnya dapat baru terlihat setelah bertahuntahun. Terdapat beberapa jenis pemeriksaan laboratorium untuk memastikan
diagnosis infeksi HIV. Secara garis besar dapat dibagi menjadi pemeriksaan
serologis untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap HIV dan pemeriksaan untuk
mendeteksi keberadaan virus HIV. Deteksi adanya virus HIV dalam tubuh dapat
dilakukan dengan isolasi dan biakan virus, deteksi antigen, dan deteksi materi
genetik. Pemeriksaan yang lebih mudah dilaksanakan adalah pemeriksaan
terhadap antibodi HIV. Sebagai penyaring biasanya digunakan teknik ELISA
(enzyme-linked immunoabsorbent assay), aglutinasi atau dot-blot immunobinding
assay. Metode yang biasanya digunakan di Indonesia adalah dengan teknik
ELISA.
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan tes terhadap antibody HIV ini
yaitu masa jendela (window periode). Masa jendela adalah waktu sejak tubuh
terinfeksi HIV sampai mulai timbulnya antibodi yang dapat dideteksi dengan
pemeriksaan. Antibodi mulai terbentuk pada minggu 4-8 setelah terinfeksi. Jadi
40
jika pada masa ini hasil tes HIV dapat memberikan hasil yang negatif. Untuk itu
jika kecurigaan akan adanya risiko terinfeksi cukup tinggi, perlu dilakukan
pemeriksaan ulangan 3 bulan kemudian.
2.1.7 Pencegahan HIV/AIDS
2.1.7.1 Pencegahan Primer
Pencegahan tingkat pertama ini merupakan upaya agar orang sehat tetap sehat
atau mencegah orang sehat menjadi sakit. (24) Pencegahan primer merupakan hal
yang paling penting, terutama dalam merubah perilaku. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain:(18)
a.
b.
c.
41
melalui darah. Kewaspadaan universal ini meliputi cuci tangan dengan sabun
dan air mengalir sebelum dan sesudah melakukan tindakan perawatan,
penggunaan alat pelindung yang sesuai untuk setiap tindakan, pengelolaan
dan pembuangan alat tajam secara hati-hati, pengelolaan alat kesehatan bekas
pakai dengan melakukan dekontaminasi, desinfeksi dan sterilisasi dengan
benar.
d.
e.
42
a.
b.
mikroba
yang
menimbulkan
infeksi
sekunder
adalah
43
Memperbolehkannya
untuk
membicarakan
hal-hal
tertentu
dan
mengungkapkan perasaannya
b.
c.
d.
e.
Selain itu perlu diberikan perawatan paliatif (bagi pasien yang tidak dapat
disembuhkan atau sedang dalam tahap terminal) yang mencakup: pemberian
kenyamanan (seperti relaksasi dan distraksi, menjaga pasien tetap bersih dan
kering, memberi toleransi maksimal terhadap permintaan pasien atau
keluarga), pengelolaan nyeri (bisa dilakukan dengan teknik relaksasi,
pemijatan, distraksi, meditasi, maupun pengobatan antinyeri), persiapan
menjelang kematian meliputi penjelasan yang memadai tentang keadaan
penderita, dan bantuan mempersiapkan pemakaman.
44
45
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya; analisis
(analysis) sebagai suatu kemampuan untuk mengaitkan ide yang satu dengan yang
lain dengan cara yang benar serta mampu memisahkan informasi yang penting
dari informasi yang tidak penting; sintesis (synthesis) sebagai suatu kemampuan
untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada; dan
evaluasi (evaluation) sebagai suatu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu objek atau materi berdasarkan kriteria-kriteria yang telah
ada.(25)
Notoatmodjo menyatakan bahwa pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara
lain pengalaman, tingkat pendidikan, keyakinan, fasilitas, penghasilan dan sosial.
Semakin banyak pengalaman seseorang yang diperoleh dari pengalaman sendiri
maupun orang lain yang ada disekitarnya semakin luas pula pengetahuan orang
tersebut. Seseorang yang berpendidikan lebih tinggi
akan mempunyai
46
Merakou dkk, menyebutkan bahwa jenis kelamin, usia, bidang ilmu di sekolah
dan jumlah sumber informasi merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan
tentang HIV/AIDS pada remaja. Menurut Iskandar, kurangnya pelayanan
kesehatan reproduksi bagi wanita menyebabkan wanita lebih rentan terkena HIV.
Hasil penelitian di Amerika menunjukan bahwa remaja kelas X, XI dan XII (1517 tahun) memiliki pengetahuan lebih banyak tentang HIV/AIDS dibandingkan
remaja kelas IX (14 tahun) yang berusia lebih muda dari mereka. Tingkat
pengetahuan pada pelajar bidang ilmu IPA akan lebih tinggi karena banyak
terpapar informasi tentang biologi dan organ reproduksi dibandingkan dengan
pelajar bidang ilmu IPS.(8)
47
Perilakuseks
berisiko
Tidak
menggunakan
kondom
Darah
Anal
seks
Homoseksual
Semen
Heteroseksual
Vaginal
seks
Berganti
pasangan seks
Perilaku
Berisiko
Pengetahuan
Transmisi
ibu ke
anak
Cairan
vagina
HIV/AIDS
Penggunaan
jarum suntik
tidak steril
Transmisi
parenteral
Donor darah
Donor organ
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak Diteliti
Skema 2.1 Kerangka Teori
Darah
48
49
yang berupa perilaku. Pengetahuan merupakan salah satu faktor internal dalam
merespons stimulus dari luar diri sesorang. Oleh karena itu pengetahuan
merupakan domain yang sangat penting dalam berperilaku. (26) Adapun dalam
penelitian ini ingin mencari tahu hubungan pengetahuan terhadap kejadian
HIV/AIDS.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Konsep
Variabel Bebas
Variabel Antara
Perilaku Berisiko
Pengetahuan
Variabel Terikat
Kejadian
HIV/AIDS
Tingkat pendidikan
Pekerjaan
Variabel Perancu
: Diteliti
: Tidak diteliti
Skema 3.1 Kerangka Konsep.
Keterangan Skema Kerangka Konsep
Keterangan kerangka konsep diatas yang menjadi variabel bebas dalam
penelitian ini adalah pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan variabel antaranya
yaitu perilaku berisiko. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah
kejadian HIV/AIDS. Adapun variabel perancu dalam penelitian ini yaitu tingkat
pendidikan dan pekerjaan yang dapat ikut mempengaruhi pengambilan sikap
dalam berperilaku. Kemudian akan dilihat apakah pengetahuan tentang HIV/AIDS
mempunyai korelasi terhadap kejadian HIV/AIDS di RSUD Prof Dr. W. Z.
Johannes Kupang tahun 2014.
51
52
Definisi
Alat ukur
1.
HIV/AIDS
Kumpulan gejala
atau penyakit
yang disebabkan
oleh menurunnya
kekebalan tubuh
akibat infeksi
oleh virus HIV(
Human
Immunodeficienc
y Virus) yang
termasuk family
retroviridae.
AIDS merupakan
tahap akhir dari
infeksi HIV(10)
Analisa
data
registrasi
pasien
pada
klinik
VCT
2.
Pengetahuan
HIV/AIDS
Kriteria objektif
Skala
ukur
Nominal
1. Kasus :
Penduduk
Kota
Kupang
dengan hasil
tes
laboratorium
positif HIV
2. Kontrol :
Penduduk
Kota
Kupang
dengan hasil
tes
laboratorium
negatif HIV
1. Kurang :
Ordinal
benar 19
2. Baik : benar
>19(8)
53
penelitian
yang
digunakan
adalah
studi
analitik
observasional
54
55
n1 = n2 =
p=
Q=
n1 = n2 =
n1= n2 =
n1 = n2 = 79
Keterangan:
n1 : Jumlah sampel pada kelompok kasus
n2 : Jumlah sampel pada kelompok kontrol
R : Perkiraan odds ratio = 2
Z = 1,64,
= 0,05
Z = 1,28,
= 0,10
56
57
Penyusunan Proposal
Seminar Proposal
Peneliti mengambil
sampel kasus dan
kontrol
Populasi
Terjangkau
Pengurusan
ethical
clearancedan
surat ijin
penelitian
Penelitian
dilakukan pada
bulan Juli 2014
Tidak Bersedia
Bersedia
Pengumpulan
Data
Analisa data
Pengolahan
data
Penyusunan laporan
58
59
b. Coding
Setelah semua kuesioner diedit atau disunting selanjutnya dilakukan
pengkodean atau coding yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf
menjadi data angka atau bilangan.
c. Memasukan data (data entry) atau processing
Memasukan data yaitu jawaban dari masing-masing responden dalam bentuk
kode (angka atau huruf) dimasukan kedalam program atau software komputer.
d. Pembersihan data (data cleaning)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukan,
perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan
kode, ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau
koreksi.
3.10.2 Jenis Pengolahan Data
Data
dianalisis
secara
komputerisasi
menggunakan
perangkat
lunak
bebas
dan
terikat
dengan
menggunakan
uji
chi
square.
60
1
2
3
4
5
6
7
8
9
12
2015
Bulan
1 2 3
Perihal
Satuan
Jumlah
Alat Tulis
Menulis
Kuisioner
Paket
Lembar
2
3
4
Informed
Consent
Lain-lain
Biaya Satuan
Total
Rp. 50.000,-
Rp.50.000,-
348
RP. 150,-
Rp. 52.000,-
Paket
696
Rp. 150,-
Rp. 104.400,-
Paket
Rp.1.000.000,-
Rp. 1.000.000,-
Total
RP. 1.206.400,-
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan bertempat di Poliklinik VCT
(Voluntary and Counseling Testing) RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang
Tahun 2014. RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes merupakan rumah sakit pendidikan
dari Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana yang terletak di Jalan Dr.
Moh. Hatta19 Fontein Oebobo Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur.
4.2 Deskripsi Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang dibahas meliputi usia, jenis kelamin, pekerjaan,
tingkat pendidikan dan tempat tinggal.Gambaran karakteristik usia responden
disajikan dalam bentuk tabel beserta penjelasannya, sedangkan karakteristik yang
meliputi jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan terakhir dan tempat tinggal
disajikan dalam bentuk gambar beserta penjelasannya.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Kelompok Kasus Berdasarkan
Karakteristik Usia
Variabel
Mean
SD
Min-Maks
Umur
36,89
9,352
23-64
79
62
Mean
SD
Min-Maks
Umur
41,24
9,960
24-67
79
28%
Laki-laki
72%
Perempuan
63
18%
Laki-laki
Perempuan
82%
4.2
menunjukan
karakteristik
responden
kelompok
kontrol
1%
20%
10%
1%
7%
IRT
Mahasiswa
Petani
PNS
61%
PSK
Swasta
64
1%
5%
13%
IRT
PNS
PSK
81%
Swasta
4.4
menunjukan
karakteristik
responden
kelompok
kontrol
1%
10%
SD
19%
SMP
65%
SMA
D3
5%
S1
65
3%
11%
6%
SD
3%
SMP
SMA
77%
S1
S2
4.6
menunjukan
karakteristik
responden
kelompok
kontrol
Alak
15%
6%
3%
1%
Kelapa Lima
18%
57%
Kota Lama
Kota Raja
Maulafa
Oebobo
66
4%
4%
4%
7%
Alak
Kelapa Lima
Kota Raja
81%
Maulafa
Oebobo
4.8
menunjukan
karakteristik
responden
kelompok
kontrol
responden
67
Total
1. Kurang
Kasus
N
%
28
63,3
Kontrol
N
%
14
20,5
N
42
%
26,6
2. Baik
51
65
116
73,4
36,7
17,7
68
Hubungan
Pengetahuan
tentang
HIV/AIDS
dengan
Kejadian
Total
1. Kurang
Kasus
N
%
28
35,4
Kontrol
N
%
14
17,7
N
42
%
26,6
2. Baik
51
65
116
73,4
64,6
82,3
OR= 2,549
69
Hasil penelitian yang didapatkan sesuai dengan penelitian Durojaiye tahun 2011
yang menyebutkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan yang lebih
akurat mengenai HIV/AIDS lebih memandang HIV/AIDS adalah penyakit yang
tidak diinginkan sehingga penggunaan kondom saat berhubungan seksual
diperlukan sebagai pencegahan. Penelitian yang dilakukan Dessrya dan Lasma
tahun 2000 di daerah Bekasi dengan jumlah sampel 102 siswa juga mendapatkan
hasil bahwa lebih dari 50% responden yang memiliki pengetahuan tinggi (67,2%)
tentang HIV/AIDS memiliki sikap yang positif terhadap HIV/AIDS.(8)
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang. Seseorang mendapatkan fakta dan informasi baru dengan
menggunakan pengetahuan.(8)
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu terhadap
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Menurut Talbot
pengetahuan adalah informasi dan penemuan adalah proses kreatif untuk
mempertahankan pengetahuan baru. Manusia mendapatkan ilmu pengetahuan
dengan berbagai cara, yaitu dengan cara tradisional, bertanya pada orang yang
ahli, dari pengalaman, setelah menyelesaikan masalah dan berfikir kritis.
Notoatmodjo menyebutkan bahwa pengetahuan merupakan domain yang penting
terhadap terbentuknya sikap seseorang karena pengetahuan dapat menjadi acuan
bagi seseorang untuk bersikap terhadap sesuatu. Berdasarkan penjelasan di atas
dapat disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan informasi berupa hasil
penginderaan manusia yang diperoleh dari proses belajar selama kehidupannya,
yang menjadi acuan dalam pembentukan sikap seseorang.(8)
70
akan mempunyai
71
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Pada penelitian yang berjudul korelasi pengetahuan tentnag HIV/AIDS dengan
kejadian HIVAIDS di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang tahun 2014
dilaksanakan telah diperoleh hasil dan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan antara pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan kejadian
HIV/AIDS di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kota Kupang tahun 2014.
2. Pengetahuan rata-rata responden penelitian di RSUD Prof. Dr. W. Z.
Johannes Kota Kupang tahun 2014 adalah baik.
5.2 Saran
a. Bagi Civitas Akademika
Hasil penelitian diharapkan dapat diterapkan pada institusi pendidikan untuk
menambah sumber referensi yang berhubungan dengan HIV/AIDS.
b. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk penelitian selanjutnya agar dapat
menggali lebih dalam lagi mengenai hubungan pengetahuan tentang HIV/AIDS
dengan
kejadian
HIV/AIDS.
73
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
UNAIDS. AIDS Epidemic Update Special Report on HIV Prevention December 2012
[Internet]. 2013. Available from: http://data.unaids.org/pub/EpiReport/2012/Epiupdate2013-en.pdf
3.
UNAIDS. Global Summary of the AIDS Epidemic December 2012. [Internet]. 2013.
Available from: http://data.unaids.org/pub/EpiReport/2012/JC1700-EpiUpdate-2013en.pdf
4.
5.
6.
DinKes NTT. Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur 2011. Kupang; 2012.
7.
DinKes Kota Kupang. Data Kasus HIV/AIDS Kota Kupang per Januari 2014. Kupang;
2014.
8.
9.
Kosad M. Fenomena Remaja Yang Bekerja Sebagai Wanita Pekerja Seks di Kota Kupang
Periode Tahun 2011-2012. Kupang; 2012.
10.
Sudoyo AW, Dkk, editors. Ilmu Penyakit dalam. 5th ed. Jakarta; 2009.
11.
12.
13.
Indo H. Imonoasai Terapan pada beberapa Penyakit Infeksi. Surabaya: Penerbit Airlangga
University Press; 2004.
14.
15.
16.
74
17.
SEARO. HIV/AIDS in the South-East Asia Region 2009 [Internet]. 2009. Available from:
http://www.searo.who.int/LinkFiles/Publications_HIV_AIDS_Reports 2009.pdf
18.
Depkes RI, Pusat Data dan Informasi. Situasi HIV/AIDS di Indonesia tahun 1987-2006
[Internet]. 2006. Available from: http://www.depkes.go.id/download/publikasi/Situasi
HIV-AIDS 2006.pdf
19.
20.
21.
Wirya DN. Infeksi HIV & AIDS. Lab/SMF LK. Kulit dan Kelamin. FK UNUD/RSUP
Denpasar. 2005.
22.
23.
Silverman JG. HIV Prevalence and Predictors Among Rescued Sex-Trafficked Women
and Girls in Mumbai, India. Journal Acquired Immune Deficiency Syndrome
2006;43:588593 [Internet]. 2006; Available from: http://www.jaids.com
24.
25.
26.
Notoatmodjo. Promosi kesehatan: teori dan aplikasinya. Jakarta: PT Rineka Cipta; 2005.
75
Lampiran 1. Lembar Informasi
LEMBAR INFORMASI
Korelasi Pengetahuan Tentang HIV/AIDS
Dengan Kejadian HIV/AIDS di RSUD Prof. Dr. W. Z. JohannesKupang
Tahun 2014
Peneliti:
Rises Ch. Banggut
Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana
Jl. Adisucipto, Penfui. No. Telp: 0380-8081505
Lembar Informasi dan Persetujuan kepada masyarakat Kota Kupang yang menghadiri dan akan
berpartisipasi dalam penelitian mengenai Korelasi Pengetahuan tentang HIV/AIDS Dengan
Kejadian HIV/AIDS di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang Tahun 2014
.
Nama Peneliti : Rises Christian Banggut
Saya Rises Ch. Banggut, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana. Saat ini
sedang melakukan penelitian yang cukup penting bagi anda sebagai masyarakat Kota Kupang.
Saya akan memberikan anda informasi dan mengundang anda untuk mengambill bagian pada
penelitian ini. Anda tidak harus menyetujuinya hari ini, sebelum anda memutuskan, anda dapat
berbicara kepada siapapun yang anda rasa cukup nyaman mengenai penelitian ini.
Mungkin akan ada beberapa kata yang tidak anda mengerti. Tolong tanyakan kepada saya secara
langsung pada saat saya menerangkan, atau jika nanti anda memiliki pertanyaan bisa ditanyakan
kepada saya kapanpun.
AIDS merupakan suatu kumpulan gejala yang amat serius, dan ditandai oleh adanya kerusakan
sistem kekebalan tubuh penderitanya. Kurangnya informasi mengenai persoalan ini menghambat
pengambil kebijakan untuk menanganinya secara tepat.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
76
mengetahui hubungan faktor risiko penularan HIV/AIDS terhadap angka kejadian HIV/AIDS di
RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang.
Kami mengundang beberapa masyarakat yang telah dipilih dan mau menghadiri dan
berpartisipasi dalam penelitian ini.
Apabila anda bersedia mengikuti kegiatan penelitian ini, maka hal-hal yang akan anda lakukan
adalah:
1. Mengisi lembar informasi dan persetujuan sebagai tanda persetujuan mengikuti penelitian
2. Mengisi kuesioner
Partisipasi anda pada penelitian ini adalah benar-benar secara sukarela.Ini merupakan keputusan
anda untuk berpartisipasi atau tidak. Anda dapat merubah pikiran anda dan berhenti
berpartisipasi meskipun anda telah setuju sebelumnya.
Keuntungan bagi saudara/saudari apabila ikut serta dalam penelitian ini adalah dapat membantu
pengambil kebijakan untuk menyelesaikan persoalan yang saudara/saudari hadapi sekarang
dengan tepat. Kerugian yang mungkin anda dapatkan adalah waktu anda selama sehari akan
terpakai oleh karena mengikuti penelitian ini. Semua data pada kegiatan ini bersifat rahasia dan
kami jamin keamanannya.
Apabila Saudara/saudari bersedia ikut dalam kegiatan ini, maka kami akan memohon kesediaan
saudara/saudari untuk dapat menandatangani surat persetujuan bahwa Saudara/saudari setuju
untuk menjadi peserta kegiatan yang berjudul:
Korelasi Pengetahuan tentang HIV/AIDS Dengan Kejadian HIV/AIDS di RSUD Prof. W.
Z. Johannes Kupang Tahun 2014
Hal-hal yang belum jelas dalam penelitian ini dapat ditanyakan secara langsung atau melalui
telepon pada penanggung jawab penelitian ini yaitu Rises Ch. Banggut, di Fakultas Kedokteran
Universitas Nusa Cendana, Jl. Adisucipto, Penfui atau pada nomor telepon 085253461883.
77
Lampiran 2. Formulir Persetujuan
FORMULIR PERSETUJUAN
Korelasi Pengetahuan tentang HIV/AIDS
Dengan Kejadian HIV/AIDS di RSUD Prof. W.Z. Johannes Kupang
Tahun 2014
Peneliti:
Rises Christian Banggut
Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana
Jl. Adisucipto, Penfui. No. Telp: 0380-8081505
Setelah mendengar dan membaca penjelasan mengenai tujuan dan manfaat dari kegiatan
penelitian diatas, maka yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
Umur
Tingkat
Alamat
:
:
:
:
Mengetahui
Peneliti,
Menyetujui
Peserta Penelitian,
(.......................................)
78
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian
1
Kode responden
: ..
Hari/tgl
: ..
Pemeriksa
: ..
B. Pengetahuan HIV/AIDS
Pertanyaan yang diberikan berjumlah 25 buah. Pilihlah jawaban yang menurut anda paling
tepat saat anda belum terdiagnosa positif HIV
Isilah dengan memberikan tanda centang ( ) pada kolom yang tersedia
Keterangan
B : Benar
S : Salah
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Pertanyaan
Penggunaan narkoba suntikan secara bersama-sama tanpa
disterilkan terlebih dahulu dapat meningkatkan risiko
tertular HIV.
Tidak berhubungan seksual dengan pengguna NAPZA
suntik dapat mengurangi resiko tertular HIV.
HIV/AIDS dapat ditularkan melalui transfusi darah.
Penyakit HIV/AIDS dapat disembuhkan.
Penderita HIV/AIDS dapat menularkan HIV melalui
batuk atau bersin.
Orang yang baru terinfeksi HIV tidak menunjukan gejala
sakit.
Bertukar pakaian dengan penderita HIV/AIDS dapat
menyebabkan seseorang tertular HIV.
HIV dapat ditularkan oleh ibu pada anak yang
dikandungnya.
Orang dengan HIV/AIDS dapat menularkan HIV melalui
air liurnya.
Penyakit HIV/AIDS dapat menyebabkan kematian.
Berenang di kolam bersama penderita HIV/AIDS dapat
menyebabkan seseorang tertular HIV.
HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang menyerang
sistem kekebalan tubuh manusia.
HIV/AIDS dapat menular apabila kita berciuman di bibir.
(ciuman kering)
Hubungan seksual dapat menjadi cara penularan HIV.
HIV/AIDS dapat menular melalui dudukan toilet.
HIV merupakan virus penyebab AIDS.
79
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
80
Kode responden
: ..
Hari/tgl
: ..
Pemeriksa
: ..
Pengetahuan HIV/AIDS
Pertanyaan yang diberikan berjumlah 25 buah. Pilihlah jawaban yang menurut anda paling
tepat sebelum anda terdiagnosa negatif HIV
Isilah dengan memberikan tanda centang ( ) pada kolom yang tersedia
Keterangan
B : Benar
S : Salah
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Pertanyaan
Penggunaan narkoba suntikan secara bersama-sama tanpa
disterilkan terlebih dahulu dapat meningkatkan risiko
tertular HIV.
Tidak berhubungan seksual dengan pengguna NAPZA
suntik dapat mengurangi resiko tertular HIV.
HIV/AIDS dapat ditularkan melalui transfusi darah.
Penyakit HIV/AIDS dapat disembuhkan.
Penderita HIV/AIDS dapat menularkan HIV melalui
batuk atau bersin.
Orang yang baru terinfeksi HIV tidak menunjukan gejala
sakit.
Bertukar pakaian dengan penderita HIV/AIDS dapat
menyebabkan seseorang tertular HIV.
HIV dapat ditularkan oleh ibu pada anak yang
dikandungnya.
Orang dengan HIV/AIDS dapat menularkan HIV melalui
air liurnya.
Penyakit HIV/AIDS dapat menyebabkan kematian.
Berenang di kolam bersama penderita HIV/AIDS dapat
menyebabkan seseorang tertular HIV.
HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang menyerang
sistem kekebalan tubuh manusia.
HIV/AIDS dapat menular apabila kita berciuman di bibir.
(ciuman kering)
Hubungan seksual dapat menjadi cara penularan HIV.
HIV/AIDS dapat menular melalui dudukan toilet.
HIV merupakan virus penyebab AIDS.
Penderita HIV dapat terlihat seperti orang sehat.
81
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
82
Lampiran 4. Hasil Analisis Penelitian
Analisis Bivariat
Crosstabs
Percent
158
Status
Missing
N
100.0%
Total
Percent
0
0.0%
Percent
158
100.0%
Chi-Square Tests
Value
Df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
.012
5.481
.019
6.451
.011
6.356
b
Likelihood Ratio
.019
Linear-by-Linear
6.316
Association
N of Valid Cases
sided)
.009
.012
158
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 21.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
Upper
2.549
1.217
5.337
1.516
1.127
2.040
.595
.377
.940
N of Valid Cases
158
83
Frequencies
Statistics
Umur
Valid
JK
Pekerjaan
TP
Alamat
79
79
79
79
79
N
Missing
Mean
41.24
Median
40.00
Std. Deviation
9.960
Minimum
24
Maximum
67
Percentiles
25
34.00
50
40.00
75
47.00
Umur
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
24
2.5
2.5
2.5
25
1.3
1.3
3.8
26
1.3
1.3
5.1
27
2.5
2.5
7.6
28
2.5
2.5
10.1
29
2.5
2.5
12.7
31
5.1
5.1
17.7
32
2.5
2.5
20.3
33
1.3
1.3
21.5
34
3.8
3.8
25.3
35
6.3
6.3
31.6
36
3.8
3.8
35.4
37
6.3
6.3
41.8
38
3.8
3.8
45.6
39
3.8
3.8
49.4
40
2.5
2.5
51.9
Valid
84
41
1.3
1.3
53.2
42
7.6
7.6
60.8
43
1.3
1.3
62.0
44
1.3
1.3
63.3
45
1.3
1.3
64.6
46
6.3
6.3
70.9
47
5.1
5.1
75.9
48
3.8
3.8
79.7
49
1.3
1.3
81.0
52
1.3
1.3
82.3
53
2.5
2.5
84.8
54
1.3
1.3
86.1
55
1.3
1.3
87.3
56
5.1
5.1
92.4
57
1.3
1.3
93.7
58
3.8
3.8
97.5
64
1.3
1.3
98.7
67
1.3
1.3
100.0
79
100.0
100.0
Total
JK
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
laki-laki
14
17.7
17.7
17.7
perempuan
65
82.3
82.3
100.0
Total
79
100.0
100.0
85
Pekerjaan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
IRT
1.3
1.3
1.3
PNS
5.1
5.1
6.3
PSK
64
81.0
81.0
87.3
Swasta
10
12.7
12.7
100.0
Total
79
100.0
100.0
TP
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
S1
11.4
11.4
11.4
S2
2.5
2.5
13.9
SD
61
77.2
77.2
91.1
SMA
6.3
6.3
97.5
SMP
2.5
2.5
100.0
Total
79
100.0
100.0
Valid
Alamat
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Alak
64
81.0
81.0
81.0
Kelapa Lima
3.8
3.8
84.8
Kota Raja
3.8
3.8
88.6
Maulafa
3.8
3.8
92.4
Oebobo
7.6
7.6
100.0
79
100.0
100.0
Valid
Total
86
Frequencies
Statistics
Umur
Valid
JK
Pekerjaan
TP
Alamat
79
79
79
79
79
N
Missing
Mean
41.24
Median
40.00
Std. Deviation
9.960
Minimum
24
Maximum
67
Percentiles
25
34.00
50
40.00
75
47.00
Umur
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
24
2.5
2.5
2.5
25
1.3
1.3
3.8
26
1.3
1.3
5.1
27
2.5
2.5
7.6
28
2.5
2.5
10.1
29
2.5
2.5
12.7
31
5.1
5.1
17.7
32
2.5
2.5
20.3
33
1.3
1.3
21.5
34
3.8
3.8
25.3
35
6.3
6.3
31.6
87
36
3.8
3.8
35.4
37
6.3
6.3
41.8
38
3.8
3.8
45.6
39
3.8
3.8
49.4
40
2.5
2.5
51.9
41
1.3
1.3
53.2
42
7.6
7.6
60.8
43
1.3
1.3
62.0
44
1.3
1.3
63.3
45
1.3
1.3
64.6
46
6.3
6.3
70.9
47
5.1
5.1
75.9
48
3.8
3.8
79.7
49
1.3
1.3
81.0
52
1.3
1.3
82.3
53
2.5
2.5
84.8
54
1.3
1.3
86.1
55
1.3
1.3
87.3
56
5.1
5.1
92.4
57
1.3
1.3
93.7
58
3.8
3.8
97.5
64
1.3
1.3
98.7
67
1.3
1.3
100.0
79
100.0
100.0
Total
JK
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
laki-laki
14
17.7
17.7
17.7
perempuan
65
82.3
82.3
100.0
Total
79
100.0
100.0
88
Pekerjaan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
IRT
1.3
1.3
1.3
PNS
5.1
5.1
6.3
PSK
64
81.0
81.0
87.3
Swasta
10
12.7
12.7
100.0
Total
79
100.0
100.0
TP
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
S1
11.4
11.4
11.4
S2
2.5
2.5
13.9
SD
61
77.2
77.2
91.1
SMA
6.3
6.3
97.5
SMP
2.5
2.5
100.0
Total
79
100.0
100.0
Valid
Alamat
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Alak
64
81.0
81.0
81.0
Kelapa Lima
3.8
3.8
84.8
Kota Raja
3.8
3.8
88.6
Maulafa
3.8
3.8
92.4
Oebobo
7.6
7.6
100.0
79
100.0
100.0
Valid
Total
89
Lampiran 5. Surat-surat
90
91
92
93
94
95
96
97
Correlation Between Knowledge About HIV/AIDS And The Incidence Of HIV/AIDS
In Prof. Dr. W. Z. Johannes Hospital Kupang 2014
Rises Christian Banggut1, S. M. J. Koamesah2, Werenfridus R. R. Wangi3
ABSTRACT
Background. AIDS is a group of symptoms characterized by the decrease of immune system as a
result of infective HIV. Infection of HIV because of doing HIV risk behaviors. Knowledge is very
important domain in building someone's behavior. The objective of this study was to determine
the correlation between the level of public knowledge about HIV/AIDS and the incidence of
HIV/AIDS in Prof. Dr. W. Z Johannes Hospital Kupang 2014. Methode. The subjects in this
study amounted to 158 people, consisted of 79 cases and 79 controls that were selected using
purposive sampling method. This design of this study was case-control study. The instrument
used in this study was a questionnaire to determine the respondents' knowledge about HIV/AIDS.
Data analysis used in this study was Chi Square test. Result. The result showed a p-value =
0.012 (p-value <0.05), which means there was a significant relationship between the level of
knowledge about HIV/AIDS and the incidence of HIV/AIDS in Prof. Dr. W. Z. Johannes Hospital
Kupang 2014. Conclusion. Thus, the public are advised to increase their health knowledge,
especially about HIV/AIDS problem, in order to avoid HIV risk behaviors.
98
Korelasi Pengetahuan Tentang HIV/AIDS Dengan Kejadian HIV/AIDS
di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang Tahun 2014
Rises Christian Banggut1, S. M. J. Koamesah2, Werenfridus R. R. Wangi3
ABSTRAK
Latar belakang. AIDS merupakan sekumpulan gejala yang disebabkan menurunnya sistem imun
akibat terinfeksi HIV. Penularan HIV dikarenakan melakukan perilaku berisiko tertular HIV.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk perilaku seseorang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuai hubungan pengetahuan masyarakat tentang
HIV/AIDS dengan kejadian HIV/AIDS di RSUD Prof. W. Z. Johannes Kupang tahun 2014.
Metode. Subyek dalam penelitian ini berjumlah 158 orang terdiri dari 79 kelompok kasus dan 79
kelompok kontrol yang dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Jenis
penelitian adalah studi kasus-kontrol. Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah
kuesioner untuk mengetahui pengetahuan responden tentang HIV/AIDS. Analisis data
menggunakan uji Chi Square. Hasil. Hasil penelitian menunjukan p-value = 0,012 (p-value <
0,05) yang berarti terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang
HIV/AIDS dengan kejadian HIV/AIDS di RSUD Prof. W. Z. Johannes Kupang. Kesimpulan.
Dengan demikian, bagi masyarakat disarankan untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan
khususnya masalah HIV/AIDS, agar terhindar dari perilaku beresiko tertular HIV.
99
Asia
LATAR BELAKANG
merupakan
wilayah
dengan
dunia
meluas
hingga
internasional.
menjadi
Afrika.
belum
1.359
tuberkulosis (TBC).(1)
yang
cepat
kasus
Sub-Sahara
dan
penyebaran
Pertambahan
masalah
setelah
serta
di
Amerika
(3,17%).
Sebesar
51,6%
tahun.(4)
epidemi
seluruh
dunia
Serikat,
orang
termasuk
Indonesia.
dan
Indonesia.
adalah
Angka
anak-anak
<15
tahun.
300
kabupaten/kota
Provinsi
di
seluruh
dengan
jumlah
100
Berdasarkan
Profil
Kesehatan
Nusa
dan
Kabupaten
Lembata,
Sabu Raijua.(6)
TTS,
Kabupaten
RS
Wirasakti
Kupang.
Dalam
148
kuantitas
kasus
AIDS.
Distribusi
kasus
subyek,
keterlibatan
dalam
menangani
kasus
HIV/AIDS
dan
keterbatasan
peneliti
dalam
Johannes Kupang.
mengakses
101
Kasus HIV/AIDS tidak terlepas dari
globalisasi
setiap tahunnya.(9)
mengakibatkan
adanya
menjerumuskan
oleh
masyarakat
terhadap
pengetahuan
akan
lebih
baik
fasilitas
hiburan
diskotik,
griya
seperti
meningkatkan
pada
melakukan
seperti
penyalahgunaan
sangat
perilaku
perilaku
ini
dan
malam,
uap
seperti
pijat
klub
mandi
berisiko
berisiko
narkoba.
Gaya
membahayakan
hidup
kesehatan
penyakit
menular
seksual
rendah
Kota
Kupang,
Kota
Kupang juga
memiliki
pengetahuan
seperti
kemudian
risiko
tunawisma
yang
meningkatkan
infeksi.(8)Kenyataannya,
Kota
Kupang
keuntungan
mengurangi
lebih
endemi
untuk
mengakses
banyak
HIV/AIDS
tentang
adalah
102
Kupang, bekerja sama dengan berbagai
pihak termasuk JOTHI (Jaringan Orang
Terinveksi HIV/AIDS) untuk melakukan
sosialisasi melalui media cetak maupun
elektronik
kepada
masyarakat
tentang bahaya
menyediakan
konseling
berbagai
layanan
secara
lapisan
HIV/AIDS,
bimbingan
gratis,
dan
dan
juga
PERTANYAAN PENELITIAN
Berdasarkan uraian dalam latar belakang
masalah
pertanyaan
diatas,
dapat
penelitian
dirumuskan
sebagai
berikut:
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Umum
Mengetahui
responden
hubungan
tentang
pengetahuan
HIV/AIDS
dengan
Tujuan Khusus
3. Mengetahui
pengetahuan
responden
hubungan
tingkat
pengetahuan
responden
tentang
103
IDENTIFIKASI VARIABEL
kumpulan
gejala
atau
family
retroviridae.
AIDS
HIV/AIDS
oleh
masyarakat
HIV/AIDS
meliputi
mengenai
HIV/AIDS
secara
tahun 2014.
Besar
sampel
penelitian
ini
yang
digunakan
adalahsesuai
dalam
dengan
penularan
serta
pencegahan
penyakit
tersebut
observasional
dengandesainstudi
yaitu:
n1 = n2 =
p=
Q=
n1 = n2 =
104
Jalan Dr. Moh. Hatta 19 Fontein Oebobo
n1= n2 =
n1 = n2 = 79
Analisis Univariat
Dari penghitungan diatas didapatkan jumlah
keseluruhan sampel yakni 158 orang, 79
kelompok kasus dan 79 kelompok kontrol.
dari
Fakultas
Kedokteran
Analisis Bivariat
Pengetahuan
TOTAL
N
1. Kurang
42
26,6
2. Baik
116
73,4
105
Hubungan Pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan Kejadian HIV/AIDS
di RSUD Prof. W. Z. Johannes Kota Kupang Tahun 2014
Subyek Penelitian
Pengetahuan
Kasus
Total
Kontrol
3. Kurang
28
35,4
14
17,7
42
26,6
4. Baik
51
64,6
65
82,3
116
73,4
OR= 2,549
pencegahan.
Berdasarkan
hasil
penghitungan
pengetahuan
tentang
HIV/AIDS
Penelitian
yang
dilakukan
sehingga H0 ditolak.
atau
hasil
tahu
terhadap
dimilikinya.
pengetahuan
Menurut
adalah
informasi
Talbot
dan
pengetahuan
baru.
106
dengan berbagai cara, yaitu dengan cara
menyebutkan
bahwa
pengetahuan
suatu
terbentuknya
karena
Berdasarkan
dapat
informasi
sikap
seseorang
penjelasan
berupa
di
hasil
atas
penginderaan
(8)
Notoatmodjo
untuk
menyusun
menyatakan
bahwa
kemampuan
beberapa
mempengaruhi
faktor.
Faktor
pengetahuan
yang
seseorang
seuatu
dipelajari
sesuatu
materi
sebelumnya
yang
setelah
telah
mengamati
yang
memahami
yang
objek
paling
yang
rendah;
lebih
luas
pengetahuan orang
dibandingkan
dengan
diketahui
dan
dapat
materi
tersebut
secara
sebagai
kondisi
menginterpretasi
benar;
aplikasi
(application)
sebenarnya;
analisis
(analysis)
107
seperti radio, televisi, majalah, koran dan
buku
maka
semakin
banyak
pula
4. Pengetahuan
rata-rata
responden
adalah baik.
dalam
keluarga
juga
dapat
DAFTAR PUSTAKA
(25)
1.
KETERBATASAN PENELITIAN
data
diperoleh dari
sekunder
Rumah Sakit
yang
2.
yang
Available from:
saja terjadi.
http://data.unaids.org/pub/EpiReport/
2012/Epi-update2013-en.pdf
Z.
Johannes
untuk
3.
tidak
http://data.unaids.org/pub/EpiReport/
2012/JC1700-EpiUpdate-2013-en.pdf
4.
KESIMPULAN
2013.
108
5.
12.
amabile.blogspot.com/ 2009/hiv-aids
7.
Kupang; 2012.
2004.
14.
http://id.wikipedia.org/wiki/AIDS
16.
9.
Persada; 2007.
17.
Available from:
10.
http://www.searo.who.int/LinkFiles/P
ublications_HIV_AIDS_Reports
2009.pdf
11.
18.
2007.
109
19.
21.
22.
23.
24.
25.
2010;Vol.4.
20.
26.