Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN HIV/AIDS DAN NAPZA PADA

PELAJAR DAN KUNJUNGAN KE RUMAH PASIEN HIV/AIDS DI


KECAMATAN SINGKAWANG TIMUR

Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan penyakit HIV dan AIDS di Indonesia sudah


semakin meningkat. Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus
yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Virus tersebut dapat
menurunkan kekebalan tubuh sehingga menimbulkan berbagai gejala penyakit
atau AIDS.

Berdasarkan Laporan Kasus Komisi Penanggulangan AIDS Indonesia


(KPAI) tahun 2014, cara penularan kasus HIV dan AIDS kumulatif yang melalui
heteroseksual (73,22%), suntikan (14,08%), perinatal (2,86%) dan homoseksual
(3,94%), biseksual (0,23%), dan tattoo (0,04%). Kemudahan mengkases
pornografi melalui handphone pintar dan media elektronik juga ikut
mempengaruhi kecenderungan remaja untuk melakukan seks di luar nikah.

Jumlah pengidap HIV dan AIDS yang telah didapatkan hanya sebagian kecil
dari kasus yang ada, karena yang nampak hanyalah permukaan belaka namun
sesungguhnya jauh lebih besar daripada kasus yang nampak, maka terjadi apa
yang disebut “Fenomena Gunung Es”. Di bawah itu diyakini masih terdapat fakta
yang lebih besar namun belum terungkap.

Pencegahan merupakan langkah yang paling efektif untuk menekan


pertambahan jumlah pengidap HIV dan AIDS. Adapun kiat yang dilakukan untuk
mencegah penyebaran penyakit HIV/AIDS adalah melalui penyuluhan di sekolah-
sekolah dan leaflet. Langkah ini yang paling murah dan memiliki efektivitas
paling tinggi, sedangkan upaya pengobatan membutuhkan dana yang sangat besar
dan tidak akan mengurangi jumlah pengidap.

1
Permasalahan

Kasus HIV dan AIDS banyak terjadi pada kelompok usia produktif, terutama
kelompok usia masa remaja yang merupakan perkembangan transisi antara masa
anak-anak dan masa orang dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif,
dan sosial-emosional. Remaja cenderung lebih sensitif, irasional, takut, ingin
mandiri, ekspresif, dan selalu ingin tahu. Kepribadian remaja yang kurang tegar,
remaja menjadi rentan terhadap masalah-masalah perilaku berisiko, seperti
melakukan hubungan seksual sebelum menikah dan penyalahgunaan napza, yang
keduanya dapat membawa risiko terhadap penularan HIV dan AIDS.

Banyaknya penderita HIV-AIDS pada usia produktif yang meninggal pada


usia muda di suatu daerah, ini akan berdampak pada berkurangnya sumber daya
manusia yang memiliki pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman kerja yang
memadai. Dengan semakin berkurangnya sumber daya manusia yang produktif
akan melemahkan mekanisme produksi dan investasi sumber daya manusia di
daerah tersebut, yang dalam jangka panjang akan berdampak pada terhambatnya
pertumbuhan ekonomi daerah tersebut.

Intervensi

Kami melakukan intervensi penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan


pengetahuan dan sikap terhadap HIV/AIDS kepada siswa dan siswi yang diadakan
di sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas dengan tujuan dapat
memberikan informasi yang benar seputar remaja terutama dalam mencegah
penularan HIV/AIDS dan masalah Narkoba seperti memberikan penyuluhan
mengenai HIV/AIDS dan Narkoba dengan penyebaran media/leaflet pada setiap
remaja dan konseling untuk remaja yang bermasalah dalam hal tersebut.

Pelaksanaan Kegiatan

Penyuluhan tentang HIV/AIDS dilaksanakan di SMP dan SMA yang ada di


kecamatan Singkawang Timur pada tanggal 22 sampai 29 Agustus 2016.

2
1. Penyuluhan HIV/AIDS
Tempat : SMA St. Paulus
Waktu : Senin, 22 Agustus 2016

2. Penyuluhan HIV/AIDS
Tempat : SMP St. Aloysius
Waktu : Selasa, 23 Agustus 2016

3. Penyuluhan HIV/AIDS dan Napza


Tempat : SMP 17 Singkawang
Waktu : Rabu, 24 Agustus 2016

4. Penyuluhan HIV/AIDS dan Napza


Tempat : SMP dan SMA Advent
Waktu : Senin, 29 Agustus 2016

Kegiatan Penyuluhan di SMP/SMA Tema Infeksi Menular Seksual dan


Advent HIV/AIDS

3
Kegiatan Penyuluhan di SMA St. Paulus

Kegiatan Penyuluhan di SMP St. Aloysius

4
Kunjungan ke rumah pasien HIV/AIDS dilakukan sebagai tindak lanjut dari
laporan dari kantor Dinas Kesehatan terhadap pasien-pasien HIV/AIDS yang
mendapat pengobatan ARV dari klinik Mawar Rumah Sakit Abdul Aziz
Singkawang. Kunjungan ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dari pasien
untuk terus berobat serta meningkatkan dukungan keluarga dalam upaya
memenuhi kebutuhan serta meningkatkan taraf kehidupan pasien HIV/AIDS
tersebut.

Tanggal : 15 Juni 2016

Nama : Tn. TBK

Umur : 42 tahun

Alamat : Kelurahan Roban-Kok

Kunjungan ke rumah pasien dengan HIV/AIDS

5
Hasil Kegiatan

Pada pelajar yang menjadi sasaran penyuluhan mengatakan bahwa sebagian


besar sumber informasi mengenai HIV/AIDS maupun Napza yang mereka ketahui
adalah berasal dari media sosial. Hal ini menyebabkan siswa hanya memperoleh
informasi tersebut dari media sosial, teman maupun keluarga yang belum tentu
kebenarannya. Oleh karena itu, kami dari Puskesmas Pajintan Singkawang Timur
mengadakan penyuluhan rutin kepada pelajar SMP dan SMA di kecamatan
Singkawang Timur untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pelajar
terhadap HIV/AIDS dan penyalahgunaan Napza yang dapat merusak masa depan
mereka.

Saat kunjungan ke rumah pasien HIV/AIDS telah dilakukan pemeriksaan


fisik, tanda vital, pemeriksaan oral/buccal, serta ketersediaan obat-obatan ARV
dan lainnya. Keluarga pasien memenuhi keperluan pasien dengan menyediakan
asisten pribadi untuk memperhatikan kebersihan rumah, menyediakan makanan,
mengatur jadwal minum obat, dan lain sebagainya.

Singkawang……………………2016

Dokter Pendamping

(dr. Ricka Sandra Naibaho)

6
LAPORAN KEGIATAN EVALUASI KESEHATAN LINGKUNGAN DAN
SUMBER AIR BERSIH WARGA

Latar Belakang

Menurut WHO, sanitasi lingkungan (environmental sanitation) adalah upaya


pengendalian semua faktor lingkungan fisik manusia yang mungkin menimbulkan
atau dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi perkembangan fisik,
kesehatan dan daya tahan hidup manusia.

Sanitasi ialah suatu cara untuk mencegah berjangkitnya penyakit menular


dengan jalan memutuskan mata rantai dari sumber penularan. Sanitasi atau
kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah kondisi atau keadaan lingkungan
yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap status kesehatan yang
optimum pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain
mencakup: perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air
minum, pembuangan sampah, pembuangan air kotor (air limbah), rumah hewan
ternak (kandang) dan sebagainya.

Kesehatan lingkungan merupakan situasi atau keadaan dimana lingkungan itu


berada dan pada kondisi tertentu dapat menimbulkan masalah kesehaatan.
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam
menentukan derajat kesehatan seseorang. Masalah kesehatan adalah suatu masalah
yang sangat kompleks dan saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar
kesehatan itu sendiri.

Pada umumnya masyarakat tidak mengerti akan hubungan antara kesehatan


dengan penyediaan air minum, sarana sanitasi dan kualitas lingkungan. Untuk
mencapai agar masyarakat mengerti bahwa penyediaan air minum, sanitasi dan
peningkatan kualitas lingkungan mempunyai dampak terhadap peningkatan

7
derajat kesehatan, memerlukan perubahan perilaku yang berlangsung terus
menerus dan tahap demi tahap.

Masyarakat dapat dengan mudah melihat manfaat yang diberikan oleh sarana
air minum dan sanitasi, yaitu berupa kemudahan pola hidup, keleluasaan pribadi,
gengsi; dan hal ini akan mendorong masyarakat untuk membangun sarana air
minum dan sanitasi. Lambat laun masyarakat akan mengerti bahwa pembangunan
sarana air minum, sarana sanitasi, peningkatan kualitas lingkungan dapat
mencegah penularan penyakit sehingga mempunyai dampak terhadap peningkatan
derajat kesehatan.

Dengan demikian maka masyarakat akan meninjau perilaku kesehatan pada


saat ini serta sarana apa yang mereka perlukan sehubungan dengan perilaku
tersebut, sehingga timbul minat tahap demi tahap merubah perilaku yang
dianggap kurang baik menuju perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Permasalahan

Kecamatan Singkawang Timur memiliki 5 kelurahan, yaitu: kelurahan


Pajintan, Sanggau kulor, Nyarungkop, Bagak Sahwa, dan Mayasopa. Dari 5
kelurahan tersebut kelurahan Pajintan memiliki jumlah kepala keluarga (KK)
paling banyak yaitu 2402 KK, kelurahan Sanggau Kulor 785 KK, kelurahan
Nyarungkop 842 KK, kelurahan Bagak Sahwa 475 KK, dan kelurahan Mayasopa
1287 KK.

Dengan jumlah penduduk sedemikian banyak, Puskesmas Pajintan memiliki


program pengawasan dan manajemen sanitasi lingkungan pada tiap-tiap kelurahan
yang ada. Masih banyak masyarakat yang di rumah tempat tinggalnya belum
memiliki sumber air yang memadai, toilet dan tempat pembuangan limbah yang
baik. Bahkan masih terdapat warga yang melakukan kegiatan mandi, cuci, dan
kakus (MCK) di sungai atau melakukan kegiatan BAB di hutan karena belum
memiliki fasilitas kamar mandi atau toilet di rumahnya.

8
Intervensi

Berdasarkan data-data disampaikan di atas, maka salah satu upaya yang


dilakukan adalah dengan pemantauan kondisi jamban/toilet, sumber air warga
serta kebersihan lingkungan tempat tinggal warga. Diantara kegiatan yang
dilakukan adalah:

1. Kunjungan sanitasi rumah warga


Tanggal : 22 Juni 2016
Tempat : Kelurahan Sanggau Kulor RT.6

2. Kunjungan sanitasi dan survei sumber air warga


Tanggal : 23 Juni 2016
Tempat : Kelurahan Sanggau Kulor RT.7

Hasil Kegiatan

Kegiatan survei yang kami lakukan di RT. 6 kelurahan Sanggau Kulor, 8 dari
10 rumah yang memiliki tempat penampungan limbah dan sumber air minum
tidak memenuhi syarat minimal kesehatan. Jarak penampungan limbah dan
sumber air minum (sumur) kurang dari 10 meter. Selain itu sumur warga dibuat
dari galian tanah yang tidak menggunakan gorong-gorong beton. Sehingga
dikhawatirkan limbah yang berasal dari jamban atau bekas cucian, yang jaraknya
kurang dari 10 meter, dapat dengan mudah masuk ke sumber air warga.

Sumber air warga juga tidak dilengkapi dengan penutup, sehingga dapat
menjadi sarang bertelur bagi nyamuk Aedes aegepty penyebab demam berdarah
dan chikunguya. Berbagai masalah kesehatan dapat terjadi dalam jangka pendek

9
maupun jangka panjang akibat buruknya sanitasi yang dimiliki oleh warga,
seperti: DBD, chikunguya, diare, dan penyakit kulit.

Warga masyarakat yang memiliki sanitasi yang kurang baik tersebut


diberikan edukasi untuk merubah tempat sumber air dan tempat penampungan
limbah rumah tangga. Selain itu rumah-rumah warga berdasarkan RT masing-
masing akan menjadi target pembangunan sanitasi dan infrastruktur dari PNPM.

Kunjungan dan survei sanitasi dan sumber air bersih ke rumah warga

Singkawang……………………2016

10
Dokter Pendamping

(dr. Ricka Sandra Naibaho)

LAPORAN KEGIATAN POSYANDU BALITA, IMUNISASI DAN


PELAYANAN KB

Latar Belakang

Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat dapat


sekaligus memperoleh pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan kesehatan antara
lain : gizi, imunisasi, dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Definisi lain Posyandu
adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu
dan Bayi.

Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan


atau pilihan, yaitu :
a. Kegiatan Utama

1) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)


a) Ibu hamil
Pelayanan meliputi :
i. Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang dilakukan
oleh kader kesehatan.

ii. Bila ada petugas Puskesmas ditambah dengan pengukuran tekanan


darah, pemeriksaan hamil bila ada tempat atau ruang periksa dan pemberian

11
imunisasi Tetanus Toxoid. Bila ditemukan kelainan maka segera dirujuk ke
Puskesmas.

iii. Bila dimungkinkan diselenggarakan kelompok ibu hamil pada hari


buka Posyandu yang kegiatannya antara lain : penyuluhan tentang tanda
bahaya kehamilan, persalinan, persiapan menyusui, KB dan gizi ibu hamil,
perawatan payudara dan pemberian ASI, peragaan perawatan bayi baru lahir
dan senam ibu hamil.

b) Ibu nifas dan menyusui


Pelayanannya meliputi :
i. Penyuluhan kesehatan, KB, ASI, dan gizi, perawatan jalan lahir.

ii. Pemberian vitamin A dan tablet besi

iii. Perawatan payudara

c) Bayi dan anak balita


Jenis pelayanan untuk bayi dan balita mencakup :
i. Penimbangan

ii. Penentuan status gizi

iii. Penyuluhan tentang kesehatan bayi dan balita

iv. Jika ada petugas kesehatan dapat ditambahkan pemeriksaan kesehatan,


imunisasi, dan deteksi dini tumbuh kembang. Bila ditemukan adanya kelainan
akan dirujuk ke Puskesmas.

2) Keluarga Berencana
Pelayanan KB di Posyandu yang diselenggarakan oleh kader adalah
pemberian pil dan kondom. Bila ada petugas keehatan maka dapat dilayani
KB suntik dan konseling KB.

3) Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan bila ada petugas
kesehatan Puskesmas. Jenis pelayanan imunisasi yang diberikan yang sesuai

12
program, baik untuk bayi, balita maupun untuk ibu hamil, yaitu : BCG, DPT,
hepatitis B, campak, polio, dan tetanus toxoid.

4) Gizi
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Bentuk pelayanannya
meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan,
penyuluhan gizi, pemberian PMT, pemberian vitamin A dan pemberian sirup besi
(Fe). Untuk ibu hamil dan ibu nifas diberikan tablet besi dan yodium untuk daerah
endemis gondok.

Permasalahan Masyarakat

Puskesmas Pajintan Singkawang Timur merupakan puskesmas perawatan


utama dari 5 kelurahan/desa, yaitu kelurahan Pajintan, Nyarungkop, Bagak
Sahwa, Mayasopa, dan Sanggau Kulor. Dari 5 kelurahan/desa tersebut pusat
pelayanan kesehatan terdapat di kelurahan Pajintan, kelurahan Sanggau Kulor,
kelurahan Mayasopa, dan kelurahan Nyarungkop.

Wilayah kerja Puskesmas Pajintan Singkawang Timur cukup luas.


Berdasarkan data Jumlah penduduk dan populasi sasaran Puskesmas Pajintan
Singkawang Timur pada tahun 2015 dengan jumlah ibu hamil sebanyak 513 jiwa
serta bayi dan balita sebanyak 2263 jiwa, maka peran dari posyandu sangat
penting bagi pemantauan status gizi dan penyetaraan layanan imunisasi bagi
seluruh balita di wilayah Singkawang Timur.

Intervensi

Berdasarkan data-data yang kami sampaikan di atas, maka Puskesmas


Pajintan Singkawang Timur memiliki program posyandu yang dilaksanakan
secara rutin setiap bulan. Kelurahan Pajintan memiliki 4 posyandu, yaitu:

13
Anggrek Bulan 1, Anggrek bulan 2, Bougenville, dan Tanjung. Kelurahan
Nyarungkop memiliki 6 posyandu, yaitu: Kembang sepatu, Kembang Dahlia,
Pandaring Indah, Kembang Merak, Kenanga, dan Kembang Juang. Sedangkan
Kelurahan Sanggau Kulor memiliki 3 posyandu, yaitu: Anggrek Bintang 1,
Anggrek Bintang 2, dan Anggrek Bintang 3.

1. Posyandu Anggrek Bintang 2 Kelurahan Sanggau Kulor


Waktu : 13 Juni 2016 Pukul 09.00 – 10.45 WIB
Alamat : Kelurahan Sanggau Kulor RT. 4, RT. 5 dan RT. 6

2. Posyandu Anggrek Bintang 1 Kelurahan Sanggau Kulor


Waktu : 12 Juli 2016 Pukul 09.00 – 11.30 WIB
Alamat : Kelurahan Sanggau Kulor RT.7

3. Posyandu Kembang Merak Kelurahan Nyarungkop


Waktu : 9 Agustus 2016 Pukul 09.00 – 11.00 WIB
Alamat : Kelurahan Nyarungkop RT. 4

4. Posyandu Anggrek Bintang 3 Kelurahan Sanggau Kulor


Waktu : 14 Agustus 2016 Pukul 09.30 – 11.00 WIB
Alamat : Kelurahan Sanggau Kulor RT. 2 dan RT. 3

5. Posyandu Kembang Sepatu Kelurahan Nyarungkop


Waktu : 2 September 2016 Pukul 09.00 – 11.00 WIB
Alamat : Kelurahan Nyarungkop RT. 8, RT. 9 dan RT. 10

14
Penimbangan berat badan balita Pemberian vitamin A pada balita

Kegiatan imunisasi pada pelajar SD

Hasil Kegiatan
Kegiatan posyandu rutin dilakukan sebulan sekali di tempat yang telah
disepakati oleh warga setempat. Pada kegiatan posyandu balita ini dilakukan
penimbangan berat badan, pengukuran status gizi anak sesuai dengan KMS,

15
pemberian imunisasi, pemantauan tumbuh kembang bayi/balita, pemberian kapsul
vitamin A setiap bulan Februari dan Agustus, ANC pada ibu hamil, penimbangan
berat badan dan pengukuran tinggi badan ibu hamil, imunisasi TT (Tetanus
Toksoid), pelayanan KB, penyuluhan tumbuh kembang anak serta pemberian
makanan tambahan bagi balita.

Pemasangan KB implan pada ibu Penyuluhan kepada ibu peserta posyandu

Singkawang……………………2016

Dokter Pendamping

(dr. Ricka Sandra Naibaho)

16
LAPORAN KEGIATAN DETEKSI DAN PENCEGAHAN PENYAKIT
KUSTA PADA PELAJAR SD/SMP/SMA

Latar Belakang

Kusta merupakan penyakit menular kronis yang disebabkan Mycobacterium


leprae. Indonesia menempati peringkat ketiga penyumbang kasus kusta terbanyak
di dunia pada tahun 2012 – 2014. Penyakit kusta masih menjadi permasalahan
kesehatan masyarakat di dunia, terutama di egene-negara berkembang.
Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) Expert Committee on
Leprosy, terdapat 60 negara di dunia sebagai egene endemis kusta dengan angka
kejadian kusta sebesar 1.260.000 orang. Angka prevalensi lebih dari 5 per 10.000
penduduk sebagian besar berada di egene-negara beriklim tropis dan egenerati.
Kasus baru kusta setiap tahun sebanyak 560.000 orang dengan angka kecacatan
sebanyak 1 – 2 juta orang.

Permasalahan

Permasalahan penyakit kusta sangat kompleks, tidak hanya dari segi


kesehatan, tetapi juga meluas ke masalah budaya, dan ekonomi. Masyarakat
masih menganggap kusta sebagai penyakit kutukan atau penyakit turunan
sehingga sangat ditakuti dan dijauhi, bahkan dikucilkan oleh masyarakat.
Indonesia menempati peringkat ketiga penyumbang penderita kusta terbanyak
di dunia setelah egene India dan Brazil. Tahun 2013, insidensi kusta secara
nasional sebesar 13.146 kasus dengan Newly Case Detection Rat (NCDR) sebesar
5,29 per 100.000 penduduk. Proporsi kusta cacat tingkat 2 sebesar 1.372
(10,44%). Total kasus kusta pada anak (0 – 14 tahun) sebesar 1.497 (11,39%).
Sejak tahun 2001 sampai sekarang, Indonesia belum mencapai target eliminasi
kusta secara global kembali karena prevalensi kusta masih lebih dari 1 per 10.000
penduduk.

17
Intervensi

Banyak penelitian epidemiologi kusta pada anak dapat menyumbang wacana


tentang aspek transmisi penyakit ini. Penemuan kasus baru kusta sedini mungkin
sangat diperlukan,untuk menghindari penyebaran kusta dalam suatu populasi
masyarakat. Anak-anak merupakan kelompok berisiko tinggi tertular kusta dalam
keluarga dan masyarakat karena imunitas, pengetahuan, dan status gizi yang
masih kurang.
Oleh karena itu, pemeriksaan dan pendeteksian sedini mungkin sangat
diperlukan untuk mencegah penularan dan kecacatan akibat penyakit kusta. Kami
melakukan pemeriksaan kepada pelajar SD, SMP dan SMA di Kecamatan
Singkawang Timur.

Kegiatan pemeriksaan dan skrining penyakit kusta pada pelajar SD/SMP/SMA

18
Kegiatan pemeriksaan dan skrining penyakit kusta pada pelajar SD/SMP/SMA

Hasil Kegiatan

Kegiatan pemeriksaan dan pendeteksian kusta dilakukan pada 9 sekolah dasar


(SD), yaitu: SDN 61 Sibohe, SD St. Clara Nyarungkop, SDN 63 Hangmui, SDN
65 Gg Adreny, SDN 66 Sanggau Kulor, SDN 67 Mantoman, SDN 68 Tainam,
SDN 71 Poteng, dan SDN 73 Pajintan; 3 sekolah menengah pertama, yaitu:
SMPN 17 Pajintan, SMP St. Aloysius, dan SMP Advent; 2 sekolah menengah
atas, yaitu: SMA St. Paulus dan SMA Advent.

Dari seluruh pemeriksaan yang telah dilakukan tidak terdapat gejala klinis
penyakit kusta pada seluruh pelajar SD, SMP, dan SMA.

Singkawang……………………2016

Dokter Pendamping

(dr. Ricka Sandra Naibaho)

19
LAPORAN KEGIATAN PENGOBATAN DASAR DAN PROGRAM
POSYANDU LANSIA

Latar Belakang

Menurut Departemen Kesehatan, Posyandu adalah upaya masyarakat untuk


menjaga dan meningkatkan kesehatan melalui kegiatan terpadu yang dilaksanakan
oleh masyarakat sendiri melalui bimbingan dan bantuan petugas kesehatan.
Sedangkan menurut Sembiring (2004), pengertian Posyandu adalah suatu wadah
komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat keluarga
berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan
dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga
berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya
manusia sejak dini.
Semakin bertambah usia manusia, maka resiko untuk menderita berbagai
penyakit semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh menurunnya fungsi-fungsi
organ tubuh, serta daya tahan tubuh yang rendah sehingga para lansia lebih rentan
terhadap penyakit terutama penyakit degeneratif. Untuk itu perhatian khusus
sangat diperlukan terhadap kelompok usia rentan ini.
Selain itu, posyandu lansia juga bertujuan meningkatkan derajad kesehatan
dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam
keluarga dan masyarakat sesuai dengan eksistensinya dalam strata masyarakat.
Sedangkan bagi lansia itu sendiri, kesadaran akan pentingnyakesehatan untuk diri
sendiri, keluarga dan masyarakat luas agar selama mungkin tetap mandiri dan
berdaya guna.

Permasalahan

Para Lansia yang tidak dapat menjangkau pelayanan kesehatan di Puskesmas,


karena keterbatasan biaya maupun jarak yang jauh dari tempat tinggal, diberikan
kemudahan mengakses layanan kesehatan melalui program Posyandu Lansia yang

20
diadakan sebulan sekali. Jumlah kunjungan lansia ke Posyandu mengalami
peningkatan setiap bulan. Berbagai penyakit yang paling sering di periksakan di
layanan Posyandu adalah Hipertensi, Hiperkolesterolemia, ISPA, Dispepsia,
Artritis gout, Diabetes mellitus, Sefalgia, dan Mialgia.

Intervensi

Berdasarkan data distribusi penyakit terbanyak yang dialami oleh para lansia
di kecamatan Singkawang Timur, maka Posyandu Lansia diadakan setiap satu
bulan sekali di tempat yang sudah disepakati bersama masyarakat. Umumnya
tempat yang digunakan untuk kunjungan Posyandu Lansia adalah rumah ketua RT
setempat. Petugas kesehatan dari Puskesmas Pajintan Singkawang Timur
berkunjung dengan membawakan alat pemeriksaan kesehatan, alat laboratorium
sederhana, serta obat-obatan.

Pelaksanaan Kegiatan

Posyandu Lansia dilaksanakan sebulan sekali di tempat yang telah ditentukan


warga masyarakat.

1. Posyandu Lansia Anggrek Bintang 2


Waktu :13 Juni 2016 Pukul 09.00-11.00 WIB
Tempat : Kelurahan Sanggau Kulor RT. 6

2. Posyandu Lansia Anggrek Bintang 1


Waktu : 14 Juli 2016 Pukul 09.00-10.30 WIB
Tempat : Kelurahan Sanggau Kulor RT. 7

3. Posyandu Lansia Anggrek Bintang 2


Waktu :13 Agustus 2016 Pukul 09.00-11.00 WIB
Tempat : Kelurahan Sanggau Kulor RT. 6

21
4. Posyandu Lansia Anggrek Bintang 1
Waktu :15 Agustus 2016 Pukul 09.00-11.00 WIB
Tempat : Kelurahan Sanggau Kulor RT. 7

Kegiatan pemeriksaan dan pengobatan dasar

Hasil Kegiatan

Kegiatan posyandu lansia ini dihadiri peserta sebanyak 20-30 orang.


Sedangkan penyakit yang paling sering di periksakan di layanan Posyandu adalah
Hipertensi, Hiperkolesterolemia, ISPA, Dispepsia, Artritis gout, Diabetes
mellitus, Sefalgia, dan Mialgia. Selain memberikan pengobatan untuk semua
keluhan penyakit, kami juga memberikan edukasi dan motivasi kepada peserta
lansia untuk rutin memeriksakan diri ke puskesmas atau posyandu lansia yang
rutin dilaksanakan sebulan sekali. Rutin berobat dan melakukan aktivitas fisik
serta merasa bahagia dan terhindar dari stres adalah kunci untuk mendapatkan
kesehatan dan kualitas hidup yang baik.

22
Singkawang……………………2016

Dokter Pendamping

(dr. Ricka Sandra Naibaho)

23

Anda mungkin juga menyukai