Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PEMILIHAN DUTA ANTI-HIV/AIDS

TINGKAT PELAJAR SMA


Se- WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS PUNUNG
KECAMATAN PUNUNG

Oleh :
DOKTER INTERNSHIP TH 2014/2015

PEMERINTAH KAB. PACITAN


DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PUNUNG
TAHUN 2015

PROPOSAL PEMILIHAN DUTA ANTI-HIV TINGKAT PELAJAR SMA


KECAMATAN PUNUNG
NAMA KEGIATAN
Pemiihan Duta Anti HIV Tingkat Pelajar SMA, Wilayah Kerja Kecamatan
Punung.
TEMA KEGIATAN
Kewaspadaan Dini terhadap Penyakit HIV dan AIDS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi serta penyakit
saat ini terus mengalami perkembangan. Perhatian terhadap penyakit menular
juga semakin meningkat karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya
pada masyarakat. Perkembangan epidemik HIV dan AIDS di dunia telah
menyebabkan HIV dan AIDS menjadi masalah global dan semakin nyata
menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Kini Indonesia menjadi
negara dengan pertumbuhan HIV/AIDS tercepat di Asia Tengara di saat negara
lain sudah mengalami penurunan. Jawa timur menduduki peringkat kedua di
Indonesia dengan jumlah kasus HIV/AIDS sebayak 24.935. Dari jumlah
tersebut, yang sudah masuk dalam kondisi AIDS sebanyak 12.347 (49,5
persen). Jumlah kasus HIV/AIDS terbanyak adalah Kota Surabaya (2.030
kasus) disusul Kab. Malang (1.058 kasus) dan kab. Jember (750 kasus). yang
paling sedikit melaporkan kasus AIDS adalah Kab. Sampang (4 kasus).Untuk
jenis pekerjaan, pasien AIDS terbanyak adalah wiraswasta (2.192 kasus atau
17,75 persen) disusul dengan ibu rumah tangga sebanyak 2.129 (17,24 persen).
Kelompok umur pasien AIDS yang tertinggi adalah pada kelompok umur 25-29
tahun yaitu sebanyak 2.803 kasus (22,70 persen).Selain itu, dari seluruh kasus

AIDS yang dilaporkan kasus AIDS pada anak (usia <14 tahun), sebanyak 446
dengan proporsi terbanyak pada kelompok umur 0-4 (sebanyak 330 anak).
Faktor risiko penularan tertinggi adalah melului hubungan heteroseks, yaitu
sebanyak 9.627 (77,97 persen).
Di Kabupaten Pacitan sendiri, meningkatnya penderita penyakit
HIV/AIDS cukup mengagetkan. Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas
Kesehatan (Dinkes) Pacitan, sepanjang tahun 2013 sebanyak 22 warga
terjangkit HIV/AIDS, 8 diantaranya meninggal dunia.

Jumlah tersebut

meningkat dibandingkan tahun 2012 dengan jumlah penderita 16 orang dan 5


diantaranya meninggal dunia. Tahun 2014, kasus HIV/AIDS di Kecamatan
Punung sebanyak 4 orang, 1 diantaranya meninggal dunia. Sedangkan jumlah
kumulatif kasus AIDS berdasarkan faktor resiko penularan adalah melalui
heteroseksual 55,3 %, Intravenuse Drug User (IDU) sebanyak 35,2%,
homoseksual sebesar 3,02%, 2,71% melalui perinatal, 0,19% memalui transfusi
darah dan sebanyak 3,52% tidak di ketahui resiko penularanya. Dalam target no
7 dari Milineum Goal Development 2015, meningkatnya presentase anak muda
usia 15-24 tahun yang mempunyai pengetahuan komprehensif tentang AIDS
merupakan salah satu indikator pencapaian target. Target yang di maksud
adalah mengendalikan penyebaran HIV/AIDS dan mulai menurunnya jumlah
kasus baru pada tahun 2015.
Dengan melihat latar belakang diatas, pengendalian penyebaran
HIV/AIDS perlu diadakan dengan suatu program promotif dan preventif untuk
mendeteksi dan mengendalikan secara dini keberadaan faktor risiko penyakit
menular khususnya penyakit HIV dan AIDS di Kecamatan Punung.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan pelatihan Duta Anti-HIV, Pelajar SMA di
Kecamatan Punung diharapkan dapat mampu meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan serta membangun sikap positif dalam pelaksanaan upaya

pencegahan penyakit HIV. Sehingga sewaktu-waktu apabila dibutuhkan, para


peserta dapat menerapkan keterampilan yang mereka dapat dari pelatihan yang
telah diberikan.
I.2.2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan pelatihan Duta Anti-HIV selama 2 hari, para
peserta pelatihan dapat mengerti dan memahami tentang :
1. Mengetahui dan memahami tentang definisi penyakit HIV dan AIDS
2. Mengetahui dan memahami tentang faktor resiko penyakit HIV dan AIDS
3. Mengetahui dan memahami tentang cara penularan penyakit HIV dan AIDS
4. Mengetahui dan memahami cara pencegahan penyakit HIV dan AIDS
5. Mengetahui dan memahami tentang tugas dan kewajiban duta HIV
6. Mengetahui dan memahami tentang kegiatan pelatihan duta HIV
7. Mengetahui dan memahami tentang manfaat menjadi duta HIV
I.3. Manfaat
I.3.1. Manfaat Bagi Peserta
Peserta pelatihan duta anti HIV yang diberikan diharapkan dapat
menambah pengetahuan dan ketrampilan para peserta terhadap

upaya

pencegahan peningkatan penyakit HIV, dan juga dapat diterapkan pada


lingkungan sekolah serta tempat tinggal para peserta.
I.3.2. Manfaat Bagi Dokter Internsip
Dokter

Internsip

mampu

menjalankan

fungsinya

memberikan

pengetahuan dan keterampilan kepada pelajar SMA mengenai HIV/AIDS dalam


pelatihan duta anti-HIV. Selain itu, dokter internsip dapat melatih diri dalam
pelayanan kesehatan di masyarakat, bukan hanya dalam mengobati penyakit
tetapi dalam upaya pencegahan penyakit dan peningkatan taraf kesehatan
masyarakat.

I.3.3. Manfaat Bagi Puskesmas Punung


Mengenai program Pelatihan Duta Anti-HIV pada pelajar SMA, dapat
membantu meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat pada umumnya, serta
sebagai salah satu upaya promosi kesehatan dari Puskesmas khususnya pada
pencegahan penyakit menular yaitu HIV/AIDS.
I.3.4. Manfaat Bagi Sekolah
Mengenai program Pelatihan Duta Anti-HIV pada pelajar SMA, dapat
memberikan kesempatan pada sekolah untuk dapat berperan aktif sebagai salah
satu upaya promosi kesehatan mengenai penyakit HIV dan berpartisipasi dalam
upaya pencegahan penyakit HIV dilingkungan sekitar dan khususnya sekolah.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1.1 Definisi Duta Anti- HIV
Duta Anti-HIV adalah peserta didik (siswa sekolah) yang memenuhi
kriteria yang telah ditentukan dan telah dilatih untuk ikut melaksanakan
sebagaian usaha preventif terhadap penyakit HIV terhadap diri sendiri, teman,
keluarga dan lingkungannya.
II.1.2 Tujuan Program Duta Anti- HIV
Program Duta Anti-HIV mempunyai dua tujuan yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus. Tujuan umumnya yaitu membuka akses informasi dan sosialisasi
HIV-AIDS yang akan dilakukan oleh duta hiv. Sedangkan tujuan khususnya
yaitu agar peserta didik dapat menjadi penggerak hidup sehat di sekolah, rumah
dan lingkungannya, agar peserta didik dapat menolong dirinya sendiri, teman,
keluarga dan lingkungannya dan mengenali penyakit ini.
II.1.3 Kriteria Duta HIV
Duta Anti-HIV yang akan mengikuti Pelatihan ini yaitu 8 orang pelajar
dari tiap Sekolah, yang terdiri dari 4 pelajar laki- laki dan 4 pelajar perempuan,
yang dipilih sekolah dengan mengacu pada kriteria yang telah ditentukan.
Kriteria Duta Anti-HIV adalah sbb:

Pelajar berprestasi

berbadan sehat

berperilaku baik

berpenampilan menarik

memiliki kepercayaan diri yang tinggi

memiliki kemampuan dan kemauan

memiliki hubungan sosial yang baik degan temannya

memiliki kemampuan public speaking yang baik

berbudi pekerti baik dan suka menolong

mendapat izin dari orang tua siswa.

II.1.4 Tugas dan Kewajiban Duta HIV


Tugas dan kewajiban Duta Anti-HIV adalah sebagai agen informasi dan
mengajak teman-temannya melakukan hal-hal positif diluar sekolah atau
pekerjaan rutin,seperti kegiatan kepramukaan, paskribaka, olahraga dan sanggar
tari atau seni lainya, agar generasi muda dapat menyibukkan diri dan
berprestasi.
Tugas dan kewajiban Duta Anti-HIV adalah memberikan informasi
yang tepat mengenai HIV/AIDS kepada masyarakat di lingkungan sekolah
maupun lingkungan tempat tinggal mereka baik secara langsung (sehari- hari)
maupun dalam berbagai kegiatan yang akan memungkinkan Duta Anti HIV
untuk menyalurkan pengetahuan atau bekal yang mereka terima dalam
pelatihan ini.
II.1.5 Kegiatan Duta HIV
1. Promosi Kesehatan
a. Duta Anti-HIV rutin melakukan promosi penanggulangan HIV-AIDS
disekolah atau lembaga pendidikan, kegiatan kepemudaan, dan kegiatan
sosial lainnya.
b. Menginformasikan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan HIV-AIDS
kepada teman-teman mereka berantai kepada keluarga.

II.1.6 Manfaat Duta Anti_HIV


Manfaat Pelatihan Duta Anti-HIV bagi peserta yaitu meningkatnya
pengetahuan pemahaman penyakit HIV/AIDS, selalu melakukan kegiatan

kegiatan yang positif, bertindak sebagai teladan, penggerak dan pendorong


hidup dalam pergaulan sehat bagi teman- temannya, memiliki rasa kepedulian
sosial. Bagi guru di sekolah manfaat adanya pelatihan Duta Anti-HIV ini adalah
untuk meningkatkan kerjasama antara guru dengan petugas kesehatan dalam
meningkatkan perilaku hidup sehat di lingkungan sekolah, sedangkan bagi
orang tua didik dapat meningkatkan kesadaran orang tua dalam berperilaku
sehat bagi diri sendiri, keluarga dan lingkungannya. Manfaatnya bagi
masyarakat agar masyarakat tergerak untuk hidup sehat dan akhirnya akan
berdampak pada meningkatnya kualitas lingkungan hidup.

BAB III
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
III. 1. Perencanaan
III.1.1 Sasaran
Kegiatan Pelatihan Duta Anti-HIV ini ditujukan kepada pelajar SMA di
wilayah Kerja Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan.
III.1.2. Waktu Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan di Puskesmas Punung selama 2 hari.

Tabel. Jadwal Kegiatan pemilihan Duta Anti HIV


No.
1.

Tanggal kegiatan

Acara

14 September 2015

1. Doa Pembukaan

(pukul 08.00 s/d 11.00 wib)

2. Pengenalan dan pembukaan


3. Kata Sambutan Pemegang Program
4. Kata Sambutan Dokter Internsip
5. Pengertian Duta Anti-HIV
6. Pre test
7. Pemberian materi:
Definisi penyakit HIV dan AIDS
Faktor resiko penyakit HIV dan
AIDS
Cara penularan penyakit HIV dan
AIDS

Cara pencegahan penyakit HIV dan


AIDS
Tugas dan kewajiban duta HIV
8. Post test
4.

15 September 2015

9. Technical Meeting kegiatan Hari-2


Penilaian Media Penyuluhan

Pukul 08.00 s/d 11.00 wib

Penilaian Public speaking peserta


Review materi dan evaluasi
Pemilihan Pemenang Duta Anti-HIV se
WK. Puskesmas Punung
Penyerahan Piagam dan Penyematan Pin
Duta Anti-HIV
Penutupan

III.1.3. Lokasi Kegiatan


Kegiatan pelatihan Duta Anti-HIV ini dilakukan di Puskesmas Punung 1, Desa
Punung, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan.
III. 2. Pemilihan Intervensi
Pemilihan intervensi ini berupa pretest dilanjutkan pemberian materi kemudian
postest, dan praktik langsung materi yang telah diberikan.

BAB IV
I.

PERALATAN/SARANA YANG DIPERLUKAN


Demi terlaksananya program ini maka diperlukan dukungan
peralatan/sarana yang diperlukan berupa:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tempat yang digunakan untuk kegiatan


Lima set meja-kursi
Lcd pronyektor dan laptop
Soal pretest dan postest
Konsumsi untuk peserta dan panitia
Piagam dan pin untuk 24 peserta

II ESTIMASI DANA
ESTIMASI DANA
No.
1.

NamaKegiatan

Jumlah

Biaya

Total biaya

Acara
Undangan,

soal

Rp. 150.000

pretest dan postest,


Pin dan piagam
2.

Buku saku
4.

Dokumentasi
@27

Rp. 8.000

Rp 216.000

Konsumsi
Konsumsi

snack 35 orang

Rp. 6.000 Rp. 210.000

hari pertama
Konsumsi

snack 35 orang

Rp. 6.000

Rp. 210.000

hari ke 2
5.

Perlengkapan

TOTAL PENGELUARAN

Rp. 786.000

BAB V
PENUTUP

Kami menyadari sepenuhnya bahwa apa yang kami lakukan ini


merupakan bagian dari peran aktif kami dalam usaha memberdayakan
masyarakat. Dengan segala daya dan potensi yang kami miliki, kami
berupaya semaksimal mungkin membangun dan terus membangun demi
terciptanya kesehatan masyarakat.
Harapan kami semoga upaya yang kami rintis bisa memberikan
manfaat yang besar bagi usaha pengelolaan dan peningkatan Sumber Daya
Alam yang ada di wilayah kami sekaligus peningkatan kualitas Sumber
Daya Manusia sebagai modal pembangunan di Kecamatan kami.
Demikian proposal ini kami susun sebagai bahan informasi,
pemberitahuan sekaligus permohonan bantuan dan dukungan semua pihak
yang berkompeten dengan kegiatan pembangunan di wilayah kerja
Kecamatann Punung. Selanjutnya atas perhatian dan partisipasi semua
pihak kami ucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai