ensi Tube
T erkulo
osis In
ndon
nesia
20
013-20
014
K
Kementerian
n Keseh
hatan Repub
blik Ind
donesiia
Bad
dan Penelitian dan Pengembangan Kesehaatan
Bekerjjasama deengan :
Direkto
orat Jend
deral Pen
ngendaliaan Penyaakit dan Penyehaatan Linggkungan
Juni 2015
5
Did
dukung oleeh :
TIM PENYUSUN
Pengarah :
Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P (K), Mars, DTM&H, DTCE
dr. H.M. Subuh, MPPM
Penulis Laporan :
Editor :
Kontributor :
Tim SPTB
1.5 Tujuan
2.3 Populasi
Populasi target dalam survei ini adalah penduduk yang berumur 15 tahun ke atas.
Pemilihan partisipan mengikuti kriteria di bawah :
Kriteria inklusi:
1. Individu yang berumur 15 tahun ke atas
2. Tinggal di klaster terpilih minimal satu bulan.
Kriteria eksklusi:
Individu yang tinggal di barak militer, rumah misi diplomatik, rumah sakit, hotel,
asrama, tempat tinggal sementara.
Dalam survei ini penduduk yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi disebut eligible.
, ( ) , ( , )
= × → = × , = . ,
, × ,
Karena survei hanya mencakup orang dewasa sebagai populasi yang layak diikutsertakan,
jumlah sampel dihitung sebagai berikut:
= × → = . , × , = . ,
Tingkat partisipasi yang diharapkan 85%, jumlah sampel yang disesuaikan dengan tingkat
partisipasi dihitung sebagai berikut:
. ,
= → = = . , ≈ .
,
.
= → = =
( ) ( ) ( )
= ( − )+
Jumlah klaster untuk Sumatera sebesar 46, Jawa Bali 64, dan kawasan Lainnya sebesar 46.
Perkiraan presisi dari estimasi tingkat kawasan sebesar 25-30%. Jumlah klaster yang dialokasikan
berdasarkan kawasan, perdesaan/ perkotaan proporsional ke jumlah populasi dijelaskan di tabel di
bawah ini:
Tabel 1 Jumlah target klaster dan partisipan berdasarkan kawasan dan klasifikasi daerah
Estimasi jumlah sampel partisipan yang berumur 15 tahun ke atas berdasarkan sensus
tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 2010) adalah 82.155 pada 156 klaster sehingga diperkirakan 527
partisipan per klaster.
2.5.1 Stratifikasi
Stratifikasi dilakukan dua tahap, yaitu menurut kawasan dan klasifikasi daerah. Pembagian
kawasan mengikuti SPTB 2004, dimana beban TB di Indonesia terbagi pada tiga kawasan, yaitu:
Kawasan Sumatera, mencakup propinsi di pulau Sumatera, yaitu: propinsi Aceh, Sumatera
Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, dan pulau-
pulau di sekitarnya, yaitu: Bangka Belitung, dan Kepulauan Riau.
Kawasan Jawa dan Bali, mencakup propinsi di pulau Jawa, yaitu: DKI Jakarta, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Banten dan pulau Bali, yaitu Propinsi Bali.
Kawasan Lainnya, mencakup propinsi di luar Sumatera, Jawa, dan Bali. Yang termasuk
dalam kawasan ini adalah propinsi yang berada di pulau Kalimantan (Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur), Nusa Tenggara (Nusa
Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur), Sulawesi (Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan Sulawesi Barat), Maluku (Maluku dan
Maluku Utara), dan Papua (Papua dan Papua Barat).
Tujuan melakukan stratifikasi kawasan adalah untuk mendapatkan efisiensi sampel dan
mendapatkan perkiraan prevalensi TB yang terkonfirmasi bakteriologis di tiap kawasan. Tiap
kawasan distratifikasi lagi menjadi perkotaan/perdesaan, karena angka notifikasi kasus TB nya
berbeda.
Tim pengarah
Komite teknis
Organisasi tim SPTB 2013-2014 disahkan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia.
Perekrutan tim teknis lapangan pusat dilakukan sekitar bulan Januari-Maret 2013.
Perekrutan didahului pengumuman lewat internet. Mereka harus lulus seleksi administratif dan
wawancara.
Alur kegiatan pengumpulan data di klaster dijelaskan pada gambar 5. Wawancara dan
pemeriksaan foto toraks dilakukan pada semua partisipan di lokasi yang sudah ditentukan pada
waktu kunjungan klaster, misalnya balai desa, kantor kelurahan, lapangan terbuka. Wawancara
mengenai pengetahuan dan sikap terhadap TB serta perilaku merokok dilakukan pada seluruh
partisipan terskrining positif dan 10% di antara partisipan terskrining negatif yang dipilih secara
acak.
Partisipan
diwaawancara EEnumerator mewawancara
m ai partisipan
u
untuk mengga
ali gejala dan riwayat TB
Radiografer melakukan
m fotto toraks dan
n
Partiisipan menjallani
kandidat spessialis radiologgi
foto toraks
menginterpreetasi hasil foto toraks
10% 90%
Menjalaani
wawanccara
pengetaahuan, sikap, Enumerator mewawancara
dan perilaku pengetahuan
n, sikap, dan perilaku
Admministrator
S
Selesai memmbagikan bahhan
kontak dan penggganti
tran
nsport
2.8.3.1 Skkrining
Skrrining dilakukan untuk menyeleksi partisip
pan yang akan
a dimintakan sampel dahak.
minta menjalani skriningg gejala dan
Semua parrtisipan dim n foto torakks.
S
Skrining gejaala
S
Semua parttisipan diwawancarai untuk men
nemukan gejala
g TB. Partisipan dinyatakan
skrining possitif untuk gejala
g TB biila melaporrkan: batuk 14 hari atau lebih ATAU
A batukk
2.10 Laboratorium
Partisipan yang terskrining positif diminta untuk menyerahkan dahak sewaktu dan dahak
pagi. Dahak sewaktu diambil di tempat pengumpulan data. Partisipan dilatih oleh petugas
laboratorium cara mengeluarkan dahak di tempat yang telah disediakan (sputum booth) sambil
diperlihatkan gambar petunjuk cara mengeluarkan dahak yang ada pada dinding sputum booth.
Disaat berjalannya survei, laboratorium mikrobiologi Fakultas Kedokteran UGM tidak dapat
melanjutkan partisipasinya sebagai laboratorium pelaksana karena keterbatasan sumber daya,
sehingga digantikan oleh BBLK Palembang. Pemeriksaan Xpert MTB/RIF dari BBLK Palembang
dilakukan oleh Laboratorium mikrobiologi RS Adam Malik, Medan, dan BLK Semarang oleh RS Dr.
Karyadi, serta BBLK Jakarta oleh laboratorium mikrobiologi Universitas Indonesia.
Pemeriksaan kultur tidak dilakukan pada semua spesimen, karena keterbatasan kapasitas
dan sumber daya manusia laboratorium pelaksana. Pemeriksaan kultur pada dua spesimen hanya
dilakukan pada 52 klaster yang dipilih dengan cara acak sistematik, sedangkan 104 klaster lainnya
hanya dahak pagi.
Pemeriksaan mikroskopis dilakukan secara langsung (direct) dengan Ziehl- Nielsen. Jika
hasil pemeriksaan mikroskopis positif dilanjutkan dengan pemeriksaan Xpert MTB/RIF untuk
Dahak sewaktu
s dan pagi
Xpert MTB/RIF
M
2.11 Man
najemen Data
D
Keggiatan manajemen data dilakukaan di lapangan, laboraatorium, daan pusat. Di
D lapangan
dilakukan pengumpu
ulan dan peerekaman data. Data yang direekam di lap
pangan meeliputi hasil
pemutahirran data sen
nsus, data skrining
s gejala dan foto etelah penggambilan foto, gambarr
o toraks. Se
n secara otomatis dalaam bentuk digital di komputer
foto torakss tersimpan k server manaajer data di
lapangan.
Datta hasil pemeriksaan laboratoriu
um di-entryy ke datab
base laboratorium meenggunakan
program en um yang telah dilatih.
ntry berbassis Access olleh petugass laboratoriu
Di pusat, kuessioner hasil wawancara dimasukkkan ke dallam databa
ase sebanyaak dua kali
(double en
ntry). Begittu juga den
ngan foto toraks
t dilakkukan pemb
bacaan oleh
h tim pakar radiologi,
selanjutnya tim manajemen dataa pusat merrekam hasil pembacaan
n tersebut di
d databasee radiologi.
Daata partisipan
n yang terskrin
ning
po
ositif
Daata
Data prasurvei Lapangan
(indivvidu dan rumaah
tanggga)
Data foto toraks Laboratorium
Kuesiioner
Formmulir partisipan
n
yang terskrining
Hasil
positif
pemerriksaan
laboraatorium
Manajemen data
M d pusat
Penerimaaan, penomoran,
dan pengeelompokkan Konfirmasi
kuesioner dan formulir kasus po
ositif
Edit
Entry
Data foto
o Daata
Cleaning
toraks pe
endukung
Validasi
Penggabunngan data
Haasil
Hasil tim
m
peembacaan
panel
foto toraks
Peembaca
Tim panel
pusat Data
n
gabungan
Tim analisis
a
Gambar 7 M
Manajemen daata SPTB
2.14 Analisis
Data yang sudah divalidasi dan digabung diekspor dari database berbasis Microsoft Access,
ditransformasikan dengan software Stata versi 14.0 (Stata Corp, Texas) dan digunakan untuk
analisis statistik.
Prevalensi TB paru pada penduduk yang berumur 15 tahun ke atas dihitung dengan
menggunakan kasus TB sebagai numerator dan penduduk yang berumur 15 tahun ke atas sebagai
denominator. Prevalensi dihitung per 100.000 penduduk yang berumur 15 tahun ke atas. Jumlah
final kasus TB didapat dari hasil panel review dan disesuaikan dengan kemungkinan adanya kasus
TB pada partisipan yang terskrining positif tetapi tidak mempunyai hasil laboratorium, dan
kemungkinan perbedaan prevalensi pada penduduk yang berumur 15 tahun ke atas yang tidak
berpartisipasi.
Penyesuaian kemungkinan adanya kasus TB pada partisipan yang terskrining positif tetapi
tidak mempunyai hasil laboratorium menggunakan metode multiple imputation (MI). Variabel
3.1 Popu
ulasi, Popu
ulasi yang Eligible, daan Partisip
pan
Hassil pelaksan
naan survei beserta jum
mlah individ
du yang mengikuti setiap tahap daapat dilihatt
pada Gamb
bar 8.
Populasi terenu
umerasi: 112.350
Tid
dak berpartisipaasi: 8.632 (11,33%) Berpartisipasi: 67.944 (88,,7%)
Tidak m
menyerahkan daahak: 305 (2,0%%): Menyerahkan sediikitnya satu pott dahak: 15.141
1 (98,0%)
174 meenolak Menyerahkan dua pot dahak: 14..568
131 tidaak bisa mengeluarkan dahak Menyerahkan hanya satu pot dah hak: 573
Dah
hak pagi: 16 Daahak sewaktu: 557
Tidak ada hasil laboratorium: 14 (0,,1%) Hasil laboraatorium tersediaa: 15.127 (99,9%)
Telaah tim
t panel
Bukan kasus TB
T TB
T cases: 426
14.700 Kasus definite: 419
Kasus probablee: 7
Proporsi populasi yang eligible lebih banyak pada perempuan dibandingkan laki-laki. Di
kawasan Jawa-Bali mempunyai proporsi populasi eligible lebih banyak dibandingkan kawasan
lainnya (Tabel 4).
Gambar 9 menunjukkan perbandingan jumlah populasi yang terhitung saat prasurvei dan
populasi yang eligible. Gambar 10 menunjukkan perbandingan jumlah populasi yang eligible
dengan jumlah partisipan.
Gambar 10 Distribusi populasi yang eligible berpartisipasi dan yang berpartisipasi dalam survei
Hasil prasurvei menunjukkan tidak ada perbedaan antara populasi enumerated dan eligible
pada kelompok umur 45 tahun ke atas, namun terdapat sedikit perbedaan pada kelompok umur di
bawah 45 tahun terutama pada laki-laki.
Pada SPTB 2013-2014 ditemukan perbedaan antara populasi yang eligible dan partisipan.
Perbedaan partisipan dan populasi eligible lebih besar pada laki-laki dibandingkan perempuan,
serta lebih banyak pada kelompok umur 15-54 dibanding kelompok umur lainnya (Gambar 10).
Proporsi partisipan laki-laki dan perempuan tidak berbeda menurut kelompok umur,
klasifikasi daerah dan kawasan. Tingkat pendidikan terbanyak pada partisipan adalah tamat SD.
Proporsi partisipan perempuan yang tidak pernah sekolah lebih tinggi dibanding laki-laki, proporsi
partisipan laki-laki tamat SMA lebih tinggi dibanding perempuan (tabel 6).
Berdasarkan tabel 7 terlihat bahwa proporsi partisipan yang pernah didiagnosis TB oleh
tenaga kesehatan sebesar 3,2% (2.191), proporsi partisipan laki-laki yang pernah didiagnosis TB
lebih tinggi dibanding perempuan. Hanya 2/3 yang diperiksa dahak namun yang dilakukan foto
toraks jauh lebih besar.
Fasilitas kesehatan
Alasan berhenti berobat Rumah Sakit Rumah Sakit Puskesmas Praktek Praktek BP4 / BKPN Apotik dan
Pemerintah Swasta dokter/klinik perawat/bidan lainnya
n % n % n % n % n % n % n %
Sudah dinyatakan sembuh oleh tenaga kesehatan 471 61,5 205 57,3 310 59,5 219 61,3 10 37,0 7 87,5 0 0
Sudah merasa enakan/ tidak ada gejala lagi 185 24,1 93 25,9 142 27,3 89 24,9 10 37,0 1 12,5 5 62,5
Tidak ada transportasi/ orang yang mengambil obat 19 2,5 5 1,4 14 2,7 6 1,7 1 3,7 0 0 0 0
TOTAL 766 100 358 100 521 100 357 100 27 100 8 100 8 100
Proporsi partisipan yang dinyatakan sembuh oleh tenaga kesehatan tidak berbeda antara mereka yang diobati di rumah sakit pemerintah, rumah
sakit swasta, puskesmas, dan praktek dokter/klinik. Proporsi berhenti berobat karena tidak punya uang lebih tinggi di fasilitas kesehatan swasta.
Dari 34.947 rumah tangga yang didata ada 28.781 (76,6%) rumah tangga yang didaftar
menjadi sampel penelitian SPTB 2013-2014. Dari jumlah tersebut 26.703 (92,8%) rumah tangga
yang anggota rumah tangganya berpartisipasi dan 2.078 (7,2%) rumah tangga yang tidak satupun
anggota rumah tangganya berpartisipasi. Di antara rumah tangga yang tidak berpartisipasi, lebih
banyak yang tinggal di kota. Menurut kawasan proporsinya tidak berbeda.
Rumah tangga yang berpartisipasi cenderung mempunyai luas lantai kurang dari 8m2,
berlantai tanah, dengan jendela tidak dibuka setiap hari, ventilasi dan cahaya alami tidak cukup.
Proporsi partisipan kelompok umur 65 tahun ke atas yang difoto toraks lebih rendah
dibanding kelompok umur lainnya. Proporsi laki-laki yang difoto toraks lebih tinggi dibanding
perempuan. Tidak ada perbedaan menurut klasifikasi daerah maupun kawasan.
Proporsi partisipan dengan gejala batuk paling tinggi dibanding gejala lainnya. Proporsi
gejala batuk pada laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan.
Batuk ≥14 hari atau Hasil foto toraks Eligible pemeriksaan dahak
batuk darah n %
Ya Normal 3.844 24,9
Ya Abnormal 4.459 28,9
Tidak Abnormal 6.743 43,6
Ya Tidak dilakukan 249 1,6
Kriteria Lain* 151 1,0
TOTAL 15.446 100
* Ibu hamil yang tidak dilakukan foto toraks dan menunjukkan salah satu gejala TB
Di antara partisipan yang terskrining positif, 44% tidak mempunyai gejala batuk 14 hari
atau lebih atau batuk darah.
Tabel 15 Distribusi pola pencarian pengobatan partisipan dengan skrining gejala positif
Laki-Laki Perempuan Total
Tempat berobat
n % n % n %
Rumah Sakit Pemerintah 141 2,8 112 3,2 253 3,0
Rumah Sakit Swasta 53 1,1 52 1,5 105 1,2
Puskesmas 440 8,7 485 13,9 925 10,8
Praktek dokter/klinik 283 5,6 284 8,1 567 6,6
Praktek perawat/ bidan 168 3,3 213 6,1 381 4,5
Apotik dan lainnya 1.575 31,1 1.061 30,4 2.636 30,8
Tidak berobat 2.404 47,5 1.281 36,7 3.685 43,1
TOTAL 5.064 100 3.488 100 8.552 100
Sebanyak 43,1% partisipan yang mengalami batuk 14 hari atau lebih atau batuk darah tidak
mencari pengobatan, dan lebih banyak pada laki-laki. Hanya 26,1% dari partisipan yang mengalami
batuk 14 hari atau lebih atau batuk darah mencari pengobatan ke tenaga kesehatan.
Hasil pemeriksaan mikroskopis dahak sewaktu dan dahak pagi secara rinci dapat dilihat
pada Tabel 17.
Tabel 17 Hasil smear dahak sewaktu dan dahak pagi
Sewaktu Pagi Gabungan
Pemeriksaan dahak
n % n % n %
Dahak yang dikumpulkan 15.126 100 14.619 100 15.141 100
Dahak yang Diperiksa 15.008 99,2 14.570 99,7 15.127 99,9
Positif 192 1,3 204 1,4
2P - - - - 105 0,7
1P1N - - - - 177 1,2
1P1NA - - - - 9 0,1
Negatif 14.816 98,7 14.366 98,6
2N - - - - 14.169 93,7
1N only - - - - 667 4,3
NA 118 0,8 49 0,3 14 0,1
P= positif, N= negatif, NA= not available (hasil tidak tersedia)
Tabel 17 menunjukkan tidak ada perbedaan hasil smear dahak sewaktu dan dahak pagi.
Proporsi ketidaktersediaan hasil smear pada dahak pagi lebih tinggi dari dahak sewaktu.
Tidak terlihat perbedaan proporsi hasil smear positif tinggi (1+, 2+, 3+) antara dahak sewaktu dan
dahak pagi.
Tabel 19 Hasil pemeriksaan kultur dahak sewaktu dan dahak pagi
Sewaktu Pagi Gabungan
Kultur
n % n % n %
Dahak yang dikumpulkan 4.534 100 14.619 100 15.141 100
Dahak yang Diperiksa 4.433 97,8 14.569 99,7 15.109 99,8
Hasil Pemeriksaan:
MTB 133 3,0 358 2,5 400 2,7
NTM 79 1,8 334 2,3 405 2,7
Kontaminasi 47 1,1 431 3,0 339 2,2
Negatif 4.174 94,1 13.441 92,2 13.965 92,4
NA 101 2,2 50 0,4 32 0,2
Hasil pemeriksaan kultur dahak sewaktu kontaminasi sebesar 1,1% sedangkan hasil
pemeriksaan kultur dahak pagi kontaminasi sebesar 3%.
Smear 2+ 0 8 0 0 0 8
3+ 0 1 0 1 0 2
NA 0 0 0 0 101 101
TOTAL 4.174 133 79 47 101 4.534
Hasil smear dahak pagi memperoleh 204 (1,4%) positif, 125 di antaranya smear positif
bukan scanty. Dari 125 smear positif bukan scanty, terdapat 92 (73,6%) dengan kultur positif MTB.
Hasil smear negatif memperoleh 1,7% kultur positif MTB. Proporsi smear negatif di antara
partisipan kultur positif MTB sebesar 69,0%.
Perbandingan hasil kultur sewaktu dan pagi di 52 klaster ditunjukkan dalam Tabel 22. Dari
106 partisipan dengan hasil kultur dahak pagi terkontaminasi, 95 (89,6%) mempunyai hasil dahak
sewaktu. Dari 47 partisipan dengan hasil kultur dahak sewaktu terkontaminasi, sebanyak 37
(78,7%) mempunyai hasil pada dahak pagi. Di antara hasil kultur sewaktu negatif terdapat 41
dengan kultur pagi positif MTB. Dari kultur pagi negatif terdapat 39 dengan kultur sewaktu positif
MTB.
Tabel 23 Perbandingan hasil smear, Xpert MTB/RIF, dan kultur
Kultur
Hasil pemeriksaan
Negatif MTB NTM Kontaminasi NA TOTAL
Positif Xpert MTB/RIF
Positif 18 133 1 5 0 157
Negatif 105 5 13 1 0 124
NA 6 3 0 0 1 10
TOTAL 129 141 14 6 1 291
Smear
Negatif Xpert MTB/RIF
Positif 10 13 23
Negatif 370 299 669
NA 13.836 259 11 21 17 14.144
TOTAL 13.836 259 391 333 17 14.836
Sebanyak 291 partisipan dengan hasil smear positif, di antaranya 105 (36%) hasil dengan
Xpert MTB/RIF dan kultur negatif. Dari 291 partisipan dengan hasil laboratorium smear positif,
adanya MTB tidak terbukti dengan kultur atau Xpert MTB/RIF pada 126 (43,3%) partisipan
sehingga mereka tidak diperhitungkan sebagai kasus TB.
3.4 Kasus TB
Berdasarkan keputusan panel dan definisi kasus survei, diperoleh 419 kasus definite, 7
kasus probable, dan 148 kasus possible. Karena hanya kasus definite dan probable yang dihitung
Terdapat 1 kasus dengan smear negatif, kultur kontaminasi, Xpert MTB/RIF positif dari ibu
hamil yang tidak dilakukan foto toraks. Karena hasil kultur kontaminasi dan foto toraks, maka hasil
Xpert MTB/RIF menjadi dasar partisipan ini dimasukkan dalam kasus TB (probable).
Tabel 25 menunjukkan distribusi kasus TB berdasarkan hasil skrining gejala dan foto toraks.
“Gejala” pada tabel ini adalah batuk 14 hari atau lebih atau batuk darah. “Foto toraks abnormal”
adalah ditemukannya kelainan parenkim paru atau pleura.
Sebesar 57,5% kasus TB bakteriologis positif menunjukkan gejala, dan 70,3% kasus smear
positif menunjukkan gejala. Kasus TB yang tidak menunjukkan gejala namun foto toraks abnormal
tinggi, yaitu 29,7% untuk smear positif dan 42,5% untuk kasus bakteriologis positif.
Tabel 26 Distribusi kasus TB menurut karakteristik demografi
Smear negatif
Smear positif dengan bakteriologis
Karakteristik Negatif NA Total
positif
n % n % n % n % n %
Kelompok umur (tahun)
15 – 24 19 11,5 25 9,6 14.413 21,5 48 14,3 14.505 21,3
25 – 34 34 20,6 58 22,2 15.052 22,4 48 14,3 15.192 22,4
35 – 44 35 21,2 47 18,0 14.259 21,2 45 13,4 14.386 21,2
45 – 54 30 18,2 52 19,9 11.509 17,1 52 15,5 11.643 17,1
55 – 64 21 12,7 37 14,2 6.766 10,1 46 13,8 6.870 10,1
65 + 26 15,8 42 16,1 5.184 7,7 96 28,7 5.348 7,9
Jenis kelamin
Laki-laki 120 72,7 169 64,7 31.194 46,4 149 44,5 31.632 46,6
Perempuan 45 27,3 92 35,3 35.989 53,6 186 55,5 36.312 53,4
Klasifikasi daerah
Perkotaan 88 53,3 140 53,6 31.497 46,9 146 43,6 31.871 46,9
Perdesaan 77 46,7 121 46,4 35.686 53,1 189 56,4 36.073 53,1
Kawasan
Sumatera 55 33,3 88 33,7 19.381 28,9 215 64,2 19.739 28,1
Jawa-Bali 59 35,8 81 31,0 27.920 41,5 90 26,9 28.150 41,4
Lainnya 51 30,9 92 35,3 19.882 29,6 30 9,0 20.055 29,5
TOTAL 165 100 261 100 67.183 100 335 100 67.944 100
Terdapat 132 klaster mempunyai minimal satu kasus TB dengan konfirmasi bakteriologis .
Jumlah kasus TB di masing-masing klaster sangat bervariasi. Terdapat satu klaster dengan 11 kasus
TB dengan konfirmasi bakteriologis.
Pro
oporsi rumaah tangga dengan
d kassus TB lebih
h tinggi di perkotaan dibanding perdesaan,
dan lebih ttinggi di kawasan Sum
matera dan Lainnya. Seedangkan proporsi rum
mah tangga yang tidakk
ada kasus TB
T lebih tinggi di Jawa--Bali diband
ding kawasaan lainnya.
Diteemukan 42
26 kasus TB
B pada 414
4 rumah taangga di 13
32 klaster. Pada delap
pan klasterr
masing-maasing terdapat satu ru
umah tanggga yang meempunyai le
ebih dari saatu kasus TB
T dan dua
klaster masing-masingg terdapat dua
d rumah tangga den
ngan lebih dari satu kassus TB.
Kasu
us TB dengan
konffirmasi
baktteriologis
408
8 Paartisipan yangg melaporkan
18 se
edang dalam pengobatan
p
107
Gambar 13 P
Perpaduan kassus TB dengan
n konfirmasi bakteriologis
b d partisipan
dan n yang sedangg dalam pengo
obatan TB
3.5 Prevalensi TB
Estimasi prevalensi TB dilakukan untuk kasus TB dengan smear positif dan kasus TB dengan
konfirmasi bakteriologis. Estimasi prevalensi kasus TB tersebut dihitung per 100.000 penduduk
yang berumur 15 tahun ke atas.
Prevalensi TB smear positif dan prevalensi TB paru dengan konfirmasi bakteriologis bisa
dilihat pada Tabel 28 dan Tabel 29.
Prevalensi TB smear positif adalah 257 (95% CI 210-303) per 100.000 penduduk yang
berumur 15 tahun ke atas dengan design effect 1,55. Prevalensi TB dengan konfirmasi
bakteriologis adalah 759 (95% CI 590-961) per 100.000 penduduk yang berumur 15 tahun ke atas
dengan design effect 1,77. Berdasarkan Tabel 28 dan Tabel 29 terlihat bahwa prevalensi TB smear
positif maupun bakteriologis positif lebih tinggi pada laki-laki dibanding perempuan. Prevalensi
meningkat seiring dengan bertambahnya umur, perkotaan lebih tinggi dibanding perdesaan, dan
kawasan Sumatera lebih tinggi dibanding kawasan lainnya.
Pertanyaan PSP di tanyakan pada seluruh partisipan yang terskrining positif dan 10%
partisipan terskrining negatif
Proporsi kasus TB pada partisipan yang menyatakan pernah didiagnosis kencing manis,
merokok, pernah tinggal bersama dengan penderita TB, dan pernah didiagnosis TB lebih tinggi
dibanding partisipan yang menyatakan tidak mempunyai faktor tersebut.
Tabel 32 Faktor risiko kasus TB smear positif dan smear negatif dengan konfirmasi bakteriologis
Smear negatif
Kasus TB dengan bakteriologis
Faktor risiko Negatif NA Total
smear positif positif
n % n % n % n % n %
Pernah didiagnosis kencing manis
Ya 13 0,8 9 0,5 1.613 97,5 19 1,2 1.654 100
Tidak 152 0,2 252 0,4 65.570 98,9 316 0,5 66.290 100
Merokok
Ya 81 0,4 126 0,5 22.706 98,6 112 0,5 23.025 100
Tidak 84 0,2 135 0,3 44.477 99,0 223 0,5 44.919 100
Pernah tinggal bersama dengan penderita TB
Ya 13 0,5 20 0,7 2.646 98,3 12 0,5 2.691 100
Tidak 152 0,2 241 0,4 64.537 98,9 323 0,5 65.253 100
Pernah didiagnosis TB
Ya 48 2,2 33 1,5 2.091 95,4 19 0,9 2.191 100
Tidak 117 0,2 228 0,4 65.092 99,0 316 0,5 65.753 100
Proporsi rumah tangga yang ada kasus TB lebih tinggi pada mereka dengan luas < 8
m2/orang, letak dapur menjadi satu dengan ruang utama, dan ada ART merokok dalam rumah.
4.4 Kasus TB
Kasus TB diputuskan oleh tim panel setiap dua minggu berdasarkan definisi kasus. Setiap
partisipan terskrining positif dengan kelainan laboratorium disandingkan dengan informasi
skrining positif, pembacaan foto toraks pakar radiologi, dan riwayat pengobatan TB untuk
menentukan kasus. Kemungkinan kontaminasi silang di laboratorium juga diperiksa. Dengan
demikian kasus TB yang ditetapkan adalah kasus yang sesuai dengan definisi. Terdapat 426 kasus
TB yang ditetapkan melalui proses di atas.
4.5 Prevalensi TB
Prevalensi TB dengan konfirmasi bakteriologis pada populasi yang berumur 15 tahun ke
atas sebesar 759 per 100.000. Perhitungan prevalensi semua jenis TB untuk semua populasi
dijelaskan pada bab 4.8.1. Tingginya prevalensi yang ditemukan kemungkinan karena SPTB 2013-
2014 menggunakan metode yang lebih akurat, yaitu dengan menambahkan penggunaan foto
toraks selain gejala untuk skrining dan kultur yang dilakukan untuk semua partisipan yang
terskrining positif di laboratorium yang kualitasnya terjaga. Berbagai estimasi prevalensi TB
sebelumnya menggunakan data dari survei dan penelitian sebelumnya (SPTB 2004) hanya
berdasarkan skrining gejala batuk selama satu bulan terakhir (Soemantri et al., 2005; Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2010; Farid
& Riono, 2013). Estimasi prevalensi TB sebelumnya juga menggunakan data dari program
pengendalian TB yang cakupannya masih terbatas pada program DOTS di Puskesmas dan
beberapa rumah sakit pemerintah.
Laboratorium yang digunakan pada SPTB 2013-2014 merupakan laboratorium pelaksana
tingkat nasional atau propinsi yang kualitasnya lebih baik daripada laboratorium di fasilitas
kesehatan rutin. Dengan demikian akurasi pemeriksaan lebih tinggi.
Tingginya prevalensi TB pada survei ini dapat dibandingkan dengan hasil survei serupa di
negara Asia lainnya. Beberapa negara yang sudah melaksanakan survei prevalensi dengan metode
yang direkomendasikan oleh WHO juga menghasilkan angka prevalensi yang tinggi (Tabel 34).
Perbandingan hasil SPTB 2013-2014 dengan SPTB sebelumnya sulit dilakukan karena
perbedaan metodologi antar survei. Survei Prevalensi TB sebelumnya mempunyai cara sampling,
skrining, dan pemeriksaan laboratorium yang berbeda. Dengan demikian tingginya prevalensi yang
ditemukan sekarang belum tentu menandakan naiknya jumlah kasus TB.
Prevalensi TB lebih tinggi pada kelompok laki-laki (prevalensi TB smear positif 393 per
100.000 dan TB dengan konfirmasi bakteriologis 1.082 per 100.000) dibanding perempuan
(prevalensi TB smear positif 131 per 100.000 dan TB dengan konfirmasi bakteriologis 461 per
100.000). Hasil ini sesuai dengan survei di negara-negara lain yang menunjukkan prevalensi lebih
tinggi pada laki-laki dibanding perempuan (Kebede et al., 2014; Ministry of Health of Myanmar
2010; Mao et al., 2014). Hal ini kemungkinan karena laki-laki lebih terpapar pada faktor risiko TB
misalnya merokok dan kurangnya ketidakpatuhan minum obat. Survei ini menemukan bahwa
68,5% partisipan laki-laki merokok dan hanya 3,7% partisipan perempuan yang merokok. Data
Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa laki-laki yang merokok tiap hari maupun merokok kadang-
kadang sebesar 56,7%, sedangkan perempuan hanya 1,9% (Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2013).
Angka prevalensi TB paling tinggi di kelompok umur tua (55 tahun ke atas).
Kemungkinannya adalah terjadi re-aktivasi TB dan durasi paparan terhadap TB lebih lama dari
kelompok umur di bawahnya. Bila dilihat dari beban TB absolut, angkanya masih sangat tinggi di
kalangan umur produktif (Gambar 14) ini menunjukkan bahwa penularan TB masih tinggi di
masyarakat.
1,000 200,000
bakteriologis
800 150,000
600
100,000
400
50,000
200
0 0
15-24 25-34 35-44 45-54 55-64 >= 65
Kelompok umur
Perkiraan jumlah orang dengan TB
Prevalensi TB dengan konfirmasi bakteriologis
Gambar 14 Prevalensi TB dan perkiraan jumlah penduduk kasus TB dengan konfirmasi bakteriologis berdasarkan
kelompok umur
Proporsi partisipan yang pernah didiagnosis TB pada laki-laki (3,8%) lebih tinggi
dibandingkan perempuan (2,7%), namun proporsi yang mendapat pengobatan tidak berbeda.
Proporsi laki-laki yang berhenti berobat bukan karena dinyatakan sembuh oleh petugas kesehatan
lebih tinggi (43,3%) daripada perempuan (35,4%). Alasan terbanyak berhenti berobat bukan
karena dinyatakan sembuh oleh tenaga kesehatan adalah sudah merasa enakan/tidak ada gejala.
Berhenti minum obat sebelum dinyatakan sembuh oleh tenaga kesehatan disebut putus berobat.
Mereka yang putus berobat TB bisa mengakibatkan resisten terhadap obat tersebut.
Prevalensi TB paru dan ekstra paru untuk semua umur dihitung dengan melakukan
penyesuaian menggunakan proporsi TB ekstra paru terhadap semua kasus TB baru dari
data rumah sakit yang melaporkan ke program TB. Prevalensi semua jenis TB untuk semua
umur dihitung dengan menggunakan rumus:
P TB semua jenis = P TB paru /(1-pr TB ekstra paru)
pr TB ekstra paru =0,09 ( SD=0,007)= proporsi TB ekstra paru dibandingkan semua kasus TB
baru
P= Prevalensi
Prevalensi semua jenis TB untuk semua umur per 100.000 penduduk = 660 (selang
kepercayaan 95%: 523 – 813), diperkirakan terdapat 1.600.000 (selang kepercayaan 95%:
1.300.000 – 2.000.000) orang dengan TB di Indonesia
Estimasi prevalensi semua jenis TB pada tahun 2013 adalah 272 per 100.000 (World Health
Organization 2014). Prevalensi semua jenis TB yang diperoleh dari survei ini jauh lebih tinggi dari
estimasi tersebut.
WHO memperkirakan bahwa pada tahun 2013 prevalensi kasus TB adalah 11 juta di
seluruh dunia (World Health Organization 2014). Di Indonesia, prevalensi diperkirakan sebesar 1,6
juta, yang merupakan kontribusi besar pada kasus TB dunia. Situasi ini seharusnya menjadi
perhatian nasional sehingga pengendalian TB harus menjadi prioritas nasional.
10.0
9.0
8.0
7.0
6.0
5.0
4.0
3.0
2.0
1.0
0.0
Perempuan (>15th)
15-24 th
Laki-laki (>15 th)
25-34 th
Rural
55-64 th
Nasional (semua umur)
Sumatera
Nasional (> 15th)
Lainnya
35-44 th
Urban
45-54 th
Jawa Bali
>= 65th
Ratio prevalence/notification
Gambar 15 Rasio prevalensi notifikasi kasus TB yang terkonfirmasi bakteriologis secara nasional, berdasarkan
kawasan, status tempat tinggal, jenis kelamin, dan kelompok umur
1. Letak geografis yang sulit dalam pengiriman sampel, adanya variasi kualitas antar
laboratorium jumlah laboratorium yang memenuhi standar kualifikasi yang terbatas
(hanya 8) bisa berperan dalam tidak tumbuhnya kultur.
2. Walaupun laboratorium yang terpilih sudah distandarisasi oleh tim ahli, masih ada
kemungkinan terjadi variasi kualitas antar laboratorium.
3. Penyesuaian perhitungan prevalensi dengan adanya perbedaan dalam jumlah kultur
yang diperiksa (52 klaster dengan 2 kultur dan 104 klaster dengan 1 kultur)
menyebabkan estimasi selang kepercayaan melebar. Jika penyesuaian ini tidak
dilakukan, prevalensi akan jauh lebih rendah dari yang sebenarnya.
4. Pada umumnya di perkotaan, tingkat partisipasi relatif rendah. Walaupun prevalensi TB
di perkotaan tidak lebih rendah dari perdesaan, rendahnya partisipasi bisa membuat
estimasi selang dari prevalensi perkotaan lebar.
5. Penggunaan mesin X-ray digital merupakan teknologi yang baru untuk tim survei. Proses
pembelian mesin X-ray yang panjang membuat mulainya survei lebih lambat dari yang
direncanakan sebelumnya. Selain itu masih ditemukan masalah instalasi di lapangan dan
terjadinya masalah saat menggunakan mesin.
6. Pengambilan dahak pagi tidak didampingi petugas sehingga kualitasnya tidak sebaik
dahak sewaktu. Hal ini terlihat dengan lebih tingginya kontaminasi pada dahak pagi dan
lebih rendahnya hasil positif pada dahak pagi.
5.1 Simpulan
Survei Prevalensi TB 2013-2014 ini dilaksanakan dengan metode yang direkomendasikan
WHO. Kualitas survei terjaga dengan dilakukannya pengawasan regular dari Global Task Force on
TB Impact Measurement of WHO (WHO TME), komite ahli, dan partner untuk meminimalkan kasus
yang tidak terdeteksi. Kesimpulan survei ini sebagai berikut:
1. Prevalensi TB paru di Indonesia dengan konfirmasi bakteriologis sebesar 759 per 100.000
penduduk yang berumur 15 tahun ke atas dan prevalensi TB paru dengan smear positif
sebesar 257 per 100.000 penduduk yang berumur 15 tahun ke atas. Dengan
menggunakan angka prevalensi hasil survei di atas dan angka notifikasi kasus TB anak dan
ekstra paru, diperkirakan saat ini terdapat 1.600.000 orang dengan semua jenis TB
a) Prevalensi TB paru smear positif di kawasan Sumatera, Jawa-Bali, dan kawasan
Lainnya adalah 307, 217, dan 260 per 100.000 penduduk yang berumur 15 tahun ke
atas,
b) Prevalensi TB paru dengan konfirmasi bakteriologis di kawasan Sumatera, Jawa-Bali,
dan kawasan Lainnya adalah 913, 593, dan 842 per 100.000 penduduk yang berumur
15 tahun ke atas.
c) Angka prevalensi TB paling tinggi di kelompok yang berumur tua (55 tahun ke atas).
Beban TB absolut masih sangat tinggi di kalangan yang berumur produktif.
2. Kasus TB bakteriologis positif yang menunjukkan gejala sebesar 57,5% dan kasus TB
smear positif yang menunjukkan gejala sebesar 70,3%. Kasus TB bakteriologis positif yang
tidak menunjukkan gejala namun foto toraks abnormal sebesar 42,5% dan kasus TB smear
positif yang tidak menunjukkan gejala namun foto toraks abnormal sebesar 29,7%.
3. Proporsi TB paru penduduk yang berumur 15 tahun ke atas dengan gejala mengarah TB
(batuk 14 hari atau lebih atau batuk darah) sebesar 12,6%, Proporsi kelainan parenkim
paru atau pleura penduduk yang berumur 15 tahun ke atas berdasarkan pemeriksaan
radiologi sebesar 16,5%. Namun proporsi kelainan parenkim paru atau pleura tanpa
adanya gejala batuk 14 hari atau lebih atau batuk darah sebesar 9,9%.
4. Di antara partisipan yang menderita batuk 14 hari atau lebih atau batuk darah pada
penduduk yang berumur 15 tahun ke atas, sebanyak 43,1% tidak berobat, 26,1% mencari
pengobatan di fasilitas kesehatan, dan 30,3% mengobati sendiri.
5.2 Rekomendasi
Rekomendasi dari survei ini adalah sebagai berikut:
1. Pengendalian TB harus menjadi prioritas nasional karena tingginya beban yang
ditimbulkan.
2. Meningkatkan tatalaksana kasus TB dalam mengurangi penularan dan efektifitas
pengobatan melalui:
a. Deteksi dini penemuan kasus TB dengan metode yang lebih akurat
b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM pelayanan TB
3. Meningkatkan peran swasta dan rumah sakit dalam pengendalian TB baik dalam
pelayanan maupun dalam sistem pencatatan dan pelaporan.
4. Meningkatkan pengetahuan sikap dan perilaku masyarakat tentang TB, seperti cara
penularan, tanda dan gejala, penyakit TB dapat disembuhkan, obat TB gratis, stigma, dan
perilaku hidup sehat.
Riwayat pengobatan
bakteriologis positif
Dalam pengobatan
Non Partisipan
Hasil tersedia
Smear positif
bakteriologis
batuk darah
sebelumnya
Non Eligible
atau pleura
Partisipan
Kawasan
Eligible
Eligible
toraks
%
%
101 Aceh Timur Sumatera Perkotaan 819 465 354 353 112 75,9 1 5 41 11,6 202 327 92,6 26 7,4 17 4,8 50 50 0 0 0
102 Langsa Sumatera Perkotaan 542 393 149 267 126 67,9 0 2 14 5,2 117 227 85 40 15 36 13,5 45 43 1 1 2
103 Simalungun Sumatera Perdesaan 768 509 259 501 8 98,4 0 4 87 17,4 286 487 97,2 14 2,8 93 18,6 125 105 0 7 7
104 Langkat Sumatera Perkotaan 740 497 243 350 147 70,4 0 3 17 4,9 169 261 74,6 89 25,4 38 10,9 47 46 2 6 8
105 Tanjung Balai Sumatera Perkotaan 641 397 244 364 33 91,7 0 8 28 7,7 199 323 88,7 41 11,3 55 15,1 70 59 2 5 7
106 Binjai Sumatera Perkotaan 559 419 140 317 102 75,7 1 5 27 8,5 167 250 78,9 67 21,1 66 20,8 81 72 1 5 6
107 Dharmasraya Sumatera Perkotaan 658 419 239 368 51 87,8 0 12 68 18,5 223 349 94,8 19 5,2 49 13,3 81 81 1 5 6
108 Siak Sumatera Perdesaan 819 534 285 454 80 85 1 7 64 14,1 286 426 93,8 28 6,2 88 19,4 124 122 1 3 4
109 Pekanbaru Sumatera Perkotaan 651 494 157 356 138 72,1 0 10 20 5,6 201 337 94,7 19 5,3 26 7,3 44 43 0 5 5
110 Tebo Sumatera Perdesaan 629 448 181 428 20 95,5 1 6 123 28,7 257 417 97,4 11 2,6 112 26,2 150 149 0 1 1
111 Musi Rawas Sumatera Perdesaan 748 503 245 444 59 88,3 0 13 47 10,6 373 423 95,3 21 4,7 43 9,7 72 72 1 1 2
112 Palembang Sumatera Perkotaan 821 516 305 463 53 89,7 4 9 24 5,2 328 435 94 28 6 35 7,6 53 49 2 2 4
113 Lebong Sumatera Perdesaan 666 413 253 355 58 86 0 10 54 15,2 270 345 97,2 10 2,8 57 16,1 85 84 2 1 3
114 Lampung Tengah Sumatera Perkotaan 738 494 244 437 57 88,5 1 13 34 7,8 232 424 97 13 3 22 5 45 45 1 2 3
115 Bandar Lampung Sumatera Perdesaan 742 491 251 438 53 89,2 0 19 40 9,1 272 424 96,8 14 3,2 30 6,8 62 61 1 4 5
116 Batam Sumatera Perkotaan 655 549 106 276 273 50,3 3 2 10 3,6 109 229 83 47 17 22 8 26 26 0 3 3
117 Jakarta Barat Jawa-Bali Perkotaan 554 419 135 351 68 83,8 1 11 30 8,5 189 314 89,5 37 10,5 70 19,9 81 81 1 3 4
118 Sukabumi Jawa-Bali Perdesaan 770 517 253 503 14 97,3 2 6 63 12,5 405 484 96,2 19 3,8 46 9,1 95 95 2 1 3
119 Bandung Jawa-Bali Perkotaan 816 525 291 491 34 93,5 0 13 39 7,9 334 470 95,7 21 4,3 82 16,7 96 96 0 0 0
120 Ciamis Jawa-Bali Perdesaan 584 429 155 419 10 97,7 1 13 44 10,5 287 409 97,6 10 2,4 74 17,7 85 85 0 0 0
121 Indramayu Jawa-Bali Perdesaan 583 446 137 445 1 99,8 2 16 40 9 337 430 96,6 15 3,4 63 14,2 87 85 1 0 1
122 Bekasi Jawa-Bali Perkotaan 770 559 211 515 44 92,1 3 36 64 12,4 312 496 96,3 19 3,7 95 18,4 117 117 1 4 5
123 Bekasi Jawa-Bali Perkotaan 807 578 229 524 54 90,7 2 27 36 6,9 279 493 94,1 31 5,9 73 13,9 88 87 2 2 4
124 Cilacap Jawa-Bali Perkotaan 783 583 200 559 24 95,9 1 11 34 6,1 298 541 96,8 18 3,2 46 8,2 74 74 0 0 0
125 Magelang Jawa-Bali Perkotaan 729 508 221 491 17 96,7 2 17 85 17,3 271 477 97,1 14 2,9 121 24,6 158 157 3 0 3
126 Karanganyar Jawa-Bali Perkotaan 845 581 264 457 124 78,7 0 12 38 8,3 179 442 96,7 15 3,3 83 18,2 106 104 0 2 2
Riwayat pengobatan
bakteriologis positif
Dalam pengobatan
Non Partisipan
Hasil tersedia
Smear positif
bakteriologis
batuk darah
sebelumnya
Non Eligible
atau pleura
Partisipan
Kawasan
Eligible
Eligible
toraks
%
%
127 Jepara Jawa-Bali Perkotaan 609 412 197 399 13 96,8 0 12 23 5,8 262 390 97,7 9 2,3 63 15,8 70 70 1 1 2
128 Pemalang Jawa-Bali Perdesaan 798 538 260 528 10 98,1 2 16 45 8,5 206 506 95,8 22 4,2 69 13,1 79 78 0 3 3
129 Kulon Progo Jawa-Bali Perdesaan 532 411 121 396 15 96,4 0 15 68 17,2 234 380 96 16 4 89 22,5 124 124 0 0 0
130 Kediri Jawa-Bali Perdesaan 535 404 131 396 8 98 0 6 20 5,1 115 375 94,7 21 5,3 74 18,7 86 60 1 0 1
131 Jember Jawa-Bali Perdesaan 741 546 195 531 15 97,3 1 21 53 10 261 527 99,2 4 0,8 66 12,4 94 94 0 3 3
132 Sidoarjo Jawa-Bali Perkotaan 614 478 136 417 61 87,2 0 8 25 6 251 376 90,2 41 9,8 30 7,2 47 47 0 1 1
133 Magetan Jawa-Bali Perdesaan 675 499 176 486 13 97,4 1 9 22 4,5 176 464 95,5 22 4,5 69 14,2 83 62 1 2 3
134 Gresik Jawa-Bali Perkotaan 876 633 243 561 72 88,6 1 16 56 10 333 544 97 17 3 95 16,9 118 118 1 5 6
135 Surabaya Jawa-Bali Perkotaan 701 525 176 458 67 87,2 1 16 30 6,6 314 446 97,4 12 2,6 68 14,8 81 80 2 4 6
136 Serang Jawa-Bali Perdesaan 744 483 261 421 62 87,2 2 32 64 15,2 359 404 96 17 4 37 8,8 83 80 3 4 7
137 Karang Asem Jawa-Bali Perdesaan 671 504 167 464 40 92,1 0 3 71 15,3 286 451 97,2 13 2,8 23 5 78 78 0 2 2
138 Lombok Timur Lainnya Perkotaan 722 508 214 451 57 88,8 0 11 29 6,4 315 425 94,2 26 5,8 58 12,9 79 78 2 2 4
139 Sumba Barat Lainnya Perdesaan 1.030 554 476 529 25 95,5 1 14 190 35,9 430 507 95,8 22 4,2 156 29,5 257 257 3 5 8
140 Manggarai Lainnya Perdesaan 955 543 412 510 33 93,9 0 2 97 19 358 494 96,9 16 3,1 54 10,6 119 119 0 0 0
141 Pontianak Lainnya Perdesaan 797 523 274 491 32 93,9 0 9 64 13 384 474 96,5 17 3,5 82 16,7 99 99 0 0 0
142 Kotawaringin Timur Lainnya Perkotaan 491 334 157 301 33 90,1 1 8 16 5,3 102 260 86,4 41 13,6 15 5 28 28 0 1 1
143 Banjar Lainnya Perkotaan 574 424 150 377 47 88,9 0 15 55 14,6 246 365 96,8 12 3,2 51 13,5 84 81 4 4 8
144 Kutai Kartanegara Lainnya Perkotaan 686 414 272 344 70 83,1 1 5 29 8,4 199 288 83,7 56 16,3 30 8,7 47 47 1 0 1
145 Samarinda Lainnya Perkotaan 461 346 115 295 51 85,3 0 15 28 9,5 184 285 96,6 10 3,4 71 24,1 79 79 1 1 2
146 Tomohon Lainnya Perkotaan 600 447 153 381 66 85,2 0 8 31 8,1 203 362 95 19 5 77 20,2 90 89 0 3 3
147 Palu Lainnya Perkotaan 677 475 202 400 75 84,2 0 10 60 15 323 358 89,5 42 10,5 32 8 80 80 2 2 4
148 Barru Lainnya Perkotaan 873 562 311 456 106 81,1 1 16 40 8,8 344 425 93,2 31 6,8 66 14,5 89 88 1 7 8
149 Makassar Lainnya Perkotaan 646 441 205 416 25 94,3 2 20 57 13,7 310 373 89,7 43 10,3 45 10,8 88 87 2 2 4
150 Konawe Lainnya Perdesaan 1.168 722 446 661 61 91,6 3 18 61 9,2 420 639 96,7 22 3,3 162 24,5 178 178 1 10 11
151 Mamuju Utara Lainnya Perdesaan 822 537 285 503 34 93,7 2 6 82 16,3 367 472 93,8 31 6,2 82 16,3 135 132 2 2 4
152 Sorong Lainnya Perkotaan 772 498 274 309 189 62 1 24 88 28,5 192 292 94,5 17 5,5 56 18,1 117 117 1 2 3
201 Aceh Timur Sumatera Perdesaan 681 401 280 392 9 97,8 1 4 55 14 222 355 90,6 37 9,4 26 6,6 64 64 0 1 1
202 Pidie Jaya Sumatera Perdesaan 870 601 269 551 50 91,7 1 11 106 19,2 319 528 95,8 23 4,2 41 7,4 115 114 0 1 1
203 Toba Samosir Sumatera Perdesaan 976 629 347 580 49 92,2 0 22 71 12,2 344 535 92,2 45 7,8 98 16,9 136 108 5 1 6
204 Simalungun Sumatera Perkotaan 749 532 217 498 34 93,6 1 13 40 8 262 476 95,6 22 4,4 61 12,2 82 77 1 3 4
Riwayat pengobatan
bakteriologis positif
Dalam pengobatan
Non Partisipan
Hasil tersedia
Smear positif
bakteriologis
batuk darah
sebelumnya
Non Eligible
atau pleura
Partisipan
Kawasan
Eligible
Eligible
toraks
%
%
205 Deli Serdang Sumatera Perkotaan 657 440 217 400 40 90,9 1 13 36 9 235 379 94,8 21 5,3 127 31,8 136 115 0 6 6
206 Langkat Sumatera Perdesaan 669 465 204 440 25 94,6 0 7 28 6,4 222 380 86,4 60 13,6 49 11,1 62 61 0 1 1
207 Serdang Bedagai Sumatera Perdesaan 749 511 238 439 72 85,9 1 5 42 9,6 245 386 87,9 53 12,1 130 29,6 141 125 0 2 2
208 Nias Utara Sumatera Perdesaan 966 537 429 530 7 98,7 0 0 117 22,1 340 503 94,9 27 5,1 35 6,6 122 122 0 1 1
209 Medan Sumatera Perkotaan 571 405 166 313 92 77,3 0 8 31 9,9 195 263 84 50 16 92 29,4 104 87 4 3 7
210 Medan Sumatera Perkotaan 606 417 189 376 41 90,2 1 18 27 7,2 196 335 89,1 41 10,9 107 28,5 115 109 1 0 1
211 Sijunjung Sumatera Perdesaan 759 464 295 449 15 96,8 1 18 92 20,5 261 437 97,3 12 2,7 74 16,5 113 113 1 2 3
212 Lima Puluh Kota Sumatera Perdesaan 808 538 270 517 21 96,1 2 14 188 36,4 342 502 97,1 15 2,9 241 46,6 282 281 0 0 0
213 Solok Sumatera Perkotaan 774 491 283 415 76 84,5 0 12 49 11,8 239 378 91,1 37 8,9 50 12 65 65 1 0 1
214 Indragiri Hulu Sumatera Perdesaan 828 570 258 442 128 77,5 1 12 71 16,1 291 426 96,4 16 3,6 106 24 136 133 1 4 5
215 Kampar Sumatera Perkotaan 745 508 237 472 36 92,9 0 21 78 16,5 315 451 95,6 21 4,4 51 10,8 107 105 2 2 4
216 Bengkalis Sumatera Perdesaan 801 484 317 375 109 77,5 0 6 39 10,4 209 325 86,7 50 13,3 57 15,2 73 73 0 1 1
217 Merangin Sumatera Perdesaan 598 395 203 365 30 92,4 2 7 77 21,1 208 349 95,6 16 4,4 120 32,9 140 140 1 0 1
218 Muaro Jambi Sumatera Perkotaan 656 456 200 324 132 71,1 0 15 43 13,3 169 320 98,8 4 1,2 46 14,2 62 62 0 0 0
219 Ogan Komering Ulu Sumatera Perkotaan 917 606 311 552 54 91,1 0 18 48 8,7 435 528 95,7 24 4,3 61 11,1 89 83 3 0 3
220 Ogan Komering Ilir Sumatera Perdesaan 749 483 266 469 14 97,1 1 29 39 8,3 366 456 97,2 13 2,8 68 14,5 81 79 6 0 6
221 Banyu Asin Sumatera Perdesaan 761 460 301 430 30 93,5 0 5 65 15,1 369 415 96,5 15 3,5 51 11,9 96 95 2 0 2
222 Ogan Ilir Sumatera Perdesaan 820 519 301 433 86 83,4 1 0 35 8,1 341 362 83,6 71 16,4 41 9,5 61 58 1 0 1
223 Palembang Sumatera Perkotaan 809 573 236 482 91 84,1 1 10 35 7,3 334 430 89,2 52 10,8 58 12 78 68 2 0 2
224 Rejang Lebong Sumatera Perkotaan 866 597 269 522 75 87,4 0 15 54 10,3 346 505 96,7 17 3,3 93 17,8 127 119 0 1 1
225 Lampung Selatan Sumatera Perdesaan 842 558 284 513 45 91,9 0 11 35 6,8 287 493 96,1 20 3,9 15 2,9 48 47 1 3 4
226 Lampung Timur Sumatera Perdesaan 690 476 214 445 31 93,5 0 15 107 24 250 424 95,3 21 4,7 157 35,3 174 174 1 0 1
227 Lampung Tengah Sumatera Perdesaan 785 539 246 491 48 91,1 0 9 60 12,2 272 475 96,7 16 3,3 29 5,9 74 71 0 0 0
228 Tulangbawang Sumatera Perdesaan 795 491 304 465 26 94,7 2 18 119 25,6 310 446 95,9 19 4,1 176 37,8 192 192 2 2 4
229 Bandar Lampung Sumatera Perkotaan 819 556 263 494 62 88,8 1 16 36 7,3 252 477 96,6 17 3,4 23 4,7 54 52 4 2 6
230 Bangka Tengah Sumatera Perkotaan 705 457 248 394 63 86,2 0 8 37 9,4 199 377 95,7 17 4,3 70 17,8 79 79 1 1 2
231 Jakarta Selatan Jawa-Bali Perkotaan 442 367 75 162 205 44,1 0 8 4 2,5 79 155 95,7 7 4,3 11 6,8 14 14 0 0 0
232 Jakarta Timur Jawa-Bali Perkotaan 596 447 149 391 56 87,5 0 7 32 8,2 234 369 94,4 22 5,6 37 9,5 60 60 0 1 1
233 Jakarta Utara Jawa-Bali Perkotaan 609 497 112 129 368 26 0 4 0 0 43 41 31,8 88 68,2 6 4,7 6 6 0 1 1
234 Bogor Jawa-Bali Perkotaan 763 545 218 527 18 96,7 1 32 44 8,3 301 494 93,7 33 6,3 105 19,9 118 117 3 2 5
Riwayat pengobatan
bakteriologis positif
Dalam pengobatan
Non Partisipan
Hasil tersedia
Smear positif
bakteriologis
batuk darah
sebelumnya
Non Eligible
atau pleura
Partisipan
Kawasan
Eligible
Eligible
toraks
%
%
235 Sukabumi Jawa-Bali Perkotaan 804 505 299 481 24 95,2 1 17 58 12,1 375 440 91,5 41 8,5 57 11,9 91 89 2 1 3
236 Cianjur Jawa-Bali Perdesaan 680 404 276 353 51 87,4 1 5 44 12,5 260 338 95,8 15 4,2 14 4 54 54 1 3 4
237 Garut Jawa-Bali Perdesaan 899 603 296 589 14 97,7 3 28 34 5,8 438 561 95,2 28 4,8 72 12,2 88 88 2 0 2
238 Garut Jawa-Bali Perkotaan 695 474 221 455 19 96 3 24 27 5,9 336 432 94,9 23 5,1 57 12,5 71 71 4 1 5
239 Cirebon Jawa-Bali Perkotaan 869 603 266 575 28 95,4 4 21 21 3,7 301 558 97 17 3 81 14,1 85 85 2 2 4
240 Majalengka Jawa-Bali Perdesaan 758 556 202 536 20 96,4 0 6 24 4,5 344 522 97,4 14 2,6 46 8,6 57 56 0 1 1
241 Subang Jawa-Bali Perkotaan 596 415 181 400 15 96,4 0 20 20 5 207 383 95,8 17 4,3 31 7,8 39 39 1 0 1
242 Karawang Jawa-Bali Perdesaan 612 435 177 344 91 79,1 0 13 19 5,5 218 322 93,6 22 6,4 16 4,7 30 26 0 2 2
243 Bandung Barat Jawa-Bali Perkotaan 811 570 241 541 29 94,9 0 17 34 6,3 354 524 96,9 17 3,1 43 7,9 61 61 0 2 2
244 Bandung Jawa-Bali Perkotaan 495 382 113 329 53 86,1 0 11 20 6,1 178 321 97,6 8 2,4 66 20,1 70 70 1 0 1
245 Depok Jawa-Bali Perkotaan 753 584 169 460 124 78,8 4 37 25 5,4 299 440 95,7 20 4,3 32 7 52 47 2 3 5
246 Cilacap Jawa-Bali Perdesaan 716 484 232 484 0 100 2 25 29 6 324 470 97,1 14 2,9 93 19,2 100 100 0 3 3
247 Purbalingga Jawa-Bali Perdesaan 768 520 248 501 19 96,3 1 4 42 8,4 174 487 97,2 14 2,8 71 14,2 78 78 0 1 1
248 Purworejo Jawa-Bali Perdesaan 472 357 115 350 7 98 1 11 36 10,3 137 343 98 7 2 99 28,3 112 110 0 0 0
249 Boyolali Jawa-Bali Perdesaan 604 408 196 396 12 97,1 0 9 17 4,3 128 378 95,5 18 4,5 53 13,4 59 59 0 1 1
250 Karanganyar Jawa-Bali Perdesaan 647 479 168 479 0 100 0 3 79 16,5 230 461 96,2 18 3,8 102 21,3 145 145 1 0 1
251 Blora Jawa-Bali Perdesaan 435 332 103 332 0 100 1 9 30 9 197 318 95,8 14 4,2 64 19,3 74 74 5 0 5
252 Jepara Jawa-Bali Perdesaan 601 407 194 397 10 97,5 0 23 43 10,8 310 381 96 16 4 76 19,1 92 92 1 0 1
253 Temanggung Jawa-Bali Perdesaan 610 457 153 444 13 97,2 0 9 77 17,3 270 433 97,5 11 2,5 89 20 130 130 4 0 4
254 Pemalang Jawa-Bali Perkotaan 548 406 142 395 11 97,3 1 17 22 5,6 112 380 96,2 15 3,8 70 17,7 75 74 1 1 2
255 Surakarta Jawa-Bali Perkotaan 574 433 141 404 29 93,3 0 19 54 13,4 191 387 95,8 17 4,2 41 10,1 70 70 0 3 3
256 Tegal Jawa-Bali Perkotaan 613 425 188 410 15 96,5 3 13 18 4,4 277 395 96,3 15 3,7 28 6,8 37 36 0 0 0
257 Pacitan Jawa-Bali Perkotaan 443 334 109 325 9 97,3 0 8 30 9,2 139 313 96,3 12 3,7 66 20,3 68 68 0 0 0
258 Ponorogo Jawa-Bali Perdesaan 575 435 140 433 2 99,5 0 9 59 13,6 229 422 97,5 11 2,5 121 27,9 125 124 1 2 3
259 Malang Jawa-Bali Perkotaan 651 460 191 417 43 90,7 0 9 34 8,2 216 399 95,7 18 4,3 35 8,4 60 59 1 1 2
260 Malang Jawa-Bali Perdesaan 704 532 172 500 32 94 2 19 81 16,2 262 485 97 15 3 65 13 119 119 0 0 0
261 Banyuwangi Jawa-Bali Perkotaan 690 500 190 480 20 96 1 8 43 9 192 463 96,5 17 3,5 34 7,1 60 58 0 1 1
262 Probolinggo Jawa-Bali Perdesaan 558 392 166 379 13 96,7 0 12 88 23,2 225 366 96,6 13 3,4 63 16,6 123 123 0 0 0
263 Mojokerto Jawa-Bali Perdesaan 773 556 217 545 11 98 0 12 113 20,7 285 530 97,2 15 2,8 160 29,4 194 193 0 2 2
264 Jombang Jawa-Bali Perkotaan 647 482 165 441 41 91,5 1 12 33 7,5 242 422 95,7 19 4,3 49 11,1 75 75 0 0 0
Riwayat pengobatan
bakteriologis positif
Dalam pengobatan
Non Partisipan
Hasil tersedia
Smear positif
bakteriologis
batuk darah
sebelumnya
Non Eligible
atau pleura
Partisipan
Kawasan
Eligible
Eligible
toraks
%
%
265 Tuban Jawa-Bali Perdesaan 565 429 136 428 1 99,8 1 7 105 24,5 245 406 94,9 22 5,1 145 33,9 177 176 1 4 5
266 Gresik Jawa-Bali Perdesaan 741 575 166 538 37 93,6 1 31 61 11,3 305 521 96,8 17 3,2 79 14,7 108 108 0 0 0
267 Pamekasan Jawa-Bali Perdesaan 633 444 189 428 16 96,4 0 7 49 11,4 259 409 95,6 19 4,4 97 22,7 118 118 0 0 0
268 Mojokerto Jawa-Bali Perkotaan 672 511 161 440 71 86,1 1 9 99 22,5 231 414 94,1 26 5,9 156 35,5 193 192 2 0 2
269 Pandeglang Jawa-Bali Perdesaan 889 518 371 493 25 95,2 1 25 30 6,1 195 468 94,9 25 5,1 90 18,3 99 96 0 1 1
270 Tangerang Jawa-Bali Perkotaan 660 472 188 420 52 89 1 29 38 9 234 411 97,9 9 2,1 64 15,2 76 76 0 1 1
271 Tangerang Jawa-Bali Perkotaan 1.068 738 330 609 129 82,5 3 36 70 11,5 343 593 97,4 16 2,6 109 17,9 131 131 3 3 6
272 Tangerang Selatan Jawa-Bali Perkotaan 679 533 146 437 96 82 0 21 57 13 209 403 92,2 34 7,8 45 10,3 82 80 2 1 3
273 Denpasar Jawa-Bali Perkotaan 686 465 221 161 304 34,6 0 5 6 3,7 92 150 93,2 11 6,8 8 5 13 13 0 0 0
274 Lombok Tengah Lainnya Perdesaan 738 483 255 483 0 100 2 12 54 11,2 376 472 97,7 11 2,3 71 14,7 94 94 3 0 3
275 Sumbawa Lainnya Perdesaan 748 512 236 488 24 95,3 0 11 41 8,4 367 481 98,6 7 1,4 65 13,3 82 82 0 3 3
276 Bima Lainnya Perkotaan 609 414 195 372 42 89,9 1 13 87 23,4 231 360 96,8 12 3,2 95 25,5 127 126 1 2 3
277 Belu Lainnya Perdesaan 577 357 220 336 21 94,1 2 19 113 33,6 244 324 96,4 12 3,6 94 28 135 135 1 2 3
278 Belu Lainnya Perkotaan 576 332 244 305 27 91,9 0 10 73 23,9 208 297 97,4 8 2,6 68 22,3 87 87 2 2 4
279 Manggarai Timur Lainnya Perdesaan 693 424 269 415 9 97,9 1 2 142 34,2 364 402 96,9 13 3,1 76 18,3 160 160 0 2 2
280 Kupang Lainnya Perkotaan 825 523 302 471 52 90,1 0 10 79 16,8 308 454 96,4 17 3,6 113 24 150 150 0 0 0
281 Kapuas Hulu Lainnya Perdesaan 876 613 263 567 46 92,5 0 5 48 8,5 452 543 95,8 24 4,2 77 13,6 91 91 2 0 2
282 Pontianak Lainnya Perkotaan 832 519 313 349 170 67,2 1 6 18 5,2 232 343 98,3 6 1,7 56 16 60 60 0 1 1
283 Kotawaringin Timur Lainnya Perdesaan 550 385 165 385 0 100 0 6 30 7,8 133 370 96,1 15 3,9 18 4,7 44 44 0 1 1
284 Tanah Laut Lainnya Perdesaan 682 481 201 433 48 90 0 5 54 12,5 233 420 97 13 3 19 4,4 66 65 0 0 0
285 Hulu Sungai Tengah Lainnya Perdesaan 1.108 728 380 605 123 83,1 1 5 115 19 385 589 97,4 16 2,6 55 9,1 141 139 4 3 7
286 Banjarmasin Lainnya Perkotaan 889 625 264 482 143 77,1 1 11 51 10,6 276 461 95,6 21 4,4 77 16 92 89 0 2 2
287 Kutai Kartanegara Lainnya Perdesaan 803 517 286 481 36 93 0 7 45 9,4 296 440 91,5 41 8,5 72 15 95 95 1 1 2
288 Balikpapan Lainnya Perkotaan 862 610 252 453 157 74,3 1 5 54 11,9 272 426 94 27 6 49 10,8 80 80 1 4 5
289 Minahasa Lainnya Perkotaan 685 492 193 432 60 87,8 0 12 46 10,6 258 409 94,7 23 5,3 169 39,1 182 182 2 1 3
290 Minahasa Selatan Lainnya Perdesaan 702 510 192 461 49 90,4 1 16 154 33,4 336 448 97,2 13 2,8 113 24,5 192 191 1 1 2
291 Donggala Lainnya Perdesaan 831 514 317 490 24 95,3 1 17 91 18,6 385 456 93,1 34 6,9 80 16,3 131 131 0 1 1
292 Sigi Lainnya Perdesaan 699 450 249 423 27 94 0 10 125 29,6 368 405 95,7 18 4,3 66 15,6 147 147 3 1 4
293 Gowa Lainnya Perdesaan 729 544 185 513 31 94,3 0 19 60 11,7 376 464 90,4 49 9,6 59 11,5 90 89 2 1 3
294 Barru Lainnya Perdesaan 689 409 280 398 11 97,3 0 2 55 13,8 292 382 96 16 4 103 25,9 129 126 0 0 0
Riwayat pengobatan
bakteriologis positif
Dalam pengobatan
Non Partisipan
Hasil tersedia
Smear positif
bakteriologis
batuk darah
sebelumnya
Non Eligible
atau pleura
Partisipan
Kawasan
Eligible
Eligible
toraks
%
%
295 Wajo Lainnya Perdesaan 764 551 213 526 25 95,5 1 15 60 11,4 351 511 97,1 15 2,9 179 34 204 204 1 0 1
296 Tana Toraja Lainnya Perdesaan 853 472 381 433 39 91,7 0 15 112 25,9 341 414 95,6 19 4,4 81 18,7 163 162 0 3 3
297 Makassar Lainnya Perkotaan 571 376 195 306 70 81,4 1 24 34 11,1 223 295 96,4 11 3,6 43 14,1 64 62 1 0 1
298 Palopo Lainnya Perkotaan 762 473 289 410 63 86,7 0 19 46 11,2 241 394 96,1 16 3,9 78 19 116 115 0 0 0
299 Gorontalo Lainnya Perdesaan 1.186 775 411 588 187 75,9 4 28 104 17,7 434 518 88,1 70 11,9 138 23,5 177 177 2 6 8
300 Pohuwato Lainnya Perkotaan 688 458 230 392 66 85,6 3 11 56 14,3 262 375 95,7 17 4,3 70 17,9 100 100 2 2 4
301 Ambon Lainnya Perkotaan 788 522 266 453 69 86,8 1 23 39 8,6 177 425 93,8 28 6,2 116 25,6 122 122 1 2 3
302 Halmahera Selatan Lainnya Perdesaan 739 431 308 395 36 91,6 0 12 46 11,6 182 364 92,2 31 7,8 134 33,9 146 144 0 2 2
303 Keerom Lainnya Perdesaan 822 557 265 475 82 85,3 1 35 131 27,6 328 454 95,6 21 4,4 221 46,5 266 266 1 6 7
304 Jayapura Lainnya Perkotaan 642 442 200 311 131 70,4 0 24 105 33,8 202 296 95,2 15 4,8 86 27,7 157 157 0 2 2
Total 112.350 76.576 35.774 67.944 8.632 88,7 125 2.045 8.552 12,6 41.484 64.338 94,7 3.606 5,3 11.202 16,5 15.446 15.141 165 261 426
PERSIAPAN
UJI COBA LAPANGAN DI LAPAS SALEMBA PELATIHAN TIM LABORATORIUM
TAHAP
P PENGU
UMPULA
AN DATA
PENYEBAR
RAN UNDAN
NGAN KE MASYARAKA
M AT
Nomor urut
Rumah Tangga
SPTB 201
13 - 2014
PENGAMBILAN DAHAK
PERPINDAHAN LOKASI/KLASTER
PENYUSUNAN LAPORAN