SKRIPSI
Oleh
VITA ZULFANI
NIM: 141000662
SKRIPSI
Oleh
VITA ZULFANI
NIM: 141000662
UMUM HAJI MEDAN TAHUN 2018” beserta seluruh isinya adalah benar
karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan
cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam
daftar pustaka. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang
etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian
Vita Zulfani
i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Telah diuji dan dipertahankan
iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Abstrak
Kegiatan rumah sakit menghasilkan berbagai macam limbah yang berupa benda
cair, padat dan gas. Hal ini mempunyai konsistensi perlunya pengelolaan limbah
rumah sakit sebagai bagian dari kegiatan penyehatan lingkungan yang bertujuan
untuk melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan dn resiko
infeski penyakit yang bersumber dari limbah rumah sakit. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengelolaan limbah medis dan non medis, serta
pengetahuan dan sikap, tindakan perawat di RSU Haji Medan. Jenis penelitian ini
adalah penelitian survey deskriptif dengan cara observasi, kuesioner dan
wawancara. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 175 orang perawat, dengan
jumlah sampel sebanyak 44 orang yang diambil melalui metode Simple Random
Sampling. Metode pengumpulan data dilaksanakan dengan pengisian kuesioner
melalui wawancara langsung dengan responden dan pengisian lembar observasi
oleh peneliti. Analisis data dilaksanakan dengan analisisis unvariat yang hasilnya
digambarkan dalam tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian diketahui penilaian
tabel checklist observasi, RSU Haji Medan memperoleh skor sebesar 50% dari
total penilaian 100% dan tidak memenuhi persyaratan karena skor minimum
untuk pengelolaan limbah padat rumah sakit tipe B adalah 75%. Perilaku terhadap
sistem pengelolaan limbah medis dan non medis di rumah sakit pada perawat di
RSU Haji Medan sebagian besar dikategorikan baik yakni sebanyak 34 orang
(77,3%) memiliki pengetahuan baik, 23 orang (52,3%) memiliki sikap baik, dan
36 orang (81,8%) memiliki tindakan yang baik, namun pengelolaan limbah medis
belum memenuhi syarat sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan, sikap
dan tindakan yang baik tidak selalu mencerminkan sistem pengelolaan yang baik
pula. Kepada pihak rumah sakit agar memenuhi secara utuh pelaksanaan
pengelolaan limbah padat medis dan non medis yang meliputi tahap
penampungan, pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan akhir sesuai
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204 tahun 2004.
iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Abstract
Hospital activities produce a variety of waste in the form of liquid, solid and gas.
It has the consistency of a need for hospital waste management as part of the
environmental health activities that aim to protect the public from the dangers of
environmental pollution and the risk of infeski disease sourced from waste home
sick. Type of this research is descriptive research survey by way of observation,
questionnaires and interviews. The population in this research totalled 175 people
nurses, with the number of samples as many as 44 people were taken through
Simple Random Sampling method. The data collection methods implemented by
charging a questionnaire through the interview directly with the respondent and
the charging sheet observations by researchers. Data analysis was carried out
with analisisis unvariat the result described in the frequency distribution table.
Research results known to the assessment table observation checklist, RSU Haji
Field obtained score of 50% of the total assessment 100% and does not meet the
minimum score requirement because for the management of hospital solid waste
type B is 75%. The behavior of the system of managing medical and non medical
wastes in hospitals in nurse in RSU Haji mostly categorized either Field i.e. as
many as 34 people (77.3%) have a good knowledge, 23 people (52.3%) have a
good attitude, and 36 people (81.8%) have a good action, but the management of
medical waste has not been qualified so that it can be concluded that the
knowledge, attitudes and actions which either do not always reflect the
management system that good anyway. To the hospital to meet completely the
implementation of solid waste management in medical and non medical which
includes stage shelter, collection, transport and disposal of end of a decree of the
Minister of health RI No. 1204 of the year 2004.
v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin
Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si., selaku Dekan Fakultas Kesehatan
4. Prof. Dr. Dra. Irnawati Marsaulina, M.S., selaku Dosen Pembimbing yang
5. Ir. Indra Chahaya S, M.Si., selaku Dosen Penguji I yang telah banyak
ini.
vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6. dr. Devi Nuraini Santi, M.Kes., selaku Dosen Penguji II yang telah banyak
ini.
mengikuti pendidikan.
Sumatera Utara khususnya Kak Dian yang telah banyak memberi bantuan
kepada penulis.
9. Seluruh Petugas Limbah dan Perawat di Rumah Sakit Umum Haji Medan
10. Ucapan terima kasih yang tulus penulis tujukan kepada Ayahanda tercinta
Zul Akhyar dan Ibunda tercinta Neng Fatimah yang telah memberikan
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran membangun dari semua pihak
Vita Zulfani
vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Daftar Isi
Halaman
Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 5
Tujuan Penelitian 5
Tujuan Umum 5
Tujuan Khusus 5
Manfaat Penelitian 6
Tinjauan Pustaka 7
Rumah Sakit 7
Sarana Prasarana Rumah Sakit 7
Limbah Medis dan Non Medis 8
Pengertian 8
Jenis Limbah Medis 9
Bahaya Limbah Infeksius dan Benda Tajam 13
Bahaya Limbah Kimia dan Farmasi 14
Bahaya Limbah Radioaktif 14
Pemilahan Limbah Medis 15
Pengelolaan Limbah Medis 17
Dampak Limbah Medis terhadap Kesehatan dan Lingkungan 20
Perawat 21
Peran Perawat dalam Pengelolaan Limbah Medis 21
Perilaku 23
Pengertian 23
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Perilaku 24
Pengetahuan 25
Pengertian 25
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan 25
Tingkatan Pengetahuan 26
viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sikap (Attitude) 27
Pengertian 27
Tingkatan Sikap 28
Pembentukan Sikap 28
Tindakan 29
Tingkatan Tindakan 29
Metode Penelitian 30
Jenis Penelitian 30
Lokasi dan Waktu Penelitian 30
Lokasi 30
Waktu Penelitian 30
Populasi dan Sampel 30
Populasi 30
Sampel 30
Teknik Sampling 30
Variabel dan Definisi Operasional 33
Variabel 33
Definisi Operasional 33
Metode Pengumpulan Data 34
Data Primer 34
Data Sekunder 34
Metode Pengukuran 34
Metode Analisis Data 36
Pengolahan Data 37
Analisis Data 38
Hasil Penelitian 39
Gambaran Umum Lokasi Penelitian 39
Karakteristik Responden 40
Sistem Pengelolaan Limbah Padat Medis di RSU Haji Medan 41
Penampungan dan Pengumpulan 42
Pengangkutan 43
Pemusnahan dan Pembuangan Akhir 44
Sistem Pengelolaan Limbah Padat Non Medis RSU Haji Medan 44
Penampungan dan Pengumpulan 45
Pengangkutan 45
Tempat Pembuangan Sementara dan Pembuangan Akhir 46
Hasil Observasi Pelaksanaan Pengelolaan Limbah Padat Medis dan Non
Medis di RSU Haji Medan 47
Sarana Prasarana Pengelolaan Limbah Medis RSU Haji Medan 49
Pengetahuan Responden tentang Limbah Medis dan Non Medis 50
Sikap Responden tentang Pengelolaan Limbah Medis dan Non Medis 51
Tindakan Responden terhadap Pengelolaan Limbah Medis dan Non Medis 52
ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pembahasan 53
Sistem Pengelolaan Limbah Padat Medis dan Non Medis di RSU Haji
Medan 53
Sistem Pengelolaan Limbah Padat Medis di RSU Haji Medan 53
Sistem Pengelolaan Limbah Non Medis di RSU Haji Medan 56
Hasil Observasi Pelaksanaan Pengelolaan Limbah Padat Medis dan
Non Medis di RSU Haji Medan 59
Sarana Prasarana Pengelolaan Limbah Padat Medis dan Non Medis 61
Perilaku Responden tentang Limbah Medis dan Non Medis di Rumah
Sakit Umum Haji Medan 62
Daftar Pustaka 66
Daftar Lampiran
x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Daftar Tabel
No Judul Halaman
xi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Daftar Gambar
No Judul Halaman
1 Kerangka Konsep 30
xii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Daftar Lampiran
1 Lembar Observasi 68
3 Lembar Kuesioner 73
7 Dokumentasi Penelitian 82
xiii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Daftar Istilah
xiv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Riwayat Hidup
tanggal 21 Agustus 1997. Penulis beragama Islam, anak pertama dari tiga
bersaudara dari pasangan Bapak Zul Akhyar dan Ibu Neng Fatimah.
di SMP Pertiwi Medan tahun 2009-2012, sekolah menengah atas di SMA Negeri
Vita Zulfani
xv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pendahuluan
Latar Belakang
kegiatan rumah sakit berlangsung dua puluh empat jam sehari dan melibatkan
dihasilkan layanan kesehatan (rumah sakit) hampir 80% berupa limbah umum dan
20% berupa limbah bahan berbahaya yang mungkin menular, beracun atau
merupakan limbah infeksius atau limbah jaringan tubuh, limbah benda tajam
sebesar 1%, limbah kimia dan farmasi 3%, dan limbah genotoksik dan radioaktif
sebesar 1%. Negara maju menghasilkan 0,5 kg limbah berbahaya per tempat tidur
limbah medis padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah
berat yang tinggi. Lingkungan rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
pengelolaan limbah sesuai persyaratan dan tata laksana yang telah ditetapkan
untuk melindungi pasien, keluarga pasien dan seluruh tenaga kesehatan yang ada
Berdasarkan hasil assessment tahun 2002, diketahui bahwa baru 49% dari
1.176 rumah sakit (526 rumah sakit pemerintah dan 652 rumah sakit milik swasta)
di 30 provinsi, baru 648 rumah sakit yang memiliki insenerator dan 36% memiliki
antara limbah medis dan limbah non-medis, tetapi dalam masalah pewadahan
sekitar 20,5% yang menggunakan pewadahan khusus dengan warna dan lambang
benda cair, padat dan gas. Hal ini mempunyai konsistensi perlunya pengelolaan
limbah rumah sakit sebagai bagian dari kegiatan penyehatan lingkungan yang
limbah medis padat RSUD Gunungtua yang memenuhi syarat hanya pada kegiatan
medis padat berasal dari ruangan-ruangan yang menghasilkan limbah medis padat
yaitu ruang perawatan, IGD, poli, ruang operasi, ruang bersalin dan ICU. Timbulan
limbah medis padat berkisar 0,07 – 0,175 m³/hari. Seringkali rumah sakit kehilangan
citranya dan berubah fungsinya menjadi tempat yang memberikan kesan tidak teratur,
kotor, tidak nyaman, berbahaya dan sebagainya. Salah satu penyebab yang cukup
berperan dalam menciptakan kondisi rumah sakit yang demikian adalah kurangnya
perhatian terhadap sanitasi rumah sakit tersebut. Kemerosotan mutu lingkungan yang
antara lain Tingginya angka kepadatan vektor penyakit (lalat, tikus, nyamuk, kecoa
dan lain-lain).
antara sampah medis dan non medis (Veronica, 2009). Semua perawat yang
bekerja diruangan menghasilkan limbah medis dan non medis harus bertanggung
pengangkutannya. Perawat juga ikut atas pemilahan limbah medis dan non medis
diruang tempatnya bertugas, karena perawatlah yang bertugas pada ruangan yang
menghasilkan limbah medis. perawat lebih banyak berperan dalam hal melakukan
selang infus, mengganti cairan infus, memasang selang urine, dan perawatan luka
perawat dan petugas lainnya untuk berperilaku dengan baik dan benar dalam
dan sikap ini akan berpengaruh langsung terhadap perilaku yang nyata dalam
Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Medan merupakan salah satu rumah sakit
oleh tenaga kesehatan yang bermutu, baik ditinjau dari pengetahuan, sikap,
perilaku yang disiplin, termasuk pengetahuan dan perilaku tenaga kesehatan yaitu
sakit mengacu pada konsep pengelolaan lingkungan sebagai sebuah sistem dengan
nomor seri ISO 14001 dalam Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit.
Hasil survei yang dilakukan diketahui pengolahan sampah medis dan non
observasi peneliti masih ditemukan kemasan plastik jarum suntik dan kemasan
plastik alat medis lainnya terkadang tidak dibuang sesuai jenis sampahnya,
meskipun tempat sampah telah disediakan sesuai dengan jenis sampah dan bak
sampah telah diberi label sesuai jenis sampah. Jumlah kantong plastik masih
kurang dan hanya tersedia warna kuning dan hitam. Pada pemusnahan limbah
meneliti lebih lanjut mengenai masalah pengelolaan limbah medis dan non medis
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
2. Untuk mengetahui pengelolaan limbah medis dan non medis di RSU Haji
Medan.
3. Untuk mengetahui sarana dan prasarana dalam pengelolaan limbah medis dan
4. Untuk mengetahui perilaku perawat dalam mengelola limbah medis dan non
Manfaat Penelitian
1. Bagi rumah sakit: diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi
sakit tersebut.
dan menambah wawasan yang berguna dalam penerapan ilmu yang sudah
3. Bagi peneliti lain: sebagai bahan referensi yang dapat digunakan oleh peneliti
Tinjauan Pustaka
Rumah Sakit
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat.
berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat
gangguan kesehatan.
Sakit Tahun 2009 Pasal 7 menerangkan bahwa rumah sakit harus memenuhi
keselamatan lingkungan, dan tata ruang, serta sesuai dengan hasil kajian
demografi.
7
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8
evakuasi saat terjadi keadaan darurat; instalasi tata udara; sistem informasi dan
rumah sakit, untuk itu maka prasarana tersebut harus dalam keadaan terpelihara
Chandra (2007), sampah (waste) diartikan sebagai sesuatu yang tidak digunakan,
tidak terpakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari
berbagai jenis buangan yang dihasilkan rumah sakit dan unit-unit pelayanan
bagi manusia, yakni pasien maupun masyarakat, sedangkan menurut Djohan &
Halim (2013) sampah non medis adalah limbah hasil kegiatan rumah sakit di luar
kegiatan medis. Limbah ini bisa berasal dari dapur, perkantoran, taman dan
halaman,serta unit pelayanan. Contohnya: karton, kaleng dan botol, serta sampah
dari ruangan pasien yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya.
secara teknis tidak rumit dan rendah pencemarannya bila dibandingkan dengan
insinerator. Banyak jenis sampah yang secara kimia berbahaya, termasuk obat-
tidak sesuai diinsinerasi. Beberapa, seperti merkuri harus dihilangkan dengan cara
2009).
Jenis limbah medis. Secara umum, jenis sampah dapat dibagi 2, yaitu
sampah organik (biasa disebut sebagai sampah basah) dan sampah anorganik
(sampah kering). Sampah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup,
seperti daun-daunan, sampah dapur, dan lain-lain. Sampah jenis ini dapat
seperti kertas, plastik, kaleng, dan lain-lain. Sampah jenis ini tidak dapat
merupakan sampah basah, yaitu mencakup 60-70% dari total volume sampah.
Selain itu, terdapat jenis sampah atau limbah dari alat-alat pemeliharaan
berupa bahan kimia berbahaya, seperti obat-obatan, yang dihasilkan oleh fasilitas-
medis hampir serupa dengan sampah domestik atau sampah kota pada umumnya.
Sementara sampah hasil proses industri biasanya tidak terlalu banyak variasinya
seperti sampah domestik atau medis, tetapi kebanyakan merupakan sampah yang
farmasi atau yang sejenisnya serta limbah yang dihasilkan rumah sakit pada saat
yang ditimbulkannya limbah klinis dapat digolongkan dalam limbah benda tajam,
infeksius, jaringan tubuh, citotoksik, farmasi, kimia, radio aktif dan limbah plastik
(Fauziah, 2005).
Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi,
ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit,
gelas, pisau bedah. Selain itu meliputi benda-benda tajam yang terbuang yang
tersebut harus anti bocor, anti tusuk dan tidak mudah untuk dibuka sehingga
2. Limbah infeksius
Pengelolaan limbah yang sangat infeksius seperti biakan dan persediaan agen
basah seperti dalam autoclave sedini mungkin. Untuk limbah infeksius yang
placenta, darah dan cairan tubuh lain yang dibuang saat pembedahan dan
incinerator.
4. Limbah sitotoksik
5. Limbah farmasi
sudah tidak dipakai lagi karena tidak diperlukan dan limbah hasil produksi
obat-obatan.
sanitary landfill, dibuang ke sarana air limbah atau insinerasi. Tetapi dalam
6. Limbah kimia
yang berasal dari penggunaan medis atau riset radionucleida. Asal limbah ini
Pengelolaan limbah radioaktif harus dilakukan oleh tenaga yang terlatih yang
8. Limbah plastik
Limbah plastik adalah bahan plastik yang dibuang oleh klinik, rumah sakit
terbuat dari plastik dan juga pelapis peralatan dan perlengkapan medis (Ditjen
PP, 2011).
Pengelolaan sampah plastik harus dilihat dari jenis sampah, apakah sampah
3. Melalui pernafasan
4. Melalui ingesti, contoh infeksi akibat terpajan limbah infeksius adalah infeksi
saluran pernafasan melalui sekret yang terhirup atau air liur dan lain – lain.
Benda akibat tajam tidak hanya dapat menyebabkan luka gores maupun luka
tertusuk tetapi juga dapat menginfeksi luka jika benda itu terkontaminasi
patogen. Karena resiko ganda inilah (cedera dan penularan penyakit), benda
maupun kronis dan cedera termasuk luka bakar. Intosikasi dapat terjadi akibat
diabsorbsinya zat kimia atau bahan farmasi melalui kulit atau membaran mukosa,
atau melalui pernafasan atau pencernaan. Zat kimia yang mudah terbakar, korosif
radioaktif bergantung pada jenis dan intensitas pajanan. Kesakitan yang muncul
dapat berupa sakit kepala, pusing, dan muntah sampai masalah lain yang lebih
serius. Karena limbah radioaktif bersifat genotoksik, maka efeknya juga dapat
mengenai materi genetik. Bahaya yang mungkin timbul dengan aktifitas rendah
mungkin terjadi karena kontaminasi permukaan luar container atau karena cara
serta durasi penyimpanan limbah tidak layak. Tenaga layanan kesehatan atau
lingkungan rumah sakit, upaya yang dapat dilakukan dalam pemilahan limbah
2. Limbah yang akan dimanfaatkan kembali harus dipisahkan dari limbah yang
bocor, anti tusuk dan tidak mudah untuk dibuka sehingga orang yang tidak
kembali.
5. Limbah medis padat yang akan dimanfaatkan kembali harus melalui proses
Apabila rumah sakit tidak mempunyai jarum yang sekali pakai (disposable),
8. Daur ulang tidak bisa dilakukan oleh rumah sakit kecuali untuk pemulihan
Tabel 1
Jenis Wadah dan Label Limbah Medis Padat Sesuai Kategorinya
Kategori Warna Lambang Keterangan
Kontainer/Plas
tik
Radioaktif Merah Kantong boks timbal
dengan simbol
radioaktif
dan pemberian label yang jelas dari berbagai jenis limbah untuk mengurangi
memudahkan mengenal berbagai jenis limbah yang akan dibuang dengan cara
2. Pengumpulan (Penampungan)
aman, dan higienis. Sampah harus dikumpulkan setiap hari (sesuai yang
plastik harus diganti segera dengan kantong plastik baru dari jenis yang sama
a. Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan
tangan
c. Terdapat minimal 1 (satu) buah untuk setiap kamar atau setiap radius 10
e. Kantong plastik diangkat setiap hari atau kurang dari sehari bila 2/3
3. Pemisahan limbah
berwarna yaitu kantong warna hitam untuk limbah domestik atau limbah
rumah tangga biasa, kantong kuning untuk semua jenis limbah yang akan
dibakar (limbah infeksius), kuning dengan strip hitam untuk jenis limbah
yang sebaiknya dibakar tetapi bisa juga dibuang ke sanitary landfill bila
menggunakan alat pelindung diri yang terdiri dari topi/ helm, masker, pelindung
mata, pakaian panjang, apron untuk industri, sepatu boot, serta sarung tangan
khusus. Dampak limbah rumah sakit terhadap lingkungan dan kesehatan dapat
Ini berupa warna yang berasal dari sedimen, larutan, bau phenol, eutrofikasi
Ini dapat disebabkan oleh virus, senyawa nitrat, bahan kimia, pestisida, logam
kimia, pestisida, serta logam seperti Hg, Pb, dan Cd yang berasal dari bagian
kedokteran gigi.
Perawat
Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix yang
berarti merawat atau memelihara. Perawat adalah seseorang yang berperan dalam
integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat
kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang
dan mengetahui bahwa ancaman lingkungan alam berasal dari limbah rumah
sakit. ICN percaya bahwa setiap perawat memiliki tugas untuk mengurangi
ataupun menghilangkan efek negatif dari hasil lingkungan limbah medis. ICN
mendukung upaya untuk mengurangi dampak bahaya dari limbah medis, meliputi:
ramah lingkungan.
mengambil keputusan.
Perilaku
stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku itu terjadi melalui proses
Faktor lingkungan inilah yang paling besar menentukan status kesehatan. Kedua
kompoten dan siap siaga dalam melayani masyarakat. Ketersediaan tenaga dan
tempat pelayanan yang memadai. Faktor ketiga adalah faktor perilaku dalam hal
ini faktor yang paling berpengaruh adalah faktor pemahaman dan tingkat
dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor perilaku (behaviour causes) dan
motivasi, nilai-nilai, sifat keperibadian, dan sikap berinteraksi satu sama lain
Pengetahuan
diketahui oleh manusia atau hasil pekerjaan manusia menjadi tahu dan sebagian
1. Pendidikan
terhadap suatu hal agar seseorang dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri
menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang
dimilikinya.
2. Pekerjaan
3. Umur
aspek psikis dan psikologi. Pada aspek psikologis dan mental taraf berfikir
4. Minat
sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal
5. Pengalaman
akan timbul kesan yang membekas dalam emosi sehingga menimbulkan sikap
positif.
1. Tahu (know)
sebelumnya terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
2. Memahami (comprehension)
secara benar.
3. Aplikasi (application)
4. Analisis (analysis)
5. Sintesis (synthesis)
6. Evaluasi (evaluation)
Sikap (Attitude)
tertutup terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2007). Azwar (2010)
menyatakan sikap adalah suatu pola perilaku tendensi atau kesiapan antisipatif,
predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial atau secara sederhana,
sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang
paling tinggi.
1. Pengalaman pribadi. Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut
2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting. Orang lain di sekitar kita
merupakan salah satu komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita.
kepercayaan orang.
individu.
Tindakan
mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata, maka diperlukan faktor
erat antara sikap dan tindakan, sikap merupakan pandangan atau perasaan yang
1. Persepsi ( perception )
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan
3. Mekanisme ( mechanism )
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis
atau sesuatu itu merupakan kebiasaan, maka ini sudah mencapai praktek tingkat
tiga.
4. Adopsi ( adoption )
Adopsi adalah tindakan yang sudah berkembang dengan baik yang berarti
Kerangka Konsep
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
limbah medis dan non medis, serta pengetahuan dan sikap, tindakan perawat di
bahwa dalam pengelolaan limbah masih mempunyai kendala dan dan belum
pernah ada penelitian sejenis yang dilakukan di rumah sakit tersebut, selain itu
2018.
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2008). Populasi penelitian ini
adalah seluruh perawat pelaksana di ruang rawat inap di RSU Haji Medan
dari karakteristik yang dimiliki populasi. Bila populasi lebih dari 100, maka
30
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
31
pengambilan sampel dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25% (Arikunto,2006).
Maka peneliti mengambil 25% dari 175 orang sehingga jumlah sampel dalam
bahwa jumlah populasi penelitian dan hasil sampel adalah sama yaitu 44 perawat,
maka peneliti mengambil teknik sampel simple random sampling. Teknik sampel
Keterangan :
Tabel 2
Distribusi Responden Tiap Ruangan
Ruangan Jumlah Anggota Jumlah Sampel
Poliklinik 16 16
44 = 4
175
ICU 20 20
44 = 5
175
An-Nisa 15 15
44 = 3
175
Ar-Rjial 10 10
44 = 2
175
Al-Ihsan 16 16
44 = 4
175
(Bersambung)
Tabel 2
Distribusi Responden Tiap Ruangan
Ruangan Jumlah Anggota Jumlah Sampel
Al-Ikhlas 17 17
44 = 4
175
Ibnu Sina 16 16
44 = 4
175
Fitrah 11 11
44 = 2
175
Jabal Nur 17 17
44 = 4
175
H. Ismail Anak 25 25
44 = 6
175
Pav. Shafa 15 15
44 = 3
175
Pav. Marwa 15 15
44 = 3
175
Jumlah 175 44
Kriteria sampel. Kriteria sampel dapat dibedakan menjadi dua yaitu inklusi
populasi target yang terjangkau yang akan diteliti. Pertimbangan ilmiah harus
memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab. Kriteria eksklusi
adalah:
a. Kepala ruang.
terikat dalam hal ini adalah sistem pengelolaan limbah padat, sarana
bebas dalam hal ini adalah pengelolaan limbah medis dan non medis dengan
kriteria memenuhi syarat atau tidak sesuai Kepmenkes RI No. 1204 tahun
sebagai berikut:
1. Limbah medis adalah berbagai jenis buangan yang dihasilkan rumah sakit dan
2. Limbah non medis adalah limbah hasil kegiatan rumah sakit di luar kegiatan
medis.
3. Pengelolaan limbah medis adalah proses limbah medis yang dihasilkan dari
unit atau ruangan pelayanan medis ditampung dan dipisahkan limbah medis
dibuang/dimusnahkan.
4. Sarana dan Prasarana adalah peralatan dan bahan yang menunjang atau
dari luar).
terhadap variabel penelitian tentang pengetahuan sikap dan tindakan serta lembar
observasional untuk menilai pengelolaan limbah medis dan non medis di RSU
Haji Medan.
Data sekunder. Dalam penelitian ini data sekunder dipeoleh dari profil
ketenagakerjaan keperawatan dan data yang telah ada pada rumah sakit yaitu
berupa data jumlah ruangan dan lain lain yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
Metode Pengukuran
perawat tentang pengelolaan sampah medis dan non medis terhadap kesehatan
yang diukur dengan 10 pertanyaan dengan total tertinggi dari hasil pertanyaan
kuesioner yang telah diberi bobot dimana nilai tertinggi adalah 2 dengan kriteria
jawaban:
Jawaban baik 2
Jawaban sedang 1
Jawaban kurang 0
jawaban yang memiliki sifat mulai dari hal yang positif sampai negative yang
berisikan jawaban Setuju, Tidak setuju, dan Sangat Tidak Setuju. Untuk sikap
positif dengan jumlah pertanyaan 10 yang memiliki nilai tertinggi 30 dan terendah
0.
Jawaban setuju 2
Untuk penilaian sikap negatif responden juga didasarkan pada 4 (empat) pilihan
Jawaban setuju 1
dilakukan responden terhadap pengelolaan sampah medis dan non medis dengan
memiliki 10 pertanyan dan memiliki total skor paling tinggi 20 dan yang paling
rendah 0.
Jawaban iya 2
Jawaban kadang-kadang 1
observasi penelitian sistem pengelolaan limbah padat dengan jumlah checklist ada
7 item dengan total skor = 100, yang diperoleh dari jumlah skor setiap item
dengan nilai skor yang berbeda sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI
medis rumah sakit tipe B, memenuhi syarat jika total skor > 75% dan tidak
berikut :
1. Editing
Editing adalah memeriksa data yang telah terkumpulkan sesuai dengan hasil
kurang lengkap dalam pengisian data untuk responden (Arikunto, 2006). Data
2. Coding
Data yang telah diisi oleh responden diberi kode dengan cara pemberian kode
data pengetahuan dan perilaku. Contoh coding data adalah pengetahuan baik
diberi kode 3.
3. Scoring
Tahap pensekoran data. Data yang diberi nilai adalah nilai skor dari kuesioner
4. Entry
Solution).
5. Tabulating
dan selanjutnya untuk pengolahan data atau analisis. Data penelitian yang
penelitian. Pada hasil ini menghasilkan distribusi dan presentase tiap variabel.
Hasil Penelitian
Panitia Pembangunan Rumah Sakit Haji Medan dan akhirnya diletakkan batu
pertama pembangunan Rumah Sakit Haji Medan oleh Bapak Menteri Agama
Sumatera Utara pada tanggal 11 Maret 1991. Pada tanggal 4 Juni 1992, Bapak
Rumah Sakit Umum Haji Medan merupakan salah satu Rumah Sakit
Pemerintah yang terletak di Jl. RS Haji Medan Estate, Medan, Sumatera Utara,
yang mempunyai luas tanah 60.000 m², luas bangunan 13.099 m² dan merupakan
Visi :
Rumah Sakit Unggulan dan Pusat Rujukan dengan Pelayanan Bernuansa Islami,
Misi :
39
2. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana Rumah sakit Haji Medan sesuai
keselamatan.
Layanan Umum.
Karakteristik Responden
Tabel 3
Distribusi Proporsi Responden berdasarkan Umur
Usia Frekuensi Persentase (%)
20-24 tahun 11 25%
25-29 tahun 11 25%
30-34 tahun 16 36,4%
≥ 35 tahun 6 13,6%
Total 44 100%
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa usia responden terbanyak adalah
30-34 tahun sebanyak 16 orang (36,4%), diikuti usia 20- 24 tahun sebanyak 11
orang (25%) , usia 25-29 tahun sebanyak 11 orang (25%) dan paling sedikit
Tabel 4
Distribusi Proporsi Responden berdasarkan Jenis Kelamin.
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Laki-laki 5 11,4%
Perempuan 39 88,6%
Total 44 100%
(88,6%), dan paling sedikit responden dengan jenis kelamin laki-laki yaitu 5
orang (11,4%).
Tabel 5
Distribusi Proporsi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan.
Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
D-III Keperawatan 19 43,2%
D-III Kebidanan 22 50,0%
S-1 Ners 3 6,8%
Total 44 100%
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa tingkat pendidikan responden
Keperawatan sebanyak 19 orang (43,2%) dan paling sedikit yaitu S-1 Ners
Tabel 6
Distribusi Proporsi Responden berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja Frekuensi Persentase (%)
0-4 tahun 14 31,8%
5-8 tahun 15 34,1%
9-12 tahun 10 22,7%
≥ 13 tahun 5 11,4%
Total 44 100%
adalah 5-8 tahun sebanyak 15 orang (34,1%), diikuti 0-4 tahun sebanyak 14 orang
(31,8%), lalu 9-12 tahun sebanyak 10 orang (22,7%) dan paling sedikit yaitu ≥ 13
padat medis yaitu: ruang rawat inap kelas III dan kelas II, ruang farmasi, dan
Tabel 7
Penampungan dan Pengumpulan Limbah Padat Medis
Keterangan
ITEM
Ya Tidak
Tempat sampah limbah medis dan non medis terpisah √
Tempat sampah limbah medis memakai tutup √
Tempat sampah limbah medis kedap air √
Tempat sampah limbah medis tahan karat √
Tempat sampah limbah medis anti tusuk √
Tempat sampah limbah infeksius dan sitotoksis didesinfeksi √
setelah dikosongkan
Tempat penampungan/kantong plastik limbah sangat
√
infeksius berwarna kuning
Tampungan limbah infeksius, patologi dan anatomi
√
menggunakan plastiik berwarna kuning
Tampungan sampah sitotoksis menggunakan plastik
√
berwarna ungu
Tampungan sampah limbah kimia dan farmasi menggunakan
√
plastik berwarna coklat
Tampungan limbah domestik dilapisi plastik berwarna hitam √
Plastik tampungan sampah berlogo sesuai kategori sampah √
medis yaitu ruang rawat inap kelas III dan dan kelas II, tempat sampahnya
farmasi dilapisi plastik berwarna kuning, tidak sesuai yang sebagaimana mestinya
dilapisi plastik berwarna coklat. Setiap ruangan tempat sampah telah diberi label
tersebut memiliki tutup, tahan karat, anti tusuk dan kedap air.
Tabel 8
Pengangkutan Limbah Padat Medis
ITEM Keterangan
Ya Tidak
Trolley pengumpulan limbah padat medis dan non medis
√
dipisahkan
Trolley pengangkut limbah padat medis yang digunakan
√
dalam keadaan baik dan tidak bocor
Trolley pengangkut limbah padat medis yang digunakan
√
kedap air
Trolley pengangkut limbah padat medis yang digunakan
√
memiliki tutup
Trolley pengangkut limbah padat medis yang digunakan
√
mudah dibersihkan dan dikosongkan
Trolley pengangkut limbah padat pakiran/halaman berbeda
√
dengan limbah padat ruangan
Trolley pengangkut limbah padat medis diberi tanda/logo √
Terdapat jalur khusus pengangkut limbah √
Limbah padat medis dibuang ke tempat pembuangan
√
sementara (TPS)
oleh petugas kebersihan rumah sakit. Limbah padat medis dikumpulkan kemudian
diangkut beserta kantong plastik yang diikat terlebih dahulu lalu di angkut ke TPS
padat yang tertutup. Trolley yang digunakan untuk mengangkut limbah padat
medis dan non medis dipisah. Kondisi trolley dalam keadaan baik, tidak
Frekuensi pengangkutan limbah padat medis yaitu 3 kali sehari yaitu pagi
hari jam 08.30 WIB, siang hari jam 14.30 WIB, dan malam hari pukul 19.00 WIB,
yang mengangkut limbah padat medis dari semua ruangan. Namun khusus
penuh karena darah dan sisa jaringan tubuh akan disimpan dulu untuk keperluan
yang mendatang misalnya untuk diperiksa kembali atau penelitian dokter. Jalur
yang digunakan untuk mengangkut limbah di RSU Haji Medan sama dengan jalur
umum atau jalur biasa yang digunakan untuk pasien pengunjung dan lain-lain,
Tabel 9
Pemusnahan dan Pembuangan Akhir Limbah Padat Medis
Keterangan
ITEM
Ya Tidak
Rumah Sakit memiliki Insenerator √
Limbah padat medis dibakar di Insenerator √
Pemusnahan limbah infeksius, sitotoksis dan farmasi dengan
√
Insenerator (suhu 1000°C)
Pemusnahan limbah >24 jam √
RSU Haji Medan memilki insenerator tetapi status keterangan belum dapat
izin dikarenakan ada beberapa berkas berkas yang belum memenuhi syarat
sehingga belum ada perizinan oleh pihak yang berwenang. Kondisi mesin
insenerator masih bagus dan belum pernah dipakai sama sekali untuk pembakaran
limbah padat medis atau B3. Untuk pembuangan akhir limbah padat medis yang
padat medis dikumpulkan di TPS tersebut lalu diangkut oleh truk pengangkut
non medis yaitu: ruang rawat inap dan ruang instalasi gizi.
tahun 2004, pada proses penampungan dan pengumpulan limbah padat non medis
Tabel 10
Penampungan dan Pengumpulan Limbah Padat Non Medis
ITEM Keterangan
Ya Tidak
Dilakukan pemisahan limbah padat non medis kering dan
√
basah
Tempat sampah terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan,
√
dan tahan karat
Tempat sampah mempunyai tutup yang mudah dibuka dan
√
ditutup tanpa mengotori tangan
Tampungan limbah padat non medis dilapisi plastik
√
berwarna hitam
Plastik tampungan sampah memiliki keterangan domestik
√
berwarna putih
Limbah padat non medis tidak dibiarkan melebihi 3x24 jam √
melakukan pemisahan sampah kering dan sampah basah tetapi tidak pada ruang
rawat inap. Tahapan penampungan limbah padat non medis dilakukan oleh
petugas kebersihan rumah sakit. Tempat sampah di beberapa ruangan rawat inap
rusak, dan tempat sampah dilapisi plastik bewarna hitam, tahan karat, cukup
ringan dan kedap air. Pengumpulan sampah dilakukan 3 kali sehari yaitu pada
pagi hari jam 08.30 WIB, siang hari jam 14.30 WIB, dan malam hari jam 19.00
WIB.
Tabel 11
Pengangkutan Limbah Padat Non Medis
Keterangan
ITEM
Ya Tidak
Limbah padat non medis tidak dibiarkan melebihi 3x24 jam √
Kantong plastik diangkat setiap hari atau kurang sehari jika
√
2/3 bagian telah terisi
Trolley pengangkut limbah padat non medis yang digunakan
√
dalam keadaan baik dan tidak bocor
Trolley pengangkut limbah padat non medis yang digunakan
√
kedap air
Trolley pengangkut limbah padat non medis yang digunakan
√
memiliki tutup
Trolley pengangkut limbah padat non medis yang digunakan
√
mudah dibersihkan dan dikosongkan
Trolley pengangkut limbah padat non medis diberi
√
tanda/logo
Limbah padat non medis dibuang ke tempat pembuangan
√
sementara (TPS)
limbah padat non medis dikumpulkan kemudian diangkut beserta kantong plastik
yang diikat terlebih dahulu secara terpisah lalu di angkut ke TPS (Tempat
Trolley yang digunakan untuk mengangkut limbah padat medis dan non medis
dipisah. Kondisi trolley dalam keadaan baik tetapi terbuka dan tidak memiliki
limbah padat non medis di ruang instalasi gizi dilakukan setiap 3 kali sehari yaitu
pagi hari jam 08.30 WIB, siang hari jam 14.30 WIB dan malam hari jam 19.00
WIB.
Kepmenkes RI No. 1204 tahun 2004, pada proses pembuangan akhir terdapat 4
Tabel 12
Tempat Pembuangan Sementara dan Pembuangan Akhir Limbah Padat Non
Medis
Keterangan
ITEM
Ya Tidak
Tempat pembuangan sementara sampah harus kedap air,
√
tertutup dan mudah dibersihkan
Terletak pada lokasi yang mudah dijangkau kendaraan
√
pengangkut limbah
Limbah padat non medis dibuang ke TPA1 kali/hari √
Limbah padat non medis dibuang ke TPA yang ditetapkan
√
PEMDA
Berdasarkan hasil observasi, limbah padat non medis yang berasal dari
instalasi gizi atau ruang rawat inap dibuang ke TPS (Tempat Penampungan
Sementara) yang berada di belakang gedung rumah sakit. Limbah padat medis dan
non medis dikumpulkan di TPS tersebut lalu diangkut oleh truk pengangkut
sampah dari pihak ketiga. Limbah padat non medis yang berada di TPS diangkut
non medis di RSU Haji Medan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 13
Hasil Observasi Pelaksanaan Pengelolaan Limbah Padat di RSU Haji Medan
Skor
Variabel pengelolaan Limbah Padat (bobot 10) Bobot Nilai (%) Ket
Skor maksimal 100 bobot
x nilai
Tempat limbah kuat,tahan karat,kedap air, 10 20 200 MS
dengan penutup dan kantong plastik dengan
warna dan lambang sesuai pedoman
(Bersambung)
Tabel 13
Hasil Observasi Pelaksanaan Pengelolaan Limbah Padat di RSU Haji Medan
Skor
Variabel pengelolaan Limbah Padat (bobot 10) (%)
Skor maksimal 100 Bobot Nilai bobot Ket
x nilai
Keterangan :
MS : Memenuhi Syarat
terbuat dari bahan yang kedap air, tertutup, dan tidak korosif sudah memenuhi
syarat dengan skor 200, alat angkut langsung didesinfeksi setelah mengangkut
limbah padat medis dan dipisahkan dari limbah padat domestik tidak memenuhi
memenuhi syarat dengan skor 50, pemusnahan limbah padat infeksius, sitotoksis,
dan farmasi dengan insenerator (suhu >1000°C) atau khusus untuk sampah
dibuang ke landfill belum memenuhi syarat dengan skor 0, bagi rumah sakit yang
tidak ada insenerator, melakukan kerjasama moU dengan rumah sakit lain sudah
memenuhi syarat dengan skor 200. Pembuangan akhir limbah domestik dibuang
syarat dengan skor 50, penangangan sampah radioaktif ditangani sesuai peraturan
yang berlaku tidak memenuhi syarat dengan skor 0. Total penilaian secara
memisahkan antara limbah medis dan non medis, safety box (tempat menyimpan
insenerator, selain itu juga sarana pembuangan akhir dan pemusnahan di Rumah
Sakit Umum Haji Medan. Berikut tabel sarana dan prasarana pengolahan limbah
medis dan non medis di Rumah Sakit Umum Haji Medan berdasarkan hasil
observasi peneliti:
Tabel 14
Sarana Prasarana Pengelolaan Limbah Medis
Jenis Sarana dan Prasarana Status Keterangan
Insenerator Ada Tidak berizin
Kantong Plastik Ada Warna kantong
plastik untuk tiap
jenis limbah belum
ada
Tempat Sampah Ada Jumlahnya cukup
memadai
Penampungan Sampah Radioaktif Tidak ada
Safety Box Ada
RSU Haji Medan sudah memiliki insinerator namun belum memiliki izin
itu RSU Haji masih memperbantukan pihak ketiga untuk pengolahan limbah tahap
akhir. Selain itu masih belum ada tempat penampungan sampah radio aktif
sampah medis radio aktif sudah berkurang akan tetapi masih bergabung dengan
sampah medis lainnya baik saat penampungan sementara maupun pada saat
pembuangan akhir.
ruangan dan ketersediaan safety box (tempat untuk menyimpan limbah benda
tajam seperti jarum suntik) untuk tempat menyimpan limbah medis berupa benda
responden terhadap pengelolaan limbah medis dan non medis di Rumah Sakit
Tabel 15
Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang Pengelolaan
Limbah Medis dan Non Medis di RSU Haji Medan
Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
Baik 34 77,3%
Sedang 10 22,7%
Kurang 0 0%
Total 44 100%
memiliki pengetahuan yang berbeda tentang pengelolaan limbah medis dan non
Tabel 16
Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Sikap tentang Pengelolaan Limbah
Medis dan Non Medis di RSU Haji Medan
Sikap Frekuensi Persentase (%)
Baik 23 52,3%
Sedang 21 47,7%
Kurang 0 0%
Total 44 100%
memiliki sikap yang berbeda tentang pengelolaan limbah medis dan non medis.
baik, 21 orang (47,7%) responden dengan sikap sedang dan tidak ada responden
Tabel 17
Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Tindakan terhadap Pengelolaan
Limbah Medis dan Non Medis di RSU Haji Medan
Tindakan Frekuensi Persentase (%)
Baik 36 81,8%
Sedang 8 18,2%
Kurang 0 0%
Total 44 100%
memiliki tindakan yang berbeda tentang pengelolaan limbah medis dan non
baik, 8 orang (18,2%) responden dengan tindakan sedang dan tidak ada responden
Pembahasan
Sistem Pengelolaan Limbah Padat Medis dan Non Medis di RSU Haji Medan
Kesehatan RI No. 1204 tahun 2004. Rumah Sakit Umum Haji Medan hanya
akhir. Seperti yang dibahas di buku Pedoman Sanitasi Rumah sakit di Indonesia
pada lima ruangan yang menghasilkan limbah padat medis yaitu: ruang rawat inap
kelas III dan kelas II, ruang bedah, ruang farmasi, dan ruang laboratorium dengan
alasan ruangan tersebut merupakan unit penghasil limbah padat medis dengan
ruangan penghasil limbah padat medis yang menjadi objek penelitian, proses
penampungan limbah padat medis dilakukan oleh petugas medis. Pada tahap ini
penampungan dan pemilahan limbah padat medis. Hal ini dikarenakan jenis
tempat sampah yang disediakan untuk tiap ruangan penghasil limbah padat medis
RI yaitu tempat sampah dilapisi plastik berwarna kuning, terkadang tidak dilapisi
plastik sama sekali. Pada ruangan penghasil limbah kimia dan farmasi seperti
pada ruangan farmasi tempat sampah yang digunakan tidak dilapisi plastik
53
berwarna coklat. Tempat sampah yang diberi label limbah patologis hanya
beberapa tempat sampah pada ruangan inap kelas III, II dan laboratorium. Kondisi
masing-masing tempat sampah pada ruangan tersebut kedap air dan anti tusuk.
medis dan non medis rumah sakit harus menggunakan tempat yang kuat, anti
bocor, anti tusuk dan tidak mudah untuk dibuka sehingga orang lain tidak dapat
membukanya.
wadah sesuai kategori limbah padat yang dihasilkan yaitu untuk limbah radioaktif
plastik berwarna ungu dan untuk limbah kimia dan farmasi menggunakan wadah
penghasil limbah padat medis rumah sakit merupakan tanggung jawab perawat
yang berada di ruangan tersebut. Tahap pengumpulan limbah padat ini adalah
yang paling sulit dan rumit dari segi pengelolaan limbah karena berhubungan
langsung dengan sumber daya manusia yaitu tenaga pegawai perawat rumah sakit
dokter umum dan spesialis, perawat dan tenaga apoteker. Tetapi bila pada tahap
ini dilakukan sesuai dengan pedoman pelaksanaan sanitasi rumah sakit maka pada
orang petugas kebersihan rumah sakit yang mengangukut dari semua ruangan
kecuali ruang laboratorium dan ruang radiologi. Ruang laboratorium dan ruang
pengangkutan. Limbah padat medis dan non medis yang telah dikumpulkan dan
dipilah kemudian diangkut beserta kantong plastik dan diikat terlebih dahulu lalu
kali sehari yaitu pagi hari jam 09.30 WIB, siang hari jam 14.30 WIB dan malam
hari pukul 19.00 WIB yang mengangkut limbah dari semua ruangan. Pada saat
pengangkutan sampah menuju TPS, kantong plastik dalam kondisi terikat dengan
baik sehingga tidak menimbulkan ceceran sampah dan troli yang digunakan dalam
ceceran limbah. Hal ini sejalan dengan penelitian Paramita (2007), yaitu seperti
halnya Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto pengangkutan rata–
rata dilakukan 1 kali dalam sehari pada pagi, atau sore hari dari tiap unit. Alat
pengangkutan limbah padat medis seperti halnya limbah medis, yaitu dengan troli,
pengangkutannya menunggu limbah padat medis sampai penuh karena darah dan
sisa jaringan tubuh dimasukkan ke dalam toples dan setelah semua terkumpul
akan dikuburkan oleh petugas limbah. Jalur yang digunakan untuk mengangkut
limbah padat medis di RSU Haji Medan sama dengan jalur umum atau jalur biasa
yang digunakan untuk pasien, pengunjung dan lain-lain. Untuk itu perlu
medis diusahakan agar bahan yang berbahaya tidak mencemari jalan yang
berbeda dengan jalur jalan yang dilalui pengunjung dalam rumah sakit, jenis dan
jumlah sampah serta jumlah tenaga dan sarana yang tersedia. (Depkes RI, 2004).
memusnahkan limbah padat medis. RSU Haji Medan memilki insenerator tetapi
berkas yang belum memenuhi syarat. Lokasi insenerator ini terletak di belakang
rumah sakit. Insenerator tersebut dibangun pada tahun 2005. Karena insenarator
tidak dapat dioperasikan maka untuk dapat mengatasi masalah pada tahap ini RSU
Haji Medan melakukan pengelolaan limbah padat medis dan non medis dengan
TPS limbah medis dalam keadaan baik, tidak ada lalat dan jauh dari pengunjung
maupun pasien. Setelah dari TPS lalu di angkut oleh petugas kebersihan dari
Sistem pengelolaan limbah non medis RSU Haji Medan. Rumah Sakit
RI No. 1204 tahun 2004 dan masih terdapat kekurangan dalam proses pelaksanaan
pengelolaan limbah padat non medis. Kekurangan yang terdapat pada RSU Haji
“Domestik” berwarna putih di plastik warna hitam, lalu kekurangan pada proses
pengangkutan yaitu jalur pengangkutan sama dengan jalur umum dan pada
ruang rawat inap dan instalasi gizi RSU Haji Medan belum memenuhi persyaratan
Menteri Kesehatan RI No. 1204 tahun 2004. Hal ini dikarenakan ada beberapa
ruangan, tempat sampah yang digunakan tidak memenuhi syarat yaitu plastik
terkadang tempat sampah tidak dilapisi plastik berwarna hitam, kondisi fisik
tempat sampah kedap air dan memiliki tutup. Jumlah tempat sampah non medis
wadah sesuai kategori sampah yang dihasilkan yaitu untuk limbah domestik
menggunakan wadah yang dilapisi plastik berwarna hitam dan diberi keterangan
oleh petugas kebersihan rumah sakit. Limbah padat non medis yang berasal dari
dari ruangan rawat inap dan instalasi gizi dikumpulkan dan diikat menggunakan
tali lalu dikumpulkan pada troli pengangkut limbah padat non medis yang terletak
di belakang gedung rumah sakit. Pada ruangan instalasi gizi, ada pemisahan
antara sampah basah dan kering, sehingga sampah basah dan kering tidak
bercampur.
rumah sakit. Limbah padat medis dan non medis yang telah dikumpulkan dan
dipilah kemudian diangkut beserta kantong plastik dan diikat terlebih dahulu lalu
pengangkut limbah yang terbuka. Troli yang digunakan untuk mengangkut limbah
diberi tanda/logo. Frekuensi pengangkutan limbah padat non medis adalah lebih
dari 2 kali sehari yaitu 3 kali sehari yaitu pagi hari jam 08.30 WIB, siang hari jam
sampah di setiap unit dan diangkut ke TPS. Jalur yang digunakan untuk
mengangkut sampah menuju TPS merupakan jalur yang sama yang digunakan
oleh pengunjung rumah sakit, Untuk itu perlu diperhatikan dalam kemungkinan
sampah tercecer. Harus diusahakan agar bahan yang berbahaya tidak mencemari
masalah pada tahap ini. Berdasarkan hasil observasi, limbah padat non
gedung rumah sakit. Kondisi TPS limbah non medis dalam keadaan tidak ada
lalat, dibatasi oleh tembok sehingga jauh dari jangkauan pengunjung maupun
pasien. Limbah padat medis dan non medis dikumpulkan di TPS tersebut lalu
diangkut oleh truk pengangkut sampah dari PT. Industra Kargo. Limbah padat
medis dan non medis yang berada di TPS diangkut oleh truk pengangkut sampah
non medis sudah memenuhi persyaratan kegiatan pembuangan akhir limbah padat
1204/MENKES/SK/X/2004.
non medis di RSU Haji Medan. Rumah Sakit Umum Haji Medan memperoleh
diberi skor 0, pengangkutan limbah padat 50, mempunyai moU antara RS dan
pihak ketiga 200, dan pembuangan akhir diberi skor 50. Maka total Penilaian
padat infeksius dan non infeksius yang dilapisi kantong plastik dengan warna dan
yang kedap air dan tertutup, perlu dilakukannya penanganan pengumpulan dan
RI No. 1204 tahun 2004 rumah sakit dapat memenuhi persyaratan apabila
Pengelolaan limbah rumah sakit harus dilakukan dengan benar, efektif dan
tidak disenangi, dan yang harus dibuang maka limbah harus dikelola dengan baik.
sampah rumah sakit sangat diperlukan dalam pengelolaan limbah rumah sakit
( Chandra, 2012).
tempat sampah, dan safety box. Akan tetapi, insenerator belum status terizini dan
kantong warna plastik untuk tempat limbah farmasi, kimia dan radiokatif belum
jenis tempat sampah medis dilapisi plastik yang sesuai dengan kategorinya dan
diberi label dengan tulisan limbah padat infeksius. Sebaiknya Rumah Sakit Umum
Haji Medan menyediakan beberapa tempat sampah dan warna plastik yang sesuai
dengan jenis dan kategorinya. Maka dari itu, setiap unit hendaknya dengan cepat
jumlah yang disesuaikan dengan jenis dan jumlah sampah serta kondisi setiap unit
ditangani dengan adanya kesepakatan dalam bantuk moU antara RS atau pihak
ketiga yang melakukan pemusnahan limbah medis. Hal ini sesuai dengan
penelitian Pruss (2005), yaitu jika satu rumah sakit tidak memiliki insinerator
sendiri, maka rumah sakit tersebut harus mengadakan kerjasama moU dengan
jawab pengelolaan limbah yang dihasilkan. Hal ini dapat dilakukan dengan
menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap dalam pengelolaan limbah padat,
Perilaku Responden tentang Limbah Medis dan Non Medis di Rumah Sakit
Umum Haji Medan
sistem pengelolaan sampah medis di Rumah Sakit Umum Haji Medan, ditentukan
oleh tiga aspek pengukuran yaitu pengetahuan, sikap serta tindakan dari perawat
kategori baik yaitu 77,3 % dan kategori sedang 22,7%. Tingkat pengetahuan
perawat di rumah sakit RSU Haji Medan sudah baik namun pengetahuan yang
baik bila tidak didukung dengan sikap dan tindakan serta fasilitas yang memadai
tidak dapat menciptakan pengelolaan sampah medis yang baik pula. Hal ini sama
dengan uraian diatas, untuk mencapai pengelolaan sampah yang memenuhi syarat
responden yang memiliki pendidikan setara yaitu Diploma III dan mayoritas
responden sudah lama bertugas di RSU Haji Medan. Hal ini sesuai dengan yang
Notoatmodjo (2010) mengatakan bahwa pekerjaan dan umur adalah dua hal yang
dapat dari rekan sesama perawat dan dari beberapa media yang tersedia di
antaranya berupa poster yang ada di RSU Haji Medan. Menurut peneliti dengan
banyaknya informasi yang didapat dari media maka pengetahuan yang dimiliki
kategori sikap yang baik sebanyak 52,3% dan kategori sedang 47,7%, hal ini
akademi dan perguruan tinggi. Selain itu masa bekerja yang cukup lama dimana
sebanyak 22,7% responden sudah bekerja di RSU Haji Medan antara 9-12 tahun
baik atau yang kurang yang dilakukan oleh responden adalah pengaruh dari
bahwa suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan, sikap adalah
merupakan reaksi atau respon seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.
baik yaitu 81,8 %, kategori sedang 18,2%. Berhubungan dengan hal ini, tindakan
responden sudah sesuai dengan SOP yang ada di rumah sakit haji, karena
penambahan fasilitas pengelolaan limbah medis dan non medis sangat perlu agar
Kesimpulan
tabel checklist, RSU Haji Medan memperoleh skor sebesar 50% dari total
penilaian 100% dan tidak memenuhi persyaratan karena skor minimum untuk
2. Sarana Prasarana pada RSU Haji Medan masih kurang ketersediaan dalam
pengadaan kantong plastik, tidak semua warna ada yang sesuai pada
limbah medis dan non medis dalam kategori yang baik yakni sebanyak 34
responden (77,3%) , sikap responden sebagian besar memilik kategori yang baik
Saran
64
pengelolaan limbah padat medis dan non medis yang meliputi tahap
2. Sarana yang perlu ditambahkan untuk limbah farmasi, limbah kimia dan
merah dan dilengkapi dengan simbol sesuai dengan jenis dan kategorinya.
3. Kepada perawat di RSU Haji Medan yang memiliki kategori kurang baik
diharapkan memberik tindakan yang sesuai dengan SOP yang ada di RSU Haji
Medan.
Daftar Pustaka
Djohan, A.J. & Devy, H. (2013). Pengelolaan limbah rumah sakit. Jakarta :
Salemba Medika.
Hidayat, A.A. (2008). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data.
Jakarta: Salemba Medika.
66
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
67
Pruss, A. (2005). Pengelolaan aman limbah layanan kesehatan (Ed. ke-1). Jakarta:
EGC.
Pruss, A., Giroult, E. & Rushbrook, P. (2013). Pengelolaan aman limbah layanan
kesehatan (Ed. ke-1). Jakarta : EGC.
Rambe, A.M.R. (2015). Pengelolaan limbah medis padat di Rumah Sakit Umum
Daerah Gunungtua Kabupaten Padang Lawas Utara tahun 2014
(Skripsi). Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Sarwanto, S. (2009). Limbah rumah sakit belum dikelola dengan baik. Jakarta: UI.
67
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
68
LEMBAR OBSERVASI
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS DAN NON MEDIS SERTA
PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN PERAWAT DI RUMAH SAKIT
UMUM HAJI MEDAN TAHUN 2018
LEMBAR OBSERVASI
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS DAN NON MEDIS SERTA
PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN PERAWAT DI RUMAH SAKIT
UMUM HAJI MEDAN TAHUN 2018
LEMBAR OBSERVASI
(Sesuai KepMenKes RI No. 1204 tahun 2004)
KUESIONER
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS DAN NON MEDIS SERTA
PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN PERAWAT DI RUMAH SAKIT
UMUM HAJI MEDAN TAHUN 2018
Nomor Responden :
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
Nama : …………………………………..
Umur : …………………………………..
Jenis Kelamin : ………………………………….
Pendidikan terakhir : ………………………………….
Masa kerja : ………………………………….
B. PENGETAHUAN RESPONDEN
C. SIKAP RESPONDEN
Petunjuk :
Dibawah ini ada pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan sikap
tentang pembuangan limbah medis dan non medis. Beri tanda silang (√) pada
jawaban yang paling sesuai dengan pendapat anda. Jawaban tidak harus sama
dengan orang lain, karena setiap orang mempunyai kebebasan untuk memilih
sesuai dengan pendapatnya.
Pilihan jawaban :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
D. TINDAKAN RESPONDEN
Pilihan Jawaban :
SL : Selalu
KK : Kadang Kadang
TP : Tidak Pernah
Usia Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20-24 tahun 11 25.0 25.0 25.0
25-29 tahun 11 25.0 25.0 50.0
30-34 tahun 16 36.4 36.4 86.4
>= 35 tahun 6 13.6 13.6 100.0
Total 44 100.0 100.0
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Laki-laki 5 11.4 11.4 11.4
Perempuan 39 88.6 88.6 100.0
Total 44 100.0 100.0
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid D-III 19 43.2 43.2 43.2
Keperawatan
D-III Kebidanan 22 50.0 50.0 93.2
S-1 Ners 3 6.8 6.8 100.0
Total 44 100.0 100.0
Masa Kerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0-4 tahun 14 31.8 31.8 31.8
5-8 tahun 15 34.1 34.1 65.9
9-12 tahun 10 22.7 22.7 88.6
>= 13 tahun 5 11.4 11.4 100.0
Total 44 100.0 100.0
Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 34 77.3 77.3 77.3
Sedang 10 22.7 22.7 100.0
Total 44 100.0 100.0
Sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 23 52.3 52.3 52.3
Sedang 21 47.7 47.7 100.0
Total 44 100.0 100.0
Tindakan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 36 81.8 81.8 81.8
Sedang 8 18.2 18.2 100.0
Total 44 100.0 100.0
Gambar 1. Tempat pembuangan limbah medis dan non medis di ruang rawat inap
Gambar 2. Tempat pembuangan limbah benda tajam (Sharp Box) di ruang rawat
inap