2017
Febriyanti
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2834
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
SKRIPSI
Oleh :
FEBRIYANTI
130100404
FAKULTAS KEDOKTERAN
MEDAN
2017
SKRIPSI
Oleh :
FEBRIYANTI
130100404
FAKULTAS KEDOKTERAN
MEDAN
2017
ii
iii
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya, sebagai salah satu syarat untuk
mencapai kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memaparkan landasan
pemikiran dan segala konsep menyangkut penelitian yang akan dilaksanakan.
Penelitian yang dilaksankan ini berjudul “Hubungan Tingkat Kebersihan Diri
Dengan Kejadian Pitiriasis Versikolor Pada Anak-Anak Sekolah Dasar Di
Kecamatan Medan Labuhan”.
Penulis menyadari bahwa sangatlah sulit untuk menyelesaikan skripsi ini
tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala rasa
hormat, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada :
1. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S(K), selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. dr. Deryne A. Paramita, M.Ked(KK), Sp.KK, selaku Dosen Pembimbing I
yang telah memberi banyak bimbingan, arahan, masukan, motivasi, kritik
dan saran yang membangun kepada penulis sehingga proposal ini dapat
terselesaikan dengan baik.
3. dr. Putri Chairani Eyanoer, MS. Epi., Ph.D, selaku Dosen Pembimbing II
yang telah memberi banyak bimbingan, arahan, masukan, motivasi, kritik
dan saran yang membangun kepada penulis sehingga proposal ini dapat
terselesaikan dengan baik.
4. dr. Ika Citra Dewi Tanjung, M.Ked(Ped), Sp.A, selaku Ketua Penguji yang
telah memberikan masukan, nasihat, serta saran yang sangat membantu
penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.
iv
8. Orang tua penulis yang selalu memberikan kasih sayang, cinta, motivasi,
semangat dan doa yang tiada hentinya kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi dan pendidikan.
9. Semua anggota TBM FK USU PEMA FK USU yang telah memberikan
waktu, tenaga, dan semangat kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian ini.
10. Semua pihak yang telah membantu baik dalam bentuk moril maupun
materil yang namanya tidak dapat disebutkan oleh penulis satu per satu.
Penulis
vi
vii
viii
ix
PV : Pitiriasis Versikolor
SD : Sekolah Dasar
xi
dapat mengenai semua kelompok umur mulai dari anak-anak sampai orang tua, tetapi
lebih sering mengenai dewasa muda karena pada umumnya dewasa muda lebih aktif
dan sering terpapar dengan faktor-faktor predisposisi dari PV seperti keringat
berlebihan , ditambah dengan kebersihan diri yang buruk. Diduga orang-orang
dengan tingkat kebersihan yang jelek dan keringat yang berlebihan menjadi faktor
predisposisi penting timbulnya penyakit ini1,4.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Tingkat Provinsi Sumatera Utara Tahun
2012, Kecamatan Medan Labuhan merupakan salah satu kecamatan dengan tingkat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta hiegine yang rendah6. Keadaan
Lingkungan yang berdekatan dengan Sungai Deli membuat tingkat kebersihan di
Kecamatan tersebut rendah6. Selain itu, ketersediaan air bersih di kecamatan tersebut
juga minim ditambah penduduknya yang juga rata-rata mengalami kekurangan gizi.
Kecamatan Medan Labuhan juga memiliki penduduk yang mempunyai masalah kulit
yang tinggi terutama masalah kulit yang disebabkan oleh jamur akibat kurangnya
kesadaran masyarakat setempat akan kebersihan diri.6 Faktor pendukung lain yang
turut berperan adalah faktor lingkungan yang status hiegienenya bisa dikatakan
kurang dan sikap masyarakat setempat yang juga tidak terlalu peduli dengan masalah
tersebut8.
Di Kecamatan tersebut terdapat beberapa sekolah dasar dan masing-masing
sekolah memiliki lingkungan yang berbeda-beda dan para siswa nya juga kurang
memperhatikan kebersihan diri6,7. Peran Orang tua yang kebanyakan berprofesi
sebagai nelayan dan mengajak anak-anaknya turut serta bekerja dengannya dibawah
terik matahari dengan menggunakan seragam sekolah serta tingkat pengetahuan yang
kurang akan penyebab-penyebab PV juga turut berperan dalam tingkat kejadian PV
di kecamatan ini6. Hal ini turut mendukung teori sebelumnya yang menjelaskan
bahwa tingkat kebersihan diri seseorang mempunyai pengaruh penting dalam
terjadinya penyakit pitiriasis versikolor1,2. Untuk itu diharapkan penelitian ini dapat
memberikan informasi mengenai kejadian pitiriasis versikolor pada anak-anak di SD
Kecamatan Medan Labuhan serta hubungannya dengan tingkat kebersihan diri.
2.1.2. Epidemiologi
Secara Epidemiologi, penyakit ini ditemukan pada semua ras tetapi lebih
sering pada orang-orang berkulit hitam dikarenakan adanya perubahan pada
pigmentasi kulitnya. 1 Frekuensi berdasarkan jenis kelamin berbeda antara penelitian
satu dengan lainnya. Ada yang mengatakan sama antara laki-laki dan perempuan dan
ada pula yang mengatakan dominan pada laki-laki dan sebaliknya. Di daerah yang
beriklim tropis dan lembab insiden dilaporkan sebanyak 50% sedangkan pada daerah
yang beriklim lebih dingin angka insiden lebih rendah, hanya sekitar 1.1 %.10
Pitiriasis versicolor lebih sering ditemukan pada remaja dan dewasa muda
dikarenakan kelenjar sebaseanya lebih aktif.1
2.1.3. Etiologi
Pada kulit terdapat flora normal yang berhubungan dengan timbulnya
pitiriasis versikolor yaitu Pityrosporum orbiculare yang berbentuk bulat dan
Pytyrosporum ovale yang berbentuk oval. Keduanya merupakan organisme yang
sama, dapat berubah sesuai dengan lingkungannya, misalnya suhu, media, dan
kelembaban. Pitiriasis versikolor disebabkan oleh jamur dimorfik, lipofilik(Lipophilic
yeast) yang dapat tumbuh secara in vitro hanya dengan penambahan asam lemak Cl2-
Cl14 seperti minyak zaitun dan lanolin yaitu Malassezia furfur yang pada keadaan
tertentu dapat berubah dari bentuk jamur saprofit menjadi bentuk predominan
miselium parasitic yang menyebabkan timbulnya gejala klinis.1,2,3 .Faktor
predisposisi perubhan bentuk miselium tersebut meliputi iklim panas, lingkungan
yang lembab,keringat berlebih, kontrasepsi oral, penggunaan kortikosteroid sistemik,
penyakit cushing, imunosupresi, dan malnutrisi.1,2
2.1.4. Patogenesis
Malassezia furfur merupakan flora normal pada kulit manusia dan hidup
sebagai saprofit di permukaan kulit manusia. Di bawah kondisi tertentu seperti
lingkungan yang hangat dan lembab, tingkat kebersihan diri yang kurang,
penggunaan antibiotik jangka lama, terapi imunosupresan, hiperhidrosis, dan keadaan
kurang gizi dapat mengubah Malasezzia furfur dari bentuk saprofit ke bentuk
miselium yang lebih patogenik.1,2
Jamur tersebut dapat menyaring sinar matahari dan mengganggu proses
pewarnaan kulit yang normal. Senyawa tertentu yang disintesis oleh Malassezia
furfur yang disebut pityriacitrin bisa menyerap sinar ultraviolet. Metabolit lain
Malassezia seperti asam azelaik, malassezin, pitirialakton dan pitiriarubin dapat
menyebabkan hipopigmentasi dengan menghambat enzim tirosinase dan merusak
proses pembentukan melanosit. Kerusakan yang lama dari melanosit karena metabolit
tersebut dapat menjelaskan mengapa lesi hipopigmentasi bisa bertahan selama
berbulan-bulan dan beberapa bisa bertahan sampai bertahun-tahun.1,4
A B
C D
Gambar 2.1 Pityriasis (tinea) versicolor.1 A. Lesi hiperpigmentsai dan lebih gelap
karena hiperemis sekunder terhadap respon inflamasi dan peningkatan melanin. B.
Makula halus dengan tepi tegas, bentuk tidak beraturan dan hipopigmentasi, kadang-
kadang terdapat skuama halus yang dapat diambil dengan kerokan menggunakan
objek gelas. Ketika lesi sangat besar akan susah dibedakan dengan vitiligo. C.
Makula halus berwarna seperti salmon bergabung membentuk bercak yang besar. D.
pada pembesaran dekat lesi tampak seperti bercak-bercak debu berskuama halus
2.1.6. Diagnosis
Diagnosis PV ditegakkan berdasarkan:
a. Gambaran klinis: dijumpai makula hipopigmentasi atau hiperpigmentasi
berbentuk oval hingga bulat tidak beraturan dengan permukaan berkeriput dan
tertutup skuama atau sisik halus dengan warna yang bervariasi mulai dari
putih bercampur merah muda hingga coklat kemerahan atau coklat kehitaman
yang dapat menyebar ke seluruh area tubuh.1,11
b. Pemeriksaan penunjang berupa kerokan kulit menggunakan KOH 10%:
pengambilan skuama dapat dilakukan dengan membuat kerokan kulit
menggunakan scalpel tumpul atau menggunakan selotip yang didekatkan pada
lesi. Gambaran mikroskopis memperlihatkan kelompok sel ragi bulat
berdinding tebal dengan miselium kasar, sering terputus-putus (pendek-
pendek), yang akan lebih mudah dilihat dengan penambahan zat tinta Parker
blue-black atau biru laktofenol. Gambaran hifa dan miselium sering
digambarkan sebagai meat ball and spaghetti atau bananas and grapes.1,11
c. Pemeriksaan uji fluoresensi dengan lampu Wood (365nm): memberikan
gambaran flurosensi berwarna kuning keemasan pada lesi yang bersisik.1,1
Gambar 2.2 Pityriasis (tinea) versicolor. Makula dan bercak mempunyai tampilan
permukaan yang sedikit megkerut.[1]
Gambar 2.3 “Gambaran Spaghetti and meatballs” dari Malasezzia pada pemeriksaan
KOH 10% [1]
seminggu dengan angka kesembuhan 80% 1. Bisa juga menggunakan solusio sodium
tiosulfas 20% yang dioleskan 2 kali sehari setelah mandi selama 2 minggu. Sampo
selenium sulfide dan sodium tiosulfas 20% menyebabkan bau yang kurang sedap
serta kadang bersifat iritattif, sehingga sering menyebabkan pasien kurang patuh
menjalani pengobatan.1,3
Pengobatan sistemik menggunakan ketokonazol atau itrakonazol juga sangat
efektif untuk PV yang luas. Dosis untuk ketokonazol bervariasi antara 200mg perhari
selama 7-10 hari atau 400mg dosis tunggal. Itrakonazol disarankan untuk kasus yang
kambuihan atau tidak respon dengan cara pengobatan lain, dengan dosis 200mg
sampai 400mg perhari selama 3-7 hari. Fluconazole juga efektif bila diberikan 400mg
dosis tunggal. 1,3,12
Untuk mencegah terjadinya PV dapat disarankan pemakaian 50% propilen
glikol dalam air untuk pencegahan kekambuhan. Pada daerah endemic dapat
disarankan pemakaian ketoconazole 200mg/hari selama 3 hari setiap bulan atau
itrakonazol 200mg sekali sebulan untuk pencegahan kekambuhan penyakit atau
pemakaian sampo selenium sulfide sekali seminggu.14
2.1.9. Prognosis
Prognosis PV dalam hal kesembuhan baik tetapi persoalan utama adalah
kekambuhan yang sangat tinggi1,4. Menghadapi persoalan ini, lebih baik dilakukan
pengobatan ulang setiap kali kambuh atau pencegahan daripada memperpanjang satu
periode pengobatan1,4.
Masalah lain adalah menetapnya hipopigmentasi dan diperlukan waktu yang
cukup lama untuk repigmentasi1,4. Namun hal ini bukan akibat kegagalan terapi,
sehingga penting untuk memberikan informasi kepada pasien bahwa becak putih
tersebut akan menetap beberapa bulan setelah terapi dan akan menghilang secara
perlahan.1,4
Suhu Defisiensi
Panas Imun
Penggunaan Penggunaan
Pitiriasis versikolor
Kortikosteroid Kontrasepsi
Oral
Patofisiologi Diagnosis:
Diagnosa Banding:
Malasezzia furfur dalam 1.vitiligo Anamnesa
bentuk flora normal ->
2.Pitiriasis alba Pemeriksaan fisik
Malasezzia furfur dalam
bentuk patogen 3.Morbus Hansen Pemeriksaan
penunjang (KOH
4.Sifilis sekunder dan
10%, Lampu
pinta
Wood)
5.Dermatitis seboroik
6.Pitiriasis rosea
16
4.3.2. Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu
seluruh populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diambil sebagai subjek
penelitian.
18
Keterangan:
= Besar Sampel
P = Proporsi pasien yang memiliki variabel bebas yang akan dicari
Q = Proporsi pasien yang tidak memiliki variabel bebas (1 – P)
d = tingkat ketepatan absolute yang dikehendaki bernilai 0,1 = 10%
Kategori:
Baik jika >75% (nilai 27-36)
Buruk jika <75% (nilai 1-26)
Skala Pengukuran: Nominal
B. Pitiriasis versikolor
Definisi: Suatu penyakit jamur kulit yang kronik dan asimtomatik, ditandai
dengan bercak putih sampai coklat dan bersisik yang disebabkan oleh jamur
Malassezia furfur
Cara Ukur :
Anamnesa (keluhan subjektif pasien)
Pemeriksaan Fisik (makula hipopigmentasi/hiperpigmentasi
dengan skuama halus)
Pemeriksaan penunjang (pemeriksaan dengan lampu wood akan
menunjukkan adanya fluorosensi berwarna kuning keemasan pada
lesi yang bersisik.
Pemeriksaan mikroskopis dengan kerokan kulit dan membuat
sediaan preparat dengan KOH akan memperlihatkan hasil positif
bila dijumpai hifa berupa kelompok sel ragi bulat berdinding tebal
dengan miselium kasar, sering terputus-putus (pendek-pendek)
yang akan lebih mudah diliat dengan penambahan zat warna tinta
Parker blue-black atau biru laktofenol.
Alat Ukur : Hasil Pemeriksaan Kerokan Kulit menggunakan KOH 10%
Kategori :
Ya = jika hasil pemriksaan KOH (+)
Tidak = jika hasil pemeriksaan KOH (-)
Skala : Nominal
23
eksklusi dalam penelitian ini adalah sebanyak 115 orang. Karakterisitik yang diamati
adalah umur, jenis kelamin, dan kelas.
5.1.3. Analisis Univariat
Berdasarkan Tabel 5.2 dari 115 responden didapati hasil bahwa yang
menderita PV ada 49 responden dengan penderita PV terbanyak pada usia 11 tahun
yaitu sebanyak 24 responden atau 20,9%
Berdasar Tabel 5.4 dari 115 responden didapati hasil bahwa yang menderita
PV ada 49 responden dengan penderita PV terbanyak pada jenis kelamin laki-laki
yaitu sebanyak 26 responden atau 22,6%.
Berdasar Tabel 5.6 dari 115 responden didapati hasil bahwa yang menderita
PV ada 49 responden dengan penderita PV terbanyak pada kelas 6 yaitu sebanyak 27
responden atau 23,5%.
Berdasar tabel 5.7 diatas dapat diketahui bahwa responden dengan jumlah
mandi 1 kali sehari sebanyak 10 orang (8,7%), jumlah mandi 2 kali sehari sebanyak
69 orang (60%), jumlah mandi 3 kali sehari sebanyak 36 orang (31,3%). Untuk mandi
dengan air secukupnya sebanyak 20 orang (13%), mandi dengan air lalu menggosok
kulit dan disiram sampai bersih sebanyak 47 orang (40,9%), mandi dengan air dan
sabun kemudian menggosok kulit dan disiram sampai bersih sebanyak 48 orang
Berdasar Tabel 5.8 didapati bahwa tingkat kebersihan kulit dari Responden
termasuk kategori baik yaitu 59 dari 115 orang atau 51,3%.
Berdasar Tabel 5.9 diketahui bahwa responden yang jarang mencuci tangan
sebanyak 3 orang (2,6%), mencuci tangan dengan air dalam wadah sebanyak 25
orang (21,7%), mencuci tangan dengan air mengalir sebanyak 87 orang (75,7%).
Untuk kebiasaan membersihkan kuku dengan sabun saat mandi didapati 31 anak
(27%) tidak melakukan, 16 anak (13,9%) kadang-kadang melakukan, dan 68 anak
(59,1%) yang melakukan.
Berdasarkan Tabel 5.10 didapati bahwa tingkat kebersihan tangan dan kuku
responden termasuk kategori baik yaitu 83 dari 115 responden atau 72,2%.
mengganti baju setelah berkeringat ada 56 orang (48,7%) sedangkan yang mengganti
baju ada 35 orang (36,4%).
5.2 PEMBAHASAN
5.2.1 Kejadian Pitiriasis versikolor berdasarkan usia
Berdasarkan penelitian didapati hasil bahwa dari 115 responden ada 49
responden yang mengalami PV dan dari 49 responden yang positif PV didapati hasil
bahwa kejadian PV lebih banyak pada responden dengan usia 11 tahun (49%). Hal ini
sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan Jena, Deka et al27 yang
menyebutkan bahwa frekuensi terbanyak didapatkan pada kelompok umur 8-12 tahun
(31,7%). Begitupun dengan penelitian yang dilakukan oleh Agung Satria29 yang
menyatakan bahwa responden terbanyak berada di rentang umur 10-13 tahun
(36,5%). Namun bertentangan dengan penelitian Chigozie28 yang menyebutkan
bahwa kelompok terbanyak adalah rentang umur 14-17 tahun (74%). Perbedaan ini
merupakan kelemahan dari penelitian ini karena umur terbatas pada umur anak
sekolah dasar saja. Menurut beberapa teori disebutkan bahwa kejadian PV dapat
mengenai semua kelompok umur mulai dari anak-anak sampai orang tua tetapi lebih
sering mengenai pada anak-anak hingga dewasa muda karena pada umumnya dalam
rentang umur ini lebih sering terpapar dengan faktor predisposisi PV seperti
hiperhidrosis akibat aktivitas yang berlebihan ditambah dengan kurangnya perilaku
menjaga kebersihan diri3. Hasil dari penelitian ini didapati bahwa responden yang
mengalami PV lebih banyak di usia 11 tahun dan ini didukung oleh teori sebelumnya
dimana usia ini termasuk usia anak-anak dan dikategorikan dalam usia yang lebih
sering mengalami PV. Menurut beberapa penelitian sebelumnya juga disebutkan
bahwa dalam rentang umur sekolah dasar, anak-anak lebih sering terkena penyakit
kulit karena kebiasaan bermain yang tidak bisa dikendalikan sehingga lebih mudah
terpapar patogen-patogen yang dapat menyebabkan penyakit kulit terutama yang
disebabkan oleh bakteri dan jamur29. Hasil penelitian ini didukung juga dengan
kebiasaan anak-anak sd di Kecamatan Medan Labuhan yang sering bermain di bawah
terik matahari sampai berkeringat ditambah dengan kurangnya penerapan
pengetahuan tentang kebersihan diri pada usia sekolah dasar.
buruk. Hal ini mendukung beberapa teori sebelumnya yang menyatakan bahwa
kebersihan diri yang kurang baik merupakan salah satu etiologi terjadinya PV1. Hal
ini didukung dengan perilaku anak-anak di SD Kecamatan Medan Labuhan yang
kurang memperhatikan kebersihan diri mereka seperti jarang mengganti pakaian
setelah berkeringat, menggantung handuk di dalam kamar sehingga kebanyakan
handuk yang digunakan dalam keadaan lembab, hal-hal ini dapat menjadi penyebab
timbulnya penyakit PV.
Berdasarkan uji chi square yang dilakukan pada penelitian ini didapati adanya
hubungan bermakna antara tingkat kebersihan diri dengan kejadian Pitiriasis
versikolor pada anak-anak SD di Kecamatan Medan Labuhan yaitu dengan tingkat
signifikansi nilai p sebesar 0,027.
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1..Angka Kejadian Pitiriasis versikolor pada anak-anak SD di Kecamatan
Medan Labuhan adalah 42,6% dengan responden terbanyak pada usia 11
tahun dan lebih sering pada laki-laki dibandingkan perempuan.
6.2 Saran
Beberapa saran yang dapat dilakukan berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan antara lain:
36
bawah terik matahari, mengganti baju setelah berkeringat, dan jangan menggunakan
seragam sekolah untuk bermain.
38
9. James WD, Berger TG, Elston DM. Diseases resulting from fungi and yeasts.
Dalam: Andrews’ Diseases of The Skin Clinical Dermatology 10th edition.
Kanada: Elsevier inc; 2006; 179: 2158-2164
10. Patel S, Meixner JA, Smith MB, McGinnis MR. Superficial mycoses and
dermatophytes. Dalam: Trying SK, Lupi O, Hengge UR., ed. Tropical
Dermatology. USA: Elsevier Inc; 2006; 165: 2256-2261
11. Partogi Donna. Pytiriasis versikolor dan diagnosis bandingnya (Ruam-ruam
bercak putih pada kulit). Medan: FK USU. 2008.
Adaptasi dari : http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/3417.
12. Gaitanis G, Magiatis P, Hantschke M, Bassukas ID, Velegraki A. The
Malassezia genus in skin and systemic diseases. Clin Microbiol Rev. 2012;
25(1):106-41.
13. Mitchell, Thomas G. Medical Myvology. Dalam: Brooks GF, Butel JS, Morse
SA., ed. Jawetz Medical Microbiology 22nd edition. USA: Appleton & Lange;
2001; 96(2)
14. .Siregar R.S. Mikosis superfisialis. Dalam: Penyakit Jamur Kulit Edisi 3.
Jakarta: EGC; 2010.
15. Hayati Inayah, Handayani P. Zivenzi. Identifikasi Jamur Malazessia Furfur
pada Nelayan Penderita Penyakit Kulit di RT 09 Kelurahan Malabro Kota
Bengkulu. 2014: 10(1): 972-975.
16. Lyakhovitsky A, Shemer A, Amichai B. Molecular analysis of Malassezia
species isolated from Israeli patients with pityriasis versicolor. Int J Dermatol.
2013;52:231-3.
17. Tarwoto, Wartonah. Kebutuhan personal hygiene. Dalam: Kebutuhan Dasar
Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika; 2010.
18. Webhealthcenter. Personal hygiene. Webhealthcenter; 2012. Adaptasi dari:
http://www.webhealthcentre.com/HealthyLiving/personal_hygiene_routine.as
px.
29. Satria, Agung. Distribusi Kejadian Tinea Versikolor pada Anak SDN 53
Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya Berdasarkan Karakteristik dan Faktor
Resiko. Pontianak. Universitas Tanjung Pura; 2012.
30. Giusano, Gustavo, et al. Prevalence of malassezia species in pytiriasis
versicolor lesions in Northeast Argentina. Journal of Revista Iberoamericana
de Micologi’a 2010;27 (Pt 2): 72.
I. Data Pribadi
Nama : Febriyanti
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 27 Mei 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Pabrik Papan Ling. XV A No. 5,
Medan Labuhan, 20251
Telepon : 0813675465555
Email : biebiefebriyanti@gmail.com
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Saya mengajak Anda untuk ikut serta dalam penelitian ini. Saya akan
memberikan kuesioner yang terkait dengan penelitian saya kepada Anda. Semua
informasi yang Anda berikan terjamin kerahasiaannya. Selain itu, apabila Anda
memenuhi kriteria sebagai subjek penelitian saya, maka saya akan melakukan
pengamatan pada kulit Anda yang bertujuan untuk mengetahui apakah Anda terkena
Pitiriasis Versikolor (panuan) melalui anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
kerokan kulit menggunakan KOH 10%.
Adapun manfaat penelitian ini bagi Anda adalah untuk mengetahui hubungan
antara tingkat kebersihan diri dengan kejadian Pitiriasis Versikolor (panuan). Pada
umumnya penelitian ini tidak menimbulkan efek samping ataupun hal-hal yang
berbahaya baik secara langsung maupun tidak langsung. Namun bila terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan selama penelitian berlangsung atau ada hal yang kurang jelas
dan ingin ditanyakan, Anda dapat menghubungi saya, Febriyanti (HP:
081375465555)
Terimakasih saya ucapkan kepada Anda yang telah ikut berpartisipasi dalam
penelitian ini, diharapkan Anda bersedia mengisi lembar persetujuan turut serta dalam
penelitian yang telah disiapkan.
Penulis
Medan, 2016
Peneliti, Responden,
( Febriyanti) ( )
No.Urut:
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Asal sekolah :
Kelas :
Kebersihan Kulit
1. Berapa kali anda mandi dalam sehari?
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
6.Apakah dalam 1 bulan terakhir anda mengalami keluhan adanya kulit yang
mengelupas seperti sisik dan kering?
a.Ya
b.Kadang-kadang
c.Tidak
Kebersihan Pakaian
Correlations
pertanyaan Pearson ** * ** **
1 .600 .426 .528 .566 .682
1 Correlation
N 20 20 20 20 20 20
pertanyaan Pearson **
.600 1 .179 .435 .424 .443
2 Correlation
N 20 20 20 20 20 20
pertanyaan Pearson
.426 .179 1 .422 .101 .283
3 Correlation
N 20 20 20 20 20 20
pertanyaan Pearson * ** **
.528 .435 .422 1 .653 .637
4 Correlation
N 20 20 20 20 20 20
pertanyaan Pearson ** **
.566 .424 .101 .653 1 .402
5 Correlation
N 20 20 20 20 20 20
N 20 20 20 20 20 20
pertanyaan Pearson * *
.289 .450 .492 .190 .204 .164
7 Correlation
N 20 20 20 20 20 20
pertanyaan Pearson
.000 .083 .183 .196 .140 .056
8 Correlation
N 20 20 20 20 20 20
pertanyaan Pearson * **
.485 .204 .621 .320 .171 .138
9 Correlation
N 20 20 20 20 20 20
pertanyaan Pearson
.144 .277 .287 .381 .204 .000
10 Correlation
N 20 20 20 20 20 20
pertanyaan Pearson
.424 .254 .101 .093 .400 .402
11 Correlation
N 20 20 20 20 20 20
N 20 20 20 20 20 20
pertanyaan Pearson
.000 .154 .099 .065 .140 -.281
13 Correlation
N 20 20 20 20 20 20
pertanyaan Pearson * *
.227 .034 .444 .487 .402 .355
14 Correlation
N 20 20 20 20 20 20
pertanyaan Pearson * *
.445 .507 .242 .244 .314 .295
15 Correlation
N 20 20 20 20 20 20
Correlations
pertanyaan Pearson *
.289 .000 .485 .144 .424 .211
1 Correlation
N 20 20 20 20 20 20
N 20 20 20 20 20 20
pertanyaan Pearson * **
.492 .183 .621 .287 .101 .443
3 Correlation
N 20 20 20 20 20 20
pertanyaan Pearson
.190 .196 .320 .381 .093 .314
4 Correlation
N 20 20 20 20 20 20
pertanyaan Pearson
.204 .140 .171 .204 .400 .224
5 Correlation
N 20 20 20 20 20 20
pertanyaan Pearson
.164 .056 .138 .000 .402 .330
6 Correlation
N 20 20 20 20 20 20
pertanyaan Pearson
1 .229 .385 .167 .204 .366
7 Correlation
N 20 20 20 20 20 20
N 20 20 20 20 20 20
pertanyaan Pearson
.385 .288 1 .035 .000 .077
9 Correlation
N 20 20 20 20 20 20
pertanyaan Pearson
.167 .229 .035 1 -.204 .366
10 Correlation
N 20 20 20 20 20 20
pertanyaan Pearson
.204 -.140 .000 -.204 1 .224
11 Correlation
N 20 20 20 20 20 20
pertanyaan Pearson
.366 .345 .077 .366 .224 1
12 Correlation
N 20 20 20 20 20 20
pertanyaan Pearson
.057 -.216 -.048 .343 .140 .073
13 Correlation
N 20 20 20 20 20 20
N 20 20 20 20 20 20
pertanyaan Pearson
.385 .015 .396 .385 .105 .180
15 Correlation
N 20 20 20 20 20 20
Correlations
*
pertanyaan1 Pearson Correlation .000 .227 .445
N 20 20 20
*
pertanyaan2 Pearson Correlation .154 .034 .507
N 20 20 20
*
pertanyaan3 Pearson Correlation .099 .444 .242
N 20 20 20
*
pertanyaan4 Pearson Correlation .065 .487 .244
N 20 20 20
N 20 20 20
N 20 20 20
N 20 20 20
N 20 20 20
N 20 20 20
N 20 20 20
N 20 20 20
N 20 20 20
N 20 20 20
N 20 20 20
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.850 12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
14 1 .9 .9 100.0
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Kelas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 5 58 50.4 50.4 50.4
Pertanyaan 1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pertanyaan 2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pertanyaan 3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pertanyaan 4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pertanyaan 5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pertanyaan 6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pertanyaan 7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pertanyaan 8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pertanyaan 9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pertanyaan 10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pertanyaan 11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pertanyaan 12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
total kelompok
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
total p1-p6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
p7-8
p9-10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
p11-12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pytiriasis versicolor
ya tidak Total
baik 18 38 56
Total 49 66 115
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 23.86.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Pytiriasis versicolor
ya tidak Total
10 Count 16 32 48
12 Count 4 2 6
13 Count 1 1 2
14 Count 0 1 1
Pytiriasis versicolor
ya tidak Total
Pytiriasis versicolor
ya tidak Total
Kelas 5 Count 22 36 58
6 Count 27 30 57
Pytiriasis versicolor
ya tidak Total
baik Count 24 35 59
Pytiriasis versicolor
ya tidak Total
baik Count 34 49 83
Pytiriasis versicolor
ya tidak Total
baik Count 10 12 22
Pytiriasis versicolor
ya tidak Total
baik Count 25 32 57
ETHICAL CLEARANCE
DOKUMENTASI KEGIATAN
PEMBAGIAN KUESIONER