Anda di halaman 1dari 89

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Fakultas Kedokteran Skripsi Sarjana

2017

Hubungan Tingkat Kebersihan Diri


Dengan Kejadian Pitiriasis Versikolor
Pada Anak-Anak Sekolah Dasar di
Kecamatan Medan Labuhan

Febriyanti

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2834
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT KEBERSIHAN DIRI DENGAN KEJADIAN


PITIRIASIS VERSIKOLOR PADA ANAK-ANAK SEKOLAH DASAR DI
KECAMATAN MEDAN LABUHAM

Oleh :

FEBRIYANTI

130100404

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

Universitas Sumatera Utara


HUBUNGAN TINGKAT KEBERSIHAN DIRI DENGAN KEJADIAN
PITIRIASIS VERSIKOLOR PADA ANAK-ANAK SEKOLAH DASAR DI
KECAMATAN MEDAN LABUHAM

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana


kedokteran

Oleh :

FEBRIYANTI

130100404

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

Universitas Sumatera Utara


Universitas
Scanned by Sumatera Utara
CamScanner
ABSTRAK
Latar Belakang: Perilaku kebersihan diri adalah tindakan atau kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan dirinya serta mencegah resiko
terjadinya penyakit. Kebersihan diri juga menjadi faktor yang berperan dalam
terjadinya penyakit kulit salah satunya adalah pitiriasis versikolor. Pitiriasis
versikolor adalah infeksi jamur superfisial yang disebabkan oleh Malassezia furfur
yang merupakan organisme saprofit pada kulit normal. Aktivasi M.furfur menjadi
bentuk patogen terjadi akibat perubahan keseimbangan flora normal kulit yang
disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah tingkat kebersihan diri yang
kurang baik.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan tingkat kebersihan diri dengan kejadian
pitiriasis versikolor pada anak-anak sekolah dasar di Kecamatan Medan Labuhan
Metode:. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
desain penelitian cross-sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh murid
kelas 5 dan 6 yang berjumlah 117 murid dan yang menjadi sampel penelitian
berjumlah 115 orang.. Data didapatkan dari kuesioner dan melakukan observasi
langsung pada kulit pasien. Hasil yang diperoleh dianalisis dengan uji statistik
Chi-Square.
Hasil: Dari penelitian ini didapatkan proporsi kejadian pitiriasis versikolor adalah
sebanyak 49 responden (42,6%) dengan responden terbanyak pada usia 11 tahun
dan dengan jenis kelamin laki-laki. Untuk tingkat kebersihan diri yang dilihat dari
kebersihan kulit, pakaian, handuk, tangan dan kuku berada di kategori buruk yaitu
ada 59 dari 115 responden (51,3%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai p
adalah 0,027 (p < 0,05) yang berarti tingkat kebersihan diri berpengaruh terhadap
kejadian pitiriasis versikolor
Kesimpulan: Terdapat hubungan bermakna antara tingkat kebersihan diri dengan
kejadian pitiriasis versikolor pada anak-anak SD di Kecamatan Medan Labuhan.

Kata kunci : Tingkat kebersihan diri, Pitiriasis versikolor

ii

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT
Background: Personal hygiene is an activity in which done by someone directly
and indirectly to keep his health to prevent the risk of diseases. Personal hygiene
is also a factor that play a role in the occurrence of skin diseases and one of them
is pytiriasis versicolor. Pytiriasis versicolor is a superficial fungal infection
caused by Malassezia furfur which it is a saprophytic organism in normal skin.
Activation of M.furfur into a pathogenic form due to changes of normal flora of
the skin that caused by several factors, and one of them is poor personal hygiene.
Objective: to determine the relationship between personal hygiene with the
occurrence of pytiriasis versicolor among students in primary school in
Kecamatan Medan Labuhan.
Method: This study was an analytical observational with cross-sectional design.
The population in this research were 117 students of 5 and 6 grade wiith one
hundred fifteen eligible samples.A questionnaire was used as research instrument
and direct observation was performed towards the patient’s skin.The results were
analyzed using Chi-Square.
Result: The proportion of pytiriasis versicolor incidence was 49 respondets
(42,6%) with the most children aged 11 years and male. Personal hygiene among
children from their skin, clothes, towel, finger, and nail was in the poor category
(59,8%) .Statistical test showed that the p value was 0,027 (p < 0,0 5) and it
means that personal hygiene affected the incidence of pytiriasis versicolor.
Conclusion: There was a significant correlation between level of personal
hygiene to the incidence of pytiriasis versicolor in the primary school children
Kecamatan Medan Labuhan.

Keywords: level of personal hygiene, Pytiriasis versicolor

iii

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya, sebagai salah satu syarat untuk
mencapai kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memaparkan landasan
pemikiran dan segala konsep menyangkut penelitian yang akan dilaksanakan.
Penelitian yang dilaksankan ini berjudul “Hubungan Tingkat Kebersihan Diri
Dengan Kejadian Pitiriasis Versikolor Pada Anak-Anak Sekolah Dasar Di
Kecamatan Medan Labuhan”.
Penulis menyadari bahwa sangatlah sulit untuk menyelesaikan skripsi ini
tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala rasa
hormat, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada :
1. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S(K), selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. dr. Deryne A. Paramita, M.Ked(KK), Sp.KK, selaku Dosen Pembimbing I
yang telah memberi banyak bimbingan, arahan, masukan, motivasi, kritik
dan saran yang membangun kepada penulis sehingga proposal ini dapat
terselesaikan dengan baik.
3. dr. Putri Chairani Eyanoer, MS. Epi., Ph.D, selaku Dosen Pembimbing II
yang telah memberi banyak bimbingan, arahan, masukan, motivasi, kritik
dan saran yang membangun kepada penulis sehingga proposal ini dapat
terselesaikan dengan baik.
4. dr. Ika Citra Dewi Tanjung, M.Ked(Ped), Sp.A, selaku Ketua Penguji yang
telah memberikan masukan, nasihat, serta saran yang sangat membantu
penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.

iv

Universitas Sumatera Utara


5. dr. Irina Kemala Nasution, M.Ked(Neuro), Sp.S, selaku Anggota Penguji
yang telah memberikan masukan, nasihat, serta saran yang sangat
membantu penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.
6. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara atas bimbingan selama perkuliahan hingga
penyelesaian studi dan juga penulisan skripsi ini.
7. Anak-anak, Wali Anak, dan pihak sekolah yang terkait di sekolah dasar
Kecamatan Medan Labuhan yang telah memberikan penulis izin untuk
melakukan penelitian.

8. Orang tua penulis yang selalu memberikan kasih sayang, cinta, motivasi,
semangat dan doa yang tiada hentinya kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi dan pendidikan.
9. Semua anggota TBM FK USU PEMA FK USU yang telah memberikan
waktu, tenaga, dan semangat kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian ini.

10. Semua pihak yang telah membantu baik dalam bentuk moril maupun
materil yang namanya tidak dapat disebutkan oleh penulis satu per satu.

Penulis memahami sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih jauh


dari kesempurnaan, baik dari segi materi yang disampaikan maupun tata cara
penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, segala saran dan
kritik yang membangun dari pembaca sangatlah diharapkan guna
menyempurnakan hasil penelitian skripsi ini.

Medan, Desember 2016

Penulis

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... i


ABSTRAK ..................................................................................................... ii
ABSTRACT .................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1


1.1. Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................... 3
1.3.1. Tujuan Umum ............................................................. 3
1.3.2. Tujuan Khusus ............................................................ 3
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 5


2.1. Pitiriasis Versikolor ................................................................. 5
2.1.1. Definisi ........................................................................ 5
2.1.2. Epidemiologi ............................................................... 5
2.1.3. Etiologi ........................................................................ 6
2.1.4. Patogenesis .................................................................. 6
2.1.5. Gejala Klinis................................................................. 7
2.1.6. Diagnosis ..................................................................... 9
2.1.7. Diagnosis Banding ...................................................... 11
2.1.8 Penatalaksanaan dan Pencegahan ............................... 11
2.1.9 Prognosis ..................................................................... 12
2.2. Kebersihan Diri (Personal Hiegine) ......................................... 13
2.2.1. Definisi ........................................................................ 13
2.2.2. Kebersihan Kulit .......................................................... 13
2.2.3. Kebersihan Tangan dan Kuku ..................................... 14
2.2.4. Kebersihan Pakaian ..................................................... 14
2.3.Hubungan Kebersihan Diri dengan Pitiriasis Versikolor ........... 15

BAB III KERANGKA TEORI, KONSEP, DAN HIPOTESIS ................. 16


3.1. Kerangka Teori ........................................................................ 16
3.2. Kerangka Konsep ..................................................................... 17
3.3. Hipotesis .................................................................................. 17

vi

Universitas Sumatera Utara


BAB IV METODE PENELITIAN .............................................................. 18
4.1. Jenis Penelitian ........................................................................ 18
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 18
4.2.1. Lokasi Penelitian ......................................................... 18
4.2.2. Waktu Penelitian ......................................................... 18
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................. 18
4.3.1. Populasi Penelitan ....................................................... 18
4.3.2. Sample Penelitian ........................................................ 18
4.3.3. Besar Sampel ............................................................... 19
4.4. Teknik Pegumpulan Data ........................................................ 19
4.5. Pengolahan dan Analisis Data ................................................. 20
4.5.1. Pengolahan Data .......................................................... 20
4.5.2. Analisis Data ............................................................... 21
4.6. Definisi Operasional ................................................................ 21
4.6.1. Kebersihan Diri ........................................................... 21
4.6.2. Pitiriasis Versikolor ..................................................... 22

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 23


5.1. Hasil Penelitian ....................................................................... 23
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ......................................... 23
5.1.2. Karakteristik Responden ............................................. 23
5.1.3. Analisis Univariat ........................................................ 24
5.1.4. Analisis Bivariat .......................................................... 32
5.2. Pembahasan ............................................................................. 33
5.2.1. Kejadian pitiriasis versikolor berdasarkan usia ........... 33
5.2.2. Kejadian pitiriasis versikolor berdasarkan
jenis kelamin .............................................................. 33
5.2.3. Kejadian pitiriasis versikolor berdasarkan kelas ......... 34
5.2.4. Hubungan tingkat kebersihan diri dengan pitiriasis
versikolor .................................................................... 34

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 36


6.1. Kesimpulan ............................................................................. 36
6.2. Saran ........................................................................................ 36

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 38


LAMPIRAN ...................................................................................................

vii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia 24
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Kejadian PV Berdasarkan Usia 24
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 24
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Kejadian Pitiriasis Versikolor 25
berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelas 25
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Kejadian Pitiriasis Versikolor 25
Berdasarkan Kelas
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Kebersihan Kulit Responden 26
Tabel 5.8 Gambaran Tingkat Kebersihan Kulit Responden 27
Tabel 5.9 Distribusi Kebersihan Tangan dan Kuku Responden 27
Tabel 5.10 Gambaran Tingkat Kebersihan Tangan dan Kuku Responden 28
Tabel 5.11 Distribusi Kebersihan Pakaian Responden 28
Tabel 5.12 Gambaran Tingkat Kebersihan Pakaian Responden 29
Tabel 5.13 Distribusi Frekuensi Kebersihan Handuk Responden 29
Tabel 5.14 Gambaran Tingkat Kebersihan Handuk Responden 29
Tabel 5.15 Distribusi Frekuensi Tingkat Kebersihan diri responden 30
Tabel 5.16 Distribusi Frekuensi Pitiriasis versikolor pada Responden 30
Tabel 5.17 Hubungan Tingkat Kebersihan diri dengan kejadian Pitiriasis 30
versikolor

viii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


Gambar 2.1.A Lesi Hiperpigmentasi pada Penderita PV 8
Gambar 2.1.B Lesi Hipopigmentasi pada Penderita PV 8
Gambar 2.1.C Bercak Berskuama Berwarna Seperti Salmon 8
pada Penderita PV
Gambar 2.1.D Pembesaran Dekat Lesi Penderita PV 8
Gambar 2.2 Makula dan Bercak PV dengan Tampilan 10
Permukaan yang Sedikit Mengkerut
Gambar 2.3 Gambaran ‘spaghetti and meatballs’dari 10
Malasezzia furfur pada Pemeriksaan KOH 10%
Gambar 3.1 Kerangka Teori 16
Gambar 3.2 Kerangka Konsep 17

ix

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR SINGKATAN

PV : Pitiriasis Versikolor

PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

SD : Sekolah Dasar

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup


Lampiran 2 Lembar Penjelasan
Lampiran 3 Lembar Persetujuan Penelitian (Informed Consent)
Lampiran 4 Lembar Kuesioner
Lampiran 5 Lembar Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner
Lampiran 6 Master Data
Lampiran 7 Hasil Pengolahan Data Statistik
Lampiran 8 Surat Izin Survei Awal
Lampiran 9 Ethical Clearance
Lampiran 10 Surat Izin Penelitian
Lampiran 11 Dokumentasi Kegiatan

xi

Universitas Sumatera Utara


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Infeksi jamur pada kulit atau mikosis banyak diderita penduduk khususnya
yang tinggal di daerah tropis yang beriklim panas.1 Indonesia merupakan salah satu
Negara beriklim tropis yang penduduknya sering mengalami penyakit ini. Iklim
panas dan lembab merupakan salah satu penyebab tingginya insiden tersebut. 2
Berdasarkan lokasi infeksinya, infeksi jamur (mikosis) dapat diklasifikasikan menjadi
infeksi jamur superfisialis dan profunda1. Insidens mikosis superfisialis cukup tinggi
di Indonesia karena didukung oleh iklim yang tropis,faktor lingkungan yang kurang
bersih,dan tingkat kebersihan diri yang kurang baik.1,2 Mikosis superfisialis dibagi
lagi menjadi dermatofitosis dan nondermatofitosis1,3. Dermatofitosis adalah penyakit
pada jaringan yang mengandung zat tanduk (keratin) yang disebabkan golongan
jamur dermatofita yang mencerna keratin, sedangkan Nondermatofitosis tidak
mencerna keratin, salah satu contohnya adalah Pitiriasis versikolor (PV).1,3
Pitiriasis versikolor merupakan penyakit jamur superfisial yang kronik yang
biasanya tidak memberikan keluhan subjektif, berupa bercak berskuama halus yang
berwarna putih sampai coklat hitam terutama dijumpai di badan dan kadang-kadang
dapat menyerang lipatan aksila, inguinal, lengan, tungkai atas, leher, muka dan kulit
kepala.1,3,4
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu iklim yang panas, tingkat
kebersihan diri dan lingkungan, faktor herediter, penderita yang sakit kronik,
mendapat pengobatan steroid atau antibiotik yang lama dan malnutrisi/gizi buruk1,2.
Insiden PV pada daerah dengan iklim dingin sebesar 1%, sedangkan pada
daerah dengan iklim tropis sebesar 40-60%.5 Di Eropa Tengah dan Utara dilaporkan
insiden penyakit ini hanya 0.5%-1%.6 Di Indonesia diperkirakan 50% penduduknya
menderita penyakit ini.2 Penyakit ini dapat terjadi pada pria dan wanita, dimana pria
lebih sering terserang dibanding wanita dengan perbandingan 3 : 2. Penyakit ini

Universitas Sumatera Utara


2

dapat mengenai semua kelompok umur mulai dari anak-anak sampai orang tua, tetapi
lebih sering mengenai dewasa muda karena pada umumnya dewasa muda lebih aktif
dan sering terpapar dengan faktor-faktor predisposisi dari PV seperti keringat
berlebihan , ditambah dengan kebersihan diri yang buruk. Diduga orang-orang
dengan tingkat kebersihan yang jelek dan keringat yang berlebihan menjadi faktor
predisposisi penting timbulnya penyakit ini1,4.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Tingkat Provinsi Sumatera Utara Tahun
2012, Kecamatan Medan Labuhan merupakan salah satu kecamatan dengan tingkat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta hiegine yang rendah6. Keadaan
Lingkungan yang berdekatan dengan Sungai Deli membuat tingkat kebersihan di
Kecamatan tersebut rendah6. Selain itu, ketersediaan air bersih di kecamatan tersebut
juga minim ditambah penduduknya yang juga rata-rata mengalami kekurangan gizi.
Kecamatan Medan Labuhan juga memiliki penduduk yang mempunyai masalah kulit
yang tinggi terutama masalah kulit yang disebabkan oleh jamur akibat kurangnya
kesadaran masyarakat setempat akan kebersihan diri.6 Faktor pendukung lain yang
turut berperan adalah faktor lingkungan yang status hiegienenya bisa dikatakan
kurang dan sikap masyarakat setempat yang juga tidak terlalu peduli dengan masalah
tersebut8.
Di Kecamatan tersebut terdapat beberapa sekolah dasar dan masing-masing
sekolah memiliki lingkungan yang berbeda-beda dan para siswa nya juga kurang
memperhatikan kebersihan diri6,7. Peran Orang tua yang kebanyakan berprofesi
sebagai nelayan dan mengajak anak-anaknya turut serta bekerja dengannya dibawah
terik matahari dengan menggunakan seragam sekolah serta tingkat pengetahuan yang
kurang akan penyebab-penyebab PV juga turut berperan dalam tingkat kejadian PV
di kecamatan ini6. Hal ini turut mendukung teori sebelumnya yang menjelaskan
bahwa tingkat kebersihan diri seseorang mempunyai pengaruh penting dalam
terjadinya penyakit pitiriasis versikolor1,2. Untuk itu diharapkan penelitian ini dapat
memberikan informasi mengenai kejadian pitiriasis versikolor pada anak-anak di SD
Kecamatan Medan Labuhan serta hubungannya dengan tingkat kebersihan diri.

Universitas Sumatera Utara


3

1.2. Rumusan Masalah


Bagaimanakah hubungan antara tingkat kebersihan diri terhadap kemungkinan
terjadinya Pitiriasis Versikolor pada anak-anak SD di Kecamatan Medan Labuhan?

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara tingkat kebersihan diri dari anak-anak di
SD Kecamatan Medan Labuhan terhadap kejadian Pitiriasis Versikolor.

1.3.2. Tujuan Khusus


Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui proporsi Pitiriasis Versikolor pada anak-anak SD di
Kecamatan Medan Labuhan.
2. Untuk mengetahui karakteristik tingkat kebersihan diri dari anak-anak SD di
Kecamatan Medan Labuhan yang dilihat dari kebersihan kulit, pakaian,
handuk, tangan dan kuku.
3. Untuk mengetahui hubungan tingkat kebersihan diri dengan kejadian Pitiriasis
Versikolor pada anak-anak SD di Kecamatan Medan Labuhan.

Universitas Sumatera Utara


4

1.4. Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Peneliti
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sarana pengembangan diri untuk
peningkatan pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti dalam menganalisis tentang
hubungan kebersihan diri terhadap kejadian Pitiriasis Versikolor

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan


Sebagai data awal dan bahan bacaan di perpustakaan Universitas Sumatera
Utara yang diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya

1.4.3 Bagi Masyarakat


Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang benar bagi
masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan diri, dan hubungan tingkat
kebersihan diri terhadap kejadian pitiriasis versicolor.

Universitas Sumatera Utara


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pitiriasis versikolor


2.1.1. Definisi
Pitiriasis versicolor yang disebabkan oleh Malassezia furfur adalah penyakit
jamur superfisial yang kronik dan dapat menyerang seluruh tubuh. Biasanya tidak
memberikan keluhan yang subjektif hanya berupa bercak berskuama halus berwarna
putih sampai coklat hitam 1. Penyakit ini lebih sering terjadi di area dengan
temperatur dan kelembapan yang relatif tinggi serta dengan aktifitas tubuh
yangberkepanjangan.1,2 Insidensinya sulit ditemukan karena banyak penderita yang
tidak berobat ke paramedis tapi hanya mengobati dengan salap yang dibeli di warung
ataupun Apotek tanpa resep dokter kulit. Perbandingan antara daerah panas dan
dingin adalah 50:1.1

2.1.2. Epidemiologi
Secara Epidemiologi, penyakit ini ditemukan pada semua ras tetapi lebih
sering pada orang-orang berkulit hitam dikarenakan adanya perubahan pada
pigmentasi kulitnya. 1 Frekuensi berdasarkan jenis kelamin berbeda antara penelitian
satu dengan lainnya. Ada yang mengatakan sama antara laki-laki dan perempuan dan
ada pula yang mengatakan dominan pada laki-laki dan sebaliknya. Di daerah yang
beriklim tropis dan lembab insiden dilaporkan sebanyak 50% sedangkan pada daerah
yang beriklim lebih dingin angka insiden lebih rendah, hanya sekitar 1.1 %.10
Pitiriasis versicolor lebih sering ditemukan pada remaja dan dewasa muda
dikarenakan kelenjar sebaseanya lebih aktif.1

Universitas Sumatera Utara


6

2.1.3. Etiologi
Pada kulit terdapat flora normal yang berhubungan dengan timbulnya
pitiriasis versikolor yaitu Pityrosporum orbiculare yang berbentuk bulat dan
Pytyrosporum ovale yang berbentuk oval. Keduanya merupakan organisme yang
sama, dapat berubah sesuai dengan lingkungannya, misalnya suhu, media, dan
kelembaban. Pitiriasis versikolor disebabkan oleh jamur dimorfik, lipofilik(Lipophilic
yeast) yang dapat tumbuh secara in vitro hanya dengan penambahan asam lemak Cl2-
Cl14 seperti minyak zaitun dan lanolin yaitu Malassezia furfur yang pada keadaan
tertentu dapat berubah dari bentuk jamur saprofit menjadi bentuk predominan
miselium parasitic yang menyebabkan timbulnya gejala klinis.1,2,3 .Faktor
predisposisi perubhan bentuk miselium tersebut meliputi iklim panas, lingkungan
yang lembab,keringat berlebih, kontrasepsi oral, penggunaan kortikosteroid sistemik,
penyakit cushing, imunosupresi, dan malnutrisi.1,2

2.1.4. Patogenesis
Malassezia furfur merupakan flora normal pada kulit manusia dan hidup
sebagai saprofit di permukaan kulit manusia. Di bawah kondisi tertentu seperti
lingkungan yang hangat dan lembab, tingkat kebersihan diri yang kurang,
penggunaan antibiotik jangka lama, terapi imunosupresan, hiperhidrosis, dan keadaan
kurang gizi dapat mengubah Malasezzia furfur dari bentuk saprofit ke bentuk
miselium yang lebih patogenik.1,2
Jamur tersebut dapat menyaring sinar matahari dan mengganggu proses
pewarnaan kulit yang normal. Senyawa tertentu yang disintesis oleh Malassezia
furfur yang disebut pityriacitrin bisa menyerap sinar ultraviolet. Metabolit lain
Malassezia seperti asam azelaik, malassezin, pitirialakton dan pitiriarubin dapat
menyebabkan hipopigmentasi dengan menghambat enzim tirosinase dan merusak
proses pembentukan melanosit. Kerusakan yang lama dari melanosit karena metabolit
tersebut dapat menjelaskan mengapa lesi hipopigmentasi bisa bertahan selama
berbulan-bulan dan beberapa bisa bertahan sampai bertahun-tahun.1,4

Universitas Sumatera Utara


7

2.1.5. Gejala Klinis


Kelainan kulit PV sangat superfisial dan ditemukan terutama di badan
(punggung dan dada) kemudian bisa meluas ke lengan atas, leher, atau tungkai
atas/bawah dan pada beberapa bagian tubuh yang tertutup ataupun yang mendapat
tekanan pakaian misalnya pada lipatan aksila dan lipatan inguinal. Kelainan yang
timbul terlihat sebagai makula yang berbentuk oval hingga bulat menyatu dan tidak
beraturan seperti bercak berskuama dengan permukaan yang mengeriput dan dapat
menyebar ke seluruh area tubuh. Warna dari bercak-bercak tersebut bervariasi mulai
dari putih menjadi pink hingga menjadi coklat kemerahan atau coklat kehitama.1,5
Karakteristik skuama bisa digambarkan seperti dust-like atau furfuraceous.
Untuk menunjukan adanya skuama bisa dilakukan dengan menggesekkan pisau bedah
(scalpel) secara perlahan atau kuku di atas kulit (finger nail sign). Skuama dapat juga
dillihat dengan menggunakan uji lampu Wood yang akan menunjukan gambaran
flurosensi berwarna kuning keemasan.1,2,5 Kelainan biasanya asimtomatik, hanya
berupa kelainan kosmetik kulit tanpa rasa gatal ataupun dengan rasa gatal yang ringan
sehingga adakalanya penderita tidak mengetahui bahwa ia berpenyakit tersebut.1

Universitas Sumatera Utara


8

A B

C D

Gambar 2.1 Pityriasis (tinea) versicolor.1 A. Lesi hiperpigmentsai dan lebih gelap
karena hiperemis sekunder terhadap respon inflamasi dan peningkatan melanin. B.
Makula halus dengan tepi tegas, bentuk tidak beraturan dan hipopigmentasi, kadang-
kadang terdapat skuama halus yang dapat diambil dengan kerokan menggunakan
objek gelas. Ketika lesi sangat besar akan susah dibedakan dengan vitiligo. C.
Makula halus berwarna seperti salmon bergabung membentuk bercak yang besar. D.
pada pembesaran dekat lesi tampak seperti bercak-bercak debu berskuama halus

Universitas Sumatera Utara


9

2.1.6. Diagnosis
Diagnosis PV ditegakkan berdasarkan:
a. Gambaran klinis: dijumpai makula hipopigmentasi atau hiperpigmentasi
berbentuk oval hingga bulat tidak beraturan dengan permukaan berkeriput dan
tertutup skuama atau sisik halus dengan warna yang bervariasi mulai dari
putih bercampur merah muda hingga coklat kemerahan atau coklat kehitaman
yang dapat menyebar ke seluruh area tubuh.1,11
b. Pemeriksaan penunjang berupa kerokan kulit menggunakan KOH 10%:
pengambilan skuama dapat dilakukan dengan membuat kerokan kulit
menggunakan scalpel tumpul atau menggunakan selotip yang didekatkan pada
lesi. Gambaran mikroskopis memperlihatkan kelompok sel ragi bulat
berdinding tebal dengan miselium kasar, sering terputus-putus (pendek-
pendek), yang akan lebih mudah dilihat dengan penambahan zat tinta Parker
blue-black atau biru laktofenol. Gambaran hifa dan miselium sering
digambarkan sebagai meat ball and spaghetti atau bananas and grapes.1,11
c. Pemeriksaan uji fluoresensi dengan lampu Wood (365nm): memberikan
gambaran flurosensi berwarna kuning keemasan pada lesi yang bersisik.1,1

Universitas Sumatera Utara


10

Gambar 2.2 Pityriasis (tinea) versicolor. Makula dan bercak mempunyai tampilan
permukaan yang sedikit megkerut.[1]

Gambar 2.3 “Gambaran Spaghetti and meatballs” dari Malasezzia pada pemeriksaan
KOH 10% [1]

Universitas Sumatera Utara


11

2.1.7. Diagnosis Banding


Diagnosis Banding meliputi ruam-ruam bercah putih atau coklat pada kulit
seperti vitiligo, pitiriasis alba, morbus Hansen, kloasma, sifilis sekunder, pinta, tinea
korporis, dermatitis seboroik, pitiriasis rosea.11
a. Vitiligo mempunyai tempat predileksi yang khas yatiu disekitar wajah, aksila,
lipat paha, dorsum manus, dan rectum, serta tidak dijumpai skuama pada lesi
hipopigmentasinya. Pada pemeriksaan lampu Wood vitiligo tampak putih
berkilau.
b. Pitiriasis alba sering dijumpai pada anka-anak (3-16 tahun), didahului dengan
eritema. Lokasi predileksi biasanya disekitar mulut, dagu, pipi, serta dahi.
c. Morbus Hansen dapat dibedakan dari PV dengan ciri-ciri khas seperti macula
hipopigmentasi yang hipestesi atau anastesi, alopesia, anhidrosis, dan atrofi.
d. Sifilis sekunder dan pinta umumnya menunjukkan adanya tingkat inflamasi
yang lebih hebat, lesi depigmentasi seperti vitiligo dengan batas yang tidak
teratur dan berukuran bervariasi.
e. Dermatitis seboroik mempunyai lesi yang khas yaitu skuama yang berminyak
dan kekuningan.
f. Pitiriasis rosea biasanya didahului dengan eritema dengan skuama halus
(herald patch) kemudian diikuti dengan lesi-lesi kecil berikutnya yang
susunannya mengikuti garis kosta sehingga menyerupai pohon cemara terbalik
dan pada pemeriksaan KOH akan menunjukkan hasil negatif.

2.1.8. Penatalaksanaan dan Pencegahan


Pengobatan PV dapat dilakukan dengan cara topikal atau sistemik.
Pengobatan topikal terutama ditujukan untuk penderita dengan lesi yang minimal.
Obat topikal yang paling sering digunakan adalah selenium sulfide 2,5%, dan obat
topikal golongan senyawa azol (antara lain ketokonazol 2%, bifonazol, tiokonazol)
dalam bentuk sampo yang dipakai 2-3 kali seminggu selama 2 minggu.1,12 Obat krim
terbinafine 1% juga efektif untuk pengobatan PV, dipakai 2 kali sehari setelah selama

Universitas Sumatera Utara


12

seminggu dengan angka kesembuhan 80% 1. Bisa juga menggunakan solusio sodium
tiosulfas 20% yang dioleskan 2 kali sehari setelah mandi selama 2 minggu. Sampo
selenium sulfide dan sodium tiosulfas 20% menyebabkan bau yang kurang sedap
serta kadang bersifat iritattif, sehingga sering menyebabkan pasien kurang patuh
menjalani pengobatan.1,3
Pengobatan sistemik menggunakan ketokonazol atau itrakonazol juga sangat
efektif untuk PV yang luas. Dosis untuk ketokonazol bervariasi antara 200mg perhari
selama 7-10 hari atau 400mg dosis tunggal. Itrakonazol disarankan untuk kasus yang
kambuihan atau tidak respon dengan cara pengobatan lain, dengan dosis 200mg
sampai 400mg perhari selama 3-7 hari. Fluconazole juga efektif bila diberikan 400mg
dosis tunggal. 1,3,12
Untuk mencegah terjadinya PV dapat disarankan pemakaian 50% propilen
glikol dalam air untuk pencegahan kekambuhan. Pada daerah endemic dapat
disarankan pemakaian ketoconazole 200mg/hari selama 3 hari setiap bulan atau
itrakonazol 200mg sekali sebulan untuk pencegahan kekambuhan penyakit atau
pemakaian sampo selenium sulfide sekali seminggu.14

2.1.9. Prognosis
Prognosis PV dalam hal kesembuhan baik tetapi persoalan utama adalah
kekambuhan yang sangat tinggi1,4. Menghadapi persoalan ini, lebih baik dilakukan
pengobatan ulang setiap kali kambuh atau pencegahan daripada memperpanjang satu
periode pengobatan1,4.
Masalah lain adalah menetapnya hipopigmentasi dan diperlukan waktu yang
cukup lama untuk repigmentasi1,4. Namun hal ini bukan akibat kegagalan terapi,
sehingga penting untuk memberikan informasi kepada pasien bahwa becak putih
tersebut akan menetap beberapa bulan setelah terapi dan akan menghilang secara
perlahan.1,4

Universitas Sumatera Utara


13

2.2. Kebersihan Diri


2.2.1. Definisi
Kebersihan diri atau personal hygiene berasal dari Bahasa Yunani yaitu
personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat.17 Kebersihan perorangan
adalah suatu tindakan untuk memlihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis17. Kurang perawatan diri adalah kondisi dimana
seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya17. Kebersihan
perorangan sangat penting untuk diperhatikan. Pemeliharaan kebersihan perorangan
diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan dan kesehatan.17 Seseorang
dikatakan memiliki kebersihan diri apabila orang tersebut dapat menjaga kebersihan
tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, tangan, kuku, dan kebersihan genitalia.18

2.2.2. Kebersihan Kulit


Kebersihan individu yang buruk atau bermasalah akan mengakibatkan
berbagai dampak, baik fisik maupun psikososial17. Dampak fisik yang sering dialami
seseorang yang tidak menjaga dengan baik kebrsihan dirinya adalah gangguan
integritas kulit.17
Kulit berfungsi untuk melindungi permukaan tubuh, memelihara suhu tubuh,
mengeluarkan sisa-sisa metabolisme dan menerima rangsanagn dari luar tubuh. Kulit
juga penting dalam pembentukan vitamin D oleh tubuh yang berasal dari 7-
dehidrokolesterol dengan bantuan sinar ultraviolet. Mengingat pentingya fungsi-
fungsi kulit tersebut maka kulit perlu dijaga kesehatannya. 17
Sabun dan air adalah hal yang penting untuk mempertahankan kebersihan
kulit. Mandi yang baik adalah17:
1. Mandi satu sampai dua kali sehari, khusunya di daerah tropis.
2. Bagi yang terlibat dengan kegiatan ataupun pekerjaan yang banyak
menghasilkan keringat dianjurkan untuk mandi setelah selesai kegiatan
tersebut.

Universitas Sumatera Utara


14

3. Gunakan sabun yang lembut. Germisidal atau sabun antiseptic tidak


dianjurkan unutk mandi sehari-hari.
4. Bersihkan anus dan genitalia dengan baik karena pada kondisi tidak bersih,
sekresi normal dari anus dan genitalia akan menyebabkan iritasi dan infeksi.
5. Bersihkan badan dari sabun dengan air lalu keringkan dengan handuk yang
kering dan tidak dipakai oleh orang lain
6. Jangan menggunakan handuk secara bergantian, dan jangan menyimpan
handuk dalam keadaan basah ataupun lembab.
7. Pakaian perlu diganti sehabis mandi dengan pakaian yang bersih dan habis
dicuci dengan sabun/detergen, dijemur dibawah sinar matahari dan disetrika.18

2.2.3. Kebersihan tangan dan kuku


Indonesia adalah negara yang sebagian besar masyarakatnya menggunakan
tangan untuk makan, mempersiapkan makanan, bekerja, dan lain sebagainya Oleh
karena itu, kita juga harus memperhatikan kebersihan tangan dan kuku kita sebelum
dan sesudah beraktivitas. Untuk itu yang harus diperhatikan17:
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah makan, setelah ke kamar mandi dengan
menggunakan sabun. Mencuci dengan menggunkaan sabun harus meliputi
area antara jari tangan, kuku, dan punggung tangan.
2. Handuk yang digunakan untuk mengeringkan tangan sebaiknya dicuci dan
diganti setiap hari.
3. Pelihara kuku agar tetap pendek, jangan memotong kuku terlalu pendek
karena bias mengenai kulit.18

2.2.4. Kebersihan Pakaian


Kebersihan Pakaian turut berperan dalam terjadinya penyakit kulit karena
pakaian yang kita gunakan akan bersentuhan langsung dengan kulit kita. Ada
beberapa hal yang harus kita perhatikan untuk menjaga kebersihan pakaian, yaitu:

Universitas Sumatera Utara


15

1. Mengganti pakaian minimal 2x sehari, dan apabila tubuh cepat berkeringat


maka pakaian harus lebih sering diganti untuk menghindari penyakit kulit
seperti PV
2. Perhatikan juga tempat untuk menjemur pakaian, jangan menjemur pakaian
dengan cuaca yang tidak mendukung, sebaiknya menjemur pakaian dibawh
terik matahari
3. Jangan menyimpankan pakaian di tempat yang lembab karena bisa menjadi
media yang baik untuk pertumbuhan jamur
4. Pakaian perlu dicuci dengan sabun/detergen, dijemur dibawah sinar matahari
dan disetrika.18

2.2.5. Hubungan Kebersihan Diri dengan Pitiriasis Versicolor


Kebersihan diri merupakan faktor penting dalam usaha pemeliharaan
kesehatan agar kita selalu dapat hidup sehat. Menjaga kebersihan diri berarti juga
menjaga kesehatan umum. Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal
yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi
kesehatan dan psikis seseorang. Kurangnya kebersihan diri merupakan salah satu
faktor predisposisi timbulnya penyakit seperti pitiriasis versicolor.17,18
Kebersihan diri yang kurang terjaga dapat membuat tubuh menjadi rentan
terhadap penyakit kulit18. Salah satu contoh tersering adalah tentang masalah
kelembaban kulit18. Kulit yang lembab dapat menjadi media yang baik untuk
pertumbuhan jamur18. Pada anak-anak sering kali terjadi produksi keringat yang
berlebihan dikarenakan aktivitas yang dilakukan terus-menerus oleh anak-anak
tersebut, seperti bermain dibawah terik matahari panas, membantu orangtua bekerja
di tempat yang panas, berjalan kaki siang hari sepulang sekolah dengan jarak yang
cukup jauh ditambah dengan penggunaan pakaian yang terbuat dari bahan yang tidak
menyerap keringat.Kurangnya kesadaran anak-anak dan juga para Orangtua akan
kebersihan diri itulah yang menjadi resiko terkena pitiriasis versikolor17,18.

Universitas Sumatera Utara


BAB III
KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
PENELITIAN

3.1 Kerangka Teori


Tingkat Kelembaban
Hiperhidrosis Kebersihan Diri tinggi
yang Jelek

Suhu Defisiensi
Panas Imun

Penggunaan Penggunaan
Pitiriasis versikolor
Kortikosteroid Kontrasepsi
Oral

Patofisiologi Diagnosis:
Diagnosa Banding:
Malasezzia furfur dalam 1.vitiligo Anamnesa
bentuk flora normal ->
2.Pitiriasis alba Pemeriksaan fisik
Malasezzia furfur dalam
bentuk patogen 3.Morbus Hansen Pemeriksaan
penunjang (KOH
4.Sifilis sekunder dan
10%, Lampu
pinta
Wood)
5.Dermatitis seboroik

6.Pitiriasis rosea

Gambar 3.1 Kerangka Teori

16

Universitas Sumatera Utara


17

3.2 Kerangka Konsep Penelitian


Kerangka konsep penelitian ini untuk mengetahui apakah ada hubungan
antara tingkat kebersihan diri dengan kejadian Pitiriasis Versikolor pada anak-anak
di SD Kecamatan Medan-Labuhan.
Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka kerangka konsep dalam penelitian
ini adalah:

Variabel Independen Variabel Dependen


Tingkat Kebersihan Diri Pitiriasis Versikolor
 Baik
 Buruk

Gambar 3.2. Kerangka Konsep Penelitian

3.3. Hipotesis Penelitian


a. Hipotesis nol (H0):
Tidak ada hubungan antara tingkat kebersihan diri dengan kejadian Pitiriasis
Versikolor pada anak-anak SD di Kecamatan Medan-Labuhan
b. Hipotesis Alternatif (Ha):
Ada hubungan antara tingkat kebersihan diri dengan kejadia Pitiriasis
Versikolor pada anak-anak SD di Kecamatan Medan-Labuhan

Universitas Sumatera Utara


BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian


Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang bersifat survei analitik dengan
desain potong lintang (cross sectional), dimana penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan tingkat kebersihan diri dengan kejadian Pitiriasis versikolor
pada anak-anak di SD Kecamatan Medan-Labuhan.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian


4.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di 3 SD di Kecamatan Medan-Labuhan karena
ditemukannya beberapa suspek yang menderita Pitiriasis Versikolor, kondisi
kebersihan diri dan lingkungan yang kurang baik di kecamatan tersebut, dan belum
pernah dilakukan penelitian yang sama di kecamatan ini tentang Pitiriasis Versikolor.

4.2.2. Waktu Penelitian


Waktu penelitian dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2016.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian


4.3.1. Populasi
Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai populasi adalah seluruh siswa-
siswi kelas 5 dan 6 di 3 SD Kecamatan Medan-Labuhan yang berjumlah 117 orang.

4.3.2. Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu
seluruh populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diambil sebagai subjek
penelitian.

18

Universitas Sumatera Utara


19

Perhitungan Besar Sampel :

Keterangan:
= Besar Sampel
P = Proporsi pasien yang memiliki variabel bebas yang akan dicari
Q = Proporsi pasien yang tidak memiliki variabel bebas (1 – P)
d = tingkat ketepatan absolute yang dikehendaki bernilai 0,1 = 10%

Z = telah ditetapkan bahwa adalah 0,05 sehingga Z bernilai 1,96

4.3.3. Kriteria Inklusi


 Siswa-siswi kelas 5 dan 6 di 3 SD Kecamatan Medan Labuhan
 Bersedia meenjadi responden dan mengikuti penelitian

4.3.4. Kriteria Eksklusi


 Siswa-siswi yang sedang menjalani pengobatan antijamur
 Yang tidak kooperatif mengikuti penelitian

4.4. Teknik Pengumpulan Data


4.4.1. Data Primer
Data yang diperoleh dengan menggunakan observasi langsung untuk
menegakkan diagnosa oleh penelilti, dimana semua sampel diperiksa melalui
anamnesa untuk menanyakan keluhan subjektif yang dirasakan pasein kemudian
dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik untuk melihat ada tidaknya macula

Universitas Sumatera Utara


20

hipopigmentasi/hiperpigmentasi disertai adanya skuama halus kemudian jika dari


hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik mengarah ke PV akan dilanjutkan dengan
pemeriksaan mikroskop menggunakan KOH 10%, positif bila memperlihatkan
kelompok sel ragi bulat berdinding tebal dengan miselium kasar, sering terputus-
putus (pendek-pendek) dan untuk tingkat kebersihan diri akan dinilai melalui
kuesioner.

4.4.2 Data Sekunder


Data yang diperoleh dari Pihak Sekolah.

4.5. Pengolahan dan Analisis Data


4.5.1. Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunkan program komputer dengan
proses sebagai berikut:
 Editing : memeriksa ketepatan dan kelengkapan data
 Coding : Pemberian kode dan penomoran
 Entry : Memasukkan data kedalam computer
 Cleaning Data : Memeriksa semua data yang telah dimasukkan dalam
komputer untuk menghindari kesalahan dalam pemasukkaan
data.
 Saving : Penyimpanan data

 Analisis Data : Mendeskripsikan masing-masing variabel yang disajikan


dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, kemudian dianalisa untuk mengetahui
hubungan variable independen dengan variable dependen menggunakan uji
Chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%. Analisa data dilakukan dengan
membandingkan nilai probabilitas dengan (0,05).

Universitas Sumatera Utara


21

4.5.2. Analisis Data


A. Analisis Univariat
Analisis data dengan mendistribusikan variabel yang diteliti dalam bentuk
tabel frekuensi.
B. Analisis Bivariat
Analisis data yang digunakan untuk melihat adakah hubungan variabel
independen dengan variabel dependen. Uji analisa menggunakan uji chi-square
dengan tingkat kepercayaan 95% (p < 0,05). Kriteria pengambilan keputusan
dilakukan dengan melihat nilai probabilitas hitung dan dapat ditentukan Hipotesis
nol (H0) ditolak apabila p < 0,05 atau H0 gagal ditolak apabika p > 0,05.
Apabila hipotesis menunjukan hasil yang signifikan (H0 ditolak) maka terdapat
hubungan antara variabel yang diteliti.

4.6. Definisi Operasional


A. Kebersihan Diri

 Definisi : suatu upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi


kebersihan seluruh tubuh seperti menjaga kebersihan kulit, pakaian, handuk,
tangan dan kuku.
 Cara Ukur : wawancara
 Alat Ukur : Kuesioner, pertanyaan yang diajukan sebanyak 12 pertanyaan (6
pertanyaan kebersihan kulit, 2 pertanyaan kebersihan tangan dan kuku, 2
pertanyaan kebersihan pakaian, dan 2 pertanyaan kebersihan handuk) dengan
3 pilihan jawaban:
 Jawaban “A” diberi skor 1
 Jawaban “B” diberi skor 2
 Jawaban “C” diberi skor 3

Universitas Sumatera Utara


22

 Kategori:
 Baik jika >75% (nilai 27-36)
 Buruk jika <75% (nilai 1-26)
 Skala Pengukuran: Nominal

B. Pitiriasis versikolor

 Definisi: Suatu penyakit jamur kulit yang kronik dan asimtomatik, ditandai
dengan bercak putih sampai coklat dan bersisik yang disebabkan oleh jamur
Malassezia furfur
 Cara Ukur :
 Anamnesa (keluhan subjektif pasien)
 Pemeriksaan Fisik (makula hipopigmentasi/hiperpigmentasi
dengan skuama halus)
 Pemeriksaan penunjang (pemeriksaan dengan lampu wood akan
menunjukkan adanya fluorosensi berwarna kuning keemasan pada
lesi yang bersisik.
 Pemeriksaan mikroskopis dengan kerokan kulit dan membuat
sediaan preparat dengan KOH akan memperlihatkan hasil positif
bila dijumpai hifa berupa kelompok sel ragi bulat berdinding tebal
dengan miselium kasar, sering terputus-putus (pendek-pendek)
yang akan lebih mudah diliat dengan penambahan zat warna tinta
Parker blue-black atau biru laktofenol.
 Alat Ukur : Hasil Pemeriksaan Kerokan Kulit menggunakan KOH 10%
 Kategori :
 Ya = jika hasil pemriksaan KOH (+)
 Tidak = jika hasil pemeriksaan KOH (-)
 Skala : Nominal

Universitas Sumatera Utara


BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. HASIL PENELITIAN

5.1.1. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN


Penelitian ini dilaksanakan di sekolah-sekolah dasar (SD) Kecamatan Medan
Labuhan. Kecamatan Medan Labuhan merupakan salah satu kecamatan dengan
tingkat personal hiegine dan kebersihan lingkungan yang kurang baik6. Beberapa
anak di SD Kecamatan Medan Labuhan menderita penyakit kulit salah satunya adalah
pitiriasis versikolor(panuan) yang merupakan judul dari penelitian ini. Sekolah-
sekolah dasar di Kecamatan Medan Labuhan rata-rata memiliki ruang kelas yang
kurang bersih, penerangan yang kurang memadai, meja dan kursi masih terbuat dari
kayu yang kebanyakan sudah rapuh, ditambah dengan kebersihan kamar mandi yang
sangat kurang.
Selain itu anak-anaknya masih sering bermain di tengah lapangan tepat
dibawah terik matahari ketika jam istirahat siang hari yang membuat produksi
keringat berlebih ditambah dengan seragam sekolah yang digunakan tidak menyerap
keringat dan hal ini dapat menjadi salah satu faktor timbulnya penyakit kulit seperti
pada penelitian Agsa Sajida pada tahun 2012 yang mengatakan bahwa penyebab
tersering terajdinya pitiriasis versikolor adalah kurangnya kebersihan pakaian dan
produksi keringat yang berlebih, dan apabila hujan deras kebanyakan dari sekolah-
sekolah ini akan mengalami banjir dan sekolah diliburkan karena keadaan kelas yang
tergenang air.

5.1.2. DESKRIPSI KARAKTERISITK RESPONDEN


Populasi yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh murid
sekolah dasar kelas 5-6 dari 3 Sekolah Dasar di Kecamatan Medan Labuhan yang
berjumlah 117 orang dan yang menjadi responden sesuai dengan kriteria inklusi dan

23

Universitas Sumatera Utara


24

eksklusi dalam penelitian ini adalah sebanyak 115 orang. Karakterisitik yang diamati
adalah umur, jenis kelamin, dan kelas.
5.1.3. Analisis Univariat

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia


Usia Frekuensi Persentase (%)
9 9 7,8
10 48 41,7
11 49 42,6
12 6 5,2
13 2 1,7
14 1 0,9
Total 115 100

Berdasarkan tabel 5.1 responden terbanyak adalah responden dengan usia 11


tahun sebanyak 49 dari 115 responden atau 42,6%.

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Kejadian PV Berdasarkan Usia:


Usia Pitiriasisversikolor Total
ya % tidak % %
9 4 3,5 5 4,3 9 7,8
10 16 13,9 32 27,8 48 42,0
11 24 20,9 25 21,7 49 42,6
12 4 3,5 2 1,7 6 5,2
13 1 0,9 1 0,9 2 1,7
14 0 0 1 0,9 1 0,9
Total 49 42,7 66 57,3 115 100

Berdasarkan Tabel 5.2 dari 115 responden didapati hasil bahwa yang
menderita PV ada 49 responden dengan penderita PV terbanyak pada usia 11 tahun
yaitu sebanyak 24 responden atau 20,9%

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Laki-Laki 58 50,4
Perempuan 57 49,6
Total 115 100

Universitas Sumatera Utara


25

Berdasarkan tabel 5.3 responden terbanyak adalah responden dengan jenis


kelamin laki-laki sebanyak 58 dari 115 responden atau 50,4%.

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Kejadian Pitiriasis Versikolor berdasarkan Jenis


Kelamin
Jenis Kelamin Pitiriasisversikolor Total
ya % tidak % %
Laki-Laki 26 22,6 32 27,8 58 50,4
Perempuan 23 20 34 29,6 57 49,6
Total 49 42,6 66 57,4 115 100

Berdasar Tabel 5.4 dari 115 responden didapati hasil bahwa yang menderita
PV ada 49 responden dengan penderita PV terbanyak pada jenis kelamin laki-laki
yaitu sebanyak 26 responden atau 22,6%.

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelas


Kelas Frekuensi Persentase (%)
5 58 50,4
6 57 49,6
Total 115 100

Berdasarkan Tabel 5.5 responden terbanyak adalah responden dari kelas 5


yaitu sebanyak 58 dari 115 responden atau 50,4%.

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Kejadian Pitiriasis Versikolor Berdasarkan Kelas


Kelas Pitiriasisversikolor Total
ya % tidak % total %
5 22 19,1 36 31,3 58 50,4
6 27 23,5 30 26,1 57 49,6
Total 49 42,6 66 57,4 115 100

Berdasar Tabel 5.6 dari 115 responden didapati hasil bahwa yang menderita
PV ada 49 responden dengan penderita PV terbanyak pada kelas 6 yaitu sebanyak 27
responden atau 23,5%.

Universitas Sumatera Utara


26

5.1.3.1 Kebersihan Kulit


Gambaran kebersihan kulit dari responden dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Kebersihan Kulit Responden
Kebersihan Kulit Frekuensi Persentase (%)
Jumlah mandi dalam sehari
1 kali 10 8,7
2 kali 69 60
3 kali 36 31,3
Cara Mandi
Mandi dengan menyiram air secukupnya 20 17,4
Mandi dengan air lalu menggosok kulit dan 47 40,9
seluruh tubuh disiram sampai bersih
Mandi dengan air dan sabun,menggosok 48 41,7
kulit dan seluruh tubuh disiram sampai bersih
Kebiasaan menggunakan sabun
Tidak menggunakan sabun 5 4,3
Menggunakan sabun bergantian dengan 83 72,2
keluarga
Menggunakan sabun sendiri 27 23,5
Keluhan gatal-gatal di kulit
Tidak 12 10,4
Kadang-kadang 59 51,3
Ya 44 38,3
Keluhan adanya bercak di kulit
Tidak 16 13,9
Kadang-kadang 59 51,3
Ya 40 34,8
Keluhan adanya kulit mengelupas, bersisik dan
kering
Ya 53 46,1
Kadang-kadang 21 18,3
Tidak 41 35,7

Berdasar tabel 5.7 diatas dapat diketahui bahwa responden dengan jumlah
mandi 1 kali sehari sebanyak 10 orang (8,7%), jumlah mandi 2 kali sehari sebanyak
69 orang (60%), jumlah mandi 3 kali sehari sebanyak 36 orang (31,3%). Untuk mandi
dengan air secukupnya sebanyak 20 orang (13%), mandi dengan air lalu menggosok
kulit dan disiram sampai bersih sebanyak 47 orang (40,9%), mandi dengan air dan
sabun kemudian menggosok kulit dan disiram sampai bersih sebanyak 48 orang

Universitas Sumatera Utara


27

(41,7%). Untuk penggunaan sabun sendiri sebanyak 27 orang (23,5%), sabun


keluarga sebanyak 83 orang (72,2%), tidak menggunakan sabun sebanyak 5 orang
(4,3%). Untuk yang mengalami keluhan gatal di kulit sebanyak 44 orang (38,3%),
keluhan adanya bercak di kulit sebanyak 40 orang (34,8%), dan keluhan adanya kulit
mengelupas, bersisik dan kering sebanyak 53 orang (46,1%).

Berdasarkan perhitungan jumlah skor kebersihan kulit, maka didapatkan


tingkatan kebersihan kulit responden yang dibagi menjadi 2 yaitu baik dan buruk
yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Tingkat Kebersihan Kulit Responden
Kebersihan Kulit Jumlah Persentase (%)
Baik 59 51,3
Buruk 56 48,7
Total 115 100

Berdasar Tabel 5.8 didapati bahwa tingkat kebersihan kulit dari Responden
termasuk kategori baik yaitu 59 dari 115 orang atau 51,3%.

5.1.3.2 Kebersihan Tangan dan Kuku


Gambaran kebersihan tangan dan kuku dari responden dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Kebersihan Tangan dan Kuku Responden
Kebersihan Tangan dan Kuku Frekuensi Persentase (%)
Cara mencuci tangan
Jarang mencuci tangan 3 2,6
Membasuh kedua tangan dengan air dalam wadah 25 21,7
Membasuh kedua tangan dengan air mengalir 87 75,7
Membersihkan kuku dengan sabun saat mandi
Tidak 31 27
kadang-kadang 16 13,9
Ya 68 59,1

Berdasar Tabel 5.9 diketahui bahwa responden yang jarang mencuci tangan
sebanyak 3 orang (2,6%), mencuci tangan dengan air dalam wadah sebanyak 25
orang (21,7%), mencuci tangan dengan air mengalir sebanyak 87 orang (75,7%).

Universitas Sumatera Utara


28

Untuk kebiasaan membersihkan kuku dengan sabun saat mandi didapati 31 anak
(27%) tidak melakukan, 16 anak (13,9%) kadang-kadang melakukan, dan 68 anak
(59,1%) yang melakukan.

Berdasarkan perhitungan jumlah skor kebersihan tangan dan kuku, maka


didapatkan tingkatan kebersihan kulit responden yang dibagi menjadi 2 yaitu baik
dan buruk yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Tingkat Kebersihan Tangan dan Kuku
Responden
Kebersihan Tangan dan Kuku Jumlah Persentase (%)
Baik 83 72,2
Buruk 32 27,8
Total 115 100

Berdasarkan Tabel 5.10 didapati bahwa tingkat kebersihan tangan dan kuku
responden termasuk kategori baik yaitu 83 dari 115 responden atau 72,2%.

5.1.3.3 Kebersihan Pakaian


Gambaran Kebersihan pakaian dari responden dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi Kebersihan Pakaian Responden
Kebersihan pakaian Frekuensi Persentase (%)
Mengganti baju dalam sehari
Jarang 7 6,1
1 kali sehari 53 46,1
≥ 2 kali sehari 55 47,8
Mengganti baju setelah berkeringat
Tidak 56 48,7
kadang-kadang 24 20,9
Ya 35 36,4

Berdasarkan Tabel 5.11 didapati bahwa responden yang jarang mengganti


baju sebanyak 7 orang (6,1%), ganti baju 1 kali sehari sebanyak 53 orang (46,1%),
ganti baju ≥ 2 kali sehari sebanyak 55 orang (47,8%). Untuk responden yang tidak

Universitas Sumatera Utara


29

mengganti baju setelah berkeringat ada 56 orang (48,7%) sedangkan yang mengganti
baju ada 35 orang (36,4%).

Berdasarkan perhitungan jumlah skor kebersihan pakaian, maka didapatkan


tingkatan kebersihan kulit responden yang dibagi menjadi 2 yaitu baik dan buruk
yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi Tingkat Kebersihan Pakaian Responden
Kebersihan pakaian Jumlah Persentase (%)
Baik 22 19,1
Buruk 93 80,9
Total 115 100

Berdasarkan Tabel 5.12 didapati bahwa tingkat kebersihan pakaian responden


termasuk kategori buruk yaitu 93 dari 115 responden atau 80,9%.

5.1.3.4 Kebersihan Handuk


Gambaran kebersihan handuk responden dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.13 Distribusi Frekuensi Tingkat Kebersihan Handuk Responden
Kebersihan Handuk Frekuensi Persentase (%)
Cara meletakkan handuk
Diletak sembarang tempat 10 8,7
Digantung dalam kamar 57 49,6
Dijemur di luar 48 41,7
Keadaan handuk ketika mandi
Basah 36 31,3
Lembab 50 43,5
Kering 29 25,2

Berdasarkan Tabel 5.10 didapati bahwa cara meletakkan handuk responden


terbanyak adalah digantung di kamar yaitu 57 orang (49,6%), dan untuk keadaan
handuk ketika mandi terbanyak dalah dalm keadaan lembab yaitu 50 orang (43,5%).

Universitas Sumatera Utara


30

Berdasarkan perhitungan jumlah skor kebersihan handuk, maka didapatkan


tingkatan kebersihan kulit responden yang dibagi menjadi 2 yaitu baik dan buruk
yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Tingkat Kebersihan Handuk Responden
Kebersihan Handuk Jumlah Persentase (%)
Baik 57 49,6
Buruk 58 50,4
Total 115 100
Berdasarkan Tabel 5.11 didapati bahwa kebersihan handuk responden
termasuk kategori buruk yaitu 58 orang (50,4%).

5.1.3.5 Tingkat Kebersihan Diri Responden berdasarkan kebersihan kulit,


tangan & kuku, pakaian, dan handuk
Tingkat Kebersihan diri responden dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 5.15 Distribusi Frekuensi Tingkat Kebersihan diri responden
Tingkat Kebersihan Diri Frekuensi Persentase (%)
Baik 56 48,7
Buruk 59 51,3
Total 115 100

Berdasarkan Tabel 5.12 didapatkan bahwa tingkat kebersihan diri responden


termasuk kategori buruk yaitu 59 dari 115 responden atau 51,3%.

5.1.3.6 Kejadian PItiriasis Versikolor pada responden


Distribusi kejadian Pitiriasisversikolor pada responden dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 5.16 Distribusi Frekuensi Pitiriasis Versikolor pada Responden
Pitiriasisversikolor Frekuensi Persentase (%)
Ya 49 42,6
Tidak 66 57,4
Total 115 100

Berdasarkan Tabel 5.13 didapati bahwa responden yang menderita penyakit


Pitiriasisversikolor adalah sebanyak 49 dari 115 responden atau 42,6%.

Universitas Sumatera Utara


31

5.1.4 Analisis Bivariat


B. Analisis Bivariat
Hubungan Tingkat Kebersihan Diri dengan Kejadiaan Pitiriasisversikolor
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 5.17 Hubungan Tingkat Kebersihan diri dengan kejadian Pitiriasis
versikolor
Tingkat Kebersihan Pitiriasisversikolor Total Sig (p)
Diri
ya % tidak % total %
Baik 18 15,6 38 33,0 56 48,7 0,027
Buruk 31 27,0 28 24,3 59 51,3
Total 49 42,6 66 57,3 115 100
Berdasarkan tabel 5.14 didapati bahwa dari 115 responden ada 49 responden
yang terkena PV (42,6%) dan 66 responden yang tidak terkena PV (57,3%),
kemudian dari 115 responden ditemukan ada 56 responden yang tingkat kebersihan
dirinya baik (48,7%) dan 59 responden yang tingkat kebersihan dirinya buruk
(51,3%). Dari tabel 5.14 juga didapati ada 49 responden yang positif PV dan dari 49
responden tersebut ada 31 responden dengan tingkat kebersihan yang buruk (63,3%)
dan ada 18 responden dengan tingkat kebersihan yang baik (36,7%) . Sedangkan
untuk yang tidak terkena PV ada 66 dari 115 responden dan dari 66 responden
tersebut ada 28 responden dengan tingkat kebersihan yang buruk (42,4%) dan ada 38
responden dengan tingkat kebersihan yang baik (57,6%).
Uji chi square dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan
tingkat kebersihan diri dengan kejadian pitiriasis versikolor pada anak-anak sekolah
dasar di Kecamatan Medan Labuhan. Hasil uji dinyatakan dalam signifikansi. Jika
signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak (ada hubungan antar variabel) dan jika
signifikansi > 0,05 maka Ho gagal ditolak (tidak ada hubungan antar variabel).

Universitas Sumatera Utara


32

5.2 PEMBAHASAN
5.2.1 Kejadian Pitiriasis versikolor berdasarkan usia
Berdasarkan penelitian didapati hasil bahwa dari 115 responden ada 49
responden yang mengalami PV dan dari 49 responden yang positif PV didapati hasil
bahwa kejadian PV lebih banyak pada responden dengan usia 11 tahun (49%). Hal ini
sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan Jena, Deka et al27 yang
menyebutkan bahwa frekuensi terbanyak didapatkan pada kelompok umur 8-12 tahun
(31,7%). Begitupun dengan penelitian yang dilakukan oleh Agung Satria29 yang
menyatakan bahwa responden terbanyak berada di rentang umur 10-13 tahun
(36,5%). Namun bertentangan dengan penelitian Chigozie28 yang menyebutkan
bahwa kelompok terbanyak adalah rentang umur 14-17 tahun (74%). Perbedaan ini
merupakan kelemahan dari penelitian ini karena umur terbatas pada umur anak
sekolah dasar saja. Menurut beberapa teori disebutkan bahwa kejadian PV dapat
mengenai semua kelompok umur mulai dari anak-anak sampai orang tua tetapi lebih
sering mengenai pada anak-anak hingga dewasa muda karena pada umumnya dalam
rentang umur ini lebih sering terpapar dengan faktor predisposisi PV seperti
hiperhidrosis akibat aktivitas yang berlebihan ditambah dengan kurangnya perilaku
menjaga kebersihan diri3. Hasil dari penelitian ini didapati bahwa responden yang
mengalami PV lebih banyak di usia 11 tahun dan ini didukung oleh teori sebelumnya
dimana usia ini termasuk usia anak-anak dan dikategorikan dalam usia yang lebih
sering mengalami PV. Menurut beberapa penelitian sebelumnya juga disebutkan
bahwa dalam rentang umur sekolah dasar, anak-anak lebih sering terkena penyakit
kulit karena kebiasaan bermain yang tidak bisa dikendalikan sehingga lebih mudah
terpapar patogen-patogen yang dapat menyebabkan penyakit kulit terutama yang
disebabkan oleh bakteri dan jamur29. Hasil penelitian ini didukung juga dengan
kebiasaan anak-anak sd di Kecamatan Medan Labuhan yang sering bermain di bawah
terik matahari sampai berkeringat ditambah dengan kurangnya penerapan
pengetahuan tentang kebersihan diri pada usia sekolah dasar.

Universitas Sumatera Utara


33

5.2.2 Kejadian Pitiriasis versikolor berdasarkan jenis kelamin


Pada penelitian ini, dari 115 responden didapatkan hasil bahwa responden
yang mengalami PV ada 49 responden dan dari 49 responden yang positif PV
,kejadian PV terbanyak terjadi pada responden dengan jenis kelamin laki-laki (53%)
dibanding dengan perempuan (47%) meskipun perbedaan jumlah dan persentasenya
relatif kecil. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jena, DK et al 27
dan penelitian Agung Satria29 yang menyatakan bahwa responden laki-laki lebih
banyak daripada perempuan dikarenakan aktivitas fisik mereka lebih aktif
dibandingkan perempuan. Beberapa penelitian lain menunjukkan hasil yang berbeda
seperti hasil penelitian Chigozie28 yang menyatakan bahwa responden perempuan
lebih banyak daripada laki-laki diakibatkan produksi kelenjar minyak perempuan
lebih banyak dibandingkan laki-laki, begitupun dengan hasil penelitian yang
dilakukan Gustavo30yang menyatakan jumlah yang sama antar keduanya. Dari teori
sebelumnya disebutkan bahwa aktifitas yang berlebihan tanpa perilaku kebersihan
diri yang baik merupakan salah satu faktor penting terjadinya PV3. Hal ini
mendukung hasil yang didapat dari penelitian ini dimana pada anak-anak SD di
Kecamatan Medan Labuhan yang berjenis kelamin laki-laki memiliki aktivitas yang
lebih aktif dibandingkan dengan murid perempuan seperti bermain sepak bola
sepulang sekolah tanpa mengganti seragam mereka terlebih dahulu, ada pula yang
pergi ke laut bersama ayah mereka di siang hari untuk mencari ikan yang nantinya
akan dijual kepada pedagang ikan, sedangkan murid perempuan kebanyakan
melakukan aktivitas di rumah mereka masing-masing. Hal ini semakin menguatkan
teori sebelumnya dimana anak laki-laki yang memiliki aktivitas lebih banyak akan
cenderung menghasilkan produksi keringat yang berlebih dan apabila tidak diikuti
dengan perilaku kebersihan diri yang baik maka akan semakin rentan untuk terkena
pitiriasis versikolor.

Universitas Sumatera Utara


34

5.2.3 Kejadian Pitiriasis versikolor berdasarkan kelas


Penelitian ini menunjukkan bahwa kejadian PV lebih banyak terjadi pada
responden kelas 6 (51%). Hal ini berhubungan dengan distribusi kejadian PV
berdasarkan usia dimana pada kelas 6 anak-anak sekolah dasar berada di rentang
umur 11-13 tahun. Selain itu anak-anak di kelas 6 juga lebih aktif dibandingkan
dengan anak-anak kelas 5. Hasil ini sejalan dengan penelitian Agung Satria29 yang
menyatakan bahwa anak-anak dengan umur di rentang kelas 6 lebih sering terkena
PV tetapi berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Raples25 yang menyatakan
responden terbanyak berada di kelas 5. Hal ini sejalan dengan teori sebelumnya
dimana dikatakan bahwa anak-anak dengan rentang umur sekolah dasar terutama di
kelas 5 dan 6 lebih sering melakukan aktivitas sehingga lebih sering mengalami PV
meskipun perbedaan persentasenya relatif sedikit27.

5.2.4 Hubungan Tingkat Kebersihan Diri dengan Kejadian Pitiriasis


Versikolor
Pada penelitian ini, didapatkan hasil bahwa tingkat kebersihan diri anak-anak
di SD Kecamatan Medan Labuhan berada di kategori buruk yaitu 51,3% sedangkan
yang berada di kategori baik ada 48,7%. Tingkat kebersihan sendiri diliat dari
berbagai aspek diantaranya yaitu dari kebersihan kulit, kebersihan pakaian,
kebersihan tangan dan kuku, serta kebersihan handuk. Untuk tingkat kebersihan yang
buruk ada di kebersihan pakaian dan kebersihan handuk yaitu 80,9% untuk
kebersihan pakaian dan 50,4% untuk kebersihan handuk, sedangkan untuk tingkat
kebersihan diri yang baik ada di kebersihan kulit dan kebersihan tangan yaitu 51,3%
untuk kebersihan kulit dan 72,2% untuk kebersihan tangan dan kuku.

Dari beberapa faktor tersebut kebersihan pakaian dan kebersihan handuk


merupakan salah satu faktor yang turut berperan dalam terjadinya penyakit PV1,3.
Dari hasil penelitian didapati bahwa responden memiliki tingkat kebersihan diri yang

Universitas Sumatera Utara


35

buruk. Hal ini mendukung beberapa teori sebelumnya yang menyatakan bahwa
kebersihan diri yang kurang baik merupakan salah satu etiologi terjadinya PV1. Hal
ini didukung dengan perilaku anak-anak di SD Kecamatan Medan Labuhan yang
kurang memperhatikan kebersihan diri mereka seperti jarang mengganti pakaian
setelah berkeringat, menggantung handuk di dalam kamar sehingga kebanyakan
handuk yang digunakan dalam keadaan lembab, hal-hal ini dapat menjadi penyebab
timbulnya penyakit PV.

Dari hasil penelitian didapati bahwa yang mengalami PV ada sebanyak 49


responden dan dari 49 responden tersebut yang memiliki tingkat kebersihan diri yang
buruk 63,3% sedangkan responden dengan tingkat kebersihan diri yang baik ada
36,7%. Hasil ini sesuai dengan teori hubungan antara tingkat kebersihan diri dengan
kejadian Pitiriasis versikolor dimana kebersihan diri yang kurang baik dapat menjadi
salah satu faktor resiko terjadinya Pitiriasis versikolor1. Kebersihan diri yang buruk
dapat menjadi alasan mudahnya seseorang mengalami penyakit kulit yang disebabkan
oleh jamur seperti Pitiriasis versikolor karena kulit yang tidak bersih dan tidak
terawat merupakan tempat yang baik bagi bakteri dan jamur untuk hidup dan
berkembang sampai akhirnya menyebabkan penyakit kulit1,3.

Berdasarkan uji chi square yang dilakukan pada penelitian ini didapati adanya
hubungan bermakna antara tingkat kebersihan diri dengan kejadian Pitiriasis
versikolor pada anak-anak SD di Kecamatan Medan Labuhan yaitu dengan tingkat
signifikansi nilai p sebesar 0,027.

Universitas Sumatera Utara


BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1..Angka Kejadian Pitiriasis versikolor pada anak-anak SD di Kecamatan
Medan Labuhan adalah 42,6% dengan responden terbanyak pada usia 11
tahun dan lebih sering pada laki-laki dibandingkan perempuan.

2.Tingkat kebersihan diri dari anak-anak SD di Kecamatan Medan Labuhan


berada di kategori buruk terutama di kebersihan handuk dan pakaian .

3. Ada hubungan yang bermakna antara tingkat kebersihan diri dengan


kejadian Pitiriasis versikolor pada anak-anak SD di Kecamatan Medan
Labuhan ditunjukkan dengan nilai p = 0,027 (p < 0,05).

6.2 Saran
Beberapa saran yang dapat dilakukan berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan antara lain:

1.Bagi responden diharapakan dapat meningkatkan pelaksanaan kebersihan


diri demi menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
terjadinya penyakit, baik penyakit kulit maupun penyakit yang lain dengan cara
menjaga kebersihan pakaian , mengganti pakaian yang sudah basah oleh keringat,
menjemur handuk dibawah terik matahari dan jangan menggunakan handuk dalam
keadaan lembab

2. Bagi sekolah dasar di Kecamatan Medan Labuhan dapat melengkapi sarana


dan prasarana yang dapat mendukung pelaksanaan peningkatkan kesehatan seperti
menerapkan pelajaran tambahan di sekolah (penjaskes) tentang pentingnya menjaga
kebersihan diri, mengajarkan anak agar tidak melakukan aktivitas yang berlebihan di

36

Universitas Sumatera Utara


37

bawah terik matahari, mengganti baju setelah berkeringat, dan jangan menggunakan
seragam sekolah untuk bermain.

3. Bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan pembinaan secara


berkala terkait kesehatan siswa, seperti sosialisasikan manfaat dan pentingnya
menjaga kebersihan diri (personal hygiene) ke sekolah-sekolah,orang tua ataupun
wali murid, ajarkan cara menjaga kebersihan diri terutama kebersihan pakaian dan
handuk yang benar.

4. Bagi pembaca yang berminat untuk melakukan penelitian ini selanjutnya,


dapat dikembangkan tidak hanya terbatas pada usia ataupun kelas tertentu saja agar
dapat lebih banyak menggali informasi mengenai faktor resiko dan penyebab dari
pitiriasis versikolor pada anak sekolah.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

1. Kundu V, Roopal, Garg Amit. Yeast Infection: Candidiasis and Tinea


(Pityriasis) Versicolor. Dalam: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest
BA, Paller as, Leffell DJ., ed. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine
8th edition. USA: The McGraw-Hill Companies, inc; 2012; 189: 2298-2311
2. Djuanda, Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2013.
3. Schieke M, Stefan, Garg Amit. Superficial Fungal Infection:
Dermatophytosis, Onchomycosis, Tinea Nigra, Piedra. Dalam: Wolff K,
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller as, Leffell DJ., ed. Fitzpatrick’s
Dermatology in General Medicine 8th edition. USA: The McGraw-Hill
Companies, inc; 2012; 188: 2277-2297.
4. Thoma W, Kramer HJ, Mayser P. Pityriasis Versicolor alba. Journal of the
European Academy of Dermatology & Venereology. 2005; 19(2): 147-152.
5. Hay RJ, Ashbee HR. Mycology. Dalam: Burns T, Breathnach S, Cox N,
Griffiths C., ed. Rook’s Textbook of Dermatology 8th edition. USA: Blackwell
Publishing Ltd; 2010; 189: 1654-1663
6. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Profil Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara 2013. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara; 2013.
Adaptasi dari: http://diskes.sumutprov.go.id/hal-profil-kesehatan.html
7. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Data Referensi Sekolah Dasar
Kecamatan Medan Labuhan. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan; 2015
Adaptasidari:
http://referensi.data.kemdikbud.go.id/index11.php?kode=076019&level=3
8. Talukdar K, Baruah R. Prevalence of Skin Infection and Personal Hygiene
Practice Amongst Primary School Children: A Community Based Cross
Sectional Study in Kamrup (Rural) District of Assam. Int J Sci Stud
2015:3(3): 11-14

38

Universitas Sumatera Utara


39

9. James WD, Berger TG, Elston DM. Diseases resulting from fungi and yeasts.
Dalam: Andrews’ Diseases of The Skin Clinical Dermatology 10th edition.
Kanada: Elsevier inc; 2006; 179: 2158-2164
10. Patel S, Meixner JA, Smith MB, McGinnis MR. Superficial mycoses and
dermatophytes. Dalam: Trying SK, Lupi O, Hengge UR., ed. Tropical
Dermatology. USA: Elsevier Inc; 2006; 165: 2256-2261
11. Partogi Donna. Pytiriasis versikolor dan diagnosis bandingnya (Ruam-ruam
bercak putih pada kulit). Medan: FK USU. 2008.
Adaptasi dari : http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/3417.
12. Gaitanis G, Magiatis P, Hantschke M, Bassukas ID, Velegraki A. The
Malassezia genus in skin and systemic diseases. Clin Microbiol Rev. 2012;
25(1):106-41.
13. Mitchell, Thomas G. Medical Myvology. Dalam: Brooks GF, Butel JS, Morse
SA., ed. Jawetz Medical Microbiology 22nd edition. USA: Appleton & Lange;
2001; 96(2)
14. .Siregar R.S. Mikosis superfisialis. Dalam: Penyakit Jamur Kulit Edisi 3.
Jakarta: EGC; 2010.
15. Hayati Inayah, Handayani P. Zivenzi. Identifikasi Jamur Malazessia Furfur
pada Nelayan Penderita Penyakit Kulit di RT 09 Kelurahan Malabro Kota
Bengkulu. 2014: 10(1): 972-975.
16. Lyakhovitsky A, Shemer A, Amichai B. Molecular analysis of Malassezia
species isolated from Israeli patients with pityriasis versicolor. Int J Dermatol.
2013;52:231-3.
17. Tarwoto, Wartonah. Kebutuhan personal hygiene. Dalam: Kebutuhan Dasar
Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika; 2010.
18. Webhealthcenter. Personal hygiene. Webhealthcenter; 2012. Adaptasi dari:
http://www.webhealthcentre.com/HealthyLiving/personal_hygiene_routine.as
px.

Universitas Sumatera Utara


40

19. Sastroasmoro Sudigdo, Ismael Sofyan. Dasar-dasar Metodologi Penelitian


Klinis. Edisi ke-5; Jakarta: FK UI. 2014; 56.
20. Lee WJ, Kim JY, Song CH, Lee SH, Lee SJ, Kim DW. Disruption of barrier
function in dermatophytosis and pityriasis versicolor. The Journal of
Dermatology 2011;38(11):1049-53.
21. Elshafey WS, Fiala LA, Mohamed RW, Ismael NA. The distribution and
determinants of pityriasis alba among elementary school students in Ismailia
City. Journal of American Science. 2012; 8(12): 444-9.
22. Agsa Sajida. Hubungan Personal Hiegine dan Sanitasi Lingkungan dengan
Keluhan Penyakit Kulit di Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai Kota
Medan. 2012. Adaptasi dari : http://repository.usu.ac.id/.
23. Gaitains G, Valergaki A, Mayser P, Bassukas ID. Skin disease associated with
Malassezia yeast: Fact and controversies. Clinics in Dermatology
2013;31(4):455-63.
24. Machowinski A, Kramer HJ, Hort W, Mayser P. Pityriacitrin-a potent UV fi
lter produced by Malassezia furfur and its eff ect on human skin microfl ora.
Mycoses 2006;49(5):388-92.
25. Raples. Hubungan Personal Hygiene Dengan Penyakit Kulit Di SDN 38
Kuala Alam Kecamatan Ratu Agung Kota Bengkulu. 2012: 1-26
26. Burkhart CN, Burkhart CG, Morell DS. Treatment of tinea versicolor. In:
Maimbach H, Gorohi F, eds. Evidence based dermatology. 2nd ed. New York:
McGraw Hill Companies; 2009.p.365-71
27. Jena, Depak Kumar, et al. Pytiriasis versicolor in the pediatric age group.
Indian Journal of Dermatology, Venerology, and Leprology 2006;71: 259-61
28. Chigozie, Uneke, et al. Tinea Capitis and pytiriasis versicolor infections
among school children in the South-Eastern Nigeria: The Public Health
Implications. The Internet Journal of Dermatology 2006; 4: 2.

Universitas Sumatera Utara


41

29. Satria, Agung. Distribusi Kejadian Tinea Versikolor pada Anak SDN 53
Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya Berdasarkan Karakteristik dan Faktor
Resiko. Pontianak. Universitas Tanjung Pura; 2012.
30. Giusano, Gustavo, et al. Prevalence of malassezia species in pytiriasis
versicolor lesions in Northeast Argentina. Journal of Revista Iberoamericana
de Micologi’a 2010;27 (Pt 2): 72.

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi
Nama : Febriyanti
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 27 Mei 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Pabrik Papan Ling. XV A No. 5,
Medan Labuhan, 20251
Telepon : 0813675465555
Email : biebiefebriyanti@gmail.com

II. Riwayat Pelatihan


1. Tahun 1999-2000 : TK Nurul Masitah Medan
2. Tahun 2000-2006 : SD Dr.Wahidin Sudirohusodo Medan
3. Tahun 2006-2009 : SMP Dr.Wahidin Sudirohusodo Medan
4. Tahun 2009-2012 : SMA Sutomo 1 Medan
5. Tahun 2013- Sekarang : Fakultas Kedokteran USU

Universitas Sumatera Utara


III. Riwayat Kepanitiaan
1. Anggota Divisi Diklat TBM FK USU PEMA FK USU Periode 2015
2. Staff Diklat Wilayah 1 Perhimpunan Tim Bantuan Medis Mahasiswa
Kedokteran Indonesia (PTBMMKI) Periode 2015-2016
3. Anggota Sie. Adm.Kesek Panitia Cerdas Cermat Antar SMA se-Kota Medan
2015
4. Bendahara Panitia Basic Surgical Skills bekerjasama dengan Departemen
Bedah RSUP H.Adam Malik Medan 2015
5. Anggota Sie.Adm.Kesek Panitia Pengabdian Masyarakat TBM FK USU
PEMA FK USU 2015
6. Anggota Sie.Dana Pra-TBM CAMP dan TBM CAMP TBM FK USU PEMA
FK USU 2015
7. Anggota Sie.Acara Basic Life Support TBM FK USU PEMA FK USU 2015
8. Dewan Pengawas Latihan Gabungan, Seminar Wilayah, dan Bakti Sosial
Wilayah 1 di FKIK Universitas Bengkulu.
9. Sekretaris Umum TBM FK USU PEMA FK USU 2016
10. Anggota Sie.Publikasi Dokumentasi Acara Seminar Nasional Bakti Sosial
Nasional, PON & PTBMMKI CUP 2017

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Perkenalkan, nama saya Febriyanti, mahasiswi Pendidikan Dokter Umum


Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara stambuk 2013 yang saat ini sedang
melakukan penelitian yang berjudul: Hubungan Tingkat Kebersihan Diri dengan
Kejadian Pitiriasis Versikolor pada Anak-Anak di SD Kecamatan Medan
Labuhan. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu syarat akademik untuk
mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran.

Saya mengajak Anda untuk ikut serta dalam penelitian ini. Saya akan
memberikan kuesioner yang terkait dengan penelitian saya kepada Anda. Semua
informasi yang Anda berikan terjamin kerahasiaannya. Selain itu, apabila Anda
memenuhi kriteria sebagai subjek penelitian saya, maka saya akan melakukan
pengamatan pada kulit Anda yang bertujuan untuk mengetahui apakah Anda terkena
Pitiriasis Versikolor (panuan) melalui anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
kerokan kulit menggunakan KOH 10%.

Adapun manfaat penelitian ini bagi Anda adalah untuk mengetahui hubungan
antara tingkat kebersihan diri dengan kejadian Pitiriasis Versikolor (panuan). Pada
umumnya penelitian ini tidak menimbulkan efek samping ataupun hal-hal yang
berbahaya baik secara langsung maupun tidak langsung. Namun bila terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan selama penelitian berlangsung atau ada hal yang kurang jelas
dan ingin ditanyakan, Anda dapat menghubungi saya, Febriyanti (HP:
081375465555)

Terimakasih saya ucapkan kepada Anda yang telah ikut berpartisipasi dalam
penelitian ini, diharapkan Anda bersedia mengisi lembar persetujuan turut serta dalam
penelitian yang telah disiapkan.

Medan, Desember 2016

Penulis

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3
LEMBAR PERSETUJUAN/ INFORMED CONSENT

Saya yang bertandatangan dibawah ini :


Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat :
Asal sekolah :
Kelas :

Dengan ini menyatakan BERSEDIA/TIDAK BERSEDIA* untuk menjadi


sampel dalam penelitian “Hubungan Tingkat Kebersihan Diri Dengan Kejadian
Pitiriasis Versikolor pada Anak-Anak Sekolah Dasar di Kecamatan Medan
Labuhan” dan disertakan dalam data penelitian.
Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak akan berakibat buruk terhadap saya
dan keluarga saya serta kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga oleh
peneliti dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian

Medan, 2016
Peneliti, Responden,

( Febriyanti) ( )

*coret yang tidak perlu.

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 4
KUESIONER TINGKAT KEBERSIHAN DIRI

No.Urut:
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Asal sekolah :
Kelas :

Kebersihan Kulit
1. Berapa kali anda mandi dalam sehari?
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali

2. Bagaimana cara anda mandi?


a. Mandi dengan air secukupnya
b. Mandi dengan air lalu menggosok kulit kemudian seluruh tubuh disiram
dengan air secukupnya
c. Mandi dengan air dan sabun dan menggosok kulit kemudian seluruh tubuh
disiram sampai bersih

3. Bagaimana kebiasaan anda dalam penggunaan sabun?


a. Jarang memakai sabun
b. Memakai sabun bergantian dengan keluarga
c. Memakai sabun sendiri

4.Apakah dalam satu bulan terakhir anda mengalami keluhan gatal-gatal?


a.Ya
b.Kadang-kadang
c.Tidak

Universitas Sumatera Utara


5.Apakah dalam satu bulan terakhir anda mengalami keluhan adanya bercak-bercah
di tubuh anda?
a.Ya
b. Kadang-kadang
c.Tidak

6.Apakah dalam 1 bulan terakhir anda mengalami keluhan adanya kulit yang
mengelupas seperti sisik dan kering?
a.Ya
b.Kadang-kadang
c.Tidak

Kebersihan Tangan dan Kuku

7. Bagaimana cara anda mencuci tangan?


a. Jarang mencuci tangan
b. Membasuh kedua tangan dengan air memakai wadah/ mangkuk lalu tangan
dikeringkan dengan lap
c. Membasuh kedua tangan dengan air yang mengalir dan menggosok kedua
permukaan tangan dan sela-sela jari dengan sabun dan disiram dengan air
mengalir lalu tangan dikeringkan dengan lap yang bersih

8. Apakah anda menyikat kuku menggunakan sabun saat mandi ?


a.Tidak
b.Kadang-kadang
c. Ya

Kebersihan Pakaian

9. Berapa kali anda mengganti baju dalam sehari?


a. Tidak pernah
b. 1 kali dalam sehari
c. ≥ 2 kali dalam sehari

10. Apakah anda mengganti baju setelah berkeringat?


a. Tidak
b.Kadang-kadang
c.Ya

Universitas Sumatera Utara


Kebersihan Handuk

11. Bagaimana anda meletakkan handuk yang telah dipakai mandi?


a.diletak disembarang tempat
b. Digantung dalam kamar
c. Dijemur di luar/ dijemuran

12. Bagaimana keadaan handuk anda ketika mandi?


a.Basah
b.Lembab
c.Kering

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 5

Correlations

pertanyaan pertanyaan pertanyaan pertanyaan pertanyaan pertanyaan


1 2 3 4 5 6

pertanyaan Pearson ** * ** **
1 .600 .426 .528 .566 .682
1 Correlation

Sig. (2-tailed) .005 .061 .017 .009 .001

N 20 20 20 20 20 20

pertanyaan Pearson **
.600 1 .179 .435 .424 .443
2 Correlation

Sig. (2-tailed) .005 .450 .055 .062 .051

N 20 20 20 20 20 20

pertanyaan Pearson
.426 .179 1 .422 .101 .283
3 Correlation

Sig. (2-tailed) .061 .450 .064 .673 .227

N 20 20 20 20 20 20

pertanyaan Pearson * ** **
.528 .435 .422 1 .653 .637
4 Correlation

Sig. (2-tailed) .017 .055 .064 .002 .003

N 20 20 20 20 20 20

pertanyaan Pearson ** **
.566 .424 .101 .653 1 .402
5 Correlation

Sig. (2-tailed) .009 .062 .673 .002 .079

N 20 20 20 20 20 20

Universitas Sumatera Utara


pertanyaan Pearson ** **
.682 .443 .283 .637 .402 1
6 Correlation

Sig. (2-tailed) .001 .051 .227 .003 .079

N 20 20 20 20 20 20

pertanyaan Pearson * *
.289 .450 .492 .190 .204 .164
7 Correlation

Sig. (2-tailed) .217 .046 .027 .421 .388 .490

N 20 20 20 20 20 20

pertanyaan Pearson
.000 .083 .183 .196 .140 .056
8 Correlation

Sig. (2-tailed) 1.000 .727 .440 .408 .556 .814

N 20 20 20 20 20 20

pertanyaan Pearson * **
.485 .204 .621 .320 .171 .138
9 Correlation

Sig. (2-tailed) .030 .389 .004 .169 .470 .562

N 20 20 20 20 20 20

pertanyaan Pearson
.144 .277 .287 .381 .204 .000
10 Correlation

Sig. (2-tailed) .544 .237 .220 .098 .388 1.000

N 20 20 20 20 20 20

pertanyaan Pearson
.424 .254 .101 .093 .400 .402
11 Correlation

Sig. (2-tailed) .062 .279 .673 .696 .081 .079

N 20 20 20 20 20 20

Universitas Sumatera Utara


pertanyaan Pearson
.211 .006 .443 .314 .224 .330
12 Correlation

Sig. (2-tailed) .371 .979 .050 .178 .342 .155

N 20 20 20 20 20 20

pertanyaan Pearson
.000 .154 .099 .065 .140 -.281
13 Correlation

Sig. (2-tailed) 1.000 .516 .679 .784 .556 .230

N 20 20 20 20 20 20

pertanyaan Pearson * *
.227 .034 .444 .487 .402 .355
14 Correlation

Sig. (2-tailed) .335 .887 .050 .029 .079 .125

N 20 20 20 20 20 20

pertanyaan Pearson * *
.445 .507 .242 .244 .314 .295
15 Correlation

Sig. (2-tailed) .049 .023 .303 .299 .177 .207

N 20 20 20 20 20 20

Correlations

pertanyaa pertanyaa pertanyaa pertanyaan pertanyaan pertanyaan


n7 n8 n9 10 11 12

pertanyaan Pearson *
.289 .000 .485 .144 .424 .211
1 Correlation

Sig. (2-tailed) .217 1.000 .030 .544 .062 .371

N 20 20 20 20 20 20

Universitas Sumatera Utara


pertanyaan Pearson *
.450 .083 .204 .277 .254 .006
2 Correlation

Sig. (2-tailed) .046 .727 .389 .237 .279 .979

N 20 20 20 20 20 20

pertanyaan Pearson * **
.492 .183 .621 .287 .101 .443
3 Correlation

Sig. (2-tailed) .027 .440 .004 .220 .673 .050

N 20 20 20 20 20 20

pertanyaan Pearson
.190 .196 .320 .381 .093 .314
4 Correlation

Sig. (2-tailed) .421 .408 .169 .098 .696 .178

N 20 20 20 20 20 20

pertanyaan Pearson
.204 .140 .171 .204 .400 .224
5 Correlation

Sig. (2-tailed) .388 .556 .470 .388 .081 .342

N 20 20 20 20 20 20

pertanyaan Pearson
.164 .056 .138 .000 .402 .330
6 Correlation

Sig. (2-tailed) .490 .814 .562 1.000 .079 .155

N 20 20 20 20 20 20

pertanyaan Pearson
1 .229 .385 .167 .204 .366
7 Correlation

Sig. (2-tailed) .332 .094 .482 .388 .112

N 20 20 20 20 20 20

Universitas Sumatera Utara


pertanyaan Pearson
.229 1 .288 .229 -.140 .345
8 Correlation

Sig. (2-tailed) .332 .218 .332 .556 .136

N 20 20 20 20 20 20

pertanyaan Pearson
.385 .288 1 .035 .000 .077
9 Correlation

Sig. (2-tailed) .094 .218 .884 1.000 .747

N 20 20 20 20 20 20

pertanyaan Pearson
.167 .229 .035 1 -.204 .366
10 Correlation

Sig. (2-tailed) .482 .332 .884 .388 .112

N 20 20 20 20 20 20

pertanyaan Pearson
.204 -.140 .000 -.204 1 .224
11 Correlation

Sig. (2-tailed) .388 .556 1.000 .388 .342

N 20 20 20 20 20 20

pertanyaan Pearson
.366 .345 .077 .366 .224 1
12 Correlation

Sig. (2-tailed) .112 .136 .747 .112 .342

N 20 20 20 20 20 20

pertanyaan Pearson
.057 -.216 -.048 .343 .140 .073
13 Correlation

Sig. (2-tailed) .811 .361 .841 .139 .556 .759

N 20 20 20 20 20 20

Universitas Sumatera Utara


pertanyaan Pearson *
.328 .281 .138 .328 -.080 .450
14 Correlation

Sig. (2-tailed) .158 .230 .562 .158 .736 .046

N 20 20 20 20 20 20

pertanyaan Pearson
.385 .015 .396 .385 .105 .180
15 Correlation

Sig. (2-tailed) .094 .951 .084 .094 .660 .447

N 20 20 20 20 20 20

Correlations

pertanyaan13 pertanyaan14 pertanyaan15

*
pertanyaan1 Pearson Correlation .000 .227 .445

Sig. (2-tailed) 1.000 .335 .049

N 20 20 20

*
pertanyaan2 Pearson Correlation .154 .034 .507

Sig. (2-tailed) .516 .887 .023

N 20 20 20

*
pertanyaan3 Pearson Correlation .099 .444 .242

Sig. (2-tailed) .679 .050 .303

N 20 20 20

*
pertanyaan4 Pearson Correlation .065 .487 .244

Sig. (2-tailed) .784 .029 .299

Universitas Sumatera Utara


N 20 20 20

pertanyaan5 Pearson Correlation .140 .402 .314

Sig. (2-tailed) .556 .079 .177

N 20 20 20

pertanyaan6 Pearson Correlation -.281 .355 .295

Sig. (2-tailed) .230 .125 .207

N 20 20 20

pertanyaan7 Pearson Correlation .057 .328 .385

Sig. (2-tailed) .811 .158 .094

N 20 20 20

pertanyaan8 Pearson Correlation -.216 .281 .015

Sig. (2-tailed) .361 .230 .951

N 20 20 20

pertanyaan9 Pearson Correlation -.048 .138 .396

Sig. (2-tailed) .841 .562 .084

N 20 20 20

pertanyaan10 Pearson Correlation .343 .328 .385

Sig. (2-tailed) .139 .158 .094

N 20 20 20

pertanyaan11 Pearson Correlation .140 -.080 .105

Sig. (2-tailed) .556 .736 .660

N 20 20 20

Universitas Sumatera Utara


*
pertanyaan12 Pearson Correlation .073 .450 .180

Sig. (2-tailed) .759 .046 .447

N 20 20 20

pertanyaan13 Pearson Correlation 1 -.281 -.015

Sig. (2-tailed) .230 .951

N 20 20 20

pertanyaan14 Pearson Correlation -.281 1 .126

Sig. (2-tailed) .230 .596

N 20 20 20

pertanyaan15 Pearson Correlation -.015 .126 1

Sig. (2-tailed) .951 .596

N 20 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.850 12

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 6
Umur Responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 9 9 7.8 7.8 7.8

10 48 41.7 41.7 49.6

11 49 42.6 42.6 92.2

12 6 5.2 5.2 97.4

13 2 1.7 1.7 99.1

14 1 .9 .9 100.0

Total 115 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid laki-laki 58 50.4 50.4 50.4

perempuan 57 49.6 49.6 100.0

Total 115 100.0 100.0

Kelas

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 5 58 50.4 50.4 50.4

6 57 49.6 49.6 100.0

Total 115 100.0 100.0

Pertanyaan 1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 kali 10 8.7 8.7 8.7

Universitas Sumatera Utara


2 kali 69 60.0 60.0 68.7

3 kali 36 31.3 31.3 100.0

Total 115 100.0 100.0

Pertanyaan 2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid mandi dengan air


20 17.4 17.4 17.4
secukupnya

mandi dengan air ,


menggosok kulit, menyiram 47 40.9 40.9 58.3
sampai bersih

mandi dengan air dan


sabun, menggosok kulit,
48 41.7 41.7 100.0
siram dengan air sampai
bersih

Total 115 100.0 100.0

Pertanyaan 3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak/jarang memakai sabun 5 4.3 4.3 4.3


memakai sabun keluarga 83 72.2 72.2 76.5

memakai sabun sendiri 27 23.5 23.5 100.0

Total 115 100.0 100.0

Pertanyaan 4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak 12 10.4 10.4 10.4

kadang-kadang 59 51.3 51.3 61.7

Universitas Sumatera Utara


ya 44 38.3 38.3 100.0

Total 115 100.0 100.0

Pertanyaan 5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid ya 16 13.9 13.9 13.9

kadang-kadang 59 51.3 51.3 65.2

tidak 40 34.8 34.8 100.0

Total 115 100.0 100.0

Pertanyaan 6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak 41 35.7 35.7 35.7

kadang-kadang 21 18.3 18.3 53.9

ya 53 46.1 46.1 100.0


Total 115 100.0 100.0

Pertanyaan 7

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid jarang mencuci tangan 3 2.6 2.6 2.6

mencuci tangan dengan air


25 21.7 21.7 24.3
dalam wadah

mencuci tangan dengan air


87 75.7 75.7 100.0
mengalir

Universitas Sumatera Utara


Total 115 100.0 100.0

Pertanyaan 8

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak 31 27.0 27.0 27.0

kadang-kadang 16 13.9 13.9 40.9

ya 68 59.1 59.1 100.0

Total 115 100.0 100.0

Pertanyaan 9

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid jarang 7 6.1 6.1 6.1

1 kali dalam sehari 53 46.1 46.1 52.2

>= 2 kali sehari 55 47.8 47.8 100.0

Total 115 100.0 100.0

Pertanyaan 10

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid ya 35 30.4 30.4 30.4

kadang-kadang 24 20.9 20.9 51.3

tidak 56 48.7 48.7 100.0

Total 115 100.0 100.0

Pertanyaan 11

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Universitas Sumatera Utara


Valid diletak disembarang tempat 10 8.7 8.7 8.7

digantung di kamar 57 49.6 49.6 58.3

dijemur diluar 48 41.7 41.7 100.0

Total 115 100.0 100.0

Pertanyaan 12

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid basah 36 31.3 31.3 31.3

lembab 50 43.5 43.5 74.8

kering 29 25.2 25.2 100.0

Total 115 100.0 100.0

total kelompok

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid buruk 59 51.3 51.3 51.3

baik 56 48.7 48.7 100.0

Total 115 100.0 100.0

total p1-p6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid buruk 56 48.7 48.7 48.7

baik 59 51.3 51.3 100.0

Total 115 100.0 100.0

p7-8

Universitas Sumatera Utara


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid buruk 32 27.8 27.8 27.8

baik 83 72.2 72.2 100.0

Total 115 100.0 100.0

p9-10

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid buruk 93 80.9 80.9 80.9

baik 22 19.1 19.1 100.0

Total 115 100.0 100.0

p11-12

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid buruk 58 50.4 50.4 50.4

baik 57 49.6 49.6 100.0

Total 115 100.0 100.0


Pytiriasis versicolor

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid ya 49 42.6 42.6 42.6

tidak 66 57.4 57.4 100.0

Total 115 100.0 100.0

total kelompok * Pytiriasis versicolor Crosstabulation


Count

Pytiriasis versicolor

ya tidak Total

total kelompok buruk 31 28 59

baik 18 38 56
Total 49 66 115

Universitas Sumatera Utara


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 4.889 1 .027
b
Continuity Correction 4.091 1 .043
Likelihood Ratio 4.933 1 .026
Fisher's Exact Test .038 .021
Linear-by-Linear Association 4.847 1 .028
N of Valid Cases 115

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 23.86.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for total


2.337 1.095 4.991
kelompok (buruk / baik)
For cohort Pytiriasis
1.635 1.041 2.567
versicolor = ya
For cohort Pytiriasis
.699 .506 .966
versicolor = tidak
N of Valid Cases 115

Umur Responden * Pytiriasis versicolor Crosstabulation

Pytiriasis versicolor

ya tidak Total

Umur Responden 9 Count 4 5 9

% within Umur Responden 44.4% 55.6% 100.0%

% within Pytiriasis versicolor 8.2% 7.6% 7.8%

% of Total 3.5% 4.3% 7.8%

10 Count 16 32 48

% within Umur Responden 33.3% 66.7% 100.0%

% within Pytiriasis versicolor 32.7% 48.5% 41.7%

% of Total 13.9% 27.8% 41.7%

Universitas Sumatera Utara


11 Count 24 25 49

% within Umur Responden 49.0% 51.0% 100.0%

% within Pytiriasis versicolor 49.0% 37.9% 42.6%

% of Total 20.9% 21.7% 42.6%

12 Count 4 2 6

% within Umur Responden 66.7% 33.3% 100.0%

% within Pytiriasis versicolor 8.2% 3.0% 5.2%

% of Total 3.5% 1.7% 5.2%

13 Count 1 1 2

% within Umur Responden 50.0% 50.0% 100.0%

% within Pytiriasis versicolor 2.0% 1.5% 1.7%

% of Total 0.9% 0.9% 1.7%

14 Count 0 1 1

% within Umur Responden 0.0% 100.0% 100.0%

% within Pytiriasis versicolor 0.0% 1.5% 0.9%

% of Total 0.0% 0.9% 0.9%


Total Count 49 66 115

% within Umur Responden 42.6% 57.4% 100.0%

% within Pytiriasis versicolor 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 42.6% 57.4% 100.0%

Jenis Kelamin * Pytiriasis versicolor Crosstabulation

Pytiriasis versicolor

ya tidak Total

Jenis Kelamin laki-laki Count 26 32 58

% within Jenis Kelamin 44.8% 55.2% 100.0%

% within Pytiriasis versicolor 53.1% 48.5% 50.4%

% of Total 22.6% 27.8% 50.4%

Universitas Sumatera Utara


perempuan Count 23 34 57

% within Jenis Kelamin 40.4% 59.6% 100.0%

% within Pytiriasis versicolor 46.9% 51.5% 49.6%

% of Total 20.0% 29.6% 49.6%


Total Count 49 66 115

% within Jenis Kelamin 42.6% 57.4% 100.0%

% within Pytiriasis versicolor 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 42.6% 57.4% 100.0%

Kelas * Pytiriasis versicolor Crosstabulation

Pytiriasis versicolor

ya tidak Total

Kelas 5 Count 22 36 58

% within Kelas 37.9% 62.1% 100.0%

% within Pytiriasis versicolor 44.9% 54.5% 50.4%

% of Total 19.1% 31.3% 50.4%

6 Count 27 30 57

% within Kelas 47.4% 52.6% 100.0%

% within Pytiriasis versicolor 55.1% 45.5% 49.6%

% of Total 23.5% 26.1% 49.6%


Total Count 49 66 115

% within Kelas 42.6% 57.4% 100.0%

% within Pytiriasis versicolor 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 42.6% 57.4% 100.0%

total p1-p6 * Pytiriasis versicolor Crosstabulation

Pytiriasis versicolor

ya tidak Total

Universitas Sumatera Utara


total p1-p6 buruk Count 25 31 56

% within total p1-p6 44.6% 55.4% 100.0%

% within Pytiriasis versicolor 51.0% 47.0% 48.7%

% of Total 21.7% 27.0% 48.7%

baik Count 24 35 59

% within total p1-p6 40.7% 59.3% 100.0%

% within Pytiriasis versicolor 49.0% 53.0% 51.3%

% of Total 20.9% 30.4% 51.3%


Total Count 49 66 115
% within total p1-p6 42.6% 57.4% 100.0%

% within Pytiriasis versicolor 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 42.6% 57.4% 100.0%

p7-8 * Pytiriasis versicolor Crosstabulation

Pytiriasis versicolor

ya tidak Total

p7-8 buruk Count 15 17 32

% within p7-8 46.9% 53.1% 100.0%

% within Pytiriasis versicolor 30.6% 25.8% 27.8%

% of Total 13.0% 14.8% 27.8%

baik Count 34 49 83

% within p7-8 41.0% 59.0% 100.0%

% within Pytiriasis versicolor 69.4% 74.2% 72.2%

% of Total 29.6% 42.6% 72.2%


Total Count 49 66 115

% within p7-8 42.6% 57.4% 100.0%

% within Pytiriasis versicolor 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 42.6% 57.4% 100.0%

Universitas Sumatera Utara


p9-10 * Pytiriasis versicolor Crosstabulation

Pytiriasis versicolor

ya tidak Total

p9-10 buruk Count 39 54 93

% within p9-10 41.9% 58.1% 100.0%

% within Pytiriasis versicolor 79.6% 81.8% 80.9%

% of Total 33.9% 47.0% 80.9%

baik Count 10 12 22

% within p9-10 45.5% 54.5% 100.0%

% within Pytiriasis versicolor 20.4% 18.2% 19.1%

% of Total 8.7% 10.4% 19.1%


Total Count 49 66 115

% within p9-10 42.6% 57.4% 100.0%

% within Pytiriasis versicolor 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 42.6% 57.4% 100.0%

p11-12 * Pytiriasis versicolor Crosstabulation

Pytiriasis versicolor

ya tidak Total

p11-12 buruk Count 24 34 58

% within p11-12 41.4% 58.6% 100.0%

% within Pytiriasis versicolor 49.0% 51.5% 50.4%

% of Total 20.9% 29.6% 50.4%

baik Count 25 32 57

% within p11-12 43.9% 56.1% 100.0%

% within Pytiriasis versicolor 51.0% 48.5% 49.6%

% of Total 21.7% 27.8% 49.6%


Total Count 49 66 115

% within p11-12 42.6% 57.4% 100.0%

% within Pytiriasis versicolor 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 42.6% 57.4% 100.0%

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 7

SURAT IZIN SURVEI AWAL

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 8

ETHICAL CLEARANCE

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 9

SURAT IZIN PENELITIAN

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 10

DOKUMENTASI KEGIATAN

PEMBAGIAN KUESIONER

Universitas Sumatera Utara


PENGISIAN KUESIONER

Universitas Sumatera Utara


PENGAMBILAN KEROKAN KULIT (SISIK KULIT PADA TANDA PANAH)

Universitas Sumatera Utara


MELIHAT KEROKAN KULIT DI BAWAH MIKROSKOP MENGGUNAKAN
KOH 10%

Universitas Sumatera Utara


HASIL PEMERIKSAAN KEROKAN KULIT : TAMPAK TAMPILAN
“SPAGHETTI AND MEATBALL” PADA SEDIAAN YANG DILIHAT
DIBAWAH MIKROSKOP DENGAN LARUTAN KOH 10%

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai