Anda di halaman 1dari 19

MANAGEMENT MUTU: PSBH DAN KONSEP PLANING OF

ACTION (POA) DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN

OLEH:
KELOMPOK 4

1. NAJLAH KHALIFAH (18301058)


2. NENENG FRANSISKA (18301059)
3. NURHIKMAH (18301060)
4. NURMILA (18301061)
5. POPY OKTAVIANA. A (18301062)
6. RAHMA MUTIA. A (18301063)
7. RESTI JULITA (18301064)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt. karena atas rahmat
dan hidayah-Nya penyusunan makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini
disusun dengan tujuan sebagai pemenuhan tugas mata kuliah “Manajemen
Keperawatan”. Penulis ucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah
Manajemen Keperawatan yaitu Ibu Ns. Yurea Nita, M.Kep, selaku koordinator
mata kuliah manajemen keperawatan dan Ibu Ns. Emulyani, M.Kep selaku dosen
pengajar manajemen keperawatan. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu, sehingga makalah ini dapat selesai pada
waktunya. Harapan penulis makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai. Pembuatan makalah ini masih dalam proses pembelajaran, sehingga
penulis merasa masih banyak kekurangan dalam proses pembuatan makalah ini,
oleh karena itu penulis harapkan kritik dan saran dari pembaca yang berguna
untuk perbaikan makalah selanjutnya.

Pekanbaru, 24 Maret 2022

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1. Latar Belakang.......................................................................................................1
2. Rumusan Masalah..................................................................................................2
3. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................3
A. Konsep Mutu Pelayanan Keperawatan...................................................................3
1. Pengertian Mutu Pelayanan Keperawatan..............................................................3
2. Tujuan Mutu Pelayanan Keperawatan................................................................4
3. Faktor Mutu Pelayanan Keperawatan.................................................................5
B. Konsep PSHB........................................................................................................6
1. Definisi PSHB....................................................................................................6
2. Macam-macam PSHB........................................................................................6
3. Langkah-langkah PSHB.....................................................................................7
C. Konsep POA dalam Manajemen Keperawatan.....................................................10
1. Definisi Plan Of Action (POA)........................................................................10
2. Tujuan Plan Of Action (POA)..........................................................................11
3. Kriteria Plan Of Action (POA) yang Baik............................................................11
D. Rancangan POA Manajemen Keperawatan..........................................................12
BAB III PENUTUP.................................................................................................15
1. Simpulan..............................................................................................................15
2. Saran....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pelayananan kesehatan merupakan hak setiap warga negara. Menurt
keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang standar pelayanan
minimal rumah sakit menyatakan bahwa rumah sakit sebagai salah satu sarana
kesehatan yang memeberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
memiliki peran startegis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan
yang masyarakat yang bermutu. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan secara
sistem perlu dilakukan, sehingga diharapkan seluruh lingkup pelayanan
kesehatan termasuk pelayanan keperawatan dirumah sakit memiliki karakter
mutu pelayanan prima yang sesuai dengan harapan pasien.
Mutu Pelayanan keperawatan adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan
oleh profesi keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan pasien dalam
mempertahankan keadaan dari segi biologis, psikologis, sosial, dan spiritual
pasien (Suarli dan Bahtiar, 2012). Mutu pelayanan keperawatan adalah asuhan
keperawatan professional yang mengacu pada 5 dimensi kualitas pelayanan
yaitu, (reability, tangibles, assurance, responsiveness, dan empathy) (Bauket
al, 2013).
Problem Solving for Better Hospitals (PSBHospitals) adalah suatu
pendekatan untuk mengatasi berbagai masalah di rumahsakit dengan cara yang
mudah, menarik, dan dilakukan dengan suka hati. Perencanaan adalah proses
penyusunan rencana yang digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan di
suatu wilayah tertentu. Suatu perencanaan kegiatan perlu dilakukan setelah
suatu organisasi melakukan analisis situasi, menetapkan prioritas masalah,
merumuskan masalah, mencari penyebab masalah dengan salah satunya
memakai metode fishbone, baru setelah itu melakukan penyuunan Rencana
Usulan Kegiatan (RUK). Plan of Action (PoA) atau disebut juga Rencana

1
Usulan Kegiatan (RUK) merupakan sebuah proses yang ditempuh untuk
mencapai sasaran kegiatan.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis dapat membahas tentang
“Bagaimana manajemen mutu keperawatan: PSBH dan konsep POA dalam
manajemen keperawatan?”

3. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui manajemen mutu keperawatan: PSBH dan konsep
POA dalam manajemen keperawatan.
2. Tujuan Khusus
1. Mampu memahami manajemen mutu keperawatan.
2. Mampu memahami konsep tentang PSBH.
3. Mampu memahami konsep dari POA dalam manajemen keperawatan.
4. Mampu memahami rancangan POA manajemen keperawatan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Mutu Pelayanan Keperawatan

1. Pengertian Mutu Pelayanan Keperawatan


Manajemen mutu adalah suatu proses manajemen dengan pendekatan
perilaku atau budaya organisasi yang berorientasi pada peningkatan mutu
terus-menerus dan kepuasan pelanggan dengan dukungan komitmen
kepemimpinan, kebersamaan karyawan serta secara lintas fungsional,
menyeluruh terpadu dengan pendekatan system dan di sadari metode ilmiah
dan pemecahan masalah serta pengambilan keputusan. Manajemen mutu
juga mempunyai beberapa pengertian. Menurut Ishikawa dalam M.
N. Nasution (2001), manajemen mutu adalah gabungan semua fungsi
manajemen, semua bagian dari suatu perusahaan dan semua orang ke dalam
falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork,
produktivitas, dan kepuasan pelanggan. Definisi lainnya mengatakan bahwa
manajemen mutu merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas
sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan
melibatkan seluruh anggota organisasi. Manajemen mutu merupakan sistem
manajemen yang berfokus pada individu atau karyawan.
Mutu Pelayanan keperawatan adalah suatu proses kegiatan yang
dilakukan oleh profesi keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan pasien
dalam mempertahankan keadaan dari segi biologis, psikologis, sosial, dan
spiritual pasien (Suarli dan Bahtiar, 2012).
Mutu pelayanan keperawatan adalah asuhan keperawatan professional
yang mengacu pada 5 dimensi kualitas pelayanan yaitu, (reability, tangibles,
assurance, responsiveness, dan empathy) (Bauket al, 2013).
Mutu pelayanan keperawatan merupakan suatu pelayanan yang
menggambarkan produk dari pelayanan keperawatan itu sendiri yang
meliputi secara biologis, psikologis, sosial, dan spiritual pada individu sakit

3
maupun yang sehat dan dilakukan sesuai standar keperawatan (Asmuji,
2012).
Berdasarkan pernyataan ketiga teori diatas dapat disimpulkan bahwa
pelayanan keperawatan merupakan kegiatan atau upaya pelayanan yang
dapat dilakukan secara mandiri atau bersama-sama dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan pasien secara holistik.

2. Tujuan Mutu Pelayanan Keperawatan


Menurut Nursamalamcit Triwibowo (2013) tujuan mutu pelayanan
keperawatan terdapat 5 tahap yaitu:
a. Tahap pertama adalah penyusunan standar atau kriteria. Dimaksudkan
agar asuhan keperawatan lebih terstruktur dan terencana berdasarkan
standar criteria masing-masing perawat.
b. Tahap kedua adalah mengidentifikasi informasi yang sesuai dengan
kriteria. Informasi disini diharapkan untuk lebih mendukung dalam
proses asuhan keperawatan dan sebagai pengukuran kualitas pelayanan
keperawatan.
c. Tahap ketiga adalah identifikasi sumber informasi. Dalam memilih
informasi yang akurat diharuskan penyeleksian yang ketat dan
berkesinambungan. Beberapa informasi juga didapatkan dari pasien itu
sendiri.
d. Tahap keempat adalah mengumpulkan dan menganalisa data. Perawat
dapat menyeleksi data dari pasien dan kemudian menganalisa satu -
persatu.
e. Tahap kelima adalah evaluasi ulang. Dihahapin berfungsi untuk
meminimkan kekeliruan dalam pengambilan keputusan pada asuhan dan
tidak anak keperawatan.
Tujuan keperawatan merupakan hal yang harus direncanakan
secara optimal oleh perawat. Tujuan keperawatan menurut Gilliescit Asmuji
(2012) menyebutkan:

4
a. Tujuan keperawatan harus jelas, sehingga tercipta output keberhasilan
yang optimal. Dari hasil yang optimal maka akan mendukung kinerja dan
meningkatkan kerja perawat.
b. Tujuan yang memiliki criteria sulit dan menantang harus dikolaborasikan
dengan tim sejawat lain maupun tim medislainnya. Disini perawat tidak
diperkenankan untuk melakukan tindakan secara persepsi tetapi secara
rasional berdasarkan hasil diskusi.
c. Tujuan keperawatan diharuskan dapat diukur, berisi ketentuan kuantitatif
sehingga akan lebih mudah membandingkan seberapa besar pencapaian
keberhasilan tersebut.
d. Tujuan keperawatan harus berdasarkan waktu yang ditentukan, agar
pencapaian target lebih baik lagi. Waktu yang optimal dilaksanakan
dengan target dan tidak mengesampingkan kolaborasi dengan pasien.

3. Faktor Mutu Pelayanan Keperawatan


Menurut Nursalam (2013) kualitas mutu pelayanan keperawatan
terdiri atas beberapa factor yaitu:
a. Komunakasi dari mulut kemulut (word of mouth communication),
biasanya komunikasi dari mulut kemulut sering dilakukan oleh
masyarakat awam yang telah mendapatkan perawatan dari sebuah
instansi. Yang nantinya akan menyebarkan berita positif apabila mereka
mendapatkan perlakuan yang baik selama di rawat atau menyampaikan
berita negative tentang mutu pelayanan keperawatan berdasarkan
pengalaman yang tidak mengenakkan.
b. Kebutuhan pribadi (personal need), kebutuhan dari masing-masing
pasien bervariasi maka mutu pelayanan keperawatan juga harus
menyesuaikan berdasarkan kebutuhan pribadi pasien.
c. Pengalaman masa lalu (past experience), seorang pasien akan cenderung
menilai sesuatu berdasarkan pengalaman yang pernah mereka alami.
Didalam mutu pelayanan keperawatan yang baik akan memberikan
pengalaman yang baik kepada setiap pasien, namun sebaliknya jika
seseorang pernah mengalami hal kurang baik terhadap mutu pelayanan

5
keperawatan maka akan melekat sampai dia mendapatkan perawatan
kembali di suatu instansi.
d. Komunikasi eksternal (company’s external communication), sebagai
pemberi mutu pelayanan keperawatan juga dapat melakukan promosi
sehingga pasien akan mempercayai penuh terhadap mutu pelayanan
keperawatan di instansi tersebut.

B. Konsep PSHB

1. Definisi PSHB
Problem Solving for Better Health (PSBH) merupakan suatu metode
penyelesaian masalah yang terdiri dari lima langkah kerangka kerja dengan
menggunakan sumber daya yang ada, praktis, inovatif, serta mudah untuk
dilaksanakan (Yuhelma et al., 2020). Problem Solving for Better Health
(PSBH) adalah suatu pendekatan untuk mengatasi berbagai masalah di
rumah sakit dengan cara yang mudah dan menarik (Dreyfus Health
Foundation, 2014).
PSBH adalah falsafah, cara berfikir, pendekatan dan komitmen pribadi
untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan sumber yang ada.
Pendekatan PSBH ini mengarahkan agar supaya untuk suatu masalah para
problem solvers mampu :
a. Menggunakan ide dan inovasi baru untuk mengatasi masalah-masalah
yang sudah lama ada di rumahsakit dan selama ini tidak dapat diatasi.
b. Mengunakan sumber daya(biaya) yang dimiliki dan tidak meminta
tambahan sumber daya untuk mengatasi suatu masalah.
c. Mengupayakan agar supaya masalah yang sudah dapat diatasi tidak
timbul lagi dengan mensinambungkan kegiatan untuk mengatasi masalah
tersebut.

2. Macam-macam PSHB
Macam-macam PSHB, diantaraya :
a. PSHB Hospital

6
PSHB Hospital merupakan yang diterapkan diberbagai rumah sakit
sebagai strategi penjaminan mutu pelayanan. Untuk menjalankan PSBH
Hospital, rumah sakit akan mengadakan workshop dan memberikan
pelatihan kepada problem solver langkah – langkah yang dapat dilakukan
untuk memberikan penyelesaian masalah yang selama ini ada di rumah
sakit dan tidak dapat teratasi, dengan menggunakan sumber daya (biaya)
yang dimiliki dan tidak meminta tambahan sumber daya untuk mengatasi
suatu masalah, dan mengupakan agar supaya masalah yang sudah dapat
diatasi tidak timbul lagi dengan mensinambungkan kegiatan untuk
mengatasi masalah tersebut.
b. PSHB Nursing
PSBH Nursing mendorong perawat untuk menyadari potensi
pemecahan masalah sehingga perawat dapat mengarahkan individu,
keluarga, dan masyarakat untuk menangani masalah – masalah kesehatan
yang lebih baik. Perawat terdiri dari tenaga kerja yang sangat besar tetapi
sering kurang dimanfaatkan dan kurang dihargai dalam bidang kesehatan.
Perawat merupakan tenaga kesehatan yang sangat berpengaruh bagi
kesembuhan pasien.

3. Langkah-langkah PSHB
Langkah-langkah PSHB , disebagai berikut :
a. Mendefinisikan masalah
Masalah harus didefinisikan dengan jelas mengenai sifat, besar
masalah, sebab serta faktor – faktor penunjangnya. Masalah yang
disampaikan harus riil (nyata) dan benar – benar terjadi ditempat kerja.
Memprioritaskan masalah di rumah sakit biasanya mempunyai lebih dari
satu masalah yang harus diatasi, maka dari itu cara yang tepat selanjutnya
adalah mengambil bagian yang kecil dari masalah yaitu, bagian yang
realistic dan dapat dikelola. Kemudia, mempersempit masalah menjadi
satu masalah yang dapat diatasi.
Prinsip PSBH antara lain:

7
1. Menggunakan sumber daya (tenaga, teknis, peralatan, logistik, dana)
setempat yang ada untuk mengatasi masalah
2. Apa yang dapat dilakukan secara pribadi untuk mengatasi masalah
3. Mengatasi masalah bagian demi bagian dengan setiap kali mengambil
mengambil bagian yang kecil, realistik dan dapat dikelola, kemudian
mengatasi setiap bagian yang kecil tersebut sebelum mengatasi bagian
lain yang lebih besar.
b. Menentukan bagian realistik dari masalah
Caranya yaitu dengan mengambil bagian yang kecil dari masalah,
bagian yang realistik dan dapat dikelola, kemudian mengatasi setiap
bagian kecil tersebut sebelum mengatasi masalah yang lain. Setelah
mendefinisikan masalah dengan jelas dan realistik, kita dapat
menentukan prioritas masalah yang dihadapi.
c. Mendefinisikan solusi
Beberapa jenis solusi yang dapat dipertimbangkan diantaranya
pendidikan, biomedis, psikologis, ekonomi, hukum, dan lingkungan.
Solusi dari masalah dituangkan dalam bentuk pertanyaan yang baik, yaitu
pertanyaan yang relevan, didefinisikan dengan baik, dan dapat dijawab.
Pertanyaan yang baik untuk mendefinisikan solusi harus mencakup:
1. Melakukan kegiatan apa?
2. Dengan siapa dan untuk siapa?
3. Dimana?
4. Untuk berapa lama?
5. Tujuan yang diinginkan?
Sebelum mencari solusi dari masalah, kumpulkan sebanyak
mungkin informasi tentang apa yang sudah diketahui tentang masalah
tersebut. Perlu dicari informasi tentang apa yang telah berhasil dan tidak
berhasil. Agar tidak mengulangi sesuatu yang telah dilakukan
sebelumnya dan cegah kegagalan yang telah dialami. Dengan cara ini
akan dapat melangkah lebih baik dalam mengatasi masalah.
Pertimbangan beberapa jenis solusi antara lain:

8
1. Pelatihan,penyuluhan, sosialisasi
2. Tindakan medis atau keperawatan
3. Perbaikan dan efisiensi manajemen
4. Usaha ”income generating”
5. Perbaikan peraturan
6. Peningkatan lingkungan kerja
7. Kerjasama dengan pihak lain.
d. Penyusunan Plan of Action (PoA)
PoA adalah suatu alat untuk membantu mengatur pikiran dan langkah
– langkah untuk menyelesaikan masalah. PoA merupakan rincian tentang
kegiatan yang akan kita lakukan, pihak yang akan melakukan, untuk
jangka waktu berapa lama, serta target yang akan dicapai.
1. Latar Belakang
Pada tahap ini perlu membuat rencana tentang bagaimana
mengatasi masalah yang telah didefinisikan dan telah ditulis dalam
pertanyaan yang baik. Latar belakang adalah pertanyaan baik
“Mengapa?”, karena latar belang adalah panjelasan mengenai alasan
mengapa kita memilih masalah. Cantumkan penyebab atau bagaimana
terjadinya dan dampak pada masalah kesehatan subyek atau sistem
kerja. Sebisa mungkin beri data kuantitatif untuk menggambarkan
masalah tersebut. Nyatakan mengapa ingin mengatasi masalah
tersebut dan bagaimana solusi yang anda pilih akan dapat
meningkatkan kesehatan manusia atau sistem kerja anda
2. Tujuan Kegiatan (Good Question)
POA tersebut adalah alat komunikasi untuk memberitahu orang
lain tentang pikiran anda dan kegiatan yang akan dilaksanakan, siapa
yang melaksanakan, untuk berapa lama, serta untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan.
3. Langkah-Langkah
Berisi langkah – langkah yang merupakan penjabaran  cara kerja
secara rinci yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah.

9
Penjabaran dituliskan dalam langkah persiaapan dan pelaksanaan.
Merupakan Metodologi (siapa, apa kegiatannya, isi, frekuensi. lama,
dimana) yang akan digunakan untuk mengatasi masalah. Semakin
rinci anda menggambarkan langkah – langkah kegiatan semakin baik

C. Konsep POA dalam Manajemen Keperawatan

1. Definisi Plan Of Action (POA)


Action planning merupakan kumpulan aktivitas kegiatan dan
pembagian tugas diantara para pelaku atau penanggung jawab suatu
program. Lebih lanjut, Action Planning merupakan penghubung antara
“tataran konsep” atau cetak biru dengan kumpulan kegiatan dalam jangka
panjang, menengah maupun jangka pendek. Plan of action adalah rencana
yang sifatnya arahan yang bisa dilaksanakan.Jadi berupa suatu rencana yang
telah diatur agar bisa direncanakan.
Action plan (rencana aksi) adalah satu set tugas yang diberikan kepada
individu atau tim yang berisi daftar target untuk setiap tugas serta tenggat
waktu, orang yang bertanggung jawab, dan langkah-langkah untuk sukses.
Rencana aksi memberikan gambaran untuk individu atau tim bagaimana
kesuksesan mereka akan mempengaruhi pencapaian tujuan seluruh
organisasi(Kamus Bisnis).
Proses action planning memerlukan keterampilan, komitmen dan
motivasi tinggi dari para pelaksana. Keterampilan, keahlian, competency,
pengalaman yang didapat merupakan modal dasar penentu bagi sukses atau
tidaknya pelaksanaan cetak biru tersebut.tanpa bekal keterampilan, keahlian,
competency yang dibutuhkan serta pengalaman yang memadai, maka
pencapaian target terhadap hasil yang diharapkan oleh atasan akan jauh.
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana yang digunakan untuk
mengatasi masalah kesehatan di suatu wilayah tertentu. Suatu perencanaan
kegiatan perlu dilakukan setelah suatu organisasi melakukan analisis situasi,
menetapkan prioritas masalah, merumuskan masalah, mencari penyebab

10
masalah dengan salah satunya memakai metode fishbone, baru setelah itu
melakukan plan of action.
Planning of Action (PoA) atau disebut juga Rencana Usulan Kegiatan
(RUK) merupakan sebuah proses yang ditempuh untuk mencapai sasaran
kegiatan. Rencana kegiatan dapat memiliki beberapa bentuk, antara lain:
a. Rangkaian sasaran yang lebih spesifik dengan jangka waktu lebih pendek
b. Rangkaian kegiatan yang saling terkait akibat dipilihnya alternatif
pemecahan masalah
c. Rencana kegiatan yang memiliki jangka waktu spesifik, kebutuhan
sumber daya yang spesifik, dan akuntabilitas untuk setiap tahapannya.

2. Tujuan Plan Of Action (POA)


Tujuan dari Plan of Action (PoA), antara lain:
a. Mengidentifikasi apa saja yang harus dilakukan
b. Menguji dan membuktikan bahwa:
1) Sasaran dapat tercapai sesuai dengan waktu yang telah dijadualkan
2) Adanya kemampuan untuk mencapai sasaran
3) Sumber daya yang dibutuhkan dapat diperoleh
4) Semua informasi yang diperlukan untuk mencapai sasaran dapat
diperoleh
5) Adanya beberapa alternatif yang harus diperhatikan.
c. Berperan sebagai media komunikasi
1) Hal ini menjadi lebih penting apabila berbagai unit dalam organisasi
memiliki peran yang berbeda dalam pencapaian.
2) Dapat memotivasi pihak yang berkepentingan dalam pencapaian
sasaran.

3. Kriteria Plan Of Action (POA) yang Baik


Dalam penerapannya, Plan of Acton (PoA) harus baik dan efektif agar
kegiatan program yang direncanakan dapat dijalankan sesuai dengan tujuan.
Berikut ini beberapa kriteria Plan of Acton (PoA) dikatakan baik, antara
lain:

11
a. Spesific (spesifik)
Rencana kegiatan harus spesifik dan berkaitan dengan keadaan yang
ingin dirubah. Rencana kegiatan perlu penjelasan secara pasti berapa
Sumber Daya Manusia (SDM) yang dibutuhkan, siapa saja mereka,
bagaimana dan kapan mengkomunikasikannya.
b. Measurable (terukur)
Rencana kegiatan harus dapat menunjukkan apa yang sesungguhnya
telah dicapai.
c. Attainable/achievable (dapat dicapai)
Rencana kegiatan harus dapat dicapai dengan biaya yang masuk akal. Ini
berarti bahwa rencana tersebut harus sederhana tetapi efektif, tidak harus
membutuhkan anggaran yang besar. Selain itu teknik dan metode yang
digunakan juga harus yang sesuai untuk bisa dilakukan.
d. Relevant (sesuai)
Rencana kegiatan harus sesuai dan bisa diterapkan di suatu organisasi
atau di suatu wilayah yang ingin di intervensi. Harus sesuai dengan
pegawai atau masyarakat di wilayah tersebut.
e. Timely (sesuai waktu)
Rencana kegiatan harus merupakan sesuatu yang dibutuhkan sekarang
atau sesuatu yang segera dibutuhkan. Jadi waktu yang sesuai sangat
diperlukan dalam rencana kegiatan agar kegiatan dapat berjalan efektif.
D. Rancangan POA Manajemen Keperawatan
Langkah Plan of Action (POA)
a) Mengidentifikasi masalah dengan pernyataan masalah (Diagram 6
kata: What, Who, When, Where, Why, How), sebagai berikut:
1) Masalah apa yang terjadi?
2) Dimana masalah tersebut terjadi?
3) Siapa yang mengalami masalah tersebut?
4) Mengepa msalah tersebut terjadi?
5) Bagaimana cara mengatasi masalah tersebut?
b) Setelah masalah diidentifikasi, tentukan solusi apa yang bisa dilakukan.

12
c) Menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK).
Menurut Supriyanto dan Nyoman (2007), beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menyusun Plan of Action atau Rencana Usulan
Kegiatan (RUK), antara lain:
1) Pembahasan Ulang Masalah
Setelah menentukan masalah dan melakukan analisis
penyebab masalah, dapat dilihat keadaan atau situasi yang ada
saat ini dan mencoba menggambarkan keadaan tersebut
nantinya sesuai dengan yang diharapkan.
2) Perumusan Tujuan Umum
Dengan melihat situasi yang ada saat ini dengan
gambaran situasi yang diharapkan nantinya dan juga atas dasar
tujan umum pembangunan kesehatan, maka dapat dirumuskan
tujuan umum program atau kegiatan yang akan dilaksanakan.
Tujuan umum adalah suatu pernyataan yang bersifat umum dan
luas yang menggambarkan hasil akhir (outcome atau dampak)
yang diharapkan.
3) Perumusan Tujuan Khusus
Tujuan khusus merupakan pernyataan yang bersifat
spesifik, dapat diukur (kuantitatif) dengan batas waktu
pencapaian untuk mencapai tujuan umum. Bentuk pernyataan
dalam tujuan khusus sifatnya positif, merupakan keadaan yang
diinginkan. Penentuan indikator tujuan khusus program dapat
menggunakan kriteria SMARTS (Smart, Measurable,
Attainable, Realistic, Time-bound, Sustainable)
4) Penentuan Kriteria Keberhasilan
Penentuan kriteria keberhasilan atau biasa disebut
indikator keberhasilan dari suatu rencana kegiatan, perlu
dilakukan agar organisasi tahu seberapa jauh program atau
kegiatan yang direncanakan tersebut berhasil atau tercapai.

13
Menentukan kriteria atau indikator keberhasilan disesuaikan
dengan tujuan khusus yang telah ditentukan.
Pada program kegiatan yang diusulkan harus
mengandung unsur 5W+1H, yaitu:
1) Who : Siapa yang harus bertanggung jawab untuk
melaksanakan rencana kegiatan
2) What : Pelayanan atau spesifik kegiatan yang akan
dilaksanakan
3) How Much : Berapa banyak jumlah pelayanan atau
kegiatan yang spesifik?
4) Whom : Siapa target sasaran atau populasi apa yang terkena
program?
5) Where : Dimana lokasi atau daerah dimana aktivitas atau
program dilaksanakan?
6) When : Kapan waktu pelaksanaan kegiatan atau program?

Rencana Usulan Kegiatan (RUK) disusun dalam bentuk


matriks (Gantt Chart) yang berisikan rincian kegiatan, tujuan,
sasaran, target, waktu, besaran kegiatan (volume), dan hasil
yang diharapkan. Berikut ini bentuk matriks Gantt Chart
Usulan Kegiatan (RUK):

Tabel : Gantt Chart Usulan Kegiatan (RUK)

No Upaya Keg. Tujuan Sasaran Target Waktu Volume Hasil


Kesehatan Keg. Diharapkan

14
BAB III
PENUTUP

1. Simpulan
Berdasarkan uraian pada tinjauan pustaka diatas, maka dapat penulis beri
simpulan dari maklaah ini yaitu diantaranya:
a. Mutu pelayanan keperawatan merupakan suatu pelayanan yang
menggambarkan produk dari pelayanan keperawatan itu sendiri yang
meliputi secara biologis, psikologis, sosial, dan spiritual pada individu
sakit maupun yang sehat dan dilakukan sesuai standar keperawatan.
b. Problem Solving for Better Health (PSBH) merupakan suatu metode
penyelesaian masalah yang terdiri dari lima langkah kerangka kerja
dengan menggunakan sumber daya yang ada, praktis, inovatif, serta mudah
untuk dilaksanakan.
c. Planning of Action (PoA) atau disebut juga Rencana Usulan Kegiatan
(RUK) merupakan sebuah proses yang ditempuh untuk mencapai sasaran
kegiatan.
d. Langkah-langkah PSHB: mendefinisikan masalah, menentukan bagian
realistik dari masalah, mendefinisikan solusi, dan penyusunan Plan of
Action (PoA).
e. Kriteria Plan Of Action (POA) yang baik yaitu: spesifik, terukur, dapat
dicapai, sesuai, dan sesuai waktu.

2. Saran
Sebagai mahasiswa kesehatan sebaiknya mampu memahami konsep
mutu pelayanan keperawatan yaitu PSHB dan plan of action (POA), terutama
dalam dunia kerja kedepan. Saran penulis untuk makalah selanjutnya yaitu
memberikan contoh penerapan atau pembuatan POA dengan lebih jelas dan
mudah dimengerti.

15
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam, (2013). Manajemen Keperawatan, Aplikasi dalam Praktik


Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika

World Health Organization (WHO). 2018. Materi Pelatihan Plan of Action.


Pelatihan Ketrampilan Manajerial SPMK.

16

Anda mungkin juga menyukai