Anda di halaman 1dari 57

1

PENGARUH TERAPI REBUSAN DAUN SALAM TERHADAP


PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA
HIPERTENSI DI BLOK SENIN DESA WANAHAYU
KEC. MAJA KABUPATEN MAJALENGKA
2023

PROPOSAL

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program pendidikan


S1 Keperawatan di STIKES Cirebon
Oleh:

JAMALUDIN

NIM: 42010121B460

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) CIREBON

2023
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, karunia serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Terapi Rebusan Daun Salam
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Blok Senin
Desa Wanahayu Kec. Maja Kabupaten Majalengka Tahun 2023”.
Adapun maksud penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi persyaratan

dalam menyelesaikan Pendidikan Sarjana Keperawatan di STIKES Cirebon.

Penulis sadar bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat dorongan,

dukungan, bantuan, motivasi serta do’a yang memacu dan membantu saya dari

berbagai pihak dalam pembuatan penelitian ini. Oleh karena itu, penulis dengan

setulus hati mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. H.M Firman Ismana, MM. Selaku Ketua Yayasan RISE Indonesia

2. Dr. Awis Hamid Dani, ST.,M.MPd.,M.KM Selaku Ketua STIKes Cirebon

3. Raden Nur Abdurakhman, S.Kep.,Ns.,MH.Kes Selaku Ketua Program

Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

4. Didi Taswidi., M.Kep Selaku Pembimbing 1 yang telah membimbing

5. Iman., S.Kep Ners., M.Kes Selaku pembimbing 2 yang telah membimbing

6. Selaku dewan penguji

7. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan do’a dan bimbingannya,

serta kasih sayang yang selalu tercurah selama ini

8. Serta teman-teman kami yang telah membantu secara langsung maupun

tidak langsung

i
9. Seluruh pihak yang terlibat dan berkontribusi dalam proses penyusunan

penelitian ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan

skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang

membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.

Cirebon, Juni 2023


Penulis

Jamaludin
NIM. 42010121B460

ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 7
1.3 Tujuan .................................................................................................... 7
1.3.1 Tujuan Umum.............................................................................. 7
1.3.2 Tujuan khusus .............................................................................. 7
1.4 Manfaat penelitian .................................................................................. 8
1.4.1 Manfaat Teoritis .......................................................................... 8
1.4.2 Manfaat praktis ............................................................................ 8
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 10
2.1 Hipertensi ............................................................................................. 10
2.1.1 Pengertian Hipertensi ................................................................. 10
2.1.2 Etiologi Hipertensi ..................................................................... 10
2.1.3 Patofisiologi Hipertensi.............................................................. 11
2.1.4 Tanda dan Gejala Hipertensi ...................................................... 11
2.1.5 Pemeriksaan Penunjang Hipertensi ............................................ 12
2.1.6 Komplikasi Hipertensi ............................................................... 12
2.1.6 Penatalaksanaan Hipertensi ........................................................ 13
2.2. Terapi Rebusan Air Daun Salam .......................................................... 14
2.2.1 Definisi ...................................................................................... 14
2.2.2 Kandungan Daun Salam ............................................................. 15
2.2.3. Manfaat Daun Salam................................................................. 16
2.2.4. Teknik Terapi Rebusan Daun Salam ......................................... 18
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan ............................................................... 19
2.3.1 Pengkajian ................................................................................ 19
2.3.2 Diagnosa keperawatan ............................................................... 21

iii
2.3.3 Intervensi Keperawatan ............................................................. 22
2.3.4 Implementasi keperawatan ........................................................ 22
2.3.5 Evaluasi Keperawatan ................................................................ 22
2.4 Kerangka Teori..................................................................................... 23
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESA PENELITIAN ............. 25
3.1 Kerangka Konsep ................................................................................. 25
3.2 Hipotesa Penelitian ............................................................................... 26
3.3 Definisi Operasional, Variabel, dan Cara Pengukuran ........................... 26
BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................. 28
4.1 Rancangan Penelitian ........................................................................... 28
4.2 Variabel Penelitian ............................................................................... 28
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................ 29
4.3.1 Populasi ..................................................................................... 29
4.3.2 Sampel ....................................................................................... 29
4.4 Instrumen Penelitian ............................................................................. 31
4.5 Metode Pengumpulan Data ................................................................... 31
4.6 Uji Coba Kuesioner .............................................................................. 33
4.7 Pengolahan Data................................................................................... 33
4.8 Analisa Data ......................................................................................... 35
4.9 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 37
4.10 Etika Penelitian .................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 38

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit degeneratif adalah penyakit yang timbul akibat kemunduran

fungsi sel, yaitu suatu penyakit yang muncul akibat proses kemunduran

fungsi sel tubuh dari keadaan normal menjadi lebih buruk. Penyakit

degeneratif ini biasanya terjadi saat usia bertambah tua, dan penyakit

degeneratif menjadi penyakit pembunuh manusia terbesar. Salah satu

penyakit degeneratif adalah tekanan darah. Tekanan darah yang terus

meningkat akan memberi gejala berlanjut pada suatu target organ, seperti

stroke untuk otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung

dan otot jantung(1).

Hipertensi pada umumnya memiliki dampak yang dapat

menyebabkan terjadinya komplikasi seperti diantaranya stroke, serangan

jantung, menumpuk atau berkembangnya plak lemak dalam dinding

pembuluh darah dan plak garam-garam an, pecahnya pembuluh darah kapiler

di otak, pecahnya pembuluh darah, pecahnya pembuluh darah ginjal, dan

gagal ginjal kronis bahkan pada hipertensi berat dapat menyebabkan

ensepalopati hipertensif, yaitu penurunan kesadaran bahkan koma. Oleh

karena itu diperlukan penantalaksanaan untuk hipertensi (2).

Hipertensi menjadi masalah kesehatan di seluruh belahan dunia dan

sebagai salah satu faktor risiko utama penyakit kardiovaskular. Hipertensi

juga disebut sebagai penyakit tidak menular, karena hipertensi tidak

1
ditularkan dari orang ke orang. Penyakit tidak menular adalah penyakit

kronis yang tidak dapat ditularkan ke orang lain. Penyakit tidak menular

masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang menjadi perhatian di

Indonesia saat ini. Hal ini dikarenakan munculnya PTM secara umum

disebabkan oleh pola hidup setiap individu yang kurang memperhatikan

kesehatan (3).

Menurut Wahdah, penyakit hipertensi terus mengalami kenaikan dan

pravalensinya cukup tinggi dari tahun ke tahun. Tekanan darah merupakan

salah satu indikator yang penting dalam menjaga kesehatan tubuh manusia

karena jika terjadi tekanan darah yang tinggi dalam jangka panjang bisa

mengakibatkan peregangan dinding arteri dan mengakibatkan pecahnya

pembuluh darah. Hipertensi juga beresiko menimbulkan berbagai macam

penyakit lainnya yaitu seperti gagal jantung, jantung koroner, penyakit ginjal

dan stroke, sehingga penanganan nya harus segera dilakukan sebelum

komplikasi dan akibat buruk lainnya terjadi seperti dapat menurunkan umur

harapan hidup penderitanya

Penatalaksanaan pasien hipertensi dapat dilakukan dengan terapi

farmakologi dengan pemberian anti hipertensi yang sering digunakan antara

lain diuretic, alfa-blocker, beta-blocker, vasodilator, ACE-Inhibitor,

angiotensin II blocker dimana obat-obat an ini memiliki efek samping, mahal

serta penggunaan nya seumur hidup bagi si penderita hipertensi.

Selain terapi farmakologi ada terapi non-farmakologi atau yang lebih

dikenal dengan pengobatan tradisional (herbal) seperti rebusan daun alpukat


yang dapat menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi namun, akhir-

akhir ini terdapat penelitian terbaru mengenai rebusan daun salam

(syzygiumpolyanthum) sebagai salah satu tanaman yang dapat digunakan

sebagai obat untuk berbagai macam penyakit salah satunya adalah penyakit

hipertensi (4).

Daun salam (syzygiumpolyanthum) merupakan tanaman yang banyak

memiliki manfaat selain digunakan untuk bumbu masakan daun salam ini

juga digunakan sebagai obat herbal, dimana daun salam ini mampu

mengatasi berbagai macam penyakit salah satunya yaitu penyakit hipertensi

dimana kandungan minyak asiri (sitrat, euganol), tamin dan flavonoid dalam

daun salam ini mempunyai fungsi untuk menurunkan tekanan darah pada

penderita hipertensi (5).

Tanaman salam memiliki nama Latin Eugenia polyantha Wight, dan

nama ilmiah lain yaitu Syzygium polyantha Wight dan Eugenia lucidula Miq.

Tanaman yang termasuk suku Myrtaceae ini memiliki nama lain gowok

(Sunda), kastolam (Madura), manting (Jawa), dan meselengan (Sumatera).

(mengutif jurnal detikjabar)

Daun salam (syzygiumpolyanthum) merupakan salah satu dari jenis

terapi herbal yang digunakan untuk berbagai penyakit salah satunya yaitu

untuk menangani penyakit hipertensi, selain mudah didapat serta harganya

yang murah daun salam juga mempunyai banyak khasiat yaitu dapat menjadi

obat maag, diare, menurunkan kadar gula darah (diabetes militus),


(6)
menurunkan kolestrol (cholesterol), menurunkan hipertensi dan asam urat .
Mekanisme kerja dari kandungan kimia yang terdapat pada daun salam ini

dapat merangsang sekresi cairan empedu sehingga kolestrol akan keluar

bersamaan dengan cairan empedu menuju usus dan merangsang sirkulasi

pembuluh darah sehingga dapat mengurangi terjadinya pengendapan lemak

di dalam pembuluh darah (7).

Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah

suatu kondisi dimana pembuluh darah memiliki tekanan darah sistolik ≥140

mmHg, dan tekanan darah diastolic ≥90 mmHg yang menetap. Tekanan

darah adalah kekuatan darah untuk melawan tekanan dinding arteri Ketika

darah tersebut dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh. Semakin tinggi

tekanan darah maka semakin keras jantung bekerja (8).

Data World Health Organization (WHO) tahun 2018 menunjukkan

sekitar 1,13 Miliar orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3

orang di dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi terus

meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5

Miliar orang yang terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 9,4

juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya.

Riskesdas 2018 menyatakan prevalensi hipertensi berdasarkan hasil

pengukuran pada penduduk usia ≥18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi di

Kalimantan Selatan (44.1%), sedangkan terendah di Papua sebesar (22,2%).

Estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 orang,

sedangkan angka kematian di Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218

kematian.
Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur

45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%). Dari prevalensi hipertensi

sebesar 34,1% diketahui bahwa sebesar 8,8% terdiagnosis hipertensi

dan 13,3% orang yang terdiagnosis hipertensi tidak minum obat serta 32,3%

tidak rutin minum obat. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar

penderita Hipertensi tidak mengetahui bahwa dirinya Hipertensi sehingga

tidak mendapatkan pengobatan(26).

Prevelensi hipertensi di provinsi Jawa Barat pada tahun 2016

ditemukan 790.382 orang kasus hipertensi 2,46% terhadap jumlah penduduk

≥ 18 tahun, dengan jumlah kasus yang diperiksa sebanyak 8.029.245 orang,

tersebar di 26 kabupaten/kota, dan hanya 1 kabupaten/kota (kabupaten

Bandung Barat), tidak melaporkan kasus hipertensi. Penemuan kasus

tertinggi di kota Cirebon sebesar 17,18% dan terendah di kabupaten

Pangandaran sebesar 0,05%. Sedangkan jumlah hipertensi di kabupaten

Majalengka menurut dinas kesehatan Majalengka pada tahun 2020 sebesar

36.608 penderita hipertensi. Di kecamatan Maja mencapai 3843 orang kedua

terbesar setelah kecamatan Ligung(27).

Hasil studi pendahuluan didapatkan jumlah penderita hipertensi di

blok senin Sesa Wanahayu Kec Maja Kab. Majalengka yang akan di teliti

berjumlah sekitar 50 jiwa. Faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit

hipertensi di blok senin desa Wanahayu Kec Maja Kab. Majalengka ini

bahwa hampir seluruh warga yang menderita hipertensi sering

mengkonsumsi makanan yang mengandung garam secara berlebihan


ditambah kurangnya berolah raga yang rutin serta tidak semuanya sadar akan

kesehatannya sehingga banyak penderita yang menderita hipertensi, sebagian

kecil pasien hipertensi dikarenakan dari factor keturunan. Tidak semua

penderita menganggap serius penyakit ini biasanya mereka acuh dan

menganggap bahwa penyakit hipertensi ini adalah penyakit yang biasa

diderita oleh orang-orang.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Anas Tansari, dengan judul

keefektifan antara daun alpukat dan daun salam terhadap penurunan tekanan

darah pada penderita hipertensi dimana penelitian menunjukkan bahwa

rebusan daun salam lebih efektif dibandingkan dengan rebusan daun alpukat
(9)
. Penelitian ini juga didukung penelitian yang dilakukan oleh

Srimargowati, dengan judul pengaruh rebusan daun salam terhadap

penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi hasil penelitian

menunjukkan bahwa rebusan daun salam dapat menurunkan tekanan darah


(10)
pada pasien hipertensi . Sejalan dengan penelitian sebelumnya menurut

penelitian yang dilakukan oleh Siti Rahayu, tentang “Pengaruh terapi air

rebusan daun salam terhadap penurunan tekanan darah pada penderita

hipertensi di Desa Katipugal Kabupaten Pacitan” mengatakan bahwa ada

pengaruh pemberian terapi air rebusan daun salam terhadap penurunan

tekanan darah sistolik dan diastolik dengan penurunan 16,9 mmHg dan 12,7

mmHg(11). Berdasarkan uraian dan hasil studi pendahuluan diatas maka

didapatkan sejauh mana pengaruh rebusan daun salam terhadap penunan

tekanan darah pada pasien hipertensi yang akan diteliti pada penelitian ini
yaitu“ pengaruh terapi air rebusan daun salam terhadap penurunan tekanan

darah pada penderita hipertensi di blok senin desa Wanahayu Kec Maja Kab.

Majalengka”

Berdasarkan fenomena diatas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai “Pengaruh Terapi Air Rebusan Daun Salam Terhadap

Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di blok senin desa

Wanahayu Kec Maja Kab. Majalengka”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk

mengetahui bagaimana “Pengaruh Terapi Air Rebusan Daun Salam Terhadap

Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Tahun 2023?”

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui bagaimana pengaruh terapi air rebusan daun salam

terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.

1.3.2 Tujuan khusus


1. Untuk mengetahui tekanan darah pada penderita hipertensi sebelum

diberikan terapi air rebusan daun salam.

2. Untuk mengetahui tekanan darah pada penderita hipertensi setelah

diberikan terapi air rebusan daun salam.

3. Untuk mengetahui bagaimana proses pengaruh terapi air rebusan daun

salam pada penderita hipertensi.


1.4 Manfaat penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

perkembangan ilmu keperawatan khususnya intervensi non-farmakologis

pada penderita hipertensi.

1.4.2 Manfaat praktis


1. Bagi Stikes Cirebon

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk

penerapan teori tentang terapi non-farmakologis yang dapat dilakukan

pada penderita hipertensi.

2. Bagi Penderita Hipertensi

Hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan dalam

perawatan non-farmakologis yang dapat dilakukan penderita hipertensi

dalam mengontrol tekanan darah.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan peneliti

mengenai perawatan non-farmakologis yang dapat diberikan pada

penderita hipertensi yang yang banyak terjadi dilingkungan sekitar.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai dasar bagi

penelitian selanjutnya untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini tentang Pengaruh terapi air rebusan daun salam

terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di blok senin

desa Wanahayu Kec Maja Kab. Majalengka. Variabel independen pada


penelitian ini adalah terapi air rebusan daun salam dengan variabel dependen

adalah tekanan darah pada penderita hipertensi. Metode yang dipakai dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan rancangan desain Quasy-

Eksperiment Design dengan rancangan One Group Pretest-Post-test yaitu

dengan melakukan pengukuran tekanan darah sebelum (Pre-test) dan

sesudah (Post-test) perlakuan yang diberi terapi air rebusan daun salam

dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh terapi air rebusan daun salam

terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di blok senin

desa Wanahayu Kec Maja Kab. Majalengka. Populasi dalam penelitian ini

adalah penderita hipertensi di area blok senin desa Wanahayu Kec Maja Kab.

Majalengka. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara

Simple random sampling atau teknik acak sederhana dengan kriteria inklusi

atau ekslusi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hipertensi
2.1.1 Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan

darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90

mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam

keadaan cukup istirahat/tenang. Menurut price (12).

Peningkatan peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam

jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal

(gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak menyebabkan

stroke(12). Hipertensi merupakan tanda klinis ketidakseimbangan hemoganik

suatu sistem kardiovaskular, dimana penyebab terjadinya disebabkan oleh

beberapa faktor multi faktor sehingga tidak bisa terdiagnosis dengan hanya

satu faktor tunggal(13).

2.1.2 Etiologi Hipertensi


Berdasarkan etiologinya, hipertensi dibagi menjadi hipertensi primer

dan sekunder. Lebih dari 90% kasus adalah hipertensi primer sedangkan

hipertensi primer hanya sekitar 5-8% dari seluruh penderita hipertensi.

Penyebab hipertensi primer terdiri dari faktor genetik dan lingkungan. Faktor

keturunan dapat dilihat dari riwayat penyakit kardiovaskuler dalam keluarga

yang berupa sensitivitas terhadap natrium, kepekaan terhadap stres,

peningkatan reaktifitas vaskuler (Terhadap vasokontriktor) dan resistensi

10
11

insulin. Konsumsi garam (natrium) berlebihan, stres psikis dan obesitas

diyakini sebagai penyebab hipertensi yang berasal dari lingkungan(14).

2.1.3 Patofisiologi Hipertensi


Etiologi hipertensi masih belum jelas. Beberapa faktor diduga

memegang peranan dalam genesis hipertensi, faktor psikis, system syaraf,

ginjal, jantung pembuluh darah, kortikosteroid, katekolamin, angiotensin,

sodium dan air. Hipertensi tidak disebabkan oleh suatu faktor, tetapi

sejumlah faktor turut memegang peranan dan saling berkaitan dalam genesis

hipertensi(13).

Tekanan emosi akan meningkatkan aktivasi saraf otonom dan

menyebabkan kenaikan tekanan darah akibat vasokontriksi arteriol post

glomerulus. Vasokontriksi dari pembuluh darah ginjal arteriol post

glomerulus menimbulkan retensi sodium dengan akibat kenaikan volume

plasma (VP) dan volume cairan ekstraseluler (VCES) dan kenaikan tekanan

pengisian atrium, akhirnya volume sekuncup meningkat. Kenaikan volume

sekuncup menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah tepi (tahanan perifer)

dan kemudian menyebabkan kenaikan tekanan darah. Proses ini akan

berlangsung terus walaupun tekanan emosi telah hilang. Menurut beberapa

peneliti, tekanan emosi dapat mempertahankan kenaikan tekanan darah

terutama pada pasien-pasien yang peka(13).

2.1.4 Tanda dan Gejala Hipertensi


1. Penglihatan kabur karena kerusakan retina

2. Nyeri pada kepala

3. Mual dan muntah akibat meningkatnya tekanan intracranial


12

4. Edema dependent

5. Adanya pembengkakan karena meningkatnya tekanan kapiler (14).

2.1.5 Pemeriksaan Penunjang Hipertensi


1. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh

2. Pemeriksaa retina

3. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti

ginjal dan jantung

4. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri

5. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa

6. Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal

pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin Foto dada

dan CT-Scan (15).

2.1.6 Komplikasi Hipertensi


Menurut Pudiastuti, bahwa faktor resiko dari penyakit tekanan darah

tinggi (14), diantaranya :

1. Stroke

Penderita stroke dapat juga disebakan oleh tekanan darah tinggi

(hypertensi) yang sering mengakibatkan munculnya perdarahan. otak

yang disebabkan pecahnya pembuluh darah. Kemudian dapat juga

diakibatkan oleh thrombosis pembekuan darah pada pembuluh darah

serta emboli yaitu adanya benda asing yang terbawa aliran darah dalam

pembuluh darah serta bisa menyumbat bagian distal pembuluh (14).

2. Gagal jantung
13

Gagal jantung adalah kondisi patofisiologi dimana kelainan

fungsi jantung menyebabkan jantung tidak dapat memompa dengan

kecepatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme

jaringan atau dimana jantung hanya bisa melakukannya dengan volume

diastolik yang sangat tinggi. Gagal jantung bisa terjadi pada penyakit

jantung bawaan atau valvular dimana otot jantung rusak akibat beban

hemodinamik jangka panjang yang berlebihan karena kelainan valvular

atau cacat jantung (14).

3. Gagal ginjal

Gagal ginjal merupakan suatu kondisi medis dimana ginjal tidak

bisa menyaring toksin dan produk-produk limbah secara adekuat dari

dalam darah. Ada dua bentuk gagal ginjal yaitu cidera akut dan penyakit

ginjal kronis. Sejumlah penyakit atau masalah kesehatan lainnya dapat

menyebabkan salah satu bentuk gagal ginjal diatas. Masalah-masalah

yang sering ditemukan karena malfungsi ginjal adalah gangguan

keseimbangan cairan, asam basa, kadar potasim, kalsium dan fosfat

serta dapat menyebabkan anemia bila terjadi dalam jangka panjang.

Hematuria dan proteinuria bisa terjadi sesuai penyebab gagal ginjal (14).

2.1.6 Penatalaksanaan Hipertensi


1. Terapi Non-Farmakologi

Terapi non-farmakologi untuk penanganan hipertensi berupa

anjuran modifikasi gaya hidup. Pola hidup sehat dapat menurunkan

darah tinggi. Pemberian terapi farmakologi dapat ditunda pada penderita

hipertensi derajat 1 dengan risiko komplikasi penyakit kardiovaskuler


14

rendah. Terapi nonfarmakologi dapat dilkukan dengan merubah gaya

hidup penderita hipertensi berikut adalah gaya hidup yang dapat dirubah

oleh penderita hipertensi.

1) Menurunkan berat badan.

2) Mengurangi asupan garam.

3) Diet hipertensi (pemeberian terapi air rebusan daun Salam).

4) Olahraga teratur.

5) Berhenti merokok dan mengkonsumsi alkohol.

2. Terapi Farmakologi

Terapi farmakologi dapat diberikan anti hipertensi tunggal

maupun kombinasi. Pemilihan obat anti hipertensi dapat didasari ada

tidaknya kondisi khusus (kormobid maupun komplikasi)

Tabel 2.1 Pilihan Obat Hipertensi Berdasarkan Indikasi

OBAT
Indikasi ACEi ARB CCB Diuretik B-blocker MRA ARNI
Diabetes    
Gagal       
jantung
Paska    
infark
miokardia

2.2. Terapi Rebusan Air Daun Salam


2.2.1 Definisi
Tanaman salam memiliki nama latin Eugenia polyantha Wightdan
(16)
nama ilmiah Syzygium polyantha Wight . Menurut falsafah jawa tanaman

salam mempunyai makna yang tersirat, filosofi yang dapat diambil dari

pohon salam berarti keselamatan. Ciri-ciri biologi pohon salam : pohon


15

salam tumbuh tegak lurus setinggi >25 meter, daun salam berwarna hijau

dengan ujung tajam, memiliki bunga berwarna putih dan wangi yang tumbuh

di dahan yang tidak berdaun, buah pohon salam berukuran kecil dan

berwarna kehitaman. Tanaman salam mudah dibudidayakan di berbagai jenis

tanah (17).

2.2.2 Kandungan Daun Salam


Kandungan dan Manfaat Daun Salam Sebagian besar masyarakat di

Indonesia menggunakan daun salam sebagai pelengkap bumbu dapur karena

bau harum yang dimiliki daun salam dan dapat menyedapkan rasa masakan.

Daun salam tidak hanya bermanfaat sebagai pelengkap bumbu dapur saja.

Secara empiris daun salam dapat digunakan dalam terapi. Sebagai contoh,

daun salam dapat digunakan untuk mengurangi hipertensi, diabetes, diare,

gastritis, mabuk, dan penyakit kulit.

Tumbuhan ini juga mempunyai efek diuretik dan analgesik Manfaat-

manfaat daun salam tersebut dihasilkan oleh kandungan senyawa kimia yang

dimilikinya. Senyawa kimia yang terkandung dalam daun salam adalah

flavonoid, tanin, minyak atsiri, triterpenoid, alkaloid, dan steroid. Flavonoid,

tanin, minyak atsiri, dan alkaloid memiliki efek anti bakteri sedangkan
(18)
steroid triterpenoid dan steroid memiliki efek analgesik . Berdasarkan

beberapa penelitian, senyawa yang terkandung dalam daun salam yang dapat

menjadi anti bakteri adalah sebagai berikut:

1. Flavonoid

Merupakan senyawa polar yang umumnya mudah larut dalam

pelarut polar seperti etanol, menthanol, butanol, dan aseton. Flavonoid


16

adalah golongan terbesar dari senyawa fenol. Senyawa fenol memiliki

kemampuan anti bakteri dengan cara mendenaturasi protein yang

menyebabkan terjadinya kerusakan permeabilitas dinding sel bakteri.

Menurut berbagai penelitian terakhir, menujukan bahwa flavonoid

memiliki efek anti mikroba, anti inflamasi, merangsang pembentukan

kolagen, melindungi pembuluh darah, anti oksidan dan anti

karsinogenik(18).

2. Tanin

Tanin sering ditemukan di tumbuhan yang terletak terpisah dari

protein dan enzim sitoplasma, tetapi bila jaringan rusak maka reaksi

penyamakan dapat terjadi. Dapat mengganggu permeabilitas membran

sel bakteri dan memiliki kemampuan mencegah koagulasi plasma pada

Staphylococcus aureus(18).

3. Minyak atsiri

Berperan sebagai anti bakteri dengan cara mengganggu enzim

yang membantu pembentukan energi sehingga memperlambat

pertumbuhan sel. Minyak atsiri dalam jumlah banyak dapat juga

mendenaturasi protein (19).

2.2.3. Manfaat Daun Salam


Beberapa manfaat daun salam untuk terapi kesehatan menurut

Suriana (20):

1. Daun salam untuk menurunkan kolesterol.

Kolesterol merupakan salah satu penyebab penyakit yang akhir-

akhir ini banyak dialami masyarakat. Kolesterol sering diidentifikasi


17

dengan adanya penumpukan lemak yang akhirnya menyumbat

pembuluh darah. Pasti banyak yang tidak ingin jika kolesterol nya naik.

Maka dari itu, rutin mengkonsumsi rebusan daun salam akan membantu

untuk membersihkan pembuluh darah dari kolesterol kandungan

flavonoid dapat mencegahnya(20).

2. Daun salam untuk mengobati diabetes.

Kandungan flavonoid dalam daun salam dapat menurunkan

kadar gula darah. Gaya hidup yang serba instan, makanan dan minuman

yang banyak mengandung bahan pemanis, bahan pengawet menjadi

penyebab semakin berkembangnya penderita diabetes. Maka untuk

langkah pencegahan sebaiknya kita rutin minum hasil rebusan daun

salam setiap hari(20).

3. Daun salam untuk menurunkan tekanan darah.

Dengan mengkonsumsi air rebusan daun salam selama 2 kali ½

gelas rutin setiap hari dapat membantu mengurangi hormon stress,

mengendurkan otot arteri. Selain itu kandungan mineral yang ada pada

daun salam membuat peredaran darah semakin lancar dan juga dapat

mengurangi tekanan darah tinggi. Daun salam mengandung flavonoid

yang berfungsi sebagai anti oksidan yang mampu mencegah terjadinya

oksida sel tubuh (20).

4. Meringankan sakit asam urat.

Daun salam adalah salah satu tanaman yang diduga berkhasiat

menurunkan kadar asam urat dalam darah. Salam mengandung tanin,


18

flavonoid, alkaloid, minyak atsiri dari sitrat, dan eugenol. Kandungan

flavonoid pada daun salam juga mempunyai aktivitas sebagai

antioksidan yang dapat menghambat kerja enzim xantin oksidase

sehingga pembentukan asam urat terhambat (20). Struktur fllavonoid

secara umum terdiri dari tiga cincin benzena. Dimana atom C (C2 dan

C3 sebagai inhibitor, C5 dan C7 sebagai gugus hidroksil, C4 sebagai

ikatan hydrogen) pada struktur tersebut mempunyai ikatan rangkap yang

berfungsi mengikat senyawa enzim Xanthine Oxidase sehingga dapat

menurunkan pembentukan Xanthine yang dapat membentuk asam urat.

Struktur Flavonoid yang mempunyai ikatan rangkap dapat dengan

mudah mengikat senyawa enzim Xanthine Oxidase sehingga dalam

metabolisme pembentukan asam urat produksi Xanthine dapat di

kontrol. Hal ini berpengaruh dalam kadar asam urat dalam darah yang

dapat berangsur-angsur menurun(20).

2.2.4. Teknik Terapi Rebusan Daun Salam


Pembuatan terapi air rebusan dengan cara diminum. Berikut cara

untuk menerapkan menurut Suriana (20):

1. Bahan dan alat yang digunakan meliputi; daun salam 10 lembar, air 300

ml (3gelas), kompor, panci, saringan, gelas ukur, adukan (irus).

2. Pelaksanaan membuat air rebusan daun salam; cuci daun salam sampai

bersih, rebus air dalam panci sampai mendidih, kalau air sudah mendidih

masukkan daun salam yang sudah dicuci tadi, tunggu beberapa saat sampai

air menjadi 150 ml (1 gelas), kemudian rebusan daun salam kalau sudah

dingin disaring.
19

3. Teknik minum; hasil rebusan tersebut diminum pagi dan sore, masing-

masing 75ml/pemberian selama 1 minggu. Perhatian: selama mengkonsumsi

air rebusan daun salam jangan minum obat anti hipertensi.

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan


2.3.1 Pengkajian
Pengkajian adalah proses dalam keperawatan tentang pengumpulan

data, pengaturan data, validasi data dan dokumentasi data secara sistematis
(15)
.

1. Riwayat Kesehatan Keluarga.

Tanyakan kepada pasien dan keluarga apakah ada anggota

keluarga yang menderita hipertensi.

2. Riwayat kesehatan pasien dan pengobatan sebelumnya.

Tanyakan kepada pasien berapa lama pasien menderita penyakit

hipertensi, bagaimana cara menanganinya, mendapat terapi obat apa,

bagaimana cara minum obat apakah teratur atau tidak, makanan apa saja

yang biasanya dimakan sehari-hari dan apa saja yang dilakukan pasien

untuk mengulangi penyakitnya.

3. Aktivitas istirahat

Tanyakan kepada pasien apakah ada letih, lemah, sulit berjalan atau

bergerak.

4. Sirkulasi

Tanyakan kepada pasien apakah ada riwayat penyakit hipeertensi,

klaudikasi kebas, kesemutan pada ekstremitas, takikardi, perubahan

tekanan darah.
20

Tanyakan kepada pasien apakah sedang mengalami stress atau

memikirkan sesuatu yang tidak ada jalan keluarnya.atau mengalami

ansietas.

5. Integritas ego

Tanyakan kepada pasien apakah sedang mengalami stress atau

memikirkan sesuatu yang tidak ada jalan keluarnya.atau mengalami

ansietas.

6. Eliminasi

Tanyakan kepada pasien apakah ada perubahan pola berkemih (poliuria,

nokturia, anuria), diare.

7. Makanan / cairan

Tanyakan kepada pasien apakah mengalami anoreksia, mual muntah,

tidak mengikuti diet yang telah dianjurkan, penurunan berat badan, haus

serta penggunaan diuretic.

8. Neurosensori

Tanyakan kepada pasien apakah mengalami pusing, sakit kepala,

kesemutan, kebas kelemahan pada otot dan gangguan penglihatan.

9. Nyeri / kenyamanan

Tanyakan kepada pasien adanya abdomen tegang, nyeri (sedang/berat).

10. Pernapasan

Tanyakan kepada pasien apakah pada umumnya pasien mengeluh sulit

bernafas.

11. Keamanan
21

Tanyakan kepada pasien adanya kulit kering, ulkus kulit dan gatal.

12. Pemeriksaan fisik

Dilakukan dengan teknik head to toe.

13. Pemeriksaan penunjang

1) Hb/ Ht : Mengkaji hubungan dari sel – sel yang terdapat volume

cairan.

2) Kreatinin : Memberikan informasi mengenai perfusi / fungsi ginjal.

3) CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.

4) EKG : Menunjukkan polaregangan, dimana luas, peninggian

gelombang P adalah salah satu tanda dini daripenyakit jantung,

hipertensi.

5) IUP : Mengidentifikasi penyebab dari penyakit hipertensi seperti

batu ginjal, perbaikan ginjal.

2.3.2 Diagnosa keperawatan


Diagnosa keperawatan adalah fase kedua dalam proses asuhan

keperawatan. Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian yang

dilakukan secara klinis mengenai respon pasien terhadap masalah kesehatan


(21)
yang dialami baik secara actual dan potensial .Terdapat diagnosa yang

lazim pada pasien hipertensi yaitu :Ketidakpatuhan b/d ketidakadekuatan

pemahaman (kurang motivasi) ditandai dengan pasien mengatakan kurang

taat menjalani perawatan dan menolak mengikuti anjuran. Pasien tampak

tidak mengikuti program,tampak tanda dan gejala serta perilaku pasien

tampak tidak menjalankan anjuran.


22

2.3.3 Intervensi Keperawatan


Intervensi keperawatan adalah suatu proses di dalam pemecahan

masalah yang merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang

dilakukan, bagaimana dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan

dari semua tindakan keperawatan (7).

Intervensi keperawatan adalah rencana tindakan keperawatan tertulis

yang menggambarkan masalah kesehatan pasien, hasil yang akan,

diharapkan, tindakan-tindakan keperawatan dan kemajuan pasien secara

spesifik(22).

2.3.4 Implementasi keperawatan


Implementasi keperawatan merupakan segala tindakan khususnya

yang diperlukan untuk melakukan intervensi yang sudah direncanakan.

Tujuan dari implementasi adalah untuk mencapai tujuan dari apa yang telah

ditetapkan perawat dalam peningkatan kesehatan pasien, pencegahan

penyakit serta pemulihan kesehatan (23).

2.3.5 Evaluasi Keperawatan


Adalah fase kelima dan terakhir dalam suatu proses keperawatan.

Evaluasi dapat berupa evaluasi struktur, proses dan sebuah hasil evaluasi

yang terdiri dari evaluasi formatif, yaitu dapat menghasilkan umpan balik

selama program berlangsung. Evaluasi sumatif dapat dilakukan setelah

program selesai dan mendapatkan suatu informasi efektifitas dalam

pengambilan keputusan. Proses evaluasi dalam asuhan keperawatan

didokumentasikan dalam SOAP (ubjektif, Objektif, Assesment, Planing) (23).


23

2.4 Kerangka Teori


Bagan 2.1 Kerangka Teori
24
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep


Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan:

Diteliti Mempengaruhi

Tidak diteliti Tidak Mempengaruh

25
26

3.2 Hipotesa Penelitian


Berdasarkan kerangka konseptual penelitian maka hipotesa yang

diajukan dalam penelitian ini adalah :

Ha : Ada pengaruh pemberian terapi air rebusan daun salam terhadap

penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi

Ho : Tidak ada pengaruh pemberian terapi air rebusan daun salam terhadap

penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi

3.3 Definisi Operasional, Variabel, dan Cara Pengukuran


Tabel 3.2 Definisi Operasional

Variabel Definisi Indicator Alat Skala Skor


operasional Ukur Data
Variabel Air yang terbuat Jumlah : 1 SOP - -
bebas : dari rebusan daun gelas atau pembuata
Terapi air salam diberikan 250 cc/hari n air
rebusan kepada penderita Lama : rebusan
daun salam hipertensi. selama 7 hari daun
Jumlah : 400 berturut-turut salam
ml/hari Waktu Waktu
Lama terapi : meminum air meminum
selama 7 hari rebusan daun air
berturut-turut salam : pada rebusan
Waktu meminum pagi dan sore daun
air rebusan daun Bahan : 4-5 salam :
salam : pada pagi lembar daun pada pagi
dan sore salam, dan dan sore
Bahan : 4-5 lembar air putih hari
daun salam dan air 800ml
putih 800ml
Variabel Hasil pengukuran Nilai tekanan Tensimete Rasio Sesuai
terikat : tekanan darah yang darah sistol r aneroid dengan
27

Tekanan diambil pada lengan dan diastol Lembar angka


darah responden observasi yg
menggunakan ditampil
tensimeter setelah kan oleh
dilakukan ketiga tensimet
kalinya dengan jeda er
masing-masing 5 dalam
menit. satuan
Pada hari ke tujuh mmHg
tekanan darah
diukur kembali
untuk melihat
perubahan setelah
dilakukan
pemberian air
rebusan daun salam
BAB IV
METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data untuk

tujuan dan kegunaan tertentu (24). Metode penelitian adalah hasil akhir dari suatu

keputusan yang dibuat peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian

dapat dilakukan dengan judul “ Pengaruh pemberian terapi air rebusan daun salam

terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Wanahayu ”.

4.1 Rancangan Penelitian


Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Quasy-Eksperiment Design dengan One Group Pre-test Post-test. tujuan dari

penelitian adalah untuk membandingkan hasil intervensi pemberian air

rebusan daun salam pada kelompok eksperimen yang sampel nya di

observasi terlebih dahulu sebelum diberikan perlakuan intervensi dan

sesudah perlakuan intervensi. Pada penelitian ini observasi atau penilaian

tekanan darah dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah

eksperimen (pre dan post).

4.2 Variabel Penelitian


Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu :

1. Variabel bebas (Variabel independent)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah terapi air rebusan daun

salam. Merupakan suatu tindakan yang diberikan sebagai intervensi

untuk memperoleh suatu perubahan pada tekanan darah.

28
29

2. Variabel terikat (Varibel dependent)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tekanan darah pada

penderita hipertensi.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian


4.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian(24) Pada penelitian ini

populasinya adalah seluruh penderita hipertensi di Desa Wanahayu

Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka sebanyak 81 penderita.

4.3.2 Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

popualasi. Dalam pengambilan sampel penelitian digunakan cara atau teknik


(24)
tertentu sehingga sampel tersebut dapat mewakili populasinya . Jenis

sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Simple random

sampling atau teknik acak sederhana.

Sampel merupakan tahap memilih sebagian dari suatu populasi untuk

mewakilkan populasi tersebut,dengan sampel penderita hipertensi di Desa

Wanahayu Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka untuk pengambilan

sampel pada penelitian ini yang digunakan ialah purposive sampling, untuk

menentukan besar sampel dengan menggunakan rumus slovin :

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒 2

81
𝑛=
1 + 81 (0,05)2

81
𝑛=
1 + 81 𝑥 0,0025
30

81
𝑛=
1 + 0,2025

81
𝑛=
1,2025

𝑛 = 30,2

𝑛 = 31

Keterangan :

N = besar populasi/jumlah sampel

n = jumlah sampel

e = batas toleransi kesalahan (error tolerance)

Jumlah anggota sampel yang akan diteliti sebanyak 31 orang Sampel

dalam penelitian ini adalah penderita hipertensi yang memenuhi kriteria

inklusi :

1. Kriteria Inklusi :

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu

populasi target yang akan terjangkau dan akan diteliti. Kriteria inklusi

dari penelitian ini adalah :

1) Pasien yang bersedia menjadi responden

2) Penderita hipertensi yang bertempat tinggal di wilayah Desa

Wanahayu

3) Penderita hipertensi yang tidak mengkonsumsi obat anti hipertensi,

tetapi jika pada saat dilakukan intervensi tekanan darahnya drop

≥200 mmHg maka harus diberikan obat anti hipertensi


31

2. Kriteria Eklusi :

Kriteria ekslusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi.

1) Penderita hipertensi yang mengkonsumsi obat antihipertensi

2) Lansia yang menderita penyakit penyerta, seperti diabaetes

mellitus, stroke, jantung, dsb.

4.4 Instrumen Penelitian


Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur

variabel tekanan darah adalah Tensimeter aneroid dan lembar observasi.

4.5 Metode Pengumpulan Data


Dalam melaksanakan penelitian, prosedur pengumpulan data yang

akan ditetapkan adalah sebagai berikut :

1. Persiapan :

1) Mengurus ijin penelitian kepada STIKes Cirebon

2) Mengurus ijin ke Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten

Majalengka untuk meminta ijin melakukan penelitian di Desa

Wanahayu

3) Mengurus ijin ke Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka

4) Mengurus ijin ke Puskesmas Maja sambil menunjukan surat ijin

penelitian dari Kampus STIkes Cirebon setelah diberi ijin oleh

Pihak puskesmas lalu meminta data penderita hipertensi di Desa

Wanahayu
32

5) Mengurus ijin penelitian kepada Kepala Desa Wanahayu

Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka untuk melakukan

penelitian di Desa Wanahayu

2. Pelaksanaan :

1) Peneliti secara door to door memberikan penjelasan tujuan

penelitian, manfaat dan prosedur penelitian pengaruh pemberian

terapi air rebusan daun salam terhadap tekanan darah pada

penderita hipertensi

2) Setelah responden memahami penjelasan peneliti mengenai

prosedur penelitian dan bersedia menjadi responden kemudian

menandatangani informed consent

3) Setelah itu responden dilakukan pengukuran tekanan darah

sebelum diberikan terapi air rebusan daun salam, pengukuran darah

dilakukan sebelum melakukan kegiatan

4) Pembuatan Air rebusan daun salam dilakukan dirumah peneliti

dengan cara mencuci bersih semua alat dan bahan lalu masak air

sebanyak 800ml sampai mendidih lalu masukan daun salam

sebanyak 4-5 lembar diamkan air sampai surut kiranya 400ml.

5) Pemberian air rebusan daun salam sebanyak 200ml diantarkan oleh

peneliti ke rumah responden dan dilakukan setiap hari selama 7

hari berturut-turut pada pagi dan sore.


33

6) Pada hari ke tujuh tekanan darah diukur kembali untuk melihat

perubahan setelah dilakukan pemberian terapi air rebusan daun

salam.

7) Setelah data terkumpul lalu melakukan pengolahan data yang

diperoleh.

4.6 Uji Coba Kuesioner


Uji coba kuesioner dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen

yang akan digunakan benar-benar dapat mengukur hal yang ingin diukur

(validitas) dan memiliki keandalan (konsisten). Peneliti tidak melakukan uji

validitas dan reliabilitasi pada instrumen penelitian, karena penelitian ini

menggunakan instrumen lembar observasi yang digunakan oleh peneliti


(11)
sebelumnya pada penelitian Siti Rahayu yang berjudul Pengaruh terapi

air rebusan daun salam terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di

desa Katipugal Kec. Kebon Agung Kab. Pacitan.

4.7 Pengolahan Data


Data yang digunakan dalam pengumpulan penelitian ini adalah data

primer yang diobservasi dari data yang diperoleh dalam lembar observasi

pengaruh terapi air rebusan daun salam terhadap penurunan tekanan darah

pada penderita hipertensi. Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan

data perlu diproses dan dianalisis secara sistematis supaya bisa terdeteksi.

Data tersebut di tabulasi dan dikelompokkan sesuai dengan variabel yang

diteliti. Langkah-langkah pengolahan data, meliputi :

1. Editing
34

Editing adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk melihat

kembali apakah isian pada lembar pengumpulan data sudah cukup baik

sebagai upaya menjaga kualitas data agar dapat diproses lebih lanjut.

Pada saat melakukan penelitian, apabila ada data yang belum diisi pada

lembar observasi maka diisi sesuai data yang akan didapatkan.

2. Coding

Coding atau pengkodean yaitu mengubah data yang berbentuk

kalimat menjadi bentuk angka. (Notoatmodjo, 2013) Pada penelitian ini

diberikan kode antara lain yaitu :

Jenis kelamin

laki-laki : diberi kode 1

perempuan : diberi kode 2

Pendidikan

Tidak sekolah : diberi kode 1

SD : diberi kode 2

SMP : diberi kode 3

SMA : diberi kode 4

Perguruan tinggi : diberi kode 5

Pekerjaan

Tidak bekerja : diberi kode 1

Ibu rumah tangga : diberi kode 2

Wiraswata : diberi kode 3


35

Buruh tani : diberi kode 4

3. Entry

Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah

dikumpulkan ke dalam master tabel atau data komputer, kemudian

membuat distribusi frekuensi.

4. Cleaning

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden

selesai dimasukkan perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan

adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian

dilakukan pembetulan atau koreksi.

5. Tabulating

Tabel yang akan ditabulasi adalah tabel yang berisikan data yang

sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti.

4.8 Analisa Data


Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis statistik menggunakan SPSS menurut Nursalam (2018), analisis

statistic inferensial bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh,

perubahan, hubungan antara sampel yang diteliti pada taraf signifikan

tertentu. Peneliti menggunakan analisis inferensial untuk mengetahui ada

tidaknya pengaruh pemberian terapi air rebusan daun salam terhadap

penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi(25). Analisis data peneliti

menggunakan :
36

1. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang digunakan terhadap

variabel dari hasil penelitian(25). Analisa ini digunakan untuk

mendeskripsikan kelompok intervensi terapi air rebusan daun salam

terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi. Analisa

univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Analisis univariat digunakan

untuk melihat distribusi frekuensi karakteristik responden dari data

demografi (umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan).

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat merupakan analisa untuk menguji pengaruh dan

perbedaan antara dua variabel. Dalam penelitian ini analisa bivariate

digunakan untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi air rebusan

daun salam terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi

di Desa Wanahayu Kecamatan Maja. Analisa ini dapat digunakan untuk

mengetahui perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan

terapi air rebusan daun salam menggunakan uji Paired t-test jika data

berdistribusi normal dan jika data tidak berdistribusi normal

menggunakan uji Wilcoxon yang merupakan nonparametric test. jika p

≤0,05 berarti ada pengaruh pemberian terapi air rebusan daun salam

terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi dan

sebaliknya apabila nilai p>0,05 berarti tidak ada pengaruh pemberian

terapi air rebusan daun salam pada penderita hipertensi.


37

4.9 Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian ini adalah di Blok Senin Desa Wanahayu

Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka dilaksanakan pada tanggal Juni

2023.

4.10 Etika Penelitian


Dalam melaksanakan penelitian terdapat etika yang harus

diperhatikan, antara lain sebagai berikut :

1. Informed Consent

Penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan kepada

responden. Sebelum memberikan lembar persetujuan atau informed

consent peneliti menjelaskan maksud dan tujuan terlebih dahulu

kemudian bersedia atau tidak menjadi responden, jika bersedia resonden

diminta untuk menandatangani lembar persetujuan.

2. Anonymity

Dalam penelitian ini tidak perlu menuliskan nama responden

secara lengkap, misalnya pada saat pengisian lembar kuesioner, lembar

observasi peneliti hanya menulis nama responden dengan nama inisial

atau kode angka mulai dari angka 1 dan seterusnya.

3. Confidentially

Peneliti menjaga kerahasiaan semua informasi yang telah

dikumpulkan selama penelitian dengan tidak memberikan data kepada

orang lain kecuali kepada teman yang membantu dalam pelaksanaan

penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
1. Khoiroh, S., & Andri. (2017). Pengaruh Apel Terhadap Penurunan Tekanan

Darah Pada Lansia Hipertensi Di Puskesmas Muara Kaman. Jurnal Ilmu

Kesehatan.

2. Trisnawan, Adi. (2019). Mengenal Hipertensi. Jakarta : Mutiara Aksara.

3. Riskesdas. (2018). Data Penyakit.

4. Hidayat, Wahyu (2020) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat

Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Tahai Kabupaten Pulang Pisau.

5. Nurcahyati, d. E. (2014). Khasiat Dahsyat Daun Salam. Jakarta: Jendela

Sehat.

6. Nisa, Intan. (2013). Ajaibnya Terapi Herbal Tumpas Penyakit Darah Tinggi.

7. Dermawan, D. (2013). Proses Keperawatan Penerapan Konsep & Kerangka.

Kerja (1st ed.). Yogyakarta: Gosyen Publishing

8. WHO. (2013). Hypentension.

9. Anas Tansari. (2013). Keefektifan Antara Daun Alpukat Dan Daun Salam

Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi.

10. Margowati, Sri dkk (2016). Efektifitas Penggunaan Rebusan Daun Alpukat

Dengan Rebusan Daun Salam Dalam Penurunan Tekanan Darah Tinggi.

Jurnal Keperawatan.

11. Siti, Rahayu (2017) Pengaruh Terapi Air Rebusan Daun Salam Terhadap

Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Desa Katipugal

Kecamatan Kebonagung Kabupaten Pacitan.


12. Nurarif & Kusuma. (2016). Terapi Komplementer Akupresure. Journal of

Chemical Information and Modeling.

13. Setiati Siti, et al. (2016). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam . 6th rev. Jakarta :

Internal Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam.

14. Pudiastuti.(2013). Penyakit Pemicu stroke . Yogyakarta. Nuha Medika.

15. Padila. (2013) Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha

Medika.

16. Tersono, Lukas Adi. (2013). Tanaman Obat & Jus Untuk Rematik & Asam

Urat. Tangerang : Agromedia Pustaka.

17. Mardiana, Lina. (2013). Daun Ajaib Tumpas Penyakit. Jakarta : Penebar

Swadaya.

18. Kusuma, I. W. et al. (2021). Biological Activity and Phytochemical Analysis

of Three Indonesian Medicinal Plants, Murraya koenigii, Syzygium

polyanthum and Zingiber purpurea. JAMS J. Acupunct. Meridian Stud.

19. Nazzaro.F., et al. (2013). Effect of Essential Oils on Pathogenic Bacteria.

Pharmaceuticals.

20. Suriana, Neti. (2014). Herbal Sakti atasi Asam Urat. Depok: Mutiara.

Allamah Utama.

21. Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan

Indonesia (SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.

22. Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan

Indonesia (SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.


23. Kozier, Erb, Berman, & Snyder. (2013). Buku Ajar Fundamental

Keperawatan : Konsep, Proses & Praktik (7 ed., Vol. I). Jakarta: EGC.

Mardiya.

24. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.CV.

25. Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan

Praktis. (P. P. Lestari, Ed.) (4th ed.). Jakarta: Salemba Medika.

26. Kemenkes. (2019). Hipertensi Penyakit Paling Banyak Diidap Masyarakat.

27. Depkes. (2016). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016
Lampiran 3

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN


Kepada
Yth. Calon Responden
Di Tempat

Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi
Ilmu Keperawatan STIKES Cirebon,
Nama : Jamaludin
NIM : 42010121B460
Bermaksud melakukan penelitian tentang judul “Pengaruh Terapi Rebusan Daun
Salam Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Blok
Senin Desa Wanahayu Kec. Maja Kabupaten Majalengka”. Sehubungan dengan
ini, saya mohon kesediaan saudara untuk bersedia menjadi responden dalam
penelitian yang akan saya lakukan. Kerahasiaan data pribadi saudara akan sangat
kami jaga dan informasi yang akan saya gunakan untuk kepentingan penelitian.
Demikian permohonan ini saya sampaikan dan atas partisifasinya saya ucapkan
terima kasih.

Majalengka, Juni 2023


Peneliti

Jamaludin
42010121B460

NIM : 42010121B227
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
(Informed Consent)
Yang bertanda tangan dibawah ini saya :
Nama : ........................................
Umur : ........................................
Alamat : ........................................
Setelah saya mendapatkan penjelasan mengenai tujuan, manfaat,

jaminan kerahasiaan dan tidak adanya resiko dalam penelitian yang akan

dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Cirebon yang

bernama Jamaludin mengenai “Pengaruh Terapi Rebusan Daun Salam Terhadap

Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Blok Senin Desa

Wanahayu Kec. Maja Kabupaten Majalengka”. Saya mengetahui bahwa informasi

yang akan saya berikan ini sangat bermanfaat bagi pengetahuan keperawatan di

Indonesia. Untuk itu saya akan memberikan data yang diperlukan dengan sebenar-

benarnya. Demikian pernyataan ini saya buat untuk digunakan sesuai keperluan.

Majalengka, .....Juni 20223

Yang menyatakan
SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)
PENGUKURAN TEKANAN DARAH DENGAN
TENSIMETER DIGITAL

Pengertian Pengukuran tekanan darah adalah suatu pemeriksaan tekanan


darah diperoleh dari hasil pengukuran sirkulasi arteri. Aliran
darah dari pemompaan jantung memunculkan gelombang yaitu
gelombang tinggi dinamakan tekanan systole dan gelombnag
rendah dinamakan tekanan diastole. Satuan dalam tekanan
darah dinyatakan dalam millimeter air raksa (mmHg)
Tujuan Untuk mengetahui nilai tekanan darah
Alat dan Bahan  Tensimeter digital
 Lembar observasi dan alat tulis
Prosedur 1. Siapkan tensimeter digital dan lembar observasi
Pelaksanaan 2. Pemeriksa meminta izin kepada pasien / keluarga untuk
diperiksa
3. Pemeriksa disebelah pasien
4. Memberikan penjelasan sehubungan dengan
pemeriksaan yang akan dilakukan
5. Penderita dalam keadaan duduk atau berbaring
6. Lengan dalam keadaan bebas dan rileks, bebaskan dari
tekanan oleh karena pakaian
7. Pasang manometer pada lengan kanan/kiri atas, sekitar
3 cm diatas fossa cubiti (siku lengan bagian dalam) dan
jangan terlalu ketat atau terlalu longgar
8. Tekan tombol START
9. Tunggu alat memompa secara otomatis
10. Lihat angka yang tertera pada monitor tensimeter
(tekanan darah, nadi/heart rate)
11. Catat hasilnya dan dokumentasikan
SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)
PEMBUATAN AIR REBUSAN DAUN SALAM

Pengertian Air rebusan daun salam mengandung flavonoid yang tinggi


yang mampu menurunkan tekanan darah
Tujuan  Membantu menurunkan tekanan darah
 Sebagai terapi non farmakologis
Alat dan Bahan A. Alat :
1. panci
2. Saringan
3. Gelas
B. Bahan :
1. 4-5 lembar daun salam
2. Air 800ml
Persiapan Klien Responden diberi penjelasan tentang prosedur yang akan
dilakukan serta informed consent
Prosedur 1. Cuci bersih daun salam yang akan di rebus
2. Masak air sampai mendidih
3. Masukan daun salam ke dalam air mendidih
4. Aduk daun air dan daun salam
5. Diamkan sampai air berkurang setegahnya
6. Saring dan buang daun salam, lalu sajikan air rebusan
ke dalam gelas
7. Air rebusan daun salam penurun tekanan darah siap
untuk dikonsumsi
LEMBAR KUESIONER

Nama (kode) :
Usia :
Jenis kelamin :
A. Riwayat Penyakit Hipertensi
1. Berapa lama anda hipertensi ?
a) < 6 bulan
b) > 6 bulan
2. Kapan terakhir anda mengkomsumsi obat hipetensi ?
a) 48 jam yang lalu
b) 72 jam yang lalu
B. Kebiasaan Sehari-hari
1. Aktipitas apa yang dilakukan sehari-hari ?
a) Melakukan pekerjaan rumah
b) Olah raga/senam/bersepeda
c) Mencangkul/mencari pekan ternak
2. Apakah makanan yang dimasak cenderung asin ?
a) Ya
b) Tidak
3. Apakah Anda Mengkomsumsi Kopi ? Jika Ya berapa banyak
komsumsi kopi dalam sehari ?
a) < 3 cangkir
b) > 3 cangkir
4. Apakah Anda meroko ?
a) Ya
b) Tidak
5. Apakah Anda mengkomsumsi Alkohol
a) Ya
b) Tidak
No Nama Tekanan Darah Intervensi Hari Ke Tekanan Darah Keterangan

Pre Test Post Test

Sistole Diastole 1 2 3 4 5 6 7 Sistole Diastole

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19
20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31
Lama Hipertensi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 6 BULAN
> 6 BULAN
Total

Terakhir Koncumsi Obat


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 72 JAM YANG LALU

Aktivitas Sehari-Hari
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid MELAKUKAN PEKERJAAN
RUMAH
MENCANGKUL
Total

Makanan Asin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK
YA
Total

Konsumsi Kopi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 3 CANGKIR
> 3 CANGKIR
Total
Merokok
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK
YA
Total

Konsumsi Alkohol
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Responden Statistic df Sig. Statistic df Sig.


Hasil PreTest Sistole
PreTest Diastole
PostTest Sistole
PostTest Diastole
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Lembar Kuosioner
Jenis
No Nama Usia Riwayat Penyakit Hipertensi Kebiasaan Sehari-Hari
Kelamin
1 2 1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai