Anda di halaman 1dari 26

PENATALAKSANAAN PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN

PANDAN WANGI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN


DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI BLOK SENIN
DESA WANAHAYU KECAMATAN MAJA KABUPATEN
MAJALENGKA TAHUN 2021

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan untukmemenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan
Program Pendidikan Diploma III Keperawatan AKPER YPIB
MAJALENGKA

JAMALUDIN
NIM : 18.084

AKADEMI KEPERAWATAN YPIB MAJALENGKA


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
MAJALENGKA
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Hipertesi merupakan kondisi peningkatan tekanan darah seseorang di
atas normal yang dapat mengakibatkan peningkatan angka kesakitan
(morbiditas) dan angka kematian (mortlitas) (Sumartini, Zulkifli & Adhitiya
2019). Sampai saat ini hipertensi masih menjadi masalah kesehatan yang
cukup besar di dunia. WHO menyebutkan bahwa hipertensi menyerang 22%
penduduk dunia, dan mencapai 36%angka kejadian di asia tenggara.
Hipertensi juga menjadi penyebab kematian dengan angka 23,7% dari total
1,7jt, kematian di Indonesia tahun 2016. (Anita Sari, 2019).

Di Indonesia sendiri penderita hipertensi menurut Riskesdas 2018


menyatakan prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada
penduduk usia ≥ 18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi di Kalimantan Selatan
44,1%, sedangkan terendah di Papua sebesar 22,2%. Estimasi jumlah kasus
hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 orang, sedangkan angka kematian
di Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian.
Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun 31,6%, umur 45-
54 tahun 45,3%, umur 55-64 tahun 55,2%. Dari prevalensi hipertensi sebesar
34,1% diketahui bahwa sebesar 8,8% terdiagnosis hipertensi dan 13,3%
orang yang terdiagnosis hipertensi tidak minum obat serta 32,3% tidak rutin
minum obat. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar penderita Hipertensi
tidak mengetahui bahwa dirinya hipertensi sehingga tidak mendapatkan
pengobatan.
Prevelensi hipertensi di provinsi Jawa Barat pada tahun 2016
ditemukan 790.382 orang kasus hipertensi 2,46% terhadap jumlah penduduk
≥ 18 tahun, dengan jumlah kasus yang diperiksa sebanyak 8.029.245 orang,
tersebar di 26 kabupaten/kota, dan hanya 1 kabupaten/kota (kabupaten
Bandung Barat), tidak melaporkan kasus hipertensi. Penemuan kasus
tertinggi di kota Cirebon sebesar 17,18% dan terendah di kabupaten
pangandaran sebesar 0,05%. Sedangkan jumlah hipertensi di kabupaten
Majalengka menurut dinas kesehatan majalengka pada tahun 2020 sebesar
36.608 penderita hipertensi. Di kecamatan Maja mencapai 3843 orang kedua
terbesar setelah kecamatan Ligung.
Hipertensi yang tidak mendapat penanganan yang baik dapat
menyebabkan komplikasi seperti Stroke, penyakit jantung koroner, diabetes,
gagal ginjal dan kebutaan. Stroke (51%) dan penyakit jantung koroner (45%)
merupakan penyebab tertinggi. (Riskesdas 2013).
Menurut kontan.co.id daun pandan bukanlah daun sembarangan, daun
pandan memiliki vitamin dan nutrisi yang bagi tubuh. Daun pandan
mengandung vitamin A, zat besi, rendah kalori, flavonoid dan kaya serat.
Mengutip dari tribunnews.com, daun pandan bersifat anti bakteri dan anti
mikroba. Hal ini yang membuat daun pandan juga dapat di manfaatkan
sebagai tanaman herbal salah satunya adalah untuk menurunkan Tekanan
Darah Tinggi, daun pandan berkhasiat untuk menurunkan tekanan darah
dengan mengkonsumsi rebusan dari air pandan secara rutin.
Flavonoid pada daun pandan yang berperan yang berperan sebagai
antioksidan dalam menurunkan teknan darah yaitu flavonoid tipe quercetin.
Quercetin adalah salah satu zat aktif kelas flavonoid yang secara biologis
memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat dan memiliki kemampuan
mencegah proses oksidasi dengan cara menetralkan radikal bebas (Sofalina,
2013). Senyawa quercetin mampu bekerja langsung pada otot polos
pembuluh arteri dengan menstimulir atau mengaktivasi Endothelium
Derived Relaxing Factor (EDRF) sehingga menyebabkan vasodilatasi .
Beberapa penelitian tentang pengaruh flavonoid tanaman benalu teh
terhadap fungsi endotel yaitu quercetin mempunyai potensi meningkatkan
produksi NO pada sel endotel sehingga menyebabkan vasodilatasi (Athiroh,
2012). Selain sebagai diuretic, flavonoid memiliki efek hipotensi dengan
mekanisme menghambat aktivitas ACE (Panjaitan & Bintang. 2014).
Menurut Ismarani dkk (2011) menyatakan flavonoid dapat menghambat
ACE. ACE memegang peran dalam pembentukan angiotensi II yang
merupakan salah satu penyebab hipertensi. Angiotensin II menyebabkan
penyempitan pada pembuluh darah yang dapat menaikkan tekanan darah.
ACE inhibator menyebabkan pelebaran pembuluh darah sehingga darah
lebih banyak mengalir ke jantung, mengakibatkan penurunan tekanan darah.
Dengan dilakukannya pemberian air daun pandan diharapkan dapat
mencegah lonjakan tekanan darah tinggi, sehingga dapat mengatasi dan
mencegah hipertensi, rebusan air daun pandan disarankan untuk diminum
dua kali sehari pagi dan malam hari 30 menit sebelum makan.
Menurut hasil penelitian Yoanita Putri dkk 2020. Responden
berdasarkan karakteristik melalui uji univariat dapat diketahui bahwa
responden pada penelitian mulai rentang usia 43 tahun sampai usia 82 tahun,
rata-rata dengan jumlah 14 responden (70%).
Rata-rata tekana darah sistolik sebelumnya dilakukan pemberian air
rebusan daun pandan wangi yaitu 91 mmHg. Rata-rata tekanan darah sistol
sesudah dilakukan pemberian rebusan air daun pandan wangi yaitu 132
mmHg sedangkan untuk tekanan darah diastole sesudah dilakukan
pemeberian rebusan air pandan yaitu 81 mmHg. Rata-rata tekanan darah
sistol sebelum dilakukan terapi obat yaitu 152 mmHg sedangkan untuk
tekanan darah diastole sebelum dilakukan terapi obat yaitu 91 mmHg. Rata-
rata tekanan darah sistol sesudah dilakuan terapi obat yaitu 81 mmHg.
Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh rebusan air daun pandan
wangi terhadap penurunan tekanan darah pada sistolik dengan p value
(0,004) dan diastolic dengan p value (0,002). Hasil penelitian menunjukkan
ada pengaruh terapi terhadap penuruna tekanan darah pada sistolik dengan p
value (0,004) dan diastolic dengan p value (0,002). Hasil penelitian
menunjukkan tidak ada perbedaan efektifitas air rebusan daun pandan wangi
dan terapi obat terhadap tekanan darah sistolik dengan p value = 0,148 (p >
0,05) sedangkan tekanan darah diastolic dengan p value =1,000 (p > 0,05)
pada penderita hipertensi di wilayah Kerja Puskesmas Jaten II.
Menurut data diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang cara menurnkan tekanan darah menggunakan obat herbal yang salah
satunya adalah dengan air rebusan daun pandan wangi yang dapat
menurunkan tekanan darah, karena daun pandan wangi mengandung
Flavonoid pada daun pandan yang berperan yang berperan sebagai
antioksidan dalam menurunkan teknan darah yaitu flavonoid tipe quercetin.
Quercetin adalah salah satu zat aktif kelas flavonoid yang secara biologis
memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat dan memiliki kemampuan
mencegah proses oksidasi dengan cara menetralkan radikal bebas (Sofalina,
2013). Setelah dilakukannya penelitian diharapkan dapat menurunkan resiko
tekanan darah pada penderita hipertensi.
1.2 Rumusan Masalah
“Bagaimana Penatalaksaan Pemberian Air Rebusan Daun Pandan Wangi
terhadap penurunan tekanan darah tinggi di Desa Wanahayu Kecamatan
Maja Kabupaten Majalengka Tahun 2021?”
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
penatalaksanaan pemberian air rebusan daun pandan wangi terhadap
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui berapa tekanan darah pada penderita hipertensi
sebelum dilakukan pemberian air rebusan daun pandan wangi.
2. Untuk mengetahui berapa tekanan darah pada penderita hipertensi
setelah dilakukan pemberian air rebusan daun pandan wangi.
3. Untuk mengetahui bagaimana proses dari penatalaksanaan pemberian
air rebusan daun pandan wangi terhadap penurunan tekanan darah
pada penderita hipertensi

1.4 Ruang Lingkup


1.4.1 Responden yang diteliti berusia 30 tahun, berjenis kelamin perempuan,
mempunyai riwayat tekanan darah tinggi, tidak sedang mengkonsumsi
obat penurun tekanan darah,
1.4.2 Responden bertempat tinggal di blok senin desa Wanahayu kecamatan
Maja kabupaten majalengka.
1.4.3 Waktu penelitian dilakukan dilaksanakan mulai tanggal 19 April 2021
sampai 16 Mei 2021.

1.5 Manfaat Penelitian.


1.5.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan ilmiah
untuk tenaga keperawatan demi peningkatan ilmu pengetahuan
khususnya yang terkait dengan obat-obatan herbal.
1.5.2 Manfaat Praktis
a. Bagi Intitusi Pendidikan
Agar dapat dijadikan sebagai acuan penelitian lanjutan yang
berkaitan dengan pengembangan system pendidikan di bidang
keperawatan.
b. Bagi Pelaksana keperawatan
Untuk pengembangan dan peningkatan pengetahuan dibidang
keperawatan secara profesionanan dalam meningkatan mutu
pelayanan dalam keperawatan.
c. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan bisa berguna bagi masyarakat sebagai
bahan bacaan dan menjadi acuan dalam menmabah pengetahuan
tentang manfaat air rebusan daun pandan dan dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari
1.6 Sistematika Penulisan
Penulisan karya tulis ini tersidiri dari lima bab, setiap bab terterdiri dari
beberapa sub-sub pembahasan, daftar pustaka, dan lampiran dengan
sistematika penulisan sebagai berikut:

1.6.1 Bab I pendahuluan, membahas tentang latar belakang, rumusan


masalah, tujuan, ruang lingkup, manfaat dan sistematika penulisan.
1.6.2 Bab II tinjauan pustaka, membahas tentang konsep penyakit, konsep
asuhan keperawatan dan kerangka teori.
1.6.3 Bab III metode penelitian, membahas tentang rancangan penelitian,
variabel penlitian, populasi dan sampel penelitian, instrument
penelitian, metode pengumpulan data, pengolahan data, analisa data,
lokasi dan waktu penelitian, dan etika penelitian.
1.6.4 Bab IV hasil dan pembahasan membahas hasil penelitian dan
pembahasan.
1.6.5 Bab V simpulan dan saran membahas tentang simpulan dan saran.
1.6.6 Bagian akhir membahas tentang daftar pustaka dan lampiran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Hipertensi
2.1.1 Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolic lebih dari 90
mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam
keadaan cukup istirahat/tenang. Menurut price (dalam Nurarif A.H
&Kusuma H. 2016),
Peningkatan peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam
jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal
(gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak menyebabkan
stroke. (Nurarif A.H &Kusuma H. 2016). ( Sedangkan menurut setiati
(2015), hipertensi merupakan tanda klinis ketidakseimbangan hemoganik
suatu sistem kardiovaskular, dimana penyebab terjadinya disebabkan oleh
beberapa faktor multi faktor sehingga tidak bisa terdiagnosis dengan hanya
satu faktor tunggal.
2.1.2 Etiologi Hipertensi
Berdasarkan etiologinya, hipertensi dibagi menjadi hipertensi primer
dan sekunder. Lebih dari 90% kasus adalah hipertensi primer sedangkan
hipertensi primer hanya sekitar 5-8% dari seluruh penderita hipertensi.
Penyebab hipertensi primer terdiri dari faktor genetik dan lingkungan. Faktor
keturunan dapat dilihat dari riwayat penyakit kardiovaskuler dalam keluarga
yang berupa sensitivitas terhadap natrium, kepekaan terhadap stres,
peningkatan reaktifitas vaskuler (Terhadap vasokontriktor) dan resistensi
insulin. Konsumsi garam (natrium) berlebihan, stres psikis dan obesitas
diyakini sebagai penyebab hipertensi yang berasal dari lingkungan
(Pudiastuti, 2011).
2.1.3 Patofisiologi Hipertensi
Etiologi hipertensi masih belum jelas. Beberapa faktor diduga
memegang peranan dalam genesis hipertensi, faktor psikis, system syaraf,
ginjal, jantung pembuluh darah, kortikosteroid, katekolamin, angiotensin,
sodium dan air. Hipertensi tidak disebabkan oleh suatu faktor, tetapi
sejumlah faktor turut memegang peranan dan saling berkaitan dalam
genesis hipertensi.
Tekanan emosi akan meningkatkan aktivasi saraf otonom dan
menyebabkan kenaikan tekanan darah akibat vasokontriksi arteriol post
glomerulus. Vasokontriksi dari pembuluh darah ginjal arteriol post
glomerulus menimbulkan retensi sodium dengan akibat kenaikan volume
plasma (VP) dan volume cairan ekstraseluler (VCES) dan kenaikan
tekanan pengisian atrium, akhirnya volume sekuncup meningkat. Kenaikan
volume sekuncup menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah tepi
(tahanan perifer) dan kemudian menyebabkan kenaikan tekanan darah.
Proses ini akan berlangsung terus walaupun tekanan emosi telah hilang.
Menurut beberapa peneliti, tekanan emosi dapat mempertahankan kenaikan
tekanan darah terutama pada pasien-pasien yang peka.

2.1.4 Tanda dan Gejala Hipertensi


1. Penglihatan kabur karena kerusakan retina
2. Nyeri pada kepala
3. Mual dan muntah akibat meningkatnya tekanan intracranial
4. Edema dependent
5. Adanya pembengkakkan karena meningkatnya tekanan kapiler
(Pudiastuti, 2011)

2.1.5 Pemeriksaan Penunjang Hipertensi


1. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
2. Pemeriksaa retina
3. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti
ginjal dan jantung
4. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
5. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
6. Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal
pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin Foto dada
dan CT Scan (Padila, 2013).
2.1.6 Komplikasi Hipertensi
Menurut (Pudiastuti, 2011) Faktor resiko penyakit tekanan darah tinggi :
a. Stroke
Penderita stroke dapat juga disebakan oleh tekanan darah tinggi
(hypertensi) yang sering mengakibatkan munculnya perdarahan. otak
yang disebabkan pecahnya pembuluh darah. Kemudian dapat juga
diakibatkan oleh thrombosis pembekuan darah pada pembuluh darah
serta emboli yaitu adanya benda asing yang terbawa aliran darah dalam
pembuluh darah serta bisa menyumbat bagian distal pembuluh (Abib,
2009).
b. Gagal jantung
Gagal jantung adalah kondisi patofisiologi dimana kelainan fungsi
jantung menyebabkan jantung tidak dapat memompa dengan kecepatan
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan atau
dimana jantung hanya bisa melakukannya dengan volume diastolik yang
sangat tinggi. Gagal jantung bisa terjadi pada penyakit jantung bawaan
atau valvular dimana otot jantung rusak akibat beban hemodinamik
jangka panjang yang berlebihan karena kelainan valvular atau cacat
jantung (Syamsudin, 2011).
c. Gagal ginjal
Gagal ginjal merupakan suatu kondisi medis dimana ginjal tidak bisa
menyaring toksin dan produk-produk limbah secara adekuat dari dalam
darah. Ada dua bentuk gagal ginjal yaitu cidera akut dan penyakit ginjal
kronis. Sejumlah penyakit atau masalah kesehatan lainnya dapat
menyebabkan salah satu bentuk gagal ginjal diatas. Masalah-masalah
yang sering ditemukan karena malfungsi ginjal adalah gangguan
keseimbangan cairan, asam basa, kadar potasim, kalsium dan fosfat
serta dapat menyebabkan anemia bila terjadi dalam jangka panjang.
Hematuria dan proteinuria bisa terjadi sesuai penyebab gagal ginjal
(Syamsudin, 2011).
2.1.7 Penatalaksanaan Hipertensi
a. Terapi Non Farmakologi
Terapi nonfarmakologi untuk penanganan hipertensi berupa anjuran
modifikasi gaya hidup. Pola hidup sehat dapat menurunkan darah tinggi.
Pemberian terapi farmakologi dapat ditunda pada penderita hipertensi
derajat 1 dengan risiko komplikasi penyakit kardiovaskuler rendah.
Terapi nonfarmakologi dapat dilkukan dengan merubah gaya hidup
penderita hipertensi berikut adalah gaya hidup yang dapat dirubah oleh
penderita hipertensi
1) Menurunkan berat badan.
2) Mengurangi asupan garam
3) Diet hipertensi (pemeberian terapi air rebusan daun pandan wangi)
4) Olahraga
5) Berhenti merokok dan mengkonsumsi alcohol.
b. Terapi Farmakologi
Terapi farmakologi dapat diberikan antihipertensi tunggal maupun
kombinasi. Pemilihan obat anti hipertensi dapat didasari ada tidaknya
kondisi khusus (kormobid maupun komplikasi)
Table.1 pilihan obat Hipertensi berdasarkan indiksi
OBAT
Indikasi ACEi ARB CCB Diuretik B- MRA ARNI
blocker
Diabetes    
Gagal       
jantung
Paska    
infark
miokardia;
l

2.2 Konsep Daun Pandan Wangi


2.2.1 Konsep Daun Pandan Wangi
Menurut Wikipedia.com pandan wangi adalah jenis tumbuhan
monokotil dari family pandana ceae yang memiliki daun beraroma wangi
yang khas. Daunnya merupan komponen penting dalam tradisi masakan
Indonesia dan Negara asia tenggara lainnya. Tumbuhan ini mudah dijumpai
atau tumbuh liar ditepi-tepi selokan yang teduh. Akarnya besar dan
memiliki akar tunggang yang menopang tumbuhan ini bila telah cukup
besar. Daunnya memanjang seperti daun palem dan tersusun secara roset
yang rapat, panjangnya dapat mencapai 60cm. Beberapa varietas memiliki
tepi daun yang bergigi.

2.2.2 Kandungan dan Manfaat Daun Pandan Wangi


Di berbagai daerah tanaman ini di kenal dengan berbagai nama antara
lain pandan rampe, pandan wangi (jawa), seuke bangu, pandan jawu,
pandan bebau, pandan rempai (sumatera), pondang, pondan, pondago
(Sulawesi), kelamoni, haomoni, kekermoni, ormonponi, pondak, pondaki,
pudaki (Maluku), pandan arrun (bali), dan bonak (Nusa Tenggara).
Pandan wangi merupakan tumbuhan berupa perdu dan rendah,
tingginya sekitar 2 meter batangnya menjalar, pada pangkal keluar berupa
akar. Daun berwarna hijau berwarna hijau kekuningan di ujung daun
berduri kecil, jika di remas daun ini berwarna wangi, tumbuhan ini mudah
di jumpai di pekarangan atau tumbuh liar di tepi-tepi selokan yang teduh,
daunnya tunggal duduk dengan pangkal memeluk batang, tersusun
berbaris tiga dalam garis spiral, helai daun berbentuk pita, tipis, licin,
ujungnya runcing, tepi rata bertulang sejajar panjang sekitar 40-80 cm,
lebar 3-5 cm, berduri tempel pada ibu tulang daun permukaan bawah
bagian ujung-ujungnya berwarna hijau dan berbau wangi. Beberapa
varietas memiliki tepi daun yang bergerigi, akarnya besar, dan memiliki
akar tunggang yang menopang tumbuhan ini bila telah cukup besar.
Daun pandan merupakan salah satu tanaman yang mengeluarkan
aroma wangi. Daun ini banyak sekali kegunaannya bagi kehidupan
manusia khususnya ibu rumah tangga, dimana digunakan sebagai pewarna
dan pengharum tambahan alami makanan. Namun daun pandan tidak hanya
bermanfaat untuk mengobati berbagai penyakit. Kandungan kimia pandan
wangi diantaranya alkaloid, saponin, flavonoid, polifenol, tannin, dan zat
warna.
Alkonoid
Alkonoid merupakan senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau
lebih atom nitrogen, bersunakan adalah bersifat optis aktif. Kebanyakan
alkaloid berbentuk Kristal dan hanya sedikit yang berupa cairan pada suhu
kamar. Sebagian besar alkaloid berasa pahit. Beberapa pereaksi uji yang
sering digunakan adalah Mayer. Alkaloid di kaitkan dengan hambatan
replikasi DNA bakteri yang dengan menghambat aktivasi enzim yang
berperan pada proses pengarahan nukleotida pada pita DNA tunggal induk
sebagai cetakannya. Adanya gangguan replikasi DNA menyebabkan
gangguan pula pada pembelahan sel .
Flavonoid
Flavonoid adalah satu kelompok senyawa fenol yang terbesar yang
ditemukan di alam. Flavonoid mempunyai kerangka dasar karbon yang
terdiri 15 atom karbon, dimana dua cincin benzene (C6) terikat pada satu
rantai popan (C3) sehingga membentuk suatu susunan C6-C3-C6. Senyawa
ini merupakan zat warna merah, ungu, biru, dan sebagian zat warna kuning
yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan.
Tanin
Tanin terdapat luas pada tumbuhan berpembuluh, dalam Angiospermae
terdapat khusus dijaringan kayu. Tanin dapat bereaksi dengan protein
membentuk kopolimer yang kuat dan tidak larut dalam air. Dalam industry,
tannin adalah senyawa yang berasal dari tumbuhan, yang mampu
mengubah kulit hewan yang mentah menjadi kulit siap pakai karena
kemampuannya menyambung silang protein.
Saponin
Saponin berfungsi sebagai antibakteri dan antimikroba. Hal ini didasarkan
pada sifat sitotoksik sari saponin dan kemampuannya dalam
mempengaruhi permeabilitas membrane stoplasma sehingga sel mikroba
menjadi lisis.
Polifenol
Polifenol mempunyai aktivitas denaturasi protein yaitu berkaitan dengan
protein melalui ikatan hydrogen sehingga mengakibatkan struktur dengan
protein menjadi rusak sehingga mengganggu fungsi fisiologis bakteri yang
lambat laun akan menyebabkan kematian sel bakteri.
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan
2.3.1 Pengkajian
Pengkajian adalah proses dalam keperawatan tentang pengumpulan
data, pengaturan data, validasi data dan dokumentasi data secara sistematis
(Padila 2013).
a. Riwayat Kesehatan Keluarga.
Tanyakan kepada pasien dan keluarga apakah ada anggota keluarga
yang menderita hipertensi.
b. Riwayat kesehatan pasien dan pengobatan sebelumnya. Tanyakan
kepada pasien berapa lama pasien menderita penyakit hipertensi,
bagaimana cara menanganinya, mendapat terapi obat apa, bagaimana
cara minum obat apakah teratur atau tidak, makanan apa saja yang
biasanya dimakan sehari-hari dan apa saja yang dilakukan pasien untuk
mengulangi penyakitnya.
c. Aktivitas istirahat
Tanyakan kepada pasien apakah ada letih, lemah, sulit berjalan atau
bergerak.
d. Sirkulasi
Tanyakan kepada pasien apakah ada riwayat penyakit hipeertensi,
klaudikasi kebas, kesemutan pada ekstremitas, takikardi, perubahan
tekanan darah.
Tanyakan kepada pasien apakah sedang mengalami stress atau
memikirkan sesuatu yang tidak ada jalan keluarnya.atau mengalami
ansietas.
e. Integritas ego
Tanyakan kepada pasien apakah sedang mengalami stress atau
memikirkan sesuatu yang tidak ada jalan keluarnya.atau mengalami
ansietas.
f. Eliminasi
Tanyakan kepada pasien apakah ada perubahan pola berkemih (poliuria,
nokturia, anuria), diare.
g. Makanan / cairan
Tanyakan kepada pasien apakah mengalami anoreksia, mual muntah,
tidak mengikuti diet yang telah dianjurkan, penurunan berat badan,
haus serta penggunaan diuretic.
h. Neurosensori
Tanyakan kepada pasien apakah mengalami pusing, sakit kepala,
kesemutan, kebas kelemahan pada otot dan gangguan penglihatan.
i. Nyeri / kenyamanan
Tanyakan kepada pasien adanya abdomen tegang, nyeri (sedang/berat).
j. Pernapasan
Tanyakan kepada pasien apakah pada umumnya pasien mengeluh sulit
bernafas.
k. Keamanan
Tanyakan kepada pasien adanya kulit kering, ulkus kulit dan gatal.
l. Pemeriksaan fisik
Dilakukan dengan teknik head to toe.
m. Pemeriksaan penunjang
1. Hb/ Ht : Mengkaji hubungan dari sel – sel yang terdapat volume
cairan.
2. Kreatinin : Memberikan informasi mengenai perfusi / fungsi ginjal.
3. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
4. EKG : Menunjukkan polaregangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini daripenyakit jantung,
hipertensi.
5. IUP : Mengidentifikasi penyebab dari penyakit hipertensi seperti
batu ginjal, perbaikan ginjal.
2.3.2 Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah fase kedua dalam proses asuhan
keperawatan. Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian yang
dilakukan secara klinis mengenai respon pasien terhadap masalah
kesehatan yang dialami baik secara actual dan potensial (Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia, 2016).Terdapat diagnosa yang lazim pada pasien
hipertensi yaitu :Ketidakpatuhan b/d ketidakadekuatan pemahaman (kurang
motivasi) ditandai dengan pasien mengatakan kurang taat menjalani
perawatan dan menolak mengikuti anjuran. Pasien tampak tidak mengikuti
program,tampak tanda dan gejala serta perilaku pasien tampak tidak
menjalankan anjuran.
2.3.3 Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah suatu proses di dalam pemecahan
masalah yang merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang
dilakukan, bagaimana dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan
dari semua tindakan keperawatan (Dermawan, 2012).
Intervensi kepeawatan adalah rencana tindakan keperawatan tertulis
yang menggambarkan masalah kesehatan pasien, hasil yang akan,
diharapkan, tindakan-tindakan keperawatan dan kemajuan pasien secara
spesifik. (Manurung, 2011)
2.3.4 Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan segala tindakan khususnya
yang diperlukan untuk melakukan intervensi yang sudah direncanakan.
Tujuan dari implementasi adalah untuk mencapai tujuan dari apa yang telah
ditetapkan perawat dalam peningkatan kesehatan pasien, pencegahan
penyakit serta pemulihan kesehatan (Kozier & Erb, 2010).

2.3.5 Evaluasi
Evaluasi keperawatan berdasarkan (Kozier & Erb, 2010)adalah fase
kelima dan terakhir dalam suatu proses keperawatan. Evaluasi dapat berupa
evaluasi struktur, proses dan sebuah hasil evaluasi yang terdiri dari evaluasi
formatif, yaitu dapat menghasilkan umpan balik selama program
berlangsung. Evaluasi sumatif dapat dilakukan setelah program selesai dan
mendapatkan suatu informasi efektifitas dalam pengambilan keputusan.
Proses evaluasi dalam asuhan keperawatan didokumentasikan dalam SOAP
(subjektif, objektif, assesment, planing)(Achar, 2010).

2.4 Kerangka Teori

Hipertensi Daun Pandan Wangi


BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif Metode penelitian
pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu. Menurut Sugiyono (2017 : 2)
Pada penelitian ini peneliti ingin menggambarkan hasil dari
penatalaksanaan diet rendah garam terhadap penurunan tekanan darah pada
pendeita hipertensi. Pada penelitian ini peneliti hanya melakukan intervensi pada
satu kelompok responden , hasil intervensi dinilai dengan cara membandingkan
nilai sebelim intervensi dengan sesudah intervensi.
3.2 Variabel Penelitian
Variabel adalah Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2017:39).
3.2.1 Independent
Variabel independent adalah variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab terjadinya perubahan/timbulnya variabel dependent.
Variabel independent yang digunakan dalam penelitian ini adalah air
rebusan daun pandan wangi.
3.2.2 Dependent
Varabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya varabel bebas. Variabel dependent yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penurunan tekanan darah.
3.3 Populasi Dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya ( Sugiyono
2017:80 ). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita hipertensi
di blok senin desa Wanahayu kecamatan Maja kabupaten Majalengka.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang
diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya.
Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling. Teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel
yang berdasarkan atas pertimbangan tertentu seperti sifat-sifat populasi
atau ciri-ciri yang sudah diketahui sebelumnya. ( Notoatmodjo, 2011)
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 4 responden dengan
memperhatikan kriteria inklusi :
Kriteria inklusi adalah kriteria dimana objek penelitian dapat
mewakili dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel
(notoatmodjo 2012)
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:
1) Penderita hipertensi
2) Tekanan darah sedang meningkat
3) Tidak sedang mengkonsumsi obat penurun tekanan darah
4) Tingkat kesadaran composmetis
5) Berdomisili di blok senin desa Wanahayu kecamatan Maja kabupaten
Majalengka.
6) Bersedia menjadi reponden
7) Usia diatas 30 tahun
Jenis kelamin wanita dan pria
Total sampel yang terkonfirmasi ada 12 orang yang menderita hipertensi di
blok senin desa Wanahayu kecamatan Maja kabupaten Majalengka dan ada 4
orang yang memenuhi kriteria inklusi.
Teknik sampling dalam penelitian ini adalah non probability sampling
dengan jenis purposive sampling dengan jenis purposive sampling yaitu teknik
penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan
yang dikehendaki peneliti. Sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik
populasi yang telah ditetapkan sebelumnya. (Nursalam, 2016).
3.4 Instrumen penelitian
Instrument penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
mengunpulkan data, instrument penelitian ini dapat berupa kuisioner, formulir
observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan dengan pencatatan data dan
sebagainnya (Notoatmodjo, 2012).
Dalam penelitian ini instrument penelitian yang digunakan adalah lembar
observasi, Lembar kuisioner, lembar persetujuan, Alat ukur tekanan darah “Tensi
Meter”.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan cara untuk mendapatkan atau
mengumpulkan informasi dari responden sesuai lingkup penelitian ( Suwarjani
2014). Pengumpulan data merupakan langkah sangat penting dalam metode
ilmiah, karena pada umumnya data yang dikumpulkan untuk keperluan
penelitian.
Langkah-langkah pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah:
1. Tahap Persiapan
a. Persiapan Instrumen
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan instrument untuk pengumpulan
data berupa observasi
b. Persiapan Administrasi
Pada tahap ini peneliti mengurus perizinan tempat penelitian dengan
mengajukan surat permohonan surat izin penelitian dari pimpinan
Akper YPIB Majalengka yang ditujukan kepada Kelurahan.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap kedua ini, peneliti melakukan pengumpulan data dengan langkah-
langkah sebagai berikut :

 Langkah 1 : Menentukan responden sesuai kriteria inklusi penelitian


yang dapat ikut berpartisipasi dalam penelitian setelah
menandatangani inform consent.
 Langkah 2: Lakukan pemeriksaan tekanan darah pada 4 responden
sebelum dilakukan pemberian air rebusan daun pandan wangi dari
setiap responden.
 Langkah 3: Pada hari pertama berikan penjelasan tentang khasiat dan
kegunaan dari air rebusan daun pandan wangi, selanjutnya buatkan air
rebusan daun pandan wangi dengan cara rebus 10gr daun pandan
dengan takaran 110ml air sampai air berkurang menjadi takaran
setengahnya lalu minumkan selagi hangat.
 Langkah 4: Lakukan pemberian air rebusan daun pandan wangi
sebanyak 2 kali sehari selama 7 hari 30 menit sebelum makan.
3.6 Pengolahan Data
Data yang sudah terkumpul kemudian dilakukan mulai dari editing dalam lembar
observasi kedalam komputer dalam statistic, berikut merupakan pengolahan
data:
3.6.1 Editing
Editing merupakan meneliti kembali semua data yang telah dikumpulkan
melalui pembagian formulir dengan tujuan mengecek kembali apakah
hasilnya sudah sesuai dengan rencana ( Nursalam, 2015).
3.6.2 Scoring
Untuk mengukur tekanan darah acak pada klien hipertensi observasi
3.6.3 Coding
Coding merupakan pemberian identitas pada masing masing lembar
observasi sesuai dengan hasil observasi.
Code untuk respoden:
R1: responden kesatu
R2: responden ketiga
R3: responden keempat
R4: responden keempat
3.6.4 Tabulating
Tabulating adalah pengelompokan data kedalam suatu table menurut
sifat-sifat yang dimiliki. Data ini dianggap bahwa data telah diproses
sehingga disusun pada pola format yang telah dirancang.
3.7 Analisa Data
Analisa data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke
dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan
dapat dirumuskan hipotesis kerja, seperti yang sudah di sarankan oleh data
( Lexy J Moloeng 2011).

Dalam penelitian ini analisa data bertujuan untuk menjelaskan dan


menggambarkan setiap variabel penelitian. Analisa data pada penelitian ini yaitu
untuk mengetahui sebelum penatalaksanaan diet rendah garam terhadap
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi dan setelahnya.
3.7.1 Analisa Univariat
merupakan analisa yang dilakukan untuk menganalisa tiap variabel
dari hasil penelitian (sujarweni, 2014). Variabel dalam penelitian ini
adalah Pengaruh pemberian air rebusan daun pandan wangi
terhadap penurunan tekanan darah.
3.7.2 Analisa Bivariat
Analisa yang dilakukan terhadap 2 variabel yang diduga
berhubungan ( Notoatmodjo, 2010).
3.8 Tempat Dan waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 19 April 2021 sampai 16 Mei
2021. Tempat penelitian dilakukan di blok Senin desa Wanahayu Kecamatan
Maja Kabupaten Majalengka
3.9 Etika Penelitian
Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat
penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan
langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan.
Masalah etika yang harus diperhatikan sebagai berikut: (hidayat, 2011)
3.9.1 Informed concent (Persetujuan)
Informed concent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden penelitian dengan memberikan lembar perserujuan. Informed
concent tersebut diberikan sebelumpenelitian dimulai dengan memberikan
lembar persetujuan menjadi responden. Tujuan informed concent adalah
agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui
dampaknya. Jika responden tiak bersedia maka peneliti harus
menghormati hak responden. Beberapa informasi yang harus ada dalam
informed concent adalah partisipasi responden, tujuan dilakukannya
penelitian, jenis data yang dibutuhkan, , komitmen , prosedur pelaksanaan,
potensial masalah yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan,informasi yang
mudah dhubungi dan lain-lain.
3.9.2 Anonymity (Tanpa Nama)
Masalah etika keperawatan adalah masalah yang memberikan jaminan
dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama pada lembar alat ukur dan hanya menuliskann kode
atau inisial nama pada lembar pengumpulan data atau hasil hasil penelitian
yang akan disajikan.
3.9.3 Confidentially (Kerahasiaan)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil penelitian.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4. 2 Pembahasan

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
5.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai