PENDAHULUAN
dari sama dengan 140 mmHg dan diastolic lebih dari sama dengan 90 mmHg.
Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu hipertensi primer atau
esensial yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder yang dapat
gangguan anak ginjal. Hipertensi sering kali tidak menimbulkan gejala, sementara
tekanan darah yang terus-menerus tinggi dalam jangka waktu lama dapat
menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu, hipertensi perlu dideteksi dini yaitu
Berdasarkan data dari WHO tahun 2000, menunjukkan sekitar 972 juta
50,54% pria dan 49,49 % wanita. Jumlah ini cenderung meningkat tiap tahunnya
Inggris, Selandia Baru, dan Eropa Barat juga hampir 2 15% (Maryam, 2008). Di
Amerika Serikat 15% ras kulit putih pada usia 18-45 tahun dan 25-30% ras kulit
hitam adalah penderita hipertensi (Miswar, 2004). Menurut Riset Kesehatan Dasar
tahun 2010, prevalensi hipertensi di Indonesia tahun 2004 sekitar 14% dengan
kisaran 13,4 - 14,6%, sedangkan pada tahun 2008 meningkat menjadi 16-18%.
kematian nomor tiga setelah stroke dan tuberkulosis, jumlahnya mencapai 6,8%
dari proporsi penyebab kematian pada semua umur di Indonesia (Depkes, 2010).
Menurut Profil Kesehatan Jawa Timur Tahun 2012, kasus tertinggi penyakit tidak
menular di Jawa Tengah tahun 2012 pada kelompok penyakit jantung dan
pembuluh darah adalah penyakit hipertensi esensial, yaitu sebanyak 554.771 kasus
hipertensi ini bagi masyarakat sangat penting untuk dicegah dan diobati. Hal ini
darah di otak. 3 Hipertensi sangat erat hubungannya dengan factor gaya hidup dan
pola makan. Gaya hidup sangat berpengaruh pada bentuk perilaku atau kebiasaan
merasa sehat dan tanpa keluhan berarti sehingga menganggap ringan penyakitnya.
saat pasien dating dengan keluhan lain. Dampak gawatnya hipertensi ketika telah
terjadi komplikasi, jadi baru disadari ketika telah menyebabkan gangguan organ
kognitif/stroke.
Hipertensi pada dasarnya mengurangi harapan hidup para penderitanya.
tinggi juga berdampak kepada mahalnya pengobatan dan perawatan yang harus
ditanggung para penderitanya. Perlu pula diingat hipertensi berdampak pula bagi
penurunan kualitas hidup. Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan
tidak mendapatkan pengobatan secara rutin dan pengontrolan secara teratur, maka
hal ini akan membawa penderita ke dalam kasus-kasus serius bahkan kematian.
Tekanan darah tinggi yang terus menerus mengakibatkan kerja jantung ekstra
keras, akhirnya kondisi ini berakibat terjadi kerusakan pembuluh darah jantung,
simplisia kelopak bunga rosella yang terdapat di dalam sediaan sirup kombinasi
manusia. Selain itu secara empiris rebusan 5 lembar daun pepaya juga terbukti
komponen bioaktif yang terdapat pada bunga rosella mempunyai efek penurunan
hari dalam kurun waktu kurang lebih 2 jam. Pengukuran tekanan darah dilakukan
rosella sebanyak 300 mL. Tekanan darah responden selanjutnya diukur pada saat
90 menit setelah pemberian seduhan bunga rosella. Seduhan kering bunga rosella
hanya mendapatkan terapi captopril saja karena adanya kandungan flavonoid dan
kalium pada daun papaya serta adanya kandungan antosianin pada kelopak bunga
rosella (Ayoola dan Adeyeye, 2010; Hopkins et al. 2013; Pauline et al. 2013).
Flavonoid yang terdapat pada daun papaya dapat menurunkan tekanan darah
yang dapat meningkatkan sintesis Nictric Oxide (NO) pada endotel. NO yang
darah dan dapat menurunkan tekanan darah (Machha dan Mustafa 2005).
secara kompetitif untuk berikatan dengan sisi aktifenzim (Ojeda et al. 2010)
hanya merasakan keluhan seperti pusing dan mual. Pasien juga menyatakan
bahwa jarang melakukan control ke puskesmas, karena pasien merasa sehat dan
Solusi pengobatan non farmakologi herbal cairdaun papaya dan bunga rosella bisa
tanaman ini memiliki kandungan flavonoid dan kalium yang mampu menurunkan
tekanan darah tinggi, tanaman ini mudah didapat dan bisa ditanam dimana saja.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk meneliti dan
mengkaji lebih dalam melalui penelitian dengan judul“ Efektivitas Herbal Cair
Daun Pepaya dan Bunga Rosella Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia
3. Menganalis efektivitas pemberian herbal cair daun papaya dan bunga rosella
Madiun
konsep, teori teori terhadap ilmu pengetahuan dari penelitian yang sesuai
1. Bagi Penulis
TIJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Deskripsi
mempunyai khasiat yang tidak bisa di anggap enteng, dari buah muda bisa di buat
sayur, buah yang sudah masak bisa dimakan segar atau sebagai campuran koktail.
Bukan saja dari buahnya yang manis, daun pepaya yang rasanya pahit pun dapat
diolah dan dikonsumsi sebagai makanan yang lezat dan bergizi inggi. Selain
sebagai makanan, daun papaya begitu kaya akan manfaat dan khasiat yang luar
biasa yaitu sebagai obat jerawat, sebagai jamu tradisional penambah nafsu makan,
pelancar pencernaan, obat demam berdarah, pereda nyeri saat haid, sebagai
miligram per 100 gram daun pepaya, kalori 79 kal per 100 gram, protein 8,0 gram
per 100 gram, kalsium 353 miligram per 100 gram, dan air 75,4 gram per 100
menjadikan rasanya pahit, namun zat ini justru bersifat stomakik yaitu dapat
menurunkan tekanan darah tetapi juga dapat digunakan untuk berbagai hal yaitu :
penyembuhan luka, gejala demam berdarah, kram akibat dating bulan, mengobati
2. Air 500 ml
3. ½ sdm madu
4. Blender
5. Gelas
6. Saringan
2.2.1 Deskripsi
yang mampu tumbuh mencapai 3-5 m baik di daerah tropis maupun subtropis.
Rosella memiliki batang berkayu bulat dan tegak dengan percabangan simpodial
dan berwarna kemerahan. Daunnya tunggal berseling berbentuk bulat telur dengan
ujung yang runcing, tepi beringgit, pangkal berlekuk dengan pertulangan daun
menjari. Daun rosella memiliki lebar 5-8 cm, panjang 5-15 cm dengan tangkai
berukuran 4-7 cm, penampang bulat dan berwarna hijau (Bakti Husada, 2001).
infeksi dan peradangan, menurunkan berat badan. (Maryani & Kristana, 2008).
3. ½ sdm Madu
Cara pembuatan the rosella :
Tekanan darah tinggi adalah peningkatan pada tekanan sistolik 140 mmHg
atau lebih dan tekanan diastolik 120 mmHg (Sharon, 1996). Menurut Sorensen
(1996), tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHg.
tekanan darah sistolik 140 mmHg ataulebih dan tekanan darah diastolik 90 mmHg
tertutup antara jantung dan organ-organ. Arteri mengangkut darah dari jantung
utamanya, curah jantung dan resistensi perifer total. Kontrol curah jantung,
darah untuk memulihkan tekanan darah kembali normal. Kontrol jangka panjang
control ginjal atas keseimbangan garam dan air. Tekanan darah dapat meningkat
secara abnormal (hipertensi) atau terlalu rendah (hipotensi). Hipotensi yang berat
1. Umur
pembuluh darah tidak lagi retraksi secara fleksibel pada penurunan tekanan
darah
2. Jenis Kelamin
Tekanan darah pria lebih tinggi daripada tekanan darah wanita, hal ini
darah akan meningkat karena pembuluh darah menjadi tidak elastic lagi.
3. Keadaan Psikologis
4. Olahraga
tekanan darah pada individu yang menderita hipertensi (tekanan darah tinggi).
IMT berkorelasi dengan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik. IMT
≥30. Berat badan dan IMT berkorelasi langsung dengan tekanan darah
terutama tekanan darah sistolik bilamana 5 kg dari berat badan yang berlebih
Seperti yang telah kita ketahui, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol
pengukuran tekanan darah sehari-hari di rumah. Saat ini, tensimeter digital sering
pengukuran
3. Posisikan pasien dalam kondisi berbaring atau duduk dengan posisi kaki
menutupi lengan kanan hingga sekitar 2 cm di atas garis siku. Pastikan lengan
sebelumnya
tekanan sedang (tidak terlalu longgar dan juga tidak terlalu erat)
7. Posisikan alat pengukur tekanan darah sebisa mungkin sejajar dengan dada
Pastikan lengan pasien telah diposisikan dengan benar dan telapak tangan
pula selang yang terdapat pada alat pengukur tekanan darah dalam keadaan
darah
tekanan darah hingga seluruh parameter yang ingin diukur (tekanan darah
pada monitor
dengan memberikan jeda antar pengukuran selama 2-5 menit dan pastikan
13. Bila didapati selisih antar pengukuran melebihi 10 mmHg, maka lakukan
seluruh pengukuran
peningkatan tekanan darah sistolik di atas batas normal yaitu lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHg (WHO, 2013; Ferri,
2017). Penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu jenis
hipertensi yaitu factor usia sehingga tidak heran penyakit hipertensi sering
dijumpai pada usia senja/ usia lanjut (Fauzi, 2014), sedangkan menurut Setiati
faktor/ multi factor sehingga tidak bisa terdiagnosis dengan hanya satu factor
tekanan diastolik dan umumnya ditemukan pada usia lanjut. Tekanan sistolik
dan tercermin pada hasil pembacaan tekanan darah sebagai tekanan atas yang
nilainya lebih besar. Hipertensi diastolik (diastolic hypertension) merupakan
ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda. Hipertensi diastolic terjadi apabila
diastoliknya. Tekanan darah diastolic berkaitan dengan tekanan arteri bila jantung
polisitemia.
psikologis, pola konsumsi yang tidak sehat, dan hereditas (keturunan). Sekitar
cairan tubuh, misalnya ginjal yang tidak berfungsi, pemakai yang kontrasepsi
2.4.4 Patofisiologi
Menurut (Triyanto, 2014) Meningkatnya tekanan darah didalam arteri bisa
terjadi melalui beberapa cara yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga
mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya arteri besar kehilangan
kelenturanya dan menjadi kaku sehingga mereka tidak dapat mengembang pada
saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Darah di setiap denyutan
jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit dari pada biasanya dan
menyebabkan naiknya tekanan. inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana
dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteri oskalierosis. Dengan cara
yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu
jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu untuk mengarut karena
sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika
terhadap kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam
dan air dari dalam tubuh meningkat sehingga tekanan darah juga meningkat.
pelebaran, banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka tekanan darah akan menurun.
didalam fungsi ginjal dan system saraf otonom (bagian dari system saraf yang
mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis). Perubahan fungsi ginjal, ginjal
meningkat, ginjal akan mengeluarkan garam dan air yang akan menyebabkan
tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air,
sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali normal. Ginjal juga
bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut renin,
mengembalikan tekanan darah; karena itu berbagai penyakit dan kelainan pada
arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arterirenalis) bisa menyebabkan
hipertensi. Peradangan dan cidera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa
bertanggung pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya
(Prima,2015).
umumnya tidak menyadari kehadirannya. Bila ada gejala, penderita darah tinggi
(Pudiastuti, 2011) gejala klinis yang dialami oleh para penderita hipertensi
biasanya berupa :pengelihatan kabur karena kerusakan retina, nyeri pada kepala,
mual dan muntah akibatnya tekanan kranial, edema dependen dan adanya
2.4.6 Penatalaksanaan
1. Terapi non-farmakologi
batan yang diterapkan pada hipertensi. Dengan cara ini, perubahan tekanan
seperti :
6) Menghindari stress
7) Menghindari obesitas
antara lain obat-obatan golongan diuretik, beta bloker, antagonis kalsium, dan
penghambat konfersienzimangiotensi.
pembuluh darah.
tekanan darah.
pembuluh darah.