PROPOSAL
ARRY SUDIMAN
NIM. 18.004
AKADEMI KEPERAWATAN
YAYASAN PENDIDIKAN IMAM BONJOL (YPIB)
MAJALENGKA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
Jalan Kasokandel Timur No.63 Kec. Kasokandel Kab. Majalengka 45453
telp/fax : (0233) 8666624
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
stres dan apabila berkepanjangan dapat menuju masalah yang lebih serius
yaitu depresi. Diperkirakan bahwa stres dan depresi pada tahun 2020
akanmenjadi penyebab nomor dua dari disabilitas lansia di seluruh dunia.
Stres dapat mengganggu fungsi saraf parasimpatik, fungsi otot polos, saraf
simpatis,sekresi ekstern dan intern serta kesadaran seseorang yangdapat
meningkatkan risiko hipertensi.
Menurut Depkes RI (2013) prevalensi hipertensi di Indonesia sangat
tinggi yaitu 31,7% dari total penduduk dewasa. Prevalensi ini jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan negara Singapura 27,3%, Thailand 22,7% dan Malaysia
20%. Tingginya prevalensi ini disebabkan beberapa faktor. Salah satunya
faktor resiko yang utama meningkatnya hipertensi adalah perilaku atau gaya
hidup. Perilaku di Indonesia pada umumnya kurang makan buah dan sayur
93,6% dan 24,5% yang berusia di atas 10 tahun mengkonsumsi makanan asin
setiap hari. Hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada
pelayanan primer kesehatan. Hipertensi merupakan masalah kesehatan dengan
prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%, sesuai dengan data Riskesdas
2013. Jika pada tahun 2014 penduduk Indonesia sebesar 252.124.458 jiwa
maka terdapat 65.048.110 jiwa yang menderita hipertensi (Kemenkes RI
2014).
Di dunia memperkirakan kasus hipertensi mencapai angka 1 miliar, serta
2/3 diantaranya berada dinegara berkembang. Pasien hipertensi dewasa di
dunia sebanyak 972 juta (26%) orang. Angka tersebut terus meningkat tajam,
dan pendeita hipertensi pada dewasa diperkirakan tahun 2025 yakni 29%
orang (WHO, 2017). Di Indonesia sendiri angka hipertensi sangat tinggi,
yakni 31,7% dari total jumlah penduduk lansia (Kementerian Kesehatan RI,
2018). Data hipertensi di Provinsi Jawa Barat tahun 2017 mencapai 57,5% dan
sebagian besar berakhir pada penyakit jantung sejumlah 40-60% atau stroke
sejumlah 15-30%. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka tahun 2018,
jumlah penduduk yang mengalami hipertensi tercatat sebanyak 137.857 orang
(37,87%) dari jumlah penduduk sejumlah 851.887 orang. Adapun jumlah
3
kasus hipertensi pada lansia paling banyak berada di UPTD Puskesmas Maja
yaitu sejumlah 483 lansia (42,0%) dari jumlah lansia sebanyak 912 orang.
Hipertensi merupakan penyakit yang dapat menimbulkan kecemasan.
Tekanan mental atau kecemasan diakibatkan oleh kepedulian yang berlebihan
akan masalah yang sedang dihadapi (nyata) ataupun yang dibayangkan
mungkin terjadi. Kecemasan yang paling sering terjadi disebabkan karena
penyakit, salah satuny ahipertensi. Hipertensi merupakan penyakit yang
menyebabkan masalah-masalah baru, seperti stroke, gagal jantung, ginjal
danpastinya semua berdampak terjadinya kematian, sehingga perlu adanya
pencegahan lebih dini agar hipertensi tidak menyebabkan permasalahan
barubagi pasien. Permasalahan inilah yang membuat pasien dan keluarga
cemasakan keadaan pasien (Sarkamo, 2012)
Pengobatan hipertensi tidak hanya mengandalkan obat-obat dari dokter
maupun mengatur diet semata, penting pula untuk membuat tubuh kita selalu
dalam keadaan rileks. Kondisi rileks diperlukan untuk mengaktifkan system
saraf parasimpatis yang bekerja berlawanan dengan saraf simpatis, makatubuh
akan mereduksi produksi stress hormone. Pada umumnya orang yang sedang
menderita sakit diikuti oleh perasaan yang cemas dan jiwa yang tidak tenang.
Selain mengkonsumsi obat, berdoa dan berdzikir dapat menenangkan jiwa
individu. Adapun secara literal dzikir berarti mengingat, merupakan amaliah
yang terkait dengan ibadah ritual lainnya. Dzikir juga dapat dikatakan sebagai
suatu bentuk kesadaran yang dimiliki seseorang dalam menjalin hubungan
dengan sang pencipta . Dzikir memiliki daya relaksasi yang dapat mengurangi
ketegangan dan mendatangkan ketenangan jiwa. Setiap bacaan dzikir
mengandung makna yang sangat mendalam yang dapat mencegah timbulnya
ketegangan (Anggraini dan Subandi, 2014).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan maret di
desa sukasari kaler dengan populasi 56 orang lansia dengan hipertensi yang
memeriksakan rutin ke puskesmas setempat,bahwa 4 orang di antaranya
mengalami kecemasan dikarenakan lansia tersebut takur hipertensi yang di
4