ELISA PRATIWI
NIM.P0 5120217046
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2
kemudian Bangka Belitung sebanyak 32,2%, dan Bengkulu sebanyak 30,2%
(Kemenkes RI, 2018; WHO, 2015).
Bedasarkan data di Panti Sosial Tresna Werdha Pagar Dewa Propinsi
Bengkulu pada tahun 2017 terdapat jumlah lansia dengan hipertensi berjumlah
25 pasien, pada tahun 2018 berjumlah 32 lansia, pada september 2018
meningkat 41 lansia, dan data terakhir pada tahun 2019 berjumblah lansia
(PSTW,2019).
Pengobatan hipertensi tidak hanya mengandalkan obat-obat dari dokter
maupun mengatur diet semata, namun penting pula untuk membuat tubuh kita
selalu dalam keadaan rileks. Kondisi rileks diperlukan untuk mengaktifkan
system saraf parasimpatis yang bekerja berlawanan dengan saraf simpatis,
maka tubuh akan mereduksi produksi stress hormon (Idrus, 2010).
Salah satu memodifikasi gaya hidup yang mampu menanggulangi
hipertensi adalah dengan menganjurkan untuk lebih rileks, salah satu
alternatife rileksasi pada penderita hipertensi adalah dengan terapi tertawa
(Bartiah, Andhiyani, Dewi, Dwi, & Kiswanti, 2015).
Terapi tertawa merupakan metode terapi dengan menggunakan humor
dan tawa dalam rangka membantu individu menyelesaikan masalah mereka,
baik dalam bentuk gangguanmaupun gangguan mental. Penggunaan tawa
dalam terapi akan menghasilkan perasan lega pada alam kecemasan dan rasa
sakit (Andol, 2009).
Tertawa riang dapat mengurangi tingkat kecemasan dan mengurangi
hormone stres termasuk kortisol dan katekolamin. Kortisol, misalnya dapat
merusak sel - sel saraf dari hippocampus, yang merupakan bagian dari otak
yang bertanggung jawab untuk mengubah informasi sementara menjadi
informasi yang permanen.Tertawa dapat membantu untuk mengontrol tekanan
darah dengan menurunkan stress endokrin serta memunculkan kondisi rileks untuk
mengatasi rileks (Katarai, 2012).
Terapi tertawa bertujuan untuk mencapai kegembiraan di dalam hati
yang dikeluarkan melalui mulut dalam bentuk suara tawa, atau senyuman
yang menghiasi wajah, perasaan hati yang lepas dan bergembira, dada yang
3
lapang, peredaran darah yang lancar sehingga dapat mencegah penyakit dan
memelihara kesehatan (Andol,2009).
Tertawa 1 menit ternyata sebanding dengan bersepeda selama 15
menit. Hal ini membuat tekanan darah menurun , terjadi peningkatan oksigen
pada darah yang akan mempercepat penyembuhan tertawa juga melatih otot
dada, pernafasan, wajah, kaki, dan punggung. Selain fisik, tertawa juga
berpegaruh terhadap kesehatan mental. Tertawa terbukti memperbaiki suasan
hati dalam konteks sosial (Mangoenprasodjo & Hidayat, 2005:32).
Tertawa akan mereleksasikan otot-otot yang tegang. Tertawa juga
melebarkan pembuluh darah sehingga memperlancar aliran darah ke seluruh
tubuh. Jadi, tertawa merupakan meditasi dinamis atau teknik relaksasi yang
dinamis dalam waktu singkat yang mampu mengurangi stres dan kecemasan
seseorang (Kataria, 2004).
Berdasarkan data dan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk
melakukan studi kasus pemberian terapi terapi untuk menurunkan tekanan
darah pada pasien hipertensi di panti sosial tresna werdha kota bengkulu tahun
2020.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengaplikasikan tindakan pemberian terapi tertawa terhadap
tekanan darah pada pasien Hipertensi
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada pasien Hipertensi
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien
Hipertensi
c. Penulis mampu meyusun intervensi pada pasien Hipertensi
d. Penulis mampu melakukan implementasi pada pasien Hipertensi
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada pasien Hipertensi
f. Penulis mampu menganalisa hasil pemberian tindakan terapi tertawa
untuk menurunkan tekanan darah pada pasien Hipertensi
3. Rumusan masalah
4
Tingginya angka mordibilitas dan mortalitas kasus hipertensi di Bengkulu
yang membutuhkan perawatan, maka perlu dilakukan Asuhan
Keperawatan yang tepat pada pasien dengan hipertensi. Agar studi kasus
ini lebih focus dan terarah dengan pemberian terapi tertawa untuk
menurunkan tekanan darah pada pasien Hipertensi. maka penulis
memberikan rumusan masalah studi kasus pada pasien hipertensi yang
tinggal di Panti Tresna Werdha Pagar Dewa Kota Bengkulu.
4. Manfaat penulisan
1. Bagi mahasiswa
Dapat menambah ilmu pengetahuan,pengalaman serta menerapkan
konsep dalam menangani penderita Hipertensi.
2. Bagi keluarga
Bagi keluarga karya tulis ilmiah ini diharapkan tambahan informasi
dan memperluas wawasan dan menjadikan sebagai acuan dalam
memberikan perawatan bagi pasien penderita Hiperensi dirumah.
3. Bagi pelayanan kesehatan
Hasil aplikasi riset diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
wawasan pada pasien penderita Hipertensi mengenai pemberian
terapi tertawa untuk menurunkan tekanan darah.
4. Bagi Akademik
Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menambah referensi bacaan
dan pengetahuan wawasan mahasiswa di jurusan keperawatan
sebagai pelayanan kepada masyarakat khususnya pemberian terapi
tertawa untuk menurunkan tekanan darah pada pasien penderita
Hipertensi.
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Pengkajian
A. Biodata : Nama, alamat, umur, tanggal masuk rumah sakit, diagnose medis,
penanggung jawab, catatan kedatangan.
B. Riwayat kesehatan
6
2. Riwayat kesehatan sekarang : pada saat dilakukan pengkajian pasien
masih mengeluh sakit kepala yang berat, penglihatan berkunang kunang,
tidak bisa tidur.
3. Riwayat kesehatan dahulu : penyakit hipertensi ini adalah penyakit dari
genetik yang menahun dan sudah lama dialami oleh pasien atau anggota
keluarga lainnya.
4. Riwayat kesehatan keluarga : adalah penyakit yang diderita anggota
keluarga lainnya.
5. Riwayat psikososial-spiritual
a. Psikologis : perasaan yang dirasakan oleh klien, apakah cemas/sedih?
b. Sosial : bagaimana hubungan klien dengan orang lain maupun orang
terdekat klien dengan lingkungan?
c. Spiritual : apakah klien tetap menjalankan ibadah selama tinggal di
panti sosial tresna werdha?
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada pasien hipertensi berdasarkan
respon pasien (Doengoes, 2010) yang disesuaikan dengan Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia (SDKI, 2016) yaitu :
C. Perencanaan
7
Perencanaan Keperawatan Perencanaan keperawatan adalah rencana
keperawatan yang akan perawat rencanakan kepada klien sesuai dengan
diagnosa yang ditegakkan sehingga kebutuhan klien dapat terpenuhi
(Wilkinson, 2011). Dalam teori perencanaan keperawatan dituliskan sesuai
dengan rencana dan kriteria hasil berdasarkan NOC & NIC (Bulechech &
Moorhead, 2016).
D. Intervensi keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah rencana keperawatan yang akan perawat
rencanakan kepada klien sesuai dengan diagnose yang ditegakkan sehingga
kebutuhan klien dapat terpenuhi (Wilkinson, 2011). Dalam teori perencanaan
keperawatan dituliskan sesuai dengan rencana dan kriteria hasil berdasarkan
NOC & NIC (Bulechech & Moorhead, 2016).
8
No Diagnosa Tujuan / Kriteria hasil intervensi keperawatan Rasional
Keperawatan (NOC) (NIC)
b. Terapi Farmakologi
Pada umumnya pasien hipertensi memerlukan dua atau lebih obat anti
hipertensi untuk mencapai target tekanan darah yang diinginkan. Penambahan
obat kedua dari kelas yang berbeda dimulai apabila pemakaian obat tunggal
dengan dosis lazim gagal mencapai target tekanan darah. Apabila tekanan darah
melebihi 20/10 mmhg diatas target, dapat dipertimbangkan untuk memulai
terapi dengan dua obat (Irza, 2009) Macam obat hipertensi antara lain :
1. Diuretik
2. Hydrochlorthiazid
3. Furosemide
4. Spinolacton
5. Beta blocker
6. Kalsium antagonis
7. ACE Inhibit or/ARB
8. Alfa blocker
F. Evaluasi
e. Tawa sapaan- mengatukan kedua telapak tangan dan menyapa ala india
atau berjabat tangan ala barat dengan sedikitnya 4-5 orang anggota
kelompok.
f. Tawa penghargaan- bentuk sebuah lingkaran kecil dengan telunjuk dan
ibu jari anda sambil memutar membuat gerakan anda sedang memberikan
penghargaan atau memuji anggota kelompok anda sambil tertawa.
h. Tawa hening tanpa suara, bukalah mulut anda lebar-lebar dan tertawalah
tanpa mengeluarkan suara sambil saling menatap gerakan-gerakan lucu.
k. Tawa singa – julurkan lidah sepenuhnya dengan mata terbuka lebar dan
tangan teracung seperti cakar singa dan tertawa dari perut
Tekhnik penutupan :
1.Meneriakan 3 slogan
2. Yang terpenting
diakhir sesi semua anggota berdiri dengan mata terpejam selama 1 menit
dengan lengan terpentang kearah atas, mengharapkan perdamaian dunia.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
01 X 02
Keterangan:
D. Definisi Operasional
1. Asuhan keperawatan dalam studi kasus ini didefiniskan sebagai suatu
proses pelayanan keperawatan dengan Pemberian Terapi Tertawa Untuk
Menurukan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi yang meliputi tahapan
pengkajian, diagnosis, intervensi, implementasi, dan evaluasi keperawatan
pada pasien Hipertensi. Dengan fokus Pemberian Terapi Tertawa Untuk
Menurukan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi.
2. Pasien dalam studi kasus ini didefinisikan sebagai orang yang menerima
pelayanan kesehatan atas penyakit Hipertensi yang dialami.
3. terapi tertawa maka seseorang dapat rileks dan mengurangi ketegangan,
sehingga kondisi ini dapat menjadikan penurunan stress yang dialami
oleh seseorang (Sarina, 2015).
F. Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan data
a.Wawancara
Hasil anamnesis yang harus didapatkan berisi tentang identitas klien,
keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu,
riwayat penyakit keluarga, riwayat psikologi, pola pola fungsi kesehatan.
Data hasil wawancara dapat bersumber dari klien keluarga dan dari perawat
lainnya.
b.Obsevasi
pengumpulan data ini meliputi keadaan umum, pemeriksaan integumen,
pemeriksaan kepala leher, pemeriksaan dada, pemeriksaan abdomen,
pemeriksaan inguinal, genetalia, anus, ekstremitas, pemeriksaan fisik
pendekatan: inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi pada sistem tubuh klien.
Data fokus yang harus didapatkan adalah pada regulasi hemodinamik.
G. Penyajian Data
Penyajian data menggunakan format pengkajian asuhan keperawatan
gerontik dengan pemberian terapi tertawa untuk menurunkan tekanan darah
pasien.hipertensi.