Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

AKUPUNTUR PADA TEKANAN DARAH TINGGI

Disusun Oleh :
Ferdiansyah Dwi P. (2017.02.061)
Intan Novia Indria Darna (2017.02.065)
M. Yogi Bayu P (2017.02.070)
Rena Indar Khofifa (2017.02.079)
Shelvan Dandi M. (2017.02.082)
Anggi Wahyu Sudarsono (2017.02.095)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
BANYUWANGI
2019
Kata Pengantar

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi merupakan bagian dari penyakit tidak menular yang sering terjadi di dunia
termasuk Indonesia.Hipertensi disebut sebagai silent killer karena pada sebagian besar kasus
tidak menunjukkan tanda dan gejala apapun, sehingga penderita tidak mengetahui jika dirinya
terkena hipertensi (Kowalski, 2010). Prevalensi hipertensi menurut catatn World Health
Organization (WHO), tahun 2011 sebesar 1 milyar orang di dunia. Dua per-tiga diantaranya
berada di negara berkembang yang berpenghasilan rendah-sedang salah satunya negara
Indonesia. WHO juga memperkirakan Prevalensi hipertensi akan terus meningkat , dan
diprediksi pada tahun 2025 sebanyak 29% orang dewasa di seluruh dunia menderita hipertensi
(Mboi, 2013 dalam Astuti dan Setiyaningrum, 2016). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas, 2013), Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada
umur ≥ 18 tahun sebesar 25,8 persen penduduk Indonesia menderita penyakit hipertensi. Jika
saat ini penduduk Indonesia sebesar 252.124.458 jiwa maka terdapat 65.048.110 jiwa yang
menderita hipertensi. Suatu kondisi yang cukup mengejutkan terdapat 5 provinsi yang
persentasenya melebihi angka nasional dengan tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti
Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%). Jadi
prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5% . Hipertensi merupakan peningkatan tekanan
darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 80 mmHg.
Hipertensi sering menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang dapat
mengakibatkan semakin tingginya tekanan darah (Muttaqin, A, 2009). Salah satu gejala umum
yang terjadi pada penderita hipertensi yaitu nyeri leher disertai nyeri kepala disebabkan
peningkatan tekanan darah intrakranial. Hal yang terjadi jika nyeri tidak ditangani, maka
terindikasi adanya gangguan aliran pembuluh darah yang menuju keotak,. hal tersebut
jikadibiarkan dikhawatirkan dapat berisiko merusak sel otak dan nyeri yang tidak terkontrol
juga berisiko terjadinya syok kardiogenik. Selain itu juga akan menimbulkan perasaan tidak
nyaman yang berpengaruh terhadap aktivitas, tidak terpenuhinya kebutuhan dasar, bahkan
dapat berdampak pada faktor psikologis, seperti : menarik diri, menghindari percakapan, dan
menghindari kontak dengan orang lain (Potter dan Perry, 2006). Penyebab pasti dari hipertensi
esensial sampai saat ini masih belum dapat diketahui. Berbagai faktor diduga turut berperan
sebagai penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya umur, stress psikologis, dan
hereditas (keturunan). Hipertensi sekunder hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui,
antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit
kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain – lain (Guimareas, et al 2013). Menurut
Ardiansyah (2012) pengobatan hipertensi dapat dilakukan secara farmakologis dan non
farmakologis.

Seiring dengan kemajuan teknologi banyak metode pengobatan yang berkembang di


dunia. Banyak pengobatan non farmakologi yang telah ditemukan untuk membantu
menurunkan tekanan darah diamtaranya tanaman tradisional, akupuntur, akupessure, bekam,
pijat refleksi, hipnoterapi, dan lain-lain. Sesuai dengan peraturan mentri kesehatan Republik
Kesehatan Indonesia No. 1109/MENKES/PER/IX/2007 tentang penyelenggaraan pengobatan
komplementer alternatif difasilitas kesehatan. Pengobatan komplementer dilakukan sebagai
upaya pelayanan yang berkesinambungan mulai dari promotif, preventif, kuratif, dan atau
rehabilitatif. Praktik mandiri pengobatan komplementer alternatif dilakukan oleh tenaga
kesehatan tersertifikasi sering dijumpai di lingkungan sekitar. Sehingga masyarakat kini lebih
memilih pengobatan non farmakologi, karena mengetahui efek samping dari penggunaan
farmakologi yang dapat merusak hati dan ginjal jika digunakan dalam jangka waktu yang lama.
Akupuntur untuk tekanan darah tinggi. Akupunktur merupakan metode pengobatan
dari Cina yang sudah berusia ribuan tahun. Dalam teknik akupunktur, jarum kecil dimasukkan
melalui kulit pada kedalaman tertentu pada berbagai titik tubuh. Manusia memiliki sekitar
2.000 titik akupunktur yang berhubungan dengan berbagai atribut penyembuhan.Akupunktur
dikenal mampu mengobati berbagai penyakit dan gangguan seperti insomnia, sakit kepala,
stres, nyeri sendi, osteoarthritis, diabetes, migrain, asma, dan hipertensi.Menurut laporan
sebuah penelitian, akupunktur mampu menurunkan tekanan darah dengan menghalangi beta-
akseptor saraf simpatik dengan merangsang sistem adrenalin-angiotensin.Pengobatan
akupunktur yang dikombinasikan dengan stimulasi listrik, atau dikenal sebagai elektro-
akupunktur, dipercaya efektif menurunkan tekanan darah tinggi. Dalam metode ini, jarum kecil
ditusukkan ke berbagai anggota tubuh seperti kaki, lengan, dan pergelangan tangan.Frekuensi
rendah arus listrik kemudian dilewatkan melalui jarum. Jarum akupunktur hanya bisa
diterapkan maksimal 30 menit pada satu sesi terapi. Tusukan jarum yang dikombinasikan
dengan arus listrik akan merangsang bahan kimia tertentu di otak yang membantu mengurangi
respon rangsang sistem kardiovaskular. Hal ini pada gilirannya membantu mengurangi
aktivitas jantung dan kebutuhan oksigen, yang secara signifikan menurunkan tekanan darah
tinggi. Akupunktur juga membantu mengatur fungsi keseluruhan tubuh, yang menyebabkan
penurunan tekanan darah ke tingkat yang sehat. Akupunktur juga membantu mengurangi stres
dan menawarkan efek menenangkan, yang pada gilirannya membantu menurunkan tekanan
darah tinggi.Untuk menjamin keamanan, terapi akupunktur harus dilakukan oleh ahli
akupunktur yang bersertifikat dan berpengalaman.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana terapi akupuntur Pada Penderita Hipertensi?


2. Bagaimana tekhnik akupuntur terhadap Hipertensi ?
3. Bagaimana Pengaruh Terapi Akupuntur Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada penderita
Hipertensi?

1.3 Tujuan
1. untuk mengetahui terapi akupuntur pada penderita hipertensi
2. untuk mengetahui tekhnik akupuntur terhadap hipertensi
3. untuk mengetahui pengaruh terapi akupuntur terhadap perubahan tekanan darah pada
penderita hipertensi.

1.4 Maanfaat penulisan


Hasil penelitian diharapkan berguna untuk:
1. Bagi Perawat dan Tenaga Kesehatan
Dapat memberikan pengetahuan pada tenaga kesehatan mengenai pengobatan
hipertensi dengan pengobatan non farmakologi yaitu dengan teknik akupuntur
2. Bagi masyarakat
Dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat bahwa cara pengobatan hipertensi
tidak hanya melalui farmakologi tapi bisa dengan non farmakologi
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Terapi Akupuntur pada penderita hipertensi
Tren pengobatan hipertensi saat ini yaitu dengan menggunakan terapi alternatif dan
komplementer, Terapi alternatif dan komplementer yang saat ini polpuler ataun dipercaya
masyarakat untuk mengobati hipertensi diantaranya akupunktur,akupresur, bekam, terapi herbal,
terapi listrik, dan lainlain. Akupuntur merupakan salah satu cara pengobatan alternative secara
nonfarmakologis yang dapat digunakan untuk pengobatan hipertensi. Laporan The New York
State Commission on Acupuncture yaitu berupa penusukan jarum akupunktur pada 14 titik kiri
dan kanan selama 30 menit. Adapun kriteria inklusi diantaranya: pasien yang mengalami
hipertensi. Pasien dalam kondisi sadar, serta pasien yang bersedia melakukan terapi akupunktur
selama 3 kali dalam 1 minggu. Sedangkan kriteria eksklusi pasien yang mengomsusmsi obat
antihipertensi, pasien yang mengalami ganguan kulit, dan penyakit lainnya seperti DM, Ginjal,
tidak menyelesaikan terapi dalam satu minggu, pasien yang merokok, pasien yang memilih terapi
komplementer lain lain (Akupresur, Herbal, SPA, Fisioterapi).

2.2 Tekhnik Akupuntur Terhadap Hipertensi


Pada penelitian ini dilakukan penusukan pada titik meridian diantaranya titik LI 4 Hegu,
LI 11 Quchi, ST 36 Zusanli, LV=LR 3 Taichong. Titik ini dipilih karena merupakan titik yang
paling sering digunakan pada hipertensi dan telah terbukti secara Evidence Based Medicine (EBM)
dapat menurunkan Tekanan darah karena EBM memiliki efek kuratif yang hampir sama dengan
obat antihipertensi reserpin. Selain itu secara eksprimental titik ST 36 terbukti dapat menurukan
tekanan darah dan meningkatkan aktivitas NO/NOS yang berperan pada relaksasi otot polos
pembuluh darah, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang dan Tan (2003)
melakukan akupunktur pada tikus dengan hipertensi renal dan menemukan bahwa akupunktur
pada titik ST 36 Zusanli dan BL 23 Shenshu secara signifikan menurunkan tekanan darah disertai
penurunan signifikan pada ET plasma dan meningkatkan NO plasma.
Selain itu ada 5 titik penurun tekanan darah tinggi selain diatas menurut china yaitu:
1. Titik akupuntur Fengfu
Titik ini terletak dibagaian tengkuk digaris tengah kepala, telusuri dari garis tengah dari
kepala sampai ke bawah, akan tersentuh bagian yang cekung ke dalam itulah tempatnya.
Titik ini memiliki peran melancarkan energi vital dan melancarkan peredaran darah, sering
memijatnya dapat berperan mengatur tekanan darah.
2. Titik akupuntur Fengchi
Titik akupuntur ini berada pada titik tengah antara titik akupuntur fengfu dan daun telinga,
terdapat sepasang titik akupuntur fengchi, dikiri dan kanan. Titik akupuntuk fengchi dapat
melancarkan darah dan energi vital, sering memijatnya bisa mengatur tekanan darah dan
mencegah stroke.
3. Titik akupuntur Taichong
Terletak di tengah antara jempol kaki dan kedua jari kedua kaki, karena ia berada diantara
dua tulang, pijatlah dengan sisi jari, menggosok sampai terasa linu atau nyeri berarti benar.
Pengobatan tradisional tiongkok ptt percaya bahwa TD disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara ying dan yang dari organ liver dan ginjal, memijat titik
akupuntur taichong bisa melancarkan energi vital, menyehatkan dan menyeimbangkan
liver serta mengurangi resiko terserang penyakit jantung dan stroke.
4. Titik akupuntur Yongquan
Titik ini berada dibawah telapak kaki diantara tengah lekukan antara jari kedua dan ketiga,
pada posisi 1/3 dari garis penghubung antar ujung guratan dan tumit, peran titik akupuntur
ini sangat banyak, memijat titik ini menurunkan tekanan darah dan memperbaiki kesehatan
ginjal. Juga meredakan TD.
5. Jiang Ya Gou(parit penurun tekanan)
Berada dialur dalam parit dibalik cuping telinga, ketika senggang anda dapat m enggosok
dan memijatnya sangat berguna dalam mencegah TD.

2.3 Pengaruh Terapi Akupuntur Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada penderita
Hipertensi
Akupunktur berpegaruh terhadap tekanan darah tinggi. Penusukan jarum akupunktur pada
pasien hipertensi dapat menurunkan tekanan darah secara signifikan tiga kali terapi dalam satu
minggu dengan rentang waktu satu hari, pemberian terapi akupunktur selama tiga kali terapi dalam
satu minggu dapat menurunkan tekanan darah sistol 10,95% dan untuk tekanan darah diastol 19,59
%. Penelitian ini dapat menjadi alternatif terapi yang digunakan untuk mengatasi Hipertensi atau
tekanan darah tinggi. Efek akupunktur lainnya dalam menurunkan tekanan darah diantaranya
dengan mengatur regulasi subtansi vasoaktif pada endotel pembuluh darah. Salah satu subtansi
vasioaktif yang diketahui dapat dipengaruhi pengeluaran dan aktivasinya melalui akupunktur
adalah Nitrit Oksida (NO), Penusukan jarum pada titik akupunktur akan menstimulasi tonus saraf
parasimpatis dan menekan tonus saraf simpatis. Parasimpatis dominan akan memproduksi
asetilkolin, dimana ikatan asetilkolin pada sel endotel akan menginduksi terbentuknya Nitrit
Oksida (NO) lokal dan di endotel, yang kemudian berdifusi ke dalam otot polos pembuluh darah
lalu merubah aliran darah dan sirkulasi lokal, dimana terjadi relaksasi otot polos pembuluh darah.
Terapi akupunktur dapat mengharmonisasikan aliran qi dan darah sehingga akan merelaksasikan
spasme dan menurunkan tekanan darah (Kang et al 2009). Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Nyimas Rodiah dkk (2013) hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kedua
kelompok terdapat perbedaan yang bermakna rerata TDS dan TTD antara sebelum dan setelah
dilakukan intervensi, yaitu pada kelompok akupunktur telinga (p=0,000; p,=0,000) dan kelompok
akupunktur tubuh (p=0,001; p=0,000) dengan demikian akupunktur telinga dan akupunktur tubuh
memiliki efek yang sebanding dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Akupunktur berpegaruh terhadap tekanan darah, Penusukan jarum akupunktur pada
pasien hipertensi dapat menurunkan tekanan darah secara signifikan bisa dengan
menggunakan teknik teknik akupuntur yang sudah dijelaskan diatas. Efek akupunktur
lainnya dalam menurunkan tekanan darah diantaranya dengan mengatur regulasi subtansi
vasoaktif pada endotel pembuluh darah. Salah satu subtansi vasoaktif yang diketahui dapat
dipengaruhi pengeluaran dan aktivasinya melalui akupunktur adalah Nitrit Oksida (NO),
Penusukan jarum pada titik akupunktur akan menstimulasi tonus saraf parasimpatis dan
menekan tonus saraf simpatis.

3.2 Saran
Bagi Mahasiswa Keperawatan, setelah membaca makalah ini hendaklah dapat
benar-benar memahami pengobatan hipertensi bukan hanya melalui pengobatan
farmakologi tetapi juga non farmakologi seperti akupuntur.
Daftar Pustaka
Anonim, (2016). 5 Titik Akupuntur Emas Penurunanan Tekanan Darah: Era Baru.
(http://m.erabaru.net/2016/02/09/5-titikakupuntur-emas-penurunan-tekanan-darah/),
diakses pada 4 November 2019
Hasnah, Dian Ekawati ,”Pengaruh Akupuntur Pada Pasien Hipertensi Di Balai Kesehatan
Tradisional Masyarakat Makasar”:Universitas Islam Negri Alauddin Makassar,2016.

Anda mungkin juga menyukai