Anda di halaman 1dari 24

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN SALAM UNTUK MENURUNKAN


TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI

DISUSUN OLEH
KELOMPOK D:
1. Nusrat Ahmatul Isra 6. Tika Yulasni
2. Mona Asmi 7. Rara Natasya
3. Cici Agustin 8. Larasati Akjulima
4. Rani Oktavia 9. Nurafni Lativa
5. Mia Yunita 10. Putri Pujaan

Dosen Pembimbing:
Ns. Meria Kontesa, M. Kep
Ns. Nurleny, M. Kep
Ns. Yusriana, M. Kep., Sp.kep. Kom

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2020

1
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Pokok Pembahasan : Pemberian air rebusan daun salam untuk menurunkan tekanan darah
pada lansia dengan hipertensi
Sasaran : lansia (umur 60 tahun keatas)
Hari/Tanggal : Jumat, 30 Oktober 2020
Waktu : 10.00 s/d 10.30 WIB
Tempat : Di rumah masing-masing pasien
Penyuluh : MahasiswiProfesi Ners Kelompok D STIKes MERCUBAKTIJAYA
PADANG

A. Latar Belakang
Hipertensi adalah kondisi peningkatan persisten tekanan darah pada pembuluh darah
vascular, tekanan yang semakin tinggi pada pembuluh darah menyebabkan jantung harus
bekerja lebih keras untuk memompa darah. Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90
mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat atau tenang (Nugroho, (2015). Hipertensi berarti tekanan darah di dalam
pembuluh pembuluh darah sangat tinggi, dimana keadaan ini dapat merusak organ-organ
vital tubuh bahkan menyebabkan kematian (Nurhayati, dkk, 2018).
Menurut Pudiastuti (2013) dikutip dalam penelitian Seftiani, dkk (2018) Hipertensi
adalah penyakit yang dapat menyerang siapa saja, baik muda maupun tua. Hipertensi
sering disebut sebagai silent killer karena termasuk penyakit yang mematikan. Hipertensi
merupakan salah satu penyakit sistem kardiovaskuler yang banyak dijumpai di
masyarakat. Hipertensi bukanlah penyakit menular, namun harus senantiasa diwaspadai.
Hipertensi juga tidak secara langsung membunuh penderitanya, dengan cara memicu
terjadinya penyakit lain yang tergolong kelas berat dan mematikan serta dapat
meningkatkan resiko serangan jantung, gagal jantung, stroke dan gagal ginjal. Hipertensi
dapat menyebabkan gangguan pada jantung, syaraf dan dinjal penderitanya. Seorang
penderita hipertensi yang tidak terkontrol memiliki peluang 7 kali lebih besar untuk
terkena stroke, 6 kali lebih besar terkena penyakit jantung kongestif, dan 3 kali lebih
besar terkena serangan jantung (Rahajeng E & Tuminah S, dikutip dalam penelitian
Andoko, 2016).

2
Menurut Suwardana (2014) dikutip dalam penelitian Seftiani, dkk (2018), penyakit
hipertensi akan memiliki dampak terhadap dimensi kualitas hidup, yaitu dimensi fisik,
psikologis dan sosial. Dampak hipertensi secara fisik adalah penyumbatan arteri koroner
dan infark, hipertrofi ventrikel kiri, gagal jantung, memicu gangguan serebrovaskuler dan
arteriosklerosis koroner, serta menjadi penyebab utama kematian. Pada gangguan
serebrovaskuler seperti stroke, terjadi perubahan dalam penglihatan, kemampuan bicara,
pening, kelemahan, jatuh mendadak atau hemiplegi. Menurut Gunawan dalam penelitian
Seftiani (2018) hipertensi ini juga dapat memicu terjadinya gagal ginjal, kebutaan dan
gangguan fungsi kognitif pada lansia dan dampak secara psikologis pada penderita
hipertensi diantaranya pasien merasa hidupnya tidak berarti akibat kelemahan dan proses
penyakitnya yang merupakan long life disease. Psikologis ini juga sangat mempengaruhi
kualitas hidup lansia, seperti adanya perubahan penampilan tubuh dari dirinya tidak
mampu mengingat dengan jelas, kesepian, takut kehilangan orang yang dicintai, takut
menghadapi kematian, serta depresi yang akan berpengaruh pada kualitas hidup seorang
lansia (Susanti, 2017 dikutip dalam penelitian Seftiani, 2018).
Sampai saat ini, usaha-usaha baik mencegah maupun mengobati penyakit hipertensi
belum berhasil sepenuhnya, karena adanya faktor-faktor penghambat seperti kurang
pengetahuan tentang hipertensi pengertian, tanda dan gejala, sebab akibat, komplikasi dan
juga perawatannya .
Hipertensi masih menjadi permasalahan kesehatan dunia yang membutuhkan
perhatian karena dapat menyebabkan kematian utama di Negara-Negara maju maupun
negara berkembang. Data Global Status Report on Noncommunicable Diseases 2010 dari
World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa jumlah penderita hipertensi pada
negara berkembang mencapai 40%, sedangkan di negara maju hanya 35%. Penderita
hipertensi usia dewasa di kawasan Asia Tenggara terdiri dari 36%. Menurut perwakilan
WHO untuk Indonesia mengungkapkan bahwa terjadi peningkatan jumlah penderita
hipertensi sebesar 13%, baik pada pria maupun wanita. Berdasarkan data prevalensi dari
Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 yang dikutip dalam penelitian Salman tahun 2020
menyatakan meningkatnya penyakit Hipertensi di Indonesia, pada tahun 2013 penyakit
hipertensi di Indonesia sebesar 25,8% dan meningkat pada tahun 2018 menjadi 34,1%
dengan urutan tertinggi yaitu di Kalimantan Selatan (44,1%). Prevalensi hipertensi
meningkat dengan bertambah usia, pada kelompok umur 25-34 tahun sebesar 7%. Jumlah
meningkat menjadi 16% pada kelompok umur 33-44 tahun meningkat lagi menjadi 29%
pada kelompok umur 60 tahun atau lebih. Prevalensi tersebut pada perempuan (16%)

3
lebih tinggi dari pada lakilaki (12%) (Junaedi, 2013 dikutip dalam penelitian Nurhayati,
2018).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2017 (dikutip
dalam penelitian Imelda, 2020) hipertensi merupakan penyakit dengan jumlah terbanyak
ke-3 yang diderita oleh masyarakat.
Cara mencegah agar hipertensi tidak menyebabkan komplikasi lebih lanjut maka
diperlukan penanganan yang tepat dan efesien. Penaganan hipertensi secara umum dapat
dilakukan dengan cara farmakologis dan non farmakologis. Pengobatan farmakologis
adalah pengobatan yang menggunakan obat-obatan modern. Pengobatan non-
farmakologis, merupakan pengobatan tanpa obat obatan yang diterapkan pada hipertensi.
Dengan cara pengobatan non-farmakologi penurunan tekanan darah diupayakan melalui
pencegahan dengan menjalani pola hidup sehat dan mengkonsumsi bahan bahan alami
seperti buah-buahan dan sayur-sayuran (Junaidi,2010 dikutip dalam penelitian Nurhayati,
2018). Menurut Wahdah (2011) dikutip dalam penelitian Dafriani tahun 2016
pengobatan non farmakologis ramuan tradisional yang digunakan dalam penatalaksanaan
hipertensi diantaranya kunyit (rimpang), labu air (daging dan sari buah), selada air
(semua bagian), ceplukan (semua bagian), alang-alang (akar), mengkudu/pace (buah),
jeruk nipis (air buah), kumis kucing (daun), daun salam.
Diantara berbagai bahan yang dapat dijadikan sebagai ramuan tradisional
pengobatan hipertensi, daun salam merupakan bahan yang paling mudah didapatkan
karena merupakan bahan bumbu masakan yang pastinya banyak tersedia di rumah
sehingga sangat mudah untuk membuat ramuan ini. Budewi (2011) dikutip dalam
penelitian Nurhayati tahun 2018 mengatakan salah satu obat non farmakologi untuk
penatalaksanaan hipertensi yang sangat mudah didapatkan dan merupakan salah satu
bumbu dalam berbagai masakan khas Indonesia adalah daun salam. Salam (Syzgiyum
polyanthum) adalah nama pohon penghasil daun rempah yang banyak digunakan dalam
masakan Indonesia. Obat tradisional ini secara empiris berkhasiat dalam terapi
hipertensi. Daun salam tumbuh menyebar di Asia Tenggara dan sering di temukan
dipekarangan rumah. Selain sebagai bumbu dapur, daun salam memiliki banyak manfat
untuk kesehatan misalnya untuk mengobati diabetes militus, gastritis, pruritus, diare,
mabuk karena alkohol, dan hipertensi (Agoes, 2010 dalam penelitian Nurhayati, 2018).
Kandungan mineral yang ada pada daun salam membuat peredaran darah menjadi lebih
lancar dan mengurangi tekanan darah tinggi daun salam juga mengandung minyak
esensial eugenol dan metal kavikol, serta etanol yang berperan aktif sebagai anti jamur

4
dan bakteri. Kandungan kimiawi dari daun salam terdiri dari berbagai senyawa kimia,
seperti Saponin, Triterpen, Flavonoid, Tannin, Alkaloid minyak Atsiri (Savitri, 2016
dikutip dalam penelitian Nurhayati, 2018).
Lansia umumnya masih minim akan pengetahuan mengenai pengobatan-
pengobatan non farmakologis untuk pengobatan hipertensi, hal ini dibuktikan oleh hasil
penelitian Awaluddin pada tahun 2018 mengenai pengetahuan dan sikap lansia tentang
penggunaan obat tradisional hipertensi yaitu sebanyak 88,9 % responden tidak
menggunakan obat tradisional maka diperlukan pengetahuan yang baik dan sikap yang
positif bagi lansia agar dapat memanfaatkan obat tradisional hipertensi. Dari latar
belakang di atas, kami dari mahasiswa profesi ners STIKes Mercubaktijaya Padang
tertarik untuk melakukan penyuluhan untuk meningkatan pengetahuan obat herbal
hipertensi pada lansia melalui media aplikasi Zoom tentang “Pemberian Air Rebusan
Daun Salam Untuk Menurunkan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi”.
B. Tujuan
a) Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan selama 30 menit, sasaran diharapkan
mampu membuat dan mengaplikasikan pengobatan non farmakologis pemberian
air rebusan daun salam untuk menurunkan tekanan darah pada lansia dengan
hipertensi
b) Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit sasaran mampu:
a. Menjelaskan kembali definisi hipertensi.
b. Memahami sedikitnya 5 dari 10 penyebab dari hipertensi.
c. Memahami sedikitnya 5 dari 8 tanda dan gejala hipertensi.
d. Memahami 2 dari 3 komplikasi dari hipertensi.
e. Memahami 4 dari 6 pencegahan hipertensi
f. Memahami dan mendemonstrasikan ulang cara pembuatan rebusan daun
salam untuk obat penurunan tekanan darah.

C. Manfaat
a) Bagi Mahasiswa Keperawatan
Dapat memberikan informasi pada calon tenaga pelayanan kesehatan (mahasiswa
Keperawatan) tentang pengobatan non farmakologis yaitu air rebusan daun salam
untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi (lansia).

5
b) Bagi Audients
Agar pasien dan keluarga pasien lebih mengetahui apa itu hipertensi dan
pengobatnnya menggunakan air rebusan daun salam serta pasien dan keluarga mampu
mengaplikasikannya dalam keseharian.

D. Materi (Terlampir)

E. Kegiatan Penyuluhan
1. Topik Kegiatan : Pemberian Air Rebusan Daun Salam Untuk Menurunkan
Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi
2. Sasaran : lansia (umur 60 tahun keatas)
3. Metode : Ceramah, Tanya Jawab dan Demonstrasi
4. Media dan Alat : laptop, powerpoint, leaflet, daun salam dan air
5. Tempat : Di rumah
6. Waktu : 10.00 – 10.30 WIB
7. Setting Tempat :

Keterangan :
: Pembimbing

: moderator

: presentator

6
: observer

: audiens (lansia)

: media (laptop)

8. Pengorganisasian
1) Presenter : Tika yulasni
2) Moderator : Nurafni lativa
3) Observer : Larasati akjulima
Mia yunita
4) Fasilitator :
 Cici agustin
 Nusrat ahmatul isra
 Mona asmi
 Rara natasya
 Rani oktavia
 Putri pujaan

F. Pembagian Tugas
1. Peran Moderator
a. Membuka dan menutup acara
b. Memperkenalkan diri dan anggota kelompok
c. Menata tertibkan acara penyuluhan
d. Menjaga kelancaran acara
e. Memimpin diskusi
f. Kontrak waktu dan bahasa
g. Menyimpulkan hasil penyuluhan bersama keluarga pasien
2. Peran Presenter
a. Menyajikan materi penyuluhan
b. Bersama fasilitaror menjalin kerja sama dalam penyuluhan

7
c. Menjawab pertanyaan
3. Peran Observer
a. Mengamati jalannya acara
b. Mengevaluasi kegiatan
c. Mencatat prilaku verbal dan non verbal peserta penyuluhan
4. Peran Fasilitator
a. Memotivasi peserta penyuluhan
b. Menjadi contoh dalam kegiatan
c. Menjawab pertanyaan audien
d. Membagikan leaflet
e. Menjalankan absensi penyuluhan
f. Mengambil dan mengumpulkan absensi
g. Menyediakan perlengkapan alat dan media penyuluhan
h. Mengatur setting tempat penyuluhan

8
G. Kegiatan Penyuluhan

Pokok Kegiatan
No Waktu
kegiatan Penyuluh Audiens
1. Pembukaan a. Mengucapkan a. Menjawab salam
salam
b. Memperkenalkan b. Memperhatikan
diri, nama
kelompok dan 5
pembimbing menit
c. Menjelaskan c. Menyetujui kontrak
kontrak waktu dan waktu
kontrak bahasa
d. Menjelaskan topik d. Mendengarkan dan
memperhatikan
e. Menjelaskan tujuan e. Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
2. Penyampaian a. Menggali a. Menjawab
materi dan pengetahuan pasien
demonstrasi tentang pengertian
hipertensi
b. Memberikan b. Mendengarkan 20
reinforcement menit
positif
c. Menjelaskan c. Mendengar dan
pengertian memperhatikan
hipertensi
d. Menggali d. Menjawab
pengetahuan pasien
pasien tentang
penyebab hipertensi
e. Memberi e. Mendengarkan
reinforcement

9
positif
f. Menjelaskan f. Mendengar dan
tentang penyebab memperhatikan
hipertensi
g. Menggali g. Menjawab
pengetahuan pasien
pasien tentang
tanda dan gejala
hipertensi
h. Memberi h. Mendengarkan
reimforcement
positif
i. Menjelaskan tanda i. Mendengar dan
dan gejala memperhatikan
hipertensi
j. Menggali j. Menjawab
pengetahuan pasien
pasien tentang
komplikasi
hipertensi
k. Memberi k. Mendengarkan
reimforcement
positif
l. Menjelaskan l. Mendengarkan dan
tentang komplikasi memperhatikan
hipertensi

m. m. Menjawab
pengetahuanpasien
pasien tentang
pencegahan
hipertensi
n. Memberi n. Mendengarkan
reimforcement
10
positif
o. Menjelaskan o. Mendengarkan dan
tentang pencegahan memperhatikan
hipertensi
p. Menggali p. Menjawab
pengetahuan pasien
pengobatan
hipertensi
q. Memberi q. Mendengarkan
reinforcement
positif
r. Menjelaskan dan r. Mendengarkan dan
mendemonstrasikan memperhatikan
pengobatan
hipertensi
menggunakan
rebusan air daun
salam
s. Menggali
s. Menjawab dan
pemahaman pasien
mendemonstrasikan
mengenai cara
ulang
pembuatan air
rebusan daun salam
dan meminta pasien
mendemonstrasikan
ulang
t. Memberi
reinforcement t. Mendengarkan
positif
u. Memberikan
kesempatan kepada u. Bertanya
pasien untuk
bertanaya
v. Memberi
11
reinforcement v. Mendengarkan
positif
5. Penutup a. Mengevaluasi a. Mendengar,
kepada pasien dan memperhatikan dan
keluarga pasien mengemukakan
terkait materi pendapat
penyuluhan
b. Memberikan b. Mendengarkan
reinforcement
positif
5
c. Bersama keluarga
c. Mendengarkan dan menit
pasien
memperhatikan
menyimpulkan
meteri penyuluhan
d. Menutup
d. Menjawab salam
penyuluhan dan
memberi salam

H. Evaluasi
a. Struktur
1. Diharapkan 80% pasien yang diundang menghadiri penyuluhan
2. Diharapkan pengorganisasian sesuai dengan peran dan tugasnya
3. Diharapkan setting tempat sesuai dengan perencanaan
b. Evaluasi Proses
1. Diharapkan acara di mulai sesuai yang direncanakan
2. Diharapkan materi diberikan sesuai dengan rencana kegiatan
3. Diharapkan 80% keluarga berpartisipasi dalam bertanya ataupun menjawab
pertanyaan
4. Diharapkan 80% keluarga pasien tidak meninggalkan ruangan penyuluhan selama
penyuluhan berlangsung

c. Evaluasi Hasil
1. 80% pasien mampu memahami definisi hipertensi.
2. 80% pasien mampu memahami 5 dari 10 penyebab dari hipertensi.

12
3. 80% pasien mampu memahami 5 dari 8 tanda dan gejala hipertensi.
4. 80% pasien mampu memahami 2 dari 3 komplikasi dari hipertensi.
5. 80% pasien mampu memahami 4 dari 6 pencegahan hipertensi
6. 80% pasien mampu memahami, menyebutkan dan mendemonstrasikan ulang cara
pembuatan rebusan daun salam untuk obat penurunan tekanan darah

13
Lampiran Materi

A. PENGERTIAN HIPERTENSI
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka
kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas). Tekanan darah 140/90 mmHg
didasarkan pada dua fase dalam setiap denyut jantung, yaitu fase sistolik 140
menunjukan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolik 90
menunjukan fase darah yang kembali kejantung (Endang Trianto, 2014).
Hipertensi adalah kondisi peningkatan persisten tekanan darah pada pembuluh
darah vascular, tekanan yang semakin tinggi pada pembuluh darah menyebabkan
jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah. Hipertensi didefinisikan
sebagai peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima
menit dalam keadaan cukup istirahat atau tenang. Hipertensi berarti tekanan darah di
dalam pembuluh pembuluh darah sangat tinggi, dimana keadaan ini dapat merusak
organ-organ vital tubuh bahkan menyebabkan kematian.
B. PENYEBAB
1) Faktor keturunan
2) Bertambahnya usia
3) Stres
4) Faktor keturanan
5) Sering merokok
6) Pola makan yang tidak sehat
7) Sering mengkomsumsi minuman beralkohol
8) Terlalu sering mengkomsumsi garam yang berlebihan
9) Tidak pernah gerah dan tidak pernah olahraga
10) Kelebihan berat badan atau obesitas.
C. TANDA DAN GEJALA
a. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg
b. Sakit kepala
c. Pusing
d. Rasa berat ditengkuk
e. Penyempitan pembuluh darah

14
f. Sukar tidur
g. Lemah dan lelah
h. Nokturia
D. KOMPLIKASI
Kondisi hipertensi yang berkepanjangan menyebabkan gangguan pembuluh darah di
seluruh organ tubuh manusia. Angka kematian yang tinggi pada penderita darah tinggi
terutama disebabkan oleh gangguan jantung.
a. Organ jantung
Kompensasi jantung terhadap kerja yang keras akibat hipertensi berupa
penebalan otot jantung kiri. kondisi ini akan memperkecil rongga jantung
untuk memompa, sehingga jantung akan semakin membutuhkan energi yang
besar. Kondisi ini disertai dengan gangguan pembuluh darah jantung sendiri
( jantung koroner ) akan menimbulkan kekurangan oksigen dari otot jantung
dan menyebabkan nyeri. Apabila kondisi dibiarkan terus menerus akan
menyebabkan kegagalan jantung untuk memompa dan menimbulkan kematian
( gagal jantung kongestif ).
b. Sistem Saraf
Gangguan dari sistem saraf terjadi pada sistem retina (mata bagian dalam) dan
sistem saraf pusat (otak). Di dalam retina terdapat pembuluh – pembuluh
darah yang tipis yang akan melebar saat terjadi hipertensi, dan memungkinkan
terjadi pecah pembuluh darah retina  yang akan menyebabkan gangguan
penglihatan. Selain itu pecahnya pembuluh darah dapat terjadi di otak dan
dapat menimbulkan stroke.
c. Ginjal
Hipertensi yang berkepanjangan akan menyebabkan kerusakan pembuluh
darah ginjal, sehingga fungsi ginjal sebagai pembuang zat-zat racun bagi
tubuh tidak berfungsi dengan baik, akibatnya terjadi penumpukan zat-zat
berbahaya bagi tubuh yang dapat merusak organ tubuh lain terutama otak.

E. PENCEGAHAN HIPERTENSI
Mengurangi dan memodifikasi faktor resiko dengan :

15
1) Tidak merokok
2) Olahraga / aktivitas fisik secara teratur
3) Pola makanan sehat dan seimbang Batasan konsumsi garam untuk Hipertensi
a. Hipertensi ringan : ½ sendok teh perhari
b. Hipertensi sedang : ¼ sendok teh perhari
c. Hipertensi berat : Tampa garam
4) Konsumsi makanan yang rendah lemak dan kaya serat.Misalnya, roti dari biji-
bijianutuh, beras merah, serta buah dan sayuran.
5) Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin

F. PENGOBATAN TRADISIONAL DARI REBUSAN DAUN SALAM UNTUK


HIPERTENSI
Budewi (2016) dikutip dalam penelitian Nurhayati tahun 2018 mengatakan
selain obat-obatan farmakologi dan non-fakmakologi untuk penanganan hipertensi,
juga terdapat obat-obat yang berasal dari bahan herbal, yaitu dari tanaman obat. Salah
satunya adalah daun salam, salam sengaja di tanam untuk diambil daunya, daun inilah
yang kemudian dimanfaatkan sebagai salah satu untuk pengobatan tradisional, dan
salah satu bumbu dalam berbagai masakan khas Indonesia.
Berdasarkan penelitian Yunus (2015), daun salam mengandung senyawa
flavonoid, yang mana flavonoid mengandung quarcertin memberikan pengaruh
sebagai vasolidator, antipletelet, dan antipoliferative dan menurunkan tekanan darah,
hasil dari oksidasi dan perbaikan terhadap organ tubuh yang sudah rusak akibat dari
hipertensi. Dengan demikian disimpulkan bahwa flavonoid dapat digunakan untuk
menekan resiko terjadinya miokardiak infark dan stroke (dikutip dalam penelitian
Dafriani, 2016).
Menurut Savitri (2016) dikutip dalam penelitian Nurhayati tahun 2018
kandungan mineral yang ada pada daun salam membuat peredaran darah menjadi
lebih lancar dan mengurangi tekanan darah tinggi daun salam juga mengandung
minyak esensial eugenol dan metal kavikol, serta etanol yang berperan aktif sebagai
anti jamur dan bakteri. Kandungan kimiawi dari daun salam terdiri dari berbagai
senyawa kimia, seperti Saponin, Triterpen, Flavonoid, Tannin, Alkaloid minyak Atsiri
(Seskuiterpen, lakton, dan Fenol).
Hasil penelitian Dafriani (2016) di Sungai Bungkai Kerinci tentang pengaruh
rebusan daun salam (syzigium polyanthum wight walp) terhadap tekanan darah pasien

16
hipertensi, menunjukan secara keseluruhan ada pengaruh antara tekanan darah
sebelum dan sesudah di berikan pemberian rebusan daun salam dengan menujukan
perubahan tekanan darah pre-test dan Post- Test dengan hasil uji statistik t-test
didapatkan p-value 0.000 < (0.05) yang berarti ada pengaruh antara tekanan darah
sebelum dan sesudah pemberian air rebusan daun salam

G. PEMBUATAN AIR REBUSAN DAUN SALAM


1. Bahan yang di perlukan:
 Sepuluh lembar daun salam
 3 gelas air
2. Cara membuat :
Ambil daun salam 7 sampai 10 lembar dan cuci bersih. Selanjutnya daun
salam tersebut rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin,
air tersebut lalu disaring dan minumlah pada malam hari. Lakukan secara rutin
setiap hari selama satu minggu.

17
H. Penutup
Padang, 28 Oktober 2020

Ketua Kelompok

(Tika Yulasni)

Disetujui Oleh :

Pembimbing Pembimbing Pembimbing

(Ns. Mria Kontesa, M. Kep) (Ns. Nurleny, M. Kep) (Ns. Yusriana, M. Kep, Sp. Kep. Kom)

18
DAFTAR PUSTAKA

Andoko, dkk. (2016). Efektifitas Rebusan Daun Salam Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Pada Penderita Hipertensi. Jurnal keperawatan.

Awaluddin, Purwanto. (2018). Pengetahuan dan Sikap Lansia tentang Penggunaan Obat
Tradisional Hipertensi. Jurnal keperawatan

Dafriani, dkk. (2016) Pengaruh Rebusan Daun Salam (Syzigium Polyanthum Wight Walp)
Terhadap Tekanan Darah Pasien Hipertensi Di Sungai Bungkal, Kerinci 2016. Jurnal
keperawatan

Endang, Trianto (2014). Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu.
Yogyakarta : Graha ilmu

Imelda, dkk. (2020). Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada
Lansia di Puskesmas Air Dingin Lubuk Minturun. Jurnal keperawatan

Nugroho, W. (2015). keperawatan gerontik dan geriatri (3rd ed.). jakarta: buku kedokteran.

Nurhayati, dkk. (2018). Pengaruh Pemberian Air Rebusan Daun Salam (Syzigium
Polyanthum) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di
Lingkungan I Kelurahan Sei Agul Tahun 2018. Jurnal ilmiah

Seftiani, Lily, dkk. (2018). Hubungan Kualitas Hidup Lansia Dengan Hipertensi Diwilayah
Kerja Puskesmas Perumnas Ii Kelurahan Sungai Beliung Kecamatan Pontianak Barat.
Jurnal Keperawatan

19
LAPORAN EVALUASI PENYULUHAN
PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN SALAM UNTUK MENURUNKAN
TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI

SIKLUS GERONTIK

DISUSUN OLEH
KELOMPOK D:
11. Nusrat Ahmatul Isra 16. Tika Yulasni
12. Mona Asmi 17. Rara Natasya
13. Cici Agustin 18. Larasati Akjulima
14. Rani Oktavia 19. Nurafni Lativa
15. Mia Yunita 20. Putri Pujaan

Dosen Pembimbing:
Ns. Meria Kontesa, M. Kep
Ns. Nurleny, M. Kep
Ns. Yusriana, M. Kep., Sp.kep. Kom

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2020

20
LAPORAN HASIL EVALUASI PENYULUHAN

Hari / Tanggal : Jumat/ 30 Oktober 2020

Waktu : 10.00- 11.00 WIB ( 60 menit )

Kelompok :D

Kegiatan : PenyuluhanMinggu IV

TopikBahasan :Pemberian Air Rebusan Daun Salam untuk Menurunkan Tekanan


Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi

Tempat : Dirumah Pasien Lansia

Sasaran : Lansia di daerah masing-masing

A. Hasil Evaluasi Struktur

1. 90% pasien dapat emngikuti kegiatan penyuluhan. Peserta penyuluhan tidak sesuai
dengan yang direncanakan. Dari 10 orang pasien yang direncanakan, hanya 9 orang
yang dapat mengikuti penyuluhan.
2. Pengorganisasian sesuai dengan perencanaan serta peran dan tugas sesuai dengan yang
direncanakan
B. Hasil Evaluasi Proses
1. Kegiatan penyuluhan di mulai tidak sesuai dengan yang direncanakan. Kegiatan baru
bisa dimulai pukul 10.20 Wib. Namun untuk jalannya pelaksanaan pelaksanaan sesuai
dengan yang di rencanakan.
 Tahap Pembukaan
Setelah memberi salam dan perkenalan moderator terlebih dahulu
menyampaikan maksud dan tujuan diberikan penyuluhan sebelum materi
disampaikan. Serta kontrak waktu dan bahasa yang digunakan selama penyuluhan
 Tahap penyampaian materi dan demonstrasi
Sebelum menyampaikan materi per item, presentator terlebih dahulu memberi
pertanyaan pembuka untuk mengetahui tingkat pengetahuan peserta (pretest)
tentang materi yang akan diberikan. dan kemudian memberikan reinforcemen +
bagi pasien yang bisa menjawab dan kemudian baru menjelaskan materi.

21
Peserta menjawab pertanyaan pemateri dengan bahasa mereka dan setahu
mereka, dimana sebagian besar peserta dapat menjawab pertanyaan dengan benar.
Setelah itu penyaji langsung masuk pada materi penyuluhan. Penyajian materi
sesuai dengan materi penyuluhan yang terlampir pada SAP. Disela-sela materi yang
disampaikan, pemateri memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya
langsung apabila ada materi yang tidak dimengerti.
Diakhir penyampaian materi mahasiswa mendemonstrasikan pembuatan obat
komplementer cara rebusan air daun salam. Mulai dari persiapan bahan yang di
perlukan sampai menampilkan contoh air rebusan daun salam yang sudah bisa di
minum. Sehingga pasien menjadi lebih paham cara pengolahannya dan bisa
mengaplikasikannya.

2. Materi diberikan ketika penyuluhan sesuai dengan rencana kegiatan


3. 80% pasien berpartisipasi dalam bertanya ataupun menjawab pertanyaan
4. 90% pasien tidak meninggalkan ruangan penyuluhan selama penyuluhan berlangsung.
C. Evaluasi Hasil
Pada akhir sesi, moderator mengevaluasi materi yang telah disampaikan presentator, dan
di dapatkan hasil
1. 80% pasien mampu memahami definisi hipertensi.
2. 80% pasien mampu memahami 5 dari 10 penyebab dari hipertensi.
3. 80% pasien mampu memahami 5 dari 8 tanda dan gejala hipertensi.
4. 80% pasien mampu memahami 2 dari 3 komplikasi dari hipertensi.
5. 80% pasien mampu memahami 4 dari 6 pencegahan hipertensi
6. 80% pasien mampu memahami, menyebutkan dan mendemonstrasikan ulang cara
pembuatan rebusan daun salam untuk obat penurunan tekanan darah

22
DAFTAR HADIR PENYULUHAN

N NAMA PESERTA TANDA TANGAN


O
1 Ny. B
2 Ny.D
3 Ny.N
4 Ny.Z
5 Ny. A
6 Ny. E
7 Ny.I
8 Ny.A
9 Ny.N
10 -

23
DOKUMENTASI

24

Anda mungkin juga menyukai