KEPERAWATAN GERONTIK
OLEH
NURAFNI LATIVA
20131043
KELOMPOK D2
DOSEN PEMBIMBING
Ns. Meria Kontesa, M. Kep
Genogram :
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien
Ny. B tinggal berdua bersama suaminya Tn. S, orang tua Ny. B sudah meninggal dan Ny. B
memiliki 3 orang anak yang semuanya sudah meninggalkan rumah karena sudah menikah.
Komunikasi dalam keluarga Ny. B menggunakan komunikasi 2 arah, pengambil keputusan
adalah kepala keluarga dan jika ada masalah didiskusikan bersama.
g. Tipe keluarga :
Tipe keluarga Ny. B adalah Keluarga usila yang merupakan pasangan yg sudah tua
Ny. B tinggal dengan suaminya dengan anak yang sudah memisahkan diri karena
sudah menikah.
h. Agama :
Kepercayaan yang dianut keluarga Ny. B adalah Islam. Keluarga Ny. B sering
menjalankan ibadah sholat di rumah, dan sudah jarang berjamaah di masjid karena
tidak sanggup lagi berjalan menuju masjid. Ny. B dan Tn. S jarang mengikuti
pengajian-pengajian majelis taklim yang diadakan di masjid setempat.
i. Suku Bangsa :
Ny. B mempunyai suku bangsa indonesia. Suku budaya Tn. S adalah suku
minankabay yaitu caniago. Keluarga Ny. B tidak memiliki kebiasaan dalam budaya
yang bertentangan dengan kesehatan seperti pantangan terhadap makanan ataupun
anggapan negatif terhadap penyakit.
j. Status sosial ekonomi keluarga :
Ny. B tidak bekerja dan suaminya juga tidak bekerja lagi. Namun untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari keluarga ini berjualan gas subsidi dan beternak ayam.
k. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga Ny. B menghabiskan waktu bersama istrinya hanya di rumah dengan
menonton acara televisi. Mereka tidak sanggup lagi untuk melakukan rekreasi di luar
rumah.
→ Denah rumah
Kandang
ayam
Ruang tamu
pintu pintu
utama
IV.Struktur keluarga
1. Pola Komunikasi keluarga
Pola komunikasi dalam keluarga Ny. B adalah saling terbuka satu sama lain, dalam
hal komunikasi sampai sekarang tidak banyak hambatan karena masing-masing
anggota keluarga sudah memahami satu sama lain. Ketika ada masalah, keluarga
menceritakan dan mencari solusinya. Anggota keluarga bertingkah laku sopan dalam
berinteraksi. Latar belakang komunikasi dalam keluarga ini adalah budaya minang
dan menggunakan bahasa minang.
2. Struktur kekuatan keluarga
Di dalam keluarga, suami Ny. B yang memegang peranan utama dalam pengambilan
keputusan termasuk mengatur dan memutuskan. Umumnya setiap ada masalah, yang
memegang peranan penting adalah Tn.S. Beliau memutuskan seluruh tindakan
apabila ada keluarga yang sakit atau ada masalah keuangan. Umumnya keluarga puas
dengan keputusan yang diambil karena sebelum memutuskan sesuatu sebelumnya
keluarga terlibat dalam berdiskusi untuk memecahkan masalah.
3. Struktur Peran
Dalam keluarga Ny. B memiliki peran masing-masing, mulai dari kepala keluarga
sampai yang mengatur rumah tangga. Tn. S selaku suami Ny. B berperan sebagai
kepala keluarga dan Ny. S sebagai ibu rumah tangga yang melayani dan mengatur
rumah tangga keluarga ini.
4. Nilai atau norma keluarga
Nilai dan norma yang di anut keluarga umumnya dilatarbelakangi oleh agama islam.
Sampai saat ini keluarga menerima nilai yang dianut dan tidak ada konflik nilai. Nilai
dan norma yang dianut tidak berpengaruh terhadap status kesehatan keluarga.
V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Setiap anggota keluarga saling peduli dan menyayangi satu sama lain. Fungsi afektif
keluarga baik.. Bentuk dukungan yang diberikan dalam keluarga biasanya berbentuk
verbal dengan saling menyemangati dan mendukung. Hubungan keluarga sangat
dekat dan saling terbuka jika mempunyai masalah. Jika ada masalah dalam keluarga,
maka cenderung menyelesaikannya cara musyawarah.
2. Fungsi sosialisasi
Ny. B dan Tn. S jarang bersosialisasi dengan masyarakat di lingkungan sekitar tempat
tinggal. Hubungan keluarga dalam sosialisasi dengan lingkungan baik tapi ketika ada
acara atau perkumpulan Ny. B dan Tn. S jarang ikut karena kondisi kesehatan
mereka.
3. Fungsi perawatan
Keluarga mengatakan saat ada anggota keluarga yang sakit biasanya langsung dibawa
ke puskesmas. Keluarga mengetahui tentang informasi kesehatan sehingga mereka
banyak tahu bagaimana menjaga kesehatan dan mengatasi kondisi anggota keluarga
yang sakit. Keluarga mengatakan kondisi sehat adalah ketika tubuh masih bisa
melakukan kegiatan sehari-hari seperti bekerja dan mengerjakan tugas rumah tangga.
Kondisi sakit adalah ketika badan terasa demam dan sudah tidak mampu melakukan
aktivitas seperti biasa. Ny. B merasa dirinya tidak sehat karena sakit kakinya saat ini.
VI.Stres dan Koping Keluarga
1. Stresor yang dimiliki
a) Stresor jangka pendek
Stresor yang dimiliki keluarga saat ini adalah gangguan dalam beraktifitas karena
penyakit pada kaki Ny. B
b) Stresor jangka panjang
Ny. B mengatakan jika penyakitnya akan berlanjut lama dan jika ada penyakit-
penyakit lansia lain yang akan menimpanya hal itu akan membuat beliau cemas
karena akan mengganggu aktivitasnya dalam bekerja seperti memasak dan
kegiatan lainnya. Dan hal itu akan membuat suaminya cemas.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor
Menurut keluarga, mereka sudah berusaha untuk mengatasi masalah apabila terjadi
cekcok dengan saling mengintrospeksi diri kemudian berdiskusi untuk menyelesaikan
masalah. Biasanya masalah yang terjadi hanya perselisihan perbedaan pendapat
karena ego masing-masing.
3. Strategi koping yang digunakan
Startegi koping yang digunakan oleh Ny. B apabila masalah tidak teratasi dengan cara
diam dan setelah situasi tenang bercerita kepada suaminya Tn. S
4. Strategi adaptasi keluarga
Stresor yang dirasakan oleh Ny. B tidak berdampak terhadap kesehatan karena sudah
dapat mengatasi stresor dengan baik. Secara keseluruhan keluarga selalu dapat
beradaptasi dengan keadaan baru.
5. Harapan keluarga
Ny. B sangat berharap selalu diberikan kesehatan oleh Allah SWT sehingga mampu
melakukan perannya sebagai istri.
VII. Pemeriksaan Fisik
1. Tabel pemeriksaan fisik
BB dan TB BB : 48 kg
TB : 154 cm
Tanda- tanda vital TD : 130/80 mmHG
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,7 C
RR : 20 x/ menit
Ekstremitas Kekuatan otot ektremitas atas kanan dan kiri dan
ektremitas bawah pasien kanan dan kiri 5
Keluhan Utama Klien mengeluh nyeri di jari-jari kaki dan terasa kaku,
nyeri sangat terasa ketika malam hari dan pagi saat bangun
tidur.
DO :
DO :
DO :
SKORING
No Keluhan Skor
D. PERENCANAAN
b. Perawatan kenyamanan
Observasi
Identifikasi gejala yang
tidak menyenangkan
Identifikasi
pemahaman tentang
kondisi, situasi dan
perasaannya
Identifikasi masalah
emosional dan spritual
Terapeutik
Berikan posisi yang
nyaman
Berikan kompres
dingin atau hangat
Ciptakan lingkungan
yang nyaman
Berikan pemijatan
Berikan terapi
akupresur
Dukung keluarga
terlibat dalam
terapi/oengobatan
Diskusikan mengenai
situasi dan pilihan
pengobatan yang
diinginkan
Edukasi
Jelaskan mengenai
kondisi dan pilihan
terapi/pengobatan
Ajarkan terapi
relaksasi
Ajarkan latihan
pernapasan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgesik, jika perlu
3 Gangguan rasa nyaman b. a. Status kenyamanan a. Manajeman nyeri
Kesejahteraan fisik Observasi
d penyakit kronis
Kesejahteraan psikologis Identifikasi lokasi,
Dukungan sosial dr karakteristik, durasi,
keluarga frekuensi, kualitas,
Kebebasan melakukan intensitas nyeri,
ibadah Identifikasi skala nyeri
Keluhan tidak nyaman Identifikasi respon
Keluhan sulit tidur nyeri non verbal
Pola tidur Identifikasi faktor yang
b. Pola tidur memperberat dan
Keluhan sulit tidur memperingan nyeri
Keluhan sering terjaga Identifikasi
Keluhan tidak puas tidur pengetahuan dan
Keluhan pola tidur berubah keyakinan tentang
Keluhan istirahat tidak nyeri
cukup Identifikasi pengaruh
Kemampuan beraktivitas budaya terhadap
c. Tingkat nyeri respon nyeri
Kemampuan menuntaskan Identifikasi pengaruh
aktivitas nyeri terhadap kualitas
hidup
Keluhan nyeri
Monitor keberhasilan
Meringis
terapi komplementer
Sikap protektif
yang sudah diberikan
Gelisah
Monitor efek samping
Kesulitan tidur penggunaan analgesik
Ketegangan otot Terapeutik
Pola tidur Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri
Fasilitasi istirahat dan
tidur
Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strateri meredakan
nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
Anjurkan
menggunakan
analgetik secara tepat
Ajarkan teknik
norfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
b. Kompres hangat
Observasi
Identifikasi
kontraindikasi
kompres panas
Identifikasi
Indentifikasi kondisi
kulit yang akan
dilakukan kompres
panas
Periksa suhu alat
kompres
Monitor iritasi kulit
atau kerusakan
jaringan selama 5
menit pertama
Terapeutik
Pilih metode kompres
yang nyaman dan
mudah didapat
Pilih lokasi kompres
Balut alat kompres
dingin dengan kain
pelindung, jika perlu
Lakukan kompres
panas pada daerah
yang cedera
Hindari penggunaan
kompres pada jaringan
yang terpapar terapi
radiasi
Edukasi
Jelaskan prosedur
penggunaan kompres
panas
Anjurkan tidak
menyesuaikan
pengaturan suhu secara
mandiri tanpa
pemberitahuan
sebelumnya
Ajarkan cara
menghindari kerusakan
jaringan akibat panas
E. PELAKSANAAN DAN EVALUASI
CATATAN PERKEMBANGAN