Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Komposisi penduduk tua bertambah dengan pesat baik di negara


maju maupun negara berkembang, hal ini disebabkan oleh penurunan
angka fertilitas (kelahiran) dan mortalitas (kematian), serta peningkatan
angka harapan hidup (life expectancy), yang mengubah struktur
penduduk secara keseluruhan. Proses terjadinya penuaan penduduk
dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya: peningkatan gizi, sanitasi,
pelayanan kesehatan, hingga kemajuan tingkat pendidikan dan sosial
ekonomi yang semakin baik. Secara global populasi lansia diprediksi
terus mengalami peningkatan (Kemenkes RI, 2017).

Peningkatan jumlah lansia memberikan suatu perhatian khusus


pada lansia yang mengalami suatu proses menua. Permasalahan-
permasalahan yang perlu perhatian khusus untuk lansia berkaitan
dengan berlangsungnya proses menjadi tua, yang berakibat timbulnya
perubahan fisik, kognitif, perasaan, sosial, dan seksual (Azizah, 2021).

Salah satu perubahan yang terjadi pada lansia yakni perubahan


pada sistem kardiovaskuler yang merupakan penyakit utama yang
memakan korban karena akan berdampak pada penyakit lain seperti
Hipertensi, penyakit jantung koroner, jantung pulmonik, kardiomiopati,
stroke, gagal ginjal (Fatmah, 2020).

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan


abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-
menerus lebih dari suatu periode. Menurut WHO, batasan tekanan
darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg, sedangkan
tekanan darah ≥160/95 mmHg dinyatakan sebagai Hipertensi. Tekanan
darah di antara normotensi dan Hipertensi disebut borderline
hypertension (Garis Batas Hipertensi). Batasan WHO tersebut tidak
membedakan usia dan jenis kelamin (Udjianti, 2020).
Pada tahun 2011 Data World Health Organization(WHO) dalam
Siringoringo, (2013) mencatat satu miliar orang di dunia menderita
hipertensi. Didapatkan data dunia menurut World Health Organization
(WHO) (2008) dalam Estiningsih (2012),sebesar 40% penduduk dunia usia
dewasa hingga lansia menderita hipertensi. Prevalensi hipertensi di
Amerika sebesar 35%, di kawasan Eropa sebesar 41% dan Australia
sebesar 31,8%. Prevalensi tertinggi terdapat pada kawasan Afrika yaitu
sebesar 46%, prevalensi hipertensipada kawasan Asia Tenggara
adalah sebesar 37%, Thailand sebesar 34,2%, Brunei Darussalam
34,4%, Singapura 34,6% dan Malaysia 38%. Hipertensi dikenal sebagai
salah satu penyebab utama kematian di Amerika Serikat. Sekitar
seperempat jumlah penduduk dewasa menderita hipertensi, dan
insidennya lebih tinggi di kalangan Afro-Amerika setelah usia remaja
(World Health Organization, 2013). Pada tahun 2008, hipertensi
menyebabkan 7,5 juta kematian sekitar 12,8% dari jumlah total
kematian (Ulasi, dkk 2015). Dari data tersebut dapat dilihat Penyakit
Hipertensi sangat tinggi salah satunya yaitu di negara Brunei.

Pada saat melakukan survey, penulis menjumpai bahwa salah satu


wilayah di brunei yang cukup banyak lansia dengan penderita Hipertensi
adalah di desa Berakas.

Salah satu pilihan alterantif pengobatan hipertensi saat ini yaitu


dengan menggunakan terapi bekam atau hijamah. Bekam adalah suatu
metode pengobatan dengan menggunakan tabung atau gelas yang
ditelungkupkan pada permukaan kulit agar menimbulkan bendungan
lokal. Hal ini disebabkan oleh tekanan negatif di dalam tabung, yang
sebelumnya benda –benda dibakar dan dimasukkan dalamtabung, agar
terjadi penggumpalan darah lokal. Kemudian darah tersebut dikeluarkan
dengan dihisap, dengan tujuan meningkatkan sirkulasi energi chi dan
darah, menimbulkan efek analgetik (menghilangkan nyeri), mengurangi
pembengkakan, serta mengusir pathogen angin, baik dingin maupun
lembab)(Umar,2018).
Secara ilmiah, beberapa referensi bekam menyebutkan bahwa. Pada
saat dilakukan bekam, tubuh akan mengeluarkan zat seperti serotonin,
prostaglandin, bradikinin, histamine yang berpengaruh terhadap
vasodilatasi pembuluh darah (Umar, 2018).

Penghisapan akan merangsang saraf-saraf pada kulit. Rangsangan ini


akan dilanjutkan pada cornu posterior medulla spinalis melalui syaraf A
delta dan C, serta traktus spino thalamikus ke arah thalamus yang akan
menghasilkan endorphin (Umar, 2018), endorphin adalah peptida
kecil yang dilepaskan ke hipotalamus yang akan berdampak memperbaiki
suasana hati dan meningkatkan perasaan tenang / sejahtera (Corwin, 2000)
sehingga akan berpengaruh terhadap relaksasi dari tubuh dan tekanan darah
seseorang.

Rangsang yang bekerja pada sel endotel akan mengahasilkan


faktor pembuat relaksasi derivat endotel (FBRDE, endhotelium-derived
relaxing factor/EDRF)atau sekarang lebih dikenal dengan nama Oksida
Nitrat(NO). Keluarnya zat tersebut menyebabkan vasodilatasi pembuluh
darah, sehingga memperlancar sirkulasi darah dan akhirnya dapat
menurunkan tekanan darah (Ganong, 2022).

Selain terapi komplemnter Bekam, cara untuk mengurangi rasa sakit


pada pasien dengan Hipertensi yaitu Tehnik nafas dalam. Teknik relaksasi
nafas dalam merupakan suatu teknik yang digunakan untuk
menurunkan tingkat stress dan nyeri kronis. Teknik relaksasi nafas dalam
memungkin pasien mengendalikan respons tubuhnya
terhadap ketegangan dan kecemasan. Teknik relaksasi nafas dalam
dilakukan dapat menurunkan konsumsi oksigen, metabolism,
frekuensi pernfasan, frekuensi jantung, tegangan otot dan tekanan darah
(Kozier, Erb, Berman & Snyder, 2021).

Dari penjabaran latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti


dan membuktikan implementasi bekam dan tehnik nafas dalam u n t u k
menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi di Desa B erakas ,
Brunei Darussalam.

1.2. Tujuan Penulisan


1.2.1. Tujuan umum :
Memperoleh pengalaman dan gambaran serta pengetahuan secara
nyata dalamimplementasi terapi bekam dan discharge planning terhadap
penurunan nyeri pada pasien hipertensi.

1.2.2. Tujuan Khusus


1) Mampu melakukan pengkajian terhadap pasien lansia dengan hipertensi
2) Mampu menegakan diagnose keperawatan berdasarkan prioritas.
3) Mampu menyusun Intervensi terhadap implementasi pada pasien
hipertensi.

4) Mampu meng – Implementasikan Terapi bekam dan tehnik relaksasi


nafas dalam pada pasien lansia dengan hipertensi.

5) Mampu mengevaluasi hasil terapi bekam dan tehnik nafas dalam


terhadap lansia penderita Hipertensi.

6) Mampu mendokumentasikan hasil pengkajian, implementasi, dan


evaluasi yang di lakukan terhadap lansia penderita Hipertensi.

1.3. Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang yang diuraikan oleh peneliti diatas,
rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana “ Implementasi terapi
bekam dan discharge planning terhadap penurunan nyeri pada pasien
hipertensi di desa Berakas, Brunei darussalam”.

1.4. Sistematika Penulisan


Penyusunan karya tulis ilmiah ini disusun secara sistematis yang
terdiri dari lima bab, yaitu :

a. BAB I merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang,


rumusan masalah, tujuan penulisan, sistematika penulisan, dan
manfaat penulisan.
b. BAB II merupakan tinjauan pustaka yang terdiri dari konsep dasar
tindakan keperawatan, konsep dasar asuhan keperawatan pada pasien
lansia penderita Hipertensi.
c. BAB III Metodologi Karya Tulis terdiri dari rancangan studi kasus,
subjek studi kasus, definisi oprasional, tempat dan waktu pelaksanaan
studi kasus, instrument studi kasus, langkah - langkah studi kasus,
analisa studi kasus dan etika studi kasus.
d. BAB IV merupakan hasil studi kasus dan pembahasan studi.

e. BAB V merupakan penutupan yang berisikan kesimpulan dan saran.

1.5. Manfaat penulisan

1.5.1. Bagi pelayanan kesehatan


Bagi pelayanan kesehatan di harapkan dapat meningkatkan
pencegahan timbulnya Hipertensi pada pasien lansia khususnya
di desa Berakas.

1.5.2. Bagi pasien


Bagi pasien dan keluarga diharapkan dapat menangani
Hipertensi dengan terapi bekam mandiri dan tehnik nafas dalam.

1.5.3. Bagi Instusi Pendidikan


Bagi instusi pendidikan diharapkan mampu menambah referensi
data untuk penulis /peneliti selanjutnya dalam meakukan
implementasi terhadap lansia dengan Hipertensi.

1.5.4. Bagi Peneliti


Diharapkan peneliti mendapatkan pegetahuan, pengalaman, serta
gambaran dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
Lansia dengan Hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai