Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

American Heart Association (2019) dalam Anggraini

mengemukakan bahwa Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab

utama kematian secara global. Penyakit kardiovaskular terdiri dari

penyakit PJK, stroke, gagal jantung, penyakit arteri dan penyakit

hipertensi. Hipertensi merupakan peningkatan lebih dari atau sama dengan

140 mmHg pada tekanan darah sistolik dan peningkatan lebih dari atau

sama dengan 90 mmHg pada tekanan darah diastolik (Cheryl, 2017).

Hipertensi merupakan penyakit the silent killer yang menyebabkan 1 dari

3 orang dewasa terkena penyakit hipertensi dan diperkirakan 7.5 juta

kematian yang diakibatkan oleh hipertensi di seluruh dunia

(Thirunavukarasu, Mahesan & Nadarajah, 2018).

Berdasarkan data WHO melaporkan bahwa penderita tekanan darah

tinggi pada orang dewasa dikawasan Afrika mencapai angka 40% hingga

50%, sedangkan dikawasan Amerika terdapat sekitar 75 juta orang dewasa

atau 32%. Kematian yang disebabkan karena tekanan darah tinggi

dikawasan Amerika mencapai 410,000 orang dengan setiap harinya terdapat

1,100 orang meninggal yang diakibatkan tekanan darah tinggi (WHO 2015).

Kasus prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 63,309,602 orang

1
2

atau sekitar 25% dari total penduduk dewasa. Diperkirakan kasus prevalensi

hipertensi 2 pada penduduk di usia ≥ 18 tahun sebesar 34,1%, pada usia 31-

44 tahun sebesar 31,6%, pada usia 45-54 tahun sebesar 45,3%, sedangkan

pada umur 55-64 tahun sebesar 55,2% (Depkes, 2019). Sekitar 13 provinsi

di Indonesia yang persentasenya melebihi angka Nasional, salah satu yang

tertinggi berada pada Provinsi Bangka Belitung 30,9%. Berdasarkan hasil

pengukuran prevalensi hipertensi di Sumatera Barat adalah 31,2%

meningkat berdasarkan usia, usia diatas 55 tahun mencapai 50%. Hipertensi

meningkat setiap tahunnya berdasarkan data diatas, terdapat 60% penderita

hipertensi (RISKESDAS, 2018). Khusus di Provinsi Maluku pada tahun

2007 prevalensi hipertensi mencapai 29,3 persen (Riset Kesehatan Dasar,

2007) dan tahun 2013 menurun menjadi 24,1 persen (Riset Kesehatan

Dasar, 2013). Pada tahun 2012, berdasarkan data 10 penyakit terbanyak di

Puskesmas per kabupaten/kota, hipertensi menempati urutan ke-9 di Kota

Ambon yaitu sebanyak 9.050 kasus,

Menurut data pendahuluan yang telah dilakukan di RS Sumber Hidup

–GPM Ambon, didapatkan data prevelensi Hipertensi dari tahun 2018-2020

semakin Meningkat yang meliputi 2 kasus (2018),3 kasus (2019) dan 5

Kasus (2020). Ada beberapa Faktor yang mempengaruhi peningkatan

Hipertensi yaitu usia, jenis Kelamin, pendidikan, pekerjaan aktivitas fisik,

merokok dan salah satunya adalah Pengetahuan tentang cara mencegah dan

mengontrol hipertensi. Menurut Notoatmodjo dalam Situmorang (2019),

pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang


3

terhadap objek melalui indera yang dimiliki.Peningkatan pengetahuan

diperlukan edukasi untuk menurunkan tekanan darah, karena Fenomena

hipertensi di masyarakat sekarang bahwa kebanyakan masyarakat masih

menggunakan obat – obatan (farmakologi) yang bisa menurunkan tekanan

darah, namun sebenarnya bukan hanya terapi farmakologi yang bisa

menurunkan tekanan darah, tetapi terapi non farmakologi juga bisa

menurunkan tekanan darah salah satunya yaitu teknik relaksasi nafas dalam

(Lutfi, 2019).

Teknik relaksasi nafas dalam merupakan salah satu bentuk manajemen

keperawatan dalam menghilangkan stress dan melakukan modifikasi gaya

hidup seseorang. Dengan menerapkan teknik relaksasi nafas dalam dapat

membuat tubuh menjadi lebih tenang dan lebih rileks, nafas lambat

menahan inspirasi secara maksimal dan mampu menghembuskan nafas

secara perlahan-lahan. Cara melakukan teknik relaksasi nafas dalam

sebaiknya dilakukan 3-4 kali dalam sehari dengan jangka waktu 5 sampai 10

menit (Musrifatul dkk, 2016).Dampak bila Hipertensi tidak ditangani dapat

menyebabkan komplikasi seperti Ginjal,Gagal jantung Stroke dll.

Beberapa peneliti sudah melakukan penelitiannya salah satunya

peneliti yang dilakukan oleh Jayadi, 2017 tentang perbedaan tekanan darah

sebelum dilakukan teknik relaksasi nafas dalam dan sesudah dilakukan

teknik relaksasi nafas dalam pada penderita hipertensi di Puskesmas

Kalongan Kecamatan Ungaran Timur, didapatkan hasil tekanan darah

sebelum dilakukan teknik relakssi sistolik 148 mmHg dan diastolik 93,2
4

mmHg dan hasil sesudah diberikan teknik relaksasi nafas dalam yaitu

sistolik 133 mmHg dan diastolik 80 mmHg. Terdapat hasil p value 0,000

maka dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan tekanan darah sebelum

dan sesudah saat dilakukan teknik relaksasi nafas dalam.

Berdasarkan Hasil Wawancara terkait pengetahuan tentang

teknik relaksasi napas dalam yang saya dapatkan dari pihak Rumah

Sakit Sumber Hidup-GPM menyatakan bahwa Tindakan yang

dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) karena

merupakan Rumah Sakit yang terakreditasi, Namun Belum

Melakukan wawancara langsung terhadap Pasien dikarenakan tidak di

ijinkan Bertemu langsung dengan Pasien

Berdasarkan latar belakang dan fenomena di atas, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian tentang meningkatkan pengetahuan melalui

edukasi teknik relaksasi napas dalam Untuk Menurunkan Tekanan Darah.

Hal ini yang diajukan dalam penulisan karya tulis ilmiah yang berjudul

“Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada Tn.X dengan Hipertensi dalam

upaya Meningkatkan Pengetahuan tentang Teknik Relaksasi Napas Dalam

untuk menurunkan Tekanan Darah di Rumah Sakit Sumber Hidup-GPM-

Ambon”.
5

B. Rumusan Masalah

Bagaimana Penerapan Asuhan Keperawatan pada Tn.X dengan

Hipertensi dalam upaya meningkatkan pengetahuan tentang Teknik

Relaksasi Napas Dalam Untuk Menurunkan Tekanan Darah.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Untuk menerapkan Asuhan Keperawatan pada Tn.X dengan

Hipertensi dalam upaya meningkatkan pengetahuan tentang Teknik

Relaksasi Napas Dalam Untuk Menurunkan Tekanan Darah.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian pada Tn. X dengan hipertensi

dalam upaya meningkatkan pengetahuan tentang Teknik

Relaksasi Napas Dalam Untuk Menurunkan Tekanan Darah.

b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn. X dengan

hipertensi dalam upaya meningkatkan pengetahuan tentang

Teknik Relaksasi Napas Dalam Untuk Menurunkan Tekanan

Darah.

c. Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Tn. X

dengan hipertensi dalam upaya meningkatkan pengetahuan

tentang Teknik Relaksasi Napas Dalam Untuk Menurunkan

Tekanan Darah.
6

d. Mampu melakukan implementasi pada Tn. X dengan hipertensi

dalam upaya meningkatkan pengetahuan tentang Teknik

Relaksasi Napas Dalam Untuk Menurunkan Tekanan Darah.

e. Mampu melakukan evaluasi pada Tn. X dengan hipertensi

dalam upaya meningkatkan pengetahuan tentang Teknik

Relaksasi Napas Dalam Untuk Menurunkan Tekanan Darah .

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis

Memperoleh wawasan serta pengetahuan tentang pemberian teknik

relaksasi nafas dalam Untuk Menurunkan Tekanan Darah, berserta

masalah hipertensi dan konsep keperawatanya sehingga dapat

dijadikan sumber ilmu dan wawasan oleh penulis.

2. Bagi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas pemberian

pelayanan kesehatan berkaitan dengan masalah keperawatan dengan

Hipertensi.

3. Bagi Perawat

Sebagai bahan acuhan dalam pemberian tindakan keperawatan pada

pasien hipertensi.
7

4. Bagi Instasi Pendidikan

Sebagai Bahan acuan bacaan,informasi dan referensi penelitian

selanjutnya terhadap meningkatkan pengetahuan tentang teknik

relaksasi napas dalam Untuk Menurunkan Tekanan Darah.

E. Keaslian Penulisan

1. Juwita, L dan Efriza (2018) dengan judul pengaruh napas dalam

terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi. Metode Penelitian ini

adalah experimental dengan desain one group pretest posttest Hasil

penelitian dengan jumlah sampel 10 orang didapatkan penurunan

tekanan darah dari rata-rata pada tekanan darah sistolik sebelum dan

sesudah diberi relaksasi napas dalam yaitu 149,20 menjadi 141,69

sedangkan rata-rata tekanan diastolik sebelum dan sesudah diberi

relaksasi napas dalam yaitu 89,24 menjadi 83,39

2. Yanti Anggraini (2020) dengan Judul Efektifitas Teknik Relaksasi

Napas dalam terhadap tekanan darah pada pasien Hipertensi di

jakarta.Metode Penelitian ini adalah experimental dengan desain one

group pretest posttest Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya

pengaruh efektifitas teknik relaksasi nafas dalam terhadap tekanan

darah pada pasien tempat hipertensi di RSU UKI dan Puskesmas

dengan p value 0,000(<0,05). Sebelum melakukan teknik relaksasi

nafas dalam tekanan darah sistolik pada pasien hipertensi sebanyak

stage 2 56,7% pada dan tekanan darah diastolik sebanyak 36,7% pada

stage 1,sesudah dilakukan relaksasi nafas dalam pada tekanan darah


8

3. sistolik normal diastol 56,7% dan turun menjadi normal sebanyak

76,7%

Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian sebelumnya,peneliti

sebelum meneliti tentang pengaruh teknik relaksasi napas dalam

sedangkan peneliti fokuskan kepada pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai