Anda di halaman 1dari 5

UNIVERSITAS FALETEHAN

EFEKTIFITAS TERAPI KOMPRES HANGAT TERHADAP


PENURUNAN SUHUTUBUH PADA PASIEN ANAK HIPERTENSI

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Tugas Mata Kuliah Metodologi Penlitian

Kelas Transfer FIKes Universitas Faletehan

YUDITO MUNANDAR
1021032047

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah presisten dengan tekanan


siastolik di atas 140 mmHg dan tekanan diastolic di atas 90 mmHg. penderita
hipertensi menglamai peningkatan tekanan darah melebihi batas normal,
dimana tekanan darah normal sebesar 110/90 mmHg. hipertensi merupakan
penyakit yang timbul akibat adanya interaksi berbagai factor risiko yang
dimiliki seseorang (Hasnawati, 2021)

Data WHO (2017) atas normal tekanan darah adalah 120-140 mmHg, tekanan
siaotolik dan tekanan diastolic 80-98 mmHg, hipertensi secara umum dapat
diefenisikan sebagai tekanan siatolik lebih lebih dari 140 mmHg dan tekanan
diastole lebih dari 90 mmHg. tekanan darah secara alami berfluktuasi
sepanjang hari, tekanan darah tinggi menjadi masalah hanya bila tekanan
darah tersebut presisten. tekanan darah tersebut membuat system sirkulasi dan
organ (termasuk jantung dan otak) menjadi tegang. (Manuntung, 2019).

Untuk setiap kenaikan tekanan darah 20/10 mmHg mulai dari 115/75 mmHg,
memiliki risiko terjadinya penyakit kardiovaskular sebanyak dua kali lipat
pada beberapa kelompok usia. Komplikasi hipertensi selain penyakit jantung
koroner dan stroke, juga dapat mengakibatkan gagal jantung, penyakit
pembuluh darah perifer, ganguan ginjal, perdarahan retina dan gangguan
pengelihatan. Secara global, prevalensi keseluruhan peningkatan tekanan
darah pada orang dewasa dengan usia >25 tahun sekitar 40% (WHO, 2017)

Pernapasan diafragma sampai saat ini menjadi metode relaksasi yang mudah
dalam pelaksanaanya. Terapi relaksasi teknik pernapasan diafragma ini sangat
baik untuk di lakukan setiap hari oleh penderita tekanan darah tinggi, agar
membantu relaksasi otot tubuh terutama otot pembuluh darah sehingga
mempertahankan elastisitas pembuluh darah arteri.

Menurut Suwardianti (2011) terapi relaksasi nafas dalam untuk menurunkan


tekanan darah pada penderita hipertensi dipilih karena terapi relaksasi nafas
dalam dapat dilakukan secara mandiri, relatif mudah dilakukan daripada
terapi non-farmakologis lainnya, tidak membutuhkan waktu lama untuk terapi
dan mampu mengurangi dampak buruk dari terapi farmakologis bagi
penderita hipertensi. (Parinduri, 2020)

Tekhnik relaksasi napas dalam yaitu suatu bentuk asuhan keperawatan, yang
hal ini mengganajarkan kepada klien bagiaman cara melakukan napas dalam,
napas lambat (menahan inspirasi maksimal) dan bagaimana menghembuskan
napas secara perlahan. selain dapat menurunkan intensitas nyeri, tekhnik
relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi dan dapat
meningkatkan oksigen darah (Smeltzer & Bare, 2016).

Hasil penelitian yang dilakukan Juwita (2018) dengan judul Pengaruh Nafas
Dalam Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi didapatkan hasil
penelitian didapatkan perbedaan rata-rata tekanan darah diastolik adalah
9,400 dengan standar deviasi 3,748 dan nilai p=0,000. Ada pengaruh nafas
dalam terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi yang diberi teknik nafas
dalam wilayah kerja Puskesmas Nilam Sari Kota Bukittinggi.

Penelitian yang dilakukan oleh Santoso (2018) dengan judul Pengaruh Teknik
Relaksasi Pernapasan Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi didapatkan hasil penelitian menunjukkan 30 responden mengalami
penurunan tekanan darah setelah dilakukan teknik Relaksasi Pernafasan
dengan hasil uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test, dimana α = 0,05
didapatkan nilai signifikan 0,003. Karena nilai signifikasi < 0,05 Maka hasil
penelitian diperoleh nilai signifikan, dimana H0 ditolak yang berarti ada
pengaruh pemberian teknik relaksasi pernapasan terhadap penurunan tekanan
darah pada responden hipertensi.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Parinduri (2020) dengan judul peneltiian
Pengaruh Tekhnik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidangkal,
didapatkan hasil penelitian Terdapat perbedaan/ pengaruh yang sangat
signifikan terhadap penurunan tekanan darah pada lansia melalui tehnik
relaksasi nafas dalam dengan p value yaitu 0,000, Rata-rata tekanan darah
MAP tertinggi sesudah melakukan tehnik relaksasi nafas dalam adalah
110mmHg dan rata-rata tekanan darah MAP terendah 100 mmHg.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik mengambil judul Pengaruh


terapi relaksasi napas dalam dapat menurunkan terkanan darah pada pasien
hipertensi

B. Rumusan Masalah

Tekanan darah tinggi yang melebihi batas normal dapat mengalami


hipertensi, tekanan darah tersebut membuat system sirkulasi dan organ
termasuk jantung dan otak menjadi tegang, untuk itu dibutuhkan penanganan
untuk menurunkan tekanan darah tinggi, salah satu metode untuk
menurunkan tekanan darah tinggi secara non farmakologis adalah dengan
menggunakan Teknik relaksasi napas dalam.

Berdasarkan dari permasalahan tersebut maka penulis membuat rumusan


masalah yaitu “Pengaruh terapi relaksasi napas dalam dapat menurunkan
terkanan darah pada pasien hipertensi”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh pemberian teknik relaksasi napas dalam


terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi
2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran tekanan darah sebelum dilakukan Teknik


relaksasi napas dalam pada kelompok intervensi.

b. Mengetahui gambaran tekanan darah setelah dilakukan Teknik


relaksasi napas dalam pada kelompok intervensi.

c. Mengetahui pengaruh pemberian Teknik relaksasi napas dalam


terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi

Anda mungkin juga menyukai