Anda di halaman 1dari 27

UNTAD

PENGARUH INTERVENSI MASSAGE PUNGGUNG TERHADAP HIPERTENSI

DI KELURAHAN BIROBULI UTARA KOTA PALU TAHUN 2019

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikaan

Program DIII Keperawatan Program Studi Keperawatan

Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako

SITI NURJANAH

N21016058

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DIII KEPERAWATAN

UNIVERSITAS TADULAKO

JUNI 2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dimasa ini, perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran telah banyak


mengalami perkembangan, penyakit-penyakit yang selama ini tidak
terdiagnosis dan terobati sekarang sudah bisa teratasi. Seperti halnya pada
penyakit hipertensi yang kebanyakan penderitanya tidak mengalami keluhan
yang begitu terasa, seorang yang mengalami hipertensi sendiri juga tidak
memperhatikan keluhannya tersebut, keluhan hipertensi biasanya hanya
pusing. Tetapi sekarang dengan adanya perkembangan ilmu dan teknologi
penyakit hipertensi bisa terdeteksi secara dini.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan tekanan darah yang
melebihi tekanan darah sistole menetap di atas 140 mmHg dan diastole yang
menetap 90 mmHg. World Health Organization (WHO), tekanan darah
normal bila kurang dari 135/85 mmHg, dan diantara nilai tersebut dikatakan
normal tinggi. Namun untuk orang Indonesia, tekanan darah yang ideal
adalah sekitar 110-120/80-90 mmHg (Robins, 2017).
Data World Health Organization (WHO), pada tahun 2011 menunjukan
satu milyar orang di dunia menderita hipertensi, 2/3 berada di negara
berkembang yang berpenghasilan rendah sampai sedang. Pravalensi
hipertensi akan terus meningkat tajam dan diprediksi pada tahun 2025
sebanyak 25% orang dewasa di seluruh dunia. Hipertensi telah
mengakibatkan kematian sekitar 8 juta orang setiap tahun (Kemenkes RI,
2017).
Untuk kawasan Asia, penyakit hipertensi telah membunuh 1,5 juta orang
setiap tahunnya. Hal ini menandakan satu dari tiga orang menderita tekanan
darah tinggi. Sementara di kawasan Asia Tenggarad, 36 % orang dewasa
menderita hipertensi (Chandra, 2017).
Data Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2017 di Indonesia penderita
hipertensi diatas 18 tahun sebanyak 666.920 orang, hipertensi lebih tinggi
terjadi pada perempuan yaitu sebanyak 346.799 orang sedangkan penderita
hipertensi laki-laki sebanyak 319.121 orang. Prevalensi hipertensi di
Indonesia berada pada urutan 10 teratas yang dapat menyebakan kematian
pada semua kelompok umur dengan stroke sebagai penyebab kematian
nomor satu jumlah angka hipertensi tertinggi di Indonesia (Kemenkes RI,
2017).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Provinsi Sulawesi Tengah
(Riskesdes, 2017). Penyakit degenerative atau penyakit tidak menular jenis
PTM yang masuk dalam 10 besar tidak bertambah, tetapi yang menjadi
catatan adalah kenaikan peringkatnya dalam daftar tersebut. Jika pada tahun
2016 hipertensi berada pada urutan ke -4 , maka pada tahun 2017 bergeser
naik ke urutan ke -1. Hal ini secara ekplisit menunjukan meningkatnya
jumlah penderita hipertensi di Sulawesi Tengah (Kemenkes RI, 2017).
Hipertensi dapat menyerang hampir seluruh golongan masyarakat di
seluruh dunia. Jumlah penderita hipertensi yang terus bertambah dari tahun
ke tahun. Oleh mereka tidak menjalani pengobatan sesuai anjuran tenaga
kesehatan, sehingga hal tersebut menyebabkan hipertensi sebagai penyebab
kematian tertinggi di Dunia (Riskesdes, 2017).
Data dinas kesehatan Kota Palu pada tahun 2016 menunjukan pravalensi
kejadian hipertensi sebesar 12,30% (7.120) kasus. kemudian pada tahun
2016 penderita hipertensi 14,46% ( 7.236). pada tahun 2017 jumlah
penderita hipertensi meningkat menjadi 14,78% (7.312). (Dinkes Kota Palu,
2017)
Menurut data rekam medik Puskesmas Pamandati Kabupaten Konawe
Selatan jumlah penderita hipertensi pada tahun 2016 berjumlah 157
penderita, pada tahun 2016 berjumlah 186 penderita dan pada tahun 2017
berjumlah 197 penderita. Dari data tersebut tampak adanya kecenderungan
peningkataan kasus kejadian hipertensi di lingkungan Puskesmas Birobuli,
Kota Palu. (Indriati, 2018).
Gejala- gejala yang sering muncul pada penderita hipertensi yaitu sering
merasa pusing atau nyeri kepala, rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk,
tiba-tiba ada perasaan berputar dan ingin jatuh, dada sering berdebar-debar,
dan telinga kadang berdenging. (Utomo, 2017).
Dampak penyakit hipertensi berkembang dari tahun ke tahun dan
membuahkan banyak komplikasi, utamanya pada penyakit jantung, otak,
reginjal dan pembuluh darah dengan komplikasi berupa “infak miokard”
(serangan jantung), gagal jantung, stroke (serangan otak), gagal ginjal dan
penyakit vaskuler perifer. Selain itu, tekanan darah tinggi juga berpengaruh
terhadap pembuluh darah koroner di jantung berupa terbentuknya plak
(timbunan) aterosklerosis yang dapat mengakibatkan penyumbatan
pembuluh darah dan menghasilkan serangan jantung (Asmadi, 2017)
Upaya penatalaksanaan hipertensi pada dasarnya dapat dilakukan melalui
pengendalian faktor risiko,terapi farmakologi dan non farmakologi.Dimana
pengendalian faktor resiko yaitu mengatasi obesitas/menurunkan kelebihan
berat badan, mengurangi asupan garam didalam tubuh, ciptakan keadaan
rileks, melakukan olah raga teratur , berhenti merokok. Adapun terapi non
farmakologi yaitu melakukan massage punggung pada penderita hipertensi
untuk menggurangi rasa nyeri yang terjadi pada penderita hipertensi .
Terdapat beberapa teknik terapi masase yang dapat dilakukan yaitu :
masase leher, masase kepala, masase kaki, dan masase punggung. Masase
punggung adalah tipe masase yang melibatkan gerakan yang panjang,
perlahan dan halus. Berdasar beberapa riset menunjukkan masase punggung
memiliki kemampuan untuk menghasilkan respon relaksasi. Gosokan
punggung sederhana selama 3-5 menit dapat meningkatkan kenyamanan dan
relaksasi, serta memiliki efek positif pada parameter kardiovaskuler seperti
tekanan darah, frekuensi denyut jantung, dan frekuensi pernafasan. Massase
punggung bermanfaat melancarkan peredaran darah. Kelebihan masase
punggung daripada terapi lain adalah dengan masase punggung selama 3-5
menit dapat memberikan efek relaksasi pada tubuh, selain itu masase
punggung juga dapat merangsang pengeluaran hormon endhorpin, hormon
ini dapat memberikan efek tenang pada pasien dan terjadi vasodilatasi pada
pembuluh darah sehingga pembuluh darah pun menjadi rileks dan akan
terjadi penurunan tekanan darah (Labyak & Smeltzer, 1997 dalam Kozier &
erb, 2002, hlm.339).
Walaupun berdasarkan teori, manfaat masase punggung memiliki efek
positif terhadap sistem kardiovaskuler, belum ada penelitian sebelumnya
mengenai tindakan tersebut, sehingga peneliti tertarik untuk menguji
pengaruh pemberian masase punggung terhadap penurunan tekanan darah
pada pasien hipertensi.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka penulis ingin melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Intervensi Massage Punggung Tehadap Hipertensi
di Kelurahan Birobuli Utara”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Uraian Latar Belakang diatas maka penulis merumuskan
permasalahan yaitu bagaimana “Pengaruh Intervensi Massage Punggung
Terhadap Hipertensi” Dikelurahan Birobuli Utara Kota Palu?

C. Tujuan penelitian
Tujuan Penelitian Kasus Ini Untuk Mendiskripsikan "Pengaruh Intervensi
Massage Punggung Terhadap Hipertensi” Di Kelurahan Birobuli Utara Kota
Palu.

D. Manfaat penelitian
1. Masyarakat
Menambah sumber pengetahuan berupa Pengaruh Intervensi Massage
Punggung Terhadap Hipertensi.
2. Institusi Pendidikan
Penelitian ini bisa bermanfaat bagi institusi terutama mahasiswa yang akan
melakukan penelitian tentang Pengaruh Intervensi Massage Punggung
Terhadap Hipertensi.
3. Penulis
Untuk Menambah Pengalaman Wawasan Ilmu Pengetahuan Khususnya
Pengaruh Intervensi Massage Punggung Terhadap Hipertensi” Di Kelurahan
Birobuli Utara Kota Palu Tahun 2019.
BAB II

KONSEP TEORI

A. Konsep Dasar Hipertensi


1. Definisi Hipertensi

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan


sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada
populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg
dan tekanan diastolik 90 mmHg (Sheps, 2017).

Hipertensi diartikan sebagai peningkatan tekanan darah secara terus menerus


sehingga melebihi batas normal. Tekanan darah normal adalah 110/90 mmHg.
Hipertensi merupakan produk dari resistensi pembuluh darah perifer dan kardiak
output (Wexler, 2017). Sedangkan menurut Smeltzer (2017) bahwa hipertensi
dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya
diatas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan
diastolik 90 mmHg.

Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi


merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160
mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 90 mmHg.
2. Etiologi

1) Tidak di ketahui penyebabnya / keturunan (Hipertensi primer) Faktor-faktor


resiko :
Usia, Merokok, Kelebihan berat badan atau obesitas, Kurang olahraga, Terlalu
banyak mengonsumsi minuman keras dan Stres

2) Disebabkan oleh penyakit lain ( hipertensi sekunder ) Antara lain penyakit :


Ginjal, Saraf dan Tumor (Lany Gunawan, 2017)
3. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah


terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jarak saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak
ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini,
neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf
pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan
dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang
vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin,
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi
epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi
kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor
pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke
ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus
ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini
cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan
tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi
aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi
otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan
distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri
besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang
dipompa oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang
jantung dan peningkatan perifer (Smeltzer, 2017).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu”
disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff
sphygmomanometer (Darmojo,2016).
Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang diteruskan ke
sel jugularis. Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan tekanan darah. Dan
apabila diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin
yang berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada
angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh
darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat
meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkan retensi natrium. Hal
tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanan darah. Dengan peningkatan
tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ-organ seperti
jantung.(Soeparman ,2017)

4. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis atau tanda-tanda pada klien dengan hipertensi menurut
Soeparman (2016) adalah :

a. Tekanan darah tinggi > 140/90 mmHg

b. Leher kaku

c. Kepala pusing hebat

d. Lemah dan lemas


e. Penyempitan pembuluh darah akibat merokok

f. Banyak Kencing di malam hari

g. Sulit Bernafas saat beraktivitas

5. Pemeriksaan Penunjang

a. Hb: untuk mengetahui dari sel-sel terhadap volume cairan dan dapat
mengetahui factor resiko seperti : anemia.

b. Kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.

c. Urinalisa: untuk mengetahui protein dalam urine, darah, dan glukosa

d. EKG: Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang


P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.

e. Ronsen: untuk menunjukan klasifikasi pada area katup , pembesaran jantung

f. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral ( Sheps, 2017)

6. Derajat Hipertensi
Hipertensi dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu hipertensi
sistolik, hipertensi diastolik, dan hipertensi campuran. Hipertensi sistolik
(isolated systolic hypertension) merupakan peningkatan tekanan sistolik
tanpa diikuti peningkatan tekanan diastolik dan umumnya ditemukan pada
usia lanjut. Tekanan sistolik berkaitan dengan tingginya tekanan pada arteri
apabila jantung berkontraksi (denyut jantung). Tekanan sistolik merupakan
tekanan maksimum dalam arteri dan tercermin pada hasil pembacaan
tekanan darah sebagai tekanan atas yang nilainya lebih besar.
Hipertensi diastolik (diastolic hypertension) merupakan peningkatan
tekanan diastolik tanpa diikuti peningkatan tekanan sistolik, biasanya
ditemukan pada anakanak dan dewasa muda. Hipertensi diastolik terjadi
apabila pembuluh darah kecil menyempit secara tidak normal, sehingga
memperbesar tahanan terhadap aliran darah yang melaluinya dan
meningkatkan tekanan diastoliknya. Tekanan darah diastolik berkaitan
dengan tekanan arteri bila jantung berada dalam keadaan relaksasi di antara
dua denyutan. Hipertensi campuran merupakan peningkatan pada tekanan
sistolik dan diastolik.

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu:


1) Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95 % kasus.
Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan,
hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem renin-angiotensin, defek dalam
ekskresi Na, peningkatan Na 10 dan Ca intraselular, dan faktor-faktor yang
meningkatkan risiko, seperti obesitas, alkohol, merokok, serta polisitemia.
2) Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5% kasus.
Penyebab spesifiknya diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit
ginjal, hipertensi vaskular renal, hiperaldosteronisme primer, dan sindrom
Cushing, feokromositoma, koartasio aorta, hipertensi yang berhubungan
dengan kehamilan, dan lain-lain.
Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure
(JNC VII), Derajat hipertensi pada orang dewasa dapat dibagi menjadi
kelompok normal, derajat ringan,derajat sedang dan derajat berat.
1. Derajat hipertensi ringan yaitu : sistol 140-159 mmHG dan diastol
90-99mmHG.
2. Derajat hipertensi sedang yaitu : sistol 160-179 mmHG dan diastol
100-109mmHG.
3. Derajat hipertensi berat yaitu : sistol ±180mmHG dan diastol
±110mmHG.

7. Komplikasi Hipertensi
Efek pada organ:
a. Otak

1) Pemekaran pembuluh darah

2) Perdarahan

3) Kematian sel otak : stroke

b. Ginjal

1) Malam banyak kencing

2) Kerusakan sel ginjal

3) Gagal ginjal
c. Jantung

1) Membesar

2) Sesak nafas (dyspnoe)

3) Cepat lelah

4) Gagal jantung (Wexler, 2017).

8. Penatalaksanaan Hipertensi

Penatalaksanaan hipertensi ada 2 yaitu :


a. Terapi Non Farmakologi :
1) Mengatasi obesitas/menurunkan kelebihan berat badan.
Obesitas bukanlah penyebab hipertensi. Akan tetapi prevalensi hipertensi
pada obesitas jauh lebih besar. Risiko relatif untuk menderita hipertensi pada
orang-orang gemuk 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan seorang yang
badannya normal. Sedangkan, pada penderita hipertensi ditemukan sekitar
20-33% memiliki berat badan lebih (overweight). Dengan demikian obesitas
harus dikendalikan dengan menurunkan berat badan.
2) Mengurangi asupan garam didalam tubuh.
Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan makan
penderita. Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dilaksanakan.
Batasi sampai dengan kurang dari 5 gram (1 sendok teh) per hari pada saat
memasak.
3) Ciptakan keadaan rileks
Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat
mengontrol sistem syaraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.
4) Melakukan olah raga teratur
Berolahraga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit
sebanyak 3-4 kali dalam seminggu, diharapkan dapat menambah kebugaran
dan memperbaiki metabolisme tubuh yang ujungnya dapat mengontrol
tekanan darah.

5) Berhenti merokok
Merokok dapat menambah kekakuan pembuluh darah sehingga dapat
memperburuk hipertensi. Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon
monoksida yang dihisap melalui rokok yang masuk ke dalam aliran darah
dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri, dan mengakibatkan
proses artereosklerosis, dan tekanan darah tinggi. Pada studi autopsi,
dibuktikan kaitan erat antara kebiasaan merokok dengan adanya
artereosklerosis pada seluruh pembuluh darah. Merokok juga meningkatkan
denyut jantung dan kebutuhan oksigen untuk disuplai ke otot-otot jantung.
Merokok pada penderita tekanan darah tinggi semakin meningkatkan risiko
kerusakan pada pembuluh darah arteri
6) Massage Punggung
Massage Punggung untuk meningkatkan rileks otot,menurunkan tekanan
darah,dan melancarkan peredaran darah.

B. Konsep Dasar Massage Punggung


1. Definisi
Massage adalah salah satu terapi kuno dan telah terbukti sejak 5000tahun
yang laludi China. Terapi ini sering dikombinasikan dengan terapi
music,akupressur.
Salah satu dari massage yaitu , Massage Punggung adalah salah satu
massage terapeutik yang diberikan pada area punggung, massage punggung
sangat baik diberikan sebelum mandi ditempat tidur.(Hackreader, dkk ,
2007)
2. Jenis-jenis Massage
Massage ada beberapa jenis yaitu :
1. Masssage Wajah
2. Massage Tangan
3. Massage Punggung
3. Pengaruh Massage Punggung
Menurut Potter dan Perry (2007) mengatakan bahwa massage punggung
mempunyai efek yaitu :
1. Menggendurkan ketegangan otot
2. Menurunkan tekanan darah
3. Memperbaiki istirahat ,kenyamanan dan kualitas tidu
4. Indikasi Massage Punggung
Menurut Potter dan Perry(2007) indikasi massage punggung yaitu :
1. Menurunkan tekanan darah
2. Mengendurkan otot yang tegang
3. Mempertahnkan integritas kulit
4. Mengurangi nyeri

5. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat Massage Punggung


Menurut Potter dan Perry(2007) hal yang perlu diperhatikan saat
massage punggung yaitu :
1. Tidak boleh diberikan pada gangguan bagian belakang/punggung
2. Tidak boleh diberikan pada kelainan posisi/cederah/fraktur.
3. Pada terapis atau orang yang melakukan kuku tidak boleh
panjang,tidak menggunakan perhiasan sperti cincin dan jam tangan
karena akan melukai pasien
6. Persiapan
Pada pasien : pasien tidak ada mengalami kontraindikasi
Pada Lingkungan : bersih,cahaya cukup, dan tenang
Alat : Lotion dan Handuk atau selimut

7. Langkah-langkah massage punggung


Menurut Snynder dan Liquist,R (2016) massage punggung dapat
dilakukan dengan cara :
1. Baring.
2. Atur tempat tidur dengan posisi yang tinggi dan nyaman.
3. Atur cahaya ruangan dan suara dalam ruangan.
4. Buka punggung,bahu lengan atas dan bokong, tutup sisanya dengan
handuk.
5. Cuci tangan anda dalam air hangat dan hangatkan lotion ditelapak
tangan anda dan tuangan sedikit ditelapak tangan.
6. Mulai dengan menggosok dengan 2 tangan,letakan tangan pertama
pada bokong massage dengan gerakan melingkar.
7. Usapkan ke atas bokong ke bahu,massage ke atas scapula dengan
gerakan lembut dan tegas, lanjutkan dalam satu usapan lembut ke
lengan atas sepanjang sisi punggug dan kembali ke puncak tulang
panggul, jangan Biarkan tangan ada terangkat ulangi 2-3kali.
8. Lanjut kebagian leher dan bahu. Gunakan teknik menggerus dari
dasar leher sampai batas kepala. Gunakan teknik meremas otot bahu.
Ulangi 2-3 kali.
9. Lanjutkan kembali ke tekhnik mengosok ferakan memanjang dari sisi
kanan dan sisi kiri , mulai ke atas dan kebawah ulangi 1-3kali.
10. Terakhir usap kembali seperti tahap awal , berangsur-angsur
mengurangi tekanan menjadi sangat lembut.
11. Bersihkan sisa lotion .
12. Atur posisi nyaman pada pasien.
13. Sampaikan pada pasien bahwa massage elah selesai dilakukan.
14. Cuci tangan
BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep
Gaya hidup penderita hipertensi yaitu :
1. Kebiasaan merokok
2. Perilaku mengosumsi makanan yang asin
3. Perilaku mengosumsi makanan yang berlemak
4. Perilaku mengosumsi meminum minuman yang berkafein
5. Kurangnya olahraga
6. Obesitas
7. Stress
8. Usia ±18 tahun ke atas .

Berdasarkan bagian diatas , peneliti hanya ingin mengetahui variable


menurun atau meningkatnya Intervensi Massage Punggung Terhadap Hipertensi
berdasarkan data demogratif(nama responden.,usia responden,dan hasil ukur
tekanan darah responden,riwayat keturunan),kebiasaan merokok,perilaku
mengosumsi makanan yang asin,perilaku mengosumsi makanan yang
berlemak,perilaku mengosumsi meminum minuman yang berkafein,kurangnya
olahraga,obesitas,stress. Faktor Jenis Kelamin,Penderita yang belum minum
obat Hipertensi dan Derajat ringan-sedang tidak dimasukan karena sudah
ditentukan dalam karakteristik sampel yaitu, yang berjenis kelamin Laki-laki
dan Perempuan.(Depkes RI, 2016)

B. Hipotesis

Hipotesi adalah kesimpulan sementara terhadap masalah yang bersifat


praduga karena harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis akan ditolak jika salah
dan terima diterima jika benar. Penolakan dan penerimaan hipotesis sangat
tergantung pada hasil penyelidikan terhadap fakta yang sudah dikumpulkan.

Ho D1 dan D2 dan D3 = 0 , tidak terdapat pengaruh hubungan antara


variabl derajat hipertensi ringan(X1),derajat hipertensi sedang(X2),derajat
hipertensi berat(X3) terhadap massage punggung(Y)

Ho D1 dan D2 dan D3 ≠ 0 , terdapat pengaruh hubungan antara variable


derajat hipertensi ringan(X1),derajat hipertensi sedang(X2),derajat
hipertensi berat(X3) terhadap massage punggung(Y)
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan data skunder yang berasal dari


penelitian”Pengaruh INtervensi Massage Punggung Terhadap Hipertensi”.
Jenis penelitian ini dengan desain penelitian yang digunakan yaitu
Sampling.sebab ingin mengetahui meningkat atau menurunnya tekanan
darah saat dilakukan massage punggung terhadap hipertensi pada Wilayah
Kelurahan Birobuli Utara,Kota Palu tahun 2019.

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian


Lokasi Penelitian Ini Dilakukan Pada Wilayah Kelurahan Birobuli Utara,
Kota Palu pada Jenis kelamin laki-laki dan perempuan.Penderita hipertensi
yang belum minum obat dan Derajat Hipertensi ringan,derajat hipertensi
sedang dan derajat hipertensi berat.

C. Populasi dan Sampel Penelitian


a. Populasi
Populasi target penelitian ini adalah sumau jenis kelamin, semua
penderita hipertensi yang belum minum obat dan semua derajat
hipertensi dari ringan-berat diWilayah Kelurahan Birobuli Utara,Kota
Palu.

b. Sampel
Sampel pada populasi adalah pasien yang ada diWilayah
Kelurahan Birobuli Utara,Kota Palu pada tahun 2017-2019. Memenuhi
Kriteria sbagai berikut :

1. Kriteria Inklusi :
a. Usia ±18tahun ke atas
b. Memiliki data pemeriksaan Tekanan Darah saat
melakukan kontrol kesehatan diPKM Birobuli.
c. Adanya riwayat hipertensi
d. Adanya keturunan hipertensi
e. Adanya kebiasaan tidak rutin berolahraga
f. Adanya kebiasaan mengosumsi makanan yang
asin,berlemak dan mengosumsi minuman yang berkafein
seperti kopi dan teh.
2. Kriteria Eksklusi :
a. Semua jenis kelamin laki-laki dan perempuan
b. Penderita hipertensi yang belum minum obat
c. Semua derajat hipertensi mulai dari ringan-berat
d. Adanya kebiasaan merokok

Subjek penelitian ini adalah pasien usia±18 tahun keatas, dalam


penelitian menggunakan usia untuk mengindari kesalahan usia ,
karena usia yang beresiko mengalami hipertensi usia ±18 tahun
keatas. Dalam penelitian ini data pemeriksaan Tekanan Darah sangat
perlu untuk memastikan bahwa pasien mempunyai riwayat hipertensi
dan masuk derajat hipertensi yang ringan,sedang dan berat.

Adanya status merokok pada pasien pada kriteria eksklusi dalam


penelitian ini .Hal ini dilakukan untuk mengontrol jenis kelamin yang mana
banyak menderita hipertensi, Kriteria yang lain dilakukan untuk menghindari
adanya penderita yang sudah minum obat diberikan apakah massage
punggung yang menurunkan tekanan darahnya atau obat yang telah diminum
yang menurunkan tekanan darahnya, dan semua derajat hipertensi mulai dari
ringan-berat apakah massage punggung dapat diberikan pada semua derajat
hipertensi.

c. Cara sampling

Sampel pada penelitian ini diperoleh dengan metode non


probability sampling, yaitu dengan cara purposive sampling. Pada
metode ini, sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi dimasukkan
sampai target terpenuhi.

D. Instrumen Studi Kasus


Dalam penelitian studi kasus ini peneliti menggunakan beberapa
instrumen yang dapat mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan dan
pengambilan data yang diperlukan selama asuhan diberikan kepeda
pasien. Adapun instrumen media studi yang digunakan yaitu :
1. Lembar informed consed (terlampir)
2. Lembar pengkajian (terlampir)
3. Lembar observasi Tekanan Darah (terlampir)
4. Lembar observasi prosedur Teknik massage punggung
(terlampir)
5. SOP Teknik massage punggung (terlampir)

E. Metode pengumpulan data


Pengumpulan data
a. Data dikumpulkan dari WOD (wawancara, observasi dan dokumen)
terhadap klien, perawat dan keluarga klien
b. Mengobservasi tingkah laku atau perilaku klien tentang masalah
kesehatanya 3 kali sehari selama 6 hari
c. Dokumen yang dipakai adalah melalui data rekam medik dan catatan
status ruangan pasien.

F. Tempat Dan Waktu Sudi Kasus


Penelitian ini dilaksanakan di PKM Birobuli , Kota palu, Penelitian
dilakukan minimal 6 hari dapat dilanjutkan dalam bentuk Home Care.

G. Analisis Data Dan Penyajian Data


Analisa data sejak penelitian dilapangan, waktu pengumpulan data
sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan cara
mengemukakan fakta, selanjutnya membandingkan dengan teori yang ada
dan selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan.
1. Pengumpulan data Data dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara,
obseravasi, dokumen). Hasil ditulis dalam bentuk transkrip (catatan
terstruktur)
2. Mereduksi data Data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk
cacatan lapangan dijadikan satu dalam bentuk transkrip dan dikelompokkan
menjadi data subyektif dan obyektif, dianalisis berdasarkan hasil
pemeriksaan diagnostic kemudian dibandingkan nilai normal.
3. Penyajian data Penyajian data dapat dilakukan dngan tabel, gambar,
maupun tesk naratif, kerahasiaan dari klien dijamin dengan mengaburkan
identitas dari klien.
4. Kesimpulan Dari data disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan
dengan hasil hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku
kesehatan. Data yang dikumpulkan terkait dengan meningkatnya dan
menurunan tekanan darah saat dilakukan massage punggung terhadap
hipertensi

H. Etika Penelitian
1. Ethichal clearence (kelayakan etik) adalah kelayakan tertulis yang
diberikan oleh komisi etik penelitian untuk reset yang melibatkan mahluk
hidup yang menyatakan bahwah suatu proposal riset layak dilaksanakan
setelah memenuhi persyaratan tertentu.
2. Informed consent Informed consent adalah proses pemeberian informasi
oleh peneliti kepada subjek penelitian meliputi hak dan kewajiban pasien
selama penelitian. Tujuan informedconsent untuk meminta persetujuan pada
masing masing subjek penelitian apakah berpartisipasi atau tidak dalam
suatu penelitian. Peneliti dan pasien dapat mencapai persetujuan tentang hak
dan kewajiban selama penelitian.
3. Anonimity (Tanpa nama) Anonymity adalah suatu jaminan kerahasiaan
identitas dari pasien. Peneliti tidak mencantumkan nama pasien. Tindakan
tersebut bertujuan untuk menjaga kerahasiaan identitas pasien. Partisipasi
dan informasi yang telah diberikan peserta dalam penelitian hanya diketahui
oleh peserta riset dan peneliti.
4. Confidentiality (kerahasiaan) Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh
pasien merupakan kewajiban seseorang peneliti dan juga melindungi data
yang telah dikumpulkan selama penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. 2017. Infodatin : Pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI
hipertensi. Jakarta Selatan. Diakses pada tanggal 28 Juni di
http:www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatinhipertensi.pdf

Riskesdas (2017). Riset Kesehatan Dasar ; RISKESDAS, Jakarta : Balitbang Kemenkes


RI

Robin. Buku Ajar Patologi. Edisi 7. Volume 2. Jakarta : Buku Kedokteran EGC; 2017.

http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/133/1/KTI%20SUKISWATI.pdf. Kendari . Diakses


pada tahun 2018

Data Dasar Puskesmas Sulteng 2016.pdf

Hackreader, dkk . fundamentals of Nurrsing : caring and clinical judgment, Vol.2: 2007

Potter dan Perry (2007). Fndamental of nursing(edisi terjemahan). EGC. Jakaerta

Snynder dan Liquist,R (2016). Complementary and alternative therapies in Nursing ,


Springer Pubhlising Company,LLC.USA

Anda mungkin juga menyukai