Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan teknologi di negara-negara berkembang mengakibatkan

transisi demografi dan epidemiologi yang ditandai dengan perubahan gaya

hidup yang tidak teratur dan tumbuhnya prevalensi penyakit tidak menular

(PTM).Terjadinya transisi ini yang di sebabkan oleh terjadinya perubahan

sosial ekonomi,lingkungan,dan penduduk.ketika masyarakat telah meniru

gaya hidup yang tidak sehat,misalnya merokok,makanan tinggi lemak dan

kalori,serta konsumsi alkahol yang merupakan factor penyebab PTM. Pada

abad ke 21 ini diperkirakan akan terjadi insiden pada prevelensi PTM secara

cepart,sehingga tantangan utama masalah kesehatan yang dimana akan terjadi

dimasa yang akan detang.

Data menyebutkan bahwa urutan pertama penyebab kematian secara

global adalah penyakit kardiovaskuler,berdasarkan word health organisasion

( WHO) 2016. Penyakit jantung ini menyebabkan 31% kematian diseluruh

dunia atau banyak 17,9 juta orang meninggalAngka kematian penyakit

kardiovaskular diprediksi akan terus meningkat hingga 23,6 juta orang akan

meninggal pada tahun 2030, terutama disebabkan oleh PJK dan stroke (Stenly

et al., 2019)

Dari data (Kementrian Kesehatan, 2018) daftar penyakit tidak

menular yang paling banyak di awal tahun 2018 adalah Hipertensi dengan

jumlah mencapai 185.857 penderita. Angka ini 4 kali lipat lebih banyak

1
2

daripada penyakit diabetes melitus tipe 2 yang berada di peringkat kedua

(Kementrian Kesehatan, 2018). Prevalensi tekanan darah di Indonesia cukup

besar. akibat nya menimbulkan masalah kesehatan masyarakat. Tekanan darah

tinggi, merupakan salah satu faktor risiko paling berpengaruh pada kejadian

penyakit jantung dan pembuluh darah. Tekanan datah tinggi sering tidak

menunjukkan gejala, sehingga baru disadari setelah menyebabkan gangguan

organ seperti fungsi jantung atau stroke. Tidak jarang tekanan darah tinggi

ditemukan secara tidak sengaja pada saat pemeriksaan kesehatan rutin atau

keluhan lain (Nurhayati & Kunci, 2020)

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Makassar

2016,prevalensi hipertensi di Makassar tertinggi pada kecamatan Tallo

dengan jumlah 2.386 orang dan terendah pada kecamatan Ujung Pandang

dengan jumlah 13 orang.(Nurhikmawati et al., 2020)

Tekanan darah merupakan hasil dari aktivitas pemompaan jantung

yang berlangsung secara kontraksi dan relaksasi nilai dari tekanan darah dapat

diukur menggunakan tensimeter atau spygmomanometer. Pemeriksaan

tekanan darah sangat penting mengingat bahwa berbagai penyakit dapat

terjadi akibat tekanan darah yang tidak normal. Aktivitas pompaan jantung

berlangsung secara kontraksi dan relaksasi sehingga pada sistem sirkulasi

menimbulkan perubahan tekanan darah. Pada perekaman dalam sistem arteri,

akan kelihatan kenaikan tekanan arteri sampai pada puncaknya misalnya pada

anggka 130 mmHg, ini disebut tekanan sistolik. Pada saat tekanan aorta
3

cenderung menurun sampai 80 mmHg, tekanan ini disebut tekanan diastolik.

(Elviyana et al., 2016).

Factor yang mempengaruhi Tekanan darah seseorang tidak konstan

sepanjang hari karena dipengaruhi oleh banyak faktor , seperti usia, stress, dan

jenis kelamin

Tekanan darah tinggi merupakan masalah yang ditemukan pada

masyarakat baik di negara maju maupun berkembang termasuk indonesia.

hipertensi merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah

sistolik lebih dari sama dengan 140 mmhg dan diastolik lebih dari

sama dengan 90 mmhg. hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi dua

jenis yaitu hipertensi primer atau esensial yang penyebabnya tidak

diketahui dan hipertensi sekunder yang dapat disebabkan oleh penyakit

ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung(Maulana, 2017).

Tekanan darah tinggi adalah salah satu penyakit tidak menular yang

berkaitan dengan penurunan angka harapan hidup penderita, peningkatan

penyakit jantung dan risiko terjadinya stroke. banyak pengobatan yang telah

ditemukan yang dapat membantu menurunkan tekanan darah, yaitu lain terapi

bekam. bekam mampu membuat mikrosirkulasi pembuluh darah dan

memberikan efek vasodilatasi sehingga menurunkan tekanan darah secara

stabil,(Rohatami Et Al., 2015).

Penyakit tekanan darah,stroke,jantung koroner,dll sekarang ini masih

menjadi penyebab kematian terbesar di indonesia. belakangan ini, penyakit

tersebut tidak hanya menyerang orang lanjut usia lanjut (lansia) karena faktor
4

degeneratif, tetapi juga usia produktif sampai saat ini, hipertensi masih

merupakan tantangan besar di indonesia dengan prevalensi yang tinggi, yaitu

sebesar 25,8% (Sormin, 2019).

Pada dalam dunia medis permasalan gangguan kardiovaskuler yang

berkaitan dengan tekan darah, kolesterol dan tekanan darah selalu diobati

dengan obat-obatan kimia. akan tetapi hal tersebut juga belum seluruhnya

dapat mengatasi permasalahan gangguan kesehatan. permasalahan lain yang

sering terjadi pada masyarakat kebanyakan diantara mereka setelah

mengonsumsi obat-obatan kimia dan ketika obat yang di konsumsi sudah

habis maka gangguan kardiovaskuler dalam tubuh akan muncul kembali.

karena obat yang dikonsumsi tersebut biasanya bersifat sementara, sehingga

terjadi ketergantungan terhadap obat kimia sintetis. apabila terlalu banyak

mengonsumsi obatobatan kimia sintetik, maka seseorang tersebut akan terkena

dampak dari efek samping obat tersebut(Burasyid Muhamad Habi, 2019).

Salah satu upaya yang dilakukan oleh penderita untuk mengatasi

dislipidemia dan tekanan darah dengan menggunakan terapi bekam. Bekam

merupakan istilah dalam bahasa Melayu, dan di terjemahkan dalam bahasa

Arab yaitu Hijamah, dalam bahasa Inggris yaitu cupping, orang cina sebagai

guasha, dan orang indonesia mengenalnya sebagai cantuk atau kop. terapi

bekam diyakini oleh masyarakat islam di indonesia sebagai metode yang

dianjurkan oleh rasullullah untuk mengobati berbagai kondisi penyakit. terapi

bekam juga digunakan oleh para praktisi bekam untuk menegakkan diagnosa

penyakit pasien(Akbar & Mahati, 2013).


5

Bekam yaitu merupakan pengobatan yang disyariatkan Allah SWT.

melalui rasulullah SAW. bekam (al-hijamah) yaitu pengobatan yang caranya

yaitu dengan mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh melalui permukaan

dermis. beberapa hadits mengemukakan tentang keutamaan dan manfaat

bekam. “jika dalam sebagian obat kalian terdapat kebaikan maka itu terdapat

dalam alat sayatan bekam, minum madu atau sundutan besi panas yang sesuai

dengan penyakit. tetapi aku tidak menganjurkan ummatku berobat dengan

sundutan besi panas.” (h.r. muslim, bukhari dan ahmad). “jika terdapat sesuatu

kebaikan untuk berobat, maka hal itu adalah bekam.” (hr. bukhari). hadits

tersebut telah menunjukkan bahwa terapi bekam merupakan salah satu metode

pengobatan yang digunakan oleh rasulullah SAW(M.N., 2019).

Berdasarkan penelitian sebelumnya ditemukan adanya perubahan

pada tekanan darah yaitu terjadi penurunan dengan selisih nilai mean pada

sistol (12,143) dan diastol (8,265). Uji statistik yang menggunakan uji

skewness pada sistol dan diastol menunjukan nilai (p=0,000) yang berarti nilai

p<0,05 sehingga H1 diterima yang artinya menunjukan bahwa ada pengaruh

yang signifikan terapi bekam terhadap perubahan tekan darah pada penderita

hipertensi (Sardaniah et al., 2020).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Sebelum dilakukan terapi

bekam, rata-rata tekanan darah sistolik adalah 152,50 mmHg dan rata-rata

tekanan diastolik 85,25 mmHg. Sesudah terapi bekam diperoleh hasil bahwa

rata-rata tekanan darah sistolik adalah 134,25 mmHg dan rata-rata tekanan

diastolik 80 mmHg. Berdasarkan uji statistik diperoleh hasil p-value sebesar


6

0,000, artinya terdapat perbedaan tekanan darah sebelum dan setelah terapi

bekam (Sormin, 2019)

Penelitian sebelumnya juga menjelaskan Setelah diberi terapi bekam

basah mengalami perubahan yaitu ada 6,9% responden yang masuk kategori

pre-hipertensi, hipertensi stadium 1 menjadi 72,4% responden dan hipertensi

stadium 2 hanya 20,7% responden. Hasil uji wilcoxon didapatkan nilai Z

sebesar -4.716 dan -4.727 dengan p-value (Asymp. Sig. 2 tailed) sebesar

0,000 dimana kurang dari batas kritis penelitian 0,05 sehingga H1 diterima

dan H0 ditolak. Kesimpulannya bahwa terdapat pengaruh pemberian terapi

bekam basah terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi di Klinik Bekam

Medical Center Kepanjen Kabupaten Malang (Endah puspitorini, 2017)

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah dalam

penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh terapi bekam basah terhadap

tekanan darah” di Zein Holistic Therapy ?

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan umum

mengetahui Pengaruh Terapi Bekam basah Terhadap penurunan

tekanan darah di Zein Holistic Therapy

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui tekanan darah sebelum terapi bekam basah di Zein Holistic

Therapy
7

b. Diketahui tekanan darah setelah terapi bekam basah di zein holostik

therapy

c. Menganalisa perbedaan sebelum dan setelah Terapi Bekam terhadap

penurunan tekanan darah di Zein Holistic Therapy.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan digunakan sebagai

bahan masukan bagi:

1. Bagi Intansi Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan terutama di klinik Bekam makassar. Diharapkan

dapat melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan dan pencegahan penyakit

hipertensi

2. Bagi instansi Pendidikan

Sebagai wacana ilmiah dan acuan untuk melaksanakan penelitian

penelitian lebih lanjut, khususnya yang menyangkut tentang tekanan darah

dan bekam

3. Bagi penderita tekanan darah Diharapkan pengetahuan klien dan keluarga

meningkat sehinga melakukan terapi bekam untuk mengajaga terjadinya

tekanan darah tinggi

4. Bagi Keluarga Dan Masyarakat Penelitian ini dapat memberikan

informasi kepada keluarga dan masyarakat sehingga diharapkan keluarga

dan masyarakat berperan aktif dengan melakukan terapi berbekam.

Berdsarkan data awal yang diperoleh peneliti, jumlah pasien dari

bulan May terdapat 100,laki-laki : 74 dengan tekanan darah rata 130-


8

139/80-89 mmHg yaitu sebanyak 56 pasien, perempuan : 30 dengan

tekanan darah rata rata 130-139/ 80/89 mmHg sebanyak 21 pasien, .jadi

rata-rata pasien dari bulan May sebanyak 104 pasien

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

apakah salah satu pengobatan yang dianjurkan oleh nabi Muhammad

SAW yaitu terapi bekam basah dapat memberikan pengaruh terhadap

tekanan darah sebelum dana setelah dilakuan terapi bekam basah,sehingga

penelitian tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ pengaruh

terapi bekam basah terhadap penurunan tekanan darah di zein holistic

therapy “
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan umum tekanan darah

1. Definisi tekanan darah

Tekanan darah merupakan hasil dari aktivitas pemompaan jantung

yang berlangsung secara kontraksi dan relaksasi Nilai dari tekanan darah

dapat diukur dengan menggunakan tensimeter atau spygmomanometer.

Pemeriksaan tekanan darah ini sangatlah penting karna berbagai penyakit

dapat terjadi diakibat tekanan darah yang abnormal. Aktivitas pompaan

jantung berlangsung secara kontraksi dan relaksasi sehingga pada sistem

sirkulasi menyebabkan perubahan pada tekanan darah. Pada perekaman ini

terdapat tekanan pada sistem arteri, akan tampak kelihatan kenaikan

tekanan darah sampai pada angka misalnya 130 mmHg, tekanan ini

disebut tekanan sistolik.dan pada ventrikel tekanan aorta cenderung

menurun sampai 80 mmHg, ini disebut tekanan diastolik.(Elviyana et al.,

2016)

Kategori TD orang dewasa menrut ( ACC/AHA 2017 )

Membagikan kategori tekanan darah normal,yaitu <120/80

mmHg,normal tinggi yaitu120-129/<80mmHg dan hipertensi stadium

I,yaitu 130-139/80-89 mmHg, Stadium II yaitu .>140/>90 mmHg

(Widyantoro, 2019).

Pengukuran tekanan darah ini dapat kita dilakukan yaitu baik secara

langsung maupun tidak langsung. Pada metode langsung, katerter arteri

9
10

dimasukkan kedalam arteri.Hasilnya sangat tepat namun, menimbulkan

masalah kesehatan lain. Sedangkan pengukuran tidak langsung dapat

dilakukan dengan ini biasa menggunakan sphygmomanometer

danstetoskop. Sphygmomanometer tersusun atas manset yang dapat di

kembangkan dan alat pengukuran tekanan darah yang berhubungan

dengan rongga dalam manset.Alat ini dikalibrasi sedemikian rupa

sehingga tekanan yang terbaca pada manometer sesuai dengan tekanan

dalam millimeter air raksa yang dihantarkan oleh arteri brakialis Cara

pengukuran tidak langsung dengan secara modern menggunakan alat

digital sphygmomanometer.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

pengukuran tekanan darah agar hasil pengukuran lebih baik dan akurat

yaitu:ruang pemeriksaan,alat,persiapan,jumlah pengukuran,tempat

pengukuran,pemompaan dan pengempesan manset

Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah usia,

riwayat penyakit keluarga, indeks massa tubuh, tingkat pendidikan,

stres kerja, aktivitas fisik, konsumsi kafein, konsumsi obat-obatan, dan

kebiasaan merokok (Fitriani & Nilamsari, 2017)

2. Tekanan darah tinggi

Tekanan darah tinggi adalah suatu masalah yang ditemukan pada

masyaraka baik di negara maju maupun berkembang termasuk indonesia.

hipertensi merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik

lebih dari sama dengan 140 mmhg dan diastolik lebih dari sama

dengan 90 mmhg. hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis


11

yaitu hipertensi primer atau esensial yang penyebabnya tidak diketahui

dan hipertensi sekunder yang dapat disebabkan oleh penyakit ginjal,

penyakit endokrin, penyakit jantung, dan gangguan anak ginjal.

Tekanan darah tinggi seringkali tidak menimbulkan gejala apapun,

sementara tekanan darah yang terjadi terus menerus naik dalam jangka

waktu lama dapat menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu, hipertensi

perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara

berkala (Endah puspitorini, 2017).

a. Tata laksana tekanan darah tinggi

Tatacara tekanan darah tinggi dilakukan melalui terapi non

farmakologi dan farmakologi. Terapi menggunakan non farmakologi,

yaitu menurunkan berat badan, latihan fisik teratur, mengkonsumsi garam

secukupnya,no alkohol, berhenti smoking,kurangi makanan lemak

jenuh.Terapi farmakologi menggunakan obat anti hipertensi, yaitu

Angiotensin Conver- ting Enzy

b. Pengobatan tekanan daraah

Sampai saat ini pengobatan tekanan darah blum efektif karena

hanya menurunkan prefelensi sebesar 8% dan sangat mahal, dan

menimbuylkan efek samping yang lebih berbahaya,tercatat 10% orang

yang menerima obat yg telah diresepkan,mengalami efek tak terduga dan

sangat merugikan (Irawan & Ari, 2017)


12

B. Tinjauan umum bekam

1. Definisi bekam

Bekam adalah sebuah pelayanan tradisional yang sedang buming di

masyarakat tanah air. Pelayanan kesehatan tradisional ini merupakan salah

satu perawatan kesehatan tertua di dunia: berusia ribuan tahun dan telah

dipraktikkan oleh berbagai macam peradaban besar kuno di dunia,

termasuk Mesir, Persia, Babilonia, Cina, India, Yunani dan Romawi. Oleh

karena itu,tidak heran jika metode ini bekam sangat diminati oleh semua

orang. Bekam sudah dikenal sejak zaman dulu. Pada zaman Nabi

Muhammad, beliau menggunakan tanduk kerbau atau sapi, tulang unta,

gading gajah.Adapun masyarakat pada zaman Cina kuno menyebut

hijamah sebagai perawatan tanduk karena tanduk menggantikan

kaca.Sementara itu,masyarakat di Eropa telah menggunakan lintah sebagai

alat untuk berbekam.Dalam artikel, yang di tulis Curtis mengatakan

bahwa bekam sudah ada pada catatan kedokteran tertua (Papyrus Ebers),

yang ditulis 1550 SM pada era Mesir kuno (Risniati et al., 2019)

Bekam juga dikenal sebagai sebuah metode terapi kesehatan dalam

islam. AlHijamahberasal dari kata Al-Haj yang secara literatur berarti

menghisap. Bekam memiiliki pengobatan yang sangat di anjurkan

dibudaya islam karena bekam menjadi salah satu metode terapi yang

sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW.karna Terapi bekam sudah

ada pada zaman Nabi Muhammad SAW dengan di buktikan banyaknya

hadist yang telah menganjurkan pengobatan dengan metode berbekam.


13

Salah satunya adalah hadist yang diriwayat Bukhori nomor 5294 yaitu

“Terapi pengobatan itu ada tiga cara, yaitu; berbekam, minum madu, dan

dengan menempelkan besi panas, sedang aku tidak menganjurkan umatku

berobat dengan menggunakan besi panas, bekam merupakan terapi terbaik

bersama kayugaharu dalam mengobati penyakit, hal ini sesuai dengan

hadist otentik Bukhori no. 5263 dan Muslim no. 2952.(Wicaksono &

Larasati, 2016).

Bekam atau hijamah, secara bahasa berasal dari kata alhajmu yang

artinya menghisap. Hajama asy-syai’a artinya mengisap sesuatu. Al-hajim

dan alhajjam artinya yang menghisap. praktik pengisapan disebut al-

hijamah sedangkan pelaku pengisapan disebut al-hajjam (Sardaniah et al.,

2020).

2. Macam macam bekam

a. Bekam kering atau bekam angin (dry cupping - Hijamah Jaaffah),

yaitu menghisap permukaan kulit dan memijat tempat sekitarnya tanpa

mengeluarkan darah kotor. Bekam kering sangat di anjurkan pada

orang yang takut pada suntikan jarum dan takut pada darah. Bekam

kering ini berkhasiat untuk melegakan sakit secara darurat atau

digunakan untuk meringankan kenyerian urat-urat punggung karena

sakit rheumatik, juga penyakitpenyakit penyebab kenyerian punggung.

Bekam kering juga bermanfaat pada terapi penyakit radang,ginjal, paru

paru pembengkakan hati, radang su urat syaraf, radang sumsum tulang

dan lain-lain. Ada dua teknik bekam kering yang dapat dilakukan yaitu
14

bekam luncur dan bekam tarik.

b. Bekam luncur (sliding cupping), caranya dengan meng-kop pada

bagian tubuh tertentu dan meluncurkan ke arah bagian tubuh yang lain.

Teknik bekam ini biasa digunakan untuk pemanasan pasien, berfungsi

untuk melancarkan peredaran darah, pelemasan otot, dan menyehatkan

kulit.

c. Bekam tarik atau bekam cepat (flash cupping), dilakukan seperti

ditarik-tarik. Dibekam hanya beberapa detik kemudian ditarik dan

ditempelkan lagi hingga kulit yang dibekam menjadi merah.

d. Bekam basah (wet cupping - Hijamah Rothbah), yaitu pertama kita

melakukan bekam kering, kemudian kita melukai permukaan kulit

dengan jarum tajam (lancet) atau sayatan pisau steril (surgical blade),

lalu kemudian dihisap dengan alat cupping set dan hand pump yang

berfungsi untuk mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh. Bekam

basah bermanfaat untuk pengobatan berbagai penyakit, seperti

penyakit yang berkaitan dengan terganggunya sistem peredaran darah

di tubuh. Kalau bekam kering dapat menyembuhkan penyakit-penyakit

ringan, maka bekam basah dapat menyembuhkan penyakit-penyakti

yang lebih berat, akut, kronis ataupun yang degeneratif, seperti darah

tinggi, kanker, asam urat, diabetes mellitus (kencing manis),

kolesterol, dan osteoporosis (Gustriansyah et al., 2014).


15

3. Indikasi Dan Kontra Indikasi Bekam

Bekam juga dipergunakan pada penyakit yang bersifat lokal dan

sistemik. Bekam dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada

penyakit-penyakit seperti sakit kepala, carpal tunnel syndrome dan

beberapa penyakit lokal lainnya. Sementara pada penyakit yang bersifat

sistemik, bekam digunakan pada penyakit seperti tekanan darah tinggi dan

diabetes mellitus ( DM ).terapi ini tidak bisa langsung dilakukan di atas

pembuluh darah vena,arteri,maupun nervus, pada kulit yang mengalami

inflamasi, dan pada lubang-lubang yang ada pada tubuh seperti : telinga,

hidung, mata, kelenjar limfe, luka yang terbuka, tulang yang patah, luka

bakar dan thrombosis vena dalam. Adapun penyakit-penyakit yang

menjadi kontraindikasi untuk dilakukannya bekam dapat dikelompokkan

menjadi kontraindikasi (Risniati et al., 2019)

4. Patofisiologi Bekam

Patofisiologi Bekam Sebelum dilakukan perlukaan pada area/titik

bekam sebaiknya kulit yang hendak di bekam di lakukan pijatan atau

relaksasi dengan tujuan supaya aera titik bekam tidak tegang. Kemudian di

kop, dalam proses kop ini terjadi pelebaran pembuluh darah (vasodilatsi).

Pada saat proses pengekopan kulit akan di buat ruang hampa udara

(hipoksia), yang bertujuan untuk meningkatkan impuls bioelektrik pada

bagian yang di bekam agar terjadi rangsangan ke CornuPosterior Medulla

Spinalis kearah thalamus yang akan mengeluarkan endorphin, yang di

antra oleh syaraf di kulit,sehingga Thalamus akan membawa


16

rangsangannya samapi pada ginjal,dan ginjal mengeluarkan hormone yang

bernama hormone eritropoetin,kemudian ginjal akan meneruskan pada

sumsum tulang sehingga supaya dapat memproduksi sel-sel darah baru.

Hal terpenting dari kop tersebut adalah efeknya sangat baik, karena

terjadinya pengumpulan darah bawah kulit yang disertai melebarnya

pembuluh darah (dilatasi), peningkatan kerja jantung sekaligus membuka

pori-pori kulit. Pada proses kop ini di harapkan seluruh endapan darah sisa

metabolisme ( kolesterol, asam urat, ureum, kreatinin dan vitamin yang tak

berguna), dan toksin-toksin (CO2) zat aditif, polusi dll) dapat keluar dan

mudah terangkat pada proses melakukan perlukaan ringan. Pada saat

proses perlukaan ringan menyebabkan rangsangan nyeri disebabkan karna

terjadinya proses pengiriman sensorik oleh motor neuron ke thalamus

yang dimana akan di teruskan pada serabut syaraf aferen simpatis sehingga

terjadi pelepasa ACTH, endorphin dan factor hormone lainnya. Selain itu

perlukaan ringan pada titk bekam tersebut akan menimbulkan efek anti

pera dangan, penurunan serum lemak trigliserida, fosfolipida dan

kolesterol LDL, merangsang proses liposis jaringan lemak dan mengatur

kadar glukosa darah agar normal (Isnaniar et al., 2020).

5. Prosedur terapi bekam

a. Skrining awal prabekam

Skrining awal sebelum tindakan bekam adalah hal yang sangat

penting bagi pembekam maupun calon pasien bekam.saat skrining

awal adalah riwayat penyakit yang terdapat pada calon pasien dan
17

alasan pasien ingin mendapatkan terapi bekam akan di evaluasi agar

pembekam dapat memutuskan apakah calon pasien layak di beri terapi

bekam atau tidak.seandainya pada saat proses skrining awal ditemukan

kondisi pasien seperti anemia berat,atau penyakit bawaan seperti darah

susah membeku / hemofilia, maka pembekam akan memberitahu pada

pasien untuk menunda di lakukan terapi bekam. Hasil akhir dari fase

skrining awal adalah tercatatnya seluruh kondisi awal atau evaluasi

pasien pada lembar rekam medik terapi bekam. Dokumen lain yang

perlu disampaikan pembekam kepada pasien adalah dokumen

informed consent atau lembar persetujuan terapi, yang isinya adalah

kesepakatan pasien untuk menerima tindakan sesuai dengan yang

sudah dijelaskan pembekam berikut risikonya (dr. Sari Flori Ratna ,

M. Arskal Salim, Fika Ekayanti, Imam Subch, 2018 ).

b. Perlengkapan bekam SOP PBI

Menurut buku panduan PBI ( fatahilah ahmad SE, MBA. et al.

2019 ) untuk kenyamanan terapi bekam dibutuhkan beberapa alat

diantaranya :

1) Kop bekam

2) Pompa bekam

3) Lancing device

4) Lancet/jarum steril nampan atau baskom stainlessmangkol oval

5) Mangkok kecil stainless

6) Hanskun dan masker


18

7) Skort/apron/celemek dan tutup kepala

8) Kaca mata ( gogle/kecemata netral )

9) Minyak herbal/ minyak jaitun

10) Alcohol 70%

11) Clorin

12) Kassa steril

13) Tempat sampah

14) Alat cukur/gunting

15) Larutan H2O2 3%

16) Seterilisator

Gambar 2.1 alat bekam

c. persiapan prabekam

sebelum di lakukan pembekaman perlu di antaranya kelengkapan

alat. Beberapa alat yang harus ada dalam keadaan steril adalah

berwuduh, alat bekam dan kop, sarung tangan, celemek, jarum bekam

atau bisturi, kassa steril, larutan pensteril kulit (dapat berupa alkohol,

minyak zaitun atau betadine). Alat yang tidak kalah penting namun
19

tidak perlu steril adalah tempat sampah medis. Tepat sebelum proses

bekam, pasien mendapatkan berbagai terapi pendahuluan tergantung

dari prosedur klinik bekam. Beberapa klinik memulai dengan

pemberian minyak zaitun atau minyak alami lain yang dilanjutkan

dengan pijat punggung ringan maupun keseluruhan. Tindakan

pemijatan ini dilakukan untuk memperbaiki sirkulasi daerah yang akan

dibekam sehingga dapat memberikan efek bekam yang optimal (dr.

Sari Flori Ratna , M. Arskal Salim, Fika Ekayanti, Imam Subch,

2018 ).

d. Proses penyiapan kulit area bekam dengan zaitun

Siapkan kain kassa steril dan basahi minyak zaitun secukupnya

lalu oleskan ke area kulit yang di bekam secara memutar dari dalam

keluar

e. Tehnik pembekaman

Lakukan pengekopan pada are titik bekanm yang sdah diolei

minyak zaitun dengan tarikan sesuai dengan kenyamanan dan kondisi

serta usia pasien.Area titik bekam yang sdah di kop didiamkan selama

5 mnt karena kalau pengekopan telalu lama dapat mengakibatkan

muculny blister di kulit yang termasuk jenis mal praktek bekam.


20

Gambar,2.2 titik bekam

f. Tehnik perlukaan

1) setelah pengekopan berjalan sekitar 5 menit, segera lepaskan kop

bekam dengan cara tarik bagian atasnya diujung cap bekam dn

letakan kop tesebut di atas nierbeken.

2) Kop bekam yang sudah di gunakan diletakan pada bengkok

khusus dan lancing device, lancet atau skapel

3) Lakukan perlukaan pada area titik dengan menggunakan lancing

device atau pisau bedah. Stelah dilakukan perlukaan lancing

device yang sudah digunakan simpan dalam nierbeken.

4) Pengekopan kembali pada are titik bekam untuk mengeluarkan

darah.

g. Tehnik pembersiahn darah

1) Pada area bekam yang sudah dilukai dan dikop didiamkan 3-5

menit smpai terjadi bendungan lokal yang menyebabkan darah

statis keluar drikulit dan tertampung dalam gelas kop.

2) Siapkan kasa steril dan letakan di bawah kop yang menmpung

darah dan pastikan drah tidak merembes di tubuh kalien.


21

3) Buka kembali kopnya dengan bersihkan darah pada aea kop

bekam dengan menggunakan kassar steril.

4) Kop yang sudah dipakai letakan kembali di nierbeken.

5) Kassa pembersih atau yag sudah di pakai buang di kantong warna

kuning.

6) Pembersihan dan pengelapan darah di kulit menggunakan tangan

kiri secara khusus dan jangan bolak balik, hal ini unutk menjaga

agar smua tangan tidak terpapar darah sehingga tetap terjaga

kebersiahannya slma proes bekam berlangsung.

h. Tahapan akhir proes bekam

1) Pada area bekas luka di teesin minyak jaitun dengan menggunakan

kasa dengan menggunakan penjempit kassa

2) Pastikan alat bekam yang sudah di pakai diseka dengan bersih

(tanpa tertinggal noda darah ) kemudian masukan dalam larutan

klorin yang sudah disiapkan.

6. Mekanisme kerja bekam

Mekanisme kerja Bekam dalam meningkatkan kesehatan, khususnya

dalam menurunkan tekanan darah Akibat kerusakan Mast Cell ini akan

dilepaskan beberapa zat seperti Serotoni, Histamin, Bradikinin, Slow

Reacting Substance (SRS), serta zat-zat lain yang belum diketahui. Zat-zat

ini menyebabkan dilatasi kapiler dan arteriolar, serta reaksi flare di area

yang ditangkupkan. Dilatasi kapiler juga dapat terjadi di tempat yang jauh

dari tempat bekam, hal ini menyebabkan perbaikan mikrosirkulasi


22

pembuluh darah. Akibatnya, terjadi efek relaksasi (relaksasi) otot yang

kaku dan akibat vasodilatasi umum akan menurunkan tekanan darah

secara stabil. Selain itu, yang terpenting adalah pelepasan Corticotropin

Releasing Factor (CRF) dan faktor pelepas lainnya oleh adeno

pituitari.CRF selanjutnya akan menyebabkan terbentuknya ACTH,

kortikotropin, dan kortikosteroid (Fatonah & Rihiantoro, 2015).

7. Hubungan Terapi Bekam Pada Tekanan Darah

Terapi bekam menimbulkan reaksi peradangan (rubor, dolor, kalor,

funsiolesa) sehingga menimbulkan efek terjadinya kerusakan dari mast cell

dan lain akibat pembekaman ini mengeluarkan beberapa zat seperti

bradikin,histamine,slow reacting,dan zat lainnya yang tidak di ketahui. Zat

ini menyebabkan terjadinya dilatasi kapiler dan arterior serta flare reaction

pada daera yang dibekam dan akan terjadi pengeluaran darah kotor factor

pembuat releksasi derivate endotel ( FBRDE ), atau nitrat oksodan yang

akan berdampak pada releksasi otot polos pembulu darah sehingga daapat

menurunkan tekanan darah (Irawan & Ari, 2017).

Dengan berbekem terjadi perangsangan pada regulator kardiovaskuler

terutama pada tahanan peripheral (peripheral resistance). Melalui efek-Efek

bekam terhadap hipertensi adalah berperan menenangkan sistem saraf

simpatik (simpatic nerveous system). Agitasi pada sistem saraf simpatis ini

merangsang sekresi enzim yang bertindak sebagai sistem renin-angiotensin.

Setelah sistem tenang dan aktivitasnya berkurang, tekanan darah akan

turun; Bekam juga mengontrol kadar hormon aldosteron; Nitric oxide (NO)
23

yang berperan dalam vasodilatasi, melalui zat nitric oxide ini juga berperan

dalam meningkatkan suplai nutrisi dan darah yang dibutuhkan oleh sel dan

lapisan arteri dan vena, sehingga pembuluh darah menjadi lebih kuat dan

elastis.Serta bekam berperan menstimulasi reseptor–reseptor (baroreseptor)

sehingga pembuluh darah bisa merespon stimulus dan meningkatkan

kepekaannya terhadap faktor–faktor penyebab hipertensi Selain itu, efek

pembekaman pada satu titik, maka di jaringan kulit (kutis), jaringan bawah

kulit (Sub kutis), fascia dan ototnya akan terjadi kerusakan dari Mast Cell,

yang akibatnya melepaskan beberapa mediator kimia sehingga terjadi

dilatasi kapiler dan arteriol. Dilatasi kapiler dan arteriol ini menyebabkan

terjadinya perbaikan mikrosirkulasi pembuluh darah dan timbul efek

relaksasi otot-otot yang kaku, serta akibat vasodilatasi umum akan

menurunkan tekanan darah secara stabil. Yang terpenting adalah

dilepaskannya Kortikotropin Releasing Factor (CRF) serta releasing faktor

lainnya oleh adenohipofise. CRF selanjutnya akan menyebabkan

terbentuknya ACTH, kortikotropin, dan kortikosteroid. Kortikosteroid ini

mempunyai efek menyembuhkan peradangan serta menstabilkan

permeabilitas sel. (Fatonah & Rihiantoro, 2015)


24

C. kerangka teori

Bekam

Bekam basah Penghisapan kulit setelah


Perlukaan kulit
penghisapan sebelum luka
luka

Releksasi otot Darah keluar Mediator inflamasi

Penurun volume darah Vasodilator


Pompa otot skeletal
pembulu darah

Penurunan aliran balik Tahanan perifer


vena total

Penururnan isi sekuncup

Penurunan curah
jantung

Tekanan darah menurun

Sumber : (Rahma M Alfian, 2016)


25

D. Kerangka konsep

Kerangka konsep yaitu suatu hubungan antara konsep dan konsep

lainnya dari masalah yang ingin di teliti.kerangka dalam penelitian ini

adalah variable dependen dan independen

Terapi Bekam Tekanan darah


basah Intervensi
• Normal
• hipertensi
• hipotensi

: variable independen

: Intervensi

: variable dependen

E. Hipotesis penelitian

Ha = terdapat pengaruh terapi bekam basah terdahap tekanan darah

Ho = tidak ada pengaruh terapi bekam basah terhadap tekanan darah


26

F. Definisi operasional & Kriteria objektif

N Variable Definisi Cara Alat ukur Skala Kriteria


penelitian perasional ukur objektif
O

1. Terapi Terapi Standar Lembaran


bekam bekam operasion observasi
basah basah al
merupakan prosedur
terapi yang ( SOP)
bertujuan PBI
membersih
kan tubuh
dari darah
yang
mengandun
g toksin
dengan
penyayatan
tipis atau
tusukan-
tusukan
kecil pada
permukaan
kulit.
Bekam juga
sering
disebut
sebagai
terapi yang
berfungsi
untuk
mengeluark
an darah
kotor
2 a.tekanan Tekanan Pemeriks Pemeriksaan Ordin Tekanan
darah darah aan tekanan darah al darah
normal merupakan tekanan menggunakan normal
hasil dari darah tensi meter <130/<90
aktifitas dilakukan atau mmHg
pemompaan pre-test spygmomano
jantung post-test meter Tekanan
yang terapi darah
berlangsung bekam normal
secara tinggi 130-
27

kontraksi 139/85-89
dan mmHg
relaksasi
nilai dari
tekanan
darah dapat
diukur Tekanan
dengan darah
menggunak tinggi atau
an hipertensi
tensimeter >140/>90
atau mmHg
spygmoman
meter.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain penelitian

Rancangan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan penelitian

PreExperimental, untuk mengetahui apakah ada pengaruh terapi bekam

terhadap penurunan tekanan darah. Jenis pre-test post test one grub design

yaitu mengidentifikasi tekanan darah sebanyak 2 kali, sebelum dan setelah

intervensi. Hasil pengukuran tekanan darah sebelum disebut pre test (01) dan

hasil pengukuran tekana darah setelah disebut post test.

Pretest Intervensi postest

01 X 02

Pengukuran Intervensi Pengukuran


tekanan darah tekanan darah
Terapi bekam
basah 1 kali

Keterangan :

01 : pengukuran tekanan darah ( pretest )

X : Terapi bekam basah 1 kali ( intervensi )

02 : Pengukuran tekanan darah ( posttest )

28
29

B. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di klinik zein holistic therapy di wilayah

Makassar Sulawesi selatan.pada bulan agustus-september 2021

C. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang berbekam di

klinik zein holistic therapy pada bulan agustus-september 2021

2. Sampel

Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 15 responden dengan

menggunakan teknik sampling dengan Non Probability Sampling dengan

pendekatan “Accidental Sampling” dengan kriteria inklusi dan eksklusi

yang dimaksud di atas.variabel dependen dalam penelitian ini yaitu

penurunan tekanan darah,variable dependen yaitu intervensi bekam pada

klien (Irawan & Ari, 2017).

3. Kriteria sampel

a) Kriteria insklusi

1. Berusia 25-56 tahun

2. Dapat berkomunikasi dengan baik

3. Dapat mengikuti prosedur penelitian sampai selesai

4. Pasien laki laki maupun perempuan

5. Memiliki tekanan darah diatas 120/90 mmHg.


30

b) Kriteria eksklusi

1. Tidak mengkonsumsi obat anti hipertensi

2. Tidak sedang dalam keadaan pusing

D. Instrument pengumpulan data

Pengumpulan data pada penelitian ini adalah melalui :

1. Sphygmomanometer dan stetoskop

Alat ukur tekanan darah ini digunakan untuk mengukur tekanan

darah agar dapat mengatahui tensi pasien saat dilakukan

pemeriksaan sebelum dan setelah melakukan terapi bekam basah

2. Lembaran krakteristik responden,observasi,interview

Lembaran karakteristik responden untuk mencatat nama,jenis

kelamin,pekerjaan,umur,pendaopatan perbulan agama,dan alas an

berbekam. dan lembaran observasi untuk mencatat inisial responden dan

tekanan darah sebelum dibekam,tekanan darah sesudah di bekam basah.

Yang di lakukan berdasarkan Sop PBI

E. Analisa data

Penelitian ini mempunyai tujuan ingin mengatahui apakah ada pengaruh

terapi bekam basah terhadap tekanan darah.

1) Analisa univariat

Analisa univariat mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan atau

menjelaskan keadaan tekanan darah sebelum dan setelah intervensi.


31

2) Analisa bivariate

Analisa bivariate mempunyai tujuan untuk menganalisis hubungan

dan variable. Analisis bivariate adalah untuk melihat perbedaan pada dua

kelompok yaitu variable dependen, sebelum terapi bekam dan variable

dependen, setelah dilakukan terapi bekam basah.

Analisa dalam penelitian ini menggunakan uji t-dependen. Uji t-

dependen adalah uji parametrik yang di gunakan untuk melihat hubungan

data numerik pada variabel terapi bekam ( mukaromah afifatun. 2017 ).

F. Etika penelitian

Etika dalam penelitian ini yaitu hendaknya peneliti memegang teguh sikap

ilmiah,dalam pelaksanan sebuah penelitianada empat prinsip yang harus

dipegang teguh pada penelitian,(Rahma M Alfian, 2016).meskipun penelitian

tidak membahayakan atau merugikan bagi subjek peneliti.dalam

melaksanakan sebuah penelitian ada empat prinsip yang harus di pegang

yaitu :

1) Menghormati harkat dan martabat manusia

2) Menghormati prifasi dan kerahasian subjek penelitian

3) Keadilan dan inklusifitas atau keterbukaan

4) Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan


32

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 6 agustus sampai 6 september

2021 di rumah sehat zein holistic theray Makassar jalan btp no 46 blok

M.adalah salah satu rumah sehat yang membuka therapy berupa terapi bekam

akupuntur dan pijat,yang dibuka setiap hari senin-sabtu jam 9:00-21:00.

Penelitian ini menggunakan uji statistic uji T dimana bertujuan untuk

mengatahui pengaruh masing-masing variable independen terhadap variable

dependen.pengambilan data dilakukan pada tanggal 6 agustus 2021.dengan

menggunakan teknik aksidental sampling dimana pasien yg nnti di jadikan

sampel itu berdasarkan kriteria insklusi dan eksklusi.

B. Hasil penelitian

1. Karakteristik responden

a. Umur

Dalam penelitian ini terdapat 15 responden,dengan umur paling

rendah adalah 26 tahun dan yang paling tinggi adalah 56 tahun

mendapatkan mean 39,47 dengan standar deviasi 8,758,kategori umur

terbanyak adalah ( 26-56 ).

b. Jenis kelamin

Distribusi jenis kelamin maksimum adalah responden perempuan

dengan kode 2 dan responden minimum adalah laki-laki dengan kode 1


33

mendapatkan mean 1,40dengan standar diviasi 0,507,namun untuk

jenis kelamin yang paling banyak adalh laki laki dengan jumlah 9

orang ( 60% ) dan yang paling sedikit perempuan dengan jumlah 6

orang ( 40% ) dari jumlah 15 responden.

Table 1.1 Karakteristik responden ( n =15 )

Variable Jumlah (n) Persen ( % )


Jenis kelamin:
Laki laki 9 60%
Perempuan 6 40%
umur
dewasa awal 26-35 5 33,3%
dewasa akhir 36-45 5 33,3%
lansia awal 46-56 5 33,3%
Total 15 100%
Sumber : Data primer 2021

table 1 menunjukan distribusi karakteristik 15 responden, bahwa

dari 15 responden,umur paling rendah 26 tahun dan paling tinggi 56

tahun mendapatkan mean 39,47 dengan standar deviasi 8,758,kategori

umur terbanyak adalah ( 26-56 ).

2. Hasil analisa univariat

Hasil analisis univariat untuk menganalisis variable krakteristik

indifidu yang secara deskriptifdengan menggunakan destibusi frekuensi

prporsi.analisa pada penelitian ini adalah tentang gambaran umur,jenis

kelamin,tejanan darah sistol sebelum dan setelah.dalam penelitian ini

terdapat 15 responden yg merupakan pasien yg datang melakukan terapi

bekam basah di klinik zein holistic therapy dengan berdasarkan kriteria

inklusi dan eklusi


34

Table 1.2 tekanan darah responden sebelum dibekam

Variabl N Maximum Minimum Mean Std.deviation


e
Sistol 15 205 130 147,27 20,741
Diastole 121 75 90,87 15,385
Total 15 326 205 238,14 36,126
Sumber : Data primer 2021

Berdasarkan table 2 dapat diketahui tekenan darah responden

sebelum diberikan terapi bekam dengan sistol maksimum 205 mmHg

dan minimum 130 mmHg dengan mean 147,27 dengan standar deviasi

20,741,sedangkan untuk diastole maksimum 121 mmHg dan minimum

75 mmHg dengan mean 90,87 dengan standar deviasi 15,385.hasil

diatas kemudian selanjutnya dibandingkan dengan table setelah

dilakukan terapi bekam basah untuk membandingkan nilai mean dan

standar deviasi

Table 1.3 tekanan darah responden serelah dibekam

Variabel N maksimum minimum mean Std.defiation


Sistol 15 195 115 136,53 22,621
Diastole 124 64 86,53 16,966
Total 15 319 179 223,06 39,587
Sumber : Data primer 2021

Berdasarkan table 3 dapat dilihat tekanan darah responden setelah

diberikan terapi bekam dengan sistol maksimum 195 mmHg dan

minimum 115 mmHg mendapatkan mean 136,53 dengan standar

deviasi 22,621, sedangkan untuk diastole maksimum 124 mmHg dan

minimum 64 mmHg dengan mendapatkan mean 86,53 dengan standar


35

16,966.dari hasil table 2 dan 3 mendapatkan hasil bahwasanya terjadi

perubahan terhadap tekanan darah setelah diberikan terapi bekam basah

dengan melihat nilai mean dan standar deviasi.

3. Analisa bivariate

Analisa bivariate dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian

mengenai pengaruh terapi bekam terhadap penurunan tekanan darah.

Table 1.4 distribusi hasil normalitas

Variable Statistic Shapiro-wilk Sig


DF
Sistol sebelum 0,296 15 0,001
Diastole sebelum 0,291 15 0,003
Sistol setelah 0,246 15 0,001
Diastole setelah 0,242 15 0,034
Sumber : Data primer 2021

Uji normalitas pada table 4 diatas menggunakan uji Shapiro wilk

karena responden kurang dari 50 (n=15). Berdasarkan data diatas nilai

signifikan Shapirowilk variable sistol sebelum (0,001),diastole

sebelum(0,003), sistolik setelah(0,001),dan diastole setelah (0,034),

berdasarkan variable diatas maka dapat disimpulkan variable sebelum

dan setelah diberikan intervensi terapi bekam basah merupakan

distribusi data dikatakan tidak normal yaitu nilai p< 0,05 sedangkan

data normal memiliki nilai p>0,05.

Kesimpulan diatas menunjukan bahwa penelitian ini dapat

menggunakan uji T.uji T dipakai dengan syarat data perpasangan yang

berarti peneliti mengumpulkan data dari responden yang sama dan


36

dilakukan pengukuran sebelum dan sesudah melakukan therapy bekam

basah.

tabel 1.5 analisa bivariate terapi bekam TDS(sistol)

Variable N Mean Maksimum Minimum Std.deviation P


Sistol 15 147,27 205 130 20,741 <0,001
sebelum
Sistol 136,53 195 115 22,621
setelah
total 15 283,8 400 245 43,362 <0,001
Sumber : Data primer 2021

Table 1.6 analisa bifariate terapi bekam TDD(diastole)

Variable N Mean Maksimum Minimum Std.deviation P


Diastole 15 90,87 121 75 15,385 <0,003
sebelum
Diastole 15 86,53 124 64 16,966
setelah
total 15 177,4 245 139 32,351 <0,003
Sumber : Data primer 2021

Berdasarkan tabel 4 yang menggunakan uji T menunjukan bahwa

terdapat perbedaan tekanan darah ( sistol dan diastole ) sebelum dan

setelah diberikan intervensi terapi bekam basah.nilai mean sistol

sebelum dan sesudah ( 147,27-136,53) dan untuk nilai standar deviasi

sistol sebelum dana setelah ( 20,741-22,621).nilai mean diastole

sebelum dan setelah (90,87-86,53)dan untuk nilai standar deviasi

(15,385-16,966).hasil analisa bivariate menggunakan uji Wilcoxon

pada sistol dan diastole menunjukan nilai P< 0,003 yang berarti nilai

<0,005, maka hipotesis sesuai dengan bab III yaitu H0 ditolak karena

adanya pengaruh terapi bekam basah terhadap penurunan tekanan

darah.
37

C. Pembahasan

Bekam adalah suatu metode pengobatan tradisional yang sudah ada

sejak lama dengan metode peneluaran darah kotor, dengan cara menggunakan

kop yang di telungkupkan pada permukaan kulit epidermis sehingga

menimbulkan bendungan local,ini di akibatkan oleh adanya tekanan negatif di

dalam tabung atau kop,setelah itu akan terjadi penggumpalan darah

local.hasil tentang pengaruh terapi bekam terhadap penurunan tekanan

darah.penelitian ini akan dibandingkan dengan dengan teori dan hasil

penelitian sebelumnya serta memaparkan kekurangan dan keterbatasan dalam

penelitian

1. Distribusi karakteristik responden

karakteristik 15 responden, bahwa dari 15 responden,umur paling rendah

26 tahun dan paling tinggi 56 tahun mendapatkan mean 39,47 dengan

standar deviasi 8,758,kategori umur terbanyak adalah ( 26-56 ).distribusi

jenis kelamin maksimal adalah responden perempuan dengan kode 2 dan

responden minimal adalah laki laki dengan kode 1 mendapatkan mean

1,40 dengan standar diviasi 0,507, tapi untuk jumlah jenis kelamin yang

paling banyak adalah laki laki dengan jumlah 9 responden ( 60%) untuk

jenis kelamin perempuan adalah 6 responden ( 40% ) dari jumlah

responden 15 orang.
38

Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

tekanan darah. Umur berkaitan dengan tekanan darah tinggi. Semakin

tua seseorang maka semakin besar resiko terserang hipertensi dan Jenis

kelamin juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan

darah. perempuan cenderung menderita hipertensi daripada laki-laki.

Dalam penelitian ini, 27,5% wanita mengalami hipertensi, sedangkan

untuk pria hanya 5,8%. 3 Wanita akan mengalami peningkatan risiko

tekanan darah tinggi (hipertensi) setelah menopause yaitu usia diatas 45

tahun.Perempuan yang belum menopouse dilindungi oleh hormon

estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density

Lipoprotein (Corwin, 2015).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan ( annet,

2014 ) dimana umur dan jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang

paling mempengaruhi tekanan darah

Dalam hasil ini peneliti berasumsi bahwa usia dana jenis kelamin

menjadi salah satu fakto yg paling penting dalam mempengaruhi tekanan

darah,semakin tinggi umur seseorang maka akan semakin rentang orang

untuk terkena penyakit tekanan darah dan perempuan lebih rentang

beresiko terkenan penyakin tekanan darah Karena setelah menopause

perempuang akan tidak dilindungi hormone estrogen yg berperan dalam

meningkatkan high density lipoprotein


39

2. Distribusi perubahan tekanan darah sebelum dan sesudah bekam

basah

Berdasarkan hasil uji T yaitu dengan membandingkan tekanan

darah sistol ( TDS ) sebelum pre test tekanan darah sistol ( TDS ) dan

setelah intervensi post-test menghasilkan p = 0.000 yang berarti

terdapat perbedaan rerata tekanan darah sistol ( TDS ) sebelum dana

setelah therapy bekam basam basah. Dengan membandingkan tekanan

darah diastole

( TTD ) sebelum intervensi pre test yaitu tekanan darah diastole

( TTD serelah intervensi post test menghasilkan 0,003.hal ini berarti

juga terdapat berbedaan rerata tekanan darah diastole

( TTD ) yang berarti sebelum dan sesudah intervensi terapi bekam.

tekanan darah sistol ( TTS ) tekanan darah diastole ( TDD ) nilai p <

0.005 maka H1 diterima dan H0 di tolak dengan kata lain yaitu ada

pengaruh terapi bekam basah terhadap penurunan tekanan darah di

klinik zein hilistyc therapy Makassar, Penurunan tekanan darah itu

dapat terjadi.

bekam merupakan therapy pengobatan non farmakologi dimana

pengobatan ini dengan penyedotan kulit di bagian-bagian yang

bertujuan untuk mengeluarkan racun dan oksidan dalam tubuh melalui

torehan tipis yang mengenai pembulu darah kapiler pada epidermis.

Dokter umar dalam bukunya mengatakan“Sembuh dengan Satu

Titik”mengatakan, bekam adalah metode pengobatan denganmetode


40

tabung atau gelas yang ditelungkupkan pada permukaan kulit agar

menimbulkan bendungan lokal.Terjadinya bendungan lokal

disebabkan tekanan negatif dalam tabung yang sebelumnya benda

Benda dibakar dan dimasukan kedalam tabung agar terjadi

pengumpulan darah lokal. Kemudian darah yang telah berkumpul

dikeluarkan dari kulit dengan dihisap.Efek bekam terhadap darah

diantaranya: Bekam menstimulasi darah ditubuh secara umum

melalui zat nitrit oksida (NO) yang berperan meluaskan pembuluh

darah, bekam berperan mengurangi darah dan cairan yang

menyertai proses peradangan dengan cara mengeluarkan cairan-

Cairan ini dari celah-celah antarsel. Begitu pula zat zat pemicu

peradangan juga ikut dikeluarkan,misalnya zat histamine,bekam juga

berperan meningkatkan umlah sel darah merah,meningkatkan jumlah

sel darah putih,mengubah darah yang terlalu asam

menjadiproporsional,membersihkan darah sebagaimana dikatakan oleh

Dr. Katashi, dosen di Universitas Osaka ( ummar, 2017).

Terapi bekam menimbulkan reaksi peradangan (rubor, dolor, kalor,

funsiolesa)yang berarti hal ini menunjukan terjadinya kerusakan dari

mast cell dll sehingga dengan berbekam dapat mengeluarkan zat

seperti serotonin,histamine,bradikin,slow reacting substansi

( SRS ),serta zat lain yang belum di ketahui. Akibatnya zat ini

menyebabkan dilatasi kapiler dan arterior, serta reaksi pada daerah

yang dibekam dan akan terjadi juga pada pengeluaran factor releksasi
41

derivate endotel ( FBRDE ), atau lebih dikenal dengan oksida nitrat

( NO ) yang akan mempengaruhi releksasi otot polos pembulu darah

(Irawan & Ari, 2017).

Dengan berbekem akan terjadi perangsangan pada regulator

kardiovaskuler terutama pada tahanan peripheral. Melalui efek

berbekam terhadap tekanan darah adalah berperan menenangkan sistem

saraf simpatik. Agitasi pada saraf simpatis ini merangsang sekresi enzim

yg bertindak sebagai sistem vasodilatasi. Setelah sistem tenang maka

aktifitasnya berkurang,sehingga tekanan darah akan turun.therapi bekam

juga mengontrol kadar hormon Nitric oxide (NO) yang berperan dalam

vasodilatasi.melalui zat nitric oxide ( NO ) melalui zat nitric oxide ini

juga berperan dalam meningkatkan supai nutrisi dan darah yang dibutuh

kan oleh sel dan laposan arteri dan vena,menyebabkan pembulu darah

dapat merangsang dan meningkatkan kepekaannya terhadap penyebab

terjadinya masalah kardiovaskular. Fasia dan otot akan dirusak oleh Sel

Mast, yang akibatnya melepaskan beberapa mediator kimia,sehingga

terjadinya pelebaran kapiler dan arterior. Dilatasi kapiler dan arteriol ini

menyebabkan peningkatan mikrosirkulasi pembuluh darah dan efek

relaksasi pada otot kaku, dan sebagai akibat dari vasodilatasi umum,

tekanan darah menurun.yang terpenting ialah pelepasan Corticotropin

releasing factor ( CRF ) dan faktor pelepas lainnya oleh adenohipofisis

kemudian akan mengakibatkan pembentukan ACTH, corticotropin, dan


42

corticosteroids.kartikosteriod ini memiliki efek efek penyembuhan

peradangan dan menstabilkan sel

( ummar, 2017 )

Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya (Sardaniah

et al., 2020). Didapatkan adanya pengaruh tekanan darah yaitu

penurunan selisih nilai rata-rata sistol (12,143) dan diastolik (8,265). Uji

statistik menggunakan skewness pada sistolik dan diastolik

menunjukkan nilai (p = 0,000) yang berarti p<0,05 sehingga H1 diterima

yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan terapi bekam terhadap

perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Penelitian (Endah puspitorini, 2017) Setelah diberikan terapi bekam

basah terjadi perubahan yaitu 6,9% responden yang masuk kategori pra

hipertensi, hipertensi stadium 1 menjadi 72,4% responden dan hipertensi

stadium 2 hanya 20,7% responden. Hasil uji Wilcoxon diperoleh nilai Z

sebesar -4.716 dan -4.727 dengan p-value (Asymp. Sig.2 tailed) sebesar

0,000 yang lebih kecil dari batas kritis penelitian 0,05 sehingga H1

diterima dan H0 ditolak. Kesimpulan ada pengaruh terapi bekam basah

terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Klinik

Bekam Kepanjen Kabupaten Malang.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya (Sormin,

2019) bahwa terapi bekam, tekanan darah sistolik rata-rata 152,50

mmHg dan tekanan diastolik rata-rata 85,25 mmHg. Setelah dilakukan


43

terapi didapatkan hasil bahwa rata-rata tekanan darah sistolik adalah

130,25 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastolik adalah 75 mmHg.

Berdasarkan uji statistik didapatkan p-value sebesar 0,003 yang berarti

terdapat perbedaan tekanan darah sebelum dan setelah terapi bekam.

Penelitian ini didasarkan pada asumsi bahwa terapi bekam

berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah, dimana saat bekam

tubuh melepaskan zat-zat seperti serotonin, prostaglandin, bradikinin,

histamin, yang mempengaruhi vasodilatasi pembuluh darah. Rangsangan

ini akan diteruskan pada kornu posterior medula spinalis melalui nervus

A delta dan C, serta traktus spino thalamus menuju thalamus yang akan

menghasilkan endorfin untuk meningkatkan mood dan meningkatkan

perasaan tenang/ sejahtera sehingga akan mempengaruhi relaksasi tubuh

dan tekanan darah seseorang

D. Keterbatasan penelitian

Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian

ini. Keterbatasan penelitian ini antara lain sebagai berikut:

3 1. Kurangnya waktu untuk memberikan intervensi lebih lanjut sehingga

perubahan dapat dikendalikan lebih efektif

2. Masih sedikitnya jumlah responden yang digunakan peneliti dikarenakan

kurangnya pasien yang disebabkan oleh PPKM atau peraturan yang dibuat

oleh pemerintah

3. Beberapa faktor perancu tidak dapat dikendalikan secara sempurna karena

keterbatasan kewenangan peneliti di lokasi penelitian


44

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Terapi  bekam  memiliki  pengaruh  yang  signifikan  dalam 

menurunkan tekanan  darah  sistolik dan  diastolic sehingga  dapat 

disimpul kan  bahwa  terapi  bekam  dapat  digunakan  sebagai  terapi 

alternatifdan komplementer yang aman, nyaman,danekonomis baik dalam

aspek preventif,kuratif, maupun rehabilitatif.

1. Tekajan darah sebelum diberikan terapi bekam basah pada kategori

ringan,dan sedang.

2. Setelah dilakukan terapi bekam basah rerata pada sistolik 30.621

mmHg, dan sistolik 15.966 mmHg.

3. Terdapat peengaruh terapi bekam basah terhadap penurunan tekanan

darah di klinik zein holistic therapy Makassar.dengan uji T tes p<

0.005 dan Ho ditolak.

B. Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya

Dari hasil penelitian ini selanjutnya bisa dijadikan sebagai

tembahan pengatahuan, informasi, dan pengembangan kepada peneliti

supaya dapat di buktikan waktu penelitian yang lama pada terapi


45

bekam bekam ini juga masih bisa diperluas lagi tentang manfaatnya

bekam untuk mengobati penyakit lainya.

2. Bagi klinik bekam zein holistic therapy

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengatahuan untuk

pasien yang berobat di klinik zein holistic therapy bahwasanya

terdapat banyak manfaat yang bisa di dapatkan pada terapi bekam

untuk pasien tekanan darah

3. Profesi keperawatan

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perkuliaanyang

dimana bahwasanya masih banyak sekali manfaat yang bisa di

dapatkan pada terapi bekam jadi mahasiswa bisa mempelajari cara

melakukan pengobatan terapi bekam


46

Anda mungkin juga menyukai