Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah diatas nilai normal. Menurut


Nurarif A.H. & Kusuma H. (2016), hipertensi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik sekitar 140 mmHg atau tekanan diastolik sekitar 90 mmHg. Hipertensi
merupakan masalah yang perlu diwaspadai, karena tidak ada tanda gejala khusus
pada penyakit hipertensi dan beberapa orang masih merasa sehat untuk beraktivitas
seperti biasanya. Hal ini yang membuat hipertensi sebagai silent killer (Kemenkes,
2018), orang-orang akan tersadar memiliki penyakit hipertensi ketika gejala yang
dirasakan semakin parah dan memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan.

Gejala yang sering dikeluhkan penderita hipertensi adalah sakit kepala, pusing,
lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual, muntah, epitaksis, dan kesadaran
menurun (Nurarif A.H. & Kusuma H., 2016). Hipertensi terjadi karena dipengaruhi
oleh faktor-faktor risiko. Faktor-faktor risiko yang menyebabkan hipertensi adalah
umur, jenis kelamin, obesitas, alkohol, genetik, stres, asupan garam, merokok, pola
aktivitas fisik, penyakit ginjal dan diabetes melitus (Sinubu R.B., 2015).

Menurut World Health Organiztion (WHO) pada tahun 2011 menunjukan satu milyar
orang di dunia menderita hipertensi, 2/3 penderita hipertensi berada di negara
berkembang. Prevalensi hipertensi akan terus meningkat dan diprediksi tahun 2025
sebanyak 29% orang dewasa di seluruh dunia terkena hipertensi. Hipertensi telah
menyebabkan banyak kematian sekitar 8 juta orang setiap tahunnya, dan 1,5 juta
kematian terjadi di Asia Tenggara dengan 1/3 populasinya menderita hipertensi
(Kemenkes, 2017).

Menurut data Kementrian kesehatan Republik Indonesia tahun 2009, prevalensi


tekanan darah tinggi sebanyak 29,6% dan tahun 2010 meningkat menjadi 34,1%.
Berdasarkan hasil riset Dinkes Provinsi Jatim tahun 2013 prevalensi hipertensi
sebanyak 37,4%. Menurut Survei Terpadu Penyakit (STP) Puskesmas di Jawa Timur
ditahun 2010, beberapa wilayah di Jawa Timur sebagian besar menyumbang pasien
hipertensi.

Hipertensi dapat menyebabkan penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal jika tidak
dilakukan upaya pencegahan dini. Hipertensi yang tidak dapat diobati akan
mempengaruhi semua sistem organ dan dapat memperpendek harapan hidup
seseorang 10 sampai 20 tahun (Jadgish, 2016). Penatalaksanaan hipertensi dapat
dilakukan dengan menggunakan obat-obatan ataupun dengan cara modifikasi gaya
hidup. Modifikasi gaya hidup dapat dilakukan dengan menurunkan berat badan,
menghindari minuman berkafein, rokok, dan minuman beralkohol. Olahraga juga
dianjurkan bagi penderita hipertensi. (Pusdatin Kemenkes, 2015).

perubahan struktur pembuluh darah seperti penyempitan lumen, serta dinding


pembuluh darah menjadi kaku dan elastisitasnya berkurang sehingga meningkatkan
tekanan darah.(Yanita, 2017). Seseorang yang mempunyai usia>35 tahun
mempunyai peluang 3 kali untuk terkena hipertensi dibandingkan dengan seseorang
yang berumur <35 tahun (Hasan, 2017). Namun dalam peneltian yang dilakukan oleh
Yana et al., (2016) bahwa tidak ada hubungan antara usia dengan kejadian
hipertensi. Individu yang berumur 60 tahun ke atas, 50-60% mempunyai tekanan
darah yang lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal itu disebabkan adanya
pengaruh degenerasi yang terjadi pada orang yang bertambah usia.

Jenis kelamin mempengaruhi kejadian hipertensi. Perempuan cenderung akan


mengalami peningkatan resiko hipertensi setelah menopause yaitu pada usia diatas
45 tahun (Novitaningtyas,2014). Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi
pada usia dewasa muda. Tetapi lebih banyak menyerang wanita setelah umur 55
tahun, sekitar 60%

penderita hipertensi adalah wanita.(Marliani, 2007). Hasil penelitian yang dilakukan


oleh Putra (2016) tingkat kejadian hipertensi lebih tinggi pada pria dari pada wanita
pada usia dibawah 55 tahun.

Faktor riwayat keluarga mempengaruhi terjadinya hipertensi. Seseorang yang orang


tuanya menderita hipertensi akan mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk
menderita hipertensi dari pada individu yang tidak mempunyai keluarga dengan
riwayat hipertensi (Rinawati, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Hasan (2017) di
dapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara genetik atau keturunan dengan
kejadian hipertensi. Responden yang mempunyai riwayat keluarga hipertensi
mempunyai peluang sebanyak 3,6 kali untuk terkena hipertensi dibandingkan dengan
responden yang tidak memiliki riwayat keluarga. Ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Vasantha di India (2016) terdapat hubungan antara riwayat keluarga
hipertensi dengan kejadian hipertensi.Namun dalam penelitian Yana et al., (2016)
bahwa tidak ada hubungan antara riwayat keluarga menderita hipertensi dengan
kejadian hipertensi.Hasil penelitian ini menyatakan responden yang memiliki riwayat
keluarga menderita hipertensi tidak beresiko mengalami hipertensi. Hal ini dapat
terjadi karena seseorang yang memiliki riwayat hipertensi keluarga melakukan upaya
preventif seperti menghindari konsumsi rokok, tidak mengkonsumsi alkohol, memiliki
aktivitas fisik yang cukup, sehingga yang memiliki riwayat hipertensi dalam keluarga
tersebut tidak terkena risiko hipertensi (Anggun,2016)

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian adalah
analisis faktor risiko apa yang berhubungan dengan derajat hipertensi

C. TUJUAN PENELITAN

1. Tujuan Umum
Diketahui faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan derajat hipertensi di Jawa
timur
2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya distribusi frekuensi derajat hipertensi

b. Diketahuinya distribusi frekuensi jenis kelamin penderita hipertensi

c. Diketahuinyahubungan usia dengan derajat hipertensi

d. Diketahuinya hubungan makanan dengan kejadian hipertensi


D. MANFAAT PENELITIAN

1) Bagi Pelayanan Kesehatan


Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi atau data dasar dalam
memberikan pelayanan keperawatan kepada masyarakat , khususnya dalam
pemberian asuhan keperawatan pada pasien penyakit Hipertensi secara lebih
komprehensif dan berkualitas dengan menitikberatkan faktor risiko pada hipertensi.

2) Bagi pendidikan ilmu keperawatan


Sebagai masukan untuk menambah pengetahuan sehingga penelitian ini
dapat diajukan dan dikembangkan untuk penelitian selanjutnya.

3) Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan mampu menambah dan memperkaya ilmu dalam
keperawatan, dan menjadi data tambahan ataupun menjadi bahan bacaan dalam
pembuatan penelitian
DAFTAR PUSTAKA

Kowalski, R. E. (2010). Terapi hipertensi. PT Mizan Publika.

OKTA, R. (2013). PENATALAKSANAAN TERKINI PADA PENDERITA


HIPERTENSI (Doctoral dissertation, University of Muhammadiyah Malang).

Widyaningrum, S. (2012). Hubungan antara konsumsi makanan dengan kejadian


hipertensi pada lansia.

Soka, A. S. R., Wiyono, J., & Masluhiya, S. (2020). Pengaruh Pendidikan Kesehatan


Pada Ibu Rumah Tangga (IRT) Terhadap Pemilihan Jenis Makanan Rendah Garam
Pada Lansia Hipertensi Di Posyandu Lansia RW 04 Kelurahan Merjosari Kecamatan
Lowokwaru Kota Malang (Doctoral dissertation).

Anda mungkin juga menyukai