PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
teknologi dan industri, telah banyak membawa perubahan paa perilaku dan gaya
adala penyakit yang berhubungan dengan sirkulasi darah yaitu hipertensi. Penyakit
sistem sirkulasi darah merupakan penyebab kematian umum nomor satu di Indonesia
berdasarkan SKRT 1992 dan 1995 serta Surkesnas 2001 (Depkes RI, 2006)
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) dari 70% penderita hipertensi
yang diketahui hanya 25% yang mendapat pengobatan, dan hanya 12,5% yang diobati
dengan baik (adequately treated cases), diperkirakan sampai tahun 2025 tingkat
terjadinya tekanan darah tinggi akan bertambah 60%, dan akan mempengaruhi 1,56
milyar penuduk di seluruh dunia. Di dunia, hampir 1 milyar orang atau 1 dari 4 orang
dewasa menderita hipertensi. Tekanan darah tinggi merupakan penyakit kronis yang
umur > 18 tahun sebesar 25,8%. Prevalensi hipertensi pada setiap provinsi di
Indonesia pada kelompok umur > 18 tahun tergolong cukup tinggi. Suatu kondisi
1
Peningkatan tekanan darah dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko antara lain umur,
jenis kelamin, riwayat keluarga, genetik, dan gaya hidup seperti kebiasaan merokok,
konsumsi kafein, konsumsi garam, kurang aktivitas fisik, stres (Kemenkes RI, 2014).
penelitian ini adalah bahwa penulisan ingin mengetahui : “ Hubungan Gaya Hidup
tahun 2018.
1.4.1 Teoritis
Dengan melakukan penelitian ini, berharap agar semua bahan dan teori dapat
digunakan sebagai bahan rujukan yaang bemanfaat dan agar dapat digunakan
2
1.4.2 Aplikatif
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gaya Hidup
2.1.1 Definisi
Gaya hidup adalah pola tingkah laku sehari-hari yang patut dijalankan oleh
kehidupan sesorang baik terhadap pedoman hidup, tujuan hidup, dasar hidup,
kawan dan lawan hidup. Gaya hidup juga dipengaruhi oleh kemajuan
sehari-hari yang mengarah pada upaya memelihara kondisi fisik, mental dan
Menurut Mudzakkir dkk (2006) dan Libriansyah (2007) gaya hidup terdiri dari
tiga komponen :
Yang dimaksud merokok adalah merokok saat ini (merokok tiap hari
4
berbahaya seperti; jnntung, kanker, dan gangguan fungsi jaringan
berolahraga
Orang yang tekanan darahnya normal tetapi kurang gerak dan tidak
(Padmawinata, 2001).
5
2.1.3 Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran
ditunjukkaan oleh angka systolic (bagian atas) dan diastolik (angka bawah)
paa pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik
yang berupa alat cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital
Nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat
badan, tingkat aktivitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80
nilai angka kisaran stabil. Tetapi secara umum, angka pemeriksaan tekanan
darah menurun ssaat tidur dan meningkat di waktu beraktivitas atau olahraga
(Pudiastuti, 2013).
Penyakit darah tinggi merupakan suatu gangguan pada pembuluh datrah dan
jantung yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yng di bawa oleh
Ada dua jenis hipertensi, yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder.
Sebanyak 90% dari semua kasus hipertensi adalah hipertensi primer. Penyebab
6
sedangkan hipertensi sekunder merupakan penyakit ikutan dari penyakit yang
penyakit pada ginjal, pada kelenjar adrenal, pada kelenjar gonok, efek obat-
obatan, dan karena kelainan pembuluh darah, serta pda kehamilan. Hampir
2.1.6 Gejala
hipertensi esensial dan tergantung dari tinggi rendahnya tekanan darah. Gejala
dan baru timbul keluhan setelah terjadi kompilasi yang spesifik pada organ
kerusakan organ yang bermakna. Bila terdapat gejala biasanya hanya bersifat
spesifik, misalnya sakit kepala atau pusing. Akan tetapi, pada penderita
hipertensi berat biasanya akan timbul gejala antara lain : Sakit kepala,
kelelahan, mual dan muntah, sesak nafas, gelisah, pandangan menjadi kabur,
7
mata berkunang-kunang, mudah marah, telinga berdengung, sulit tidur, rasa
berat ditengkuk, nyeri di daerah bagian belakang, nyeri di dada, otot lemah,
pembekakan pada kaki dan pergelangan kaki, keringat berlebih, kulit tampak
pucat atau kemerahan, denyut jantung menjadi kuat, cepat atau tidak teratur,
Faktor resiko terjadinya hipertensi dibagi menjadi dua kategori yaitu faktor
1. Genetik
2. Usia
8
bertambahnya usia. Tekanan darah tinggi juga dapat terjadi
3. Jenis Kelamin
1. Obesitas
signifikan.
9
2. Konsumsi Makanan Asin
3. Stres
10
dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat,
meliputi :
11
2.2 Kerangka Teori
1. Gaya Hidup
2. Obesitas
3. Genetik
Faktor yang
4. Usia mempengaruhi
5. Jenis Kelamin perilaku :
6. Stres 1. Sikap
2. Pengetahuan
12
BAB III
METODE PENELITIAN
Gaya hidup akan meningkatkan risiko terjadinya hipertensi. Oleh karena itu,
dan meningkatkan risiko kejadian hipertensi. Peneliti ingin mengetahui berapa besar
risiko yang didapat pada individu hipertensi jika dipengaruhi oleh faktor risiko
lainnya.
Merokok
3.2 Hipotesis
1. Ho
Tidak ada hubungan antara Gaya Hidup dengan kejadian Hipertensi di wilayah
2. Ha
Ada hubungan antara Gaya Hidup dengan kejadian Hipertensi di wilayah kerja
13
1 Variabel Bebas (Independent)
2004). Dalam penelitian ini meliputi merokok, aktivitas fisik, dan konsumsi
kafein.
Operasional
Kebiasaan Kebiasaan merokok Kuisioner a. Merokok Ordinal
atau perilaku
menghisap rokok
sehari-hari
langkah per
hari
b.Kurang jika
kurang dari
7000 langkah
per hari
14
Konsumsi Kebiasaan Kuisioner a. Sering jika Ordinal
kali/hari
b. Jarang jika
minum kopi
kurang dari 2
kali/hari
3.6.1 Tempat
3.6.2 Waktu
3.7.1 Populasi
15
Populasi adalah keseluruhan objek peneliti yang akan diteliti (Notoatmojo,
2010). Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tekena hipertensi
3.7.2 Sampel
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Kuisioner hubungan Gaya
kepada responden.
16
DAFTAR PUSTAKA
Andalia Roza., (2016). Hipertensi dan Gaya Hidup. Diakses tanggal 19 November 2018,
dalam http://ejurnal.stikesprimanusantara.ac.id/index.php/JKPN/article/view/305
Lisnawati. (2001). Kepribadian,Nilai dan Gaya Hidup. Diakses tanggal 10 November 2018
Kemenkes RI. 2014. Infodatin Hipertensi. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI. Diakses
Ina Eriana. (2017). “Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian Hipetensi Pada Pegawai
Negeri Sipil UIN Alauddin Makassar”. Skripsi. Makassar: Fakultas Kedokteran dan Ilmu
17