Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sejak dulu merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak

asing lagi. Kebiasaan merokok dianggap bisa memberikan kenikmatan untuk

perokok, namun dilain sisi dapat menimbulkan dampak negatif bagi perokok

itu sendiri maupun orang lain disekitarnya. Masalah ini sebenarnya telah

diketahui oleh masyarakat, bahwa merokok itu amat menggangu kesehatan.

Persoalan rokok seharusnya sudah menjadi masalah nasional (Setiyanto,

2013). Nikotin yang terdapat pada rokok terdapat suatu zat yaitu nicotine

dependence yang membuat efek ketergantungan. Efek toleran karena nikotin

terhadap tubuh relatif kecil, akan tetapi sifat aktifnya akan menyebabkan sifat

ketergantungan pada zat tersebut (Komalasari & Avin, 2000).

Ketergantungan nikotin atau nicotine dependence ialah suatu kondisi

dimana seseorang tidak bisa berhenti menggunaakan zat nikotin. Nikotin

merukapan suatu zat aktif yang dapat mempengaruhi perasaan seseorang

yang bersifat sementara. Seseorang yang menggunakan zat nikotin akan

merasa senang, sehingga akan menginginkan terus menerus. Pada waktu yang

sama jika pengguna ingin menghentikan mengkonsumsi tembakau akan

mengakibatkan gejala penarikan, mudah marah, lesu, gangguan konsentrasi,

sakit kepala (Rosita, 2012). Dan juga nikotin pada rokok dapat membangkitan

pengeluaran ketokolamin, dari meningkatnya senyawa ketokolamin dapat

menyebabkan iritabilitas miokard. Peningkatan detak jantung dan

1
2

menyebabkan vasokonstriksi (penyempitan) yang pada puncaknya dapat

meningkatkan tekanan darah dan hormon dalam serum darah yang

menjadikan penyempitan pembuluh darah yang berakibat naiknya tekanan

darah.

Secara terinci Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) 2001, 2004

dan Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2007 memberikan rekaan tren

perokok remaja pemula usia 10-14 bertambah hampir dua kali lipat dalam

kurun waktu kurang dari 10 tahun.

Tekanan darah menjadi faktor yang penting sekali pada sistem sirkulasi.

Ada dua macam abnormalitas tekanan darah yaitu diketahui dengan

hipertensi alias tekanan darah tinggi dan hipotensi alias tekanan darah rendah.

Hipertensi menjadi salah satu penyakit yang membuat perhatian di berbagai

dunia, sebab acapkali menjadi penyakit tidak menular yang berbahaya di

banyak Negara.

Berdasarkan survey WHO (World Health Organization) tahun (2012)

jumlah perokok aktif di dunia mencapai lebih dari 1 milyar jiwa. Jumlah ini

diperkirakan masih akan meningkat seiring tingginya angka prevelansi di

seluruh dunia.

Menurut WHO (World Health Organization) tahun (2015) Indonesia

merupakan salah satu negara dengan prevalensi perokok tertinngi di dunia

dengan 72 juta perokok aktif. Berdasarkan Riskesdas (2007) persentase

penduduk yang berumur 10 tahun ke atas di Jawa Tengah ialah perokok setiap

hari 24,3 %, perokok kadang-kadang 6,4 %, mantan perokok 3,6 %, bukan

perokok 65,7 % dan bagi persentase penduduk umur 10 tahun ke atas


3

kabupaten Wonogiri ialah perokok setiap hari 24,2 %, perokok kadang-

kadang 5,5 %, mantan perokok 2,5 %, bukan perokok 67,8 %. Pada tahun

2017 prevelansi perokok dan rata-rata jumlah batang rokok yang dikonsumsi

penduduk Jawa Tengah yang berumur 10 tahun ke atas ialah 30,7% dengan

rata-rata jumlah rokok per hari 8,9 % sedangkan untuk kabupaten Wonogiri

29,7 % dengan rata-rata besaran rokok per hari 8,9 %.

Menurut World Health Organization (WHO) (2013) membabarkan

bahwa peningkatan tekanan darah / hipertensi menjadi salah satu penyebab

kematian universal dan ditaksir telah menyebabkan 9,4 juta kematian dan 7%

dari bobot penyakit yang diukur dalam Disability Adjusted Life Year (DALY)

pada tahun 2010. Hipertensi dapat terjadi karena berbagai penyebab.

Bersandarkan pustaka (Kaplan, Victor, dan Flynn 1985) banyak penyebab

yang meningkatkan ancaman atau kecondongan seseorang menderita

hipertensi, antara lain ciri-ciri seseorang seperti umur, jenis kelamin, dan suku

atau ras, faktor genetik, serta penyebab lain seperti lingkungan yang meliputi

obesitas, stress, konsumsi makanan tinggi garam, merokok, konsumsi

alkohol, dan lain sebagainya. Menurut Culpepper (2010) penyebab lain

disebabkan karena shift kerja, dalam penelitian membuktikan bahwa

karyawan shift mempunyai risiko lebih tinggi dari pada pekerja non-shift.

Statistik WHO (World Health Organization) tahun 2000

mengindikasikan kurang lebih 972 juta orang atau 26,4% penduduk dunia

menderita hipertensi dengan perbandingan 26,6% laki-laki dan 26,1%

perempuan, nilai ini mungkin juga akan meningkat menjadi 29,2% pada tahun

2025. Dari 972 juta penderita hipertensi, 333 juta berkecakupan di negara
4

maju dan 639 juta lainnya berada di negara berkembang, termasuk Negara

Indonesia.

Prevalensi hipertensi di Indonesia pada tahun 2012 lewat survei

Riskesdas sebesar 26,5% (Balitbangkes, 2013). Berdasarkan Riskesdas

(2013), prevalensi hipertensi primer yang terjadi di Provinsi Jawa Tengah

2013 sebesar 8,5% sedangkan menurut pengukuran tekanan darah sebesar

37,1%. Prevalensi tertinggi hipertensi menurut hasil pengukuran terdapat di

Kabupaten Wonogiri (49,5%) dan terendah hasil pengukuran terdapat di

Demak (26,5%). Berdasar Depkes Wonogiri (2015), Kecamatan Kismantoro

menduduki perigkat ke 2 Terjadinya Hipertensi dengan 82,6% dengan 289

Penderita Hipertensi, sedangkan peringkat pertama yaitu Kecamatan Karang

Tengah dengan 93,3% dengan 34 Penderita Hipertensi.

Solusi untuk masalah ini yaitu dengan meninggalkan kebiasaan buruk

seperti merokok karena berdampak merugikan bagi kesehatan. Tidak

merokok atau berhenti merokok akan meningkatkan daya survival apalagi

jika disertai kebiasaan beraktifitas fisik/berolahaga secara teratur dan

menjalani pola makan sehat sehingga dapat mencegah penyakit

kadiovaskular seperti hipertensi (Rilantono, 2013)

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, peneliti meneliti

mengenai Perbedaan Perilaku Perokok Aktif Dan Perokok Pasif Terhadap

Tekanan Darah Pada Remaja Anggota Karang Taruna di Dukuh Bandung dan

Dukuh Miri, dan Dukuh Klampisan Kecamatan Kismantoro Kabupaten

Wonogiri
5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merumuskan masalah

yaitu’’ Adakah Perbedaan Tekanan Darah Perokok Aktif dan Perokok Pasif

pada Remaja Anggota Karang Taruna di Dukuh Bandung, Dukuh Miri, dan

Dukuh Klampisan Kecamatan Kismantoro Kabupaten Wonogiri

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Berdasarkan paparan latar belakang masalah yang ingin dipecahkan

dalam penelitian ini adalah apakah ada Perbedaan Tekanan Darah Perokok

Aktif dan Perokok Pasif pada Remaja Anggota Karang Taruna di Dukuh

Bandung, Dukuh Miri, dan Dukuh Joho Kecamatan Kismantoro Kabupaten

Wonogiri?

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi Perilaku Merokok pada Remaja Anggota Karang Taruna

di Dukuh Bandung, Dukuh Miri, dan Dukuh Klampisan Kecamatan

Kismantoro

Kabupaten Wonogiri

2. Mengidentifikasi Tekanan Darah pada Remaja Anggota Karang Taruna di

Dukuh Bandung, Dukuh Miri, dan Dukuh Klampisan Kecamatan

Kismantoro Kabupaten Wonogiri

3. Menganalisa perbedaan tekanan darah pada merokok aktif dan pasif pada

Remaja Anggota Karang Taruna di Dukuh Bandung, Dukuh Miri, dan

Dukuh Klampisan Kecamatan Kismantoro Kabupaten Wonogiri


6

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. IPTEK

Sebagai sumbangan terhadap ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk

hidup sehat tanpa asap rokok yang berakibat naiknya tekanan darah.

2. Bagi Masyarakat

Hasil pembahasan ini dapat menjadi rujukan untuk membuat pola hidup

sehat tanpa asap rokok.

3. Bagi Institusi (Fakultas Ilmu Kesehatan)

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dalam memberikan ilmu

pengetahuan masalah rokok.

1.4.2 Manfaat secara Praktis

1. Bagi Responden

Hasil penelitian ini dapat di jadikan masukan kepada siswa tentang

bahaya merokok yang berakibat naiknya tekanan darah

2. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat di harapkan bisa meneliti terkait tentang rokok

dan tingkat tekanan darah.


7

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian-penelitian yang sudah di lakukan terkait tentang hubungan

perilaku merokok dengan kejadian hipertensi adalah sebagai berikut:

1. Indar Kurniawan (2017) dengan judul hubungan perilaku merokok

dengan kejadian hipertensi di puskesmas pajangan bantul. Jenis penelitian

ini yaitu kuantitatif dan desain penelitian ini memakai survey analitik

dengan pendekatan retrospective study. Sampel pada penelitian ini diambil

menggunakan teknik nonprobability sampling dengan jenis purposive

sampling yang berjumlah 39 responden. Analisis statistik menggunakan

uji Kendall’s Tau dengan tingkat kemaknaan (p<0.05). Terletak

persamaan dalam penelitian ini yaitu pada jenis penelitian, sedang

perbedaan dalam penelitian ini terletak pada desain penelitian.

2. Sunandar (2017) dengan judul hubungan antara intensitas merokok dengan

profil tekanan darah. Desian penelitian ini adalah Korelasi dengan

pendekatan cross sectional. Besar sample 42 responden. Metode penelitian

ini menggunakan Total Sampling, pengumpulan data menggunakan

kuesioner dan perhitungan menggunakan uji korelasi Sperman Rank

dengan menggunakan SPSS 17.0 kesalahan 𝛼 0,05. Persamaan penelitian

ini yaitu tentang kebiasan merokok dan tingkat tekanan darah dan desain

penelitian, sedang perbedaan dalam penelitian ini terletak pada objek dan

subjek penelitian.

3. Saiful Nurhidayat (2018) dengan judul Hubungan Frekuensi Merokok

dengan Kejadian Hipertensi pada Masyarakat. Jumlah sample 30

responden dengan menggunakan purposive sampling. Desain penelitian


8

ini adalah Kualitatif dengan rancangan Cross Sectional. Metode penelitian

ini menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Analisis univariat

menggunakan distribusi frekuensi dan analisis bivariat dengan uji chi

squere dengan α=0,05. Persamaan peneliti dengan penelitian ini terletak

pada inti permasalah rokok berhubungan dengan tekanan darah perbedaan

ini terletak pada desain penelitian, rancangan dan subjek penelitian.

4. Apriana Kurniati (2012) dengan judul Gambaran Kebiasaan Merokok

Dengan Profil Tekanan Darah Pada Mahasiswa Perokok Laki-Laki Usia

18-22 Tahun (Studi Kasus Di Fakultas Teknik Jurusan Geologi Universitas

Diponegoro Semarang). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif

analitik dengan pendekatan cross sectional Besar populasi adalah 142

mahasiswa. Sample berjumlah 80 responden. Analisis uji statistik

menggunakan uji korelasi rank spearman dan chi-square. dengan tingkat

kemaknaan (p<0.05). Persamaan peneliti dengan penelitian ini yaitu

terletak pada Uji Korelasi rank spearman perbedaan pada penelitian ini

teletak pada Uji Statistik T-Test Independent subjek penelitian.

5. Yeni Mulyani1 (2014) dengan judul korelasi perilaku merokok dengan

derajat hipertensi pada penderita hipertensi di puskesmas wilayah kerja

dinas kesehatan banjarbaru. Penelitian merupakan penelitian korelasional,

dengan rancangan Cross-ectional .Variabel penelitian ini adalah perilaku

merokok dan derajat Hipertensi. Subjek penelitian penderita hipertensi

yang berobat di Puskesmas wilayah kerja Dinkes Banjarbaru yang

memenuhi kriteria yaitu terdiagnosis Hipertensi setelah dilakukan

pengukuran tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau diastolik ≥90
9

mmHg, berusia di atas 21-50 tahun. Sampling menggunakan teknik

aksidental sampling. Pengumpulan data untuk mengukur perilaku

merokok menggunakan Kuesioner sedangkan derajat hipertensi

dilakukan melalui pengukuran biofisiologis. Data dianalisis secara

deskriptif analitik. Data univariat menggunakan tabel distribusi frekuensi

sedangkan data bivariat menggunakan uji Chi-Square. Persamaan peneliti

dengan penelitian ini yaitu terletak pada Uji Statistik Chi-Square

perbedaan pada penelitian ini teletak pada subjek penelitian dan variabel

penelitian.

Anda mungkin juga menyukai