Oleh :
YOSEFA SASTRIANI
NIM. P07134019111
DENPASAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menyebabkan 5,4 juta kematian tahun 2006, yang artinya rata-rata 1 kematian
dalam setiap 6,5 detik. Kematian pada tahun 2020 mendekati 2 kali dari
jumlah kematian saat ini, apabila kebiasaan merokok terus berlanjut (Lisa
dunia setelah China dan India. Selain itu, Indonesia juga menduduki
dari tahun 2007 ke tahun 2013, tetapi cenderung mengalami peningkatan dari
34,2 % pada tahun 2007, menjadi 36,3 % pada tahun 2013. Data riset tersebut
juga menunjukan bahwa pada tahun 2013, warga yang menghisap rokok
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, pada tahun 2014
jumlah total penduduk Bali (laki-laki dan perempuan) adalah sebanyak 4,1
juta jiwa, dengan rasio perempuan dan laki-laki hampir seimbang yaitu 50:50.
keenam.
Selain itu, ditemukan juga perokok yang masih berumur 10-14 tahun
sebanyak 1,4% dan perokok kelompok yang tidak bekerja sebanyak 9,9%.
dalam kehidupan sehari-hari dan suatu kebutuhan yang tidak bisa dihindari
senyawa berbahaya yang terkandung dalam asap rokok. Hal tersebut dapat
yang ditemukan pada membran sel dan disirkulasikan dalam plasma darah.
kesehatan, tetapi mereka tidak mengetahui bahwa zat kimia yang terkandung
dalam rokok dapat meningkatkan kadar Low Density Lipoprotein (LDL) dan
sebaliknya pada kadar LDL, dimana orang yang merokok kadar LDL yang
tinggi, artinya lemak dari hati justru di bawa kembali ke jaringan tubuh
nikotirin, anabasin, myosmin, dan lain-lain. Nikotin merupakan suatu zat atau
rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang bersifat adiktif dapat
kadar trigliserida, kolesterol, dan VLDL, serta penurunan kadar HDL. Pada
yang rendah sedangkan kadar LDL (Low Density Lipoprotein) tinggi yang
jaringan ke hati menjadi terganggu karena lemak dari hati justru dibawa
sebelah dalam pembuluh darah. Kadar kolesterol dalam tubuh pada dasarnya
dapat dikontrol dengan pola hidup yang sehat serta mengonsumsi makanan
tentang hubungan antara merokok dengan kadar kolesterol total pada pegawai
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
Denpasar Selatan.
Denpasar Selatan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
teori bahaya merokok bagi diri sendiri dan orang sekitar serta memberi
perokok aktif.
2. Manfaat praktis
kesehatannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa
waktu minimal enam bulan selama hidupnya dan masih merokok saat
2. Perokok aktif
Menurut Bustan dalam Yuliana (2007) rokok aktif adalah asap
rokok yang berasal dari isapan perokok atau asap utama pada rokok yang
bahwa perokok aktif adalah orang yang merokok dan langsung menghisap
rokok serta bisa mengakibatkan bahaya bagi kesehatan diri sendiri maupun
Jumlah rokok yang dihisap dalam satu batang, bungkus, pak per
a. Perokok ringan
perhari.
b. Perokok sedang
c. Perokok berat
mengalami 70.000 hisapan asap rokok beberapa zat kimia dalam rokok
saat dosis racunnya akan mencapai titik toksis sehingga akan mulai
banyaknya merokok dan umur awal merokok yang lebih dini. Dampak
rokok akan terasa setelah 10-20 tahun pasca digunakan. Dampak rokok
bukan hanya untuk perokok aktif tetapi juga perokok pasif. Walaupun
80% kanker paru dan 50% terjadinya serangan jantung, impontensi dan
bahanlain dicampur untuk dibuat rokok. Ada beberapa jenis rokok yang
sering dihisap yaitu rokok linting, rokok putih, rokok cerutu, rokok pipa,
rokok kretek, rokok klobot dan rokok tembakau tanpa asap (tembakau
nikotin rokok sebesar 1,5 mg dan kandungan kadar tar sebesar 20 mg pada
dihisap berpotensi menjadi penyebab kanker bagi manusia dan terkait zat
kimia satrol yang menjadi salah satu penyebab kanker ringan (Pdpersi,
2003).
Dengan demikian komponen asap rokok yang dihisap oleh perokok terdiri
a. Nikotin
tinggi beracun, zat ini hanya ada dalam tembakau, sangat aktif dan
2007).
b. Karbon monoksida
c. Tar
dihisap, tar masuk kedalam rongga mulut sebagai uap pada asap
a. Hipertensi
menjadi tinggi yakni sistol > 140 mmHg dan diastol > 90 mmHg.
2010).
b. Jantung koroner
(CDC, 2010).
c. Stroke
1. Pengertian kolesterol
dari dalam tubuh (organ hati) dan 20% sisanya dari luar tubuh (zat
membentuk dinding sel. Kolesterol tidak dapat larut dalam cairan darah,
untuk itu agar dapat dikirim ke seluruh tubuh perlu dikemas bersama
Kolesterol adalah suatu zat Iemak yang di buat di dalam hati dan
lemak jenuh dalam makanan. Jika terlalu tinggi kadar kolesterol dalam
sekitar 1000 mg sehari. Dan jumläh ini akan semakin bertambah dengan
adanya tambahan kolesterol yang berasal dari makanan yang dikomsumsi
(Graha, 2013).
2. Fungsi kolesterol
lemak. Sebagian kecil dari kolesterol dipakai oleh kelenjar adrenal untuk
kulit. Hal ini bersama dengan lemak lainnya, membuat kulit lebih resisten
terhadap absorbansi zat yang larut dalam air dan juga kerja dari berbagai
zat kimia, karena kolesterol dan lemak lain sangat tidak berdaya terhadap
zat-zat seperti asam lemak dan berbagai pelarut, yang bila tidak dapat
lebih mudah menembus tubuh. Juga, zat lemak ini membantu mencegah
evaporasi air dari kulit tanpa proteksi ini jumlah evaporasi (seperti terjadi
pada pasien yang kehilangan kulitnya karena luka bakar) dapat mencapai 5
sampai 10 liter setiap hari sedangkan kehilangan yang biasa hanya 300
organel bagian dalam dari semua sel. Perlu juga diketahui bahwa rasio
cairan sel membran. Untuk membentuk membran, harus tersedia zat yang
3. Jenis kolesterol
dapat berdampak buruk bagi tubuh jika kadarnya terlalu tinggi. Hal ini
bermanfaat bagi tubuh, fungsi dari HDL yaitu mengangkut LDL dari
perifer menuju hepar. HDL dapat melewati sel endotel vaskular yang
c. Trigliserida
d. Kolesterol total
berjumlah 200 mg/dL atau lebih, atau HDL kurang dari 40 mg/dL
4. Metabolisme kolesterol
Sekitar 80% kolesterol dalam darah merupakan hasil sintesis dalam
Selama jumlah kolesterol baik hasil sintesis maupun yang bersumber dari
2006).
tinggi, sintesis kolesterol oleh hati menurun, dan juga sebaliknya. Namun,
plasma akan menurun oleh hormone tiroid dan estrogen. Kedua hormon
5. Faktor risiko
a. Pola hidup
(Tisnadjaja, 2006).
2011).
laki dewasa rata-rata berkisar 15-20% dari berat badan total dan
2006).
c. Keturunan (genetik)
Pada sebagian orang walaupun pola makannya tidak terlalu
naik sampai di atas 300 mg/dl pada usia relatif muda (Tisnadjaja,
2006).
d. Usia
lain mengaitkan kenaikan LDL dan kolesterol total pada usia lanjut
f. Alkohol
2007).
g. Aktivitas
(Soeharto, 2004).
6. Kadar Kolesterol
Tidak ada garis batas yang absolut mengenai angka dan ambang
batas kadar kolesterol dan lemak dalam darah. Namun, dari hasi penelitian
yang intensif dan dalam waktu yang cukup lama dan mewakili sejumlah
besar populasi atau yang lebih dikenal dengan "Longitudinal Study”, para
peneliti ilmu kedokteran telah meletakkan pedoman besaran angka-angka
darah yaitu :
kurang.
2008).
kolesterol 200 mg/dl dan menjadi tiga kali lipat pada kadar 245
hiperlipidemia
a. Hiperkolesterolemia bawaan
tinggi sejak lahir dan pada masa dewasa biasanya sangat tinggi.
Gangguan ini kerap kali diturunkan oleh salah satu orang tua yang
b. Hiperlipidemia
obat dan diet (Nilawati, 2008). Penyakit yang terjadi akibat dari
Hiperlidemia, yaitu :
(Karikaturijo, 2010).
(Karikaturjo, 2010).
2) Aterosklerosis
plak kalsifikasi. Bila kedua proses ini terjadi, arteri menjadi sangat
arteria koronia atau lebih dan sisanya yang satu pertiga oleh
alat yang dijual bebas di apotek lebih praktis, namun, tidak sedikit terjadi
kesehatan.
Pemeriksaan kolesterol saat-saat ini sering dilakükan dan untuk
dengan pemeriksaan POCT menggunakan alat meter sederhana. Alat ini terdiri
dari kolesterol alat meter, strip kolesterol dan holder beserta jarum untuk
sedikit. Pemeriksaan ini dilakukan dengan atau tanpa tahap pra analitik dan
2013).
1. Pra analitik
sore hari karena adanya variasi di urnal. Pada sore hari kolesterol darah
Untuk tes saring atau kontrol jantung sampel plasma vena, serum atau
molaritas kolesterol pada serum vena bampir sama dengan kolesterol pada
2. Analitik
Ketika darah yang diteteskan pada test strip, akan terjadi reaksi
antara bahan kimia yang ada didalam darah dengan reagen yang ada di
3. Post analitik
CHOD-PAP
yaitu :
Tabel 1
hasil POCT
Methode)
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Perokok aktif
Rokok
Nikotin
Melepaskan Katekolamin
Meningkatkan lipolisis, dan
meningkatkan asam lemak bebas
Keterangan : Diteliti
Tidak diteliti
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-
anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok
lain (Notoatmodjo, 2010). Variabel pada penelitian ini adalah kadar kolesterol
C. Definisi Operasional
240 mg/dL
perokok. hari
2. Perokok sedang
bila merokok 10
- 20 batang per
hari
3. Perokok ringan
10 batang per
hari
4. Lama Waktu pertama Wawancara 1. Tidak berisiko : Ordinal
dilakukannya
penelitian).
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Denpasar Selatan.
2. Waktu penelitian
1. Populasi penelitian
Denpasar Selatan.
2. Sampel penelitian
digunakan adalah :
Rumus :
N × 20 %
145 × 20 % = 29 orang
orang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah ditetapkan
oleh peneliti.
a. Teknik sampling
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive
1) Kriteria inklusi
minggu sebelumnya
2) Kriteria eksklusi
a) Usia ¿ 20 tahun
D. Prosedur Kerja
1. Pra analitik
dilakukan.
1) Autoklik;
3) Strip kolesterol;
4) Lanset;
5) Kapas kering;
2. Analitik
diinginkan;
d. Dipilih jari yang akan ditusuk dan ditekan-tekan sedikit agar saat
hingga kering;
terisi penuh;
3. Pasca analitik
a. Pembacaan hasil pemeriksaan
yaitu;
Jenis data yang dikumpulkan yaitu data primer yang meliputi data
sumber lain yang relevan dengan penelitian ini hingga pemeriksaan kadar
kolesterol total.
a. Alat tulis
b. Formulir responden
c. Lembar wawancara
d. Alat dokumentasi
2. Analisis data
G. Etika Penelitian
2. Kerahasiaan (Confidentially)
Confidentially merupakan kerahasian hasil penelitian dimana peneliti
responden dalam lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan
nomor responden.
4. Self determination
untuk membuat keputusan secara sadar dan dipahami dengan baik, bebas
Serdar, D. (2019). Perbandingan kadar kolesterol total pada remaja perokok aktif
dan non perokok. Sustainability (Switzerland), 11(1), 1–14.
Vadilah, R. (2019). Perbandingan kadar kolesterol total pada remaja perokok aktif
dan non perokok. JUSINDO: Jurnal Sehat Indonesia, 1(1), 14–19.
http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/282/