Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini banyak sekali penyakit yang di timbulkan dari asap rokok, mulai

dari kanker kerongkongan, jantung, kerusakan sel ginjal, penebalan arteri dan masih

banyak lagi. Mernurut data WHO pada tahun 2008, Indonesia merupakan Negara

ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah China dan India. Sedangkan

pada tahun 2016 berdasarkan riset Atlas Tobbaco, Indonesia menduduki ranking

satu dengan jumlah perokok tertinggi di dunia. Jumlah perokok di Indonesia tahun

2016 mencapai 90 juta jiwa. Indonesia sendiri menempati urutan tertinggi

prevalensi merokok bagi laki-laki di ASEAN yakni sebesar 67,4 persen. (SWA

Online Magazine, 2014)

Peningkatan konsumsi rokok berdampak pada makin tingginya beban

penyakit akibat rokok dan bertambahnya angka kematian akibat rokok. Tahun 2030

diperkirakan angka kematian perokok di dunia akan mencapai 10 juta jiwa dan 70%

di antaranya berasal dari Negara berkembang. Merokok dapat menurunkan

kapasitas paru-paru, sedangkan kapasitas paru-paru sangat berpengaruh pada

kondisi dan aktivitas fisik tubuh kita. Oleh karena itu, semakin lama individu

merokok maka akan menurunkan produktivitas kerja. Karena kondisi fisik tubuh

semakin lemah dan renta. (Kementerian Kesehatan RI, 2017)

1
2

Menurut Mulyono (1995) dalam Nururrahmah (2014) Merokok dapat

menaikkan tekanan darah dan mempercepat denyut jantung sehingga pemasokan

zat asam kurang dari normal yang diperlukan agar jantung dapat berfungsi dengan

baik. Keadaan ini dapat memberatkan tugas otot jantung. Merokok juga dapat

menyebabkan dinding pembuluh darah menebal secara bertahap yang menyulitkan

jantung untuk memompa darah. Klasifikasi tekanan darah mencakup 4 kategori,

dengan nilai normal pada tekanan darah sistolik (TDS) < 120 mmHg dan tekanan

darah diastolik (TDD) < 80 mmHg. Seseorang dinyatakan menderita hipertensi bila

memiliki Tekanan Darah Sistolik (TDS) ≥140 mmHg dan Tekanan Darah Diastolik

(TDD) ≥90 mmHg. Dampak lain yang ditimbukan akibat merokok adalah

meningkatnya intensitas denyut nadi. (National Institutes of Health : 2003)

Dalam penelitian Adelina Kusuma W (2010) mengenai pengaruh rokok

terhadap tekanan darah menunjukkan denyut nadi perokok pasif mengalami

peningkatan sebesar 2,7 % (-0,01 hingga 5,4%). Hal ini menunjukan bahwa

hubungan frekuensi perokok dan bukan perokok dengan denyut nadi tidak ada

perbedaan. Sementara penelitian dari Pinandojo Djojosoewarno, dkk (2014) rata-

rata kapasitas vital paru sebelum dan sesudah merokok adalah negatif (-0, 36767)

dengan p = 0,000 (sangat signifikan) menunjukkan bahwa merokok dapat

menurunkan kapasitas vital paru. penelitian dari Maulida Wijaya Putri (2015)

mengenai hubungan merokok terhadap kebiasaan merokok dapat disimpulkan

bahwa merokok dapat menurunkan kapasitas vital paru sebesar 5,529 kali.

Merokok merupakan masalah yang belum bisa dipecahkan solusinya di

seluruh dunia. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) jumlah perokok di dunia
3

mencapai 1,1 milyar orang, 4 juta diantaranya meninggal dunia setiap tahunnya.

Sementara itu Indonesia menempati peringkat kelima dengan jumlah perokok

terbanyak di dunia. Kebiasaaan buruk ini masih berlanjut sampai saat ini. Merokok

merupakan salah satu kebiasaan yang lazim ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

Mudah menemui orang merokok dimanapun, lelaki-wanita, anak kecil-tua renta,

kaya-miskin, tidak ada terkecuali. Rokok merupakan bagian dari hidup masyarakat

namun, dari segi kesehatan tidak ada manfaatnya (Bustan, 2007:204).

Rokok biasanya berbentuk silinder terdiri dari kertas yang berukuran panjang

antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar

10 mm, berwarna putih dan cokelat. Biasanya berisi daun-daun tembakau yang

telah dicacah, ditambah sedikit racikan-racikan seperti cengkeh, saus rokok serta

racikan lainnya. Untuk menikmati sebatang rokok, perlu dilakukan pembakaran

pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat

mulut pada ujungnya yang lain (Triswanto,2007:15).

Merokok merupakan salah satu kebiasaan buruk yang harus dihindari oleh

seseorang terutama pada generasi muda, karena kita ketahui bersama bahaya

merokok terhadap tubuh kita. Dalam hal ini mahasiswa tergolong dalam usia yang

masih muda dan produktif, akan tetapi kebiasaan buruk salah satunya merokok

adalah hal sudah terjadi kalangannya. Mahasiswa biasanya merokok sebelum

ataupun setelah perkuliahan, ditempat parkir, dikos bahkan juga dikantin.

Perokok ini sudah mengkonsumsi barang yang berbahaya bagi kesehatan

sendiri. Tidak ada yang memungkiri adanya dampak negatif dari perilaku merokok,

meskipun sudah diketahui bahwa merokok itu membahayakan diri sendiri dan
4

orang lain tetapi masih banyak yang melakukan perbuatan ini. Dalam artian jumlah

perokok semakin meningkat dan usia perilaku perokok semakin muda.

Menurut survey yang dilakukan oleh Yayasan Jantung Indonesia oleh Imam

(2009) dalam Putri (2010), sekitar 77 persen pelajar Indonesia yang merokok

mengawali petualangan mereka dari tawaran atau olok-olok teman-temannya

sendiri . Selain itu, kurangnya informasi mengenai bahaya rokok sejak dini menjadi

penyebab banyaknya pelajar yang merokok. Padahal setiap mereka menghisap

rokok, sama saja menghisap ribuan bahan kimia berbahaya yang justru merugikan

kesehatan.

Merokok terbukti sangat membahayakan diri, ditinjau dari sisi kesehatan

pengaruh bahan-bahan kimia yang dikandung rokok seperti nikotin,

karbonmonoksida (CO) dan Tar akan memacu kerja syaraf simpatis sehingga

mengakitbatkan tekanan darah meningkat dan denyut jantung bertambah cepat

(Kendan & Hammen, 1998), menstimulasi penyakit dan kanker dan berbagai

penyakit yang lain seperti penyempitan pembuluh darah, tekanan darah tinggi,

jantung, paru-paru dan bronchitis kronis (Kaplan dkk, 1993).

Adapun bahan-bahan yang terkandung dalam pembuatan rokok diantaranya

adalah nikotin, bensena, tar, karbon monoksida, amonia, HCN, formaldehide, acetic

acid, arsenic, etanol, methan, DDT, dan lain-lain. Asap tembakau memiliki lebih

dari 7000 bahan kimia, dan setidaknya ada 69 di antaranya bersifat karsinogen,

yang dapat menyebabkan berbagai jenis kanker (Eriksen, et al., 2015).

Selain itu ketika dibakar, rokok mengeluarkan gas hidrogen sianida yang

sering digunakan dalam kamar gas untuk hukuman mati. Belum lagi jika
5

pembakaran tidak sempurna dapat menghasilkan gas karbon monoksida (CO) yang

membuat darah sulit mengambil oksigen dari paru-paru. Zat-zat lain yang

berbahaya dan sering disebut antara lain adalah tar dan nikotin. Tar adalah satu

kesatuan dari empat puluh tiga bahan yang menyebabkan kanker.

Secara tidak langsung nikotin akan masuk dalam saluran pernapasan kita,

dampak lanjut nikotin dalam tubuh kita adalah timbulnya pengapuran di dalam

saluran pernapasan dan di saluran peredaran darah (Annisa Lutfia Oktarini, 2015

:1). Bahaya merokok bagi pelajar diantaranya dapat meningkatkan resiko kanker

paru-paru dan penyakit jantung di usia yang masih muda. Selain itu kesehatan kulit

tiga kali lipat lebih beresiko terdapat keriput di sekitar mata dan mulut. Kulit akan

menua sebelum waktunya atau biasa disebut penuaan dini. (Mimbar Adi Nugraha,

2015).

Diperkirakan, sebanyak 20% kematian akibat penyakit jantung terkait

langsung dengan kebiasaan merokok. Memang tidak semua perokok akan

meninggal karena penyakit jantung, kanker paru-paru, atau stroke, namun

kebiasaan merokok bisa sangat mengganggu dan mengurangi kualitas hidup sehari-

hari. Perokok berisiko dua hingga empat kali lebih tinggi menderita penyakit

jantung. Selain penyakit pada fisik, perokok juga mengalami tingkat stres yang

lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak merokok. (Ahmad Fatullah, 2015)

Efek rokok yang bisa dirasakan sehari-hari adalah batuk-batuk, sesak napas,

lebih mudah lelah, lebih rentan terhadap infeksi, atau mengalami gangguan tidur

yang ditandai dengan sulit bernapas pada malam hari kemudian merasa kelelahan

di pagi hari. Perlu diingat, merokok sama saja seperti menabung racun pada tubuh
6

yang sedikit demi sedikit bisa menumpuk jika dilakukan terus-menerus. Dengan

begitu, risiko menderita penyakit pun akan lebih tinggi pada masa tua.

Berdasarkan bukti autentik para ahli di atas peneliti bermaksud melakukan

penelitian “Perbandingan Frekuensi Kapasitas Vital Paru, Denyut Nadi, dan

Tekanan Darah pada Perokok Ringan dan Perokok Sedang pada Mahasiswa Ilmu

Keolahragaan” untuk membuktikan bahwa rokok dapat mempengaruhi frekuensi

kapasitas vital paru, denyut nadi, dan tekanan darah.

Untuk membuktikan bahwa rokok mempunyai dampak negatif tekanan darah,

denyut nadi, dan kapasitas vital paru peneliti akan melakukan penelitian dengan

subyek penelitian mahasiswa ilmu keolahragaan tahun 2016.

1.2 Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud mengetahui bagaimana

kondisi tekanan darah, denyut nadi, dan kapasitas vital paru pada perokok ringan

dan perokok sedang setelah melakukan lari 2,4 km.

1.3 Rumusan Masalah

1. Apakah terdapat perbedaan tekanan darah antara pria perokok ringan dan

perokok sedang pada mahasiswa ilmu keolahragaan setelah melakukan lari

2,4 km?

2. Apakah terdapat perbedaan denyut nadi antara pria perokok ringan dan

perokok sedang pada mahasiswa ilmu keolahragaan setelah melakukan lari

2,4 km?
7

3. Apakah terdapat perbedaan kapasitas vital paru antara pria perokok ringan

dan perokok sedang pada mahasiswa ilmu keolahragaan setelah melakukan

lari 2,4 km?

1.4 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui perbedaan tekanan darah antara pria perokok ringan dan perokok

sedang pada mahasiswa ilmu keolahragaan setelah melakukan lari 2,4 km.

2. Mengetahui perbedaan denyut nadi antara pria perokok ringan dan perokok

sedang pada mahasiswa ilmu keolahragaan setelah melakukan lari 2,4 km.

3. Mengetahui perbedaan kapasitas vital paru antara pria perokok ringan dan

perokok sedang pada mahasiswa ilmu keolahragaan setelah melakukan lari

2,4 km.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat teoritis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

perbandingan tekanan darah, denyut nadi, dan kapasitas vital paru pada pria

perokok ringan dan perokok sedang pada mahasiswa ilmu keolahragaan setelah

melakukan lari 2,4 km.

2. Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi

peneliti yang akan mengembangkan penelitian lebih lanjut.

1.5.2 Manfaat Aplikatif

1. Bagi penulis
8

Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam merancang penelitian dan

bisa menambah pengetahuan menganai perbandingan tekanan darah, denyut nadi,

dan kapasitas vital paru pada pria perokok ringan dan perokok sedang pada

mahasiswa ilmu keolahragaan setelah melakukan lari 2,4 km.

2. Bagi mahasiswa

Mahasiswa sebagai subjek penelitian bisa mengatahui kondisi kesehatan

menganai tekanan darah, denyut nadi, dan kapasitas vital paru pada pria perokok

ringan dan perokok sedang pada mahasiswa ilmu keolahragaan setelah melakukan

lari 2,4 km.

Anda mungkin juga menyukai